• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PEMBERIAN ASI DAN PASI TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 6 BULAN DI DESA KADUNGREMBUG KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN PEMBERIAN ASI DAN PASI TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 6 BULAN DI DESA KADUNGREMBUG KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN LAMONGAN Titik Wulandari, Ihda Mauliyah

…………...……….…… …… . .….

ABSTRAK

…… … ...………. …… …… . .…. Asupan nutrisi pertama dan utama bayi adalah ASI yang sangat dibutuhkan untuk proses tumbuh dan berkembang. Peningkatan pamor susu formula menyebabkan penurunan penggunaan ASI. Masalah dalam penelitian ini adalah masih banyaknya bayi usia 6 bulan di Desa Kadungrembug memiliki pertumbuhan yang tidak sesuai dengan usianya saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan pertumbuhan bayi usia 6 bulan antara yang mendapat ASI dengan PASI. di Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan.

Penelitian ini menggunakan desain Analitik Komparatif dengan pendekatan cross sectional. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner dan observasi dengan populasi semua bayi usia 6 bulan yang memenuhi persyaratan kriteria inklusi yang berjumlah 40 dan jumlah sampel 38 bayi dan menggunakan tehnik simple random sampling.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa bayi yang mendapat ASI hampir seluruhnya bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI memiliki pertumbuhan normal, sedangkan bayi yang mendapat PASI sebagian besar bayi berusia 6 bulan yang mendapat PASI memiliki pertumbuhan tidak normal. Berdasarkan hasil uji statistik Mann-Whitney didapatkan p value = 0,006 p alfa (0,05). Sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan ibu-ibu dapat memberikan ASI sebagai makanan terbaik bagi bayinya hingga usia 6 bulan.

Kata kunci: ASI, PASI, Pertumbuhan Bayi

PENDAHULUAN

. …… . … … .

Air susu ibu (ASI) menjadi makanan terbaik di awal kehidupan anak sekaligus hak dasar agar tumbuh dan berkembang secara optimal keseimbangan zat – zat gizi dalamn ASI berada dalam tingkat optimal dan bentuk paling baik, mengandung lebuh dari 1000 jenis nutrient sehingga tidak ada jenis susu lain yang menyamai. Dengan hanya memberikan ASI tanpa memberikan makanan pendamping lain sampai 6 bulan, tanpa tambahan makanan atau minuman apapun. ( Apriaji Harry,2006:147)

Telah diketahui bahwa nutrisi pertama dan utama bayi tentu saja ASI. Pilihan ini tidak perlu diperdebatkan lagi. Tetapi perkembangan menunjukkan adanya perubahan yang justru memisa:hkan bayi dari ASI yang dimiliki Ibunya.

ASI merupakan makanan yang paling ideal baik secara fisiologis maupun biologis untuk diberikan bayi pada awal kehidupannya. ASI lebih bergizi, bersih, memberi kekebalan pada bayi terhadap penyakit penyakit umum dan mengurangi resiko kanker payudara dan ovarium bagi ibu Pemberian ASI langsung setelah bayi

dilahirkan (60 menit pertama) serta dilanjutkan dengan pemberian setiap bayi lapar, memungkinkan bayi menerima antobodi yang ada dalam ASI, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi (Sukarni, 1989).

Manfaat pemberian ASI eksklusif dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak telah diketahui secara luas, namun kesadaran ibu untuk memberikan ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Pemasaran yang agresif dari produsen susu pengganti ASI merupakan salah satu faktor penghambat pemberian ASI di Indonesia. Peningkatan susu formula di tahun enam puluhan serta rumor tentang tidak modernnya ASI menyebabkan makin berkurangnya penggunaan ASI. Sehingga pemberian susu formula kepada bayi yang semestinya mendapat ASI eksklusif menjadi gaya hidup saat ini.

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI, 2007) menunjukkan penurunan jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif hingga 7,2%. Pada saat yang sama, jumlah bayi dibawah 6 bulan yang diberi susu

(2)

formula dari 16,7% pada tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007. United Nations Emergency Children's Fund (UNICEF) menyimpulkan cakupan ASI eksklusif 6 bulan di Indonesia masih jauh dari rata-rata dunia yaitu 38%. Banyaknya kasus kurang gizi pada anak-anak berusia dibawah 2 tahun yang sempat melanda beberapa wilayah Indonesia dapat diminimalisir melalui pemberian ASI secara eksklusif. Pemberian ASI eksklusif dijadikan sebagai prioritas program negara berkembang ini.

Hasil rekapitulasi standar pelayanan minimal bidang kesehatan kabupaten atau kota propinsi Jawa Timur tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007 menunjukkan capaian bayi yang mendapat ASI Ekslusif masing-masing sebesar 38,86%, 42,94%, 42,80%, dan 49,66% dengan target capaian sebesar 65% pada tahun 2007. Hal ini tidak seimbang dengan capaian balita yang naik berat badannya pada tahun yang sama yaitu sebesar 71,56%, 72,76%, 72,58%, 61,07%.

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan tahun 2009 di laporkan bahwa jumlah bayi sebanyak 19.896 bayi, sedangkan bayi yang diberi ASI Eksklusif sebanyak 70,18%. Pemerintah kabupaten lamongan pada tahun 2009 menargetkan bayi yang diberi ASI Eksklusif sebesar 80% dari yang ditetapkan pemerintah kabupaten lamongan. (Dinkes Kab. Lamongan, 2009)

Berdasarkan survei awal yang penulis lakukan di desa Kadung Rembug kecamatan sukodadi dari 10 responden dari total keseluruhan 40 bayi di dapatkan 70% (7 bayi) memiliki berat badan yang tidak sesuai dengan usianya dan 30% (3 bayi) memiliki berat badan yang sesuai dengan usianya. Sedangkan untuk panjang badan didapatkan 60% (6 bayi) memiliki panjang badan tidak sesuai dengan usianya dan 40% (4 bayi) memiliki panjang badan yang sesuai dengan usianya saat ini. Dari hasil survei awal diatas dapat di simpulkan bahwa masih banyak bayi di desa Kadung Rembug yang memiliki pertumbuhan yang tidak sesuai dengan usianya saat ini.

Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor herediter, faktor lingkungan dan faktor internal. Faktor herediter yang memengaruhi pertumbuhan adalah jenis

kelamin,ras dan kebangsaan. Sedangkan faktor lingkungan (eksternal) yang memengaruhi pertumbuhan bayi adalah lingkungan prenatal, pengaruh budaya lingkungan, status social ekonomi keluarga dan nutrisi.

Salah satu faktor eksternal yang paling memengaruhi adalah nutrisi yang didapat anak. Orang tua diharapkan mempunyai pemahaman yang tepat tentang nutrisi yang diperlukan anak untuk bertumbuh dan berkembang., serta zat gizi yang dibutuhkan anak pada usia tertentu sehingga dapat diberikan dengan tepat walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan dan status social ekonomi keluarga sangat memengaruhi ketersediaan nutrisi untuk anak.(Supartini, Yupi, 2004)

Pemberian nurtisi pada anak tidak hanya semata- mata untuk memenuhi kebutuhan fisik ataupun fisiologis anak, tetapi juga berdampak pada aspek psikodinamik, perkembangan psikososial, dan maturasi organic oleh tubuh bayi.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “perbedaan perkembangan bayi usia 6 bulan antara yang mendapatkan ASI dan PASI di desa Kadung Rembug Kecamatan Sukodadi”. Dengan mengetahui ada tidaknya perbedaan pertumbuhan badan bayi yang diberikan ASI dengan PASI dan dampak apa yang di timbulkan, maka diharapkan pihak – pihak yang memiliki andil dalam perkembangan pertumbuhan tubuh bayi akan lebih bijaksana untuk memilih makanan yang terbaik bagi bayinya.

METODE PENELITIAN

. …

Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian. (Nursalam, 2001). Desain pada penelitian ini menggunakan metode komparasi yaitu menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga membentuk perbandingan. (Sugiyono,2006). Penelitian ini menggunakan pendekatan crossectional Dimana peneliti melakukan pengukuran variable sesaat, artinya subyek diukur satu kali saja ( Soekidjo Notoadmodjo, 2003)

(3)

HASIL .PENELITIAN 1. Data Umum

1)

Karakteristik Ibu

Karakteristik Ibu dalam penelitian ini meliputi: usia, pendidikan, pekerjaan dan jumlah anak.

(1) Usia Ibu

Tabel 1 Distribusi Usia Ibu di Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan Tahun 2012. No . Usia Frekuensi (%) 1 2 3 <20 Tahun 21-35 Tahun >35 Tahun 2 31 5 5,3 81,6 13,2 Jumlah 38 100

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya (81,6) berusia 21 – 35 tahun dan sebagian kecil (5,3%) berusia <20 tahun.

(2) Pendidikan

Tabel 2 Distribusi Pendidikan Ibu di Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan Tahun 2012.

No. Pendidikan Frekuensi (%) 1 2 3 4 SD SMP/ Sederajat SMA/ Sederajat Akademik/ Sarjana 1 4 25 8 2,6 10,8 65,8 21,1 Jumlah 38 100

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar (65,8%) berpendidikan SMA dan sebagian kecil (2,6%) berpendidikan SD.

(3) Pekerjaan

Tabel 3 Distribusi Pekerjaan Ibu di Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan Tahun 2012.

No. Pekerjaan Frekuensi (%) 1 2 3 4 Petani Wiraswasta PNS Tidak bekerja / IRT 10 6 6 16 26,3 15,8 15,8 42,1 Jumlah 38 100

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa hampir setengah (42,2%) adalah Tidak bekerja atau IRT dan sebagian kecil (15,8%) adalah PNS dan Wiraswasta.

(4) Jenis Kelamin Responden

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan Tahun 2012

No Jenis Kelamin Frekuensi (%) 1 2 Laki-Laki Perempuan 16 22 42,1 57,9 Jumlah 38 100

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar (57,9%) yang diteliti jenis kelamin perempuan.

2. Data Khusus

1) . Pertumbuhan Responden yang mendapat ASI

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik pertumbuhan Responden yang mendapat ASI Di Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan Tahun 2012 No Kriteria Pertumbuhan Frekuensi (%) 1 2 Normal Tidak Normal 17 2 89,5 10,5 Jumlah 19 100

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (89,5%) memiliki pertumbuhan normal

2)

Pertumbuhan Responden yang mendapat PASI

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Pertumbuhan Responden yang mendapat PASI Di Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan Tahun 2012. No Kriteria Pertumbuhan Frekuensi (%) 1 2 Normal Tidak Sesuai 9 10 47,4 52,6 Jumlah 19 100

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar (52,6%) memiliki pertumbuhan tidak sesuai.

(4)

3)

Perbedaan pemberian ASI dan PASI terhadap pertumbuhan

Tabel 7 Perbedaan pemberian ASI dan PASI terhadap pertumbuhan Di Desa Kadungrembugi Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan Tahun 2012

No ASI Pertumbuhan bayi Jumlah

Sesuai Tidak sesuai       1 2 ASI PASI 17 9 89,5 47,4 2 10 10,5 52,6 19 19 100 100 Jumlah 26 68,4 12 31,6 38 100

Berdasarkan tabel 7 diperoleh data bahwa hampir seluruhnya (89,5%) bayi yang diberikan ASI memiliki pertumbuhan yang sesuai dan sebagian besar (52,6%) bayi yang diberikan PASI memiliki pertumbuhan tidak sesuai.

4)

Uji statistik perbedaan pemberian ASI

dan PASI terhadap pertumbuhan bayi usia 6 bulan

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh data berupa pertumbuhan bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI dan PASI, data kemudian dianalisa untuk mengetahui adakah

perbedaan pemberian ASI dan PASI terhadap

pertumbuhan bayi usia 6 bulan.

Hasil uji statistik Mann-Whitney tentang

perbedaan pemberian ASI dan PASI

terhadap pertumbuhan bayi usia 6 bulan Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan Tahun 2012 yang didapat dari 38 responden hasil analisis data dengan bantuan SPSS versi 16,0 didapatkan nilai p < 0,05 dengan taraf signifikan (α) 0,05 sehingga p < 0,05 maka H1 diterima artinya

terdapat perbedaan pemberian ASI dan PASI

terhadap pertumbuhsn bayi usia 6 bulan Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan Tahun 2012.

PEMBAHASAN

. …

1. Pertumbuhan bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI di Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan

Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa bayi yang mendapat ASI hampir seluruhnya (89,5%) memiliki pertumbuhan

yang sesuai dan sebagian kecil (10,5%) memiliki pertumbuhan yang tidak sesuai.

Dari data diatas bayi yang berusia 6 bulan yang diberikan ASI memiliki pertumbuhan yang sesuai dan hanya sebagian kecil yang memiliki pertumbuhan yang tidak sesuai. Pemberian ASI pada bayi berusia 6 bulan sangat baik karena ASI banyak mengandung zat gizi yang sangat baik bagi tubuh terutama bagi bayi dalam masa pertumbuhan.

Menurut Mellyna, 2003 : 69, pola pertumbuhan (sejak usia 0-6 bulan) yang normal pada bayi yang mendapat ASI eksklusif disebabkan ASI merupakan satu-satunya makanan utama dan terbaik bagi bayi hingga usia 6 bulan karena mengandung sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sempurna bagi pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan. Disamping itu, ASI juga mengandung 7 hormon dan 13 faktor pertumbuhan (growth factors) yang penting bagi pertumbuhan bayi. Pada bayi yang diberikan ASI eksklusif, kebutuhan gizinya akan tercukupi sehingga daya tahan tubuh bayi akan meningkat dan akan berpengaruh terhadap pertumbuhannya. Namun pada sebagian kecil bayi yang memiliki pertumbuhan berat badan tidak normal. Hal ini ditegaskan oleh pendapat Arisman, 2004 : 47, adanya kesalahan dalam menyusui dapat menyebabkan asupan susu yang kurang sehingga kebutuhan makanan bayi tidak terpenuhi hal ini mengakibatkan penurunan berat badan yang dapat mempengaruhi pertumbuhannya atau disebabkan oleh aktivitas anak yang berlebih meski asupannya cukup dan bisa juga karena adanya penyakit yang melatarinya sehingga asupan makanannya kurang.

Berdasarkan hasil penelitian dan teori, maka tidak didapatkan kesenjangan antara hasil penelitian dan teori. Menurut Krisnatuti dan Yerinna, 2000 : 79, dengan pemberian makanan yang bergizi maka pertumbuhan balita akan berjalan normal. Pada tahun pertama kelahiran perlu asupan gizi yang tinggi untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik. Salah satunya yaitu dengan pemberian ASI dalam jumlah yang cukup sampai usia 2 tahun. Kenaikan berat badan yang lambat pada bayi yang diberi ASI disebabkan oleh karena tidak cukupnya pemberian ASI pada bayi.

(5)

2. Pertumbuhan bayi usia 6 bulan yang

mendapat PASI di Desa

Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan

Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukan bahwa bayi yang PASI sebagian besar (52,6%) memiliki pertumbuhan berat badan yang tidak sesuai dan hampir setengah (47,4%) memiliki pertumbuhan sesuai. Hal ini dimungkinkan karena nutrisi yang terkandung dalam PASI kurang sesuai dengan kebutuhan bayi. Kandungan PASI tidak seperti ASI, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara bayi yang mendapat ASI dengan bayi yang hanya mendapatkan PASI saja.

Menurut Pudjiadi, 2003 : 36, adanya kebiasaan pemberian makanan tambahan yang terlalu dini pada bayi usia kurang dari 6 bulan akan menyebabkan bayi menyusu lebih sedikit, hal ini disebabkan ukuran perut bayi masih kecil sehingga mudah penuh, sedangkan kebutuhan gizi belum terpenuhi akibatnya proses pertumbuhan akan terganggu. Selain itu, penggunaan susu formula yang terlalu encer juga dapat mengakibatkan kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan sehingga bayi akan terjatuh dalam kondisi status gizi kurang yang akan mempengaruhi pertumbuhannya.

Menurut Medicastore, 2004, Jika berat badan tidak kunjung naik, hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh volume susu yang diminumnya setiap hari kurang, sehingga kalori yang diperoleh untuk tumbuh kembang jadi kurang sehingga pertumbuhan berat badan anak setiap bulan tidak kunjung naik.

Menurut Suhardjo, 1992 : 107, pada bayi yang telah mendapatkan makanan padat sebelum usia 4 bulan akan menyebabkan gangguan pertumbuhan karena pencernaan bayi masih belum siap untuk menerima makanan padat. Gangguan pertumbuhan (growth faltering) pada bayi dimulai ketika bayi berumur 2-3 bulan terutama pada bayi yang tidak mendapat ASI.

Berdasarkan hasil penelitian dan teori, maka tidak didapatkan kesenjangan antara hasil penelitian dan teori. Pada suatu penelitian, didapatkan bahwa bayi yang tidak diberi ASI mempunyai kemungkinan mengalami diare lebih sering daripada bayi yang diberi ASI eksklusif, sehingga kejadian

diare tersebut dapat mengganggu pertumbuhannya (James Akre, 1994 : 172). 3. Perbedaan pertumbuhan bayi usia 6

bulan antara yang mendapat ASI dan PASI di Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan

Data dianalisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney mengenai perbedaan pemberian ASI dan PASI terhadap pertumbuhan bayi usia 6 bulan di Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan tahun 2012 yang didapat dari 38 responden hasil analisis data dengan bantuan SPSS versi 16,0 didapatkan nilai p = 0,006 dengan taraf signifikan (α) 0,05 sehingga p < 0,05 maka H1 diterima artinya terdapat perbedaan pemberian ASI dan PASI terhadap pertumbuhan bayi usia 6 bulan di Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan tahun 2012.

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa bayi yang diberikan ASI hampir seluruhnya memiliki pertumbuhan yang sesuai, Sebagian kecil pertumbuhannya tidak sesuai. Sedangkan berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar bayi yang diberikan PASI memiliki pertumbuhan yang tidak sesuai dan hampir setengah mempunyai pertumbuhan yang sesuai.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pemberian ASI dan PASI terhadap pertumbuhan bayi usia 6 bulan, karena pemberian ASI hingga umur 6 bulan akan menjamin tercapainya pertumbuhan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan. Nutrien-nutrien khusus tersebut tidak terdapat dalam susu formula. Sehingga semua zat gizi yang dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan pada usia 6 bulan pertama kehidupannya dapat dipenuhi dari ASI.

Menurut Mellyna, 2003 : 69, bahwa pola pertumbuhan berat badan (sejak usia 0-6 bulan) yang normal pada bayi yang mendapat ASI eksklusif disebabkan ASI merupakan satu-satunya makanan utama dan terbaik bagi bayi hingga usia 6 bulan karena mengandung sumber gizi yang sangat ideal dengan

(6)

komposisi yang seimbang dan sempurna bagi pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan. Disamping itu, ASI juga mengandung 7 hormon dan 13 faktor pertumbuhan (growth factors) yang penting bagi pertumbuhan bayi. Pada bayi yang diberikan ASI eksklusif, kebutuhan gizinya akan tercukupi sehingga daya tahan tubuh bayi akan meningkat dan akan berpengaruh terhadap pertumbuhannya, sedangkan pertumbuhan berat badan bayi yang tidak normal pada bayi yang mendapat susu formula, menurut Pudjiadi, 2003 : 36, disebabkan karena adanya kebiasaan pemberian makanan tambahan yang terlalu dini pada bayi usia kurang dari 6 bulan akan menyebabkan bayi menyusu lebih sedikit, hal ini disebabkan ukuran perut bayi masih kecil sehingga mudah penuh, sedangkan kebutuhan gizi belum terpenuhi akibatnya proses pertumbuhan akan terganggu. Selain itu, penggunaan susu formula yang terlalu encer juga dapat mengakibatkan kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan sehingga bayi akan terjatuh dalam kondisi status gizi kurang yang akan mempengaruhi pertumbuhannya.

Menurut Johnson, 2004 : 306, Pemberian ASI eksklusif dapat mempengaruhi tumbuh kembang bayi. Jika pada umur 0-6 bulan, bayi mendapatkan ASI yang cukup dan disusui dengan cara yang benar maka pertumbuhan bayi akan berlangsung baik. Adanya kesalahan dalam menyusui dapat menyebabkan asupan susu yang kurang. Akibatnya makanan bayi tidak terpenuhi dan dapat mengakibatkan penurunan berat badan yang dapat berpengaruh pada tumbuh kembangnya.

Pada suatu penelitian dimana dibandingkan antara bayi yang mendapat susu formula dengan kadar protein yang tinggi dengan bayi yang mendapat ASI, didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan dalam hal pertumbuhannya (Walker, 2005 : 33). Akan tetapi hasil penelitian tersebut bertentangan dengan hasil penelitian yang terdapat pada tabel 4.8, dimana terdapat perbedaan pertumbuhan berat badan bayi usia 0 - 6 bulan antara yang mendapat ASI eksklusif dengan susu formula.

Dari hasil penelitian diatas bila dihubungkan dengan teori atau konsep yang menyebutkan adanya perbedaan pemberian ASI dan PASI, maka teori tersebut sudah

dapat dibuktikan oleh peneliti. Hal ini juga dipertegas dengan hasil uji analisis SPSS for windows versi 16,00 menggunakan uji Mann Whitney didapatkan nilai Z = -2,755 dan p = 0,006, dimana p < 0,05 sehingga H1 diterima artinya ada Perbedaan pemberian ASI dan PASI terhadap pertumbuhan bayi usia 6 bulan di Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan. Dengan kesimpulan bahwa faktor pemberian ASI berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi usia 6 bulan di Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan.

KESIMPULAN DAN SARAN

.

1. Kesimpulan

Setelah menganalisis data dan melihat hasil pembahasan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 Hampir seluruhnya bayi usia 6 bulan di Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan Tahun 2012 yang mendapat ASI memiliki pertumbuhan normal

5.1.2 Sebagian besar bayi usia 6 bulan di Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan Tahun 2012 yang mendapat PASI memiliki pertumbuhan tidak normal.

5.1.3 Terdapat perbedaan pemberian ASI dan PASI terhadap pertumbuhan bayi usia 6 bulan di Desa Kadungrembug Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan Tahun 2012.

2. Saran

Dari kesimpulan diatas, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Akademis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi mahasiswa serta dapat dijadikan sebagai bahan pengelolaan untuk memperkaya informasi tentang tempertantrum pada anak usia prasekolah khususnya untuk Mata Kuliah Keperawatan Anak.

5.2.2 Bagi Praktisi 1) Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan untuk pemerintah dalam menggalangkan program pmberian ASI pada bayi agar tidak terdapat bayi yang memiliki pertumbuhan tidak sesuai dengan usianya. 2) Bagi Institusi Tempat Penelitian

(7)

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai perbedaan ASI dan PASI bagi pertumbuhan bayi .

3) Bagi Peneliti Yang Akan Datang

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan acuan untuk penelitian berikutnya dengan faktor lain yang berkaitan tentang materi pertumbuhan bayi.

.

.

.

DAFTAR PUSTAKA

.

.

Adrianto, (2009). Filosofi, Definisi dan Istilah Penyuluhan.. http://www.google.com . Diakses tanggal 19 April 2012.

Akre, James. (1994), Pemberian Makanan Untuk Bayi, Jakarta: Perinasia Alimul, Aziz. (2007). Metode Penelitian

Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta. : Salemba Medika. Apriadji, Wied Harry. (2006). Gizi Keluarga.

Jakarta: PT.Penebar Swadaya Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Danuatmaja. B, (2003). 40 Hari Persalinan. Cetakan Pertama. Puspa Swara. Jakarta.

Depkes, RI. (2000). Catatan Perkembangan Praktek Kebidanan. Jakarta, Depkes RI.

Depkes, RI. (2000). Seri Pedoman Bagi Kader Kesehatan Anak. Jakarta, Depkes RI.

Eisenberg, Arlene. (2002). Bayi Pada Tahun Pertama : Apa Yang Anda Hadapi Bulan Perbulan, Jakarta : Arcan Huliana, Mellyna. (2003). Perawatan Ibu

Pasca Melahirkan. Jakarta, Puspa swara.

Jasin. (2000). 40 Hari Post Partum. Jakarta, PT. Bhuana Ilmu.

Medicastore. (2004). Konsultasi Ilmiah ASI vs Susu Formula. Retieved at March 10, 2004. From www.medicastore.com.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medica

Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Pudjiadi, S. (2003). Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Roesli, Utami. (2008). Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta, Pustaka Bunda.

Richard E, Behrman, (1999). Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol 1 Edisi 15. Jakarta:EGC

Soetjiningsih. (1997). ASI untuk Petunjuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC. Sukarni M. (1989). Kesehatan Keluarga dan

Lingkungan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Pendidikan Tinggi.Pusat Antar Universitar,IPB, Bogor. Sulistyowati, Ari. (2009). Buku Asuhan

Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : CV Andi Offset Supartini, Yupi, (2004). Buku Ajar Konsep

Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC

Supariasa. (2001).Gizi dalam Masyarakat. Jakarta: PT. Elex Media

Suririnah. (2008). Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Susilaningrum, Rekawati,dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika

Gambar

Tabel  7  Perbedaan  pemberian  ASI  dan  PASI  terhadap  pertumbuhan  Di  Desa  Kadungrembugi  Kecamatan  Sukodadi  Kabupaten  Lamongan  Tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

Arus kas operasi adalah kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan

Apabila kumparan stator dialiri arus sedemikian rupa, maka akan timbul medan magnet dan rotor akan berputar mengikuti medan magnet tersebut.setiap pengalihan arus ke

Kegiatan Pemeliharaan Saluran Irigasi Pekerjaan Pemeliharaan Saluran Irigasi Desa Kranggan Kec.. YUDA SEJATI Direktur

Seseorang penderita kanker kolorektal dan mengalami stres atau ketegangan psikologik dalam mengahadapi masalah kehidupan sehari-hari memerlukan kemampuan pribadi maupun dukungan

Sayangnya usaha yang dilakukan selama ini justru membawa pengkaji pada perdebatan tersendiri. Aksin Wijaya membagi sikap pengkaji terhadap naskh menjadi tiga

Hal ini dapat menunjukkan bahwa air rendaman jerami berpengaruh terhadap jumlah telur nyamuk Aedes sp yang terperangkap pada ovitrap, ini disebabkan karena jerami

Ada pengaruh signifikan dari implementasi prinsip kemitraan terhadap kinerja, ada pengaruh signifikan dari komunikasi interpersonal terhadap kinerja, ada

In Indonesia, incidence was similar in male and female, higher in younger age, and about 75% of them was a rectosigmoid colon cancer; meanwhile in Western Countries,