BUPATI BANGKALAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, patut kita panjatkan karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bangkalan Tahun 2015 telah dapat diselesaikan tepat waktu. Dokumen ini menjelaskan pencapaian Visi Kabupaten Bangkalan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Bangkalan Tahun 2013-2018 yang diterjemahkan dalam sejumlah Tujuan, Sasaran, dan Program Unit Kerja Pelaksana Pemerintahan Kabupaten Bangkalan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
Sebagai wujud dari pertanggungjawaban dan keterbukaan pelaksanaan tugas dan kewajiban, Dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini, telah menggambarkan pencapaian Visi yang dijabarkan dalam sasaran pada setiap misinya. Dengan harapan dapat mendorong pelaksanaan Good Governance.
Demikian semoga penyusunan dokumen ini bermanfaat, dan semua keberhasilan yang telah dicapai dapat dipertahankan.
Bangkalan, Maret 2016 BUPATI BANGKALAN
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii
IKHTISAR EKSEKUTIF iii
BAB I PENDAHULUAN 01
A. LATAR BELAKANG 01 B. MAKSUD DAN TUJUAN 02
C. DASAR HUKUM 03
D. GAMBARAN KABUPATEN BANGKALAN 04
E. ORGANISASI 05
F. SISTIMATIKA PENYUSUNAN 11
BAB II PERENCANAAN KINERJA 12
A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 12 B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 17
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 18
A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA 18 B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA 21 C. KINERJA KEUANGAN 165
BAB IV PENUTUP 171
LAMPIRAN - LAMPIRAN
1. RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 2. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
3. PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2015
4. CAPAIAN PRESTASI KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2015 5. HASIL REVIU DOKUMEN LAKIP KABUPATEN TAHUN 2015
IKHTISAR EKSEKUTIF
Salah satu azas dalam penerapan tata kepemerintahan yang baik adalah akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban dari amanah atau mandat yang melekat pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran tersebut, Laporan Akuntabilitas Kinerja Kabupaten Bangkalan (LAKIP) Tahun 2015 ini disusun. LAKIP ini menyajikan capaian kinerja Kabupaten Bangkalan selama tahun 2015 yang merupakan pelaksanaan amanah yang diemban oleh organisasi. Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja yang mensyaratkan setiap instansi pemerintah menyusun suatu laporan Akuntabilitas, Dokumen LAKIP ini juga merupakan kebutuhan dalam melakukan analisis dan evaluasi kinerja dalam rangka peningkatan kinerja organisasi secara menyeluruh.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Kabupaten Bangkalan tahun 2015 ini tidak saja berisi tingkat keberhasilan atau kegagalan yang dicerminkan dari perolehan masing-masing indikator kinerja kegiatan, sasaran, dan target yang dicapai dengan menunjukkan hasil yang baik. Kedepan diharapkan Kabupaten Bangkalan dapat melakukan pengukuran terhadap kepuasan masyarakat dalam menerima pelayanan dari aparatur. Hasil pengukuran dapat dijadikan Feed Back dalam meningkatkan kinerja pelayanan tahun-tahun mendatang. Selain itu, LAKIP ini juga menyajikan data dan informasi yang relevan dengan kebutuhan bagi pembuat keputusan agar dapat menginterpretasikan keberhasilan dan kegagalan tersebut secara lebih luas dan mendalam.
Berdasarkan Evaluasi Kinerja dan Analisis pencapaian kinerja yang dilaksanakan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bangkalan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misinya, untuk Tahun 2015 ini dapat dikatakan bahwa kinerja Kabupaten Bangkalan telah
dilaksanakan dengan hasil capaian yang Sangat Berhasil dengan total Capaian Kinerja Sasaran sebesar 60%, sedangkan hasil capaian kinerja keuangan (alokasi anggaran dan realisasi anggaran) sebesar 88,26%.
Namun demikian, keberhasilan yang dicapai Kabupaten Bangkalan tidak terlepas dari hambatan-hambatan yang dijumpai, baik bersifat internal maupun eksternal. Kondisi ini diantisipasi dengan cara melakukan evaluasi secara berkala atas kendala/hambatan yang dijumpai, sehingga diketahui penyebab timbulnya hambatan-hambatan dalam pencapaian kinerja.
Menyadari hal tersebut, Kabupaten Bangkalan telah mempersiapkan strategi-strategi pemecahannya, sehingga tahun-tahun mendatang hambatan-hambatan tersebut dapat diminimalisir.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Akuntabilitas dalam sistem manajemen merupakan agenda penting dalam reformasi pemerintahan yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Sistem manajemen pemerintah yang berfokus pada peningkatan Akuntabilitas dan sekaligus peningkatan kinerja dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja, telah mengamanatkan pada setiap penyelenggara pemerintahan wajib melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi.
Pemberlakuan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi mempertegas komitmen pemerintah dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bangkalan merupakan perwujudan kewajiban pemerintah untuk memper-tanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pencapaian visi dan misi Pemerintah Kabupaten yang diwujudkan melalui pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Akuntabilitas kinerja dilaksanakan melalui Pengukuran kinerja yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian atas keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi Kabupaten Bangkalan.
Penilaian atas keberhasilan/kegagalan lebih difokuskan pada pencapaian sasaran, hal ini berkaitan dengan kinerja yang sebenarnya, dimana sasaran merupakan hasil yang ingin dicapai/diwujudkan dalam kurun waktu 1 atau kurang dari 1 tahun.
Pemerintah Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan, Pelayanan Masyarakat dan Pembangunan pada hakekatnya mengemban tiga fungsi utama yakni :
1. Fungsi Alokasi : meliputi potensi daerah, sumber-sumber ekonomi dalam bentuk barang dan jasa, pelayanan masyarakat
2. Fungsi Distribusi : meliputi pendapatan dan kekayaan masyarakat, pemerataan pembangunan
3. Fungsi Stabilisasi : meliputi antara lain membantu bidang pertahanan, keamanan, ekonomi dan moneter.
Dengan demikian pemberdayaan potensi daerah merupakan prioritas utama untuk dapat melaksanakan dan mewujudkan penyelenggaraan otonomi daerah. Salah satu potensi daerah yang mempunyai peluang dan posisi strategis untuk Kabupaten Bangkalan yaitu adanya wilayah dan penduduk, kelembagaan dan sumber daya manusia/aparatur pemerintah Kabupaten Bangkalan.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bangkalan ini dimaksudkan sebagai wujud pertanggung-jawaban pelaksanaan Pemerintahan Kabupaten Bangkalan Tahun 2014.
Adapun tujuannya adalah :
- Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi sebagai sarana pertanggungjawaban pemerintah Kabupaten Bangkalan atas capaian kinerja yang diperoleh selama tahun 2014. - Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi sebagai
3 Kabupaten Bangkalan untuk upaya-upaya perbaikan kinerja dimasa datang. Untuk setiap celah kinerja yang ditemukan, manajemen pemerintah Kabupaten Bangkalan dapat merumuskan strategi pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerjanya dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.
3. DASAR HUKUM
Dasar Hukum penyusunan Dokumen LAKIP antara lain adalah : a. Undang-Undang Dasar 1945.
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nonor XI/MPR/l998 Tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
c. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. d. Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah.
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
g. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja.
h. Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bangkalan Tahun 2013-2018.
i. Peraturan Bupati Bangkalan Nomor 39 Tahun 2013 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangkalan Tahun 2013-2018.
4. GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANGKALAN.
Kabupaten Bangkalan dengan luas 1.260,14 Km2 yang berada di bagian paling barat dari pulau Madura terletak pada posisi 112o 40’ 06” sampai 113o 08’44” Bujur Timur dan 6o 51’ 39” sampai 7o 11’ 39” Lintang Selatan dengan batas-batas Wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Sampang. c. Sebelah Selatan dan Barat berbatasan dengan Selat Madura
Berdasarkan hasil Proyeksi dari Sensus Penduduk Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Bangkalan tahun 2013 mencapai 945,821 jiwa yang terdiri dari 451,601 jiwa (47,75%) laki-laki dan 494,220 (52,25%) jiwa Perempuan.
Secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan ditinjau dari struktur ekonomi, masih ditopang oleh masyarakat yang bekerja pada bidang pertanian. Hal ini dapat diketahui bahwa berdasarkan dominasi sektoral PDRB pada sektor Pertambangan dan Penggaliaan mempunyai andil terbesar dalam Pembentukan PDRB yakni sebesar 40,50%, kemudian secara berturut turut disusul oleh sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 20,32% dan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sebesar 11,29%..
5 5. ORGANISASI.
Perangkat Daerah Kabupaten Bangkalan meliputi Organisasi/Lembaga pada Pemerintah Kabupaten yang bertanggung jawab kepada Bupati dan membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan, terdiri dari Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan sesuai dengan kebutuhan Daerah. Secara hukum Perangkat Daerah Kabupaten Bangkalan diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Staff Ahli, Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Tehnis Daerah, dan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan. Keempat piranti hukum tersebut telah diperdakan pada tanggal 5 Maret 2008. Penjelasan lebih rinci tentang hal tersebut diatas dapat dikemukakan sebagai berikut :
5.1 Sekretariat Daerah
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Staff Ahli, susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari :
5.1.1 Asisten Asisten Pemerintahan:
a. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum, meliputi :
- Sub Bagian Tata Pemerintahan Umum - Sub Bagian Otonomi Daerah
- Sub Bagian Perangkat Daerah
b. Bagian Organisasi dan Aparatur, meliputi:
- Sub Bagian Kelembagaan - Sub Bagian Ketata laksanaan
c. Bagian Hukum, meliputi:
- Sub Bagian Peraturan perundang-undangan - Sub Bagian Bantuan Hukum
- Sub Bagian Dokumentasi Hukum
5.1.2 Asisten Pembangunan:
a. Bagian Administrasi Pembangunan meliputi:
- Sub Bagian Penyusunan Program - Sub Bagian Pengendalian
- Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
b Bagian Pengolah Data dan Statistik meliputi:
- Sub Bagian Pengumpulan Data, Analisa dan Evaluasi
- Sub Bagian Pengolah Data Elektronik dan Non Elektronik
- Sub Bagian Statistik
5.1.3 Asisten Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat
a. Bagian Perekonomian meliputi:
- Sub Bagian Dunia Usaha - Sub Bagian Produksi Daerah
- Sub Bagian Pemberdayaan Ekonomi Daerah dan BUMD
b Bagian Penanaman Modal dan Kerjasama meliputi:
- Sub Bagian Pengendalian Penanaman Modal - Sub Bagian Pelayanan Penanaman Modal - Sub Bagian Pengembangan Kerjasama
c. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat meliputi:
- Sub Bagian Agama dan Budaya - Sub Bagian Kesejahteraan
7 5.1.4 Asisten Administrasi Umum
a. Bagian Umum meliputi:
- Sub Bagian Tata Usaha - Sub Bagian Rumah Tangga
- Sub Bagian Sandi dan Telekomunikasi
b. Bagian Humas dan Protokol meliputi:
- Sub Bagian Humas - Sub Bagian Informasi - Sub Bagian Protokol
c. Bagian Perlengkapan dan Asset meliputi :
- Sub Bagian Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran
- Sub Bagian Pengadaan dan Distribusi - Sub Bagian Asset
5.1.5 Sekretariat DPRD
Susunan organisasi Sekretariat DPRD terdiri dari :
Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang dibantu oleh :
a. Bagian Umum meliputi:
- Sub Bagian Tata Usaha - Sub Bagian Rumah Tangga
b. Bagian Perundang-Undangan, Humas dan Protokol meliputi :
- Sub Bagian Perundang-undangan - Sub Bagian Humas dan Protokol
c. Bagian Risalah dan Persidangan meliputi :
- Sub Bagian Risalah - Sub Bagian Persidangan
d. Bagian Anggaran meliputi :
- Sub Bagian Anggaran Sekretariat DPRD - Sub Bagian Anggaran DPRD
5.2 Staf Ahli
Staf Ahli terdiri dari :
a. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik b. Staf Ahli Bidang Pemerintahan c. Staf Ahli Bidang Pembangunan
d. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM d. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan
5.3 Dinas Daerah.
Sebagai Kerja Pelaksana Pemerintah Kabupaten dibentuk Dinas-Dinas Daerah. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, Dinas-Dinas Daerah di Kabupaten Bangkalan terdiri dari :
a. Dinas Pendapatan
b. Dinas PU Bina Marga dan Pengairan c. Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang d. Dinas Perindustrian dan Perdagangan e. Dinas Kelautan dan Perikanan
f. Dinas Kesehatan g. Dinas Pendidikan
h. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. i. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil j. Dinas Pertanian dan Peternakan
k. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
l. Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata m. Dinas Koperasi dan UMKM
n. Dinas Kehutanan dan Perkebunan o. Dinas Pertambangan dan Energi
9 5.4 Lembaga Teknis Daerah.
Sebagai unsur penunjang Pemerintah Kabupaten dibentuk lembaga Teknis Daerah. Lembaga Teknis Daerah mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Lembaga Teknis Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan/Kantor.
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Tehnis Daerah Kabupaten Bangkalan, lembaga teknis daerah terdiri dari :
a. Badan Perencana Pembangunan Daerah b. Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah
c. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat d. Badan Lingkungan Hidup
e. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa f. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana g. Badan Kepegawaian Daerah
h. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan i. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
j. Rumah Sakit Umum Daerah Syam Rabu k. Inspektorat
l. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi m. Kantor Pengelolaan Pasar
n. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu o. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja p. Sekretariat Dewan Korpri
5.6 Kecamatan.
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Bangkalan, Tugas Pokok dan fungsi Kecamatan adalah membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintah dalam Wilayah Kecamatan.
Adapun susunan organisasi kecamatan terdiri dari : a. Camat
b. Sekretariat
- Sub Bagian Umum - Sub Bagian Keuangan - Sub Bagian Kepegawaian c. Seksi Pemerintahan
d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum e. Seksi Pemberdayaan Masyarakat
f. Seksi Kesejahteraan Masyarakat g. Seksi Pelayanan Masyarakat h. Kelompok Jabatan Fungsional 5.7 Kelurahan.
Sebagai unsur perangkat Kecamatan maka dibentuk Kelurahan. Tugas Pokok dan Fungsi Kelurahan adalah membantu Camat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kehidupan kemasyarakatan dalam Wilayah Kelurahan. Adapun susunan organisasi kelurahan terdiri dari :
a. Lurah b. Sekretariat
c. Seksi Pemerintahan d. Seksi Pembangunan
e. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum f. Seksi Kesejahteraan Masyarakat
11 6. SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAKIP.
Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengacu pada ketentuan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUHAN.
Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum organisasi yang melaporkan dan sekilas pengantar lainnya
BAB II : PERENCANAAN KINERJA.
Dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam perencanaan kinerja tahun yang bersangkutan.
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA.
Dalam bab ini diuraikan capaian kinerja organisasi dalam setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi.
BAB IV : PENUTUP
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Pemerintah bersama-sama masyarakat Kabupaten Bangkalan telah menetapkan Visi, Misi, dan strategi dalam upaya mencapai tujuannya sebagaimana tertuang didalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bangkalan Tahun 2013-2018.
Adapun Visi Kabupaten Bangkalan tergambarkan dalam suatu bentuk yang menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan, yaitu :
”
TERWUJUDNYA BANGKALAN YANG MAKMUR,
MANDIRI DAN AGAMIS
”Visi tersebut di atas memberikan makna sebagai berikut : 1. Bangkalan Makmur
Mewujudkan masyarakat makmur merupakan amanah UUD 1945, yang harus dipegang teguh dan diupayakan oleh seorang pemimpin daerah. Makmur adalah masyarakat yang sejahtera lahir batin, berkeadilan, bermartabat, serta bebas dari belenggu diskriminasi
2. Mandiri
Mandiri adalah kondisi masyarakat usia produktif yang mampu mengakses lapangan kerja (secara sosial ekonomi), sehingga mampu menopang dependency ratio (rasio ketergantungan) usia non produktif.
Lakip Kabupaten Bangkalan Tahun 2015
3. Agamis
Adalah kondisi kehidupan masyarakat yang menjaga kelestarian nilai-nilai agama. Budaya madura yang dikenal agamis perlu ditingkatkan yang tercermin dalam peningkataan ketaatan beragama dan kehidupan masyarakat yang berakhlakul karimah
Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut, maka ditetapkan Misi Kabupaten Bangkalan yang merupakan penjabaran dari Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bangkalan Tahun 2013-2018, yaitu : 1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia Bangkalan yang Agamis,
Produktif, berkualitas dan berdaya saing;
2. Mempercepat Peningkatan Perekonomian berbasis potensi lokal; 3. Mengembangkan Peran Dunia Usaha dan Investasi;
4. Mengelola Sumber Daya Alam yang berwawasan lingkungan; 5. Mengembangkan Infrastruktur bernilai tambah tinggi;
6. Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang bersih, efektif, dan efisien serta berorientasi pada pelayanan publik.
Adapun penjelasan lebih lanjut terhadap tujuan dan strategi pencapaian tujuan masing-masing misi dapat dikemukakan sebagai berikut :
MISI 1
Mewujudkan
Sumber
Daya
Manusia
Bangkalan
Yang
Agamis,
Produktif,
Berkualitas Dan Berdaya Saing
Guna mewujudkan misi diatas, maka ditetapkan tujuan yang akan dicapai oleh Kabupaten Bangkalan yaitu : meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar berdaya saing, berkepribadian dan beriman; dengan sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya kualitas dan pemerataan pendidikan; b. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat;
c. Meningkatnya pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan pemantapan keluarga berencana;
d. Meningkatnya potensi pemuda, olahraga dan seni budaya daerah; e. Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial utamanya
untuk PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial).
MISI 2
Mempercepat
Peningkatan
Perekonomian
Berbasis Potensi Lokal
Guna mewujudkan misi diatas, maka ditetapkan tujuan yang akan dicapai oleh Kabupaten Bangkalan yaitu : Peningkatan potensi dan daya saing daerah serta pertumbuhan ekonomi, dengan sasaran sebagai berikut :
a. Terciptanya peningkatan kualitas dan perlindungan bagi tenaga kerja serta penciptaan lapangan kerja/berusaha;
b. Meningkatnya keberdayaan masyarakat dan desa untuk mendukung pertumbuhan daerah;
c. Meningkatnya produksi, produktivitas dan nilai tambah sektor pertanian dalam arti luas;
d. Meningkatnya kualitas koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah);
e. Meningkatnya ketahanan pangan daerah;
f. Meningkatnya produksi sektor industri kecil dan menengah dan industri kreatif;
Lakip Kabupaten Bangkalan Tahun 2015
MISI 3
Mengembangkan Peran Dunia Usaha Dan
Investasi
Guna mewujudkan misi diatas, maka ditetapkan tujuan yang akan dicapai oleh Kabupaten Bangkalan yaitu : Peningkatan investasi yang berdaya dukung tinggi, dengan sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya investasi/penanaman modal daerah;
b. Peningkatan perlindungan konsumen, pelayanan perdagangan dan peningkatan volume perdagangan
MISI 4
Mengelola
Sumber
Daya
Alam
Yang
Berwawasan Lingkungan
Guna mewujudkan misi diatas, maka ditetapkan tujuan yang akan dicapai oleh Kabupaten Bangkalan yaitu : Meningkatkan kualitas dan kelestarian lingkungan hidup, dengan sasaran sebagai berikut : a. Meningkatnya kualitas SDA dan lingkungan hidup;
b. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya alam dan energi.
MISI 5
Mengembangkan
Infrastruktur
Bernilai
Tambah Tinggi
Guna mewujudkan misi diatas, maka ditetapkan tujuan yang akan dicapai oleh Kabupaten Bangkalan yaitu : Optimalisasi pembangunan infrastruktur daerah, dengan sasaran sebagai berikut : a. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan infrastruktur jalan dan
b. Meningkatnya kondisi infrastruktur dan konservasi sumber daya air;
c. Meningkatnya kualitas permukiman;
d. Meningkatnya sarana dan prasarana transportasi;
MISI 6
Mewujudkan Pemerintahan Daerah Yang
Bersih, Efektif Dan Efisien Serta Berorientasi
Pada Pelayanan Publik
Guna mewujudkan misi diatas, maka ditetapkan tujuan yang akan dicapai oleh Kabupaten Bangkalan yaitu : Peningkatan transparansi, profesionalisme, produktivitas aparatur, pelayanan publik dan peran serta masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan, dengan sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya penataan kawasan daerah sesuai RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah);
b. Terwujudnya manajemen perencanaan yang efektif;
c. Meningkatnya tertib administrasi kependudukan dan peningkatan kualitas layanan kependudukan;
d. Meningkatnya kualitas layanan publik melalui tata pemerintahan yang baik;
e. Meningkatnya fungsi kesekretariatan dan pengembangan lembaga Pemerintahan yang professional, efektif dan efisien; f. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan asset daerah; g. Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan;
h. Meningkatnya kompetensi dan kapasitas pegawai serta layanan kepegawaian;
i. Meningkatnya peran serta lembaga legislatif sebagai mitra eksekutif dalam menyelenggarakan tugas kepemerintahan dan peningkatan layanan kepada masyarakat secara lebih efektif;
Lakip Kabupaten Bangkalan Tahun 2015
j. Terpenuhinyan kebutuhan data statistik;
k. Meningkatnya sistem komunikasi, informasi dan media masa; l. Tersedianya calon transmigran yang siap di berangkatkan ke
tempat tujuan;
m. Meningkatnya tertib administrasi dan pengelolaan arsip pemerintah daerah dan SKPD;
n. Meningkatnya suasana yang aman dan tertib dalam kehidupan bermasyarakat;
o. Meningkatnya pemahaman masyarakat dalam penanggulangan bencana;
p. Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme anggota Korpri.
B. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai Pemerintah Kabupaten selama satu tahun anggaran. Perjanjian Kinerja ini disusun berdasarkan Rencana Kinerja Tahun 2015 yang telah disetujui anggarannya sebagai implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013 – 2018. Dengan demikian perjanjian kinerja menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten dalam tahun 2015 dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola.
Keterkaitan antara sasaran dengan program pembangunan kabupaten dan anggarannya berikut tolok ukurnya dapat dilihat pada uraian penetapan kinerja pada masing-masing urusan pemerintahan sebagaimana terlampir pada bagian akhir dokumen ini.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Sebagai salah satu pilar good governance, akuntabilitas menempati posisinya sebagai media penghubung kedua pilar lainnya yaitu transparansi dan partisipasi masyarakat. Sesuai fungsinya sebagai mediator inilah, akuntabilitas dapat diartikan bentuk tanggung jawab pemerintah daerah untuk menjelaskan kepada pemberi amanat mengenai hasil yang dicapai atas pelaksanaan tugas atau amanah yang diembannya. Simpangan yang terjadi antara realisasi dengan hasil yang diharapkan akan tercapai, menuntut penjelasan yang sistematik, logis dan transparan dalam kerangka anggaran berbasis kinerja. Simpangan inilah yang kemudian kita menyebutnya dengan istilah “kinerja” diperoleh dengan melalui tahapan-tahapan pengumpulan data kinerja, pengukuran data kinerja, dan terakhir analisa atas setiap pencapaian kinerja baik positif maupun negatif.
Political will jajaran birokrasi Pemerintah Kabupaten Bangkalan dalam mengelola data kinerja adalah gambaran yang tajam mengenai keinginan Pemerintah kabupaten mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good governance) melalui budaya berakuntabilitas dengan melakukan penilaian, analisa dan evaluasi atas setiap indikator kinerja yang telah ditetapkan pada awal tahun di setiap bidang penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten sebagai berikut :
A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA
Dalam pengukuran kinerja perlu dilakukan atribusi penilaian untuk memudahkan dalam penarikan simpulan. Untuk menilai dan menyimpulkan sampai sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran tersebut digunakan alat bantu berupa skala ordinal. Laporan akuntabilitas ini menggunakan skala ordinal sebagai berikut :
NO JUMLAH NILAI KATEGORI
1 85 sampai dengan 100 Sangat Berhasil
2 70 s/d kurang dari 85 Berhasil
3 55 s/d kurang dari 70 Cukup berhasil
4 Kurang dari 55 Tidak berhasil
Hasil dari pengukuran kinerja melalui skala ordinal tersebut tidak dimaksudkan untuk memberikan penghargaan maupun hukuman kepada pelaksana kegiatan, namun digunakan untuk menilai sampai sejauh mana tingkat keberhasilan maupun ketidak-keberhasilan kinerja guna meningkatkan dan memperbaiki kinerja organisasi, serta mengidentifikasi faktor-faktor apa yang menjadi hambatan dan kendala pencapaian sasaran, untuk selanjutnya menjadi bahan perumusan langkah dan strategi ke depan yang perlu dilaksanakan.
Secara garis besar pencapaian sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja tahun 2015, adalah sebagai berikut :
NO KATEGORI SASARAN PERSENTASE
1 Sangat berhasil 24 60,00
2 Berhasil 6 15,00
3 Cukup berhasil 3 7,50
4 Tidak berhasil 7 17,50
PENCAPAIAN SASARAN KINERJA KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2015
Dengan demikian secara umum capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bangkalan dalam tahun 2015 relatif “Sangat Berhasil” dengan total Capaian Kinerja Sasaran sebesar 60,00%. Dari uraian capaian dan evaluasi akuntabilitas kinerja tersebut diatas lebih lanjut disajikan dalam sub bab berikut ini.
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Dalam melakukan analisis capaian kinerja digunakan alat ukur berupa indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil pengukuran atas indikator tersebut dilakukan analisa dan evaluasi kinerja untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidak-berhasilan kinerja, yang pada akhirnya dapat disimpulkan adanya potensi dan masalah kinerja sebagai bahan pengambilan keputusan manajemen untuk meningkatkan kinerja di masa depan.
Oleh karena Pemerintah Kabupaten Bangkalan melaksanakan berbagai urusan pemerintahan, baik urusan wajib maupun urusan pilihan maka analisis atas pencapaian sasaran-sasaran disajikan sesuai dengan urusan yang dilaksanakan tersebut.
Sebelum disajikan analisis kinerja per urusan pemerintahan, kinerja Pemerintah Kabupaten Bangkalan secara makro dapat dilihat dari perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indeks komposit yang terdiri dari tiga komponen yaitu indeks harapan hidup, indeks pendidikan, dan indeks kemampuan ekonomi masyarakat yang terdiri dari 3 indikator yakni : (i) indikator Kesehatan; (ii) Indikator Pendidikan, yang diwakili oleh komponen Angka Rata Harapan Lama Sekolah (EYS) dan Rata-Rata Lama Sekolah (Mean Years Scool atau MYS); (iii) Indikator Daya Beli (Purchasing Power Parity atau PPP) merupakan ukaran yang sudah disesuaikan dengan paritas daya beli. Perkembangan IPM Kabupaten Bangkalan tahun 2010 - 2014 adalah sebagai berikut :
Tabel Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 - 2014 TAHUN INDIKATOR KESEHATAN INDIKATOR PENDIDIKAN INDIKATOR
DAYA BELI IPM
AHH EYS MYS PPP
2010 69,46 10,16 4,29 6.709 59,23
2011 69,51 10,56 4,59 7.006 58,63
2012 69,56 10,67 4,89 7.316 59,65
2013 69,60 10,96 4,90 7.434 60,19
2014 69.62 11,17 5,07 7.459 60,71
Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan
Perkembangan IPM Kabupaten Bangkalan semakin baik dari tahun ke tahun. Hal ini terlihat dari nilai IPM sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ini terus meningkat. Pada tahun 2010 IPM Kabupaten Bangkalan baru mencapai 57,23. Dengan dukungan Indikator Kesehatan sebesar 69,46, Rata-rata Lama Sekolah (Mean Years School, MYS) sebesar 4,29 serta Indeks PP sebesar 6.709.
Tahun 2011, IPM Kabupaten Bangkalan meningkat menjadi 58,63. Dengan unsur pendukung yang sama dimana masing-masing sebesar 69,51 ; 4,59 ; 7.006. Selanjutnya tahun 2012, IPM mengalami peningkatan menjadi 59,65 yang ditopang dengan Indeks Kesehatan 69,56, MKS sebesar 4,89 serta Indeks PPP sebesar 7.316.
Pada tahun 2013 kembali meningkat menjadi 60,19 dengan besaran dukungan Indikator Kesehatan 69,60, MKS sebesar 4,90 serta Indeks PPP 7.434.
Tahun 2014 ini tercatat kenaikan yang cukup dengan besaran mencapai 60,71 dengan pendukung Indikator Kesehatan 69,62, MYS sebesar 5,07 dan Indeks PPP sebear 7.459.
Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga dpat dijadikan dasar dalam penentuan klasifikasi status pembangunan manusia. Jika merujuk pada klasifikasi tersebut, maka IPM Kabupaten Bangkalan yang mencapai 60,71 termasuk dalam level “Menengah”
1
URUSAN PENDIDIKAN
URUSAN WAJIB
Urusan Pendidikan sebagai urusan pembangunan yang utama dan prioritas karena kontribusinya yang besar terhadap pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Bangkalan.
Urusan Pendidikan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan, dimana dalam penyelenggaraannya pada Urusan Pendidikan ini mengemban sasaran sebagai berikut :
NO SASARAN TINGKAT
KEBERHASILAN
1 Meningkatnya kualitas dan Pemerataan Sangat Berhasil Pendidikan
Adapun analisa capaian masing-masing indikator kinerja pada sasaran diatas adalah sebagai berikut :
1. Jumlah peserta didik anak usia dini.
Pada tahun 2015 Jumlah peserta didik anak usia dini sebanyak 30.433 Orang dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebanyak 37.635 Orang, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 80,86%. Apabila dibandingkan tahun 2015 dimana Jumlah peserta didik anak usia dini sebanyak 30.045 Orang, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebanyak 388 orang.
2. Prosentase Gedung sekolah yang layak meliputi :
a. Rasio ruang kelas yang layak dibandingkan jumlah siswa SD/MI Pada tahun 2015, rasio ruang kelas dibandingkan siswa pada jenjang pendidikan SD/MI adalah 1 : 29 siswa, dari target
minimal jumlah siswa per kelas berdasarkan RPJMD tahun 2013 - 2018 yaitu 1:28 siswa sehingga Capaian Kinerjanya sebesar 103,57%. Apabila tahun 2014 yang rasionya 1: 29 siswa maka capaian kinerja tahun 2015 “sama” sehingga dengan capaian kinerja sebesar 100%.
b. Rasio ruang kelas yang layak dibandingkan jumlah siswa SMP/MTs
Pada tahun 2015, rasio ruang kelas dibandingkan siswa pada jenjang pendidikan SMP/MTs adalah 1 : 34 (33,67) siswa, dari target minimal jumlah siswa per kelas berdasarkan RPJMD tahun 2013 - 2018 yaitu 1:45 siswa sehingga Capaian Kinerjanya sebesar 89,52%. Apabila tahun 2014 yang rasionya 1: 44 siswa, maka capaian kinerja mengalami “penurunan” sehingga capaian kinerja sebesar 90,38%.
c. Rasio ruang kelas yang layak dibandingkan jumlah siswa SMA/MA
Pada tahun 2015, rasio ruang kelas dibandingkan siswa pada jenjang pendidikan SMA/MA adalah 1 : 39 (39,28) siswa, dari target minimal jumlah siswa per kelas berdasarkan RPJMD tahun 2013 - 2018 yaitu 1:114 siswa sehingga Capaian Kinerjanya sebesar 56,90%. Apabila tahun 2014 yang rasionya 1: 44 siswa, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 95,15%.
3. Prosentase Gedung sekolah meliputi :
a. Sekolah/pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik
Pada tahun 2015 Prosentase Sekolah/pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik sebesar 79,97% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 64,45% sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 124,08%. Apabila
kondisi bangunan baik sebesar 68,52%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “kenaikan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 116,71%.
b. Sekolah/pendidikan SD/MI kondisi bangunan sedang
Pada tahun 2015 Prosentase Sekolah/pendidikan SD/MI kondisi bangunan sedang sebesar 16,87% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 23,3% sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 72,40%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Sekolah/pendidikan SD/MI kondisi bangunan sedang sebesar 25,01%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sebesar 16,87% sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 67,45%.
c. Sekolah/pendidikan SD/MI kondisi bangunan rusak
Pada tahun 2015 Prosentase Sekolah/pendidikan SD/MI kondisi bangunan rusak sebesar 3,16% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 12,25% sehingga capaian kinerjanya sebesar 25,80%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Sekolah/pendidikan SD/MI kondisi bangunan rusak sebesar 16,87%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 18,75%.
d. Sekolah/pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik
Pada tahun 2015 Prosentase Sekolah/pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik sebesar 75,41% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 21,10%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 357,39%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Sekolah/pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik sebesar 36,31%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 207,68%.
e. Sekolah/pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan sedang
Pada tahun 2015 Prosentase Sekolah/pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan sedang sebesar 13,23% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 35%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 37,80%. Apabila dibandingkan tahun 2014 dimana Prosentase Sekolah/pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan sedang sebesar 29,71%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 44,53%.
f. Sekolah/pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan rusak
Pada tahun 2015 Prosentase Sekolah/pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan rusak sebesar 11,36% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 43,9%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 25,88%. Apabila dibandingkan tahun 2014 dimana Prosentase Sekolah/pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan rusak sebesar 33,97%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 33,44%.
g. Sekolah/pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik
Pada tahun 2015 Prosentase Sekolah/pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik sebesar 86,12% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 50%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 172,24%. Apabila dibandingkan tahun 2014 dimana Prosentase Sekolah/pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik sebesar 57,13%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 150,74%.
h. Sekolah/pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan sedang Pada tahun 2015 Prosentase Sekolah/pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan sedang sebesar 9,45% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 30%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 31,50%. Apabila dibandingkan tahun 2014 dimana Prosentase Sekolah/pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan sedang sebesar 27,39%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 34,50%.
i. Sekolah/pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan rusak Pada tahun 2015 Prosentase Sekolah/pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan rusak sebesar 4,43% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 20%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 22,15%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Sekolah/pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan rusak sebesar 15,48%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 28,48%.
4. Angka Partisipasi Kasar (APK)
a. Nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI
Pada tahun 2015 Prosentase Nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI sebesar 111,33% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 99,52%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 118,87%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI sebesar 109,63%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 101,55%.
b. Nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/Mts
Pada tahun 2015 Prosentase Nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK sebesar 87,02% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 45%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 122,29%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK sebesar 87,02%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 63,24%.
c. Nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK
Pada tahun 2015 Prosentase Nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK sebesar 55,03% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 45%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 122,29%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK sebesar 87,02%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 63,24%.
5. Nilai Angka Partisipasi Murni (APM)
a. Nilai Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI
Pada tahun 2015 Prosentase Nilai Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI sebesar 107,86% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 97,20%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 110,97%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Nilai Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI sebesar 106,18%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebesar 1,68%.
b. Nilai Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/Mts
Pada tahun 2015 Prosentase Nilai Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/Mts sebesar 82,64% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 77%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 107,32%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Nilai Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/Mts sebesar 81,79%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebesar 5,64%.
c. Nilai Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK
Pada tahun 2015 Prosentase Nilai Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK sebesar 50,63% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 41%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 123,49%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Nilai Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK sebesar 50,51%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebesar 9,63%.
6. Angka Putus Sekolah (APS)
a. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
Pada tahun 2015 Prosentase Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI sebesar 0,20% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 0,11%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 181,82%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI sebesar 0,18%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “meningkat/turun/sama” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 0,02%.
b. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
Pada tahun 2015 Prosentase Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs sebesar 0,13% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 0,10%, sehingga capaian kinerja
pada indikator ini adalah sebesar 130%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs sebesar 0,12%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebesar 0,01%.
c. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/MA/SMK
Pada tahun 2015 Prosentase Angka Putus Sekolah (APS) SMA/MA/SMK sebesar 0,20% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 0,40%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 50%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Angka Putus Sekolah (APS) SMA/MA/SMK sebesar 0,08%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebesar 0,12%.
7. Angka Melanjutkan
a. Angka melanjutkan dari SD/MI ke jenjang SMP/MTs
Pada tahun 2015 Prosentase Angka melanjutkan dari SD/MI ke jenjang SMP/MTs sebesar 65% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 66,10%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 75,64%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Angka melanjutkan dari SD/MI ke jenjang SMP/MTs sebesar 64,90%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 0,10%.
b. Angka melanjutkan dari SMP/MTs ke jenjang SMA/SMK/Mas Pada tahun 2015 Prosentase Angka melanjutkan dari SMP/MTs ke jenjang SMA/SMK/Mas sebesar 71,5% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 71,80%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 99,58%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Angka melanjutkan dari SMP/MTs ke jenjang SMA/SMK/Mas sebesar 64,80%, maka
capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebesar 6,70%.
8. Tingkat Kelulusan
a. Tingkat Kelulusan SD/MI
Pada tahun 2015 Prosentase Tingkat Kelulusan SD/MI sebesar 100% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 100%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 100%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Tingkat Kelulusan SD/MI sebesar 100%, maka capaian kinerja tahun 2015 “sama”
b. Tingkat Kelulusan SMP/MTs
Pada tahun 2015 Prosentase Tingkat Kelulusan SMP/MTs sebesar 100% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 99,95%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 100,05%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Tingkat Kelulusan SMP/MTs sebesar 100%, maka capaian kinerja tahun 2015 “sama”.
c. Tingkat Kelulusan SLTA/MA
Pada tahun 2015 Prosentase Tingkat Kelulusan SLTA/MA sebesar 100% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 99,99%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 100,01%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Tingkat Kelulusan SLTA/MA sebesar 100%, maka capaian kinerja tahun 2015 “sama”.
9. Nilai Rata-rata UAN/UAS
a. Nilai Rata-rata UAN/UAS SD/MI (3 MP)
Pada tahun 2015 Prosentase Nilai Rata-rata UAN/UAS SD/MI (3 MP) sebesar 25,78% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 25,27%, sehingga capaian
kinerja pada indikator ini adalah sebesar 102,02%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Nilai Rata-rata UAN/UAS SD/MI (3 MP) sebesar 29,86%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sebesar 4,08%.
b. Nilai Rata-rata UAN/UAS SMP/MTs (4 MP)
Pada tahun 2015 Prosentase Nilai Rata-rata UAN/UAS SMP/MTs (4 MP) sebesar 29,89% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 35,13%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 85,08%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Nilai Rata-rata UAN/UAS SMP/MTs (4 MP) sebesar 32,46%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sebesar 2,57%.
Catatan :
1. Tahun pelajaran 2013/2014 : Nilai akhir terdiri dari 60% Nilai UN dan 40% Nilai Sekolah (gabungan dari nilai rapot dan nilai sekolah)
2. Tahun pelajaran 2014/2015 : Nilai akhir berasal dari murni dari nilai UN (tidak mencakup nilai rapot dan nilai ujian sekolah) 3. Ketentuan ini juga berlaku untuk jenjang SMA/SMK/MA
c. Nilai Rata-rata UAN/UAS SMA (6 MP)
Pada tahun 2015 Prosentase Nilai Rata-rata UAN/UAS SMA (6 MP) sebesar 39,39% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 51,11%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 77,07%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Nilai Rata-rata UAN/UAS SMA (6 MP) sebesar 46,91%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sebesar 7,52%.
d. Nilai Rata-rata UAN/UAS SMK (4 MP)
Pada tahun 2015 Prosentase Nilai Rata-rata UAN/UAS SMK (4 MP) sebesar 28,62% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 33,22%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 86,15%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Nilai Rata-rata UAN/UAS SMK (4 MP) sebesar 30,68%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sebesar 2,06%.
10. Jumlah peserta paket A, B dan C : a. Jumlah peserta Paket A
Pada tahun 2015 Jumlah peserta Paket A sebanyak 237 Orang dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebanyak 192 Orang, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 123,44%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Jumlah peserta Paket A sebanyak 165 Orang, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebesar 72%
b. Jumlah peserta Paket B
Pada tahun 2015 Jumlah peserta Paket B sebanyak 1.406 Orang dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebanyak 1.008 Orang, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 139,48%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Jumlah peserta Paket B sebanyak 891 Orang, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebesar 515%.
c. Jumlah peserta Paket C
Pada tahun 2015 Jumlah peserta Paket C sebanyak 1.173 Orang dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebanyak 1.217 Orang, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 96,38%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Jumlah peserta Paket C sebanyak 704 Orang, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebesar 469%
11. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV :
a. Prosentase Guru SD/MI yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Pada tahun 2015 Prosentase Guru SD/MI yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV sebesar 86,27% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 89%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 96,93%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Guru SD/MI yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV sebesar 85,89%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebesar 0,38%.
b. Guru SMP/MTs yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
Pada tahun 2015 Prosentase Guru SMP/MTs yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV sebesar 88,81% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 87%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 102,08%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Guru SMP/MTs yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV sebesar 88,45%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebesar 0,36%
c. Guru SMA/K/MA yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
Pada tahun 2015 Prosentase Guru SMA/K/MA yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV sebesar 93,33% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 92,50%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 100,90%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Guru SMA/K/MA yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV sebesar 93%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebesar 0,33%.
12. Guru yang telah lulus Sertifikasi untuk jenjang Pendidikan :
a. Guru yang telah lulus Sertifikatsi untuk jenjang Pendidikan SD/MI
target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 66%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 78,61%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Guru yang telah lulus Sertifikatsi untuk jenjang Pendidikan SD/MI sebesar 50,63%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebesar 1,25%.
b. Guru yang telah lulus Sertifikasi untuk jenjang Pendidikan SMP/MTs
Pada tahun 2015 Prosentase Guru yang telah lulus Sertifikatsi untuk jenjang Pendidikan SMP/MTs sebesar 53,00% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 58%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 91,38%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Guru yang telah lulus Sertifikatsi untuk jenjang Pendidikan SMP/MTs sebesar 51,20%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebesar 1,80%
c. Guru yang telah lulus Sertifikatsi untuk jenjang Pendidikan SMA/K/MA
Pada tahun 2015 Prosentase Guru yang telah lulus Sertifikatsi untuk jenjang Pendidikan SMA/K/MA sebesar 46,70% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 54%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 86,48%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Prosentase Guru yang telah lulus Sertifikatsi untuk jenjang Pendidikan SMA/K/MA sebesar 45,80%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebesar 0,90%.
13. Rasio guru/murid :
a. Rasio guru/murid SD/MI
Pada tahun 2015 Rasio guru/murid SD/MI sebanyak 1 : 19 Orang dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebanyak 1:19 Orang, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 100%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Rasio guru/murid SD/MI sebanyak 1 : 17 Orang, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebanyak 1 : 2 orang. b. Rasio guru/murid SMP/MTs
Pada tahun 2015 Rasio guru/murid SMP/MTs sebanyak 1:15 Orang dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebanyak 1:14 Orang, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 101,35%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Rasio guru/murid SMP/MTs sebanyak 1:10 Orang, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebanyak 1:5 Orang.
c. Rasio guru/murid SMA/SMK/MA
Pada tahun 2015 Rasio guru/murid SMA/SMK/MA sebanyak 1:10 Orang dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebanyak 1:14 Orang, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 94,59%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Rasio guru/murid SMA/SMK/MA sebanyak 1:9 Orang, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebanyak 1:1.
14. Rasio murid per kelas :
a. Rasio murid per kelas rata-rata SD/MI
Pada tahun 2015 Rasio murid per kelas rata-rata SD/MI sebanyak 1:28 Orang dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebanyak 1:30 Orang, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 97,78%. Apabila
sebanyak 1:31 Orang, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sebanyak 1:3 orang.
b. Rasio murid per kelas rata-rata SMP/MTs
Pada tahun 2015 Rasio murid per kelas rata-rata SMP/MTs sebanyak 1:33 Orang dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebanyak 1:36 Orang, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 96,88%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Rasio murid per kelas rata-rata SMP/MTssebanyak 1:37 Orang, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sebanyak 1:4.
c. Rasio murid per kelas rata-rata SMA/SMK/MA
Pada tahun 2015 Rasio murid per kelas rata-rata SMA/SMK/MA sebanyak 1:40 Orang dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebanyak 1:38 Orang, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 102,04%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Rasio murid per kelas rata-rata SMA/SMK/MA sebanyak 1:46 Orang, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sebanyak 1:6 Orang.
Berdasarkan capaian indikator sasaran diatas pada Urusan Pendidikan, maka menghasilkan angka capaian rata-rata sebesar 99,18% dan termasuk dalam kategori “Sangat Berhasil”.
Untuk merealisasikan seluruh target kinerja yang telah ditetapkan dalam sasaran tersebut, Pemerintah Kabupaten Bangkalan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan, pada tahun 2015 telah mengalokasikan dan merealisasikan anggaran melalui APBD Tahun 2015, dengan rincian sebagai berikut :
NO PROGRAM ANGGARAN REALISASI %
1 Pendidikan Anak Usia Dini 439.428.200 433.808.957 98,72 2 Wajib Belajar Pendidikan Dasar 35.339.222.677 33.684.273.860 95,32
Dua Belas Tahun
3 Pendidikan Menengah 26.995.254.366 26.093.397.200 96,66 4 Pendidikan Non Formal 25.075.000 25.075.000 100 5 Peningkatan Mutu Pendidik dan 131.175.850 126.195.200 96,20
Tenaga Kependidikan
6 Manajemen Pelayanan 3.056.903.251 1.852.138.400 60,59 Pendidikan
2
URUSAN KESEHATAN
URUSAN WAJIB
Urusan Kesehatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu, dimana dalam penyelenggaraannya pada Urusan Kesehatan ini mengemban sasaran sebagai berikut :
NO SASARAN TINGKAT
KEBERHASILAN
1 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Sangat Berhasil
Adapun analisa capaian masing-masing indikator kinerja pada sasaran diatas adalah sebagai berikut :
DINAS KESEHATAN
1. Angka kelangsungan hidup bayi.
Pada tahun 2015 Angka kelangsungan hidup bayi sebanyak 992 Bayi dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebanyak 949 Bayi, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 104,53%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Angka kelangsungan hidup bayi sebanyak 994 Bayi, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sebanyak 2 Bayi. Penurunan tersebut dikarenakan jumlah kematian bayi sedikit mengalami peningkatan sebesar 138 Bayi dari tahun 2014 sebesar 112 Bayi.
2. Angka kematian bayi (per 1000 KH).
Pada tahun 2015 angka kematian bayi (per 1000 KH) sebesar 8,26% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 51,38%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah
sebesar 622%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Angka kematian bayi (per 1000 KH) sebesar 6,17%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 74,69%.
Penurunan ini disebabkan kematian terjadi sedikit mengalami peningkatan yaitu sebesar 138 bayi dari tahun 2014 sebesar 112 bayi. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bangkalan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan untuk mengurangi kematian bayi antara lain meliputi : Pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) bagi bidan, Pengadaan alat resusitasi untuk bayi asfiksia serta Pelatihan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) bagi bidan, Pelatihan Asfiksia bagi bidan.
3. Angka kematian Balita (per 1000 KH).
Pada tahun 2015 Angka kematian Balita (per 1000 KH) sebesar 0,14% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 0,78%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 557%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Angka kematian Balita (per 1000 KH) sebesar 0,12%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 85,7%. Penurunan ini dikarenakan jumlah kematian balita terjadi sedikit mengalami peningkatan yaitu sebesar 9 Balita dari tahun 2014 sebesar 8 Balita
4. Angka kematian ibu melahirkan (per 100.000 KH).
Pada tahun 2015 Angka kematian ibu melahirkan (per 100.000 KH) sebesar 77,85% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 31,25%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 40,14%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Angka kematian ibu melahirkan (per 100.000 KH) sebesar 55,09%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 70,76%. Penurunan ini disebabkan meningkatnya jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup sebesar 13 orang dari tahun 2014 sebesar 10 orang.
5. Rasio posyandu per satuan balita
Pada tahun 2015 Rasio posyandu per satuan balita sebesar 17,37% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 15%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 115,8%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Rasio posyandu per satuan balita sebesar 15,76%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sebesar 2,37%. Peningkatan tersebut disebabkan karena adanya penambahan posyandu sebesar 1.093 unit dari 1.091 unit di tahun 2014.
6. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemologi >24 jam, meliputi :
a. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB terhadap DBD
Pada tahun 2015 Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB terhadap DBD sebesar 30,60% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 12,46%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 40,72%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB terhadap DBD sebesar 11,74%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 38,38%. Penurunan tersebut disebabkan pada tahun 2015 banyak ditemukan kasus KLB DBD yang sangat tinggi dalam siklus lima tahunan. Namun demikian kasus terlacaknya dan ditangani 100%.
b. Terlacaknya KLB dan PD3I < 24 jam
Pada tahun 2015 Terlacaknya KLB dan PD3I < 24 jam sebesar 12,46% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 12,46%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 100%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Terlacaknya KLB dan PD3I < 24 jam sebesar 11,03%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 88,52%.Penurunan tersebut terjadi karena
pada tahun 2015 sebanyak 3 kasus dari 3 desa antara lain Desa Sambiyan-Konang, Desa Socah-Socah dan Kelurahan kraton-Bangkalan, selain KLB Difteri, TN dan Campak. Semua kasus yang terjadi telah dilakukan pelacakan kasus 100%.
7. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat penanganan/perawatan Pada tahun 2015 Cakupan balita gizi buruk yang mendapat penanganan/perawatan sebesar 100% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 100%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 100%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Cakupan balita gizi buruk yang mendapat penanganan/perawatan sebesar 100%, maka capaian kinerja tahun 2015 “sama” dengan tahun 2014 sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 100%.
8. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Pada tahun 2015 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyrakat miskin sebesar 3,60% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 71,04%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 5,07%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyrakat miskin sebesar 96,42%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “penurunan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 3,73%.
Prnurunan tersebut disebabkan kepesertaan Jamkesmas sebelum tahun 2014 sekarang menjadi kepesertaan JKN, dimana kasus/data rujukan PBI/Non PBI tidak bisa dibedakan dan derajat kesehatan masyarakat meningkat.
9. Meningkatnya sarana prasarana Puskesmas, Puskesmas pembantu dan jaringannya :
a. Puskesmas dengan kondisi baik
Pada tahun 2015 Puskesmas dengan kondisi baik sebesar 45,45% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun
ini adalah sebesar 111%. Apabila dibandingkan tahun 2014 dimana Puskesmas dengan kondisi baik sebesar 36,36%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 125%. Peningkatan ini dikarenakan adanya rehabilitasi berat Puskesmas Konang dan pembangunan peningkatan rawat inap Puskesmas Banjar.
b. Puskesmas Pembantu dengan kondisi baik
Pada tahun 2015 Puskesmas Pembantu dengan kondisi baik sebesar 14,71% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 8,57%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 171,6%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Puskesmas Pembantu dengan kondisi baik sebesar 12,8%, maka capaian kinerja tahun 2015 mengalami “peningkatan” sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 114,9%. Hal ini karena adanya rehabilitasi berat Puskesmas Pembantu Tona’an Burneh.
c. Cakupan Poskesdes
Pada tahun 2015 Cakupan Poskesdes sebesar 100% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 100%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 100%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Cakupan Poskesdes sebesar 100%, maka capaian kinerja tahun 2015 “sama” dengan tahun 2014 sehingga menghasilkan capaian kinerja sebesar 100%.
d. Cakupan Puskesmas
Pada tahun 2015 Cakupan puskesmas sebesar 122% dari target yang telah ditentukan di dalam RPJMD tahun 2013-2018 sebesar 122%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 100%. Apabila dibandingkan tahun 2014 Cakupan puskesmas sebesar 122%, maka capaian kinerja tahun 2015 “sama”