• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Pemahaman Bakat Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Pemahaman Bakat Siswa"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

40

|

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan

Pemahaman Bakat Siswa

Ernawati Khasanah (09220012)

Mahsiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang

ABSTRAK

Siswa pada umumnya kurang memperhatikan kelebihan yang dimilikinya. Mereka kurang sadar bahwa sebenarnya dirinya mempunyai kelebihan tertentu yang berbeda dengan teman lainnya. Namun banyak dari mereka yang lebih sering mengunggulkan kelemahannya untuk menutupi kelebihan yang dimiliki. Terlihat pada saat pemilihan jurusan ataupun dalam memilih kegiatan ektrakulikuler, mereka terbawa dan ikut teman-temannya tanpa sempat mencerna terlebih dahulu dan memahami bidang yang akan dipelajari, menjadi apa setelah selesai sekolah ataupun lebih jauh lagi menggali bidang pekerjaan seperti apa yang bisa digelutinya sesuai dengan latar belakang pendidikannya tersebut. Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan bimbingan konseling ini adalah untuk membuktikan bahwa efektivitas layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan pemahaman bakat siswa SMK Islam Nurul Hadi. Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan (action research). Pengumpulan data menggunakan metode observasi, kuesioner/angket dan dokumentasi. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas XII SMK Islam Nurul Hadi yang berjumlah 89 siswa. Sampel kelas XII Teknik Komputer Jaringan (TKJ) terdiri dari 35 siswa dan diambil 10 siswa. Berdasarkan hasil pra siklus diketahui terdapat 4 siswa yang tergolong kategori sedang, 5 kategori baik dan 1 sangat baik dengan mencapai rata-rata 44.20 dengan prosentase 55.25%. Pelaksanaan tindakan guru pembimbing dalam pemberian materi layanan bimbingan kelompok pada siklus I mencapai rata-rata 36.50 dengan prosentase mencapai 65.17% dan proses layanan bimbingan kelompok siklus I mencapai rata-rata 25.50 dengan prosentase mencapai 63.75%. Pada siklus I peneliti dan guru pembimbing melihat bahwa dinamika kelompok sudah mulai terbentuk namun anggota kelompok belum sepenuhnya ikut berpartisipasi dalam kegiatan, masih ada siswa yang kurang berani mengutarakan pendapat dengan baik. Sedangkan hasil pelaksanaan tindakan guru pembimbing dalam pemberian materi layanan bimbingan kelompok siklus II mencapai rata-rata 38 dengan prosentase mencapai 67.85% dan proses layanan bimbingan kelompok siklus II memperoleh rata-rata 27 prosentase mencapai 68.75%. Setelah kegiatan berakhir dilaksanakan kegiatan pasca siklus dengan memperoleh hasil rata-rata 55.10 dan prosentase 68.87% dengan kategori baik. Simpulan bahwa: Berdasarkan observasi pada siklus I dan siklus II ada peningkatan sebesar 5% sehingga pelaksanaan layanan bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan pemahaman bakat siswa SMK Islam Nurul Hadi tahun ajaran 2013-2014. Walaupun ada peningkatan namun belum bisa mencapai indikator ketercapaian yang diharapkan yaitu 70 %. Tidak tercapainya indikator tersebut dikarenakan waktu penelitian hanya terbatas sehingga tidak mungkin melanjutkan ke siklus berikutnya. Saran : (1) Pihak Sekolah sebaiknya memberikan fasilitas atau ruangan khusus dalam pelaksanaan layanan konseling supaya kegiatan berjalan dengan lancar dan memberi kenyamanan bagi klien/anggota kelompok, (2) Guru Pembimbing hendaknya lebih dekat dengan siswa supaya permasalahan yang dialami oleh siswa lebih cepat dapat diketahui, serta meningkatkan ketrampilan konseling untuk membantu menyelesaikan masalah siswa agar siswa dapat berkembang secara optimal, (3) Siswa dalam menghadapi ssuatu massalah hendaknya siswa terbuka dengan guru pembimbing supaya guru pembimbing dapat mengarahkan dan sama-sama mencari jalan keluar dalam setiap permasalahan yang dialami oleh siswa.

(2)

41

|

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING PENDAHULUAN

Anak dilahirkan dengan beragam bakat. Sangat ironis manakala seseorang dinyatakan karena alasan tidak berbakat. Sehingga hampir setiap kesempatan lenyap begitu saja dan hanya bertengger pada nasib.

Ada anak yang mendapat lebih banyak kesempatan mengembangkan bakat tertentu, sementara anak yang lain kurang. Semua itu dikarenakan perlakuan orangtua yang selektif, yang tanpa sadar memberi label bahwa si anak A memiliki bakat seni, sementara anak B tidak, dan seterusnya. Kejadian ini juga melanda dunia pendidikan kita, karena tidak semua sekolah menggunakan instrumen untuk mengukur bakat siswanya. Maka sedikit sekali siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan bakat di sekolah mereka. Bakat yang mungkin bisa dikembangkan maksimal 25%, selebihnya terpendam atau siswa mengembangkan sendiri bakatnya yang belum tentu terarah dengan baik, sehingga manfaatnya juga kurang terasa.

Siswa pada umumnya kurang memperhatikan kelebihan yang dimilikinya. Mereka kurang sadar bahwa sebenarnya dirinya mempunyai kelebihan tertentu yang berbeda dengan teman lainnya. Namun banyak dari mereka yang lebih sering mengunggulkan kelemahannya untuk menutupi kelebihan yang dimiliki. Terlihat pada saat pemilihan jurusan ataupun dalam memilih kegiatan ektrakulikuler, mereka terbawa dan ikut teman-temannya tanpa sempat mencerna terlebih dahulu dan memahami bidang yang akan dipelajari, menjadi apa setelah selesai sekolah ataupun lebih jauh lagi menggali bidang pekerjaan seperti apa yang bisa digelutinya sesuai dengan latar belakang pendidikannya tersebut.

Belajar atau bekerja pada bidang yang diminati terlebih lagi didukung dengan bakat dan talenta yang sesuai, akan membawa gairah dan memberi kenikmatan dalam mempelajari atau menjalaninya.

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah; guru sebagai salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.

Program layanan bimbingan dan konseling sebagai bagian dari sistem pendidikan perlu mengarahkan layanannya dalam mengembangkan bakat siswa. Salah satu bentuk layanan bimbingan dan konseling yang diduga efektif dalam pengembangan bakat siswa adalah dengan melakukan layanan bimbingan kelompok.

Alasan penggunaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan pemahaman bakat siswa, karena layanan bimbingan kelompok memiliki keunggulan tersendiri dibanding layanan yang lain. Karena layanan ini memungkinkan sejumlah siswa untuk memperoleh berbagai informasi dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing/konselor) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengambil judul sebagai berikut

(3)

42

|

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

“EfektivitasLayananBimbingan Kelompok dalamMeningkatkan PemahamanBakat Siswa SMK Islam Nurul Hadi”

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bakat

Bakat adalah kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan kemampuan di atas rata-rata yang telah ada pada diri kita secara alamiah dan perlu dilatih untuk mencapai hasil yang maksimal dengan mengacu pada empat klasifikasi yaitu kelangkaan, keunggulan (mengacu pada sensibilitas serta sensitivitas yang lebih tinggi), kuota (keterbatasan jumlah individu yang memiliki keterampilan) dan anomali.

Pengertian Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa yang diperoleh dari narasumber (guru pembimbing/konselor) untuk memebantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat dan Informasi yang diperoleh bersifat personal, vokasional, dan sosial serta meningkatkan mutu kerjasama.

METODE PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan (action research). Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: 140). Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan layanan bimbingan kelompok efektif dalam meningkatkan pemahaman bakat siswa. Kunci dalam penelitian tindakan adalah adanya siklus. Siklus pada penelitian tindakan adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Jadi dapat disimpulkan hakikat dalam penelitian tindakan bimbingan dan konseling yang dilakukan peneliti adalah memberikan informasi kepada subyek penelitian dari kurangnya pemahaman tentang bakat, kemudian menilai proses pelaksanaannya serta memantau hasil yang didapat.

Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013. 2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Islam Nurul Hadi Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak.

(4)

43

|

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING Subyek Penelitian

Subyek penelitiannya adalah siswa kelas XI SMK Islam Nurul Hadi yang berjumlah 89 siswa terdiri atas 35 siswa kelas XI TKJ, 41 siswa XI BB dan 13 siswa kelas XI Akt. Dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1 Jumlah Siswa Kelas XI SMK Islam Nurul Hadi

No Kelas Jurusan Jumlah Siswa

1 XI Teknik Komputer Jaringan 35

2 XI Busana Butik 41

3 XI Akutansi 13

Jumlah 89

Sampel kelas XI Teknik Komputer Jaringan (TKJ) terdiri dari 35 siswa dan diambil 10 siswa.

Sumber Data

Pada penelitian tindakan bimbingan konseling ini, sumberdata diperoleh dari:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang dihasilkan peneliti saat melakukan pengamatan langsung dilokasi. Dalam penelitian ini sumber data primer didapatkan dari observasi dan angket dengan menggunakan alat bantu dokumentasi dan koesioner.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pengamatan teman sebaya, wali kelas, guru mata pelajaran.

Teknik dan Alat Pengumpul Data

1. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dalam PTBK menggunakan teknik observasi yang ditujukan pada tiga sasaran: a. Guru, dengan fokus pengamatan pada tindakan kongkrit guru dalam meningkatkan pemahaman

bakat siswa melalui layanan bimbingan kelompok.

b. Siswa, sewaktu mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok dan ada tidaknya ketercapaian pemahaman bakat siswa setelah mengikuti kegiatan tersebut.

c. Tertuju pada situasi dan kondisi saat berlangsungnya kegiatan layanan bimbingan kelompok. Penelitian dengan menggunakan teknik pengamatan atau observasi adalah suatu teknik evaluasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang disajikan sasaran pengamatan (evaluasi). Teknik observasi memiliki beberapa keunggulan, yaitu: (1) data observasi diperoleh secara langsung di lapangan maka data yang diperoleh dapat bersifat lebih objektif dalam melukiskan aspek-aspek kepribadian siswa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, (2) data observassi dapat mencangkup berbagai aspek kepribadian masing-masing siswa, maka dalam pengolahannya akan terjadi kesimbangan dalam mengevaluasi tindakan siswa yang bersangkutan.

(5)

44

|

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

2. AlatPengumpulan Data

Pengumpulan data sangat penting dalam penelitian, data yang diperoleh akan digunakan untuk membuat kesimpulan dalam penelitian tersebut. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan kuesioner, observasi, dan wawancara.

HASIL PENELITIAN

Kondisi awal pemahaman bakat siswa yang tergolong kurang, namun setelah pelaksanaan layanana bimbingan kelompok pada siklus I dan siklus II pemahaman bakat siswa mengalami peningkatan.

Hasil observasi pada pelaksanaan tindakan guru pembimbing dalam pemberian materi layanan bimbingan kelompok siklus I secara keseluruhan dalam mengikuti kegiatan layanan sebesar 65.17%, karena pemberian materi layanan yang diberikan oleh guru pembimbing sudah cukup jelas namun dalam penggunaan media kurang menarik anggota kelompok, penguasaan terhadap kelompok belum menyeluruh karena anggota kelompok belum semua terlibat atau ikut berpartisipasi dalam pembahasan topik. Kondisi seperti ini dikarenakan waktu pelaksanaan layanan bimbingan di siang hari jadi siswa kurang terfokuskan dalam kegiatan, ditambah lagi ada sebagian siswa yang habis mengikuti kegiatan remidial dan lokasi kegiatan kurang mendukung dikarenakan kipas ruangan tidak bisa dinyalakan sehingga ada anggota kelompok yang merasa kepanasan. Sedangkan hasil observasi pelaksanaan tindakan guru pembimbing dalam pemberian materi layanan bimbingan kelompok siklus II mencapai 67.85%, karena dalam pemberian materi layanan yang diberikan oleh guru pembimbing sudah jelas dengan penggunaan media dan permainan yang disertakan, penguasaan kelompok sudah cukup baik karena anggota kelompok ikut berpartisipasi dalam pembahasan topik yang dibahas.

Sebagai perbandingan hasil observasi data pada siklus I dan siklus II dipaparkan sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Perbandingan Siklus I dan Siklus II Guru Pembimbing

No Kegiatan yang diamati Siklus I Siklus II

A Tahap Awal

1. Pembukaan 8 8

2. Membangun Rapport 6 6

3. Apersepsi 4 4

4. Menjelaskan Maksud dan Tujuan 5 7

B Tahap Inti

1. Menjelaskan Materi 6 6

2. Penerapan Metode 5 4

3. Penggunaan Media 4 4

4. Pelibatan siswa secara aktif 5 5

(6)

45

|

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

6. Pemberian motivasi dan penguatan 5 6

C Tahap Akhir

1. Penarikan kesimpulan 5 7

2. Pemberian Feedback 4 5

3. Pelaksanaan Evaluasi 5 5

4. Penetapan tindak lanjut 6 3

Jumlah 73 76

Rata-rata 36.50 38

Prosentase 65.17 % 67.85 %

Diagram 1. Hasil Perbandingan Siklus I dan Siklus II (Guru Pembimbing)

Peningkatan kegiatan pelaksanaan tindakan guru pembimbing dalam pemberian materi layanan bimbingan kelompok antara siklus I dan siklus II sebesar 67.85% - 65.17% = 2.68%. Dengan hasil perbandingan yang tipis dikarenakan situasi dan kondisi sewaktu kegiatan kurang mendukung. Dimana pada siklus I pelaksanaan kegiatan pada siang hari setelah remidial dimana anggota kelompok sudah merasa capek dan cuaca juga sangat panas. Sedangkan pada siklus II kegiatan berlangsung pada bulan puasa jadi anggota kelompok kurang bersemangat. Dengan belum tercapainya indikator ketuntasan yang diharapkan peneliti tidak bisa untuk melanjutkan penelitian dikarenakan waktu penelitian yang terbatas. Walaupun belum tercapainya indikator ketuntasan yang diharapkan, namun sudah ada peningkatan hasil antara siklus I dan siklus II.

Hasil observasi pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siklus I secara keseluruhan dalam mengikuti kegiatan layanan sebesar 63.75%, peneliti dan guru pembimbing melihat bahwa dinamika kelompok sudah terbentuk namun anggota kelompok belum sepenuhnya ikut berpartisipasi dalam kegiatan, masih ada siswa yang kurang berani mengutarakan pendapat dengan baik. Kondisi seperti ini dikarenakan waktu pelaksanaan layanan bimbingan di siang hari jadi siswa kurang terfokuskan dalam kegiatan, ditambah lagi ada sebagian siswa yang habis mengikuti kegiatan remidial dan lokasi kegiatan kurang mendukung dikarenakan kipas ruangan tidak bisa dinyalakan sehingga ada

0 10 20 30 40 50 60 70 80 Siklus I Siklus II Jumlah Rata-Rata Prosentase

(7)

46

|

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

anggota kelompok yang merasa kepanasan. Sedangkan hasil observasi pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siklus II mencapai 68.75%, peneliti dan guru pembimbing melihat bahwa sudah ada kemajuan dibanding dengan pelaksanaan siklus I. Dinamika kelompok sudah terbentuk peran anggota kelompok sudah terlihat, siswa berani mengutarakan pendapat dengan baik.

Sebagai perbandingan hasil observasi data pada siklus I dan siklus II dipaparkan sebagai berikut.

Tabel 2. Perbandingan Observasi Siklus I dan Siklus II (Siswa)

NO INDIKATOR Siklus I Siklus II

1 Tahap Awal

Menjawab Salam 8 8

Keaktifan dalam Apersepsi 5 5

Menerima Penjelasan 6 6

Tahap Inti

2 Perhatian dalam menerima penjelasan 5 5

Keaktifan dalam bimbingan kelompok 4 7

Keaktifan dalam melaksanakan tugas 4 6

Partisipasi dalam kelompok 5 6

3 Tahap Akhir

Partisipasi dalam penarikan kesimpulan 5 5

Keaktifan dalam menanggapi evaluasi 5 4

Usulan kegiatan tindak lanjut 4 2

JUMLAH 51 54

Rata-rata 25,5 27

Prosentase 63.75% 68.75 %

Diagram 2. Hasil Perbandingan Siklus I dan Siklus II (Siswa)

Peningkatan kegiatan layanan antara siklus I dan siklus II sebesar 68.75% - 63.75% = 5%. Perubahan data dalam peningkatan layanan dari siklus I dan siklus II sebesar 5%. Dengan hasil peningkatan yang tipis dikarenakan situasi dan kondisi sewaktu kegiatan kurang mendukung. Pada

0 10 20 30 40 50 60 70 Siklus I Siklus II Jumlah Rata-rata

(8)

47

|

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

siklus I pelaksanaan kegiatan di siang hari setelah remidial dimana anggota kelompok sudah merasa capek dan cuaca juga sangat panas. Sedangkan pada siklus II kegiatan berlangsung di bulan puasa jadi anggota kelompok kurang bersemangat. Walaupun belum tercapainya indikator ketuntasan yang diharapkan, namun sudah ada peningkatan hasil pada siklus I dan siklus II.

Hasil pra siklus dan pasca siklus menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap bakat.

Tabel 3. Hasil Perbandingan Pra Siklus & Pasca Siklus

No Responden Pra Siklus Ket Siklus I KET Siklus II Ket Pasca Ket Siklus 1 Ahmad Shofi 37 S 45 B 43 B 47 B

2 Ari Fitriyatuz Zulfa 48 B 50 B 55 B 61 SB

3 Elya Dwi Afiani 44 B 40 S 50 B 53 B

4 Fajar Fathul Huda 40 S 48 B 45 B 49 B

5 Inayatul Luthfiyah 46 B 47 B 50 B 55 B 6 Muhammad Arif R 38 S 40 S 48 B 51 B 7 M.Wachid Abdul M 37 S 45 B 45 B 51 B 8 Mitra Jatra W 50 B 49 B 58 B 61 SB 9 Muklisin 53 SB 61 SB 58 B 63 SB 10 Sholikul Ikhwan 49 B 48 B 55 B 60 B Jumlah 442 473 507 551 Rata-rata 44.2 47.3 50.7 55.1 Prosentase 55.25% 59.12% 63.37% 68.87%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan pra siklus dalam kategori baik, karena mencapai rata-rata 44.20 dengan prosentase 55.25%. Walaupun berkategori baik, masih ada 4 siswa berkategori sedang dan 6 siswa berategori baik. Sedangkan pada pelaksanaan pasca siklus

0 10 20 30 40 50 60 70 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nilai

Siswa

Grafik 1. Perbandingan Pra Siklus & Pasca Siklus

Pra Siklus Siklus I Siklus II Pasca Siklus

(9)

48

|

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

masuk dalam kategori baik, karena mencapai rata-rata 55.10 dengan prosentase 68.87%. Setelah dilakukan kegiatan layanan bimbingan kelompok terjadi peningkatan pemahaman yang semula masih ada 4 siswa berkategori sedang, 6 berkategori baik sekarang meningkat menjadi 6 siswa berkategori baik dan 4 sangat baik.

Berpijak pada paparan di atas, menunjukkan bahwa adanya keefektifas layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan pemahamanbakat siswa. Oleh karena itu, hipotesis penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini yang menyatakan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok efektifuntuk meningkatkan pemahaman bakat siswa SMK Islam Nurul Hadi tahun ajaran 2013-2014, berdasarkan observasi pada siklus I dan siklus II ada peningkatan sebesar 5% .

Dalam hal ini belum bisa mencapai indikator ketercapaian yang diinginkan yaitu 70 %. Tidak tercapainya indikator tersebut dikarenakan waktu penelitian hanya terbatas sehingga tidak mungkin melanjutkan ke siklus berikutnya.

KESIMPULAN

1. Hasil Pra Siklus pada tanggal 7 Juni 2013, dapat diketahui bahwa pelaksanaan pra siklus dalam kategori baik, karena mencapai rata-rata 44.20 dengan prosentase 55.25%. Walaupun berkategori baik, masih ada siswa yang kurang kurang paham dengan bakat sehingga perlu ditingkatkan pemahaman bakat pada siswa.

2. Hasil observasi pada pelaksanaan tindakan guru pembimbing dalam pemberian materi layanan bimbingan kelompok siklus I secara keseluruhan sebesar 65.17%, hasil tersebut dapat dilihat sewaktu pemberian materi layanan yang diberikan oleh guru pembimbing sudah jelas namun dalam penggunaan media kurang menarik anggota kelompok, penguasaan kelompok belum menyeluruh karena anggota kelompok belum semua terlibat atau ikut berpartisipasi dalam pembahasan topik. Sedangkan hasil observasi pelaksanaan tindakan guru pembimbing dalam pemberian materi layanan bimbingan kelompok pada siklus II mencapai 67.85% hasil ini dibuktikan melalui pemberian materi layanan yang diberikan oleh guru pembimbing sudah jelas dengan penggunaan media dan permainan yang disertakan, penguasaan kelompok baik karena anggota kelompok ikut berpartisipasi dalam pembahasan topik yang dibahas.

3. Hasil observasi pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siklus I secara keseluruhan dalam mengikuti kegiatan layanan sebesar 63.75%, dalam kegiatan ini peneliti dan guru pembimbing melihat bahwa dinamika kelompok sudah terbentuk namun anggota kelompok belum sepenuhnya ikut berpartisipasi dalam kegiatan, masih ada siswa yang kurang berani mengutarakan pendapat dengan baik. Sedangkan hasil observasi pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siklus II mencapai 68.75%, dalam hal ini peneliti dan guru pembimbing melihat bahwa sudah ada kemajuan dibanding dengan pelaksanaan siklus I. Dinamika kelompok sudah terbentuk peran anggota kelompok sudah terlihat, siswa berani mengutarakan pendapat dengan baik.

(10)

49

|

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

4. Hasil Pasca Siklus pada tanggal 18 Juli 2013, dapat diketahui bahwa pelaksanaan pasca siklus dalam kategori baik, karena mencapai rata-rata 55.10 dengan prosentase 68.87%. Setelah dilakukan kegiatan layanan bimbingan kelompok terjadi peningkatan pemahaman yang semula masih ada 4 siswa berkategori sedang, 5 berkategori baik dan 1 sangat baik sekarang meningkat menjadi 8 siswa berkategori baik dan 2 sangat baik.

5. Berdasarkan observasi pada siklus I dan siklus II ada peningkatan sebesar 5% sehingga pelaksanaan layanan bimbingan kelompok efektifuntuk meningkatkan pemahaman bakat siswa SMK Islam Nurul Hadi tahun ajaran 2013-2014.

6. Walaupun ada peningkatan namun belum bisa mencapai indikator ketercapaian yang diharapkan yaitu 70 %. Tidak tercapainya indikator tersebut dikarenakan waktu penelitian hanya terbatas sehingga tidak mungkin melanjutkan ke siklus berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Banun Sri Haksasi, 2007. Instrumentasi Bimbingan Konseling Non Tes. Salatiga: Widyasari Press. Conny Semiawan, 2008. Perspektif pendidikan anak berbakat. Jakarta: Gramedia Widiasarana

Indonesia (Grasindo).

Dewa Ketut Sukardi, 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Hartinah, 2002, Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT Refika Aditama.

http://arihdyacaesar.wordpress.com/2010/01/13/resume-bakat-konsep-indikator-pengukuran/.arihdyacaesar. Di unduh 24 Maret 2013.

http://ritaheriyantibks.blogspot.com/p/bakat.html. Desember 2011. Di unduh 24 Maret 2013.

http://semutlewat.blogspot.com/2012/12/pengembangan-bakat-dan-minat.html. Di unduh 24 Maret 2013.

http://tandagenap.com/mengenali-bakat-dan-minat/. September 2011. Di unduh 24 Maret 2013. http://warnaa-warnii.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-tujuan-bimbingan.html. Niamah. 7 Januari

2013. Di unduh 24 Maret 2013.

Nana S. Sukmadinata, 2009. Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: remaja rosdakarya Oemar Hamalik, 2009. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset. Prayitno, 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia. Prayitno & Erman Amti, 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Sukiman, 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Paramitra Publishing.

Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Utami Munandar, 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta. W.S Winkel & MM. Sri Hastuti, 2004. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Media Abadi.

Gambar

Tabel 1 Jumlah Siswa Kelas XI SMK Islam Nurul Hadi
Tabel 1. Hasil Perbandingan Siklus I dan Siklus II Guru Pembimbing
Diagram 1. Hasil Perbandingan Siklus I dan Siklus II (Guru Pembimbing)
Tabel 2. Perbandingan Observasi Siklus I dan Siklus II (Siswa)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Langkah pembuatan instrumen ini digunakan untuk menentukan data kuisoner diperoleh dari mana. Dalam pembuatan instrumen kecerdasan emosional terlebih dahulu mencari

Sebelum sakit : Pasien sebelum sakit mengatakan dapat melakukan hubungan interaksi dengan kerabat,keluarga,lingkungan dengan baik. Saat sakit : Pasien mengatakan saat

Penggunaan hutang yang berlebih akan berdampak buruk bagi perusahaan, seperti terjadinya biaya kebangkrutan (financial distress). Ukuran perusahaan dengan indikator ln

Dalam hal terdapat perbedaan data antara Petikan DIPA dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Kasih yang dimaksudkan oleh Yesus kepada Rasul Petrus adalah kasih yang memprioritaskan tugas, atau mengasihi Yesus sebagai objek pelayanan yang lebih

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian ekstrak almond terhadap jumlah morfologi sperma mencit jantan putih ( Mus musculus ) galur Swiss

Anak yang diduga melakukan tindak pidana disebut dengan anak yang berkonflik dengan hukum yaitu anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18

Menurut pendapat N.E. Algra, tentang pengenaan uang paksa ini, menurutnya, bahwa uang paksa sebagai hukuman atau denda, jumlahnya berdasarkan syarat dalam perjanjian,