• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Grobogan merupakan salah satu kabupaten di wilayah Jawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Grobogan merupakan salah satu kabupaten di wilayah Jawa"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Grobogan merupakan salah satu kabupaten di wilayah Jawa Tengah. Kabupaten ini mempunyai beberapa obyek wisata dengan daya tarik berupa fenomena alam. Obyek wisata tersebut antara lain adalah Obyek Wisata Bledug Kuwu, Obyek Wisata Api Abadi Mrapen dan lain sebagainya. Masing-masing objek wisata tersebut memiliki keunikan berbeda-beda yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya.

Bledug Kuwu adalah sebuah kawah lumpur (mud volcano). Terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa tengah. Tempat ini dapat ditempuh kurang lebih 28 km ke arah timur dari kota Purwodadi. Obyek Wisata Bledug Kuwu memiliki daya tarik berupa letupan-letupan lumpur yang mengandung garam dan berlangsung terus-menerus secara berkala, antara 2 dan 3 menit. Bledug Kuwu merupakan salah satu objek andalan di Kabuputaen Grobogan1. Oleh sebab itu, Obyek Wisata Bledug Kuwu perlu menjadi rujukan ketika berwisata di Kabupaten Grobogan.

Persepsi wisatawan penting untuk diketahui karena dapat digunakan untuk mengetahui status objek wisata. Dengan persepsi yang baik dari wisatawan diharapkan wisatawan akan kembali lagi ke objek wisata ini dan memberitahukan

1

(2)

kepada kerabat dan teman-temanya untuk mengunjungi Obyek Wisata Bledug Kuwu. Sebaliknya, jika persepsi terhadap objek wisata alam ini jelek akan membuat wisatawan merasa tidak senang dan cenderung tidak kembali lagi.

Persepsi wisatawan dapat menunjukkan pandangan wisatawan terhadap suatu objek wisata yang dikunjungi. Atas pernyataan itulah penelitian persepsi dilakukan guna mengetahui nilai persepsi wisatawan terhadap masing-masing komponen daya tarik wisata di Obyek Wisata Bledug Kuwu Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :

a. Apa saja komponen daya tarik wisata yang ada di Bledug Kuwu?

b. Bagaimana persepsi wisatawan terhadap masing-masing komponen daya tarik wisata di Bledug Kuwu?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :

a. Mengetahui komponen daya tarik wisata di Bledug Kuwu

b. Mengetahui persepsi wisatawan terhadap masing-masing komponen daya tarik wisata di Bledug Kuwu.

(3)

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan mengacu pada tujuan dari penelitian, maka penelitian ini nantinya akan memiliki manfaat sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoretis

Untuk bidang akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis berupa kontribusi akademis untuk studi pariwisata, khususnya pada studi yang menerapkan konsep mengenai persepsi wisatawan dalam pariwisata.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dalam hal praktis, hasil penelitian berupa penilaian persepsi dari wisatawan di Obyek Wisata Bledug Kuwu meliputi daya tarik atraksi, amenitas dan aksesibilitas. Berdasarkan nilai persepsi yang diperoleh akan diketahui komponen mana yang harus diperbaiki oleh pengelola.

1.5 Tinjauan Pustaka

Agtin Kurniawati (2005) meneliti tentang Obyek wisata Bledug Kuwu. Penelitian tersebut berjudul Pengembangan Obyek Wisata Fenomena Alam Bledug Kuwu Di Kabupaten Grobogan. Penelitian tersebut menggunakan analisis BCG (Boston Consulting Group). Hasil penelitian menunjukan bahwa posisi perkembangan Obyek Wisata Bledug Kuwu berada pada posisi yang menunjukan bahwa kondisi pasar wisata Bledug Kuwu berada pada posisi tinggi, namun kondisi produk wisata yang dimiliki oleh Obyek Wisata Bledug Kuwu berada

(4)

pada posisi rendah. Penelitian ini juga menggunakan analisis SWOT yang bertujuan untuk mengeluarkan strategi pengembangan Obyek Wisata Bledug Kuwu.

Penelitian yang dilakukan oleh Nur Widi Tri Sugiastuti (2009) yang berjudul Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Grobogan dalam Mempromosikan Obyek Wisata Alam Bledug Kuwu. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan program promosi pariwisata tahunan Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Grobogan belum dilaksanakan secara maksimal dan optimal, langkah- langkah perencanaan program belum terarah, serta belum tampak indikator keberhasilan yang signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Arista N. Rosa (2010) yang berjudul Strategi Pengembangan Wisata Bledug Kuwu di Kabupaten Grobogan. Hasil penelitian menunjukkan rendahnya peran Pemerintah Daerah, Swasta, dan Masyarakat dalam mengembangkan wisata “Bledug Kuwu”. Melalui analisis SWOT, ditawarkan sebuah strategi pengembangan yang seharusnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan. Sehubungan dengan hal ini, Pemerintah Daerah mengefektifkan kerja sama dengan swasta dan masyarakat setempat dalam hal mengelola “Bledug Kuwu”, sebagai wisata alam yang tidak dimiliki oleh daerah lain dengan menyusun sebuah pembagian kerja yang berkompeten termasuk perbaikan dalam infrastruktur.

(5)

Walaupun objek penelitian ini sama dengan penelitian tersebut di atas, tetapi tujuan penelitiannya berbeda. Penelitian sebelumnya memiliki tujuan untuk mengetahui kondisi produk wisata yang dimiliki oleh Obyek Wisata Bledug Kuwu, strategi pengembangan wisata Bledug Kuwu, serta strategi komunikasi pemasaran Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Grobogan dalam mempromosikan Obyek Wisata Alam Bledug Kuwu, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi wisatawan terhadap komponen daya tarik Bledug Kuwu berdasarkan atraksi, amenitas dan aksesibilitasnya.

Mohammad Listyanto (2009) melakukan penelitian dengan fokus persepsi wisatawan terhadap kualitas obyek wisata pantai Depok yang berlokasi di kelurahan Parangtritis, kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. Penelitian tersebut menggunakan metode statistik deskriptif, chi square, dan uji korelasi Kendall’s. Hasil dari penelitian ini yakni kualitas yang dimiliki Pantai Depok termasuk dalam klasifikasi sedang dan pengelolaannya perlu ditingkatkan lagi dalam aspek keamanan, kenyamanan, dan kebersihannya.

Penelitian tentang persepsi wisatawan yang lain juga dilakukan oleh Hestara Caya Murti (2012) dengan fokus persepsi wisatawan terhadap pengembangan objek wisata Batang Dolphin Center yang berlokasi di Jawa Tengah. Penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini yakni wisatawan memiliki persepsi bahwa obyek wisata Batang Dolphin Center memiliki aksesibilitas yang kurang baik, diperlukan fasilitas penunjang yang lebih lengkap, dan atraksi yang harus lebih dioptimalkan.

(6)

Penelitian yang dilakukan oleh Listyanto terlihat kesamaannya adalah dari penekanannya pada persepsi, dimana fokus persepsi wisatawan terhadap kualitas obyek wisata pantai Depok yang berlokasi di kelurahan Parangtritis, kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, selanjutnya penelitian oleh Hera Caya Murti dengan fokus persepsi wisatawan terhadap pengembangan objek wisata Batang Dolphin Centre yang berlokasi di Jawa Tengah, sedangkan penelitian ini menekankan persepsi dari wisatawan terhadap komponen daya tarik Bledug Kuwu berdasarkan atraksi, amenitas dan aksesibilitasnya.

Berdasarkan tinjauan pustaka terhadap penelitian-penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang analisis persepsi wisatawan terhadap komponen daya tarik wisata Bledug Kuwu, di Kabupaten Grobogan belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

1.6 Landasan Teori

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian serta tinjauan pustaka yang telah dijelaskan maka berikut ini akan diuraikan teori-teori yang menjadi landasan bagi pemecah masalah.

Objek wisata harus memiliki daya tarik wisata dalam memberikan rasa puas dan kagum kepada para wisatawan dimana daya tarik wisata merupakan potensi utama di suatu objek wisata. Hal ini senada dengan Suwantoro (2004:19) daya tarik wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Selanjutnya komponen daya tarik apabila disatukan akan mennghasilkan suatu

(7)

produk wisata yang bisa ditawarkan kepada wisataan. Damanik dan weber (2006:11) mengemukakan komponen 3A yang terdiri atas:

1. Atraksi (attraction). Atraksi dapat diartikan sebagai objek yang wisata yng memberikan kenikmatan kepada wisatawan.

2. Amenitas (amenity). Amenitas adalah segala macam sarana dan prasarana yang diprlukan oleh wisatawan selama berada didaerah tujuan wisata, selain itu juga terdapat pelayanan tambahan yang sebenernya tidak langsung terkait dengan pariwisata tetapi sering menjadi bagian dari kebutuhan wisatawan,seperti: bank, penukaran uang, telekomunikasi, usaha persewaan (rental), penerbit dan penjual buku panduan wisata, seni pertunjukan (teater,bioskop, pub, dan lain-lain).

3. Aksesibilitas (Accessibillity). Aksesibiltas merupakan keseluruhan infrasuktur transportasi yang menghubungkan dari, ke, dan selama di daerah tujuan wisata, mulai darat, laut sampai udara. Akses ini tidak hanya menyangkut aspek kuantitas tetapi juga inkluif mutu, ketepatan waktu, kenyamanan, dan keselamatan.

Wisatawan dalam melihat fenomena apapun itu pasti mempunyai sisi pandang yang berbeda, mereka punya pendapat atau persepsi masing-masing. Persepsi wisatawan merupakan hal penting dalam pengembangan suatu destinasi pariwisata. Menurut (Walgito,1990:53) persepsi merupakan suatu proses yang didahului penginderaan, yaitu suatu proses berwujud diterimanya individu melalui alat reseptor (alat indra). Namun proses ini tidak berhenti sampai disitu saja,

(8)

melainkan rangsangan diteruskan kepusat susunan syaraf yaitu otak dan terjadinya proses psikologi sehingga individu menyadari apa yang dilihat dan didengarnya. Agar individu dapat melakukan persepsi ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi antara lain;

1. Perhatian merupakan syarat psikologi dalam individu mengadakan persepsi yang merupakan langkah persiapan. Perhatian merupakan pemutusan atau konsentrasi dari seluruh individu yang ditujukan padasuatu kelompok obyek.

2. Adanya obyek yang menimbulkan rangsangan mengenai alat indranya (reseptor).

3. Alat indra (reseptor) yaitu alat untuk menerima rangsangan, kenyataan membuktikkan bahwa suatu obyek tertentu dapat diperoleh beragam persepsi dari sekelompok individu. Perbedaan itu merupakan suatu yang hakiki sifatnya pada manusia, karena disadari bahwa setiap orang memiliki perbedaan dalam penalaran, keinginan serta pengetahuan tentang obyek yang dipersepsikan.

Analisis persepsi wisatawan atas komponen daya tarik wisata merupakan metode yang menganalisis persepsi wisatawan dan menjelaskan secara rinci segala sesuatu yang terkandung dalam suatu objek wisata. Penjelasan tersebut dituangkan dalam tabel, sehingga dapat dengan mudah dipahami apakah komponen tersebut memiliki daya tarik, tidak memiliki daya tarik atau bersifat netral dalam objek wisata (Marsono, 2012: 10).

(9)

Selanjutnya, analisis dari persepsi wisatawan atas komponen daya tarik tersebut dapat dijelaskan dalam bentuk tabel. Hal tersebut ditujukan untuk mempermudah proses pemahaman setiap komponennya. Hasil komponen daya tarik tersebut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bernilai plus (+) untuk yang memiliki daya tarik, netral (+/-), dan minus (-) untuk yang tidak memiliki daya tarik dalam objek wisata (Marsono, 2011:8).

Dengan menggunakan landasan teori di atas diharapkan penulis bisa menganalisis dengan baik persepsi wisatawan terhadap komponen daya tarik wisata yang terdapat di Obyek Wisata Bludug Kuwu.

1.7 Metode Penelitian

Di dalam penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kombinasi atau mixed-method, yaitu penggabungan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan (Sugiyono, 2011:404). Metode kuantitatif digunakan dalam pengambilan sampel sebagai dasar penentuan jumlah responden, dan kemudian digunakan metode deskriptif kualitatif untuk menjabarkan temuan data. Jenis data yang digunakan data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata atau yang berwujud pernyataan-pernyataan verbal, bukan dalam bentuk angka.

(10)

1.7.1 Lokus dan Fokus Penelitian

a) Lokus Penelitian

Obyek Wisata Bledug Kuwu, Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah.

b) Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah menganalisis persepsi wisatawan terhadap komponen daya tarik wisata yang ada di Obyek Wisata Bledug Kuwu, Desa Kuwu Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa tengah.

1.7.2 Jenis Data

a) Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh penulis dari objek penelitian dengan cara melakukan pengamatan, wawancara, menyebar angket serta melakukan dokumentasi gambar selama proses penelitian. Data yang diperoleh tersebut untuk selanjutnya dikumpulkan, dikaji dan dianalisis menurut perspektif wisatawan.

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang dapat dipercaya kebenarannya diantaranya hasil penelitian, diagram, grafik, website, dokumentasi, buku-buku dan tulisan ilmiah yang membahas lokus penelitian yang sama.

(11)

1.7.3 Metode Pengumpulan data

a) Observasi

Observasi adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengamati secara langsung pada objek penelitian (Moleong, 1989:19). Bertujuan untuk menggambarkan secara umum mengenai objek wisata yang akan diteliti dan supaya mudah dalam mendapatkan informasi-informasi dari para pengunjung dan pengelola. Observasi dilakukan pada September 2015-Februari 2016 di Obyek Wisata Bledug Kuwu yang terletak di Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan. Observasi lebih terfokuskan kepada komponen daya tarik wisata tersebut. Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan sampel data populasi dan wawancara pengunjung.

b) Studi Pustaka

Metode studi pustaka digunakan untuk mencari data yang berhubungan dengan fokus dari penelitian dan objek penelitian ini. Studi pustaka digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Data studi pustaka dapat diperoleh dari buku maupun internet (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 162).

c) Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh ketererangan atau informasi yang mendalam terkait dalam pengumpulan data. Wawancara dilakukan secara langsung dengan narasumber, yaitu pemandu wisata, petani garam, wisatawan dan pengelola Obyek Wisata Bledug Kuwu.

(12)

d) Kuisioner

Kuisioner digunakan untuk mengetahui respon wisatawan terhadap komponen daya tarik wisata di Obyek Wisata Bledug Kuwu. Kuisioner dibagikan kepada beberapa wisatawan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Jumlah sampel ditentukan menggunakan perhitungan formula yang dikembangkan oleh Slovin via Kusmayadi dan Sugiarto (2000:74) yaitu :

( )

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = margin error yang diperkenankan (5% dan 10%)

Data populasi diperoleh dari jumlah kunjungan wisatawan di Obyek Wisata Bledug Kuwu. Dari data Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata wilayah Kradenan tahun 2016, jumlah kunjungan pada tahun 2015 adalah 42.350 orang. Berdasarkan hal tersebut maka jumlah sampel yang diambil adalah 100 responden dengan penjabaran sebagai berikut.

( )

(13)

n = 99,76 dibulatkan menjadi 100.

Teknik pengambilan sampel untuk menentukan responden yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling, dengan pertimbangan memberikan peluang yang sama bagi responden untuk memberikan jawaban dan pendapat mereka yang dapat mempengaruhi hasil dari tingkat penilaian terhadap komponen daya tarik wisata di Obyek Wisata Bledug Kuwu (Hediansyah, 2010: 105).

Bentuk pertanyaan kuesioner dalam penelitian ini tertutup, sehingga responden hanya mengisi dengan cara menyilang (X) pada pilihan jawaban yang telah disediakan (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 88). Pilihan jawaban yang tersedia terdiri dari 3 alternatif yaitu, menarik (+), netral (+/-), tidak menarik (-).

1.7.4 Analisis Data

Bagian ini menjelaskan tentang bagaimana tahapan pengolahan dan analisis data yang telah dikumpulkan. Berikut penjabarannya :

Pada tahap awal dilakukan pengecekan jumlah kuesioner yang terkumpul sebanyak 100 jawaban responden. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan jawaban dalam kuesioner. Data yang diperoleh dari kuisioner diolah menggunakan program pengolah data Microsoft Office Excel 2010.

(14)

Selanjunya hasil dari pengolahan data tersebut disajikan dalam bentuk grafik dan tabel disertai penjelasan secara deskriptif sesuai dengan jumlah penilaian responden terhadap masing-masing komponen daya tarik wisata yang ada di Obyek Wisata Bledug Kuwu. Hal tersebut ditujukan untuk mempermudah proses pemahaman setiap komponennya.

1.8 Sistematika Penulisan

Pada Bab pertama akan disajikan mengenai latar belakang penelitian sebagai gambaran awal. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai ilustrasi tentang fenomena yang terjadi di lokasi penelitian. Di bagian ini juga akan dijelaskan mengenai perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, dan metodologi penelitian.

Pada Bab kedua akan disajikan gambaran umum mengenai lokasi penelitian. Pada Bab ini akan dijelaskan perihal kondisi lokasi penelitian serta identifikasi elemen-elemen yang mendukung proses penelitian di dalamnya.

Bab tiga adalah pembahasan, pada bab tiga terdapat pembahasan mengenai apa saja komponen daya tarik wisata dari Obyek Wisata Bledug Kuwu dan bagaimana analisis persepsi wisatawan terhadap komponen daya tarik wisata di Obyek Wisata Bledug Kuwu.

Pada Bab keempat, penulis akan mengambil kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian ini. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan analisis persepsi wisatawan terhadap komponen daya tarik wisata Bledug Kuwu yang telah dilakukan pada Bab sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk ( 1 ) mengetahui potensi kawasan obyek wisata di Kecamatan Ngargoyoso serta untuk ( 2 ) mengetahui arah pengembangan potensi wisata

Pengembangan obyek potensial di wilayah pengembangan WWP A kalimantan tengah Evaluasi obyek wisata dan pengembangan bagian timur Kabupaten Pacitan Analisispotensi obyek

Mengetahui obyek-obyek wisata alam di kabupaten Cilacap yang dapat dipromosikan menjadi obyek wisata unggulan Survai lapangan dan didukung oleh data sekunder dari instansi terkait

Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui potensi yang dimiliki obyek wisata Kolam Renang & waterboom Doeng Cuo dan mengetahui strategi pemasaran oleh

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Asmat memiliki potensi pengembangan gaharu yang besar, namun apakah nilai tambah dari industri minyak gaharu dapat

Penelitian yang dilakukan oleh Septiana (2008) Tugas Akhir program studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada dengan judul “Strategi Pemasaran Obyek Wisata Taman Hiburan

Upaya dari pemerintah Kabupaten Natuna untuk memanfaatkan potensi- potensi wisata sangat diperlukan, karena potensi-potensi wisata di Kabupaten Natuna memiliki peluang yang

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui daya tarik yang ada dan merumuskan perencanaan strategis dalam pengembangan objek wisata Gunung Gambar