• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan

PT. Unilever Indonesia Tbk didirikan pada 5 Desember 1933, dan sebagai pemilik merek-merek terkenal yang tersebar di seluruh dunia, sebagaimana merek yang diketahui secara lokal dan regional. Secara resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Jakarta dan Surabaya) setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981. Kini PT. Unilever Indonesia berkembang menjadi sebuah produsen consumer products dengan peranan yang penting di Indonesia. Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia.

Pada tanggal 22 November 2000 PT. Unilever Indonesia mengalami perluasan, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi untuk mendirikan perusahaan PT Anugrah Lever (PT AL) bergerak dibidang pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lainnya dengan merk dagang bango. Selanjutnya pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang

(2)

distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Dan pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.

Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia.

Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.

(3)

Pada gambar diatas merupakan gambar dari produk-produk PT Unilever, dan salah satunya adalah produk Pepsodent yang mana merupakan pasta gigi yang sudah dikenal lama di Indonesia.

Pepsodent merupakan pasta gigi yang hingga saat ini mampu menjadi pemimpin pasar ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat. Sekarang semakin banyak perusahaan yang memasuki pasar pasta gigi di Indonesia. Kepuasan pelangan terhadap pasta gigi merk pepsodent berpengaruh terhadap loyalitas. Loyalitas pelangan dipengaruhi oleh kualitas produk pasta gigi pepsodent. Dengan demikian kualitas produk yang baik akan meningkatkan loyalitas pelangan terhadap produk. Berikut bahan-bahan kandungan pasta gigi dan fungsinya:

1. Pembersih dan pemoles, komponen terbesar dalam pasta gigi (25%-60%). Bahan ini bila optimal punya efek pembersih yang maximum dan abrasi yang minimum.

2. Deterjen, pada dasarnya merupakan agen pembersih yang mempunyai aksi mengurangi tegangan permukaan, penetrasi dan melepaskan kotoran, serta mengendapkan kotoran.

3. Agen pengikat, digunakan supaya campuran bahan padat dan cair dari pasta gigi tidak terpisah.

4. Agen penyedap, rasa pada pasta gigi merupakan faktor terpenting, Penelitian pasar membuktikan bahwa kebanyakan konsumen tidak akan membeli lagi dan melanjutkan

(4)

pemakaian suatu produk pasta gigi bila rasanya tidak memberikan kenyamanan dan kesegaran.

5. Bahan-bahan tambahan lain, memberikan efek-efek tambahan seperti: khlorofil, antibiotik, amonium, enzyme, dan fluor beserta derivatnya.

Gambar 4.2 Pepsodent

4.1.3 Pembahasan Produk Pepsodent

Pepsodent adalah pasta gigi yang paling terkenal terutama di Indonesia, sejak awal keberadaannya selalu memberikan lebih dari sekedar kemajuan dasar. Pepsodent adalah pasta gigi berflorida pada tahun 1980-an.

Permasalahan tentang kesehatan gigi dan mulut yang timbul di masyarakat sangat bertolak belakang dengan banyaknya upaya yang dilakukan untuk mencegahnya. Beragam informasi mengenai kesehatan khususnya gigi dan mulut yang mudah diperoleh,

(5)

Selain itu telah banyak dilakukan upaya-upaya nyata untuk mengetasi masalah tersebut melalui penyuluhan-penyuluhan dan skrinning rutin dari tim Unit Kesehatan Gigi masih belum mampu menganggulangi masalah tersebut.

Survei tentang kebiasaan dan sikap menunjukkan hanya sekitar 34% dari rakyat Indonesia yang menyikat gigi mereka sebelum tidur. Bahkan dari penelitian klinis ditemukan bahwa pada penghitungan bakteri di pagi hari jumlahnya berlipat ganda dua kali lebih cepat pada malam hari ketimbang pada waktu lain di siang hari. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri meningkat paling pesat selama malam hari dan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya lubang. Bukti yang ada dewasa ini juga mendukung menyikat gigi dengan pasta gigi berflorida sebelum tidur pada malam hari karena perlindungan tambahan yang diberikannya untuk waktu yang lebih lama pada malam hari.

Oleh karena itulah mengapa Pepsodent merasa perlu untuk menggunakan tema Menyikat Gigi pada Malam Hari sebagai kampanye kesehatannya untuk membuat orang Indonesia menyikat gigi mereka sebelum tidur pada malam hari sebagai bagian dari kebiasaan mencegah gigi berlubang dengan meluncurkan iklan ayah adi dan dika di televisi.

(6)

4.1.3.1 Iklan Pepsodent Ayah Adi & Dika

Iklan mengandung pesan yang akan disampaikan kepada konsumennya, dalam penyampaian pesan diperlukan adanya bahasa yang baik dan benar agar pesan dapat sampai pada penonton. Bahasa memiliki peranan yang peting dalam mengiklankan sebuah produk dan dapat disesuaikan dengan lingkungan geografisnya seperti indonesia memakai Bahasa Indonesia, jepang pakai bahasa jepang. Dengan Adanya ayah Adi dan Dika sebagai iconnya mempermudah dalam menyampaikan pesan yang disampaikan sesuai dengan bahasanya. Ayah Adi memberikan nasihat kepada dika agar Dika mau untuk sikat gigi dimalam hari. Karena biasanya anak – anak susah apabila diajak untuk sikat gigi dimalam hari dengan alasan mengantuk. Pemakaian bahasa dalam iklan menuntut suatu kecermatan agar bahasa itu dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang dapat mencapai sasaran yang dikehendaki secara baik. Iklan Pepsodent Ayah Adi dan Dika dapat memberikan inspirasi orang tua untuk mengajak anaknya sikat gigi dimalam hari agar gigi tetap sehat. Pesan yang disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dapat dengan efektif dimengerti dan dipahami. Komunikasi yang baik akan memberikan dampak yang baik pada konsumennya dan mudah diingat Ayah Adi dan Dika sebagai media komunikasi dan

(7)

menggosok gigi dalam pikiran orang pasti akan menirukan Ayah Adi dan Dika, hal ini dapat memberikan pengarahan bagi anak – anak untuk tidak malas menggosok gigi. Isi pesan iklan ini juga sangat ringan dan mudah untuk diengerti, karena Ayah Adi dan Dika menyampaikannya dengan santai sehingga memberikan kesan yang menyenangkan seperti gambar dibawah.

Gambar 4.3

Iklan Pepsodent Ayah Adi & Dika

4.1.4 Visi dan Misi Unilever

Empat pilar utama dari visi kami menggambarkan arah jangka panjang dari perusahaan – kemana tujuan kami dan bagaimana kami menuju ke arah sana:

(8)

1. Kami bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari

2. Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan bagi orang lain

3. Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia 4. Kami akan mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis

dengan tujuan membesarkan perusahaan kami dua kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan

Kami selalu percaya akan kekuatan brand kami dalam meningkatkan kualitas kehidupan orang-orang dan dalam melakukan hal yang benar. Semakin bertumbuhnya bisnis kami, meningkat pula tanggung jawab kami. Kami mengenali tantangan global seperti perubahan iklim yang menjadi kepedulian kita bersama. Mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari tindakan kami selalu menyatu dalam nilai-nilai kami dan merupakan bagian fundamental mengenai siapa diri kami.

4.1.4.1 Tujuan dan Prinsip Unilever 1. Selalu bekerja dengan integritas

Beroperasi dengan integritas dan rasa hormat pada orang-orang, sentuhan bisnis kami pada organisasi dan lingkungan

(9)

Kami bertujuan memberikan dampak positif dengan berbagai cara, melalui brand kami, melalui kegiatan komersial dan hubungan kami, melalui kontribusi sukarela, serta berbagai cara lain dimana kami berhubungan dengan masyarakat. 2. Komitmen yang berlanjut

Kami juga berkomitmen untuk terus meningkatkan cara dalam menangani dampak lingkungan dan bekerja dengan tujuan jangka panjang kami dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan.

3. Menjalankan aspirasi kami

Tujuan corporate kami telah memberikan aspirasi bagi kami untuk mengelola bisnis. Hal ini diperkuat peraturan kami dalam prinsip-prinsip bisnis yang menjelaskan standar operasional yang diikuti semua karyawan Unilever, dimanapun mereka berada diseluruh dunia. Aturan ini juga mendukung pendekatan kami pada pemerintah serta tanggung jawab corporate.

4. Bekerja dengan yang lain

Kami ingin bekerja dengan para penyedia sumber daya yang memiliki nilai dan standar yang sama dengan kami dalam bekerja. Peraturan tentang rekanan bisnis, sejalan dengan peraturan prinsip bisnis kami, terdiri dari sepuluh prinsip

(10)

yang meliputi integritas bisnis dan tanggung jawab yang berhubungan dengan karyawan, konsumen dan lingkungan.

4.1.4.2 Fakta Utama Pepsodent

1. Pepsodent adalah merek terkemuka di sebagian besar negara Asia dengan Indonesia dan India sebagai pasar terbesar. 2. Pada tahun 2005 Pepsodent merupakan satu-satunya merek

pasta gigi yang diakui oleh FDI, Federasi Gigi Dunia, di samping asosiasi dokter gigi di dalam negeri.

4.2 Hasil Penelitian

Pada subbab ini penulis akan menjelaskan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Lenteng Agung 09 Pagi, yang mana responden diharuskan untuk menjawab pertanyaan, yaitu sebanyak 3 pertanyaan mengenai identitas responden dan 5 pertanyaan pengantar sebelum menjawab berbagai pertanyaan kuesioner sebanyak 34 pertanyaan. Adapun hasil dari frekuensi banyaknya responden dari setiap pertanyaan itu adalah :

4.2.1 Data Responden

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada anak-anak sekolah dasar dari kelas V sampai dengan kelas VI SD khususnya di Sekolah Dasar Negeri Lenteng Agung 09 Pagi dengan jumlah responden 95 orang.

(11)

Tabel 4.1

Demografi Responden Berdasarkan Umur (N = 95)

Usia Frekuensi Persentase (%)

1) 11 tahun 60 63,16

2) 12 tahun 35 36,84

Jumlah 95 100

Sumber: Data diolah 2013

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh mayoritas responden Sekolah Dasar Negeri 09 Lenteng Agung berada pada golongan umur 11 tahun yaitu sebanyak 60 orang (63,16%) dan pada golongan umur 12 tahun sebanyak 35 orang (36,84%). Jika kita lihat pada tabel diatas, responden terbanyak yaitu pada usia 11 tahun, dapat dikatakan bahwa responden dengan usia tersebut adalah anak-anak yang berpotensi untuk menjawab pertanyaan mengenai pesan iklan pepsodent versi ayah Adi & dika. Dimana pada usia tersebut selalu menonton televisi dan pastinya melihat iklan pepsodent ayah Adi & dika, karena memang sesungguhnya target yang ditujukan adalah anak-anak. Sedangkan penelitian demografi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.2

Demografi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (N = 95) Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1) Laki-laki 56 58,95

2) Perempuan 39 41,05

Jumlah 95 100

(12)

Mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki lebih tinggi seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.2 yaitu sebanyak 56 orang (58,95%) sedangkan yang perempuan sebanyak 39 orang (41,05%). Untuk penelitian berdasarkan tingkatan kelas dapat disajikan pada tabel dibawah ini, yaitu:

Tabel 4.3

Data Responden Berdasarkan Tingkatan Kelas (N = 95) Tingkatan Kelas Frekuensi Persentase (%)

1) Kelas V SD 58 61,05

2) Kelas VI SD 37 38,95

Jumlah 95 100

Sumber: Data Diolah, 2013

Terlihat pada table 4.3 Responden Kelas V lebih banyak seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.3 yaitu sebanyak 58 orang (61,05%) sedangkan yang Kelas VI sebanyak 37 orang (38,95%).

Sebelum mengisi kuisioner, anak SDN Lenteng Agung 09 Pagi mengisi beberapa pertanyaan yang akan membantu mereka untuk mengisi pertanyaan kuisioner, Peneliti memberikan 5 pertanyaan kepada responden berdasarkan indikator tersebut. Berikut merupakan pertanyaan dan hasil yang didapat :

Tabel 4.4

Saya menonton TV saat di rumah (N = 95)

Frekuensi Persentase (%)

Ya 95 100

Tidak 0 0

(13)

Terlihat pada table 4.4 Responden pada pertanyaan pengantar untuk mengisi kuisioner no. 1 yaitu sebanyak 95 orang (100%) menjawab ya, mereka menonton televisi saat dirumah.

Tabel 4.5

Kapan biasanya menonton TV (N = 95)

Frekuensi Persentase (%)

Setiap Hari 95 100

Hari Libur Saja 0 0

Tidak Pernah Menonton TV 0 0

Jumlah 95 100

Terlihat pada table 4.5 Responden menjawab pertanyaan pengantar untuk mengisi kuisioner no. 2 yaitu 95 orang (100%) menjawab setiap hari menonton iklan televisi.

Tabel 4.6

Saat menonton TV selalu ditemani orangtua (N = 95) Frekuensi Persentase (%)

Selalu ditemani 90 94,73

Menonton tv sendiri 3 3,16

Kadang-kadang 2 2,11

Jumlah 95 100

Terlihat pada table 4.6 Responden menjawab pertanyaan pengantar untuk mengisi kuisioner no. 3 yaitu 90 orang (94,73%) menjawab selalu ditemani orang tua saat menonton televisi, sedangkan 3 orang (3,16%) menjawab menonton televisi sendiri, dan 2 orang (2,11%) lainnya menjawab kadang-kadang ditemani orang tua saat menonton televisi.

(14)

Tabel 4.7

Saat melihat TV, saya juga melihat iklan (N = 95) Frekuensi Persentase (%)

Ya 95 100

Tidak 0 0

Jumlah 95 100

Terlihat pada table 4.7 Responden menjawab pertanyaan pengantar untuk mengisi kuisioner no.4 yaitu 95 orang (100%) menjawab ya, mereka melihat iklan ditelevisi.

Tabel 4.8

Saya pernah menonton iklan pepsodent versi ayah & dika (N = 95)

Frekuensi Persentase (%)

Ya 95 100

Tidak 0 0

Jumlah 95 100

Terlihat pada table 4.8 Responden menjawab pertanyaan pengantar untuk mengisi kuisioner no. 5 yaitu 95 orang (100%) menjawab ya, mereka pernah menonton iklan pepsodent ayah adi & dika ditelevisi.

4.2.2 Variabel X Pesan Iklan

Variabel penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran dari jawaban responden kedua variabel. Pada penelitian ini variabel Pesan Iklan merupakan variabel bebas atau independen sedangkan variabel Perilaku gosok gigi anak sebagai variabel terikat atau dependen.

(15)

Tayangan menurut bahasa adalah sesuatu yang ditayangkan (dipertunjukkan), pertunjukan (film, dan sebagainya) persembahan. Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel dan ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkorvesinya kembali ke dalam cahaya dan suara yang dapat di dengar.

Televisi adalah sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar.

Stasiun televisi adalah tempat kerja yang kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Jadi tayangan televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

Tayangan Iklan Televisi bertujuan untuk menyampaikan pesan atau informasi hingga sampai ke konsumen mengenai produk tersebut dapat dilihat dari frekuensi tayangan iklan dan isi pesan (Daya tarik rasional, daya tarik emosional, daya tarik moral).

(16)

4.2.2.1 Frekuensi Tayangan Iklan Pepsodent

Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam satuan waktu yang diberikan. Peneliti memberikan 4 pertanyaan kepada responden berdasarkan indikator tersebut. Berikut merupakan pertanyaan dan hasil yang didapat :

Tabel 4.9

Saya sering menonton iklan pepsodent ayah adi & dika Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 65 26 4 95 68.4 27.4 4.2 100.0 100.0 31.6 4.2

Berdasarkan frekuensi jawaban responden pada tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No.1 Saya sering menonton iklan pepsodent ayah adi & dika yaitu 65 orang (68,4%) setuju dan disusul dengan 26 orang (27,4%) yang ragu-ragu, dan 4 orang (4,2%) tidak setuju. Responden menujukkan kearah jawaban sering menonton iklan pepsodent ayah & dika karena iklan ini ditayangkan berseri dan cukup inten di televise dan untuk responden yang menjawab ragu-ragu jawaban dari salah satu responden saat ditanya yaitu karena tidak menghitung banyaknya menonton iklan.

(17)

Tabel 4.10

Iklan pepsodent ayah adi & dika sering muncul di TV

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 64 28 3 95 67.4 29.5 3.2 100.0 100.0 32.6 3.2

Pada tabel frekuensi 4.10 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No.2 Iklan pepsodent ayah adi & dika sering muncul di TV yaitu 64 orang (67,4%) setuju dan juga disusul dengan 28 orang (29,5%) yang ragu-ragu, dan 3 orang (3,2%) tidak setuju. Responden menujukkan kearah jawaban setuju bahwa Iklan pepsodent ayah & dika sering muncul di TV dan untuk responden yang menjawab ragu-ragu masih dengan alasan yang sama yaitu karena tidak menghitung banyaknya menonton iklan.

Tabel 4.11

Saya menonton iklan pepsodent ayah adi & dika minimal 5x sehari Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 13 65 17 95 13.7 68.4 17.9 100.0 100.0 86.3 17.9

Jika kita lihat dari tabel frekuensi 4.11 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No.3 Saya menonton iklan pepsodent ayah adi & dika minimal 5x

(18)

sehari yaitu 65 orang (68,4%) ragu-ragu disusul dengan tidak setuju 17 orang (17,9%) dan 13 orang (13,7%) setuju. Responden lebih banyak ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan diatas karena responden disini adalah anak-anak yang tidak begitu memperhatikan intensitas iklan yang tayang ditelevisi.

Tabel 4.12

Iklan pepsodent ayah adi & dika muncul disemua stasiun televisi Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 70 23 2 95 73.7 24.2 2.1 100.0 100.0 26.3 2.1

Frekuensi jawaban pada tabel 4.12 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No.4 Iklan pepsodent ayah adi & dika muncul disemua stasiun televisi yaitu 70 orang (73,7%) setuju dan juga disusul dengan 23 orang (24,2%) yang ragu-ragu, dan 2 orang (2,1%) tidak setuju. Responden menujukkan kearah jawaban setuju karena memang iklan pepsodent ditayangkan hampir disemua stasiun televisi dan untuk yang ragu-ragu responden mempunyai jawaban sendiri yaitu karena tidak semua stasiun televisi ditonton, hanya stasiun televisi yang menanyangkan acara yang biasa mereka tonton saja.

4.2.2.2 Daya Tarik Rasional

(19)

menghasilkan manfaat yang dikatakan. Pada subbab ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana responden mengetahui isi pesan (daya tarik rasional). Peneliti membuat 7 pertanyaan kepada responden, pertanyaan tersebut yaitu:

Tabel 4.13

Iklan pepsodent ayah adi & dika menarik

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 77 18 0 95 81.1 18.9 0 100.0 100.0 18.9 0

Pada tabel 4.13 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No.5 Iklan pepsodent ayah adi & dika menarik yaitu 77 orang (81,1%) setuju disusul dengan 18 orang (18,9%) yang ragu-ragu, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju. Dari jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa responden tertarik dengan kemasan iklan pepsodent ayah adi dan dika.

Tabel 4.14

Iklan pepsodent ayah adi & dika memberikan contoh yang baik Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 91 4 0 95 95.8 4.2 0 100.0 100.0 4.2 0

Berdasarkan frekuensi jawaban pada tabel 4.14 diatas jawaban responden menunjukkan tabel dengan pertanyaan No.6 Iklan

(20)

pepsodent ayah adi & dika memberikan contoh yang baik yaitu 91 orang (95,8%) setuju disusul dengan 4 orang (4,2%) yang ragu-ragu, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju. Sama dengan tabel sebelumnya, tabel ini juga terdapat banyak responden yang mengarah pada jawaban positif karena dalam iklan ini ayah dan adi memang mencontohkan hal yang baik disetiap adegannya.

Tabel 4.15

Iklan pepsodent ayah adi & dika memberikan contoh gosok gigi yang benar Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 90 5 0 95 94.7 5.3 0 100.0 100.0 5.3 0

Pada frekuensi jawaban pada tabel 4.15 diatas jawaban responden menunjukkan tabel dengan pertanyaan No.7 Iklan pepsodent ayah adi & dika memberikan contoh gosok gigi yang benar yaitu 90 orang (94,7%) setuju disusul dengan 5 orang (5,3%) yang ragu-ragu, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju. Sama dengan tabel sebelumnya, tabel ini juga terdapat banyak responden yang mengarah pada jawaban positif karena dalam iklan ini ayah dan adi memang memberikan contoh yang baik dalam menggosok gigi.

(21)

Tabel 4.16

Iklan pepsodent ayah adi & dika memberikan tips dalam merawat gigi Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 92 2 1 95 96.8 2.1 1.1 100.0 100.0 3.2 1.1

Frekuensi jawaban pada tabel 4.16 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No.8 Iklan pepsodent ayah adi & dika memberikan tips dalam merawat gigi yaitu 92 orang (96,8%) setuju dan juga disusul dengan 2 orang (3,2%) yang ragu-ragu, dan 1 orang (1,1%) tidak setuju. Responden menujukkan kearah jawaban positif karena responden mendapatkan tips untuk merawat gigi dalam menonton iklan tersebut.

Tabel 4.17

Iklan pepsodent ayah adi & dika membiasakan kita menggosok gigi Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 84 10 1 95 88.4 10.5 1.1 100.0 100.0 11.6 1.1

Dari frekuensi jawaban pada tabel 4.17 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No.9 Iklan pepsodent ayah adi & dika membiasakan kita menggosok gigi yaitu 84 orang (88,4%) setuju disusul dengan 10 orang (10,5%) yang ragu-ragu, dan 1 orang (1,1%) tidak setuju. Terlihat pada tabel

(22)

cukup banyak responden yang menjawab kearah positif, dari hasil jawaban yang sempat peneliti tanyakan kepada salah satu responden dan memang menjadi semakin terbiasa untuk menggosok gigi setelah makan.

Tabel 4.18

Iklan pepsodent ayah adi & dika memberi informasi ke dokter gigi 6 (enam) bulan sekali

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 50 44 1 95 52.6 46.3 1.1 100.0 100.0 47.4 1.1

Jika kita lihat pada jawaban responden tabel 4.18 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No.10 Iklan pepsodent ayah adi & dika memberi informasi ke dokter gigi 6 (enam) bulan sekali yaitu 50 orang (52,6%) setuju disusul dengan 44 orang (46,3%) yang ragu-ragu, dan 1 orang (1,1%) tidak setuju. Terlihat pada tabel cukup banyak responden yang menjawab setuju dan diikuti responden yang menjawab ragu-ragu, karena dari setiap responden masih belum mengetahui lebih jelas mengenai informasi ke dokter gigi 6 (enam) bulan sekali.

(23)

Tabel 4.19

Iklan pepsodent ayah adi & dika mengajarkan kita bahwa dengan sikat gigi pagi dan malam dapat menghilangkan kuman makanan di gigi

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 87 6 2 95 91.6 6.3 2.1 100.0 100.0 8.4 2.1

Berdasarkan frekuensi pada jawaban responden pada tabel 4.19 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No.11 Iklan pepsodent ayah adi & dika mengajarkan kita bahwa dengan sikat gigi pagi dan malam dapat menghilangkan kuman makanan di gigi yaitu 87 orang (91,6%) setuju disusul dengan 6 orang (6,3%) yang ragu-ragu, dan 2 orang (2,1%) tidak setuju. Terlihat cukup banyak responden yang menjawab ke arah jawaban yang positif, dimana artinya hal tersebut menjelaskan bahwa dari melihat tayangan iklan tersebut responden semakin mengerti bahwa menggosok gigi untuk menghilangkan kuman.

4.2.2.3 Daya Tarik Emosional

Daya tarik emosional untuk membangkitkan emosi positif atau negatif yang akan memotivasi audiens. Daya tarik emosional yang positif seperti humor, cinta, dan kebahagiaan. Daya tarik emosional negatif seperti rasa takut, rasa bersalah, dan malu, menunjukkan bahwa produk tersebut akan menghasilkan manfaat yang dikatakan. Pada subbab ini

(24)

peneliti ingin mengetahui sejauh mana responden mengetahui isi pesan (Daya tarik emosional). Peneliti membuat 4 pertanyaan kepada responden, pertanyaan tersebut yaitu:

Tabel 4.20

Setelah melihat iklan pepsodent ayah adi & dika saya tidak lupa untuk menggosok gigi pagi dan malam

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 72 18 5 95 75.8 18.9 5.3 100.0 100.0 24.2 5.3

Berdasarkan frekuensi pada jawaban responden pada tabel 4.20 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No.12 Setelah melihat iklan pepsodent ayah adi & dika saya tidak lupa untuk menggosok gigi pagi dan malam yaitu 72 orang (75,8%) setuju disusul dengan 18 orang (18,9%) yang ragu-ragu, dan 5 orang (5,3%) tidak setuju. Dari jumlah tersebut dapat kita lihat bahwa cukup banyak responden yang melihat hal positif dari tayangan iklan tersebut, untuk responden yang menjawab tidak setuju dari hasi wawancara karena mereka menggosok gigi tanpa berpatokan dengan iklan tersebut.

Tabel 4.21

Setiap menggosok gigi saya jadi ingat iklan pesodent ayah adi & dika Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu 46 42 48.4 44.2 100.0 51.6

(25)

Jika kita lihat pada jawaban responden tabel 4.21 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No.13 Setiap menggosok gigi saya jadi ingat iklan pesodent ayah adi & dika yaitu 46 orang (48,4%) setuju disusul dengan 42 orang (44,2%) yang ragu-ragu, dan 7 orang (7,4%) tidak setuju. Terlihat pada tabel cukup banyak responden yang menjawab ragu-ragu, karena tidak semua responden mengingat iklan tersebut saat menggosok gigi.

Tabel 4.22

Hubungan ayah yang mengajarkan menggosok gigi pada anaknya pada iklan pepsodent ayah adi & dika menyenangkan

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 45 48 2 95 47.4 50.5 2.1 100.0 100.0 52.6 2.1

Pada tabel 4.22 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No.14 Hubungan ayah yang mengajarkan menggosok gigi pada anaknya pada iklan pepsodent ayah adi & dika menyenangkan yaitu 48 orang (47,4%) ragu-ragu disusul dengan 45 orang (47,4%) yang setuju, dan 2 orang (2,1%) yang menjawab tidak setuju. Terlihat pada tabel banyak responden yang menjawab ragu-ragu, karena responden tidak begitu memahami seperti apa hubungan yang menyenangkan yang dimaksud antara adi dan ayah.

(26)

Tabel 4.23

Pesan yang disampaikan dalam iklan pepsodent ayah adi & dika pas banget diperankan oleh Irzi (sebagai ayah) dan Dimas (sebagai Dika)

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 49 39 7 95 51.6 41.4 7.4 100.0 100.0 48.4 7.4

Pada tabel 4.23 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 15 Pesan yang disampaikan dalam iklan pepsodent ayah adi & dika pas banget diperankan oleh Irzi (sebagai ayah) dan Dimas (sebagai Dika) yaitu 49 orang (51,6%) setuju disusul dengan 39 orang (41,4%) yang ragu-ragu, dan 7 orang (7,4%) tidak setuju. Terlihat cukup banyak responden yang menjawab ke arah jawaban yang positif, dimana artinya hal tersebut menjelaskan bahwa banyak responden suka dengan penyampaian pesan dari ayah dan dika dan diikuti dengan ragu-ragu dengan alasan dari salah satu responden lebih suka dengan bintang iklan yang terkenal.

4.2.2.4 Daya Tarik Moral

Daya tarik moral lebih diarahkan pada perasaan audiens tentang apa yang benar dan apa yang baik. Daya tarik moral sering dipakai untuk mendukung masalah-masalah sosial. Pada subbab ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana responden mengetahui isi pesan (Daya tarik moral). Peneliti membuat 5

(27)

Tabel 4.24

Iklan pepsodent ayah adi & dika menggosok gigi jadi menyenangkan

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 66 28 1 95 69.5 29.5 1.1 100.0 100.0 30.5 1.1

Berdasarkan tabel 4.24 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 16 Iklan pepsodent ayah adi & dika menggosok gigi jadi menyenangkan yaitu 66 orang (69,5%) setuju disusul dengan 28 orang (29,5%) yang ragu-ragu, dan 1 orang (1,1%) tidak setuju. Terlihat pada tabel diatas bahwa sikat gigi menjadi menyenangkan setelah menonton iklan tersebut bagi responden dan responden yang menjawab ragu-ragu yaitu karena merasa menggosok gigi biasa saja.

Tabel 4.25

Iklan pepsodent ayah adi & dika digambarkan bagaimana jahatnya monster (kuman) di dalam mulut

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 85 8 2 95 89.5 8.4 2.1 100.0 100.0 10.5 2.1

Kita dapat melihat jawaban responden pada tabel 4.25 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 17 Iklan pepsodent ayah adi & dika digambarkan bagaimana jahatnya monster (kuman) di dalam mulut yaitu 85 orang

(28)

(89,5%) setuju disusul dengan 8 orang (8,4%) yang ragu-ragu, dan 2 orang (2,1%) tidak setuju. Terlihat pada table diatas bahwa jawaban responden sangat positif, karena responden semakin paham kalau kuman di gigi bisa merusak gigi.

Tabel 4.26

Iklan pepsodent ayah adi & dika membuat saya selalu mengikuti apa yang dilakukan dalam iklan tersebut

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 57 34 4 95 60.0 35.8 4.2 100.0 100.0 40.2 4.2

Pada tabel 4.26 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 18 Iklan pepsodent ayah adi & dika membuat saya selalu mengikuti apa yang dilakukan dalam iklan tersebut yaitu 57 orang (60,0%) setuju disusul dengan 34 orang (35,8%) yang ragu-ragu, dan 4 orang (4,2%) tidak setuju. Terlihat bahwa banyak responden yang menjawab kearah positif dari menonton iklan pepsodentt ayah & dika dan untuk yang menjawab ragu-ragu beralasan bahwa reponden menggosok gigi sesuka hati mereka.

Tabel 4.27

Dari pesan iklan ini terlihat bagaimana hubungan ayah dan anak yang menyenangkan

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu 47 48 49.5 50.5 100.0 50.5

(29)

Berdasarkan tabel 4.27 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 19 Dari pesan iklan ini terlihat bagaimana hubungan ayah dan anak yang menyenangkan yaitu 48 orang (50,5%) ragu-ragu disusul dengan 47 orang (49,5%) yang setuju, dan 0 orang (0%) tidak setuju. Terlihat pada tabel diatas bahwa banyak responden yang menjawab ragu-ragu karena dari salah satu jawaban responden bahwa walaupun menyukai iklan tersebut mereka tidak begitu memperhatikan hubungan ayah adi dan dika.

4.2.3 Variabel Y Perilaku

Perilaku merupakan fungsi dari sikap. Sikap akan sesuai dengan perilaku jika dalam kondisi tertentu, seperti sikap yang kuat, spesifik, dan tanpa tekanan emosi yang bertentangan. Sikap dapat menentukan perilaku jika dapat muncul dipengaruhi oleh bagaimana caranya sikap itu masuk kedalam kesadaran. Hubungan sikap dan perilaku juga dipengaruhi oleh pengalaman langsungterhadap suatu objek serta adanya kepentingan tetap atau kepentingan diri sendiri terhadap suatu objek.

4.2.3.1 Kognitif

Komponen kognitif, yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap. Pada subbab ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana responden

(30)

mengetahui Kognitif. Peneliti membuat 5 pertanyaan kepada responden, pertanyaan tersebut yaitu:

Tabel 4.28

Saya jadi tahu gigi harus selalu dibersihkan dari kuman makanan yang menempel

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 92 2 1 95 96.8 2.1 1.1 100.0 100.0 3.2 1.1

Frekuensi jawaban pada tabel 4.28 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 20 Saya jadi tahu gigi harus selalu dibersihkan dari kuman makanan yang menempel yaitu 92 orang (96,87%) setuju dan juga disusul dengan 2 orang (2,1%) yang ragu-ragu, dan 1 orang (1,1%) tidak setuju. Responden menujukkan kearah jawaban setuju karena memang iklan pepsodent memberikan kesadaran kepada masing-masing anak bahwa gigi harus selalu dibersihkan agar tidak ada kuman yang menempel.

Tabel 4.29

Saya jadi tahu menggosok gigi teratur membuat gigi sehat dan nafas menjadi segar

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 92 2 1 95 96.8 2.1 1.1 100.0 100.0 3.2 1.1

(31)

Jika kita lihat dari tabel frekuensi 4.29 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 21 Saya jadi tahu menggosok gigi teratur membuat gigi sehat dan nafas menjadi segar yaitu 92 orang (96,8%) setuju disusul dengan ragu-ragu 2 orang (2,1%) dan 1 orang (1,1%) tidak setuju. Responden lebih banyak setuju dalam menjawab pertanyaan diatas karena setiap anak mengerti pertanyaan tersebut dengan baik.

Tabel 4.30

Saya jadi paham menggosok gigi teratur agar gigi tidak berkarang

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 91 2 2 95 95.8 2.1 2.1 100.0 100.0 4.2 2.1

Pada tabel frekuensi 4.30 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 22 Saya jadi tahu menggosok gigi teratur agar gigi tidak berkarang yaitu 91 orang (95,8%) setuju dan juga disusul dengan 2 orang (2,1%) yang ragu-ragu, dan 2 orang (2,1%) tidak setuju. Responden menujukkan kearah jawaban setuju bahwa menggosok gigi teratur dapat mengurangi karang pada gigi.

Tabel 4.31

Saya jadi paham menggosok teratur gigi supaya gigi saya kuat

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 90 4 1 95 94.7 4.2 1.1 100.0 100.0 5.3 1.1

(32)

Berdasarkan tabel frekuensi 4.31 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 23 Saya jadi tahu menggosok teratur gigi supaya gigi saya kuat yaitu 90 orang (94,7%) setuju dan juga disusul dengan 4 orang (4,2%) yang ragu-ragu, dan 1 orang (1,1%) tidak setuju. Responden menujukkan kearah jawaban positif karena responden mengetahui bahwa menggosok gigi dengan teratur gigi menjadi kuat.

Tabel 4.32

Pesan yang disampaikan dalam iklan pepsodent Ayah Adi & Dika mudah dipahami

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 90 4 1 95 68,4 30.5 1.1 100.0 100.0 31.6 1.1

Berdasarkan tabel 4.32 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 24 Pesan yang disampaikan dalam iklan pepsodent ayah adi & dika mudah dipahami yaitu 65 orang (68,4%) setuju disusul dengan 29 orang (30,5%) yang ragu-ragu, dan 1 orang (1,1%) tidak setuju. Terlihat pada table diatas bahwa responden dapat dengan mudah memahami pesan iklan tersebut. Namun untuk responden yang menjawab ragu-ragu juga tidak sedikit, berdasarkan jawaban dari beberapa anak karena mereka hanya sekedar menonton iklannya saja yang menarik.

(33)

4.2.3.2 Afektif

Komponen afektif, yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal negatif. Pada subbab ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana responden mengetahui Afektif. Peneliti membuat 4 pertanyaan kepada responden, pertanyaan tersebut yaitu:

Tabel 4.33

Iklan pepsodent ayah adi & dika lucu

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 52 39 4 95 54.7 41.1 4.2 100.0 100.0 45.3 4.2

Pada tabel frekuensi 4.33 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 25 Iklan pepsodent ayah adi & dika lucu yaitu 52 orang (54,7%) setuju dan juga disusul dengan 39 orang (41,1%) yang ragu-ragu, dan 4 orang (4,2%) tidak setuju. Dari tabel diatas menujukkan bahwa responden senang melihat iklan pepsodent ayah & dika yang lucu dan untuk responden yang menjawab ragu-ragu beralasan bahwa iklan pepsodent ayah & dika biasa saja.

(34)

Tabel 4.34

Saya suka melihat bintang iklan pepsodent ayah adi & dika

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 65 29 1 95 68.4 30.5 1.1 100.0 100.0 31.6 1.1

Jika kita lihat dari tabel frekuensi 4.34 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 26 Saya suka melihat bintang iklan pepsodent ayah adi & dika yaitu 65 orang (68,4%) setuju disusul dengan 29 orang (30,5%) ragu-ragu dan 1 orang (1,1%) tidak setuju. Responden lebih banyak setuju dalam menjawab pertanyaan diatas karena reponden suka melihat ayah adi & dika dalam iklan pepsodent.

Tabel 4.35

Saya selalu menanti iklan pepsodent ayah adi & dika karena tidak membosankan

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 34 55 6 95 35.8 57.9 6.3 100.0 100.0 64.2 6.3

Berdasarkan tabel frekuensi 4.35 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 27 Saya selalu menanti iklan pepsodent ayah adi & dika karena tidak membosankan yaitu

(35)

orang (6,3%) setuju. Responden lebih banyak ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan, dari jawaban salah satu responden beralasan bahwa ketika melihat hal yang berulang-ulang terkadang suka bosan.

Tabel 4.36

Saya senang melakukan kegiatan sikat gigi seperti dalam iklan pepsodent ayah adi & dika

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 57 35 3 95 60.0 36.8 3.2 100.0 100.0 40.0 3.2

Pada tabel frekuensi 4.36 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 28 Saya senang melakukan kegiatan sikat gigi seperti dalam iklan pepsodent ayah adi & dika yaitu 57 orang (60,0%) setuju dan juga disusul dengan 35 orang (36,8%) yang ragu-ragu, dan 3 orang (3,2%) tidak setuju. Dari table diatas menujukkan bahwa responden senang menggosok gigi dan untuk responden yang menjawab ragu-ragu karena responden merasa melakukan kegiatan menyikat gigi tidak selalu seperti di dalam iklan tersebut.

4.2.3.3 Konatif

Komponen konatif, yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak seseorang terhadap objek sikap. Pada subbab ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana responden mengetahui Konatif. Peneliti

(36)

membuat 6 pertanyaan kepada responden, pertanyaan tersebut yaitu:

Tabel 4.37

Saya suka meniru gaya dika dalam menggosok gigi

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 49 42 4 95 51.6 44.2 4.2 100.0 100.0 48.4 4.2

Berdasarkan tabel frekuensi 4.37 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 29 Saya suka meniru gaya dika dalam menggosok gigi yaitu 49 orang (51,6%) setuju disusul dengan 42 orang (44,2%) ragu-ragu dan 4 orang (4,2%) tidak setuju. Responden menjawab pertanyaan, ke arah yang positif namun banyak juga yang menjawab ragu-ragu karena sebagian responden menggosok gigi tidak meniru gaya dika dalam menggosok gigi mereka suka berekspresi sendiri saat menggosok gigi.

Tabel 3.38

Saya selalu menggosok gigi menggunakan pepsodent seperti yang dilakukan ayah adi & dika

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 78 14 3 95 82.1 14.7 3.2 100.0 100.0 17.9 3.2

(37)

Pada tabel frekuensi 4.38 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 30 Saya selalu menggosok gigi menggunakan pepsodent seperti yang dilakukan ayah adi & dika yaitu 78 orang (82,1%) setuju dan juga disusul dengan 14 orang (14,7%) yang ragu-ragu, dan 3 orang (3,2%) tidak setuju. Responden menujukkan kearah jawaban positif karena responden menggosok gigi menggunakan pepsodent. Dan untuk responden yang menjawab ragu-ragu, karena pasta gigi yang mereka gunakan tidak hanya pepsodent (suka ganti merk).

Tabel 4.39

Saya menggosok gigi 2x sehari pagi dan malam seperti yang dilakukan ayah dan dika

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 90 3 2 95 94.7 3.2 2.1 100.0 100.0 5.3 2.1

Berdasarkan tabel frekuensi 4.39 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 31 Saya menggosok gigi 2x sehari pagi dan malam seperti yang dilakukan ayah dan dika yaitu 90 orang (94,7%) setuju dan juga disusul dengan 3 orang (3,2%) yang ragu-ragu, dan 2 orang (2,2%) tidak setuju. Responden menujukkan kearah jawaban positif dengan menjawab setuju karena responden menggosok gigi 2x sehari pagi dan malam seperti ayah & dika.

(38)

Tabel 4.40

Saya tidak menunggu disuruh lagi untuk menggosok gigi

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 92 1 2 95 96.8 1.1 2.1 100.0 100.0 3.2 2.1

Pada tabel frekuensi 4.40 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 32 Saya tidak menunggu disuruh lagi untuk menggosok gigi yaitu 92 orang (96,8%) setuju disusul dengan 1 orang (1,1%) yang ragu-ragu, dan 2 orang (2,1%) tidak setuju. Dapat dilihat dari jawaban table diatas bahwa responden mempunyai tindakan positif dari menonton iklan tersebut dengan tidak menunggu disuruh untuk menggosok gigi.

Tabel 4.41

Sekarang saya rajin menggosok gigi

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 90 3 2 95 94.7 3.2 2.1 100.0 100.0 5.3 2.1

Dapat dilihat pada tabel frekuensi 4.41 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 33 Sekarang saya rajin menggosok gigi yaitu 90 orang (94,7%) setuju disusul dengan 3

(39)

menujukkan kearah jawaban positif dari menonton iklan tersebut sekarang responden menjadi rajin menggosok gigi.

Tabel 4.42

Saya pergi ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali

Frequency Precent Cumulative Present Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Total 52 41 2 95 54.7 43.2 2.1 100.0 100.0 45.3 2.1

Berdasarkan pada tabel frekuensi 4.42 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan No. 34 Saya pergi ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali yaitu 52 orang (54,7%) setuju disusul dengan 41 orang (43,2%) yang ragu-ragu, dan 2 orang (2,1%) tidak setuju. Responden menujukkan kearah jawaban positif namun banyak juga yang mennjawab ragu-ragu, karena jawaban dari salah satu responden yaitu tidak selalu 6 bulan sekali ke dokter untuk memeriksakan gigi namun mereka tetap merawat gigi dengan menggosok gigi secara teratur.

4.2.4 Analisa Perhitungan 4.2.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

(40)

adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal. 46

Pada gambar diatas menunjukan bahwa pengujian normalitas berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari garis yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonal sehingga memenuhi asumsi normalitas.

4.2.4.2 Uji Korelasi

Analisis koefisien korelasi untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara Isi Pesan (Daya tarik rasional, daya tarik emosional, daya tarik moral) terhadap Perilaku gosok gigi, khususnya untuk mencari pengaruh isi pesan pada iklan Pepsodent Ayah & Dika terhadap Perilaku gosok gigi anak.

(41)

Tabel 4.43 Uji Korelasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .722a .521 .505 2.677

1. Predictors: (Constant): Pesan Iklan (Isi Pesan: Daya tarik rasional, daya tarik emosional, daya tarik moral)

2. Dependent Variable: Perilaku gosok gigi

Pada tabel diatas R disebut dengan koefisien korelasi. Dapat dibaca bahwa nilai koefisien korelasi antara variabel Isi Pesan (Daya tarik rasional, daya tarik emosional, daya tarik moral) terhadap Perilaku gosok gigi adalah 0,722, berarti hubungan antara Isi Pesan dengan Perilaku gosok gigi sebesar 72,20%. Dengan adanya data diatas maka dapat dikatakan bahwa tingkat pengaruh antara kedua variabel (X dan Y) adalah pengaruh yang kuat. sehingga dapat disimpulkan bahwa Isi Pesan memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku seseorang.

4.2.4.3 UJI-t Tabel 4.44 Uji-t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.153 4,041 1.523 .131

Daya Tarik Rasional 1.017 .236 .370 4.302 .000 Daya Tarik Emosional .562 .211 .234 2.662 .009

Daya Tarik Moral .851 ,257 .289 3.306 .001

(42)

Uji statistik t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen47. Pada penelitian ini hipotesis yang digunakan yaitu Ho = Daya Tarik Rasional, Daya Tarik Emosional, dan Daya Tarik Moral tidak berpengaruh nyata terhadap Perilaku Gosok Gigi, dan Ha = Isi Pesan (Daya Tarik Rasional, Daya Tarik Emosional, dan Daya Tarik Moral) berpengaruh nyata terhadap Perilaku Gosok Gigi. Dan untuk pengambilan keputusannya yaitu jika thitung>ttabel maka Ho ditolak, tetapi jika thitung<ttabel maka Ha ditolak.

Uji-t sebagai alat ukur uji hipotesis t-tabel dihitung dengan t(½ 0,05) atau t 0,025 dan uji dua sisi df = n-3 = 91 maka t-tabel = 1,99. Dari tabel t-hitung (X1) = 4,302, t-hitung (X2) = 2,662, t-hitung (X3) =

3,306 dan p-value 0,000 maka t-hitung (X1) = 4,302, t-hitung (X2) =

2,662, t-hitung (X3) = 3,306 > t-tabel (1,99) sehingga keputusan yang

diambil adalah Ho ditolak atau Ha diterima. Atau dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Isi Pesan terhadap Perilaku Gosok Gigi.

Hipotesis:

Ho = Pesan Iklan (Isi Pesan: Daya Tarik Rasional, Daya Tarik Emosional, dan Daya Tarik Moral) tidak berpengaruh nyata terhadap Perilaku Gosok Gigi

(43)

Ha = Pesan Iklan (Isi Pesan: Daya Tarik Rasional, Daya Tarik Emosional, dan Daya Tarik Moral) berpengaruh nyata terhadap Perilaku Gosok Gigi

Untuk memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan korelasi maka dapat digunakan pedoman yang tertera di bawah ini: 4.2.4.4 Uji Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.48

Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.45 di bawah ini : Tabel 4.45 Uji Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .722a .521 .505 2.677

1. Predictors: (Constant): Pesan Iklan (Isi Pesan: Daya tarik rasional, daya tarik emosional, daya tarik moral)

Adjusted R2 = 1 – (1 – R2) k - n 1 -n Dimana: n = jumlah sampel k = jumlah parameter Adjusted R2 = 1 – (1 – 0,521) = 0,505 48

Imam, Ghozali, 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: Badan 4 -95 1 -95

(44)

Standart error of the Estimation merupakan kesalahan standar

dari penaksiran dan bernilai 2,677

R Square disebut koefisien determinasi. Dari tabel dapat dibaca bahwa nilai R square (R2) adalah 0,521, artinya 52,10% variasi yang terjadi terhadap tingggi atau rendahnya Perilaku Gosok gigi disebabkan Pesan Iklan (Isi Pesan: Daya tarik rasional, daya tarik emosional, daya tarik moral) sedangkan sisanya (47,90 %) tidak dapat diterangkan atau variabel diluar yang diteliti oleh peneliti.

Pada tabel diatas terlihat pula Adjusted R square merupakan nilai R2 yang disesuaikan sehingga gambarannya lebih mendekati mutu penjajakan model dalam populasi.

4.3 Pembahasan

Salah satu tujuan periklanan menurut kotler (1997: 236)49 adalah Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”Pengingat”. Iklan pengingat sangat penting bagi produk yang sudah mapan. Iklan bukan hanya menjadi alat promosi barang maupun jasa, melainkan juga untuk menanamkan citra kepada konsumen maupun calon konsumen tentang produk yang ditawarkan. Citra yang dibentuk oleh iklan seringkali menggiring khalayak untuk percaya pada produk. Kesadaran merek merupakan langkah awal untuk membangun sebuah merek produk.

(45)

Iklan televisi kini sudah banyak yang menggunakan pesan yang menarik dalam mengkomunikasikan apa yang akan disampaikan kepada masyarakat. Seperti iklan kesehatan gigi pada iklan pepsodent, Pasta gigi ini selalu menampilkan iklan-iklan yang kreatif dan inovatif. Iklan pepsodent dalam membuat konsep iklan untuk anak memberikan sentuhan yang menarik dengan menampilkan cerita tentang ayah dan anak yang sangat unik dan mendidik. Iklan tersebut berjudul : "iklan pepsodent ayah Adi dan dika. Sikat Gigi Pagi dan Malam hari‟ mengetengahkan dua tokoh yaitu Ayah Adi dan Dika, ayah dan anak yang berbagi tips dan trik tentang bagaimana menjadikan menyikat gigi lebih bisa dinikmati, dan tidak menjadi pengalaman buruk bagi orang tua dan anak-anak. Dalam iklan pepsodent tersebut, Ayah Adi menggunakan humor untuk mendidik anaknya, Dika, ketika menyikat gigi, khususnya di malam hari. Iklan ini berdampak positif bagi masyarakat khususnya anak-anak agar mereka mau menggosok gigi secara teratur di pagi dan malam hari.

Pada penelitian kali ini, peneliti akan melakukan penelitian pada anak SD dengan objek penelitian yaitu dengan menyebarkan kuesioner yang dilakukan di SDN Lenteng Agung 09 Pagi. Pada kuesioner yang peneliti buat, sebelum mengisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pesan iklan dan juga perilaku, terlebih dahulu responden harus mengisi identitas responden. Dalam identitas responden, pertanyaan yang diajukan yaitu berhubungan dengan umur, jenis kelamin, dan frekuensi menonton iklan dalam sehari. Dari data responden yang ada, didapat mayoritas responden

(46)

yaitu berjenis kelamin laki-laki. Dengan semakin banyaknya durasi menonton iklan televisi, maka dapat dikatakan semakin tinggi juga aware responden terhadap suatu iklan.

Hal yang menarik dalam penelitian ini adalah karena responden yang menjawab kuisioner adalah anak SD kelas V dan VI dan ketika peneliti menanyakan pada bebarapa responden secara acak mengenai hal apa yang paling diingat dan paling diketahui ketika mendengar iklan Pepsodent Ayah Adi & Dika mereka sangat antusias dan merespon cukup baik karena iklan tersebut menyampaikan pesan untuk menggosok gigi dan mengajarkan sikat gigi pagi dan malam hari dengan cara yang menarik. Tetapi walaupun hasil jawaban dari kuesioner sebagian besar mengarah pada jawaban positif, terdapat pula responden yang mengarah pada jawaban negatif, dalam artian responden sedikit tidak paham walaupun sudah dijelaskan secara mendalam.

Berdasarkan dari data yang ada, jawaban-jawaban responden pada dimensi di kedua variabel cukup relevan. Untuk variable isi pesan iklan merupakan gambaran anak-anak SD menilai bagaimana besarnya pengaruh isi pesan iklan pada iklan pepsodent ayah adi dan dika. Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya responden yang setuju akan setiap pertanyaan yang dibuat mengenai pengaruh isi pesan iklan terhadap perilaku.

Menurut hasil Uji-t dimana Uji statistik t digunakan menguji signifikansi nilai koefisien regresi. Kriteria pengujian sebagai persyaratan hipotesis diterima adalah nilai t-hitung harus lebih besar dari t-tabel.

(47)

(X1) = 4,302, t-hitung (X2) = 2,662, t-hitung (X3) = 3,306 yang lebih besar

dari nilai t-tabel 1,99. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pesan iklan terhadap perilaku.

Untuk membuktikan bahwa pesan iklan berpengaruh terhadap perilaku juga dapat dilihat dari tabel model summary yang ada pada data diatas, dari tabel tersebut menjelaskan bahwa koefisien korelasi antara variabel pesan iklan (X) terhadap perilaku (Y) adalah 0,722, berarti hubungan antara variabel X dengan Y sebesar 72,20%. Kemudian dengan pengujian determinasi didapat nilai R square (R2) adalah 0,521 artinya 52,10% variasi yang terjadi terhadap tinggi atau rendahnya perilaku gosok gigi disebabkan oleh pesan iklan (isi pesan daya tarik rasional, emosional dan moral) sedangkan sisanya 47,90% tidak dapat diterangkan atau variabel diluar yang diteliti peneliti.

Gambar

Gambar 4.2  Pepsodent
Tabel 4.43  Uji Korelasi  Model Summary  Model  R  R Square  Adjusted R Square  Std. Error of the Estimate  1  .722 a .521  .505  2.677

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Akan tetapi pada generator sinkron yang dipergunakan untuk pembangkitan dengan kapasitas besar, belitan atau kumparan jangkar ditempatkan pada stator sedangkan belitan

Namum sejauh ini, dalam penegakan hukum di dalam masyarakat adat Aceh, masih terdapat kendala-kedala yang dihadapi, sehingga proses pembangunan hukum adat di Indonesia, khususnya di

Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap penipuan iklan perumahan yang merugikan konsumen dalam penelitian ini dikelompokkan pada proses pelaksanaan penyelesaian kasus

Oleh karena itu iman kepada takdir memberikan arti dimana kita wajib mempercayai bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini, dalam kehidupan dan diri manusia, adalah menurut

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan percepatan menggunakan alternatif penambahan jam kerja lembur, diperoleh biaya optimum sebesar Rp853.423.789.864,55 dan

ASPEK KEBAHASAAN TEKS CERPEN SUDUT PANDANG CERITA KATA BENDA KHUSUS MAJAS DIALOG URAIAN DESKRIPTIF YANG RINCI PERTAYAAN RETORIS... Khuswatun

Rumusan kerjasama antara prodi, dan bagian kemahasiswaan Kaprodi, Staf Administrasi, Dana Sosialisasi dan pembinaan karya mahasiswa Meningkatnya kualitas karya

dokumentasi. Sebelumnya angket telah diuji cobakan dan diuji validitas serta diuji reliabilitas.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier