• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

1

SKRIPSI

KEBIJAKAN MANAJEMEN PT. JURNALINDO AKSARA

GRAFIKA DALAM MENERBITKAN BISNIS

INDONESIA MINGGU (BIM)

DIAJUKAN OLEH:

NAMA : MAYO RAMZA FUHAIRA

NIM : 2013 – 41 – 012 KONSENTRASI : JURNALISTIK

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi Jakarta

(2)
(3)
(4)
(5)

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi dengan judul: Kebijakan Manajemen PT. Jurnalindo Aksara Grafika dalam Menerbitkan Bisnis Indonesia Minggu (BIM). Penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu pada Program Studi Pendidikan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, dan banyak kekurangan baik dalam metode penulisan maupun dalam pembahasan materi. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan Penulis. Sehingga Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun mudah-mudahan dikemudian hari dapat memperbaiki segala kekuranganya.

Jakarta, ...

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, Dengan mengucapkan puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala karena dengan rahmat dan ridho- Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hari dan penuh keikhlasan, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril dan juga materil kepada penulis. Dan pada kesematan ini, Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Kedua orang tua saya, Bapak Refri Edward Riva‟i, S.e, MM, dan Ibu Hj, Drg. Eka Allegrina, atas seluruh doa dan nasihat yang senantiasa ditunjukan kepada penulis, serta fasilitas-fasilitas yang menunjuang aktivitas penulis selama ini.

2. Bapak Prof. Dr. Dr. Dr. Rudy Harjanto, S, Ikom, MM, M.Sn, Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

3. Bapak Dr. Prasetya Yoga Santoso, MM, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

4. Bapak Dr. Hendri Prasetyo, S.sos, M.Si, Ketua Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

5. Ibu Dwi Ajeng Widarini S.sos, M.Ikom, Kepala Konsentrasi Jurnalistik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

(7)

6. Bapak Drs. Ys. Gunadi, MM. Dan ibu Dra. Yuni Retna Dewi, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis dalam pengerjaan skripsi ini. 7. PT. Jurnalindo Aksara Grafika atas kesempatannya untuk penulis

melakukan Praktek Kerja Lapangan dan Penelitian skripsi ini. 8. Ibu Lulu Terianto, Presiden Direktur PT. Jurnalindo Aksara Grafika. 9. Bapak Chamdan Purwoko, Wakil Pemimpin Redaksi Media Bisnis

Indonesia atas kesediaannya menjadi narasumber.

10. Seluruh dosen UPDM(B) atas ilmu yang diberikan kepada penulis. 11. Seluruh anggota WKM Basket Fikom UPDM(B) atas dukungannya

kepada penulis.

12. Teman-teman seperjuangan dalam menulis skripsi selama beberapa bulan terakhir khususnya Bimo Dwi Nurhadi, Rio Audhitama Sihombing, Farris Daniel dan Aryo Priyo Agung.

13. Seluruh civitas akademika Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

14. Semuan pihak yang sudah membantu penulis dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ... ABSTRAK ... BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Fokus Masalah ... 6 1.3 Rumusan Masalah ... 7 1.4 Tujuan Penelitian ... 7 1.5 Manfaat Penelitian ... 7 1.5.1 Manfaat Teoritis ... 7 1.5.2 Manfaat Praktis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DANTEORI ... 9

2.1 Kajian Literatur ... 9

2.2 Kerangka Konsep Teori ... 12

2.2.1 Komunikasi ... 12

2.2.2 Komunikasi Massa ... 15

2.2.3 Media Massa ... 23

2.2.4 Surat Kabar ... 26

(9)

2.2.6 Kebijakan Redaksi ... 30

2.2.7 Manajemen ... 33

2.2.8 Theory Hierarchy Of Influences ... 36

2.3 Kerangka Pemikiran ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

3.1 Paradigma Penelitian ... 48

3.2 Pendekatan Penelitian ... 54

3.3 Metode Penelitian ... 55

3.4. Subjek Dan Objek Penelitian ... 56

3.4.1 Subjek Penelitian ... 56

3.4.2 Objek Penelitian ... 56

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 57

3.6 Teknik Keabsahan Data ... 59

3.7 Teknik Analisis Data... 60

3.8 Unit Analisis ... 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 63

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 63

4.1.1 Profil Bisnis Indonesia Minggu (BIM) ... 63

4.1.2 Visi Perusahaan ... 67

4.1.3 Misi Perusahaan ... 67

4.1.4 Spesifikasi Media ... 68

4.1.5 Fokus Sajian... 69

(10)

4.3 Bagan Alur Pekerjaan ….. ... 73

4.4 Deskripsi Hasil Penelitian ... 75

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 84

4.5.1 Fungsi Manajemen... 85

4.5.2 Individual Level ... 86

4.5.3 Media Routine Level ... 87

4.5.4 Organization Level ... 88 4.5.5 Extramedia Level ... 90 4.5.6 Idiological Level ... 91 Bab V PENUTUP………... 93 5.1 Kesimpulan……. ... 93 5.2 Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perbandingan Penelitian ... 10

Gambar 2.2 Media Routine Level ... 39

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Surat Kabar ... 41

Gambar 2.4 Theory Hierarchy Of Influences ... 46

Gambar 2.5 Bagan Alur Pemikiran ... 45

Gambar 3.1 Perbandingan Paradigma Penelitian ... 52

Gambar 4.1 Struktur Bisnis Indonesia ... 70

Gambar 4.2 Alur Peliputan Berita ... 71

(12)

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

ABSTRAK

Nama : Mayo Ramza Fuhaira

NIM : 2013 – 41 – 012

Program Studi : Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Jurnalistik

Judul Skripsi : Kebijakan Manajemen PT. Jurnalindo Aksara Grafika Dalam Menerbitkan Bisnis Indonesia Minggu (BIM). Jumlah Halaman : 5 Bab, 95 Halaman, 14 Lampiran

Bibilografi : 26 Buku,1 jurnal Pembimbing I : Drs. YS. Gunadi MM. Pembimbing II : Dra. Yuni Retna Dewi M.Si

Saat ini informasi menjadi salah satu kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia karena berpengaruh dalam kehidupan dan fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Masyarakat menjadi lebih reaktif dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu aspek ini digunakan sebagai salah satu cara untuk mencari keuntungan komersil bagi beberapa orang sehingga muncul berbagai macam media massa yang menyediakan berbagai macam variasi pemberitaan.

Pada penelitian kali ini, penulis mencoba untuk meneliti sebuah perusahaan yaitu PT. Jurnalindo Aksara Grafika yang merupakan penerbit dari koran Bisnis Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang kebijakan perusahaan dalam menerbitkan Bisnis Indonesia Minggu (BIM). Penulis menggunakan teori Hierarchy Of Influences, yaitu teori yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi isi sebuah media.

Penulis menggunakan paradigma konstruktivis guna mengkaji lebih dalam serta mengembangkan realitas-realitas yang didapatkan pada objek penelitian. Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti adalah kualitatif, dengan melakukan pengumpulan data secara wawancara, observasi juga triangulasi. Penulis menggunakan metode studi kasus dalam menganalisis data-data observasi yang didapatkan.

(13)

Penelitian ini menunjukan bahwa adanya pengaruh baik internal maupun eksternal dalam kebijakan diterbitkannya edisi mingguan. Perusahaan membuat kebijakan menerbitkan edisi mingguan sebagai strategi dalam mepertahankan eksistensi media tersebut. Selain itu, konten berita dan gaya bahasa penulisan harus disesuaikan dengan segmentasi Bisnis Indonesia agar pembaca tidak jenuh dengan pemberitaan ekonomi bisnis yang terus menerus.

(14)

ABSTRACT

Name : Mayo Ramza Fuhaira

NIM : 2013 – 41 – 012

Studies Program : Faculty Of Communication Concentration : Jurnalistik

Thesis Title : Kebijakan Manajemen PT. Jurnalindo Aksara Grafika Dalam Menerbitkan Bisnis Indonesia Minggu (BIM). Total Pages : 5 Chapter, 95 Pages, 14 Attachment

Bibliography : 26 Books, 1 journal Advisor I : Drs. YS. Gunadi MM. Advisor II : Dra. Yuni Retna Dewi M.Si

Currently information becomes one of the needs to be fulfilled by humans because of the influence in life and the phenomena that occur in the environment. People become more reactive in searching for the information they need. Therefore this aspect is used as one way to find commercial advantage for some people so that emerge various kinds of mass media which provide various variety of news.

In this study, the author tries to examine a company that is PT. Jurnalindo Aksara Grafika which is a publisher of Bisnis Indonesia newspaper. The purpose of this study is to find out more about the company's policy in publishing Bisnis Indonesia Sunday (BIM). The author uses the theory of Hierarchy Of Influences, the theory that explains the factors that affect the contents of a media.

The author uses a constructivist paradigm to explore deeper and develop the realities obtained in the object of research. The approach done by the researcher is qualitative, by doing data collection by interview, observation also triangulation. The author uses case study method in analyzing the observation data obtained.

This study shows that the influence of both internal and external in the policy of publishing the weekly edition. The company makes a policy of publishing a weekly edition as a strategy in maintaining the existence of such media. In addition, the news content and style of writing should be tailored to the segmentation of Business Indonesia so that the reader is not saturated with the ongoing business economic news.

(15)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Komunikasi adalah suatu proses seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat saling berinteraksi dan bertukar pesan agar menimbulkan kesepahaman. Komunikasi memiliki dua bentuk yaitu komunikasi lisan atau verbal dan komunikasi non-verbal dengan menggunakan tulisan. Dalam proses komunikasi suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku. Definisi ini dikembangkan menjadi, suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

Perkembangan komunikasi itu sendiri tidak terlepas dari munculnya berbagai tokoh atau Bapak ilmu komunikasi. Salah satu tokoh yang sering disebut Bapak Ilmu Komunikasi yaitu Harold D. Lasswell. Ia berhasil merumuskan suatu konsep atau unsur komunikasi yang sampai saat ini belum dapat terbantahkan oleh ahli lainnya. Rumusan tersebut adalah : “Who says what in which channel to whom with what effect?”, definisi komunikasi menurut Harold D. Lasswell diatas memberikan gambaran tentang komunikasi sebagai suatu proses transmisi pesan.

Komunikasi memiliki beberapa bentuk dan jenis tergantung dari ruang lingkup proses komunikasi tersebut. Komunikasi dapat dibagi menjadi,

(16)

komunikasi Intrapersonal, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi massa.

Dalam perkembangannya, komunikasi kini telah diakui sebagai suatu objek yang dapat dikaji sehingga saat ini komunikasi sudah merupakan suatu ilmu terapan. Ilmu komunikasi lahir dari kebutuhan individu dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia lain.

Ilmu komunikasi memiliki spesialisasi sebagai salah satu upaya pengkategorian dasar yang sangat luas. Hal ini dilakukan agar kita dapat membahas proses komunikasi dengan lebih jelas dan spesifik. Ruang lingkup ilmu komunikasi yang dapat dipelajari contohnya adalah Hubungan Mayarakat, Periklanan, dan Jurnalistik.

Ilmu komunikasi berasal dari aspek persuratkabaran yakni Journalism atau jurnalistik yaitu suatu pengetahuan tentang seluk beluk pemberitaan mulai dari peliputan bahan berita, pengolahan, samai pemuatan atau penyiaran berita.

Pengertian jurnalistik berasal dari bahasa Perancis “Journ” yang berarti “catatan harian”. Kemajuan teknologi saat ini melahirkan jurnalistik maju, berupa penulisan dan elektronika. Kegiatan mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan berita kepada khalayak luas dan cepat dengan menggunakan media radio, televisi dan media baru (internet). Surat kabar pertama di dunia, menurut sejarah jurnalistik adalah “Acta Diuma” yang terbit tahun 59 sebelum masehi di kota Roma pada Zaman Julius Caesar yang berisi tentang kebijakan-kebijakan kaisar.

(17)

Acta Diuma berisi keterangan dari istana, semacam siaran pers, ditulis di sembarang benda, sebab kertas belum ditemukan. Baru setelah kertas ditemukan pertama kali oleh Tsai Lun dan penemuan mesin cetak olah Johan Guttenberg di tahun 1456, surat kabar mulai di cetak. Surat kabar pertama yang dicetak adalah Relation, diterbitkan tahun 1605 oleh Johan Carolus. Adapun surat kabar pertama yang terbit di Indonesia adalah Batavia Nouvelles.

Perkembangan media atau wadah dari jurnalistik sendiri berjalan secara evolusi. Mula-mula dalam bentuk surat kabar, kemudian majalah. Ini yang tercetak. Kemudian abad ke-20 ditandai dengan perkembangan media elektronik radio dan televisi (abad ke-21 muncul media online/internet). Evolusi ini dapat kita rasakan dari perubahan alur berita yang diberikan pada khalayak.

Kegiatan jurnalistik merupakan salah satu ruang lingkup ilmu komunikasi. Jurnalistik sebagian besar memakai media cetak untuk mendistribusikan berita ataupun informasinya. Media massa hadir sebagai salah satu alat komunikasi yang menghadirkan informasi tentang suatu peristiwa yang sedang hangat dan disajikan dalam periodik, bersifat umum dan mempengaruhi kehidupan manusia akan kebutuhan informasi.

Saat ini informasi menjadi salah satu kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia karena berpengaruh dalam kehidupan dan fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Informasi yang cepat dan akurat sangat diminati oleh setiap orang agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

(18)

Masyarakat menjadi lebih reaktif dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu aspek ini digunakan sebagai salah satu cara untuk mencari keuntungan komersil bagi beberapa orang sehingga muncul berbagai macam media massa yang menyediakan berbagai macam variasi pemberitaan.

Dalam setiap produk pemberitaan, setiap media menyajikan berbagai macam tema dan topik yang berbeda sesuai dengan peristiwa dan fenomena yang sedang hangat dimasyarakat. Para awak media berlomba-lomba untuk memberikan berita yang menarik dan faktual agar para pembaca tetap memilih media tersebut sebagai sumber informasinya.

Dengan munculnya era Digital Information, hal ini membuat arus informasi berkembang dengan pesat, munculnya media baru membuat media dapat mendistribusikan pesan secara online yang menggunakan jangka waktu lebih cepat daripada menggunakan proses percetakan yang menggunakan konsep terbit beragam mulai dari harian, mingguan, bulanan atau kwartal. Hal ini membuat khalayak lebih memilih untuk mengkonsumsi media online daripada media cetak.

Di Indonesia menurut hasil penelitian Media Care, sepanjang tahun 2000 – 2014, 1.300 penerbitan sudah gulung tikar. Media–media berguguran, selain tidak mampu bersaing dengan media online yang menjamur juga karena harga kertas yang terus naik. Menurut data Dewan Pers, terpaan media sosial digital dan media online, cukup membuat industri cetak terpengaruh. Hal ini tercatat dari rendahnya pertumbuhan sirkulasi

(19)

oplah dari 1.100 media di Indonesia pada akhir 2013, yang hanya mengalami pertumbuhan sebesar 0,25 persen.

Serikat Perusahaan Pers (SPS) menyatakan, bisnis media cetak di Indonesia akan terus tumbuh mengingat banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha media massa. Sebagai contoh di Amerika Serikat, beberapa tahun belakangan ini media cetak justru mengalami kenaikan tiras.

Secara umum, surat kabar bertujuan untuk menyampaikan berita yang menarik dan bermanfaat bagi pembaca. Seluruh berita diberikan berdasarkan fakta sehingga informasi yang didapatkan khalayak tidak bias. Akan tetapi, saat ini media online justru lebih mementingkan aspek kecepatan daripada aspek kebenaran. Sehingga media cetak harus dapat bertahan dari terpaan media massa yang berfokus dalam pemberitaan secara online.

Proses produksi berita yang dilakukan oleh suatu media akan dapat bertahan dalam persaingan dengan media media lain dikarenakan pengaruhi oleh peran manajemen redaksi tersebut. Peran itu tidak lepas dari proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan sebelum membuat keputusan kebijakan redaksi.

PT. Jurnalindo Aksara Grafika sebagai penerbit surat kabar Bisnis Indonesia merupakan surat kabar dengan segmentasi pemberitaan bisnis dan ekonomi berbahasa Indonesia yang diterbitkan sejak 14 Desember 1985 dengan tagline “Navigasi Bisnis Terpercaya”. Bisnis Indonesia berkomitmen

(20)

dalam menyampaikan informasi yang akurat dan berimbang sesuai dengan fakta. Bisnis Indonesia memfokuskan diri dalam menyampaikan berbagai informasi ekonomi dan bisnis yang mendalam. Mulai dari pasar modal, perbankan, asuransi, telekomunikasi, agribisnis, pertambangan, energi, pariwisata serta isu–isu politik yang erat kaitannya dengan kebijakan ekonomi.

Pada tanggal 17 Desember 1989 Bisnis Indonesia mulai menerbitkan edisi Mingguan yang diberi nama Bisnis Indonesia Minggu (BIM) atau Bisnis Indonesia Weekend dimana memiliki periode penerbitan dan konten yang berbeda dengan edisi hariannya. Hal ini menarik perhatian bagi penulis. Dalam setiap pemberitaan Bisnis Indonesia, tentu ada kebijakan manajemen yang muncul sehingga mempengaruhi perusahaan untuk menerbitkan edisi mingguan dengan topik pemberitaan yang berbeda. Kebijakan manajemen tersebut berkaitan dengan proses penyelenggaraan dan juga kebijakan editorial penulisan berita didalamnya.

Dari penjelasan tersebut diatas, peneliti ingin membuat penelitian dengan judul “Kebijakan Manajemen PT. Jurnalindo Aksara Grafika Dalam Menerbitkan Bisnis Indonesia Minggu (BIM)“.

1.2 Fokus Masalah

Fokus penelitian ini bertujuan sebagai upaya membatasi penelitian agar lebih terarah dan tidak terlalu luas namun tetap dalam fokus yang diharapkan dan yang telah dintentukan.

(21)

Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, maka fokus masalah yang akan peneliti angkat adalah Kebijakan Manajemen PT. Jurnalindo Aksara Grafika Dalam Menerbitkan Bisnis Indonesia Minggu (BIM).

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dibuat untuk menguraikan dengan jelas, tegas dan konkrit masalah yang diteliti. Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah yang telah dijelaskan, rumusan masalah peneliti pada penelitian ini yakni, “Bagaimana kebijakan manajemen PT. Jurnalindo Aksara Grafika dalam menerbitkan Bisnis Indonesia Minggu (BIM)”.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin peneliti capai adalah mendeskripsikan kebijakan manajemen PT. Jurnalindo Aksara Grafika Dalam Menerbitkan Bisnis Indonesia Minggu (BIM).

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat atau kegunaan penelitian yang dapat diklasifikasikan menjadi kegunaan teoritis dan praktis.

1.5.1 Secara teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, memperluas, dan memperkaya pengetahuan dalam bidang Ilmu

(22)

Komunikasi. Secara umum diharapkan dapat berguna untuk mendiskripsikan suatu fenomena yang bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya bidang Jurnalistik mengenai kebijakan media dalam pemberitaan.

Peneliti juga berharap agar penelitian ini memberikan informasi dan referensi khususnya bagi para mahasiswa Ilmu Komunikasi yang mengadakan penelitian yang menjadikan media cetak sebagai objek penelitian.

1.5.2 Secara praktis

Penulis berharap agar penelitian ini dapat menambah pengetahuan lebih banyak kepada penulis khususnya dan kepada para praktisi jurnalistik pada umumnya mengenai gambaran kebijakan yang dimiliki oleh suatu media massa dan pengaruhnya dalam dunia persuratkabaran.

Penulis juga berharap penelitian yang dilakukan dapat menjadi gambaran dan acuan bagi para jurnalis muda untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasannya dalam dunia Jurnalis sehingga mempunyai bekal saat menjalankan pekerjaan kewartawanan nantinya.

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN TEORI

2.1 Kajian Literatur

Penelitian sejenis sudah dilakukan oleh Christandi Super Bangunadi, dengan judul “Kebijakan Redaksi Majalah Hot Import Nights dalam menentukan rubrik Hint Tematis”. Alasan peneliti mengkaji penelitian tersebut adalah karena secara garis besar sama-sama membahas hal seputar kebijakan yang ada pada suatu media dalam kegiatan pemberitaannya.

Pada penelitian tersebut, peneliti berfokus pada bagaimana kebijakan redaksi majalah Hot Import Nights dalam menentukan rubrik yang ada pada majalah tersebut, juga bagaimana memilih topik atau objek yang akan di masukan pada isi berita majalah tersebut. Christandi Super Bangunadi menggunakan Theory Hierarchy of Influences On Mass Media Content, dan menggunakan metode penelitian kualitatif.

Penulis juga mengkaji melalui penelitian bersumber dari jurnal komunikasi yang ditulis oleh Irwan yang berjudul “Kebijakan Redaksi Harian Berita Kota Makassar dalam penyiaran berita kriminalitas di kota makassar”. Penelitian tersebut menggunakan Teori Agenda Setting dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

(24)

Dengan kajian literatur tersebut diatas, maka penulis mengambil judul “Kebijakan Manajemen PT. Jurnalindo Aksara Grafika Dalam Menerbitkan Bisnis Indonesia Mingguan (BIM)”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teori Hierarchy Of Influences menurut Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan suatu media dalam melaksanakan kegiatan yang berpengaruh bagi keberlangsungan media tersebut.

Tabel 2.1

Perbandingan penelitian

No Peneliti Judul Teori Metode Hasil

1 Christandi Super Bangunadi ( Univ. Prof. Dr. Moestopo Beragama) Kebijakan Redaksi Majalah Hot Import Nights dalam menentukan rubrik Hin tematis Theory Hierarchy of influences on mass media content Deskriptif kualitatif Majalah Hot Import Night merupakan majalah yang memfokuskan pemberitaanny a pada berita seputar dunia otomotif dan modifikasi. 2 Irwan et.al 2013 Kebijakan Redaksi Harian Theory Agenda Deskriptif kualitatif Agenda media berjalan

(25)

Berita Kota Makassar dalam penyiaran berita kriminalitas di kota makassar Jurnal Komunikasi Kareba 2(4) : 361-367 Setting sesuai konsep. Namun. Pemred selaku pengendali redaksi belum maksimal karena pengambilan keputusan adalah redaktur 3 Mayo Ramza Fuhaira Kebijakan manajemen PT. Jurnalindo aksara grafika dalam menerbitkan “bisnis indonesia minggu” Theory of influences on mass media content Deskriptif kualitatif

(26)

2.2 Kerangka/Konsep Teori 2.2.1 Komunikasi

Komunikasi menjadi dasar utama dalam penelitian yang dilakukan peneliti. Ada tiga pengertian utama komunikasi, yaitu pengertian secara etimologis, terminologis, dan paradigmatic.

Secara etimologis, komunikasi dipelajari menurut asal-usul kata, yaitu komunikasi berasal dari bahasa latin “communication” dan perkataan ini bersumber pada kata “comminis” yang berarti sama makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Secara paradigmatic, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Contohnya adalah ceramah, kuliah, dakwah, diplomasi, dan sebagainya. Demikian pula pemberiaan surat kabar dan majalah, penyiaran radio dan televisi atau pertunjukan film di gedung bioskop, dan lain lain.

“Who says what in which channel to whom with what effect?”1

, definisi komunikasi menurut Harold D. Lasswell di atas memberikan gambaran tentang komunikasi sebagai suatu proses transmisi pesan. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang bersifat satu arah dari komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan (penerima pesan)

1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya

(27)

dengan menggunakan media tertentu sehingga memunculkan efek. Ada 5 unsur yang dapat di ambil dari penjelasan tersebut, yaitu:

a) Who (siapa)

Dalam unsur pertama, yang dimaksud who adalah komunikator. Komunikator merupakan sumber pesan atau informasi kepada orang lain dengan tujuan tertentu.

b) Says What (mengatakan apa)

Dalam unsur ini, yang dimaksud adalah pesan. isi pesan atau informasi apa yang berikan oleh komunikator kepada orang lain. Pesan merupakan suatu simbol, lambang ataupun kata-kata yang memiliki suatu makna.

c) In Which Channel (melalui media apa)

Unsur berikutnya adalah membahas mengenai media atau saluran. Media apa yang digunakan oleh komunikator dalam menyampaikan pesannya kepada receiver.

d) To Whom (kepada siapa)

Dalam unsur ini yang dimaksud adalah komunikan. Komunikan merupakan sasaran komunikasi yang bertugas menjadi penerima pesan.

e) Effect (efek apa)

Unsur terakhir adalah effek yang ditimbulkan dari kegiatan komunikasi. Effek merupakan tujuan apa yang diinginkan oleh komunikator setelah komunikan menerima pesan atau informasi.

(28)

Tujuan tersebut merupakan suatu tahapan yang dapat dibagi menjadi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan), dan konatif (prilaku).

Pengertian lain komunikasi juga disampaikan oleh Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (1967) yang dikutip oleh Mulyana dalam bukunya “Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar” yaitu, “Komunikasi merupakan proses pembentukan makna diantara dua orang atau lebih. Komunikasi tidak hanya sebatas pada konseptualisasi satu arah, melainkan juga dapat sebagai suatu proses interaksi (dua arah), atau transaksi”2

.

Dengan penjelasan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa inti dari komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan atau informasi. Komunikasi yang efektif dapat ditandai dengan makna yang diterima oleh komunikan sama dengan makna pesan yang disampaikan oleh komunikator. Salah satu prinsip komunikasi adalah semakin mirip latar belakang sosial-budaya maka semakin efektiflah komunikasi.

Komunikasi memiliki beberapa bentuk yang dapat dilihat berdasarkan ruang lingkup dan jumlah sasarannya, namun secara garis besar seluruh bentuk komunikasi tersebut memiliki fungsi yang sama. Menurut Effendy, komunikasi memiliki empat fungsi, yaitu:

1. “To Inform (menginformasikan) 2. To educate (mendidik)

3. To influence (mempengaruhi)

2 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, Rosda, Bandung, 2012, hal.

(29)

4. To entertain (menghibur)”3

.

Dari penjelasan diatas, penulis berkesimpulan bahwa surat kabar Bisnis Indonesia terutama Bisnis Indonesia Mingguan (BIM) sebagai salah satu bentuk komunikasi dengan menggunakan media massa memenuhi fungsi tersebut, yakni untuk menginformasikan, mendidik, mempengaruhi dan juga memberikan hiburan kepada para pembaca. Sehingga tujuan penerbitan edisi ini sesuai dengan fungsi komunikasi khususnya komunikasi massa yang telah dipelajari.

2.2.2 Komunikasi Massa

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Proses komunikasi akan berlangsung dengan melibatkan unsur-unsur sebagai berikut : sumber, pesan, saluran, penerima dan efek. Komunikasi massa berarti adalah komunikasi yang cara penyampaiannya menggunakan media massa.

Menurut McQuail (1989), “Komunikasi merupakan suatu proses dimana seorang individu (komunikator) menyampaikan rangsangan biasanya dalam simbol-simbol verbal untuk mengubah perilaku individu lain (komunikan)”4

.

Penjelasan tersebut menunjukan bahwa saluran atau media merupakan salah satu unsur penting dalam proses komunikasi. Saluran komunikasi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu saluran

3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya

Bakti, Bandung, 2003, hal. 55

(30)

personal dan saluran massa atau media massa yang kerap disebut dengan komunikasi massa.

Menurut Devito (1996) dalam bukunya “ Komunikasi Antar Manusia”, “Komunikasi massa adalah komunikasi dengan radio, televisi, surat kabar, majalah, hasil rekaman radio kaset dan piringan hitam”5

. Dengan begitu, media massa dapat diklasifikasikan menjadi media massa cetak dan media massa elektronik.

Surat kabar sebagai salah satu media massa cetak merupakan lembaga yang menyebarkan informasi atau berita sebagai karya jurnalistik kepada masyarakat. Lembaga- lembaga media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan mempengaruhi khalayak, lalu informasi ini akan dihadirkan serentak pada masyarakat luas. Hal ini membuat media menjadi bagian dari institusi yang sangat berpengaruh di lingkungan masyarakat.

Menurut Burhan Bungin (2007) dalam bukunya “Sosiologi Komunikasi” menjelaskan bahwa komunikasi massa memiliki enam unsur,yaitu:

a. “Komunikator, komunikator merupakan pihak penyampai pesan. pada media massa, komunikatornya adalah media-media yang menyebarkan pesannya ke khalayak luas secara lebih cepat.

b. Media Massa, berfungsi sebagai alat penghubung antara komunikator dengan komunikan.

(31)

c. Pesan. merupakan informasi yang disebarkan ke khalayak luas yang bersifat umum.

d. Gatekeeper, bertugas sebagai penyunting pesan ataupun informasi sebelum disebarkan kepada khalayak.

e. Khalayak, komunikan dalam media massa.

f. Umpan balik / Feedback, efek dari media massa bersifat tertunda. Namun, seiring dengan hadirnya media baru, kini media bisa berinteraksi langsung dengan khalayak sehingga dapat menerima umpan balik secara lebih cepat”6

.

Dengan melihat penjelasan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa unsur dalam suatu proses komunikasi terdiri dari beberapa elemen yang saling mempengaruhi. Pendapat Laswell mengenai 5 unsur komunikasi tetap ada dalam komunikasi bentuk media massa, namun dalam komunikasi dengan menggunakan media massa unsur komunikasi bertambah dengan adanya Gatekeeper sebagai unsur yang bertugas untuk menyaring informasi. Gatekeeper sangat penting karena memiliki kewenangan untuk memperluas atau membatasi informasi yang ada. Seorang gatekeeper berfungsi untuk mengatur, menyaring, memilih, meniadakan, dan menyerderhanakan suatu informasi. Orang yang bertugas menjadi gatekeeper contohnya adalah wartawan, editor, tokoh masyarakat dan sebagainya.

(32)

Setelah melihat unsur-unsur tersebut di atas, komunikasi massa juga memiliki ciri yang membedakannya dengan bentuk komunikasi yang lain. McQuail dalam bukunya “Teori Komunikasi Massa” memaparkan ada tiga ciri komunikasi massa, yaitu:

a. “Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen,dan anonim.

b. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

c. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks, yang mungkin membutuhkan biaya besar”7

.

Ciri-ciri komunikasi massa juga disampaikan menurut Ardianto dan Erdinaya, (2004) ada delapan, yaitu:

a. “Komunikator terlembagakan, melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks, misalnya media televisi.

b. Pesan bersifat umum, ditujukan untuk semua orang bukan sekelompok tertentu.

c. Komunikannya anonim dan heterogen, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim) karena menggunakan media dan

(33)

tidak tatap muka sedangkan komunikannya heterogen terdiri dari berbagai lapisan masyarakat.

d. Media massa menimbulkan keserempakkan, keserempakkan kontak dengan sejumlah besar dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lain berada dalam keadaan terpisah.

e. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang digunakan. f. Komunikasi massa bersifat satu arah, komunikator dan

komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung.

g. Stimulasi alat indera terbatas, tergantung pada jenis media massa serta,

h. Umpan balik tertunda, dalam komunikasi massa maka umpan balik tertunda karena tidak berkomunikasi secara langsung”8

.

Melihat kedua pendapat tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa komunikasi massa memiliki ciri-ciri yang signifikan sehingga dapat dibedakan dengan komunikasi bentuk lainnya. Hal yang penting untuk dipahami adalah bahwa bentuk komunikasi ini menggunakan suatu lembaga sebagai sumber informasinya. Dalam suatu lembaga memiliki struktur dan anggota yang memiliki pemikiran yang berbeda sehingga

8 Ardianto, Erdinaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama

(34)

pesan atau informasi yang diberikan merupakan hasil suatu proses kontruksi media tersebut, berbeda dengan komunikasi bentuk lain saat informasi merupakan hasil dari apa yang didapatkan oleh komunikator tersebut tanpa harus di edit terlebih dahulu. Ciri inilah yang sangat membedakan komunikasi dengan menggunakan media massa dengan komunikasi lainnya.

Ardianto dan Erdinaya (2004) mengutip pernyataan Dominick mengenai fungsi komunikasi massa bagi masyarakat ada lima, yaitu:

a. “Pengawasan yang terbagi menjadi dua yaitu pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman bencana alam, serangan militer dan lain-lain, sedangkan pengawasan instrumental adalah penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

b. Penafsiran terhadap kejadian penting.

c. Pertalian yang dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

d. Penyebaran nilai-nilai yang mewakili seseorang dengan model peran yang diamati dan harapan untuk menirunya.

e. Hiburan untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak”9

.

9 Ardianto, Erdinaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung 2004, hal.19

(35)

Menurut Effendy (1993), dalam bukunya “Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek”, ia menjelaskan fungsi dari komunikasi massa, yaitu:

a. Informasi

“Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

b. Sosialisasi

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

c. Motivasi

Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

d. Perdebatan dan Diskusi

Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih

(36)

melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal.

e. Pendidikan

Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

f. Memajukan kebudayaan

Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olah raga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.

g. Integrasi

Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain”10

.

Setiap bentuk komunikasi memiliki fungsi yang menjadi tujuan dari komunikator dalam menyampaikan informasinya. seorang komunikator dalam hal ini adalah lembaga media massa, maka setiap informasi atau penyebaran pesan memiliki efek yang timbul pada masyarakat sesuai dengan fungsi komunikasi yang digunakan. Pada umumnya fungsi

10 Effendy, Onong U, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2006, Hal.26

(37)

komunikasi bisa kita bedakan menjadi Menginformasikan, mendidik, menghibur dan mempengaruhi.

2.2.3 Media Massa

Media massa merupakan perantara yang digunakan oleh komunikator dalam komunikasi massa untuk menyampaikan informasi atau pesannya kepada khalayak luas. Definisi media massa juga diungkapkan oleh Soehadi (1978), “Media massa adalah perantara atau alat–alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain”11

.

Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu media cetak dan juga media elektronik. Yang termasuk media cetak adalah buku, surat kabar, dan majalah. Sedangkan yang termasuk elektronik yaitu radio, televisi, film dan media online.

Media tidak hanya sekedar penyebar informasi. Media memiliki sejumlah tanggung jawab ikut aktif melibatkan diri dalam interaksi sosial dan kadangkala menunjukkan arah atau memimpin, serta berperan serta dalam menciptakan hubungan dan integrasi. Dalam masyarakat, media bergerak dengan ditandai oleh adanya penyebaran kekuasaan, yang diberikan kepada individu, kelompok, dan kelas sosial secara tidak merata.

Media komunikasi massa antara lain pers, media cetak dimana pesan diungkapkan dengan kata-kata yang baru menimbulkan makna apabila

11 Kridalaksana, Harimurti, Leksikon Komunikasi, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1984 hal. 38

(38)

khalayak menggunakan tatanan mentalnya secara aktif. Radio siaran, memiliki kekhasan sebagai media audio (dengar). Televisi, media yang bersifat audiovisual (didengar dan dilihat), serta film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop yang mempunyai fungsi dan sifat mekanik, rekreatif, edukatif dan persuasif.

Media massa memiliki beberapa karakteristik sebagaimana diungkapkan oleh Cangara (2003), yaitu:

1. “Bersifat melembaga, pihak yang mengelola media terdiri atas banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan, sampai pada penyajian informasi.

2. Bersifat satu arah, komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dengan penerima. Kalau misalnya terjadi reaksi atau umpan balik maka biasanya memerlukan waktu dan tertunda.

3. Meluas dan serempak, dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak karena memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, di mana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.

4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya.

5. Bersifat terbuka, pesan dapat diterima oleh siapa saja dan di mana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, agama, dan

(39)

suku bangsa. Beberapa bentuk media massa meliputi alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film,radio, dan televisi”12

.

Pendapat yang mirip juga sudah diutarakan dalam karakteristik komunikasi massa. Hal ini dikarenakan komunikasi massa memanglah komunikasi yang menggunakan media massa sehingga merupakan dua elemen yang disatukan. Sehingga fungsi yang digunakan juga sama.

Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat fungsi media massa yang dikemukakan oleh Schramm (1993), Ia mengemukakan tiga fungsi media massa dalam pembangunan:

1. “Memberi tahu tentang pembangunan nasional, memusatkan perhatian mereka pada kebutuhan untuk berubah, kesempatan untuk menimbulkan perubahan, metoda dan cara menimbulkan perubahan dan jika mungkin meningkatkan aspirasi.

2. Membantu rakyat berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, memperluas dialog dan menjaga agar informasi mengalir baik keatas maupun kebawah.

3. Mendidik rakyat agar memiliki keterampilan”13

.

12 Hafied Cengara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo, Jakarta 2005 hal. 134

(40)

Tujuan komunikasi adalah menghibur, memberikan informasi, dan mendidik. Dengan tujuan tersebut berdampak pada peningkatan pengetahuan (kognitif), membangun kesadaran (sikap) dan mengubah perilaku (psikomotorik) seseorang atau masyarakat dalam suatu proses komunikasi.

Mengacu pada hal diatas, Penulis menyimpulkan bahwa komunikasi dengan menggunakan media massa sangat membantu keefektifian komunikasi karena karakteristik media massa yang luas dan cepat untuk memberikan pengaruh kepada khalayak. Hal itulah yang membuat komunikasi massa berkembang dengan cepat karena manusia seiiring zaman akan lebih reaktif dalam mencari informasi tentang segala hal. 2.2.4 Surat Kabar

Salah satu media yang sering digunakan dalam membentuk persepsi realitas adalah surat kabar. Surat kabar telah lama dipergunakan untuk penyebaran informasi. Sejalan dengan berjalannya waktu, surat kabar tidak hanya berfungsi sebagai alat informasi saja, tetapi banyak fungsi yang dapat diberikan oleh surat kabar.

Menurut Effendy (1993), “Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri; publisitas (isi surat kabar tersebut disebarluaskan kepada publik), periodisitas (surat kabar terbit secara teratur setiap hari, seminggu sekali atau dua mingguan), universalitas (isi surat kabar tersebut bersifat umum yang

(41)

menyangkut segala aspek kehidupan) dan aktualitas (yang dimuat surat kabar mengenai permasalahan aktual)”14

.

Surat kabar pertama di dunia, menurut sejarah jurnalistik adalah “Acta Diuma” yang terbit tahun 59 sebelum masehi di kota Roma pada Zaman Julius Caesar yang berisi tentang kebijakan-kebijakan kaisar. Acta Diuma berisi keterangan dari istana, semacam siaran pers, ditulis di sembarang benda, sebab kertas belum ditemukan. Baru setelah kertas ditemukan pertama kali oleh Tsai Lun dan penemuan mesin cetak olah Johan Guttenberg di tahun 1456, surat kabar mulai di cetak. Surat kabar pertama yang dicetak adalah Relation, diterbitkan tahun 1605 oleh Johan Carolus. Adapun surat kabar pertama yang terbit di Indonesia adalah Batavia Nouvelles.

Di Indonesia, perkembangan surat kabar sudah melewati berbagai macam tahap. Menurut Wilbur Scrhamm selama perkembangannya, pers dapat dibedakan menjadi empat teori pers, yaitu:

a. “Teori Pers Otoritarian b. Teori Pers Libertarian

c. Teori Pers Tanggung Jawab Sosial d. Teori Pers Soviet Komunis”15

Menurut Suwardi (1993) umumnya isi dari suatu surat kabar terdiri atas berita utama yang terletak di halaman depan, berita biasa, rubrik

14 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003 hal. 241

(42)

opini, reportase, wawancara, feature, iklan, cerita pendek, cerita bergambar, dan lain-lain. Semua komponen itu diramu sedemikian rupa agar pembaca tertarik membaca dan menjadi pelanggan surat kabar itu.

Suwardi (1993) menjelaskan bahwa fungsi-fungsi dari surat kabar sebagai berikut :

a. “Fungsi menyiarkan informasi, berbagai informasi dengan cepat dan akurat dapat disampaikan oleh surat kabar. Pembaca menjadi pembeli ataupun berlangganan surat kabar karena ingin mengetahui informasi apa yang terjadi di berbagai tempat di dunia.

b. Fungsi mendidik, surat kabar secara tidak langsung memberikan fungsi pendidikan pada pembacanya. Ini bisa dilihat dari materi isi seperti artikel, feature dan juga tajuk. Materi isi tersebut disamping memberikan informasi juga menambah perbendaharaan pengetahuan pembacanya walaupun bobot pemahaman tiap pembaca berbeda-beda. c. Fungsi mempengaruhi, berita pada surat kabar secara tidak

langsung mempengaruhi para pembacanya, sedangkan tajuk rencana dan artikel dapat memberikan pengaruh langsung kepada pembacanya. Pengaruh ini pada mulanya timbul dari

(43)

persepsi pembaca terhadap suatu masalah yang kemudian membentuk opini pada pembacanya”16

.

Peranan media massa memberitakan informasi yang diperlukan masyarakat diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers. Dalam pasal 6 point (a) Undang-Undang tersebut dinyatakan masyarakat memiliki hak untuk mengetahui apa yang diperlukan dan dalam hal ini lembaga pers berkewajiban memenuhinya.

Media massa juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers. Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang tersebut berbunyi: “Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial”. Sementara peranan pers nasional sebagai media untuk mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, benar dan melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum serta memperjuangkan keadilan dan kebenaran dinyatakan dalam pasal 6 (point c,d,e) Undang-Undang tersebut.

2.2.5 Rubrik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rubrik merupakan kepala karangan (ruangan tetap) didalam surat kabar, majalah, atau petunjuk resmi yang mengatur tata laksana liturgi.

16 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003 hal. 200

(44)

Pengertian rubrik juga dijelaskan oleh Romli (2008) dalam kamus jurnalistiknya bahwa, “Rubrik adalah alokasi halaman untuk memuat tulisan-tulisan tertentu setema. Nama halaman digunakan sebagai identitas bahwa halaman tersebut berisikan tulisan-tulisan bertema khusus, misalnya rubrik ekonomi, yang berarti isi berita-beritanya mengenai ekonomi”17

.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa rubrik adalah suatu judul yang mendeskripsikan suatu halaman berita pada media massa yang berfungsi untuk memudahkan pembaca untuk memilih konten berita.

Rubrik dalam suatu media menjadi hal yang penting untuk diperhatikan karena kebutuhan masyarakat akan informasi yang berbeda-beda membuat media harus menyajikan konten informasi dengan topik dan tema yang menarik sehingga pembaca menyukai media tersebut.

2.2.6 Kebijakan

Secara umum kebijakan diartikan sebagai kearifan mengelola. Dalam ilmu sosial, kebijakan diartikan sebagai dasar-dasar haluan untuk menentukan langkah-langkah atau tindakan-tindakan dalam mencapai suatu tujuan.

17 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis, Pt. Remaja Rosdakarya, Bandung

(45)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak dalam suatu organisasi.

Definisi kebijakan menurut Lasswell (1970), “a projected program of goals values and practices”. Kebijakan adalah sebagai suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktik-praktik yang terarah. Ada beberapa teori tentang kebijakan menurut Ealau dan Pewitt (1973), “Kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku, dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang baik dari yang membuat atau yang melaksanakan kebijakan tersebut”. Sedangkan menurut Edi Suharto (2008),“Kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu”.18

Menurut William Dunn dalam buku karangan Sahya Anggara (2014) menjelaskan bahwa ada empat ciri pokok masalah kebijakan, yaitu sebagai berikut:

a. “Saling kebergantungan. Kebijakan bukan merupakan suatu kesatuan yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari seluruh sistem masalah.

(46)

b. Subyektifitas. Kondisi eksternal yang menimbulkan suatu permsalahan didefinisikan, diklarifikasikan, dijelaskan, dan dievaluasi secara selektif.

c. Sifat bantuan. Masalah-masalah kebijakan dipahami, dipertahankan, dan diubah secara sosial.

d. Dinamika masalah kebijakan. Cara pandang orang terhadap masalah pada akhirnya akan menentukan solusi yang ditawarkan untuk memecahkan masalah tersebut”19

.

Kebijakan atau kajian kebijakan dapat pula merujuk pada proses pembuatan keputusan-keputusan penting organisasi, termasuk identifikasi berbagai alternatif seperti prioritas program atau pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan dampaknya.

Kebijakan juga dapat diartikan sebagai mekanisme politis, manajemen, finansial, atau administratif untuk mencapai suatu tujuan eksplisit. Kebijakan bersifat mutlak karena sudah disepakati oleh seluruh anggota lembaga terebut untuk dijadikan pedoman dalam setiap pekerjaan , tetapi kenyataannya tidak semulus apa yang diteorikan.

Kebijakan redaksional merupakan pedoman bagi penyelenggaraan semua kegiatan redaksional. Menurut Dominick (2005), di dalam surat kabar terdapat dua kebijakan yaitu: (1) kebijakan penyelenggaraan yang berkaitan dengan aktifitas media sehari-hari. (2) keijakan editorial yang

19 Anggara, Sahya, Kebijakan Publik, Penerbit CV Pustaka Setia, Bandung, 2014,

(47)

berkaitan dengan sistematika pengaplikasian kerja kewartawanan saat melakukan kegiatan jurnalistik.

Dalam hal prakteknya, terdapat berbagai macam kendala yang muncul di tengah jalan yang dapat mempengaruhi suatu kebijakan yang sudah ditetapkan. Saat itulah ada otoritas dari penguasa atau pemilik media untuk memberikan suatu kebijaksanaan untuk menghadapi masalah tersebut. Oleh karena itu, kebijakan berbeda dengan kebijaksanaan. Kebijakan bersifat mutlak sedangkan kebijaksanaan ada untuk melengkapi kebijakan karena suatu kondisi diluar perkiraan.

Melihat penjelasan-penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa kebijakan merupakan suatu keputusan atau ketentuan yang sudah disepakati oleh seluruh anggota dan pekerja yang ada di media tersebut yang mempengaruhi kinerja media dalam mencapai visi dan misinya. Dalam penelitian ini fokus peneliti adalah bagaimana kebijakan penyelenggaraan dan editorial perusahaan terhadap terbitnya Bisnis Indonesia edisi mingguan.

2.2.7 Manajemen

Manajemen berasal dari kata kerja „ manage ‟ yang berarti memimpin, menangani, mengatur, membimbing. Kata manajemen juga berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement , yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.

(48)

Menurut pendapat George Terry dikutip oleh Amirullah Haris Budiyono dalam bukunya Pengantar Manajemen (2004), “Manajemen sebagai sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lain”.20

Pendapat lain juga dikatakan menurut James F. Stoner mengenai manajemen bahwa sebuah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.21

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen ialah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan memanfaatkan sumber daya manusia, sumber daya alam serta sumber-sumber lainnya dengan dikepalai oleh seorang manajer yang bertugas untuk mengarahkan para stafnya.

Dalam penelitian ini, Bisnis Indonesia pasti melakukan tahapan fungsi manajemen sebelum membuat kebijakan diterbitkannya edisi mingguan, tahapan-tahapan tersebut meliputi seluruh kegiatan manajemen sesuai yang dijelaskan oleh Terry, yaitu:

20 Budiyono, Pengantar Manajemen, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004, hal. 7 21 Budiyono, Pengantar Manajemen, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004, hal. 7

(49)

1) Perencanaan

Tahap perencanaan dalam manajemen redaksional untuk surat kabar harian adalah penentuan kebijaksanaan isian pemberitaan untuk esok pagi, dan membahas berita-berita yang perlu ditindaklanjuti. Berita yang baik adalah hasil perencanaan yang baik.

2) Pengorganisasian

Tahap pengorganisasian dalam manajemen adalah penyusunan struktur organisasi dan pembagian tugas pekerjaan serta penempatan orang berikut jabatannya di dalam struktur organisasi. 3) Penggerakan

Tahap penggerakan dalam manajemen adalah aktivitas yang menggerakkan orang-orang beserta fasilitas penunjangnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, yaitu menghasilkan produk jurnalistik. Aktifitas tersebut meliputi peliputan, penulisan, dan penyunting berita.

4). Pengawasan

Tahap pengawasan dalam manajemen adalah kegiatan untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja telah sesuai dengan rencana semula atau tidak.

(50)

2.2.8 Teori Hierarki Pengaruh (Theory Hierarchy Of Influences)

Teori Hierarki Pengaruh pertama kali diungkapkan oleh Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese. Ia mengatakan bahwa, “Media content, is influenced by a wide variety of factors both inside and outside media organizations”22

. Isi (content) dari media massa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang luas dari dalam dan luar organisasi media.

Dalam bukunya “Mediating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content”, Menurut Shoemaker and Reese dalam teori ini ada lima tingkatan yang dapat mempengaruhi kebijakan suatu media antara lain:

1) Individual Level (level individu)

Pemberitaan suatu media tidak terlepas dari faktor individu seorang pencari berita atau jurnalis. Hal ini dikarenakan seorang jurnalis atau reporter sebagai pencari berita dapat mengkonstruksi pemberitaan atas suatu peristiwa bagi suatu media. Jurnalis adalah mereka yang melakukan pekerjaan jurnalistik dari proses awal hingga berita tersebut di kirim ke editor untuk diterbitkan.

“The micro individual level is located at the center of the model. On this level, individual communicator's characteristics, on both personal and professional, influence media content. Individual's innate characteristics such as gender, race, religious and political background influence media content indirectly through shaping

22 Shoemaker, Reese, Mediating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content, Longman Publisher, New York, Hal. 11

(51)

personal attitude and values (e.g. ethical values) as well as professional roles and education”.23

Faktor individu merupakan faktor latar belakang dan karakteristik dari pekerja media menurut Shoemaker dan Reese dibentuk oleh beberapa faktor, yaitu masalah gender atau jenis kelamin dari jurnalis, etnis, orientasi seksual dan faktor pendidikan dari sang jurnalis. Sebagai contoh seorang jurnalis yang memiliki latar belakang dunia politik akan lebih memiliki wawasan saat meliput berita dengan topik politik dibandingkan dengan jurnalis yang berlatar belakang fashion.

Dilihat dari segi pengetahuan dan objektifitaspun akan mempengaruhi tulisan yang dibuat dan diberitakan kepada khalayak nantinya. Faktor individual yang sangat penting adalah faktor kepercayaan. Menjadi seorang jurnalis harus memiliki sikap skeptis kepada peristiwa apapun. Jurnalis harus mencari dan menggali kebenaran dengan didukung fakta-fakta yang didapat dilapangan. Jurnalis tidak boleh langsung percaya dengan apa yang didapat oleh hasil yang didapat.

Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Shoemaker dan Reese di atas bahwa nilai, perilaku dan kepercayaan yang dianut oleh sang jurnalis sebagai pencari berita tidak terlalu memberikan efek yang terlalu besar kepada sebuah pemberitaan, dikarenakan

23 Shoemaker, Reese, Mediating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content, Longman Publisher, New York, Hal 102

(52)

kekuatan yang lebih besar dari level organisasi media dan rutinitas media. Tetapi sedikit banyak faktor nilai, kepercayaan dan perilaku dari sang jurnalis dapat mempengaruhi sebuah pemberitaan. 2) Media Routine Level ( lever rutinitas media)

Pada level ini mempelajari tentang efek pada pemberitaan dilihat dari sisi rutinitas media. Rutinitas media adalah kebiasaan sebuah media dalam pengemasan dan sebuah berita. Dalam bukunya Shoemaker mengatakan, “The routines level has three sources of routines, which constrain and enable communicators in their work process: audiences, organizations, and suppliers of content. Journalists have developed routines from endless pattern of norms in response to common situations. This level is where Mr. Gates or gatekeeping (communication) theory is also applied in journalists' jobs”.24

Media rutin atau rutinitas media terbentuk oleh tiga unsur yang saling berkaitan yaitu sumber berita ( suppliers ), organisasi media ( processor ), dan audiens ( consumers ). Ketiga unsur ini saling berhubungan dan berkaitan dan pada akhirnya membentuk rutinitas media yang membentuk pemberitaan pada sebuah media.

24 Shoemaker, Reese, Mediating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content, Longman Publisher, New York, 1996 Hal. 109

(53)

Gambar. 2.2

(Sumber: Shoemaker dan Reese, 1996)

Sumber berita atau suppliers adalah sumber berita yang didapatkan oleh media untuk sebuah pemberitaan. Organisasi media atau processor adalah bisa dikatakan redaksi sebuah media yang mengemas pemberitaan dan selanjutnya dikirim kepada audiens. Dan yang terakhir adalah audiens atau consumer adalah konsumen sebuah berita di media yaitu bisa jadi pendengar, pembaca atau penonton.

3) Organization Level (level organisasi)

Berkaitan dengan level sebelumnya pada teori hirarki pengaruh yaitu level individu dan level media rutin, level organisasi lebih berpengaruh dibanding kedua level sebelumnya. Ini dikarenakan kebijakan terbesar dipegang oleh pemilik media melalui editor pada sebuah media.

Media Processor Sources Suppliers Audiens Consumer

(54)

Jadi penentu kebijakan pada sebuah media dalam menentukan sebuah pemberitaan tetap dipegang oleh pemilik media. Ketika tekanan datang untuk mendorong, pekerja secara individu dan rutinitas mereka harus tunduk pada organisasi yang lebih besar dan tujuannya.

Pada level ini, pengaruh terbesar dalam suatu pemberitaan adalah pemilik media. Hal ini dikarenakan dalam setiap organisasi memiliki suatu struktur yang mempunyai kapasitasnya masing-masing. Seluruh kegiatan dari level sebelumnya pada akhirnya harus mengikuti kebijakan dari pemilik media.

Berdasarkan penyataan tersebut diatas, dapat disimpulkan pengaruh dari pemilik media sangat besar terhadap berita-berita yang disampaikan oleh medianya. Sebagai contoh, media yang dimiliki oleh penguasa ikut terjun dalam dunia politik, menggunakan media sebagai alat promosi atau kendaraan politiknya sehingga membuat berita yang menaikan citranya maupun menurunkan citra pesaingnya.

Jika dilihat dari model struktur yang disebutkan di bawah ini, terjadi jarak antara para jurnalis atau pencari berita dengan para pemimpin di sebuah media. Posisi editor yang berada di tengah-tengah antara pemimpin media dengan para jurnalis, membuat posisinya terbagi dua. Di satu sisi editor sebagai pengolah berita tapi di satu sisi editor dituntut untuk mengemas pemberitaan yang

(55)

menjual yang akan mendatangkan keuntungan yang besar bagi sebuah media. Editor harus memahami di mana anggaran mereka cocok dengan gambaran keuangan yang lebih besar dari perusahaan mereka, dan di mana prioritas berita sesuai rencana strategis secara keseluruhan.

Para pekerja yang ada di suatu media harus memahami kapasitasnya dalam organisasi tersebut. Di satu sisi tujuan keuntungan untuk sebuah perusahaan turut mempengaruhi konten dari sebuah media. Dan sifatnya mengikat pada pekerja media yang mengharuskan pekerja media mencari pemberitaan yang menguntungkan. Titik fokus level ini adalah pada pemilik atau pemimpin media yang menentukan kebijakan sebuah media.

Gambar. 2.3

Struktur Organisasi Surat Kabar

(Sumber: Shoemaker dan Reese, 1996) Owner

Circulation Editor

Editor Editor Editor

Advertiser

(56)

4) Extra Media Level ( level extra media)

Level selanjutnya yang dijelaskan teori ini adalah level pengaruh dari luar organisasi media. Level ini menjelaskan bahwa pengaruh-pengaruh pada isi media juga dipengaruhi faktor dari luar organisasi media itu sendiri. Pengaruh-pengaruh dari media itu berasal dari sumber berita, pengiklan dan penonton, kontrol dari pemerintah, pangsa pasar dan teknologi.

Salah satu contohnya adalah pengaruh dari pengiklan dan audiens. Hal ini penting dikarenakan unsur tersebut adalah penunjang kelangsungan sebuah media. Pemasukan dari iklan menentukan bertahannya media massa komersil.

Menurut J. H. Altschull yang dikutip oleh Shoemaker dan Reese (1996), “A content from the press is directly related to the interests that finance a press. A press is like a trumpeter, and the sound of the trumpet is composed by the person who financed the trumpeter. It's substantial evidence that the content of the media is directly or indirectly influenced by advertisers and readers”.25

Sebuah konten dari pers secara langsung berhubungan dengan kepentingan yang membiayai sebuah pers. Sebuah pers diibaratkan sebagai peniup terompet, dan suara dari terompet itu dikomposisikan oleh orang yang membiayai peniup terompet tersebut. Ini bukti secara substansial bahwa isi dari media secara

25 Shoemaker, Reese, Mediating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content, Longman Publisher, New York,1996, Hal 190

(57)

langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh pengiklan dan pembaca.

Media dalam hal ini mencoba menyesuaikan pola yang konsumen yang ingin dicapai oleh para pengiklan untuk mendapatkan keuntungan sangat besar. Para pemasang iklan akan memilih media yang sesuai dengan gambaran produknya dan memiliki kesamaan target passar sehingga iklan dapat efektif sampai kepada masyarakat.

Unsur yang juga mempengaruhi isi dari pemberitaan sebuah media adalah pangsa pasar media. Media massa beroperasi secara primer pada pasar yang komersil, dimana media harus berkompetisi dengan media lainnya untuk mendapatkan perhatian dari pembaca dan pengiklan. Inilah yang membuat media berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan.

Media berlomba-lomba untuk menghadirkan konten yang menarik agar audiens tetap memilih media tersebut karena media yang banyak digemari maka itulah media yang menjadi sasaran para pengiklan.

Pengaruh dari luar media yang terakhir adalah teknologi. Menurut Shoemaker dan Reese (1996), terdapat empat alasan mengapa teknologi dapat mempengaruhi sebuah media terutama media cetak, yaitu:

(58)

a. “Komputer membantu editor dan penyunting berita untuk menyiapkan grafik informasi yang bisa memberikan pemberitaan yang lebih baik.

b. Teknologi pada komputer dapat membuat kualitas foto yang lebih baik bagi media cetak.

c. Reporter menggunakan computer untuk mengakses data dan menggunakan informasinya untuk menyiapkan berita yang lebih baik.

d. Sebuah media cetak dapat membuat halaman dengan computer, editor dapat memiliki kontrol yang lebih terhadap design dari halaman”26

.

Media harus tetap berkembang dan beradaptasi dengan perkembangan zaman karena teknologi semakin canggih dan tentu tidak ingin kalah saing dengan media-media lainnya.

5) Ideological Level (level ideologi)

Ideologi berasal dari kata 'idea' (inggris) yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan kata 'logi' yang dalam bahasa Yunani logos artinya ilmu atau pengetahuan. Secara Harfiah, Pengertian Ideologi adalah pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar.

26 Shoemaker, Reese, Mediating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content, Longman Publisher, New York,1996, Hal 216

Gambar

Gambar 4.1  Struktur Organisasi
Gambar 4.2  Alur Peliputan Berita
TABEL HASIL WAWANCARA

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa biaya overhead pabrik berpengaruh signifikan terhadap harga jual hasil produksi PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik

Untuk meningkatkan produktivitas etanol yang disertai dengan kualitas yang tinggi, maka dilakukan percobaan dengan teknik fermentasi dari molases secara kontinyu menggunakan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik dengan ANOVA tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi bungkil kedelai dalam ransum terhadap

Adapun faktor-faktor yang menjadi kendala dalam Pelaksanaan Program Profil Desa di Desa Dauh Puri Kangin Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar bersumber pada

Intensitas serangan hama wereng hijau dengan pemberian kompos gulma siam dan pupuk lainnya tidak menunjukkan berbeda nyata, tetapi tanaman cabai tidak menunjukkan

Untuk proses penyinaran yang sangat lama telah dihasilkan produk terdegradasi yang semakin banyak sehingga produk tersebut dapat menghalangi interaksi antara

Dua jenis pertama juga merupakan produk dari penyulingan bahan bakar fosil sehingga juga tergantung pada cadangan minyak bumi, sedangkan methanol (methyl alcohol ) yang