• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum RisTek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum RisTek"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 1948

TENTANG

PERUBAHAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH TAHUN 1948 NO. 37. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:

bahwa perlu mengadakan perubahan terhadap beberapa pasal dari Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1948 tentang "Susunan dan kekuasaan pengadilan/kejaksaan dalam lingkungan Peradilan Ketentaraan;

Mengingat:

Undang-Undang Nomor 30 tahun 1948 tentang "Pemberian kekuasaan penuh kepada Presiden dalam keadaan bahaya;

Memutuskan: Menetapkan peraturan sebagai berikut:

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN BEBERAPA PASAL DARI PERATURAN PEMERINTAH NO. 37 TAHUN 1948 TENTANG SUSUNAN DAN KEKUASAAN PENGADILAN/KEJAKSAAN DALAM LINGKUNGAN PERADILAN KETENTARAAN

Pasal 1.

Dalam pasal 3 perkataan "dan bersekutu" dihapuskan Pasal 2.

Pasal 9 ayat 1 dibaca sebagai berikut:

(1) Mahkamah Tentara memutuskan dalam tingkatan pertama perkara-perkara kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit yang berpangkat Kapten kebawah:

a. dan termasuk suatu pasukan yang berada didalam daerah hukumnya; b. didalam daerah hukumnya.

(2)

Pasal 3. Pasal 15 ayat 1 dibaca sebagai berikut :

(1) Mahkamah Tentara Tinggi memutuskan dalam tingkatan pertama perkara-perkara kejahatan dan pelanggaran yang terdakwanya atau salah satu dari terdakwanya pada waktu melakukannya itu adalah prajurit yang berpangkat Major keatas.

Pasal 4.

Dalam pasal 31 dan 33, pun dalam kepala Bab VII perkataan "Undang-Undang" diganti dengan perkataan "Peraturan Pemerintah".

Pasal 5.

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober 1948. Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 19 Oktober 1948. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SOEKARNO.

Diumumkan

pada tanggal 19 Oktober 1948. Sekretaris Negara,

A.G. PRINGGODIGDO.

(3)

PENJELASAN

PERATURAN PEMERINTAH NO. 49 TAHUN 1948. TENTANG

PERUBAHAN BEBERAPA PASAL DARI PERATURAN PEMERINTAH NO. 37 TAHUN 1948.

Pasal 1. Jika seorang anggota tentara "mededader" sudah diadili oleh (atau tertarik ke) Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, maka lebih beralasan untuk menarik pembantu ("medeplichtige") kearah Peradilan Umum;

Lebih beralasan dari pada mengadakan pemisahan penyelesaian perkara ("splitsing"), sedangkan yang dimaksud ialah untuk TIDAK mempergunakan Pengadilan Tentara (sebagai "Uitzonderingsrechter") jika tersangkut seorang sipil yang bukan "hoofddader" sebagai terdakwa.

Penetapan Menteri Pertahanan dengan persetujuan Menteri Kehakiman termaksud dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1948 merupakan "eventueel" tindakan yang bersifat "correctief".

Pasal 2, 3, 4 dan 5 tidak membutuhkan penjelasan.

Referensi

Dokumen terkait

berdasarkan tingkat kemampuan siswa semua jawaban yang terdapat pada soal semua tertera pada materi yang sudah diajarkan dan ditulis dalam media berbasis 3D Aurora

Dalam penelitian ini, ruang lingkup yang akan di teliti adalah menganalisa dan menguji signifikansi pengaruh budaya organisasi, komitmen, dan perilaku individu

Maksud dari studi ini adalah untuk menganalisa kapasitas dan kebutuhan panjang dermaga dermaga TPK, dan Terminal Peti Kemas berdasarkan kapasitas kapal-kapal yang

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan adalah bahwa keberadaan Ilmu Kedokteran Kehakiman sangat penting dalam suatu

Sehingga kurang tepat apabila limited liability diberlakukan kepada induk perusahaan, meskipun induk perusahaan merupakan pemegang saham mayoritas dari anak perusahaan

Jenis data primer yang diperoleh dengan wawanC'.ara (kuesioner) terstruktur adalah: 1) Karaktelistik ibu, yang terdirl dan umur dan pendidikan; 2) Karaktelistik

Dengan demikan peneliti menarik kesimpulan bahwa Implementasi Peraturan Walikota Samarinda Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Penetapan Lintasan Angkutan Barang Dalam

Jadi pada dasarnya, yang dimaksud dengan strategi respon produksi terhadap permintaan konsumen adalah respon atau tanggapan suatu perusahaan manufakturing