EKSPLORASI UMUM ENDAPAN ZIRKON DI KABUPATEN SAMBAS
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Zulfikar, Wastoni Ch.P., M. Sodik Kaelani & Corry K.
Kelompok Program Penelitian Mineral
SARI
Daerah penyelidikan secara administratif termasuk ke dalam wilayah desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Secara geografis daerah ini terletak di antara koordinat 109o 19’ - 109o 38’ Bujur Timur dan 1o 51’ - 2o 01’ Lintang Utara.
Wilayah ini termasuk ke dalam liputan Peta Geologi Bersistem Indonesia dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Skala 1 : 250.000 Lembar Sambas/Siluas (E. Rusmana, dkk., 1993). Berdasarkan peta geologi lembar tersebut, daerah ini terdapat beberapa formasi batuan sedimen, batuan terobosan dan batuan aluvium yang berumur dari Mesozoik hingga Kuarter.
Lapisan pasir pembawa zirkon terdapat pada satuan endapan aluvial dan satuan endapan pantai. Sebaran endapan lapisan pembawa zirkon terdapat di daerah Desa Temajuk dan Desa Sebubus, serta di daerah Desa Tanahhitam dan Desa Mentibar, semuanya di Kecamatan Paloh.
Untuk daerah Temajuk dan sekitarnya lapisan pembawa zirkon tersebar seluas sekitar 27.500 Hektar atau 27,5 kilometer persegi dengan ketebalan rata-rata sekitar 3 meter. Dari hasil pendulangan diperoleh konsentrat dulang dengan kadar zirkon rata-rata sebesar 0,0349%. Dengan demikian sumber daya tertunjuk zirkon di daerah ini dapat dihitung, yakni sebesar 132.400 ton.
PENDAHULUAN
Secara administratif, daerah bahasan
terletak di wilayah Kecamatan Paloh,
Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan
Barat. Wilayah Kecamatan Paloh ini di
sebelah utara dan barat berbatasan
dengan Laut Cina Selatan, di sebelah
timur berbatasan dengan Kecamatan
Sajingan Besar dan Serawak - Malaysia,
dan di sebelah selatan dengan
Kecamatan Teluk Keramat dan
Kecamatan Tengaran. Daerah bahasan
meliputi daerah Desa Temajuk dan
sekitarnya di sebelah utara (Lokasi A)
serta daerah Desa Tanahhitam dan
sekitarnya di sebelah selatan (Lokasi B).
Lokasi A dibatasi oleh koordinat 109o 19’
- 109o 38’ Bujur Timur dan 1o 51’ - 2o 01’ Lintang Utara, sedangkan Lokasi B
dibatasi oleh koordinat 109o 11’ - 109o 19’ Bujur Timur dan 1o 35’ - 1o 41’ Lintang Utara (Gambar 1).
Kota Sambas sebagai ibukota Kabupaten
Sambas dapat dicapai dari kota
Pontianak (ibukota Provinsi Kalimantan
Barat) dengan menggunakan transportasi
darat sejauh sekitar 250 kilometer melalui
jalan raya beraspal dengan kualitas
cukup baik. Dari kota Sambas ke kota
kecamatan Paloh dapat dicapai
menggunakan kendaraan bermotor
beroda empat sejauh lebih kurang 60
kilometer melalui jalan raya beraspal
dengan kondisi sedang. Selanjutnya dari
kota Paloh ke desa Temajuk dan
sekitarnya (Lokasi A) dapat dicapai
melalui laut ataupun menggunakan
kendaraan bermotor beroda dua melalui
jalan setapak dan pasir pantai sejauh
sekitar 70 kilometer ke arah utara. Desa
Tanahhitam dan sekitarnya (Lokasi B)
dapat dicapai dari kota Paloh
menggunakan kendaraan beroda empat
sejauh sekitar 10 kilometer ke arah
selatan.
Desa Temajuk merupakan satu dari
delapan desa yang terdapat di
Kecamatan Paloh. Desa ini mempunyai
jumlah keluarga sebanyak 470 KK
dengan penduduk sebanyak 1.500 jiwa,
yang tersebar di tiga dusun. Sedangkan
Kecamatan Paloh merupakan salah satu
wilayah kecamatan di Kabupaten
Sambas dengan luas wilayah 1.148 km2 atau sekitar 18 % dari luas total
Kabupaten Sambas. Pada tahun 2006
jumlah penduduk sebesar 22.918 jiwa,
terdiri dari 11.745 jiwa penduduk laki-laki
dan 11.173 jiwa penduduk perempuan.
Kecamatan Paloh beriklim tropis dengan
suhu rata-rata pada tahun 2006 sebesar
25,4 – 27,4 oC dengan suhu maksimum
pada siang hari mencapai 33,1 oC pada bulan Agustus dan suhu minimum
sebesar 22,2 oC terjadi pada bulan Januari. Curah hujan rata-rata tercatat
sebesar 244,94 mm per bulan atau 2.939
sebanyak 192 hari atau sekitar 16 hari
per bulan.
Kabupaten Sambas terbentuk sejak
tahun 1953 berdasarkan Undang-undang
Nomor 27 Tahun 1959. Pada tahun 1999
Kabupaten Sambas dimekarkan menjadi
dua wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten
Sambas dan Kabupaten Bengkayang.
Kabupaten Sambas memiliki luas wilayah
sekitar 6.395 km2, terdiri dari 17 (tujuh belas) wilayah kecamatan.
Jumlah penduduk Kabupaten Sambas
pada tahun 2006 tercatat sebesar
483.646 jiwa dengan pertumbuhan
penduduk sebesar 1,1 % per tahun.
Ada berbagai pihak telah melakukan
penyelidikan di daerah Kecamatan Paloh,
Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan
Barat dengan berbagai tujuan, baik untuk
penelitian umum seperti pemetaan
geologi maupun untuk tujuan khusus
seperti eksplorasi sumber daya mineral,
seperti :
- E. Rusmana, dan kawan-kawan dari Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi,
Bandung, pada tahun 1993
melakukan pemetaan geologi
Lembar Sambas/Siluas,
Kalimantan, Skala 1 : 250.000.
- Diding Sunardi, dan kawan-kawan dari Direktorat
Sumberdaya Mineral, pada tahun
1994 melakukan Eksplorasi
Mineral Industri Di Daerah
Kabupaten Sambas Skala 1 :
100.000.
- Sukmawan, dan kawan-kawan dari Direktorat Sumberdaya
Mineral, pada tahun 1997
melakukan Eksplorasi Mineral
Industri Di Daerah Kabupaten
Sambas.
GEOLOGI UMUM
Geologi daerah Kecamatan Paloh,
Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan
Barat berdasarkan Peta Geologi Lembar
Sambas/Siluas, Kalimantan, Skala 1 :
250.000 yang dipublikasikan oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi
(E. Rusmana, dkk., 1993) terdiri dari
batuan sedimen dari berbagai formasi,
batuan terobosan, dan endapan aluvium.
Urut-urutan formasi batuan tersebut dari
yang berumur tua hingga muda dapat
diperikan sebagai berikut (Gambar 2) :
- Komplek Serabang (JKls), merupakan batuan tertua di
daerah penyelidikan yang
berumur Jura hingga Kapur,
terdiri dari batuan ultramafik,
gabro, basal malih, rijang, sepilit,
berasosiasi seperti bancuh
batupasir malih, dan batutanduk.
Komplek batuan ini terletak tidak
selaras di bawah Batupasir Kayan
(TKk) dan diterobos oleh batuan
Granit Pueh (Kup).
- Granit Pueh (Kup), berumur Kapur atas, terdiri dari granit
biotit, monzogranit dan adamelit,
berbutir sedang sampai kasar,
hipidiomorfik, berbutir seragam,
kaya akan senolit. Batuan ini
menerobos Komplek Serabang
(JKls) dan ditutupi oleh Batupasir
Kayan (TKk).
- Batupasir Kayan (TKk), berumur Paleosen hingga Oligosen
Bawah, terdiri dari batupasir
kuarsa, serpih, batulanau, dan
sisipan konglomerat; setempat
kayu terkersikkan, sedikit
batubara. Warna kelabu muda
hingga kelabu kehijauan, butir
halus sampai sedang, berlapis
buruk sampai baik, silang siur dan
gelembur gelombang. Batuan ini
terletak tidak selaras di atas
Komplek Serabang dan ditutupi
oleh Endapan Aluvial (Qa) serta
Endapan Litoral (Qc).
- Endapan Litoral (Qc), berumur Kuarter, terdiri dari lumpur, pasir,
kerikil, setempat gampingan, sisa
tumbuhan. Endapan Litoral ini
dapat disetarakan dengan
pengisian rawa berumur Holosen.
- Endapan Aluvial dan rawa (Qa), berumur Kuarter, terdiri dari
lumpur, pasir, kerakal, dan sisa
tumbuhan. Endapan Aluvial dan
Rawa ini terletak tidak selaras di
atas batuan dasar yang telah
terlapukkan.
Struktur geologi yang berkembang
berdasarkan Peta Geologi Lembar
Sambas/Siluas (E. Rusmana, dkk., 1993)
adalah berupa sesar dan kelurusan pada
batuan ultramafik Komplek Serabang
yang umumnya berarah utara/baratlaut –
selatan/tenggara yang berkembang di
sekitar G. Asuanisang (600 dpl.) di
bagian utara lembar peta.
Endapan zirkon diperkirakan terdapat di
beberapa lokasi di daerah Kecamatan
Paloh ini, terutama pada daerah
penyebaran Endapan Litoral (Qc) serta
Endapan Aluvial dan Rawa (Qa) yang
tersebar cukup luas di bagian barat dan
selatan wilayah Kecamatan Paloh.
Endapan zirkon tersebut diperkirakan
berasal dari hasil rombakan batuan
Granit Pueh (Kup) yang terdapat di
bagian Utara yang kemudian mengalami
transportasi dan pengendapan kembali
bersama-sama dengan pasir kuarsa,
GEOLOGI LOKAL
Secara umum keadaan morfologi daerah
penyelidikan merupakan wilayah
pedataran dan perbukitan rendah. Secara
rinci morfologi daerah penyelidikan
terbagi dalam 3 (tiga) satuan morfologi
yaitu : satuan morfologi perbukitan
bergelombang, satuan morfologi dataran
rendah dan satuan morfologi pantai.
- Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang
Satuan morfologi ini menempati daerah
bagian utara sekitar perbatasan Serawak
(Malaysia) dengan ketinggian sekitar 50 –
500 meter di atas muka laut. Satuan
morfologi ini ditempati oleh satuan batuan
granit dan satuan batuan gabro.
- Satuan Morfologi Dataran Rendah
Satuan morfologi ini tersebar luas
menempati daerah pedataran dengan
ketinggian 10 – 50 meter di atas muka
laut. Satuan morfologi ini ditempati oleh
satuan endapan aluvial.
- Satuan Morfologi Pantai
Satuan morfologi ini menempati
sepanjang pantai dengan ketinggian
maksimal 10 meter di atas muka laut.
Satuan morfologi pantai ini ditempati oleh
satuan endapan litoral.
Secara litologi beberapa endapan batuan
yang dapat diamati di lapangan yaitu
sebagai berikut :
- Satuan Endapan Aluvial
Satuan batuan ini tersebar luas di wilayah
penyelidikan, terutama di bagian timur
dan selatan. Umumnya terdiri dari
endapan lempung, lumpur, pasir, kerikil,
dan sisa tumbuhan. Merupakan bagian
dari Endapan Aluvial dan Rawa (Qa)
yang berumur Holosen.
- Satuan Endapan Pantai
Satuan endapan pantai ini tersebar
memanjang di sepanjang pantai di bagian
barat wilayah penyelidikan. Umumnya
berupa pasir halus hingga kasar dan
lempung. Satuan ini merupakan bagian
dari Endapan Litoral (Qc) yang berumur
Holosen.
- Satuan Batupasir
Satuan batuan ini tersebar setempat di
bagian utara dan barat daerah
penyelidikan, umumnya terdiri dari
batupasir yang mengalasi Satuan
Endapan Aluvial dan Satuan Endapan
Pantai. Satuan batupasir ini merupakan
bagian dari batuan Batupasir Kayan
(TKk) yang berumur Eosen hingga Kapur
- Satuan Batuan Gabro
Satuan batuan ini tersebar setempat di
bagian utara dan barat daerah
penyelidikan. Merupakan bagian dari
batuan Komplek Serabang (JKls) yang
berumur Kapur hingga Jura..
- Satuan Batuan Granit
Satuan batuan ini terdapat di bagian
utara daerah penyelidikan, yaitu sekitar
perbatasan dengan wilayah Serawak
(Malaysia). Merupakan bagian dari
batuan Granit Pueh (Kup) yang berumur
Kapur.
Secara lokal daerah penyelidikan ini
umumnya ditutup oleh endapan pasir
lempungan dari satuan endapan aluvium
dan endapan pantai serta tanah
pelapukan yang cukup tebal sehingga
menutupi struktur geologi yang terdapat
di bagian bawahnya.
Sedangkan secara regional struktur
geologi yang terdapat umumnya berupa
perlipatan dan pensesaran, baik sesar
normal, sesar naik maupun sesar
mendatar. Struktur ini mempunyai arah
umum hampir utara – selatan.
POTENSI ENDAPAN ZIRKON
Endapan lapisan pembawa zirkon di
daerah ini dijumpai berupa hamparan
pasir dan terdapat bersama-sama
dengan pasir kuarsa dan lempung.
Lapisan pasir pembawa zirkon terdapat
baik pada satuan endapan aluvial
maupun pada satuan endapan pantai.
Ketebalan rata-rata lapisan pasir
pembawa zirkon ini diperkirakan setebal
3 meter, dapat menempati lapisan tanah
penutup ataupun lapisan pasir kuarsa
atau lapisan pasir pantai.
Dari pengamatan pada torehan dinding
parit dan galian-galian sumur penduduk,
di bagian atas umumnya ditutupi oleh
lapisan tanah penutup setebal antara
0,25 hingga 0,50 meter, terdiri dari pasir
lempungan dan sisa tumbuhan. Di bagian
bawah lapisan tanah penutup dijumpai
lapisan pasir kuarsa setebal antara 1,0 –
3,0 meter, setempat dijumpai berselingan
dengan lapisan lanau dan lapisan pasir
lanauan. Di beberapa lokasi terutama
sekitar pantai lapisan pasir ini dialasi oleh
batupasir (di sekitar Tanjung Bendera
dan Dusun Camar Bulan) dan batuan
gabro (di sekitar Tanjung Api dan
Tanjung Kemuning).
Zirkon merupakan mineral asesoris pada
batuan granit yang setelah mengalami
pelapukan dan transportasi lalu
terakumulasi membentuk hamparan
bersama-sama dengan pasirkuarsa.
Endapan zirkon umumnya dijumpai
berupa endapan letakan (placer),
pantai, aluvial dan rawa-rawa yang
terlihat dari asosiasinya dengan material
organik atau karbon. Endapan zirkon di
daerah ini diperkirakan terbentuk dari
pengendapan kembali hasil pelapukan
batuan yang berkomposisi asam, dalam
hal ini granit.
Sifat-sifat fisik dan keadaan zirkon antara
lain berwarna coklat, kuning, pink, atau
tidak berwarna, memiliki ukuran partikel
yang halus hingga sedang, serta memiliki
berat jenis dan indeks refraksi yang
tinggi. Berat jenis yang tinggi,
memungkinkan zirkon dapat dipisahkan
dari mineral lain menggunakan prinsip
gravitasi yaitu berdasarkan perbedaan
berat jenisnya. Salah satu metoda
pemisahan berdasarkan perbedaan berat
jenis ini antara lain dengan cara
pendulangan. Konsentrat yang diperoleh
dari hasil pendulangan ini biasanya
masih bercampur dengan kuarsa serta
mineral-mineral berat lainnya seperti
magnetit, ilmenit, rutil, leukosen dan
siderit.
Sebaran endapan lapisan pembawa
zirkon terdapat di daerah Desa Temajuk
dan Desa Sebubus, serta di daerah Desa
Mentibar dan Desa Tanah Hitam,
semuanya di Kecamatan Paloh. (Gambar
3).
Satuan endapan aluvial dan endapan
pantai yang merupakan tempat
kedudukan endapan pembawa zirkon di
daerah Temajuk dan sekitarnya tersebar
seluas sekitar 27,5 kilometer persegi atau
2.750 Hektar, menempati satuan
morfologi dataran rendah dan satuan
morfologi pantai. Lapisan pembawa
zirkon ini tersebar di sepanjang pantai
antara Desa Temajuk di utara hingga
daerah muara Sungai Malasan di selatan
dengan lebar sebaran antara 500 hingga
2.000 meter.
Secara umum daerah sebaran endapan
lapisan pembawa zirkon merupakan
hamparan pasir lepas yang berwarna
putih bila kering dan kecoklatan atau
kehitaman bila basah (jenuh air), ukuran
pasir halus hingga sedang, bentuk butir
membundar, sortasi baik, tersusun
secara dominan oleh mineral kuarsa
serta sedikit mineral zirkon, besi,
titanium, felspar, dan lempung. Di bagian
paling atas biasanya ditutupi oleh lapisan
tanah penutup (top soil) berwarna
abu-abu kehitaman hingga kecoklatan dengan
ketebalan bervariasi dari beberapa cm
hingga 50 cm, terdiri dari pasir kuarsa,
lempung, dan sisa tumbuhan.
Di bagian bawah tanah penutup
merupakan lapisan pasir kuarsa setebal
antara 1,0 hingga 3,0 meter. Selanjutnya
ke arah bawah dijumpai lapisan batupasir
atau batuan gabro yang bersifat keras
dan padat. Batupasir berwarna
tidak diketahui, terdiri dari pasir kuarsa,
felspar dan mineral opak, sortasi buruk,
kompak. Batuan gabro berwarna abu-abu
gelap, holokristalin, pejal, ketebalan juga
belum diketahui.
Potensi lapisan endapan pembawa zirkon
di daerah ini dengan sebaran seluas
sekitar 27,5 kilometer persegi,
mempunyai ketebalan rata-rata sekitar 3
meter. Volume endapan pasir pembawa
zirkon dapat dihitung menggunakan
rumus perkalian sederhana antara luas
sebaran dengan ketebalan, yaitu
27.500.000 m2 x 3 m sehingga diperoleh angka 82.500.000 m3.
Berdasarkan hasil analisis kimia dan
mineralogi butir untuk beberapa conto
konsentrat dulang dapat dihitung
kandungan rata-rata mineral zirkon
(ZrSiO4) secara in-situ untuk daerah ini,
yakni sebesar 0,0349 %.
Dengan demikian, sumber daya tertunjuk
mineral zirkon di daerah ini dapat
dihitung, yaitu sebesar 0,0349 % x
82.500.000 m3 = 28.792 m3 atau sekitar 132.400 ton (berat jenis zirkon 4,6).
Kandungan mineral zirkon secara in-situ
ini dihitung untuk masing-masing conto
yang dianalisis yaitu merupakan hasil
perkalian antara persentase zirkon
(ZrSiO4) hasil analisis dengan perolehan
konsentrat dulang. Perolehan konsentrat
dulang diperoleh dari hasil bagi antara
berat konsentrat dulang dengan berat
conto asal. Hasil analisis kimia
dinyatakan dalam persentase kadar ZrO2,
yang bila dikonversi menjadi ZrSiO4
harus dikalikan dengan angka 1,4878
yang diperoleh dari perbandingan antara
berat molekul ZrSiO4 (183) dengan berat
molekul ZrO2 (123). Unsur zirkon (Zr)
mempunyai berat atom = 91, silikon (Si) =
28 dan oksigen (O) = 16. Sebaliknya
kandungan ZrSiO4 bila dikonversikan
menjadi ZrO2 harus dikalikan dengan
angka 123/183 atau 0,6721. Dengan
demikian kandungan ZrSiO4 rata-rata
sebesar 0,0349 % ini bila dikonversikan
akan setara dengan 0,0235 % ZrO2.
Hasil analisis mineralogi butir
menunjukkan jenis dan komposisi
mineral-mineral berat yang umum
dijumpai di dalam konsentrat dulang yaitu
antara lain zirkon, kuarsa, siderit,
magnetit, ilmenit, kasiterit, rutil, leukosen,
kalkopirit, hematit, piroksen dan oksida
besi dengan kandungan yang bervariasi.
Untuk daerah Tanahhitam dan
sekitarnya, butiran mineral zirkon
terdapat pada lapisan pasir yang
termasuk ke dalam satuan litologi
endapan pantai. Lapisan ini terdapat di
pantai dan tersebar sepanjang 6
kilometer dengan lebar rata-rata sekitar
kilometer persegi atau 180 Hektar
dengan ketebalan rata-rata 2 meter.
Volume pasir pembawa zirkon di daerah
ini dapat dihitung yaitu sebesar 1.800.000
m2 x 2 m = 3.600.000 m3. Dengan kandungan zirkon rata-rata sebesar
0,0372%, maka sumber daya tertunjuk
zirkon di daerah ini dapat dihitung yaitu
sebesar 0,0372 % x 3.600.000 m3 = 1.340 m3 atau sekitar 6.100 ton.
PEMBAHASAN
Endapan pasir pembawa zirkon di daerah
ini tersebar seluas sekitar 2.930 Hektar di
daerah Temajuk dan daerah Tanah
Hitam, Kecamatan Paloh. Volume pasir
pembawa zirkon tercatat sebesar
85.100.000 m3 dengan kadar mineral zirkon rata-rata 0,035 %. Dengan berat
jenis zirkon sebesar 4,6 maka
perhitungan sumber daya tertunjuk zirkon
menghasilkan angka 138.500 ton.
Potensi zirkon sebesar ini mempunyai
prospek untuk dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan antara lain sebagai bahan
glasir untuk menghasilkan barang
keramik bermutu tinggi, tentu saja setelah
melalui beberapa tahap proses
benefisiasi untuk memisahkan zirkon
dengan mineral-mineral lainnya.
Conto konsentrat yang diperoleh dari
hasil pendulangan secara manual di
lapangan terdiri dari mineral zirkon dan
mineral-mineral berat lainnya (magnetit,
ilmenit, rutil, leukosen, dan siderit), serta
mineral kuarsa yang masih tersisa. Untuk
penambangan dengan skala besar
proses pemisahan mineral berat dengan
mineral kuarsa serta mineral lain yang
lebih ringan bobotnya dilakukan secara
semi mekanis yaitu menggunakan alat
sluice box dan humprey spiral dengan
prinsip gravitasi untuk menghasilkan
konsentrat dengan kandungan zirkon
sekitar 40 %. Konsentrat ini selanjutnya
diproses (benefisiasi) lagi menggunakan
alat magnetic separator untuk
memperoleh zirkon dengan kadar hampir
murni (ZrSiO4 97 % atau lebih) yang
setara dengan sekitar 65 % ZrO2. Zirkon
hasil benefisiasi inilah yang memenuhi
spesifikasi untuk kegunaan dalam
berbagai industri.
Zirkon banyak diminati dalam industri
keramik, yakni sebagai bahan glasir opak
untuk menghasilkan keramik bermutu
tinggi baik putih maupun berwarna untuk
peralatan rumah tangga dan ubin lantai.
Zirkon yang digunakan yakni berupa
tepung zirkon. Prosentase pemakaian
zirkon sebagai glasir opak adalah 13%
dari total bahan glasir yang digunakan.
Bahan-bahan glasir lainnya adalah pasir
silika (28%), felspar (27%), kaolin (9%),
witherit (5%), dan Zn-oksida (4%).
Kebutuhan zirkon pada industri keramik
ini mencapai 94% dari total konsumsi
digunakan pada industri logam dasar
(3,5%) dan industri barang-barang logam
(2,5%).
Zirkon yang digunakan pada industri
logam dasar dan industri barang-barang
logam berfungsi sebagai bahan penahan
panas (refractory) dan pasir cetak
(foundry).
Jumlah konsumsi zirkon pada industri hilir
di dalam negeri cukup besar.
Berdasarkan fungsi dan kegunaan zirkon,
sebenarnya pemakaian zirkon oleh
industri di dalam negeri jauh lebih besar
lagi, terutama pemakaian secara tidak
langsung. Beberapa bahan baku yang
diperkirakan mengandung unsur
zirkonium dan digunakan oleh industri di
dalam negeri adalah :
− Industri penyamakan kulit (tanning material),
− Industri keramik dan gelas (glasir
dan frit-enamel),
− Foundri, refraktori, dan abrasif (industri logam dasar dan industri
barang-barang logam).
Ukuran butir zirkon yang digunakan terdiri
atas milled zircon (+200 mesh atau +300
mesh) dan micronized zircon (1.5 mikron
atau 10 mikron), tetapi dalam pemasaran
ukuran ini tidak begitu penting.
Kualitas zirkon yang terdapat di pasaran
dibagi dalam tiga kelompok yang
didasarkan pada penggunaannya, yaitu
premium grade (ceramic grade), standard
grade (foundry grade), dan intermediate
grade. Komposisi kimia utama dan tujuan
penggunaan masing-masing kualitas
zirkon dapat dilihat pada tabel berikut :
Di masa mendatang, potensi zirkon di
dalam negeri dapat dikembangkan
menjadi komoditi bahan tambang yang
dapat diandalkan. Ada beberapa faktor
yang mendukung perkembangan
tersebut, antara lain :
– Ketersediaan potensi sumberdaya
zirkon dan kemampuan,
– Teknologi,
– Perkembangan industri hilir di dalam
negeri,
– Peluang ekspor.
Perkembangan zirkon dalam kaitannya
dengan industri hilir di dalam negeri
secara langsung tergantung pada
perkembangan industri keramik dan
industri logam dasar. Dalam industri
keramik, zirkon digunakan sebagai glasir
opak. Industri keramik pemakai zirkon
adalah dari jenis yang memproduksi wall
tile dan table ware. Kapasitas terpasang
kedua jenis industri keramik ini cukup
besar.
Perkembangan impor glasir,
industri yang menghasilkan produk
antara tersebut. Mengingat zirkon
merupakan salah satu bahan baku utama
glasir (13% dari total bahan yang
diperlukan) serta bahan baku lainnya
juga cukup tersedia, maka keadaan ini
dapat membuka peluang bagi
pengembangan industri glasir di dalam
negeri. Pengembangan industri logam
dasar tersebut, selain mengakibatkan
peningkatan kebutuhan zirkon secara
langsung, juga secara tidak langsung
akan meningkatkan kebutuhan zirkon
dalam bentuk produk antara, seperti
refraktori.
Kebutuhan refraktori oleh industri logam
dasar cukup besar, terutama yang
berasal dari impor. Pengembangan
industri refraktori di masa mendatang
sangat mempunyai prospek. Keadaan ini
selain dapat mendukung pengembangan
industri logam dasar, tetapi juga dapat
memacu pertumbuhan kebutuhan zirkon
di dalam negeri.
Kebutuhan produk tersebut sangat besar,
dan saat ini masih diimpor dalam jumlah
besar. Walaupun pemakaian zirkon pada
produk tersebut relatif kecil, tetapi
pengembangan industri mesin,
barang-barang logam, dan industri otomotif di
masa depan akan mengakibatkan
peningkatan kebutuhan zirkon di dalam
negeri, apalagi jika industri yang
menghasilkan produk antara tersebut
dapat dikembangkan di dalam negeri.
KESIMPULAN DAN SARAN
- Endapan zirkon di Kabupaten Sambas terdapat di Kecamatan
Paloh, yaitu daerah Desa Temajuk
dan sekitarnya serta Desa
Tanahhitam dan sekitarnya, dijumpai
berupa hamparan pasir yang
termasuk satuan Endapan Pantai dan
Satuan Endapan Aluvial.
- Di daerah Temajuk endapan pasir pembawa zirkon tersebar pada
wilayah seluas sekitar 2.750 Hektar
dengan ketebalan rata-rata sekitar 3
meter. Kandungan rata-rata zirkon
sebesar 0,0349 % dengan sumber
daya tertunjuk zirkon sekitar 132.400
ton.
- Di daerah Tanahhitam endapan pasir pembawa zirkon tersebar pada
wilayah seluas sekitar 180 Hektar
dengan ketebalan rata-rata sekitar 2
meter. Kandungan rata-rata zirkon
sebesar 0,0372 % dengan sumber
daya tertunjuk sekitar 6.100 ton.
- Potensi zirkon di Kecamatan Paloh ini dapat dimanfaatkan antara lain
pembuatan keramik setelah dilakukan
proses benefisiasi.
- Perlu proses benefisiasi untuk
memisahkan antara mineral zirkon
dengan mineral-mineral lainnya
seperti kuarsa, ilmenit, rutil, magnetit,
siderit, leukosen dan rutil. Proses
benefisiasi tersebut meliputi
pemisahan berdasarkan berat jenis
(menggunakan alat sluice box dan
humprey spiral) serta pemisahan
berdasarkan sifat magnetik
(menggunakan alat magnetic
separator).
- Penambangan zirkon akan lebih
menguntungkan bila ditambang
secara bersama-sama dengan pasir
kuarsa dan mineral-mineral berat
lainnya. Mineral-mineral pengotor
yang telah dipisahkan tersebut tidak
dibuang karena masing-masingnya
akan memiliki nilai ekonomis
tersendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bappeda Kabupaten Sambas dan
BPS Kabupaten Sambas, 2007,
”Kabupaten Sambas dalam Angka
2007”, Sambas.
2. E. Rusmana, dkk., 1993, ”Peta
Geologi Lembar Sambas dan Siluas,
Kalimantan, Skala 1 : 250.000”, Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Bandung.
Supriatna Suhala dan M. Arifin
(Penyunting), 1997, ”Bahan Galian
Industri”, Puslitbang Teknologi
Mineral, Bandung.
2
:
Bi
d
a
n
g
Mi
n
e
ra
l
Pro
si
d
in
g
H
a
si
l K
e
g
ia
ta
n
L
a
p
a
n
g
a
n
Pu
sa
t Su
m
b
e
r
D
a
ya
G
e
o
lo
g
i T
a
h
u
n
2
0
0
9
Bu