• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun Sinergi antar Perguruan Tinggi dan Industri Pertanian dalam Rangka Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Membangun Sinergi antar Perguruan Tinggi dan Industri Pertanian dalam Rangka Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-45 UNS Tahun 2021

“Membangun Sinergi antar Perguruan Tinggi dan Industri Pertanian dalam

Rangka Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka”

Respon Kacang Panjang terhadap Pupuk Organik Cair Babandotan

(Ageratum conyzoides)

Nanik Setyowati1, Herlina Nurhidayati2, Sigit Sudjatmiko1 dan Zainal Muktamar3

1 Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu 2Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu

3 Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu

Abstrak

Kacang panjang merupakan tanaman hortikultura yang dimanfaatkan buahnya. Salah satu cara meningkatkan hasil kacang panjang ialah dengan pupuk organik cair (POC), serta pemilihan varietas. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi POC yang optimum pada beberapa varietas kacang panjang, serta menentukan pertumbuhan dan hasil kacang panjang terbaik dari tiga varietas kacang panjang yang diuji. Percobaan dilakukan selama 62 hari dan waktu berakhir selama 3 bulan pada kacang panjang. Percobaan dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2019 di Rawa Makmur, Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor, faktor pertama adalah berbagai konsentrasi pupuk organik cair dan faktor kedua adalah tiga varietas kacang panjang. Dari kedua faktor diperoleh 12 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali. Pengamatan dilakukan pada seluruh variabel pengamatan meliputi tinggi tanaman, diameter batang, kehijauan daun, muncul berbunga, bobot panen, bobot buah perbuah, bobot buah pertanaman, panjang buah, jumlah buah, bobot segar tajuk, bobot segar akar bobot kering tajuk, bobot kering akar. Data yang diperoleh dianalisis varian (ANAVA) taraf 5%. Uji lanjut dilakukan dengan Polinomial Ortogonal. Hasil penelitian menunjukkan, konsentrasi POC Babandotan 200ml, 400ml, dan 600ml tidak mempengaruhi pertumbuhan dan hasil kacang panjang kecuali terhadap diameter batang, bobot kering tanaman, umur tanaman berbunga dan panjang buah. Tidak terdapat perbedaan pertumbuhan dan hasil antara kacang panjang varietas Kanton, Borneo dan UBKP kecuali pada umur berbunga tanaman.

Kata kunci: Ageratum conyzoides, alelopati, babandotan, kacang panjang, POC.

Pendahuluan

Salah satu faktor yang menentukan dan berpengaruh terhadap produktivitas suatu tanaman ialah pemberian pupuk atau unsur hara. Pupuk dibedakan menjadi dua macam yaitu pupuk organik dan pupuk sintetik. Pupuk sintetik berperan dalam meningkatkan unsur hara

(2)

baik melalui proses kimia, biologi maupun fisik tanah, namun jika digunakan terus menerus dapat menimbulkan dampak negatif pada tanah yang menyebabkan tanah menjadi lebih cepat mengeras, cepat menjadi masam dan kurang mampu menyimpan air (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Pupuk organik disisi lain, memiliki peran dalam meningkatkan aktivitas kimia, biologi, maupun fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik bagi pertumbuhan tanaman (Lingga dan Marsono, 2013).

Dua jenis pupuk organik yaitu padat dan cair. Kelebihan pupuk organik cair (POC) adalah unsur hara yang terdapat di dalamnya lebih mudah diserap tanaman. Pupuk organik cair merupakan larutan hasil dari pembusukan bahan – bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan yang kandungannya lebih dari satu unsur, tidak merusak tanah dan tanaman meskipun digunakan sesering mungkin (Lingga dan Marsono, 2013). Nasution dan Marwani (2014) menyatakan, POC dapat dijadikan alternatif untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman yang dapat diaplikasikan melalui daun.

Pupuk organik cair mampu merangsang pertumbuhan tanaman, baik pada fase vegetatif maupun generatif, merangsang pertumbuhan biji dan buah, mengurangi gugurnya daun dan bunga, serta meningkatkan vigor tanaman sehingga menjadi kokoh dan kuat. Pupuk organik cair lebih efektif dan efisien jika diaplikasikan pada daun dan batang, karena mampu diserap langsung melalui stomata yang ada pada permukaan daun (Lingga dan Marsono, 2013).

Sumber POC bisa didapatkan dari berbagai bahan seperti limbah cair sayuran (Irianto, 2012), kulit pisang dan telur (Machrodania, et al., 2015), dan enceng gondok (Yuliatin, 2015). Selain itu gulma seperti Babandotan, daun kembang bulan (Tithonia diversifolia), Lamtoro

(Leucaena leucocephala), dan enceng gondok (Eichhornia crassipes) juga memiliki potensi

sebagai sumber POC (Fahrurozi, et al., 2017; Setyowati, et al., 2018). Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh liar pada lahan budidaya atau tumbuhan yang tidak dikehendaki keberadaannya dan menimbulkan kerugian sehingga keberadaannya perlu dikendalikan (Sindel dan Coleman, 2010). Meskipun demikian gulma dapat dimanfaatkan sebagai bahan POC. Gulma babandotan merupakan family Asteraceae dan yang termasuk didalamnya antara lain gulma sintrong (Erechtites valerianifolia), tekelan (Eupatorium riparium), kirinyuh (Eupatorium odoratum) dan lainya. Babandotan mampu meningkatkan unsur hara dalam pengembangan POC karena kontribusinya dalam menyediakan unsur hara (Sukamto 2007). Babandotan mengandung N-total (6,55%), P (1,71%), K(8,59 mg) 100 mg, Ca-dd (14,00 me/100 g), Mg-dd (12,33 me/100g), Karbon (35,42%), dan selulosa (14,43%) (Fahrurrozi et

(3)

Hasil penelitian Darmawan dan Permana ( 2015) menunjukkan, perlakuan konsentrasi POC kirinyuh + Azolla pinnata berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat. Konsentrasi POC kirinyuh + azolla 480 cc/L memberikan hasil terbaik pada semua variabel yang diamati pada tanaman tomat. Duaja (2012) dalam penelitiannya melaporkan, hasil selada tertinggi dicapai pada perlakuan bahan dasar kompos cair kirinyuh dengan dosis 15 ml/L. Pupuk organik cair kirinyuh pada konsentrasi 200 ml/L dapat meningkatkan tinggi tanaman, luas daun, bobot kering, diameter tongkol, dan panjang tongkol pada tanaman jagung (Ningrum et al., 2017). Babandotan (Ageratum conyzoides) merupakan gulma berdaun lebar yang memiliki kandungan unsur hara tinggi dan memiliki potensi sebagai sumber hara POC.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi POC terbaik pada kacang panjang varietas Kanton, Borneo dan UBKP (varietas Lokal Bengkulu) dan menentukan pertumbuhan dan hasil kacang panjang terbaik dari tiga varietas kacang panjang yang diuji

Metodologi

A. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret–Mei 2019 di Rawa Makmur Permai, Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu.

B. Rancangan percobaan

Rancangan yang digunakan adalah Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor. Faktor pertama konsentrasi POC babandotan yang terdiri dari 4 taraf yaitu P0 = kontrol (tanpa POC),

P1 = konsentrasi 200 ml/L, P2 = konsentrasi 400 ml/L, dan P3 = konsentrasi 600 ml/L. Faktor

kedua adalah varietas kacang panjang (V) yang terdiri V1 = Kanton, V2 = Borneo, V3 = UBKP

(varietas lokal Bengkulu). Setiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali, sehingga terdapat 36 satuan percobaan dan setiap satuan percobaan terdiri dari 2 polibag.

C. Pelaksanaan penelitian

Benih kacang panjang ditanam pada polibag yang berukuran 40 cm x 50 cm (p x t) yang berisi campuran 10 kg tanah dan pupuk kandang sapi dosis 15 ton/ha (setara dengan 62

(4)

g/polibag). Pada saat penanaman, setiap lubang tanam diberi Furadan 3G sebanyak 0,04 g/lubang tanam untuk mencegah serangan hama.

Sebagai pupuk dasar digunakan digunakan 50% dari dosis rekomendasi yaitu Urea 30 kg/ha, TSP 50 kg/ha, KCl 50 kg/ha, atau setara dengan Urea 0,12 g/tan, TSP 0,20 g/tan dan KCl 0,20 g/tan. Seluruh pupuk TSP, KCl dan separuh dosis Urea diberikan saat tanaman berumur 1 minggu setelah tanam (MST). Sisa pupuk urea diberikan pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam (HST). Dosis rekomendasi yang dimaksud adalah Urea 60 kg/ha, TSP 100 kg/ha, KCL 100 kg/ha (BPTP, 2015).

Aplikasi POC dilakukan setiap minggu sejak tanaman berumur 7 hari sebanyak 7 kali dengan cara menyiramkannya di permukaan tanah di daerah sekitar perakaran. Volume POC yang diberikan disesuaikan dengan umur tanaman yaitu 7 HST sebanyak 50 ml/tan, 14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST, 42 HST dan 49 HST berturut-turut sebanyak 100 mL, 100 mL, 150 mL, 150 mL, 200 mL, dan 250mL. Dengan demikian masing-masing tanaman menerima 1L POC selama pertumbuhannya. Pemberian 1L POC selama pertumbuhanya mengacu Fahrurrozi

et al., (2017) sedangkan proses pembuatan POC mengacu pada Fahrurrozi et al., (2016).

Pengairan dilakukan untuk menjaga kelembaban tanah, pengendalian gulma dilakukan secara manual dengan cara mencabutnya, sedangkan pengendalian organisme pengganggu tanaman dilakukan secara manual (mengambil dan membunuh belalang yang menyerang tanaman) dan secara kimiawi dengan insektisida Profenofos pada konsentrasi 2ml/L air).

Panen dilakukan pada saat umur tanaman 41 HST. Panen dilakukan 3 hari sekali sampai tanaman berumur 62 HST (8 kali panen). Kriteria kacang panjang yang dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji didalam belum menonjol serta berwarna hijau merata (BPTP, 2013). Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan dan hasil kacang panjang yang meliputi tinggi tanaman, kehijauan daun, umur tanaman berbunga, jumlah polong, panjang polong, bobot per polong, bobot polong per tanaman, diameter polong, bobot segar tajuk dan akar serta bobot kering tajuk dan akar.

D. Analisis data

Data dianalisis dengan Analisis Varian (ANAVA), uji F taraf 5%. Data yang berpengaruh nyata terhadap konsentrasi POC diuji lanjut DMRT dan Polinomial Orthogonal. Data yang berpengaruh nyata terhadap varietas diuji lanjut DMRT taraf 5%.

(5)

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara konsentrasi POC dan varietas kacang panjang pada seluruh variabel yang diamati. Pemberian POC hanya berpengaruh terhadap diameter batang, bobot kering brangkasan, umur tanaman berbunga dan panjang buah, namun tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah buah maupun bobot buah.

A. Pengaruh konsentrasi POC terhadap pertumbuhan dan hasil kacang panjang

Tabel 1. menunjukkan, pemberian POC berpengaruh nyata terhadap diameter batang dan bobot kering brangkasan, namun tidak berpengaruh nyata terhadap variabel lainnya termasuk tinggi tanaman maupun bobot akar. Pemberian POC babandotan dapat menurunkan diameter batang maupun bobot kering brangkasan.

Tabel 1. Pengaruh konsentrasi POC terhadap pertumbuhan vegetatif kacang panjang Konsentrasi (mL/L) TT (cm) KD DB (mm) BSB (g) BSA (g) BKB (g) BKA (g) Kontrol 396.50 50.59 6.84a 135.25 15.27 23.22a 4.87

200 371.88 51.08 6.03b 87.34 12.51 17.27 ab 3.61 400 386.27 48.90 6.54ab 107.72 14.37 21.30ab 2.62 600 381.00 48.60 5.98b 107.80 11.82 15.55 b 4.10

Keterangan : TT (tinggi tanaman); KD (kehijauan daun); DB (diameter batang); BSB (bobot segar brangkasan); BSA (bobot segar akar); BKB (bobot kering brangkasan); BKA (bobot kering akar). Angka – angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berpengaruh nyata pada DMRT taraf 5%

Tabel 2. menunjukkan, perbedaan konsentrasi POC tidak berpengaruh terhadap hasil tanaman namun mempengaruhi umur berbunga tanaman. Jumlah polong, panjang polong maupun bobot polong antara tanaman kontrol maupun yang diberi POC tidak berbeda. Meskipun POC pada konsentrasi 200 ml/L waktu berbunganya lebih lama namun perbedaannya tidak sampai 2 hari dibandingkan kontrol.

Tabel 2. Pengaruh konsentrasi POC terhadap pertumbuhan generatif kacang panjang Konsentrasi (ml/L) UB (hari) JP PP (cm) BP (g) BT (g)

Kontrol 32.22b 12.33 52.54a 17.61 116.09

200 34.44a 14.22 50.08a 16.20 126.71

400 31.88 b 13.00 42.33b 13.61 99.02

600 33.77ab 14.88 50.91a 18.29 146.08

Keterangan : UB (umur berbunga); JP (jumlah polong); PP (panjang polong); BP (bobot setiap polong); BT (bobot polong per tanaman). Angka – angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berpengaruh nyata pada DMRT taraf 5%

(6)

Hubungan antara konsentrasi POC dengan diameter batang, bobot kering brangkasan maupun panjang polong membentuk pola linier negatif, namun linier positif dengan waktu muncul bunga (Gambar 1). Meskipun pengaruhnya lemah, dengan demikian pemberian POC dapat menurunkan diameter batang, bobot kering dan panjang polong serta memperlama masa pembungaan tanaman.

Gambar 1. Hubungan konsentrasi POC dengan diameter batang, bobot kering tajuk, Panjang polong dan waktu muncul bunga

Semakin tinggi konsentrasi POC diikuti dengan semakin kecilnya diameter batang, bobot brangkasan maupun panjang polong. Hubungan korelasi yang terjadi sangat lemah, dengan nilai korelasi yang sangat kecil yaitu 17% pada diameter batang dan 9.2% pada panjang polong. Dengan demikian, selain faktor konsentrasi, faktor lain berpengaruh terhadap penurunan pertumbuhan dan hasil tanaman. Pertumbuhan dan hasil tanaman selain ditentukan oleh faktor kesuburan tanah juga dapat disebabkan antara lain oleh faktor lingkungan seperti pH tanah, curah hujan, kelembaban tanah, penyinaran dan sumber pupuk organik yang digunakan. Pupuk organik yang digunakan dalam penelitian ini adalah babandotan. Pengaruh negatif POC gulma babandotan terhadap diameter batang, brangkasan maupun panjang polong kacang panjang diduga karena gulma babandotan mengandung bahan kimia yang bersifat racun atau dikenal dengan istilah alelopati.

y = -0,001x + 6,6586 R² = 0,1786 0 5 10 0 200 400 600 Diam eter B atan g (m m ) Konsentrasi POC (ml/L) y = -0,0101x + 22,271 R² = 0,501 0 5 10 15 20 25 0 200 400 600 B o b o t K er in g T aj u k ( g ) Konsentrasi POC (ml/L) y = -0,0075x + 51,404 R² = 0,0922 0 20 40 60 80 0 200 400 600 P an jan g P o lo n g ( cm ) Konsentrasi POC (ml/L) y = 0,0011x + 32,767 R² = 0,0495 31,5 32 32,5 33 33,5 34 34,5 35 0 200 400 600 W ak tu Mun cu l B unga (h ar i) Konsentrasi POC ml/L

(7)

Alelopati adalah suatu senyawa yang dikeluarkan untuk menghambat pertumbuhan tanaman, sehingga menghambat fotosintesis dan respirasi yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman (Javaaurora, 2010). Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa ekstrak air daun babandotan bersifat alelopati terhadap tanaman yaitu menghambat pertumbuhan tanaman cabai merah (Harnani, 2016). Yuliani et al., (2009) menyatakan bahwa alelopati yang dihasilkan tanaman dapat berpengaruh negatif yang bersifat merusak, menghambat, dan merugikan bagi tanaman di lingkungan sekitar. Mekanisme alelopati antara lain menghambat aktivitas enzim dan degradasi dinding sel sehingga aktivitas enzim menjadi terhambat kemudian menjadi tidak berfungsi. Sebagaimana diameter batang, bobot kering tajuk diduga juga dipengaruhi oleh alelopati babandotan (Sastroutomo, 1990).

Kandungan fitokimia pada tumbuhan babandotan menunjukkan adanya senyawa seperti gallic acid, coumalic acid dan protocatechuic acid yang menghambat pertumbuhan tanaman (bersifat alelopati) (Sukamto, 2007). Daun bandotan dapat menghambat perkecambahan sawi. Konsentrasi bandotan yang semakin tinggi akan semakin menurunkan daya perkecambahan. Keberadaan senyawa fenol berperan sebagai penghambat hormon pertumbuhan pada perkecambahan sawi (Hafasah et al., 2012).

Hasil penelitian Murtic et al., (2018) menunjukkan bahwa pengaruh POC terhadap tanaman ditentukan oleh faktor lingkungan dan jenis tanaman. Aplikasi POC tidak berpengaruh terhadap hasil jagung manis (Fahrurrozi et al., 2020; Fahrurrozi et al., 2015; Fahrurrozi et al., 2017), namun hasil penelitian Enujeke et al (2013) menunjukkan, POC yang diberikan melalui tanah menghasilkan jagung lebih tinggi dibandingkan yang diaplikasikan melalui daun. Pupuk organik dari gulma titonia (Tithonia diversifolia) dalam padat dapat meningkatkan hasil tanaman kol bunga (Setyowati et al., 2018). Bahua dan Gubali (2020) melaporkan, POC berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi. Disamping terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman, POC juga berpengaruh terhadap kandungan nutrisi dalam tanah serta meningkatkan serapan unsur hara dari tanah oleh tanaman.

Pemberian POC memperbaiki kandungan kimia tanah seperti yang dilaporkan oleh Muktamar et al., (2017a); Nhu et al., (2018) dan Muktamar et al., (2017b). POC juga dapat meningkatkan P-tersedia maupun C-organik (Harahap et al., 2020). Kandungan kimia dalam tanah yang meningkat ini berhubungan dengan peningkatan serapan N dari dalam tanah (Kasim

et al., 2011); serapan N, P dan K juga meningkat seperti yang dilaporkan oleh Jamilah et al.,

(2015); Muktamar et al., (2017c) dan Mahmood et al., (2019). Meski demikian, kandungan unsur hara seperti N, P, K, Ca, maupun Mg berbeda-beda antar sumber bahan organik yang

(8)

faktor sangat menentukan efektivitas penggunaan POC seperti faktor lingkungan, cara aplikasi, konsentrasi, dosis, jenis tanaman, sumber bahan organik yang dijadikan bahan dasar pebuatan POC dan lain-lain.

B. Pengaruh varietas terhadap pertumbuhan dan hasil kacang panjang

Hasil analisis varian menunjukkan, tidak terdapat perbedaan pertumbuhan dan hasil dari tiga varietas kacang panjang yang diuji (Tabel 3 dan 4).

Tabel 3. Pengaruh varietas terhadap pertumbuhan kacang panjang Varietas TT (cm) KD DB (mm) BSB (g) BSA (g) BKB (g) BKA (g) Kanton 374.62 50.09 6.58 120.32 13.31 21.08 4.10 Borneo 392.33 50.06 6.41 114.52 13.56 20.18 3.40 UBKP 392.25 48.43 6.05 93.73 13.61 16.45 3.88

Keterangan : TT (tinggi tanaman); KD (kehijauan daun); DB (diameter batang); BSB (bobot segar brangkasan); BSA (bobot segar akar); BKB (bobot kering brangkasan); BKA (bobot kering akar). Angka – angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berpengaruh nyata pada DMRT taraf 5%

Tabel 4. Pengaruh varietas terhadap hasil kacang panjang

Varietas UB (hari) JP PP (cm) BP (g) BT (g)

Kanton 32.79 ab 14.91 50.42 18.08 147.1

Borneo 34.29a 11.58 47.57 14.91 105.39

UBKP 32.16 b 14.33 48.92 16.30 113.43

Keterangan : UB (umur berbunga); JP (jumlah polong); PP (panjang polong); BP (bobot setiap polong); BT (bobot polong per tanaman). Angka – angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berpengaruh nyata pada DMRT taraf 5%

Hasil ini menunjukkan bahwa varietas UBKP yang merupakan varietas lokal Bengkulu dapat tumbuh serta menghasilkan tanaman yang setara dengan varietas Kanton dan Borneo. Meskipun terdapat perbedaan pertumbuhan dan hasil, namun perbedaannya secara statistik tidak nyata. Keragaman yang terdapat pada jenis tanaman yang berbeda disebabkan faktor lingkungan dan genetik. Ragam lingkungan dapat diketahui bila tanaman dengan genetik yang sama, ditanam bersamaan pada lingkungan yang berbeda. Ragam genetik tanaman mempunyai karakter genetik yang berbeda. Hal ini dapat dilihat bila varietas yang berbeda ditanam pada lingkungan yang sama (Makmur, 1988). Dalam hal ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga varietas yang diuji menunjukkan performa pertumbuhan dan hasil yang sama pada kondisi lingkungan tempat dilakukan penelitian.

Setiap varietas tanaman selalu terdapat perbedaan respon genotip pada kondisi lingkungan tempat tumbuhnya. Hal ini sesuai dengan pendapat (Harjadi, 1996) yang menyatakan bahwa perbedaan pertumbuhan dan produksi suatu varietas dipengaruhi oleh

(9)

kemampuan suatu varietas beradaptasi terhadap lingkungan tempat tumbuhnya. Meskipun secara genetis ada varietas yang memiliki potensi produksi yang lebih baik, tetapi karena faktor lingkungan tempat tumbuhnya tidak mendukung maka dapat menurunkan produksi tanaman.

Kesimpulan dan Saran

Pupuk organik cair babandotan pada konsentrasi 200 ml, 400 ml, dan 600 ml menurunkan diameter batang, bobot kering brangkasan, panjang polong serta meningkatkan umur berbunga tanaman kacang panjang. Tidak terdapat perbedaan pertumbuhan dan hasil antara kacang panjang varietas Kanton, Borneo dan UBKP yang ditanam di Ultisol kecuali pada umur berbunga tanaman. Umur berbunga kacang panjang varietas UBKP lebih cepat dibandingkan varietas Borneo. Perlu penelitian tentang kandungan senyawa alelopati gulma babandotan dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

Daftar Pustaka

Bahua, M. I., & Gubali, H. (2020). Direct seed planting system and giving liquid organic fertilizer as a new method to increase rice yield and growth (Oryza sativa L.). Agrivita,

Journal of Agricultural Science, 42(1): 67-77.

BPTP Kalimantan Tengah. (2013). Teknologi Budidaya Kacang Panjang.

http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/teknologi.kacang.panjang.2013.p df.

Duaja, M.D.(2012). Pengaruh bahan dan kompos cair terhadap pertumbuhan selada (Lactuca

sativa sp). Jurnal Bioplantae, 1(1):14-22.

Enujeke, E. C., Ojeifo, I. M., & Nnaji, G. U. (2013). Effects of liquid organic fertilizer on time of tasselling, time of silking and grain yield of maize (Zea mays). Asian Journal of

Agriculture and Rural Development, 3: 186-192.

Fahrurozi. (2016). Cara pembuatan pupuk organik cair. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Fahrurrozi, Z. Muktamar, Y. Sariasih, N. Setyowati, S. Sudjatmiko & M. Chozin. (2017).Identification of nutrient contents in six potential green biomasses for developing liquid organic fertilizer in closed agricultural. International Journal on Advanced

Science Engineering Information Technology, 7(2): 2088-5334.

Fahrurrozi, F., Muktamar, Z., Widodo, W., & Sudjatmiko, S. (2020). The effect of zinc addition in the production process of liquid organic fertilizer on the nutrient properties, P and Zn

uptakes, and yields of sweet corn. International Journal of Agricultural

Technology, 16(5): 1089-1100.

Fahrurrozi, Z. M., Setyowati, N., Sudjatmiko, S., & Chozin, M. (2015). Evaluation of enriched liquid organic fertilizer for organic carrot production. Journal Agricultural

(10)

Hafasah, S., Ulim, M.A., dan Novayanti, C. M. (2012). Efek alelopati Ageratum Conyzoides terhadap pertumbuhan sawi. Jurnal. Floratek, 8:18-24.

Harahap, F. S., Roswita, O., & Iman, A. (2020). Supply Liquid Organic Fertilizer NASA and Rice Husk Ash to the Chemical Properties of the Soil on the Tomato Plant. International

Journal of Science, Technology & Management, 1(3): 185-189.

Harnani, M., R. (2016). Pengaruh ekstrak air daun babandotan (Ageratum conyzoides) terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah (Capsicum Annum L.). Skripsi. Universitas Lampung. Harjadi S.S. (1996). Pengantar agronomi. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama. 195.

Irianto. (2012). Pertumbuhan dan hasil kalian (Brassica oleraceae) pada berbagai dosis limbah cair sayuran. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Jambi. Jambi.

Jamilah, J. (2015). The effect of fermented liquid organic fertilizer and potassium for nutrient uptake and yield of rice at tropical upland. Journal of Environmental Research and

Development, 9(4): 1-6.

Javaaurora. (2010). Daun wedusan (Ageratum conyzoides L.) ternyata mampu mengham-bat pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun kacang hijau (Phaseollus radiatus). http://erickbio.wordpress.com/2010/07/01/.

Kasim, S., Ahmed, O. H., & Majid, N. M. A. (2011). Effectiveness of liquid organic-nitrogen fertilizer in enhancing nutrients uptake and use efficiency in corn (Zea mays). African

Journal of Biotechnology, 10(12): 2274-2281.

Leiwakabessy, F. M dan Sutandi, A. (2004). Pupuk dan pemupukan. Diktat Kuliah. Departemen Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Lingga, P. dan Marsono. (2013). Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Machrodania, Yulia & Ratnasari, E. (2015). Pemanfaatan pupuk organik cari berbahan baku

kulit pisang, kulit telur dan gracillaria gigas terhadap pertumbuhan tanaman kedelai var. Anjasmaro. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan, 4, (3)2252-3979.

Mahmood, Y. A., Ahmed, F. W., Juma, S. S., & Al-Arazah, A. A. (2019). Effect of solid and liquid organic fertilizer and spray with humic acid and nutrient uptake of nitrogen, phosphorus and potassium on growth, yield of cauliflower. Plant Archives, 19(2): 1504-1509.

Makmur. A. (1988). Pengantar pemuliaan tanaman. Bina Aksara

Muktamar, Z., Hasibuan, S., Suryati, D., & Setyowati, N. (2015). Column study of nitrate downward movement and selected soil chemical properties’ changes in mine spoiled soil as influenced by liquid organic fertilizer. Journal of Agriculture Technology, 11 (8): 2017-2027

Muktamar, Z., Sudjatmiko, S., Chozin, M., Nanik, S., & Fahrurrozi, F. (2017a). Sweet corn performance and its major nutrient uptake following application of vermicompost supplemented with liquid organic fertilizer. International Journal on Advanced Science

Engineering Information Technology, 7 (2): 602-608.

Muktamar, Z., Sudjatmiko, S., Fahrurrozi, F., Setyowati, N., & Chozin, M. (2017b). Soil chemical improvement under application of liquid organic fertilizer in closed agriculture system. International Journal of Agricultural Technology, 13(7.2): 1715-1727.

(11)

Murtic, S., Oljaca, R., Smajic Murtic, M., Vranac, A., Akagic, A., & Civic, H. (2018). Cherry tomato productivity as influenced by liquid organic fertilizer under different growth conditions. Journal of Central European Agriculture, 19(3):503-516.

Nasution, F., dan Mawarni. (2014). Aplikasi pupuk organik padat dan cair dari kulit pisang kepok untuk pertumbuhan dan produksi sawi (Brasica juncea L). Jurnal online

Agroekoteknologi.2(3):024 –1037.

Nhu, N. T. H., Chuen, N. L., & Riddech, N. (2018). The Effects Bio-fertilizer and Liquid Organic Fertilizer on the Growth of Vegetables in the Pot Experiment. Chiang Mai

Journal of Science, 45(3): 1257-1273.

Ningrum, A., J. Mutakin dan K. Zakiah. (2017). Pengaruh berbagai bokasi dan konsentrasi pupuk organik cair kirinyuh (Chromolaena oderata) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea maysL.) kultivar pioner. JAGROS, 1(2): 2548-7752.

Satroutomo, S. S. (1990). Ekologi Gulma. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Setyowati, N., Sudjatmiko, S., Muktamar, Z., Fahrurrozi, F., Chozin, M., & Simatupang, P. (2018). Growth and yield responses of cauliflower on tithonia (Tithonia diversifolia) compost under organic farming practices. International Journal of Agricultural

Technology, 14(7):1905-1914.

Sindel, B. & Coleman, M. (2010). Weed Detection and Control on Small Farms. Australia Government. Australia.

Sukamto. (2007). Babandotan (Ageratum conyzoides) tanaman multi fungsi. Warta Pusat Penelitian dan Perkembangan Perkebunan. 13(3) : 2.

Susila, A. D. (2006). Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bagian Produksi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor. Fakultas Pertanain IPB.

Yuliani, Rahayu. Y. S., Ratnasari, E., & Mitralis. (2009). Potensi senyawa aleokemi daun

Pluchea Indica (L) Less sebagai pemhambat perkecmbahan biji gulma secara hayati. Berk.Penel. Hayati Edisi Khusus: 3A, 69-73

Yuliatin, E. (2015). Pengaruh pemberian pupuk organik cair eceng gondok (Eichornia

crassipes) dengan bioaktivator EM4 (Effective Microorganisme) terhadap pertumbuhan

tanaman hias aglaonema “Lipstik” dan “Ruby”. Skripsi. Program Studi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Mulawarman Samarinda.

Gambar

Gambar 1.  Hubungan konsentrasi POC dengan diameter batang, bobot kering tajuk,  Panjang polong dan waktu muncul bunga

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan landasan toritis yang telah diuraikan terdahulu, dalam penelitian ini akan dianalisis pengaruh dari variabel-variabel suku bunga investasi, perkembangan ekonomi

Jika dibandingkan dengan hasil regresi yang menyatakan bahwa UMR memiliki hubungan signifikan positif, hal ini dapat disebabkan karena Indonesia merupakan negara

Hasil dari penelitian ini yaitu membangun suatu sistem aplikasi Shipbroker berbasis web pada PT Samudera Perdana Transpotama, dengan adanya sistem ini user

Asesmen skema sertifikasi jabatan Desainer Grafis Muda (Junior Graphic Designer) direncanakan dan disusun untuk menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi

(1) Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1) tidak mengambil keputusan bersama dengan Bupati terhadap rancangan peraturan daerah

Sedangkan malaikat lebih utama daripada lainnya dalam hal ini, baik karena mereka itu mengetahui bahwa Allah adalah Dzat Yang tiada Tuhan selain Dia, dan

Hal ini dapat dilihat apakah dalam pelaksanaannya sistem dan fasilitas parkir yang sudah tersedia dapat memenuhi kebutuhan atau menampung jumlah kendaraan yang akan menggunakan

Penelitian, pengembangan dan perakitan inovasi teknologi dan model usahatani lahan rawa pada tahun 2015 hingga 2019 terdiri atas 7 sub program prioritas, yaitu: