Merangkul Publik Lebih Luas
Dialog Investasi
Perilman
Memperingati
Hari Film Nasional
Mengenal Lebih Dekat
Pusbang Perilman
PUSBANG FILM
KEMENDIKBUD
KALAWARTA
EDISI
1
Januari -
April 2016
Hari Film Nasional 2016
WARTA SINEMA
PUSBANG FILM
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Keberadaan Lembaga Pusat Pengembangan
Perilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
masih seumur jagung. Kendati belum lama berdiri, kami
mencoba berkomunikasi dengan kalangan masyarakat ilm di tanah air agar terjalin tali silaturahim yang baik. Semoga media yang ada di tangan Anda ini dapat menjadi sarana informasi seputar aktivitas yang kami
jalankan.
Media informasi dalam wujud newsletter ini kami
harapkan dapat menjembatani kebuntuan informasi sehingga peluang yang baik ini kiranya dapat dimanfaatkan oleh aparatur khususnya dan masyarakat umum untuk menuangkan ide, karya, saran, kritik, dan
lain-lain.
Disamping itu, banyaknya program Pusbang Film Kemdikbud yang sudah terlaksana patut disampaikan kepada masyarakat luas, hal ini akan menjadikan semua pihak dapat mengenal dan memahami keberadaan kami
secara lebih baik lagi.
Tentu kami memiliki harapan agar apa yang kami mulai ini dapat tampil andal, up-to-date, dan berkesinambungan, newsletter edisi perdana, tentulah jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kami harapkan sumbang saran dan masukan untuk memperbaiki konten berikutnya.
Selamat dan terima kasih atas dukungan semua
pihak sehingga dapat diterbitkan sesuai harapan.
Dr. Maman Wijaya
Kepala Pusat Pengembangan Perilman
PENGANTAR
A
KHIRNYApenyambung lidah Pusat Pengembangan Film Kementerian Pendidikan dan media ini sampai ke tangan para pembaca. Media ini dibuat sebagai Kebudayaan kepada masyarakat pecinta ilm khususnya dan publik pada umumnya. Kami berharap media ini bisa terbit rutin dan menjadi kanal informasikegiatan Pusbang di masa mendatang.
Seperti biasa, bulan Maret menjadi ajang kegiatan masyarakat ilm di tanah air, terutama berkaitan dengan peringatan Hari Film Nasional ke-66. Pusbang menjadi pihak yang berkepentingan dalam hal ini. Sejumlah agenda telah disiapkan untuk meramaikan hajat tahunan ini, mulai dari Workshop, Roadshow, Kelas Inspirasi Sinema, Seremonial, dan masih banyak lagi. Kami berharap acara ini bukan sekadar selebrasi, semoga dapat berjalan lancar dan berguna bagi masyarakat.
Tentu saja agenda Pusbang bukan hanya HFN, masih banyak lagi agenda yang disiapkan di masa mendatang.
Redaksi
EDITORIAL
BERITA HANGAT
HARI FILM NASIONAL 2016
Merangkul Publik Lebih Luas
S
ETIAP tanggal 30 Maretdiperingati sebagai Hari Film Nasional. Peringatan ini diambil dari momentum hari pertama pengambilan gambar ilm Darah & Doa atau Long March of Siliwangi karya sutradara Usmar Ismail, 30 Maret 1950. Film ini menjadi ilm lokal pertama yang bercirikan Indonesia, disutradarai oleh orang Indonesia dan diproduksi oleh Perini, kongsi ilm pertama milik orang Indonesia.
Tahun 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat Pengembangan Perilman bekerjasama dengan Badan Perilman Indonesia (BPI) memperingati Hari Film Nasional ke-66. Tema yang dipilih
adalah Film Indonesia adalah Kita.
Ketua Panpel Niniek L Karim berniat merangkul publik lebih luas. “Sebelumnya kita adakan di Istana Negara, tahun ini kami ingin rangkul publik dengan nonton bareng di Taman
Menteng,” papar Niniek saat jumpa pers
di Kemendikbud.
Sejumlah acara disiapkan, pertama ada workshop pada 12-13 Maret yang
mengundang sejumlah sineas. Di sini
mereka menyusun cetak biru festival yang melibatkan banyak kaum muda. “Anak muda kita banyak yang berpotensi membuat ilm. Bukan tidak mungkin akan ada festival yang mereka gelar rutin,” lanjut Niniek.
Selanjutnya ada roadshow di sejumlah kota mulai dari tanggal 12 hingga 25 Maret. Kota yang menjadi tuan rumah roadshow mulai dari Jember (12-13 Maret), Sumbawa (15-16 Maret), Balikpapan (18-19 Maret), Banda Aceh (21-22 Maret), hingga Parigi (24-25 Maret). Alasan pemilihan kota-kota tersebut adalah pihak HFN hendak memajukan komunitas perilman di sana sebagai bentuk apresiasi kepada
mereka.
“Kalau terus-terusan diadakan di
kota-kota yang memiliki komunitas besar, pada akhirnya komunitas ilm yang maju hanya yang ada di kota-kota besar itu saja,” tutur Fajrian, Wakil Ketua Panpel HFN. “Dalam roadshow
ini ada temu komunitas antar insan
ilm, pemutaran ilm dan diskusi, serta apresiasi.”
Kegiatan yang tak kalah menariknya adalah Kelas Inspirasi Sinema (KIS). Bentuknya berupa kunjungan ke SMA/ SMK negeri dan swasta di Jakarta dan Bandung dan dihadiri para sineas dan artis nasional. Tujuannya agar mereka bisa berbagi pengalaman profesi sebagai sineas dan kiat untuk produksi ilm bermutu. Acara digelar pada 23 hingga 24 Maret di 10 SMA/SMK di Bandung serta 20 SMA/SMK di Jakarta pada 28 hingga 29 Maret 2016.
Salah satu acara menarik adalah
Parade Film Pendek. Ini menjadi hiburan alternatif bagi masyarakat selain memberikan ruang pada komunitas pembuat ilm pendek. Acara ini akan diadakan pada 31 Maret dan 1 April 2016 di beberapa rusunawa di ibukota. Di antaranya rusunawa Marunda, juga
Tanah Tinggi.
Sedangkan puncak acara HFN adalah gelaran pesta rakyat di Taman Menteng, Jakarta Pusat dengan pemutaran sejumlah ilm seperti Filosoi Kopi, Negeri Van Oranje, Surga yang
Tak Dirindukan, dan Mantan Terindah
pada tanggal 2 hingga 3 April 2016.
Aktor Tio Pakusadewo berinteraksi dengan
PERISTIWA
Dialog Investasi Perilman
P
EMERINTAHdaftar negatif investasi (DNI) akhirnya mencabutuntuk bisnis industri ilm lewat paket kebijakan ekonomi X yang salah satu isinya merevisi DNI sektor bisnis perilman yakni dalam bidang produksi,
distribusi, dan eksibisi.
“Hanya dalam lima tahun Vietnam mampu menumbuhkan industri perilman mereka hingga 200 persen, kita harus belajar dari mereka!” Ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Anies Baswedan kala membuka Dialog
Perilman bertema “Investasi Perilman”, hari Kamis (3/3/2016), di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud, Jakarta.
Sebanyak 10 narasumber hadir meramaikan diskusi, diantaranya Anang Hermansyah selaku anggota Komisi X DPR RI, ketua Asosiasi Produser Film Indonesia (Aproi) Sheila Timothy, ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Jhony Safrudin, produser Oddy Mulia, perwakilan
Sebagai regulator,
Rahardjo, produser Manoj Punjabi, perwakilan CGV Blitz Dian Sunardi, perwakilan Persatuan Produser Film Indonesia (PPFI) Sys NS, dan produser HB Naveen. Diskusi ini melibatkan para sineas, praktisi ilm, dan pejabat dilingkungan Kemdikbud.
Sheila Timothy menegaskan dalam paparannya bahwa dalam lima tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah produksi ilm Indonesia sebesar 64 persen, namun diikuti oleh penurunan jumlah penonton sebesar 32 persen sejak tahun 2009. Jika kita telaah lebih lanjut, peningkatan 64 persen
itu terdiri atas 75 persen ilm dengan skala produksi di bawah Rp 3 Milyar. Akan tetapi, 10 ilm Indonesia tersukses tahun 2014 didominasi oleh ilm-ilm yang memiliki skala produksi di atas Rp 3 Milyar, sehingga bertolak belakang dengan kondisi bahwa 75 persen produksi ilm Indonesia di bawah Rp 3 Milyar.
Melihat fakta di atas dengan
dibukanya keran investasi dalam industri perilman, maka akan banyak ilm Indonesia berkualitas yang bisa diproduksi dan didistribusikan. Apalagi dalam tren industri perilman sekarang, para investor internasional justru banyak berinvestasi pada produksi ilm lokal.
Perilman saat ini berada di bawah
Kemendikbud dan Bekraf, dan kita
berharap bisa terjalin koordinasi yang
baik agar bisa sama-sama saling kerja, serta saling memaksimalkan
potensi industri ilm indonesia yang luar biasa besarnya ini. Film sedemikian pentingnya sehingga tidak mungkin lagi bahwa pengembangan perilman ini hanya diserahkan kepada para pelaku
bisnis, tak ada cara lain, kita semua harus terlibat secara langsung dalam
membantu industri perilman ini tetap
berjalan dan semakin melesat.
Pusat Pengembangan Perilman Kemendikbud sedang menyiapkan tujuh peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mengatur tentang dunia perilman Indonesia. Sebagai regulator, Kemendikbud berharap bisa menciptakan ekosistem perilman Indonesia yang lebih sehat. Mari kita
OPINI
Memperingati Hari Film Nasional
T
AHUNFilm Nasional yang ke-66 (dihitung ini kita memperingati Hari sejak 1950). Apa yang bisa dicatat dari peristiwa ini? Dalam hal Hari Film Nasional (HFN), kita bisa bertanya: apa arti peringatan di tahun 2016 ini dibanding 2015 atau tahun-tahun sebelumnya? Apa artinya bagi sutradara, produser, pemain, dan bioskop? Bukankah ini cuma deretan angka? Februari ke Maret, Minggu ke Senin, pukul 00 ke 01 hanyalah penunjuk dari konsep “waktu” (temps)obyektif-matematis.
Peringatan HFN menjadi penting
apabila kita mereleksikan apa yang sudah kita kerjakan dalam “keberlangsungan” (duree) selama ini dan apa yang akan kita kerjakan berikutnya. Hal ini agar perilman kita menjadi bertambah baik dalam situasi konkret. “Keberlangsungan”
adalah dimensi lain dari waktu. Dalam
konsep Bergson, ini adalah “lamanya” atau “keberlangsungan”. Jika “waktu” dapat dibagi-bagi, diukur, dan obyektif-matematis, “keberlangsungan” merupakan
kontinuitas, mengalir, tak terbagi, dan
subyektif-psikologis. Jika temps adalah
waktu menurut kronometer, duree adalah
Oleh Kemala Atmojo, Ketua Badan Perilman Indonesia
*Artikel ini dimuat pertama kali di harian Kompas, 9 Februari 2016
waktu menurut pengalaman pribadi. Jika temps adalah kuantitas, duree merupakan kualitas, yang jauh lebih penting.
Karena itu, apa artinya “waktu” bagi seluruh pemangku kepentingan perilman jika dalam “keberlangsungan” tak ada yang berubah. Di dalam “keberlangsungan” inilah kita hidup konkret dan memberi makna setiap langkah. Di dalam “keberlangsungan” pula kebebasan kita, kesadaran kita, ditantang menghadapi berbagai godaan yang menyesatkan, yang merugikan kemanusiaan.
Dan, konsep “makna konkret” ini pula yang menurut saya penting bagi Usmar Ismail. Film Darah dan Doa bukan ilm pertama arahan Usmar. Sebelumnya Usmar sudah menyutradarai setidaknya dua ilm lain (Harta Karun dan Tjitra), tetapi
baru dalam Darah dan Doa Usmar merasa
dirinya membuat ilm pertama. Mengapa? Sebab, baru dalam ilm Darah dan Doa
ia menemukan makna
hidupnya sebagai seorang pekerja ilm. Lalu tanggal 30 Maret 1950 itulah (hari pertama pengambilan gambar Darah dan Doa) yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Film Nasional. Jadi, dalam konteks peringatan HFN, apa yang harus dan perlu berubah?
Pertama-tama adalah
mentalitas proteksi. Kita
tak boleh terus bermental
seperti pengemis proteksi.
Persaingan harus dimaknai sebagai tantangan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya.
Kehadiran negara tak boleh dimengerti sebagai kewajiban negara untuk
melindungi kemalasan dan seterusnya. Negara perlu hadir untuk memastikan semua orang mendapat perlakuan dan kesempatan sama sesuai aturan ada. Negara perlu hadir untuk membantu meningkatkan sumber daya manusia,
kemudahan akses, dan keadilan bagi
seluruh pemangku kepentingan perilman. Hal lain yang perlu dilakukan adalah segera mempersiapkan revisi UU Perilman. Sebab, UU No 33/2009 tentang Perilman terlalu banyak kelemahannya
dan sudah tak sesuai lagi dengan
perkembangan zaman. Misalnya, terlalu banyak “pasal mati”, pasal tidak jelas, dan pasal yang tidak lagi bisa merespons perkembangan teknologi mutakhir,
KEBIJAKAN
Mengenal dari Dekat
Pusbang Perilman
Pusat Pengembangan Perilman adalah satu-satunya institusi
pemerintah yang mengurusi perilman. Secara struktur berada
di
bawah tanggung jawab Sekretaris Jenderal Kemendikbud.
Bagaimana fungsi dan struktur organisasinya?
Penyusunan kebijakan teknis di bidang pengembangan perilman pemberian izin kegiatan dan usaha perilman, fasilitasi pengembangan perilman, pengendalian kegiatan dan usaha perilman, fasilitasi dan pelaksanaan apresiasi di bidang perilman, pemberian penghargaan di bidang perilman, pelaksanaan pengarsipan ilm, pembinaan tenaga teknis di bidang perilman, dan pelaksanaan administrasi pusat.
Pusat pengembangan perilman terdiri atas Bagian Tata Usaha, Bidang Perizinan dan Pengendalian Film dan Bidang Apresiasi dan Tenaga Perilman.
Fungsi Pusbang Perilman
Struktur Organisasi
01
Bagian Tata Usaha
Bertugas melaksanakan urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, persuratan, kearsipan, barang
milik negara, dan ketatalaksanaan Pusat. Bagian
Tata Usaha terdiri dari sub bagian perencanaan dan pelaporan, sub bagian tatalaksana dan kepegawaian
dan sub bagian keuangan dan rumahtangga.
Bidang Perizinan dan Pengendalian Film
Bertugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis, perizinan, fasilitasi pengembangan perilman dan pengendalian kegiatan usaha perilman. Bidang perizinan dan pengendalian ilm terdiri atas sub bidang perizinan perilman, sub bidang fasilitasi pengembangan perilman dan sub bidang pengendalian perilman. Khusus untuk bagian perizinan dan pengendalian akan melakukan kerjasama yang bersinergi dengan pemerintah daerah.
Kegiatan yang dilakukan oleh bidang perizinan dan pengendalian sesuai dengan tugas dan fungsinya adalah dialog perilman, fasilitasi kegiatan perilman (baik dalam dan luar negeri serta fasilitasi usaha dan kegiatan perilman), penyusunan materi peraturan perilman, pendampingan pembuatan ilm oleh tim orang asing, aplikasi perizinan online dan lain sebagainya.
Bidang Apresiasi dan Tenaga Perilman
Bertugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis, fasilitasi dan pelaksanaan apresiasi, pemberian penghargaan, dan pengarsipan ilm serta penyusunan bahan pembinaan tenaga teknis di bidang perilman. Bidang apresiasi dan tenaga perilman terdiri atas sub bidang apresiasi dan penghargaan, sub bidang pengarsipan ilm dan sub bidang tenaga perilman.
Kegiatan yang dilakukan oleh bidang apresiasi dan tenaga perilman adalah hari ilm nasional, AFI, FFI, nonton bareng di 10 lokasi di daerah (layar tancap dan atau bioskop daerah), nonton bareng 17 sekolah, pelatihan insan perilman dan lain sebagainya.
02
Alamat Redaksi
Pusat Pengembangan Perilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Komplek Kemdikbud Gd. C Lt 18 Jl. Jend. Sudirman, Senayan