MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN
(Studi Analisis Implementasi Sistem Penjaminan Mutu ISO 9001:2008 Di SD Al Falah Surabaya)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister
Dalam Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh
Ahmad Nur Ismail NIM. F1.3.2.12.172
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN
(Studi Analisis Implementasi Sistem Penjaminan Mutu ISO 9001:2008 Di SD Al Falah Surabaya)
Oleh
Ahmad Nur Ismail NIM. F1.3.2.12.172
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN
(Studi Analisis Implementasi Sistem Penjaminan Mutu ISO 9001:2008 Di SD Al Falah Surabaya)
Abstract
Quality management in education is a way to direct and control an organization/institution in establishing policies, objectives, plans and processes/procedures quality and achievements on an ongoing basis. So, there are three important terms of quality management of education that must be understood, namely quality assurance, quality control, and quality improvement.
From the findings of the study and discussion of this thesis it can be concluded that: First, the implementation of quality assurance system ISO 900:2008 in SD Al Falah implemented through strategies and procedures have been defined in SD Al Falah refer eight clauses SPM ISO 9001:2008 applies SD Al Falah Surabaya; Secondly, the sustainability of SPM ISO 9001:2008 in SD Al Falah Surabaya refers to the last requirement in clause 8.5 related to the repair or improvement, encompasses continuous improvement, corrective and preventive actions against potential or possible incompatibility of components clause SPM ISO 9001:2008 in SD Al Falah Surabaya. Improvements in question is the actions taken to correct the mismatches are found, and actions taken to eliminate the causes of nonconformities in order not reoccur. Manifestations of sustainability SPM ISO 9001:2008, the principal through the head of quality assurance have applied IWA-2 as an implementation guide of quality management system (QMS) ISO 9001 which consists of eight national education standards (SNP).
Keywords: Quality Assurance ISO 9001:2008, Quality Management in
Education. Pendahuluan
Upaya lembaga dalam meningkatkan mutu pendidikan ini sesuai dengan apa yang telah dilakukan Depdiknas, yaitu usaha peningkatan mutu pendidikan melalui pendekatan pemberdayaan sekolah dalam mengelola institusinya. Era otonomi daerah yang secara implisit dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, dan
diberlakukan secara efektif mulai tanggal 1 Januari 2001.1 Dengan adanya otonomi
daerah sekolah lebih bebas dalam melakukan pengembangan melalui inisiatif, kreatifitas, inovatif dan selanjutnya kompetitif atau mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang secara khusus dipersiapkan untuk dapat meningkatkan mutu sekolah-sekolah tersebut dan secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
1
Selanjutnya seluruh komponen manajemen pendidikan harus senantiasa berorientasi pada pencapaian mutu. Semua program dan kegiatan pendidikan serta pembelajaran di lembaga pendidikan pada hakikatnya harus dapat diarahkan pada pencapaian mutu. Walau hingga sekarang ini, persoalan mutu masih menjadi realitas dalam lembaga pendidikan. Maka, perlu dikerahkan semua pikiran, tenaga, dan strategi untuk dapat
mewujudkan mutu tersebut dalam lembaga pendidikan.2
Mutu pendidikan dimaksudkan di sini adalah kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayahgunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan
belajar secara optimal.3 Dalam konteks pendidikan, menurut Departemen Pendidikan
Nasional, sebagaimana dikutip Mulyasa, pengertian mutu mencakup input, proses, dan
output pendidikan.4
Dalam sistem penjaminan mutu pendidikan, ditetapkan pula standar pelayanan minimal bidang pendidikan, yaitu jenis dan tingkat pelayanan pendidikan minimal yang harus disediakan oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota sebagaimana diatur dalam PP. nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintah antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota.5
Model sistem penjaminan mutu standar internasional ISO9000 dan standar mutu Inggris BS5750, baru-baru ini mendapatkan perhatian serius dari dunia pendidikan. Dua standar tersebut mendapatkan perhatian serius dari Amerika dan Eropa. Sekitar 17.000 perusahaan di Inggris sudah terdaftar pada standar BS5750. Hal ini tidak mengejutkan bahwa para ahli pendidikan di sana memiliki kesadaran untuk menerapkan standar tersebut ke dalam institusi mereka. Pertumbuhan gerakan
kerjasama pendidikan dan bisnis (Education Business Partnership) telah berhasil
merangsang ketertarikan dan perhatian masyarakat terhadap berbagai metodologi
2
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam: Strategi baru pengelolaan lembaga pendidikan Islam,
(Erlangga: PT. Gelora Aksara Pratama, Malang 2007), 203.
3 Ace Suryadi dan H.A.R. Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar, (Bandung: PT
bisnis, termasuk BS5750.6 Melalui model sistem penjaminan mutu standar
internasional ISO9000 dan BS5750 sebagai alat pemasaran yang sangat jitu bagi organisasi, dengan menunjukkan logo registrasinya.
Berpijak dari literatur dan latar belakang deskripsi penelitian dengan judul “Manajemen Mutu Pendidikan (Studi analisis implementasi penjaminan mutu ISO 9001:2008 di SD Al Falah Surabaya)”, dapat dirumuskan untuk diteliti sebagai berikut: Pertama; Bagaimana implementasi sistem penjaminan mutu ISO 9001:2008 di SD Al
Falah Surabaya? Dan kedua; Bagaimana keberlanjutan (sustainability) sistem
penjaminan mutu ISO 9001:2008 di SD Al Falah Surabaya?
Problematika yang terkait dalam pengkajian ini berkenaan dengan unsur-unsur perencanaan dan implementasi SPMP (Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan) ISO 9001:2008 di SD Al Falah Surabaya, sebagai bahan pertimbangannya dan pihak-pihak yang berperan. Substansi perencanaan mutu dan SPMP ISO 9001:2008 di SD Al Falah Surabaya dalam penelitian ini merupakan bagian dari pengembangan manajemen mutu pendidikan. Adapun analisis perencanaan dan implementasi SPMP ISO 9001:2008 di SD Al Falah Surabaya difokuskan pada alur proses perencanaan dan implementasi SPMP dan pola pengembangan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang
membawa implikasi terhadap sustainability pengembangan mutu lembaga.
Untuk menjawab kedua rumusan masalah di atas, maka dalam penelitian ini
digunakan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif,7 dengan
karakteristik-karakteristik (a) berpijak pada konsep naturalistik, (b) kenyataan berdimensi jamak, kesatuan utuh, terbuka, berubah, (c) hubungan peneliti dengan obyek berinteraksi, penelitian dari luar dan dalam, peneliti sebagai instrumen, bersifat
subyektif, judgment, (d) setting natural (penelitian alamiah), terkait tempat dan waktu,
(e) analisis subyektif, intuitif, rasional, (f) hasil penelitian berupa deskripsi, interpretasi, tentatif, situasional.
Manajemen Mutu Pendidikan
Manajemen mutu pendidikan adalah suatu cara dalam mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi/institusi dalam penetapan kebijakan, sasaran, rencana
6
Edward Sallis, Total Quality Management in Education:Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan: Peran strategis pendidikan di era globalisasi modern, (IRCiSoD, alih bahasa A. Ali Riyadi dan Fahrurrozi, Jogjakarta Cet. Ke II, 2011), 119-123.
7
dan proses/prosedur mutu serta pencapaiannya secara berkelanjutan. Adapun sasaran yang dituju dari manajemen mutu adalah meningkatkan mutu pekerjaan, memperbaiki produktivitas dan efisiensi melalui perbaikan kinerja dan peningkatan mutu kerja agar menghasilkan produk yang memuaskan atau memenuhi kebutuhan pelanggan. Jadi, manajemen mutu adalah seperangkat prosedur proses untuk memperbaiki kinerja dan
meningkatkan mutu kerja.8
Dalam manajemen mutu pendidikan ada tiga istilah penting yang harus dipahami,
yaitu penjaminan mutu pendidikan (Quality Assurance), pengendalian mutu (Quality
Control), dan peningkatan mutu (Quality Improvement). Ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan arti meskipun ketiganya memiliki keterkaitan dalam manajemen mutu pendidikan. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu perbedaan dari ketiga istilah tersebut:9
Penjaminan mutu pendidikan, berdasarkan Permen Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Berdasarkan peraturan di atas, tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai melalui penerapan SPMP. Adapun tujuan pada penjaminan mutu pendidikan adalah terbangunnya SPMP yang di dalamnya termasuk; terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal;
Pengendalian mutu (Quality Control) lembaga pendidikan sebagai penyedia produk
jasa pendidikan dituntut menjaga mutu jasa pendidikan baik berdasarkan konsep absolut maupun berdasarkan konsep relatif, baik terhadap pelanggan eksternal maupun terhadap pelanggan internal. Sejalan dengan karakter mutu, sebagaimana ditegaskan oleh Domingo, bahwa mutu harus tetap menjadi nomor satu dalam menjaga kepuasan
pelanggan, maka perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement)
terhadap mutu produk merupakan tuntutan yang sangat mendasar. Upaya perbaikan
mutu yang berkesinambungan disebut pengendalian mutu terpadu atau Total Quality
Management (TQM) dalam bahasa Inggris atau Kaizen dalam bahasa Jepang.10
Selanjutnya peningkatan mutu (Quality Improvement), keberhasilan suatu lembaga
mencapai sasaran mutu dan kinerjanya tergantung pada mutu dan kinerja tenaga
kerjanya yang menuntut pengembangan pada setiap tingkat organisasi.11 Dua hal
tersebut merupakan bagian dari Quality Circle.12
Menyadari bahwa mutu adalah kepuasan pelanggan, maka perlu adanya kejelasan kedudukan tenaga pengajar diantara para pelanggan pendidikan, Perguruan tinggi selaku penyedia jasa pendidikan. Sebagaimana dikemukakan oleh Edward Sallis, tenaga pengajar merupakan salah satu pelanggan internal lembaga pendidikan yang dihadapkan dengan kelompok pelanggan eksternal primer, sekunder dan tertier. Dalam kaitannya dengan penyediaan: produk jasa pendidikan, tenaga pengajar terikat untuk menyediakan jasa pengajaran yang merupakan bagian terpadu dari jasa pendidikan kepada pelanggan eksternal primer, yaitu peserta didik. Tenaga pengajar terikat untuk memenuhi dan menjamin kepuasan peserta didik setiap saat, baik di dalam proses pengajaran yaitu kegiatan kelas maupun dalam kaitannya dengan tuntutan kepuasan pelanggan eksternal sekunder dan tertier. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengembangan mutu tenaga pengajar perlu dilaksanakan secara berkesinambungan dan
komprehensif, sehingga dapat mengikuti dinamika perkembangan tuntutan pelanggan.13
Model Sistem Penjaminan Mutu ISO 9001:2008
Model sistem penjaminan mutu eksternal ISO 9001:2008-Quality Management
Systems Requirements, ditujukan untuk digunakan di organisasi manapun yang merancang, membangun, memproduksi, memasang dan atau melayani produk apapun atau memberikan bentuk jasa apapun. Standar ini memberikan daftar persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah organisasi apabila mereka hendak memperoleh kepuasan pelanggan sebagai hasil dari barang dan jasa yang secara konsisten memenuhi permintaan pelanggan tersebut. Implementasi standar ini adalah satu-satunya yang
10 Rene T Domingo. Nonstop Improvement Quality Redefined, The Asian Manager Journal, August 1992.
27.
11
Ibid. Tom Hinton & Winni Schaeffer. 250.
12
Joseph & Susan Berk. Total Quality Management, Implementing Continous Improvement, 50100
Kuala Lumpur, S. Abdul Majeed & Co., Publishing Division. 1995. 9.
13
bisa diberikan sertifikasi oleh pihak ketiga.14
Sistem penjaminan mutu ISO 9001:2008 merupakan sistem penjaminan mutu yang berfokus pada proses dan pelanggan, maka pemahaman terhadap persyaratan-persyaratan standar dari ISO 9001:2008 ini akan membantu organisasi dalam menetapkan dan mengembangkan sistem manajemen mutu secara sistematik untuk
memenuhi kepuasan pelanggan (customers’ satisfaction) dan peningkatan proses
terus-menerus (continuous processes improvement).15 Interpretasi persyaratan-persyaratan
standar dari ISO 9001:2008 didasarkan pada paper ISO 9001:2008,16 yang dikeluarkan
oleh lembaga ISO. Adapun klausul-klausul ISO 9001:2008 yang penting dan harus diperhatikan oleh manajemen organisasi sebagai berikut:
Klausul 1. ruang lingkup, k.1.1 umum, k.1.2 aplikasi, k.2. acuan normatif, k.3. tujuan dan definisi, k.4. Sistem manajemen mutu, k.4.1 persyaratan umum, k.4.2 persyaratan dokumentasi, k.4.2.1 umum, k.4.2.2 manual mutu/pedoman, k.4.2.3 pengendalian dokumen, k.4.2.4 pengendalian catatan mutu, k.5. tanggung jawab manajemen, k.5.1 komitmen manajemen, k.5.2 fokus pelanggan, k.5.3 kebijakan mutu, k.5.4 perencanaan, k.5.4.1 tujuan mutu, k.5.4.2 perencanaan sistem manajemen mutu, k.5.5 tanggung jawab, wewenang dan komunikasi, k.5.5.1 tanggung jawab dan wewenang, k.5.5.2 wakil manajemen, k.5.5.3 komunikasi internal, k.5.6 peninjauan
ulang manajemen, k.5.6.1 umum, k.5.6.2 input peninjauan ulang, k.5.6.3 output
peninjauan ulang, k.6. manajemen sumber daya, k.6.1 penyediaan sumber daya, k.6.2 sumber daya manusia, k.6.2.1 umum, k.6.2.2 kompetensi, kesadaran dan pelatihan, k.6.3 infrastruktur, k.6.4 lingkungan kerja, k.7. realisasi produk, k.7.1 perencanaan realisasi produk, k.7.2 proses yang terkait dengan pelanggan, k.7.2.1 identifikasi persyaratan yang terkait dengan produk, k.7.2.2 peninjauan ulang persyaratan yang terkait dengan pelanggan, k.7.2.3 komunikasi pelanggan, k.7.3 desain dan pengembangan, k.7.3.1 perencanaan desain dan pengembangan, k.7.3.2 input desain
dan pengembangan, k.7.3.3 output desain dan pengembangan, k.7.3.4 peninjauan
ulang desain dan pengembangan, k.7.3.5 verifikasi desain dan pengembangan, k.7.3.6 validasi desain dan pengembangan, k.7.3.7 pengendalian perubahan desain dan
14
Edward Sallis, Total Quality Management in Education-Manajemen MutuPendidikan, (IRCiSoD: Jogjakarta, 2007), 94.
15
Ibid. Vincent Gaspersz, 26-27
16
pengembangan, k.7.4 pembelian, k.7.4.1 proses pembelian, k.7.4.2 informasi pembelian, k.7.4.3 verifikasi produk yang dibeli, k.7.5 ketentuan produksi dan pelayanan, k.7.5.1 ketentuan pengendalian produksi dan pelayanan, k.7.5.2 validasi dari proses untuk pengoperasian produksi dan pelayanan, k.7.5.3 identifikasi dan
kemampuan telusur (traceability), k.7.5.4 hak milik pelanggan, k.7.5.5 penjagaan/
pemeliharaan produk, k.7.6 pengendalian peralatan pengukuran dan pemantauan, k.8. pengukuran, analisis dan peningkatan, k.8.1 umum, k.8.2 pengukuran dan pemantauan, k.8.2.1 kepuasan pelanggan, k.8.2.2 audit internal, k.8.2.3 pengukuran dan pemantauan proses, k.8.2.4 pengukuran dan pemantauan produk, klausul 8.3 pengendalian produk nonkonformans, k.8.4 analisis data, k.8.5 peningkatan, k. 8.5.1 peningkatan terus-menerus, k.8.5.2 tindakan korektif.
Penutup
DAFTAR ISI
Pernyataan Keaslian ... iii
Persetujuan Pembimbing ... iv
Pengesahan Tim Penguji ... v
Transliterasi ... vi
Motto ... vii
Abstrak ... viii
Kata Pengantar ... xi
Daftar Isi ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan dan Masalah Rumusan ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Metode Penelitian ... 9
F. Sistematika Pembahasan ... 18
G. Kerangka Berpikir ... 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Manajemen Mutu Pendidikan ... 20
1. Pengertian Manajemen Mutu Pendidikan ... 20
a. Penjaminan Mutu Pendidikan (Quality Assurance) ... 28
b. Pengendalian Mutu (Quality Control) ... 30
2. Dasar Hukum dan Hakekat Mutu Pendidikan ... 36
B. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan ... 40
1. Pembagian Peran dan Tanggung Jawab Penjaminan Mutu Pendidikan ... 43
2. Acuan Penjaminan Mutu Pendidikan ... 45
3. Tanggung Jawab dan Koordinasi dan Pemenuhan Standar Mutu Pendidikan ... 47
4. Tahapan Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan ... 49
C. Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal ... 53
1. Penjaminan Mutu Internal ... 55
2. Penjaminan Mutu Eksternal ... 63
D. Model Penjaminan Mutu ISO (International Standardization for Organization) ... 74
1. Sejarah ISO ... 74
2. Definisi ISO ... 75
3. Tujuan dan Keguanaan ISO 9001:2008 ... 75
4. Manfaat ISO 9001:2008 ... 76
5. Persyaratan-persyaratan SMM ISO 9001:2008 ... 78
6. Alur Impementasi Penjaminan Mutu ISO 9001:2008 ... 118
BAB III PENYAJIAN DATA A. Profil SD Al Falah Surabaya ... 119
C. Keberlanjutan (Sustainability) Sistem Penjaminan Mutu ISO ISO
9001:2008 di SD Al Falah Surabaya ... 158
BAB IV ANALISIS DATA IMPLEMENTASI SISTEM PENJAMINAN MUTU ISO 9001:2008 DI SD AL FALAH A. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu ISO 9001:2008 di SD Al Falah Surabaya ... 171
B. Keberlanjutan (Sustainability) Sistem Penjaminan Mutu ISO 9001:2008 di SD Al Falah Surabaya ... 190
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 195
B. Saran ... 196
DAFTAR PUSTAKA... 197
DAFTAR LAMPIRAN ... 201
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Upaya lembaga dalam meningkatkan mutu pendidikan ini sesuai dengan
apa yang telah dilakukan Depdiknas, yaitu: usaha peningkatan mutu
pendidikan melalui pendekatan pemberdayaan sekolah dalam mengelola
institusinya. Era otonomi daerah yang secara implisit dinyatakan dalam
Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, dan diberlakukan secara efektif mulai
tanggal 1 Januari 2001.1
Dengan adanya otonomi daerah sekolah lebih bebas dalam melakukan
pengembangan melalui inisiatif, kreatifitas, inovatif dan selanjutnya
kompetitif atau mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang secara
khusus dipersiapkan untuk dapat meningkatkan mutu sekolah tersebut dan
secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Seluruh manajemen komponen pendidikan harus senantiasa berorientasi
pada pencapaian mutu. Semua program dan kegiatan pendidikan serta
pembelajaran di lembaga pendidikan pada hakikatnya harus dapat diarahkan
pada pencapaian mutu. Walau hingga sekarang ini, persoalan mutu masih
menjadi realitas dalam lembaga pendidikan. Maka, perlu dikerahkan semua
pikiran, tenaga, dan strategi untuk dapat mewujudkan mutu tersebut dalam
lembaga pendidikan.2
1
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 194.
2
2
Mutu pendidikan dimaksudkan di sini adalah kemampuan lembaga
pendidikan dalam mendayahgunakan sumber-sumber pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan belajar secara optimal.3 Dalam konteks
pendidikan, menurut Departemen Pendidikan Nasional, sebagaimana dikutip
Mulyasa, pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan.4
Dewasa ini semua lembaga pendidikan berorientasi pada mutu. Lembaga
pendidikan dikatakan “bermutu” jika input, proses, dan hasilnya dapat
memenuhi persyaratan yang dituntut oleh pengguna jasa pendidikan. Bila
performance-nya dapat melebihi pensyaratan yang dituntut oleh stakeholder
(user), maka suatu lembaga pendidikan baru dapat dikatakan unggul. Lantaran
tuntutan persyaratan kualitas yang dikehendaki para pengguna jasa terus
berubah dan berkembang, maka pengertian mutu juga bersifat dinamis, terus
berkembang dan terus berada dalam suasana rivalitas yang terus-menerus.5
Mutu pendidikan menurut Permendiknas nomor 63 tahun 2009 adalah
tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih Sistem Pendidikan
Nasional. Bukan hanya mutu pendidikan yang perlu dibahas oleh para
pengambil kebijakan pendidikan, tapi perlu ditetapkan penjaminan mutu
pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan merupakan kegiatan sistemik dan
terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau
3
Ace Suryadi dan H.A.R. Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), 159.
4
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), 76.
5 Mastuhu, “Universitas Islam di Tengah Kompetisi Global”, dalam M. Zainuddin dan Muhammad
3
program pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah, dan masyarakat untuk
menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
Dalam Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) ditetapkan pula
Standar Pelayanan Minimal bidang pendidikan (SPM) yaitu jenis dan tingkat
pelayanan pendidikan minimal yang harus disediakan oleh satuan atau
program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.6
Standar internasional ISO9000 dan standar mutu Inggris BS5750,
baru-baru ini mendapatkan perhatian serius dari dunia pendidikan. Dua standar
tersebut mendapatkan perhatian serius dari Amerika dan Eropa. Sekitar 17.000
perusahaan di Inggris sudah terdaftar pada standar BS5750. Hal ini tidak
mengejutkan bahwa para ahli pendidikan di sana memiliki kesadaran untuk
menerapkan standar tersebut ke dalam institusi mereka. Pertumbuhan gerakan
kerjasama pendidikan dan bisnis (Education Business Partnership) telah
berhasil merangsang ketertarikan dan perhatian masyarakat terhadap berbagai
metodologi bisnis, termasuk BS5750.7
ISO9000 dan BS5750 adalah alat pemasaran yang sangat jitu bagi
organisasi dengan menunjukkan logo registrasinya. BS5750 identik dengan
6
Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 129.
7
4
standar Eropa EN29000, standar mutu internasional ISO9000, dan standar
mutu Amerika Serikat Q90. Perbandingan tersebut adalah sebagai tambahan
informasi bagi lembaga-lembaga yang berkeinginan untuk membina hubungan
atau kontrak internasional. Ada banyak keuntungan yang bisa diraih institusi
pendidikan dari status terdafar tersebut. Salah satu keuntungan utamanya
adalah, lembaga-lembaga yang sudah terdaftar akan mengupayakan disiplin
untuk menspesifikasikan dan mendokumentasikan sistem mutu mereka
dengan mendapat akreditasi dari pihak ketiga.
Mutu merupakan kata kunci dalam Era-Globalisasi yang ditandai dengan
begitu banyaknya persaingan yang ketat pada saat ini. Keberhasilan Suatu
Organisasi/ Lembaga dalam upaya untuk menjadi pemenang dalam kompetisi
khususnya dalam dunia pendidikan sangat ditentukan oleh nilai tambah dan
kemampuan lembaga dalam mengelola dan meningkatkan sumberdaya yang
dimiliki sendiri. Maka lembaga pendidikan yang dalam penelitian ini adalah
SD Al Falah Surabaya menyadari bahwa dalam proses perencanaan untuk
memenuhi 8 (delapan) standar layanan mutu ISO 9001:2008 serta memenuhi
harapan-harapan masyarakat, wajib untuk mengimplementasikan SMM ISO
9001:2008 yang fokus pada kepuasan pelanggan yang menjadi karakteristik
standar internasional mutu layanan pendidikan dimaksud.8
Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO9001:2008 di SD Al Falah
Surabaya adalah hal yang sangat penting. Mengapa demikian? Karena SMM
ISO 9001:2008 memfokuskan pada peningkatan layanan mutu pendidikan dan
8
5
kepuasan pelanggan (stakeholders) dari semua sektor layanan yang ada di
struktur organisasi kelembagaan SD Al Falah Surabaya, yang memiliki
pengendalian pengarsipan, memiliki prosedur kerja yang operasional (juklak)
dan terukur, memiliki acuan baku yang disepakati oleh semua warga Sekolah,
sehingga SD Al Falah Surabaya dipastikan memiliki budaya kinerja yang
terukur dan terencana dengan jelas bahwa apapun yang dikerjakan pasti jelas
hasilnya.
Oleh karena itu, ada hal yang sangat penting bahwa penerapan SMM ISO
9001:2008 bukan hanya untuk memenuhi standar penjaminan mutu ISO
9001:2008 yang memenuhi kebutuhan masyarakat, namun juga untuk SD Al
Falah Surabaya sendiri guna mendapatkan nilai tambah yang lebih baik pada
produk yang sama dengan lembaga-lembaga yang lain. Maka SD Al Falah
Surabaya yang sudah menerapkan SMM ISO9001:2008 wajib untuk menjadi
organisasi/lembaga referensi bagi lembaga/organisasi lain, jika SD Al Falah
Surabaya sudah mampu win (memenangkan) lembaga lain menjadi jagonya
mutu layanan, maka SD Al Falah Surabaya telah menemukan kekuatannya
dengan SMM ISO 9001:2008.9
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan/fokus penelitian
Implementasi penjamainan mutu ISO 9001:2008 pada kebijakan dan
mutu pendidikan di SD Al Falah Surabaya adalah organisasi memposisikan
dirinya sebagai institusi jasa atau dengan kata lain menjadi industri jasa.
9
6
Yakni institusi yang memberikan pelayanan (service) sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh pelanggan (customer). Jasa atau pelayanan yang
diinginkan oleh pelanggan tentu saja merupakan sesuatu yang bermutu dan
memberikan kepuasan kepada mereka. Maka, pada saat itulah, dibutuhkan
suatu sistem manajemen yang memberdayakan institusi pendidikan agar
lebih bermutu.
Sistem manajemen mutu terpadu pendidikan berlandaskan pada
kepuasan pelanggan sebagai sasaran utama. Pelanggan dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu: pelanggan dalam (internal customer) dan pelanggan
luar (external customer). Dalam dunia pendidikan yang termasuk
pelanggan dalam adalah pengelola institusi pendidikan, seperti: manajer,
guru, staff, dan penyelenggara institusi. Sedangkan yang termasuk
pelanggan luar adalah masyarakat, pemerintah dan dunia industri. Jadi
suatu institusi pendidikan disebut bermutu apabila antara pelanggan
internal dan eksternal telah terjalin kepuasan atau jasa yang telah
diberikan.10
Maka dari itu, untuk memposisikan institusi pendidikan sebagai
industri jasa, harus memenuhi standar mutu terpadu pendidikan. Institusi
dapat dikatakan bermutu, dalam konsep Total Quality Management, harus
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Secara operasional, mutu
ditentukan oleh dua faktor, yaitu terpenuhinya spesifikasi yang telah
ditentukan sebelumnya dan terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan
10
7
menurut tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa. Mutu yang pertama
disebut quality in fact (mutu sesungguhnya) dan yang kedua disebut quality
in perception (mutu persepsi). Oleh sebab itu, studi kasus ini lebih
ditekankan pada kebijakan mutu layanan dan implementasi penjaminan
mutu ISO 9001:2008 pada manajemen mutu pendidikan di SD Al Falah
Surabaya.
2. Rumusan masalah
Berpijak dari literatur dan latar belakang deskripsi penelitian di atas
serta kondisi SD Al Falah Surabaya yang sudah mendapatkan sertipikat
SMM ISO 9001:2008 dan tengah proses implementasi ISO menuju
peningkatan mutu berkelanjutan, maka penulis tertarik untuk mengadakan
kajian dan penelitian di SD Al Falah Surabaya tersebut dengan judul
“Manajemen Mutu Pendidikan (Studi analisis implementasi
penjaminan mutu ISO 9001:2008 di SD Al Falah Surabaya)”.
Adapun permasalahan yang dapat dirumuskan untuk diteliti sebagai
berikut:
1. Bagaimana implementasi sistem penjaminan mutu ISO 9001:2008 di
SD Al Falah Surabaya?
2. Bagaimana keberlanjutan (sustainability) sistem penjaminan mutu ISO
9001:2008 di SD Al Falah Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas, sehingga kegiatan
8
penelitian ini adalah:
1. Tercapainya pengetahuan yang mendalam terkait proses implementasi
penjaminan mutu ISO 9001:2008 di SD Al Falah Surabaya.
2. Tercapainya pengetahuan terhadap proses keberlanjutan sistem
penjaminan mutu ISO 9001:2008 di SD Al Falah Surabaya.
D. Manfaat Penelitian
Kegunaan atau manfaat penelitian ini setidaknya mempunyai arti penting
bagi beberapa pihak dan praktisi pendidikan antara lain:
1. Teoritis: hasil penelitian ini diharapkan menambah khazanah keilmuan
khususnya dalam bidang manajemen pendidikan.
2. Praktis:
a. Bagi SD Al Falah Surabaya, sebagai bahan acuan penjaminan mutu
pendidikan dengan internasional sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 terhadap mutu pengelolaan dan pengembangan lembaga;
b. Terciptanya pemerataan dan perluasan akses pendidikan, peningkatan
mutu, relevansi dan daya saing, penguatan tata kelola, akuntabilitas
dan pencitraan publik;
c. Bagi SD Al Falah Surabaya yang sudah menerapkan penjaminan mutu
dengan SMM ISO 9001:2008 wajib untuk menjadi organisasi/ lembaga
referensi bagi lembaga/ organisasi lain;
d. Peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan yang ada
di wilayah kota Surabaya dan sekitar, dengan menerapkan
9
e. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pengembangan manajemen
mutu pendidikan dalam internasional sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 dan sebagai kontribusi pemikiran untuk pengembangan
ilmu pengetahuan dan karya ilmiah bagi praktisi pendidikan, dan juga
sebagai evaluasi terhadap sustainability proses pengembangan
manajemen mutu pendidikan;
E. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu upaya dalam ilmu pengetahuan yang
dilakukan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar,
hati-hati serta sistematis untuk mewujudkan kebenaran.11 Dalam sebuah
kegiatan penelitian, pendekatan sangat diperlukan untuk memudahkan peneliti
memahami dan bahkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah pendekatan
kualitatif metode deskriptif. Pendekatan ini mengkaji secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dengan informan. Metode ini dapat diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan
obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta atau apa adanya.
Metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada temuan fakta-fakta
sebagaimana keadaan sebenarnya.12
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian dengan
11
Mardalis, Metodologi Penelitian; Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Rosda, 2002), 24
12
10
menggunakan pendekatan kualitatif,13 dengan karakteristik-karakteristik
(a) berpijak pada konsep naturalistik, (b) kenyataan berdimensi jamak,
kesatuan utuh, terbuka, berubah, (c) hubungan peneliti dengan obyek
berinteraksi, penelitian dari luar dan dalam, peneliti sebagai instrumen,
bersifat subyektif, judgment, (d) Seting penelitian alamiah, terkait tempat
dan waktu, (e)Analisis subyektif, intuitif, rasional, (f) hasil penelitian
berupa deskripsi, interpretasi, tentatif, situasional.
Secara garis besar, metode penelitian dengan pendekatan kualitatif
dibedakan dalam dua macam, kualitatif interaktif dan non interaktif. Ada
lima macam metode kualitatif interaktif, yaitu metode etnografik, metode
fenomenologis, studi kasus, teori dasar (grounded theory), dan studi
kritikal.14 Dan dalam hal ini, jenis penelitian yang digunakan peneliti
dalam penelitian kualitatif ini adalah studi kasus, yaitu suatu bentuk
pendekatan yang memusatkan kajiannya pada perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu; peneliti seolah-olah bertindak selaku saksi hidup
dariperubahan itu.15 Studi kasus dapat digunakan secara tepat dalam
banyak bidang.
2. Kehadiran Peneliti/Instrumen Penelitian
Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan
peran serta, sebab peranan peneliti yang menentukan seluruh skenario.
Untuk itu, dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen kunci
13
Nana Syaodih Sukmadinata, MetodePenelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 60-61.
14
Ibid. 62.
15
11
(key person),16 partisipan penuh sekaligus pengumpul data, sedangkan
instrumen yang lain sebagai penunjang.
3. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian bertempat di SD Al Falah Surabaya, Jln.
Taman Mayangkara 2-4 Surabaya.
4. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lainnya terkait
dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di SD Al Falah Surabaya.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah interview
(wawancara), observasi, dan dokumentasi.17Teknik tersebut digunakan
peneliti, karena suatu fenomena itu akan dimengerti maknanya secara
baik, apabila peneliti melakukan interaksi dengan subyek penelitiandimana
fenomena tersebut berlangsung.
a. Teknik Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara mendalam, artinya peneliti mengajukan beberapa
pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus
permasalahan,sehingga dengan wawancara mendalam ini data-data
dapat dikumpulkan semaksimal mungkin.
16
Instrumen kunci berarti peneliti tidak boleh mewakilkan kepada orang lain, akan tetapi peneliti sendiri yang harus melaksanakannya di lapangan.
17
12
Orang-orang yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah:
Fokus pada peningkatan penjaminan mutu dari semua sektor yang ada
di struktur pengelola sistem manajemen mutu ISO, Kepala Sekolah,
dan seluruh jajaran manajemen sekolah.
b. Teknik Observasi
Ada beberapa alasan mengapa teknik observasi atau pengamatan
digunakan dalam penelitian ini. Pertama, pengamatan didasarkan atas
pengalaman secara langsung; kedua, pengamatan memungkinkan
peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat
perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan
sebenarnya.
Dengan teknik ini, peneliti mengamati aktivitas-aktivitas
sehari-hari obyek penelitian, karakteristik fisik situasi sosial dan perasaan
pada waktu menjadi bagian dari situasi tersebut. Selama peneliti di
lapangan, jenis observasinya tidak tetap. Dalam hal ini peneliti mulai
dari observasi deskriptif (descriptive observation) secara luas, yaitu
berusaha melukiskan secara umum situasi sosial dan apa yang terjadi
di sana. Kemudian, setelah perekaman dan analisis data pertama,
peneliti dapat menyempitkan datanya dan mulai melakukan observasi
terfokus. Peneliti dapat menyempitkan lagi penelitiannya dengan
melakukan observasi selektif (selective observation). Sekalipun
demikian, peneliti masih terus melakukan observasi deskriptif sampai
13
Hasil observasi dalam penelitian ini dicatat dalam catatan lapangan
merupakan alat yang sangat pening dalam penelitian kualitatif. dalam
penelitian kualitatif, peneliti mengandalkan pengamatan dan
wawancara dalam pengumpulan data di lapangan. Format rekaman
hasil observasi catatan lapangan dalam penelitiani ni menggunakan
format rekaman hasil observasi.
c. Teknik Dokumentasi
Dalam penelitian kualitatif, teknik ini merupakan alat pengumpul
data yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara
logis dan rasional.18 Teknik dokumentasi digunakan dalam penelitian
ini, sebab: pertama, sumber ini selalu tersedia dan murah terutama
ditinjau dari waktu; kedua, merupakan sumber informasi yang stabil,
baik keakuratannya dalam merefleksikan situasi yang terjadi dimasa
lampau, maupun dapat dan dianalisis kembali tanpa mengalami
perubahan; ketiga, rekaman dan dokumen merupakan sumber
informasi yang kaya, secara kontekstual relevan dan mendasar dalam
konteksnya; keempat, sumber ini sering merupakan pernyataan legal
yang dapat memenuhi akuntabilitas. Hasil pengumpulan data melalui
cara dokumentasi ini, dicatat dalam format rekaman dokumentasi.
6. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
18
14
bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan
mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada
orang lain.
Teknik analisis data yang digunakan penelitian ini menggunakan
konsep yang diberikan Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa
motivasi dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif19 dan
berlangsung secara terus-menerus padasetiap tahapan penelitian sehingga
sampai tuntas dan datanya sampai jenuh. Adapun aktifitas dalam analisis
data, meliputi data reduction,20datadisplay21 dan conclusion.22
Selanjutnya menurut Spradley teknik analisis data disesuaikan dengan
tahapan dalam penelitian. Pada tahap penjelajahan dengan teknik
pengumpulan data grandtour question, analisis data dilakukan dengan
analisis domain. Pada tahapmenentukan fokus analisis data dilakukan
dengan analisis taksonomi. Pada tahap selection, analisis data dilakukan
dengan analisis komponensial. Selanjutnya untuk sampai menghasilkan
judul dilakukan dengan analisis tema.
19
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode ….,114.
20
Merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yangpenting, membuat kategori. Lihat dalam Matthew B. Miles& AS. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep. Rohendi Rohidi (Jakarta: UI Press,1992), 16.
21
Menyajikan data ke dalam pola yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, grafik, matrik, network dan chart. Ibid., 17.
22
15
7. Pengecekan Keabsahan Data
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan
pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat, kecukupan referensial,
kajian kasus negatif dan pengecekan anggota.23 Dalam penelitian ini, uji
kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif
dilakukan dengan:
a. Perpanjangan Keikutsertaan
Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri.
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.
Dalam hal ini keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam
waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti
pada latar penelitian. Maka perpanjangan keikutsertaan peneliti dalam
penelitian ini akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan
data yang dikumpulkan. Maksud dan tujuan memperpanjang
keikutsertaan dalam penelitian ini adalah: dapat menguji ketidak
benaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal
dari diri sendiri, maupun dari responden dan selain itu dapat
membangun kepercayaan subyek; dengan terjun kelokasi dalam waktu
yang cukup panjang, peneliti dapat mendeteksi dan memperhitungkan
distorsi yang mungkin mengotori data, pertama-tama dan yang
terpenting adalah distorsi pribadi.
23
16
b. Pengamatan yang Tekun
Ketekunan pengamatan yang dimaksud dalampenelitian ini adalah
menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yangsangat relevan
dengan persoalan atau isu yang sedang dicari. Jadi, kalau perpanjangan
keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan
menyediakan kedalaman.
c. Triangulasi
Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada empat
macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan
penggunaan:sumber, metode, penyidik dan teori.24
Dalam penelitian ini, dalam hal ini digunakan teknik triangulasi
dengan memanfaatkan sumber dan penyidik. Teknik triangulasi yang
diperoleh melalui waktu dan alatyang berbeda dalam metode kualitatif.
Hal itu dapat dicapai peneliti dengan jalan: (a) membandingkan data
hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,(b) membandingkan
apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan
secara pribadi, (c) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang
tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang
waktu, (d) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang yang berpendidikan
24
17
menengah atau tinggi, pemerintahan, (e) membandingkan hasil
wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Teknik
Triangulasi dengan penyidik, artinya dengan jalan memanfaatkan
peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali
derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu
mengurangi kesalahan dalam pengumpulan data.
d. Diskusi hasil penelitian
Teknik ini dilakukan peneliti dengan cara mengekspos hasil
sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi
analitik dengan rekan-rekan sejawat. Hal ini dilakukan dengan
maksud: (a) untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap
terbuka dan kejujuran, (b) diskusi dengan sejawat ini memberikan
suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji
hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti.
8. Tahapan-Tahapan Penelitian
Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada 3 (tiga) tahapan dan
ditambah dengan tahap terakhir dari penelitianya itu tahap penulisan
laporan hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah: (1) tahap
pra-lapangan, yang meliputi: menyusun rancangan penelitian, memilih
lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan
lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan
perlengakap-belajar penelitian dan yang menyangkut persoalan etika penelitian. Tahap
18
pekerjaan lapangan, yang meliputi: memahami latar penelitian dan
persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil
mengumpulkan data. Tahap ini dilakukan November s/d Desember 2013;
(3) Tahap analisis data, yang meliputi: analisis selama dan setelah
pengumpulan data, yaitu bulan Mei 2014; (4) Tahap penulisan hasil
laporan penelitian, yaitu bulan Juni s/d Juli 2014.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan tesis yang dimaksud adalah suatu cara yang
ditempuh untuk menyusun suatu karya tulis, sehingga masalah di dalamnya
menjadi jelas, teratur, urut dan mudah dipahami. Adapun sistematika yang
penulis gunakan dalam pembahasan ini ada empat bab pokok yang
dikerangkakan sebagai berikut:
BAB I :
BAB II :
Pendahuluan, yang meliputi; latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian. Metodologi
penelitian memaparkan; pendekatan dan jenis penelitian, objek
penelitian, jenis dan sumber data, tehnik pengumpulan data,
tehnik pemeriksaan dan analisis data, sistematika pembahasan,
dan kerangka berpikir.
Kajian teori yang memaparkan tentang dua sub pembahasan;
Pertama, hakekat mutu pendidikan (urgensi mutu), pengertian
manajemen mutu pendidikan, perkembangan manajemen mutu
pendidikan, sistem penjaminan mutu internal dan eksternal, dan
19
BAB III :
BAB IV :
BAB V :
tujuan dan kegunaan ISO 9001:2008 secara integral, manfaat
ISO9001:2008, persyaratan-persyaratan ISO 9001:2008.
Pembahasan Penyajian Data
Analisis Data
Penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran dan rekomendasi.
G. Kerangka Berpikir
Problematika yang terkait dalam pengkajian ini berkenaan dengan
unsur-unsur perencanaan dan implementasi SPMP (Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan) ISO 9001:2008 di SD Al Falah Surabaya, sebagai bahan
pertimbangannya dan pihak-pihak yang berperan. Substansi perencanaan mutu
dan SPMP ISO 9001:2008 di SD Al Falah Surabaya dalam penelitian ini
merupakan bagian dari pengembangan manajemen mutu pendidikan. Adapun
analisis perencanaan dan implementasi SPMP ISO 9001:2008 di SD Al Falah
Surabaya difokuskan pada alur proses perencanaan dan implementasi SPMP
dan pola pengembangan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang
membawa implikasi terhadap sustainability (keberlanjutan) pengembangan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang manajemen mutu pendidikan studi
analisis implementasi sistem penjaminan mutu ISO 9001:2008 di SD Al Falah
Surabaya dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut;
1. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu ISO 9001:2008 di SD Al Falah
dilaksanakan dengan melalui strategi dan prosedur yang sudah ditetapkan
di SD Al Falah merujuk delapan klausul Sistem Penjaminan Mutu ISO
9001:2008 yang berlaku di SD Al-Falah Surabaya yang berkedudukan di
Jln. Taman Mayangkara 2-4 Surabaya.
2. Keberlanjutan (sustainability) Sistem Penjaminan Mutu ISO 9001:2008 di
SD Al Falah Surabaya merujuk pada persyaratan terakhir dalam klausul
8.5 terkait perbaikan atau peningkatan, mencakup kegiatan peningkatan
yang berkesinambungan (sustainability), tindakan perbaikan dan
pencegahan terhadap potensi atau kemungkinan ketidaksesuaian yang
terjadi di SD Al Falah Surabaya dalam memenuhi persyaratan Sistem
Penjaminan Mutu ISO 9001:2008 di SD Al Falah Surabaya. Perbaikan
dimaksud adalah tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki
ketidaksesuaian yang ditemukan, dan tindakan yang diambil untuk
menghilangkan penyebab-penyebab ketidaksesuaian agar tidak terulang
196
Dari upaya tindakan perbaikan dan pencegahan terhadap potensi atau
kemungkinan ketidaksesuaian dalam memenuhi persyaratan sistem
penjaminan mutu ISO 9001:2008 di SD Al Falah Surabaya, kepala sekolah
melalui kepala penjaminan mutu di SD Al Falah Surabaya sudah
menerapkan IWA-2 sebagai panduan penerapan sistem manajemen mutu
(SMM) ISO 9001 yang terdiri dari delapan standar nasional pendidikan.
B. Saran
Harus ada penelitian tindak lanjut yang lebih komprehensif dan aktual
terkait implementasi sistem penjaminan mutu ISO 9001:2008 dan IWA-2
2007 tentang aspek delapan standar nasional pendidikan, karena proses
implementasi sistem penjaminan mutu ISO 9001:2008 dilakukan dengan
DAFTAR PUSTAKA
Aan Komariah dan Cepi Tiratna, Visionary Leadership, Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Anggora, dkk., M. Toha. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
B. Miles, Matthew & Huberman, AS. Michael. Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep.Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press, 1992.
BAN PT, Buku 2:Standard an Prosedur Akreditasi Program Studi. Jakarta; Tanpa Penerbit, 2010.
Bill Crech, “Implementasi Kebijakan Pola Pengadaan Dan Pola Pengembangan
Dosen PGMI Di Perguruan Tinggi Islam (Studi Pada Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah: UIN Jakarta, UIN Yogjakarta dan IAIN Surabaya)”, dalam Syamsul Maarif, UPI Bandung: Disertasi Administrasi Pendidikan, 2012.
Burhanudin. Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
Departemen Pendidikan Nasional, Badan Akreditasi nasional (BASNAS). Tanpa Penerbit, 2003.
Edward Sallis, Total Quality Management in Education, London N 1 9JN: Kogan Page Limited, 2002.
---. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. IRCiSoD: Jogjakarta, cetakan ke 2 Maret 2011.
Frederick E. Webster Jr., Market-Driven Management, New York: John Willey & Sons, Inc., 1994.
Hanif Saha Ghafur, Manajemen Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi di
Indonesia: Suatu Analisis Kebijakan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Hanun Asrohah, Manajemen Mutu Pendidikan, (Surabaya: FITK UIN Sunan
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010; Prioritas Nomor 2. Pendidikan.
James A.F Stoner dan Charles Wankel. Management (Third Edition), (Prentice Hall International, Englewood Cliffs, N.J. 1986)
Jeffrey W. Alstete, College Accreditation: Managing Internal Revitalization and
Joseph & Susan Berk. Total Quality Management, Implementing Continous
Improvement, 50100 Kuala Lumpur, S. Abdul Majeed & Co., Publishing
Division. 1995.
Joseph T. Froomkin, et.al, Education As An Industry, Cambridge: MassBallinger Publishing Company, 1976.
Kota Kediri, Dispendik. Assistensi ISO 9001:2008 Document Development
Compliance Manual. Dinas Pendidikan Kota Kediri, 2013.
Luther Gulick, Morphet dkk. “Efektivitas Manajemen Mutu Pesantren (Studi Kasus pada Pesantren Yayasan Bhakti Sarjana dan Pemuda Babakan, Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy dan Pesantren Al-Ikhlas di Babakan
Ciwaringin Kabupaten Cirebon Periode 2005-2010)”, dalam Latifah, UPI
Bandung: Disertasi Administrasi Pendidikan, 2012.
Mardalis. Metodologi Penelitian; Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Rosda, 2002.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Mastuhu. “Universitas Islam di Tengah Kompetisi Global”, dalam M. Zainuddin
dan Muhammad In’am Esha (Eds). Horizon Baru Pengembangan
Pendidikan Islam: Upaya Merespons Dinamika Masyarakat Global.
Yogyakarta: Aditiya Media Yogyakarta bekerja sama dengan UIN Press, 2004.
Mohammad Ali, “Penjaminan Mutu Pendidikan” dalam Mohammad Ali, Ibrahim,
R., Sukmadinata, N.S., Sudjana, D., dan Rasjidin, W. (Penyunting), Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jilid II., Bandung: Pedagogiana Press. 2007.
Mohammad Ali, “Penjaminan Mutu Pendidikan” dalam Mohammad Ali, Ibrahim, R., Sukmadinata, N.S., Sudjana, D., dan Rasjidin, W. (Penyunting), Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jilid II., Bandung: Pedagogiana Press. 2007.
Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000.
---. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung; Remaja Rosdakarya, 2007.
Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan
MBS dan KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003.
Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Purwadi, ISO 9001:2008 Document Development Compliance Manual For
Education, Nganjuk: Prima Edukasi Konsutan, 2013.
Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan, Pedoman Pemenuhan Standar Nasional pendidikan Pada Sekolah Menangah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah
Pendidikan dan kebudayaan dan penjaminan mutu pendidikan: Kementerian pendidikan dan kebudayaan, 2012.
Qomar, Mujamil. Manajemen Pendidikan Islam: Strategi baru pengelolaan
lembaga pendidikan Islam. Erlangga: PT. Gelora Aksara Pratama, Malang
2007.
Randall S. Schuler, Personnel and Human Resource Management. St. Paul USA: West Publishing Company. 1987.
Rene T Domingo, Nonstop Improvement Quality Redefined, (The Asian Manager Journal, August 1992), 7.
Rene T Domingo. Nonstop Improvement Quality Redefined, The Asian Manager Journal, August 1992.
Sallis, Edward. Total Quality Managemenet in Education:Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan: Peran strategis pendidikan di era globalisasi
modern. IRCiSoD, alih bahasa A. Ali Riyadi dan Fahrurrozi, Jogjakarta
Cet. Ke II, 2011.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Suryadi, Ace dan Tilaar, H.A.R. Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993.
Suryosubroto, B. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005.
Tom Hinton & Winni Schaeffer. Customer Focused Quality, Englewood Cliffs NJ07632, Prentice-Hall. 1994.
Tom Hinton dan Winni Schaeffer, Customer Focused Quality, Englewood Cliffs NJ07632, Prentice-Hall,1994.
Valarie Zeithami, et. All. Delivering Quality Services, Balancing Customer
Perceptions and Expectations, New York, The Free Press, A Devision of
Macmillan. 1990.
Vincent Gaspersz, ISO 9001:2000 And Continual Quality Improvement,
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 2005.
Vincent Gaspersz, ISO 9001:2000 And Continual Quality Improvement, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005.
Wiriadihardja, Moefti, Dimensi Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: Balai Pustaka, 1987.
http://www.iso.com
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006.
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007.
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Pasal 78.