• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian dan Pengembangan

1. Pengertian Penelitian dan Pengembangan

Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010 : 407).

Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2009:164). Penelitian dan pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dan terapan. Sering dihadapi adanya kesenjangan antara hasil penelitian dasar yang bersifat teoritis dengan penelitian terapan yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau disambungkan dengan penelitian dan pengembangan (Sukmadinata, 2009: 166)

Secara lengkap Borg dan Gall (1983) menyatakan ada 10 langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan diantarnya meliputi: 1) penelitian dan pengumpulan data, 2) perencanaan, 3) mengembangan draf produk, 4) uji coba lapangan awal, 5) merevisi hasil uji coba, 6) uji coba lapangan, 7) menyempurnaan produk hasil uji coba lapangan, 8) uji pelaksanaan lapangan, 9) penyempurnaan produk akhir, dan 10) desiminasi dan implementasi.

Berdasarkan langkah strategi penelitian dan pengembangan Borg and Gall, Sukmadinata dan kawan-kawan memodifikasinya menjadi tiga tahap, yaitu:1) studi pendahuluan, 2) pengembangan produk, dan ke 3) uji produk. (Sukmadinata, 2010:184).

2. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan

Dalam bidang pendidikan tujuan utama penelitian dan pengembangan bukan untuk merumuskan atau menguji teori, tetapi untuk mengembangkan produk-produk yang efektif untuk digunakan di sekolah-sekolah.

Penelitian dan pengembangan secara umum berlaku secara luas pada istilah-istilah tujuan, personal, dan waktu sebagai pelengkap. Produk-produk dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan tertentu dengan spesifikasi

(2)

yang detail. Ketika menyelesaikan, produk dites dilapangan dan direvisi sampai suatu tingkat efektivitas awal tertentu dicapai. Walaupun silkus penelitian dan pengembangan sesuatu yang mahal, tetapi menghasilkan produk berkualitas yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan bidang pendidikan (Gay, Mils dan Airasian 2009:18 dalam Emzir 2010: 263).

Penelitian dan pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan. Sering dihadapi adanya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoritis dengan penelitian terapan yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau disambungkan dengan penelitian dan pengembangan (Sukmadinata, 2009:166).

B. Tes

1. Pengertian Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikiunto,2013:66). Dalam proses pembelajaran tes itu sendiri digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa, kemampuan berfikir siswa bahkan untuk mengukur prestasi siswa. Sedangkan Mardapi (2008:67) mengungkapkan bahwa tes diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Terdapat beberapa jenis tes diantaranya :

a. Tes Terstandar

Tes terstandar atau alat evaluasi terstandar yang dibekukan (standardized) adalah alat evaluasi yang kualitasnya terjamin sehingga hasilnya mencerminkan ada kemampuan tes sebenarnya. Alat evaluasi ini memiliki derajat validitas dan realibilitas yang memadai (tinggi). Suatu tes yang terstandar sebelumnya telah melalui serangkaian uji coba (try-out), analisis, dan revisi sehingga menghasilkan alat evaluasi yang baik. Contohnya yaitu tes intelegensi (Suherman,1990: 84). Tes terstandar tentunya memiliki kualitas yang baik yang dapat digunakan secara umum.

Suherman (1990:85) menyatakan bahwa tes terstandar memiliki ciri-ciri yaitu disusun oleh para ahli dan biasanya merupakan tim dan melalui serangkaian uji coba sehingga kriteria alat evaluasi yang baik dapat dipenuhi.

(3)

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, sudah dapat dipastikan tes terstandar memiliki kualitas yang lebih. Sehingga penggunaannya dapat secara meluas. Misalnya tes untuk Ujian Nasional.

b. Tes Kemampuan

Tes kemampuan bertujuan mengevaluasi peserta tes dalam mengungkap kemampuannya (dalam bidang tertentu). Kemampuan yang dievaluasi bisa berupa kognitif maupun psikomotor. Soal-soal tes kemampuan biasanya relatif sukar, menyangkut berbagai konsep atau pemecahan masalah dan menuntut peserta tes untuk mencurahkan segala kemampuannya, menyangkut daerah kognitif analisis, sintesis dan evaluasi (Suherman,1990: 86).

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa tes kemampuan dapat digunakan untuk tes keterampilan, misalnya keterampilan berfikir kritis siswa. Sehingga siswa dapat memecahkan masalah dan menuntut siswa untuk memaksimalkan kemampuannya dalam berfikir.

c. Tes Prestasi (Achievement tes)

Tes prestasi merupakan tes yang dimaksudkan untuk mengevaluasi hal yang telah diperoleh dalam suatu kegiatan. Beberapa tes yang termasuk kategori tes prestasi yaitu Tes Hasil Belajar, tes Akhir semester atau ulangan harian (Suherman,1990: 87).

Tes hasil belajar atau achievement tes ialah tes yang digunakan guru untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya, atau oleh dosen kepada mahasiswanya dalam jangka waktu tertentu. Acievement tes yang biasa dilakuakan guru dapat dibagi menjadi dua golongan yakni tes lisan dan tes tertulis. Tes tertulis dibagi menjadi tes essay dan tes objektif (Purwanto, :2010:35).

Tes prestasi cenderung digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa ataupun mahasiswa selama proses pembelajaran yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan tes kemampuan lebih berorientasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam bidang tertentu.

2. Kriteria Tes yang Baik

Tes sebagai suatu instrumen dalam evaluasi memiliki kriteria yang menjadikannya baik digunakan sebagai alat evaluasi. Kriteria tersebut diantaranya

(4)

instrumen tes harus valid, reliabel, relevan, representatif, praktis, deskriminatif, spesifik dan proporsional (Arifin, 2009:69)

a. Valid

Suatu instrumen dikatakan valid apabila benar-benar mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Misalnya, alat ukur untuk mengukur Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), maka alat ukur tersebut hanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa IPA tidak boleh dipadukan pada materi pelajaran lain.

b. Reliabel

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika ia memiliki hasil yang konsisten. Misalnya seorang guru memberikan instrumen tes pada kelompok lain pada waktu yang berbeda, maka hasilnya adalah sama atau mendekati sama, maka dapat dikatakan instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi.

c. Relevan

Instrumen yang digunakan harus sesuai kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator yang ditetapkan. Jika dalam konteks penilaian hasil belajar maka instumen sesuai dengan domain hasil belajar, seperti doamain afektif, kognitif dan psikomotor.

d. Representatif

Representatif artinya instrmen harus benar-benar mewakili seluruh materi yang disampaikan, hal ini dapat dilakukan bila penyunan instrumen menggunakan silabus sebagai acuan pemilihan materi tes. Guru harus memperhatikan proses seleksi materi mana yang aplikatif mana yang tidak, mana yang penting mana yang tidak.

e. Praktis

Instrumen yang praktis artinya mudah digunakan. Jika instrumen itu memenuhi syarat tetapi sukar digunakan berarti tidak praktis. Kepraktisan ini bukan hanya dilihat dari teknik penyusunan instrumen tetapi bagi orang lain yang ingin menggunakan instrumen tersebut.

f. Deskriminatif

Instrumen digunakan sedemikian rupa, sehingga dapat menunjukkan perbedaan sekecila apapun. Semakin baik suatu instrumen maka semakin mampu instrumen tersebut menunjukkan perbedaan secara teliti.

(5)

g. Spesifik

Suatu instrumen digunakan khusus untuk objek yang dievaluasi. Jika evaluasi menggunakan tes maka jawaban tes jangan menimbulkan ambivalensi atau spekulasi.

h. Proporsional

Suatu instrumen dikatakan proporsional jika memiliki persebaran yang seimbang antara soal yang sulit, sedang dan mudah.

C. Tes Pilihan Ganda

1. Pengertian Soal Pilihan Ganda

Tes atau soal pilihan merupakan jenis tes objektif yang dapat mengukur pengetahuan yang luas dengan tingkat domain yang bervariasi. Soal pilihan ganda memiliki semua persyaratan sebagai tes yang baik, yakni dilihat dari segi objektifitas, reliabilitas dan daya pembeda antara siswa yang berhasil dengan siswa yang gagal atau bodoh, (Sukardi,2010:125).

Tes pilihan ganda umumnya terdiri atas satu kalimat pernyataan atau satu kalimat penyataan yang disebut stem, dan beberapa pilihan yang disebut alternatif atau options. salah satu diantara alternatif tersebut merupakan jawaban yang benar atau yang terbaik atau disebut juga key atau kunci jawaban. Sedangkan alterntaif-alternatif lainnya adalah jawaban yang disebut distraktor (pengecoh), namun kemungkinan seseorang memilihnya apabila tidak menguasai materi yang ditanyakan dalam soal.

Penulisan aitem dalam tes objektif tipe pilihan-ganda banyak didasarkan pada proposisi, yaitu suatu kalimat sederhana yang dapat dinyatakan sebagai benar atau salah. Proposisi ini kemudian dikembangkan sedemikian rupa sehingga dalam tipe pilihan ganda jawabanya tidak sekedar benar dan salah akan tetapi berupa pilihan terhadap pernyataan yang paling benar atau paling tepat, (Azwar. 2011: 80-81).

2. Kaidah-kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda

Kaidah dalam penulisan pilihan ganda menurut Depdiknas (2007: 12) harus memperhatikan kaidah-kaidah sebagai berikut:

a. Materi

(6)

b) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari

c) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.

b. Konstruksi

a) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

b) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

c) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.

d) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. e) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

f) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".

g) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologisnya. h) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal

harus jelas dan berfungsi.

i) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. c. Bahasa

a) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

b) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.

c) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.

d) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.

3. Kelebihan dan Kelemahan Soal Pilihan Ganda

Menurut Sukardi (2010:125) soal pilihan ganda terdapat kelebihan dan kelemahan. Dalam evaluasi pembelajaran soal pilihan ganda mempunyai beberapa kelebihan yang secara ringkas dapat dicermati dalam uaraian berikut :

a. Soal pilihan ganda memiliki karakteristik yang baik untuk suatu alat pengukur hasil belajar siswa. Karakter yang baik tersebut yaitu lebih fleksibel dalam implementasi evaluasi dan efektif untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan belajar mengajar.

(7)

b. Soal pilihan ganda yang dikonstruksi dengan intensif dapat mencakup hampir seluruh bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas.

c. Soal pilihan ganda adalah tepat untuk mengukur penguasaan informasi para siswa yang hendak dievaluasi.

d. Soal pilihan ganda dapat mengukur kemampuan intelektual atau kognitif, afektif, dan psikomotor siswa

e. Dengan menggunakan kunci jawaban yang sudah disiapkan secara terpisah, jawaban siswa dapat dikoreksi dengan lebih mudah

Di samping itu, soal pilihan ganda memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah :

a. Konstruksi soal pilihan ganda lebih sulit serta membutuhkan waktu yang lebih lama disbanding dengan penyusunan soal bentuk objektif lainnya

b. Soal pilihan ganda kurang dapat mengukur kecakapan siswa dalam mengorganisasi materi hasil belajar

c. Soal pilihan ganda memberi peluang pada siswa untuk menerka jawaban

2. Soal Pilihan Ganda Untuk Menilai Keterampilan Berfikir kritis Siswa

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis. Instrumen berpikir kritis dapat bertujuan untuk mengukur satu aspek atau lebih dari satu aspek berpikir kritis (Ennis 1993).

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008:36), cara menulis soal yang menuntut penalaran tinggi atau berpikir kritis adalah :

a. Materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku: pemahaman, penerapan, sintetis, analisis, atau evaluasi (bukan hanya ingatan)

b. Setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan atau stimulus

Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut penalaran tinggi atau berpikir tingkat tinggi, maka setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus yang berbentuk sumber/bahan bacaan seperti : teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/symbol, contoh, peta, film atau suara yang direkam.

Menurut Anthony J. Nitko dalam Kurniasih (2012: 33) karakter soal yang termasuk pada kategori keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu terdapat suatu bacaan berupa materi sebelum pertanyaan, adanya gambar, grafik, tabel dan juga

(8)

simbol. Selain itu, beliau juga mencontohkan soal berpikir tingkat tinggi dengan soal yang berbentuk uraian dan juga pilihan ganda.

Taxonomy Bloom dalam Betsy Moore & Tood Stanley ( dalam Kurniasih, 2012: 35) berpendapat bahwa: “Analysis question, sintetis question and evaluation question can also be asked using a multiple choice format”. Artinya bahwa soal yang berbetuk analisis, sintetis dan evaluasi atau dengan jenjang C4, C5 sampai dengan C6 bisa dibuat soal pilihan ganda. Pada jenjang C4 (menganalisis) kata kerja operasionalnya adalah, menganalisis, mengaudit, memecahkan, menyimpulkan, menelaah, mengaitkan, dan mendeteksi. Kemudian untuk jenjang C6 (mengevaluasi) kata operasionalnya adalah membandingkan, memutuskan, menilai, menyimpulkan, memprediksi dan menafsirkan. Sedangkan pada jenjang C6 (mencipta) kata kerja operasionalnya adalah mengkategorikan, menyusun, menciptakan, menanggulangi dan membangun.

Jika melihat dari definisi para ahli mengenai kemampuan berpikir tingkat tinggi maka dapat diketahui bahwa berpikir tingkat tinggi sangat diperlukan dalam dunia keilmuan, diantaranya dalam memecahkan masalah. Pengetahuan dan keterampilan berpikir sangat berpengaruh pada cara pandang seseorang dalam menyikapi permasalahan yang dihadapinya. Berpikir merupakan keterampilan memecahkan masalah melalui pengamatan dari hasil pemikiran sebagai respon dari masalah yang dihadapi.

Kusaeri (2012:152) berpendapat bahwa ada 11 kemampuan berpikir kritis yang dapat dijadikan dasar dalam menulis soal yang menuntut penalaran tinggi yaitu: (1) memfokuskan pada pertanyaan, (2) menganalisis argument, (3) mempertimbangkan hal yang dapat dipercaya, (4) mempertimbangkan laporan observasi, (5) membandingkan kesimpulan, (6) menentukan kesimpulan, (7) mempertimbangkan kemampuan induksi, (8) menilai, (9) mendefisinikan konsep, (10) mendefisinikan asumsi, dan (11) mendeskripsikan.

D. Keterampilan Berpikir Kritis 1. Pengertian Berpikir Kritis

John Dewey dalam (Alec Fisher, 2008:2) mendefinisikan berpikir kritis adalah pertimbangan yang aktif, persisten (terus-menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang

(9)

menjadi kecenderungannya. Berpikir kritis juga didefinisikan sebagai : (1) suatu sikap yang mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang ; (2) Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan (3) Semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut (Gleser Dalam Fisher, 2008:3).

Gagasan berpikir reflektif menurut Dewey kemudian dikembangkan oleh Edward Glaser yang merupakan seorang penulis Watson-Glaser Critical Thinking Appraisal (uji kemampuan berpikir kritis yang paling banyak dipakai di seluruh dunia). Glaser dalam Fisher (2008 : 3) mendefinisikan berpikir kritis sebagai (1) suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; (2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan (3) semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut.

Berpikir kritis menurut Ennis dalam Nurhayati (2010:32) adalah berfikir reflektif yang berfokus pada pola pengambilan keputusan tentang apa yang harus diyakini dan harus dilakukan. Berdasarkan definisi tersebut, informasi yang diterima di dalam otak diolah dan direfleksikan. Refleksi tersebut akan menghasilkan suatu keputusan dalam bertindak. Oleh karena itu, pengambilan keputusan merupakan bagian dari berpikir kritis dalam konsepsi Ennis.

Richard Paul dalam Fisher (2008:4) mendefinisikan bahwa berpikir kritis adalah mode berpikir (mengenai hal, substansi, atau masalah apa saja) dimana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual pada diri sendiri.

Alech Fisher (2008:13) mengartikan berpikir kritis adalah aktivitas terampil yang bisa dilakukan dengan lebih baik atau sebaliknya, pemikiran kritis yang baik akan memenuhi beragam standar intelektual, seperti kejelasan, relevensi, kecukupan, koherensi, dan lain-lain.

Berdasarkan beberapa pengertian berpikir kritis diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah suatu sikap yang berpikir secara aktif dan mendalam mengenai informasi, observasi, komunikasi dan argumentasi yang diterima di dalam otak untuk diolah dan direfleksikan agar didapatkan suatu keputusan dalam bertindak.

(10)

2. Indikator Berpikir Kritis Menurut Fisher

Definisi berfikir kritis menurut Fisher memasukkan interprestasi (mengenai tesk, pidato, film, grafik, tindakan, bahkan bahasa tubuh) sebagai awal yang krusial untuk menarik kesimpulan-kesimpulan tentang klaim-klaim yang komplek, (Fisher.2008:10-11)

Indikator berpikir kritis menurut Fisher (2008:8) a. Mengidentifikasi elemen-elemen, alasan dan kesimpulan b. Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi

c. Mengklarifikasi dan menginterpretasikan pernyataan-pernyataan dan gagasan d. Menilai akseptabilititas, khususnya kredibilitas dan klaim-klaim

e. Mengevaluasi argument yang beragam jenisnya

f. Menganalisis, mengevaluasi dan menghasilkan penjelasan-penjelasan g. Menganalisis, mengevaluasi dan menghasilkan keputusan-keputusan h. Menarik inferensi-inferensi

i. Menghasilkan argument-argumen

Adapun indikator berpikir kritis yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengklarifikasi dan menginterpretasi pernyataan-pernyataan dan gagasan-gagasan.

b. Menganalisis, mengevaluasi dan menghasilkan penjelasan-penjelasan. c. Menarik inferensi-inferensi

E. Analisis Materi Sistem Pencernaan 1. Makanan

Makanan adalah segala bahan yang kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk atau mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga atau mengatur semua proses dalam tubuh.Makanan mengandung berbagai nutrisi atauzat – zat makanan, diantar zat – zat makanan tersebut adalah karbohidrat, lemak, protein dan mineral.

a. Karbohidrat

Karbohidrat adalah Senyawa organik karbon, hidrogen dan oksigen. Setiap 1 gram karbohidrat mengandung 4,1 kalori. Berdasarkan strukturnya, karbohidrat terbagi menjadi tiga: Monosakarida merupakan karbohidrat yang sangat sederhana dan memiliki satu gugusan gula. Rasanya manis dan cukup mudah larut dalam air.

(11)

Jenis karbohidrat ini dapat ditemui dalam bentuk glukosa, fruktosa, galaktosa, dan manosa. Disakarida merupakan karbohidrat yang mempunyai dua gugusan gula. Seperti monosakarida, disakarida juga berasa manis dan mudah larut dalam air. Contohnya: sukrosa, laktosa, dan maltosa. Dan Polisakarida merupakan karbohidrat yang memiliki lebih dari 10 gugusan gula. Sebagian besar jenis karbohidrat ini tidak memiliki rasa. Contohnya pati (amilum), glikogen, selulosa, pektin, lignin, dan kitin yang tersusun dari puluhan, ratusan, hingga ribuan gugusan gula. Sumber karbohidrat dapat diperoleh dalam makanan pokok yang berasal dari padi, ketela, jagung, sagu, gandum, dan umbi - umbian.

b. Lemak

Lemak tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Komponen lemak adalah asam lemak dan gliserol. Setiap satu gram lemak menghasilkan 9,3 kalori. Sumber makanan yang mengandung lemak meliputi Lemak nabati seperti minyak kelapa sawit, minyak kelapa, dan kacang tanah. Sedangkan lemak hewani misalnya lemak pada daging, mentega, susu, dan kuning telur.

Fungsi lemak diantaranya sebagai sumber energi, pelarut beberapa vitamin, yaitu vitamin A, D, E, dan K, pelindung terhadap organ dalam tubuh, pelindung tubuh dari suhu rendah, cadangan makanan yang tersimpan di bawah kulit, dan sebagaisebagai komponen bagian sel tertentu, misalnya membran sel.

c. Protein

Protein adalah senyawa organik bernitrogen yang tersusun dari unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N). Beberapa protein tertentu selain mengandung unsur-unsur tersebut juga mengandung unsur belerang (S) dan fosfor (P).

Protein dibentuk oleh berbagai macam asam amino (esensial dan non esensial). Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh, jadi harus didatangkan dari luar. Misalnya: leusin, lisin, metionin, fenilalanin, dan sebagainya. Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat dibuat sendiri oleh tubuh.

Menurut sumbernya, protein dibagi menjadi protein hewani yang merupakan protein sempurna karena mengandung asam amino esensial. Sebaliknya, protein nabati merupakan protein tidak sempurna karena kandungan asam amino esensialnya kurang lengkap.

(12)

d. Vitamin

Vitamin terbagi atas beberapa jenis, meliputi vitamin A, B,B3, B6, B11, B, C, D, E, K, asam pantotenat dan vitamin H (biotin). Berdasarkan sifat kelarutannya, vitamin dapat dibagi menjadi vitamin yang larut dalam lemak biasanya disimpan dalam lemak tubuh, misalnya vitamin A, D, E, dan K. Adapun vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh dan hanya diperoleh dari makanan keseharian.Vitamin yang demikian misalnya vitamin B dan vitamin C merupakan berbagai unsur yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar. Contohnya, natrium, kalium, fosfor, magnesium, klor, dan belerang. Unsur mikro yakni jenis unsur yang digunakan tubuh dalam jumlah keci

a. Mineral

Mineral terdiri atas unsur makro dan mikro. Unsur makro merupakan berbagai unsur yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar. Contohnya: Contohnya, natrium, kalium, fosfor, magnesium, klor, dan

belerang. Sedangkan Unsur mikro merupakan berbagai unsur yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil. Contohnya: mangan, kromium, molybdenum, tembaga dan seng.

2. Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia

Sistem pencernaan adalah kumpulan organ yang bertugas mencerna makanan menjadi bentuk yang dapat diserap oleh tubuh kita. Hal tersebut disebabkan karena tubuh kita tidak dapat menyerap makanan dalam bentuk yang kita makan. Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut:

a. Menerima makanan

b. Memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan) c. Menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah

d. Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.

Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti yang akan dijelaskan di bawah ini:

a. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.

b. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber- molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.

(13)

Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut: a. Ingesti : pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut. b. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.

c. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.

d. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.

e. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.

f. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.

a. Mulut

Makanan ini mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut terdapat beberapa alat yang berperan dalam proses pencernaanyaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (glandula salivales).

1) Gigi

Gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Gigi membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.

Berikut rumus gigi manusia: Keterangan:

I : Insisivus (gigi seri) C : Caninus (gigi taring)

P : Premolare (gigi geraham depan) M : Molare (gigi geraham belakang)

Struktur luar gigi terdiri atas bagian-bagian berikut:

- Mahkota gigi (corona) merupakan bagian yang tampak dari luar.

- Akar gigi (radix) merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. - Leher gigi (colum) merupakan bagian yang terlindung oleh gusi.

Adapun penampang gigi dapat diperlihatkan bagian- bagiannya sebagai berikut. - Email (glazur atau enamel) merupakan bagian terluar gigi. Email merupakan

struktur terkeras dari tubuh, mengandung 97% kalsium dan 3% bahan organik, hal ini memungkinkan gigi untuk mengatasi tekanan saat kita mengunyah. - Tulang gigi (dentin), merupakan bagian terbesar yang menyusun gigi, lebih

keras dari tulang, sebagian

- besar tersusun dari garam – garam mineral dan air tetapi juga memiliki sel – sel hidup.

(14)

- Sumsum gigi (pulpa), merupakan bagian yang paling dalam. Di pulpa terdapat kapiler, arteri, vena, dan saraf.

- Semen merupakan pelapis bagian dentin yang masuk ke rahang. 2) Lidah

Lidah dalam sistem pencernaan berfungsi untuk membantu mencampur dan menelan makanan, mempertahankan makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah saat makanan dikunyah serta sebagai alat perasa makanan.

3) Kelenjar Ludah

Di dalam mulut terdapat tiga pasang kelenjar ludah di dalam rongga mulut, yaitu glandula parotis, glandula submaksilaris, dan glandula sublingualis atau glandula submandibularis.

a) Glandula parotis, merupakan kelenjar ludah di dekat telinga, menyekresikan ludah yang mengandung enzim ptialin (amilase).

b) Glandula submaksilaris, menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir.

c) Glandula sublingualis atau Glandula submandibularis, merupakan kelenjar ludah di bawah lidah, menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir. b. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan merupakan saluran panjang (± 25 cm) yang tipis sebagai jalan bolus dari mulut menuju ke lambung. Fungsi kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut menuju lambung.

Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin, memiliki gerak peristaltik yang terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan melingkar.

c. Lambung

Lambung merupakan saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung, terletak di bawah sekat rongga badan.Lambung terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.

1) Bagian atas disebut kardiak, merupakan bagian yang berbatasan dengan esofagus.

2) Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan atau tengah lambung. 3) Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus halus.

(15)

Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan terdapat otot sfinkter kardiak yang secara refleks akan terbuka bila ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus terdapat otot yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat berkontraksi seperti halnya otot-otot kerongkongan. Apabila otot-otot ini berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas, dan mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme). Sementara itu, pencernaan secara kimiawi dibantu oleh getah lambung. Getah lambung mengandung HCl/ asam lambung dan enzim-enzim pencernaan seperti renin, pepsinogen, dan lipase. Enzim renin dalam getah lambung berfungsi mengendapkan kasein atau protein susu dari air susu. Pepsin ini berfungsi memecah molekul-molekul protein menjadi molekul-molekul peptida. Sementara itu, lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. d. Usus halus

Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter, lebar 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut: 1) Duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,

2) Jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m, 3) Ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.

Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.

1) Cairan Empedu

Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung enzim.Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan makanan. Cairan empedu berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air (mengemulsikan lemak).

2) Getah Pankreas

Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas.Pankreas ini berperan sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk pulau yang disebut

(16)

pulau-pulau Langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan mencegah Diabetes melitus.

3) Getah Usus

Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah usus. Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut. a) Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa

menjadi glukosa dan fruktosa.

b) Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua molekul glukosa.

c) Laktase, berfungsi membantu mempercepat prosespemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

d) Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi asam amino.

e. Usus Besar

Usus besar (kolon) memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.

f. Rektum dan Anus

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.

3. Sistem Pencernaan Makanan Pada Hewan Ruminansia

Perbedaan alur proses pencernaan makanan manusia dan hewan ruminansia hanya terletak pada susunan gigi dan struktur lambungnya saja. Hewan ruminansia memiliki adaptasi pada gigi dan lambung. Alat-alat pencernaan hewan ruminansia meliputi rongga mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Makanan masuk pertama kali melalui rongga mulut. Di dalam rongga mulut,

(17)

makanan dikunyah oleh gigi dan dicampur dengan airludah. Giginya memiliki susunan 16 buah gigi seri yang berfungsi sebagai penjepit makanan. 12 buah gigi geraham depan (premolar) dan 12 buah gigi geraham belakang (molar) yang berfungsi untuk memamah makanan. Sementara gigi taringnya sudah dimodifikasi untuk menggigit dan memotong tumbuhan. Di antara gigi seri dan gigi geraham terdapat celah yang disebut diastema. Fungsinya sebagai tempat menjulurkan lidah saat mengambil tumbuhan atau dedaunan.

Saat makanan masuk ke dalam lambung, pertama kali menuju rumen. Rumen berfungsi untuk menampung makanan sementara. Dialamnya terjadi proses pembusukan dan fermentasi oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan protozoa. Bakteri yang berperan dalam Proses fermentasi selulosa menjadi glukosa dan bentuk lainnya ini berasal bakteri genus Cyptophaga dan Bacterium, sementara protozoa nya adalah genus Flagellata, seperti Cypromonas subtitis. Selanjutnya, makanan yang berasal dari rumen akan menuju retikulum. Pada bagian ini, makanan tersebut dibentuk menjadi gumpalan – gumpalan.

4. Kelainan/Gangguan Pada Sistem Pencernaan

a) Appendisitis merupakan gangguan sistem pencernaan yang disebabkan oleh peradangan pada umbai cacing (appendiks). Peradangan ini ditandai dengan adanya nanah dan pembengkakan pada umbai cacing.

b) Diare adalah gangguan penyalit yang di tandai dengan sering buang air besar yang berair. Biasanya terinfeksi oleh bakteri basil seperti Proteus vulgaris dan Clostridium welchii.

c) Gastritis merupakan gangguan akibat lapisan mukosa lambung mengalami peradangan atau iritasi. Peradangan atau iritasi dinding mukosa lambung ini dapat disebabkan oleh makanan yang kotor atau kelebihan asam dalam lambung.

d) Sembelit (konstipasi) merupakan gangguan sistem pencernaan yang disebabkan oleh keterlambatan defekasi akibat absorpsi atau penyerapan air pada feses di usus besar berlebihan.

e) Parotitis adalah radang parotis, benguk, godongan, umumnya karena infeksi virus Rabula inflans.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk penerimaan suatu merk, pembuat harus melengkapi pendaftaran merk dan jaminan sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan dan menunjukkan nama mutu ataupun perencanaan, cara

Peningkatan musuh alami seiring dengan peningkatan kepadatan populasi hama terutama wereng hijau pada umur tanaman padi 28 HST.. Kontrol musuh alami terhadap hama padi

Kemudian pengaturan jadwal keberangkatan penumpang dengan kereta api yang berbeda, haridan jam keberangkatan yang ditempuh untuk sampai pada tempat tujuan ditata seoptimal

Subsektor unggulan Kabupaten Malinau Sektor/Subsektor Indeks LQ 2010 Indeks RPs Indeks Tenaga Kerja Indeks Kontribusi PDRB Jumlah Indeks Kom posit Rangking Sub

Penelitian ini berjuan untuk mengetahui Upaya pengembangan usaha ekonomi kreatif kerajinan bordir Aceh dalam bidang produksi, pemasaran, dan kemampuan beradaptasi

Objek / Kontrol merupakan suatu tampilan berbasis grafis yang ditempatkan ke form untuk.. membuat interaksi

Di zaman semodern ini kita dituntut untuk menjadi pribadi yang memiliki jangkauan pertemanan yang luas,jika asal saja me- milihnya maya akan jadi senjata makan tuan.Ada beberapa

Sebagai panduan, guru bolehlah ikut format pemilihan soalan-soalan yang dicadangkan bawah:.. Format kaedah pemilihan soalan-soalan peperiksaan ini