BAB IV
BAB IV
BIAYA OVERHEAD PABRIK
BIAYA OVERHEAD PABRIK
TARIF TUNGGAL
TARIF TUNGGAL
Pokok pembahasan : metode dan dasar Pokok pembahasan : metode dan dasar
pembebanan BOP
pembebanan BOP dengan dengan berbagai permasalahannya.
berbagai permasalahannya.
Garis besar pembahasan : definisi, komponen, Garis besar pembahasan : definisi, komponen,
perhitungan tarif BOP pabrik, perhitungan tarif BOP pabrik, akumulasi
akumulasi dan pencatatan BOP dan pencatatan BOP sesungguhnya,
sesungguhnya, pembebanan BOP pembebanan BOP dan selisih pembebanan.
dan selisih pembebanan.
Batasan pembahasan : perhitungan tarif BOP Batasan pembahasan : perhitungan tarif BOP
dengan
dengan tarif tunggaltarif tunggal
Tarif tunggal : tarif yang berlaku secara Tarif tunggal : tarif yang berlaku secara
keseluruhan
keseluruhan untuk semua untuk semua departemen dengan satu
departemen dengan satu dasar dasar pembebanan.
A. Karakteristik Biaya Overhead Pabrik
A. Karakteristik Biaya Overhead Pabrik
BOP adalah : biaya produksi selain Biaya Bahan BOP adalah : biaya produksi selain Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga kerja Langsung
Baku dan Biaya Tenaga kerja Langsung
Karakteristik BOP :Karakteristik BOP :
* Jumlahnya tidak proporsional dengan volume * Jumlahnya tidak proporsional dengan volume produksi
produksi
* Tidak dapat ditelusur dan diidentifikasi * Tidak dapat ditelusur dan diidentifikasi secara
secara langsung kepada produksi atau langsung kepada produksi atau pesanan.
pesanan.
B. PENGGOLONGAN BOP
B. PENGGOLONGAN BOP
Ada 3 cara :Ada 3 cara :
1. menurut sifatnya 1. menurut sifatnya
2. menurut perilakunya dalam hubungannya 2. menurut perilakunya dalam hubungannya dengan
dengan
perubahan volime kegiatanperubahan volime kegiatan
C. Penggunaan Tarif Pembebanan Biaya
C. Penggunaan Tarif Pembebanan Biaya
Overhead pabrik
Overhead pabrik
BOP dapat dibebankan kepada produk
BOP dapat dibebankan kepada produk
atau pesanan berdasarkan :
atau pesanan berdasarkan :
* Jumlah sesunguhnya
* Jumlah sesunguhnya
Pembebanan BOP berdasarkan jumlah sesungguhnya Pembebanan BOP berdasarkan jumlah sesungguhnya
dapat menimbulkan masalah : dapat menimbulkan masalah :
1. BOP sesungguhnya baru diketahui jumlahnya pada 1. BOP sesungguhnya baru diketahui jumlahnya pada
akhir periode, sehingga sulit mengalokasikannya akhir periode, sehingga sulit mengalokasikannya kepada produk jadi setiap periode (ex. kepada kepada produk jadi setiap periode (ex. kepada satu
satu pesanan atau setiap bulan) pesanan atau setiap bulan)
2. Fluktuasi BOP karena jenis biaya tertentu yang 2. Fluktuasi BOP karena jenis biaya tertentu yang
hanya memberikan manfaat lebih dari satu
memberikan manfaat lebih dari satu periode (ex. periode (ex. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin yang yang terjadi apda satu periode).
terjadi apda satu periode).
3. Kesulitan untuk menelusuri BOP kepada pesanan 3. Kesulitan untuk menelusuri BOP kepada pesanan
atau produk tertentu atau produk tertentu
Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara : Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara :
membebankan
membebankan BOP kepada produk atau pesanan BOP kepada produk atau pesanan berdasarkan tarif ditentukan dimuka.
D. PERHITUNGAN TARIF BOP
D. PERHITUNGAN TARIF BOP
Langkah dalam menentukan tarif BOP :Langkah dalam menentukan tarif BOP :
1. Menyusun anggaran BOP (menentukan level aktivitas)
1. Menyusun anggaran BOP (menentukan level aktivitas)
2. Memilih dasar pembebanan BOP kepada produk
2. Memilih dasar pembebanan BOP kepada produk
(menghitung
(menghitung
anggaran BOP pada level aktivitas yg telah ditentukan anggaran BOP pada level aktivitas yg telah ditentukan tersebut)
tersebut)
3. Menghitung tarif BOP
1. Menyusun anggaran BOP
1. Menyusun anggaran BOP
(menentukan level aktivitas)
(menentukan level aktivitas)
Hrs diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) Hrs diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran BOP
BOP
Level aktivitas antara lain :Level aktivitas antara lain :
1. Kapasitas teoritis 1. Kapasitas teoritis 2. Kapasitas Praktis 2. Kapasitas Praktis
3. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan 3. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan 4. Kapasitas Normal
Kapasitas Teoritis : kapasitas untuk memproduksi Kapasitas Teoritis : kapasitas untuk memproduksi dengan kecepatan penuh (100%) tanpa interupsi
dengan kecepatan penuh (100%) tanpa interupsi
Kapasitas Praktis : kapasitas produksi dengan Kapasitas Praktis : kapasitas produksi dengan mempertimbangkan interupsi yang tidak dapat
mempertimbangkan interupsi yang tidak dapat
dihindari (besarnya 75%-85%) dari kapasitas
dihindari (besarnya 75%-85%) dari kapasitas
teoritis.
teoritis.
Contoh : perbaikan mesin, ketidakefisienan, waktu setup, Contoh : perbaikan mesin, ketidakefisienan, waktu setup,
pengiriman material pengiriman material
Kapasitas yang sesungguhnya diharapkan : Kapasitas yang sesungguhnya diharapkan : kapasitas
kapasitas produksi berdasarkan output produksi berdasarkan output sesungguhnya yg
sesungguhnya yg diharapkan pada suatu periode.diharapkan pada suatu periode.
Kapasitas Normal : kapasitas produksi rata-rata Kapasitas Normal : kapasitas produksi rata-rata jangka
jangka panjang untuk menghindari fluktuasi panjang untuk menghindari fluktuasi tingkat
KAPASITAS MENGANGGUR & KELEBIHAN
KAPASITAS MENGANGGUR & KELEBIHAN
KAPASITAS
KAPASITAS
Kapasitas Menganggur (Iddle Capacity) :Kapasitas Menganggur (Iddle Capacity) :
- terjadi karena : kesenjangan antara tingkat produksi
- terjadi karena : kesenjangan antara tingkat produksi
dengan penjualan
dengan penjualan
- Jika biaya kapasitas menganggur dianggarkan untuk
- Jika biaya kapasitas menganggur dianggarkan untuk
suatu periode, maka biaya yg terjadi dpt dimasukkan
suatu periode, maka biaya yg terjadi dpt dimasukkan
dalam perhitungan tarif jika hanya kapasitas
dalam perhitungan tarif jika hanya kapasitas
sesungguhnya yg diharapkan digunakan sebagai pembagi
sesungguhnya yg diharapkan digunakan sebagai pembagi
Kelebihan Kapasitas (Excess Capacity) :Kelebihan Kapasitas (Excess Capacity) :
- terjadi karena : kapasitas produksi lebih besar terjadi karena : kapasitas produksi lebih besar
daripada kaapsitas yg diharapkan akan digunakan
daripada kaapsitas yg diharapkan akan digunakan
(kelebihan kapasitas karena ketidakseimbangan
(kelebihan kapasitas karena ketidakseimbangan
peralatan atau mesin satu dengan yang lain- BOP yang
peralatan atau mesin satu dengan yang lain- BOP yang
timbul dari kelebihan kaapsitas dikeluarkan dari
timbul dari kelebihan kaapsitas dikeluarkan dari
perhitungan tarif BOP
2. Memilih dasar pembebanan BOP kepada
2. Memilih dasar pembebanan BOP kepada
produk (menghitung anggaran BOP pada level
produk (menghitung anggaran BOP pada level
aktivitas yg telah ditentukan tersebut)
aktivitas yg telah ditentukan tersebut)
Faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan tarif: Faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan tarif:
* pembebanan (pembagi) dan pemilihan * pembebanan (pembagi) dan pemilihan level
level aktivitas. aktivitas.
* dasar yang meminimumkan biaya klerikal * dasar yang meminimumkan biaya klerikal
Pemilihan dasar yang tepat dapat menjamin Pemilihan dasar yang tepat dapat menjamin
pembebanan jumlah BOP proporsional dengan pemicu pembebanan jumlah BOP proporsional dengan pemicu
terjadinya biaya tersebut. terjadinya biaya tersebut.
Dasar pembebanan BOP :Dasar pembebanan BOP :
1. Unit Produksi
1. Unit Produksi 4. Jam Kerja Langsung4. Jam Kerja Langsung 2. Biaya Bahan Baku
1.
1.
Tarif BOP Berdasarkan Unit Produksi
Tarif BOP Berdasarkan Unit Produksi
Rumus :Rumus :
Dasar unit produksi menjadi tidak tepat jika Dasar unit produksi menjadi tidak tepat jika
perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis produk
produk
Tarif (Rp/Unit)
Tarif (Rp/Unit)
=
=
Estimasi jumlah
Estimasi jumlah
BOP
BOP
Estimasi unit
Estimasi unit
produksi
Contoh :
Contoh :
Perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis produk :Perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis produk :
Produk
Total Tarif Tarif per
2.
2.
Tarif BOP Berdasarkan Bahan Baku
Tarif BOP Berdasarkan Bahan Baku
Tarif BOP ditentukan berdasarkan Biaya BB, jika : Tarif BOP ditentukan berdasarkan Biaya BB, jika : terdapat
terdapat hubungan antara jumlah BOP hubungan antara jumlah BOP dengan biaya BB
dengan biaya BB yg dipakaiyg dipakai
RumusRumus
Kelemahan dasar pembebanan ini : jika suatu Kelemahan dasar pembebanan ini : jika suatu produk
produk membutuhkan BB yg harganya membutuhkan BB yg harganya lebih tinggi daripada
lebih tinggi daripada produk lain, sedangkan produk lain, sedangkan keduanya memerlukan proses
keduanya memerlukan proses produksi yang produksi yang sama, maka produk lain akan dibebani
sama, maka produk lain akan dibebani BOP yang BOP yang lebih tinggi
lebih tinggi
Tarif (Rp/Unit)
Tarif (Rp/Unit)
=
=
Estimasi jumlah
Estimasi jumlah
BOP
BOP
Estimasi jumlah
Estimasi jumlah
BOP
Contoh :
Contoh :
Perusahaan memproduksi satu jenis produkPerusahaan memproduksi satu jenis produk
Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,- Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,-
dan perkiraan produksi 50.000 unit. dan perkiraan produksi 50.000 unit.
Jadi tarif BOP per unit : Jadi tarif BOP per unit :
Jika perusahaan pada bulan Januari memproduksi Jika perusahaan pada bulan Januari memproduksi
60.000,- unit, maka total BOP dibebankan 60.000,- unit, maka total BOP dibebankan
Contoh :
Contoh :
Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,- Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,-
dan perkiraan produksi Rp. dan perkiraan produksi Rp.
90.000,-Jadi tarif BOP per unit : Jadi tarif BOP per unit :
Jika jumlah Biaya BB Rp. 150.000,-, maka total Jika jumlah Biaya BB Rp. 150.000,-, maka total
3.
3.
Tarif BOP Berdasarkan Tenaga Kerja
Tarif BOP Berdasarkan Tenaga Kerja
Langsung
Langsung
Dasar ini tepat jika :Dasar ini tepat jika :
digunakan pada perusahaan bertipe padat karya digunakan pada perusahaan bertipe padat karya
Dasar ini tidak tepat jika :Dasar ini tidak tepat jika :
- digunakan pd perusahaan yang memproduksi lebih dari - digunakan pd perusahaan yang memproduksi lebih dari
satu produk atau pesanan dngan BTKL yang berbedasatu produk atau pesanan dngan BTKL yang berbeda - BOP memasukkan unsur depresiasi yang tinggi dan - BOP memasukkan unsur depresiasi yang tinggi dan
tidak tidak
berhubungan langsung dengan BTKLberhubungan langsung dengan BTKL
Contoh :
Contoh :
Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,- Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,-
dan perkiraan TKL Rp. dan perkiraan TKL Rp.
400.000,-Jadi tarif BOP per unit : Jadi tarif BOP per unit :
Jika jumlah Biaya BTKL Rp. 350.000,-, maka Jika jumlah Biaya BTKL Rp. 350.000,-, maka
4.
4.
Tarif BOP Berdasarkan Jam Kerja
Tarif BOP Berdasarkan Jam Kerja
Langsung
Langsung
Tujuan : untuk mengantisipasi kelemahan Tujuan : untuk mengantisipasi kelemahan pembebanan
pembebanan berdasar jumlah JTKL berdasar jumlah JTKL
RumusRumus
Dasar ini tepat jika :Dasar ini tepat jika :
terdapat korelasi antara jam kerja langsung terdapat korelasi antara jam kerja langsung dengan
dengan BOPBOP
Dasar ini tidak tepat jika :Dasar ini tidak tepat jika :
digunakan pada perusahaan yang padat modal digunakan pada perusahaan yang padat modal
Tarif (Rp/TKL)
Tarif (Rp/TKL)
=
=
Estimasi jumlah
Estimasi jumlah
BOP
BOP
Estimasi jumlah JKL
Contoh :
Contoh :
Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,- Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,-
dan jam kerja langsung Rp. dan jam kerja langsung Rp.
25.000,-Jadi tarif BOP per unit : Jadi tarif BOP per unit :
Jika jumlah Biaya BTKL Rp. 150.000,-, maka Jika jumlah Biaya BTKL Rp. 150.000,-, maka
5.
5.
Tarif BOP Berdasarkan Jam Mesin
Tarif BOP Berdasarkan Jam Mesin
Dasar ini tepat jika :Dasar ini tepat jika :
mesin digunakan secara ekstensif dan komponen
mesin digunakan secara ekstensif dan komponen
terbesar BOP adalah Depresiasi, biaya
terbesar BOP adalah Depresiasi, biaya
pemeliharaan, dan biaya pemanfaatan mesin
pemeliharaan, dan biaya pemanfaatan mesin
lainnya.
lainnya.
RumusRumus
Metode ini membutuhkan pekerjaan klerikal Metode ini membutuhkan pekerjaan klerikal tambahan, yaitu : mencatat jumlah jam mesin.
tambahan, yaitu : mencatat jumlah jam mesin.
Jika proses produksi menggunakan beberapa mesin / Jika proses produksi menggunakan beberapa mesin / kelompok mesin, maka pembebanan dapat dilakukan
kelompok mesin, maka pembebanan dapat dilakukan
dengan menggunakan penimbang. Alternatif lainnya
dengan menggunakan penimbang. Alternatif lainnya
perusahan dapat menggunakan dasar waktu
perusahan dapat menggunakan dasar waktu
pemrosesan yg dignakan untuk memproduksi setiap
pemrosesan yg dignakan untuk memproduksi setiap
unit produk.
Estimasi jumlah Jam
Estimasi jumlah Jam
mesin
Contoh :
Contoh :
Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,- Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100.000,-
dan jam kerja langsung 20.00jam dan jam kerja langsung 20.00jam
Jadi tarif BOP : Jadi tarif BOP :
3. Menghitung tarif BOP
3. Menghitung tarif BOP
Rumus :
Rumus :
Tarif BOP =
Tarif BOP =
BOP yang
BOP yang
Dianggarkan
Dianggarkan
Taksiran Dasar
Taksiran Dasar
Pembebanan
E. PEMBEBANAN BOP KE PRODUK ATAS
E. PEMBEBANAN BOP KE PRODUK ATAS
DASAR TARIF
DASAR TARIF
Untuk menganalisis selisih antara BOP sesungguhnya Untuk menganalisis selisih antara BOP sesungguhnya
dgn yg dibebankan ke produk atas dasar tarif, maka
dgn yg dibebankan ke produk atas dasar tarif, maka
BOP dipecah menjadi 2 :
BOP dipecah menjadi 2 :
1. Tarif BOP tetap
1. Tarif BOP tetap
2. Tarif BOP Variabel
2. Tarif BOP Variabel
Sehingga tiap2 elemen BOP yg dianggarkan harus Sehingga tiap2 elemen BOP yg dianggarkan harus
sudah digolongkan sesuai dgn perilaku dlm
sudah digolongkan sesuai dgn perilaku dlm
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
Masalahnya : untuk menentukan tarif BOP, diikut Masalahnya : untuk menentukan tarif BOP, diikut
sertakan tidaknya elemen BOP bersifat tetap dalam
sertakan tidaknya elemen BOP bersifat tetap dalam
penghitungan Harga Pokok Produksi
2 pendapat ttg elemen-elemen biaya yg
2 pendapat ttg elemen-elemen biaya yg
dimasukkan dalam harga pokok produksi :
dimasukkan dalam harga pokok produksi :
1. Semua biaya produksi merupakan HP Produksi, shg tdd :
1. Semua biaya produksi merupakan HP Produksi, shg tdd :
BBB, BTKL, BOPT, BOPV.
BBB, BTKL, BOPT, BOPV.
Metode penentuan HP Produksi yg memperhitungkan
Metode penentuan HP Produksi yg memperhitungkan
semua biaya produksi sbg HP Produksi disebut :
semua biaya produksi sbg HP Produksi disebut :
full costing method (absorption costing, full costing method (absorption costing,
conventional costing)
conventional costing)
2. HP Produksi hanya tdd biaya2 produksi yg berperilaku
2. HP Produksi hanya tdd biaya2 produksi yg berperilaku
variabel saja, shg tdd : BBB, BTKL, BOPV. Dan biaya2
variabel saja, shg tdd : BBB, BTKL, BOPV. Dan biaya2
produksi yg berperilaku tetap diperlakukan sebagai biaya
produksi yg berperilaku tetap diperlakukan sebagai biaya
periode (period expense)
periode (period expense)
Metode penentuan HP Produksi yg hanya memperhitungkan
Metode penentuan HP Produksi yg hanya memperhitungkan
biaya produksi variabel saja sbg HP Produksi disebut :
biaya produksi variabel saja sbg HP Produksi disebut :
Variable costing / Direct Costing (banyak Variable costing / Direct Costing (banyak digunakan digunakan
untuk kepentingan manajemen intern)
Soal (a)
Soal (a)
PT XYZ berproduksi atas dasar pesanan Anggaran BOP PT XYZ berproduksi atas dasar pesanan Anggaran BOP
disusun pd kapasitas normal 25.000 Jam Mesin, sbb:
disusun pd kapasitas normal 25.000 Jam Mesin, sbb:
Kode Kode
Rek
Rek Jenis BiayaJenis Biaya VariabeVariabeTetap/Tetap/ l l
BOP atas BOP atas dasar Tarif
dasar Tarif SesungguhnSesungguhnBOP BOP ya By Listrik & Air
By Listrik & Air By bahan bakar
By reparasi & pemel. By reparasi & pemel.
By Asuransi
Perhitungan tarif BOP (atas dasar tarif) :Perhitungan tarif BOP (atas dasar tarif) :
Tarif BOP variabel = Rp. Tarif BOP variabel = Rp. 55..707000..00 : 25.000 00 : 25.000 = Rp 2= Rp 22828/JM/JM
Tarif BOP tetap = Rp. 4.500.000 : 25.000 = Rp. Tarif BOP tetap = Rp. 4.500.000 : 25.000 = Rp. 180/JM
180/JM
Tarif BOP Total = Rp. 4
Tarif BOP Total = Rp. 40808/JM/JM
Jika
Jika Pada tahun 200X perusahaan menerima pesanan 250 Pada tahun 200X perusahaan menerima pesanan 250 unit, dengan waktu pengerjaan 20.000 Jam Mesin. Dengan
unit, dengan waktu pengerjaan 20.000 Jam Mesin. Dengan
metode :
metode :
a. Full Costing
a. Full Costing
b. Variabel Costing
b. Variabel Costing
Hitunglah & Catat :
Hitunglah & Catat :
1. BOP yg dibebankan kpd produk dan catat ke dlm Jurnal!
1. BOP yg dibebankan kpd produk dan catat ke dlm Jurnal!
2. Pengumpulan BOP Sesungguhnya !
2. Pengumpulan BOP Sesungguhnya !
3. Selisih BOP
3. Selisih BOP
Soal (b)
Jawaban 1a) :Jawaban 1a) :
Pembebanan BOP kpd Produk
Pembebanan BOP kpd Produk
dlm Metode Full Costing
Jawaban 1b) :Jawaban 1b) :
Pembebanan BOP kpd Produk
Pembebanan BOP kpd Produk
dlm Metode Variabel Costing
PENGUMPULAN BOP SESUNGGUHNYAPENGUMPULAN BOP SESUNGGUHNYA
BOP yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dan BOP yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dan dibandingkan dengan BOP yg dibebankan kpd
dibandingkan dengan BOP yg dibebankan kpd produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka
BOP yg sesungguhnya terjadi : dicatat dalam BOP yg sesungguhnya terjadi : dicatat dalam rekening
rekening kontrol BOP sesunggguhnya & kontrol BOP sesunggguhnya & dirinci ke
dirinci ke dalam Kartu Biaya utk jenis dalam Kartu Biaya utk jenis BOP yg
BOP yg sesungguhnya terjadisesungguhnya terjadi
Selisihnya merupakan : BOP yg lebih atau kurang Selisihnya merupakan : BOP yg lebih atau kurang dibebankan
dibebankan
(over or underapplied (over or underapplied factory
Jawaban 2a) :Jawaban 2a) :
Pengumpulan BOP Sesungguhnya
Pengumpulan BOP Sesungguhnya
dlm Metode Full Costing
dlm Metode Full Costing
Jurnal : Jurnal :
BDP SesungguhnyaBDP Sesungguhnya Rp. 1 Rp. 11.51.500.000,- -00.000,
Persediaan Bahan Penolong - Rp. Persediaan Bahan Penolong - Rp. 2.00.2.00.000,-
Persediaan Bahan BakarPersediaan Bahan Bakar - - 1.001.00.000,-
Gaji & UpahGaji & Upah - - 3.000.000,-
Persediaan Suku CadangPersediaan Suku Cadang - - 1.01.000.000,-
Biaya Asuransi GedungBiaya Asuransi Gedung - 400.000,- -
Akum.Dep. MesinAkum.Dep. Mesin - 600.000,- -
KasKas - - 3. 3.50500.000,-
Jawaban 2b) :Jawaban 2b) :
Pengumpulan BOP Sesungguhnya Pengumpulan BOP Sesungguhnya
dlm Metode Variabel Costing dlm Metode Variabel Costing
Pencatatan sama dengan full Costing, ttp krn BOP sesungguhnya dibebankan Pencatatan sama dengan full Costing, ttp krn BOP sesungguhnya dibebankan
sbg biaya periode terjadinya (tdk sbg HP Produksi) mk BOP yg telah dicatat
sbg biaya periode terjadinya (tdk sbg HP Produksi) mk BOP yg telah dicatat
dlm BOP Sesungguhnya dibagi mjd 2 kelompok :
dlm BOP Sesungguhnya dibagi mjd 2 kelompok :
- BOPV Sesungguhnya
- BOPV Sesungguhnya
- BOPT Sesungguhnya
- BOPT Sesungguhnya Jurnal : Jurnal :
(utk mencatat pemisahan BOP Sesungguhnya tjd berdasarkan (utk mencatat pemisahan BOP Sesungguhnya tjd berdasarkan perilakunya)
Jawaban 3a) :Jawaban 3a) :
Perhitungan & Analisis BOP Perhitungan & Analisis BOP
dgn Metode Full Costing dgn Metode Full Costing
HP Produksi yg ditentukan dgn metode full costing, maka : pada akhir HP Produksi yg ditentukan dgn metode full costing, maka : pada akhir periode
periode akuntnasi dilakukan perhitungan selisih BOP yg akuntnasi dilakukan perhitungan selisih BOP yg dibebankan kepada
dibebankan kepada produkproduk
Selisih BOP dapat dipecah kedalam 2 macam selisih (variance) :Selisih BOP dapat dipecah kedalam 2 macam selisih (variance) : a. Selisih anggaran (Budget Variance)
a. Selisih anggaran (Budget Variance)
b. Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance)
b. Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance)
Perhitungan :Perhitungan :
-a.
a. Selisih Anggaran (Budget Variance) / Selisih Anggaran (Budget Variance) / Spending Variance
Spending Variance
Perhitungan selisih anggaran (Metode 1) :Perhitungan selisih anggaran (Metode 1) :
Perhitungan selisih anggaran (Metode 2)Perhitungan selisih anggaran (Metode 2)
b. Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance)
b. Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance)
Faktor : tdk dipakainya / dilampauinya kapasitas yg dianggarkanFaktor : tdk dipakainya / dilampauinya kapasitas yg dianggarkan
Selisih kapasitas : BOPT yg dianggarkan dgn BOPT yg dibebankan kpd Selisih kapasitas : BOPT yg dianggarkan dgn BOPT yg dibebankan kpd
produk
produk
Perhitungan selisih Kapasitas (Metode 1) :Perhitungan selisih Kapasitas (Metode 1) :
BOPT Dianggarkan
Perhitungan selisih Kapasitas (Metode 2)Perhitungan selisih Kapasitas (Metode 2)
Kapasitas yg dianggarkan
Perhitungan selisih Kapasitas (Metode 3)Perhitungan selisih Kapasitas (Metode 3)
BOP yg dianggarkan pd kapasitas sesungguhnya dicapai :
BOP yg dianggarkan pd kapasitas sesungguhnya dicapai :
Jawaban 3b) :Jawaban 3b) :
Perhitungan & Analisis BOP Perhitungan & Analisis BOP dgn Metode Variabel Costing
dgn Metode Variabel Costing
HP Produksi yg ditentukan dgn metode variabel costing, maka : pada akhir HP Produksi yg ditentukan dgn metode variabel costing, maka : pada akhir
periode
periode akuntnasi dilakukan perhitungan BOP yg lebih / kurang akuntnasi dilakukan perhitungan BOP yg lebih / kurang dibebankan
dibebankan kepada produkkepada produk
Perhitungan :Perhitungan :
- BOPV yg dibebankan kpd produk : 20.000 JM x Rp. 280,- = Rp. 5.600.000
- BOPV yg dibebankan kpd produk : 20.000 JM x Rp. 280,- = Rp. 5.600.000
- BOPV Sesungguhnya
- BOPV Sesungguhnya = 5.700.000 = 5.700.000 Selisih BOPV
Selisih BOPV = Rp. 100.000 = Rp. 100.000
Jurnal : Jurnal :
1) BOPV yg Dibebankan1) BOPV yg Dibebankan Rp. 5.600.000,- - Rp. 5.600.000,
BOPV Sesungguhnya - Rp. 5.600.000,-BOPV Sesungguhnya - Rp.
(utk menutup rek BOP yg dibebankan yg dibebankan ke BOPS)(utk menutup rek BOP yg dibebankan yg dibebankan ke BOPS)
2) Selisih BOP Variabel 2) Selisih BOP Variabel Rp. 100.000,- - Rp. 100.000,- -
BOPV Sesungguhnya BOPV Sesungguhnya - Rp. 100.000,- - Rp.
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (1)
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (1)
Berbagai Rek. Yg
dikredit SesungguhnyBOP a
BOP yg Dibebanka
n
BDP - BOP
Pencatatan BOP S
Pembebanan BOP atas Dasar Tarif
Selisih BOP
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (2)
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (2)
Tergantung kpd penyebab tjdnya selisih BOP :Tergantung kpd penyebab tjdnya selisih BOP :
Metode 1 : Selisih BOP dibagi rata ke Rek. Metode 1 : Selisih BOP dibagi rata ke Rek. Persediaan BDP, Persediaan Barang
Persediaan BDP, Persediaan Barang Jadi dan HP Jadi dan HP Penjualan
Penjualan
(jika selisih krn kesalahan penghitungan tarif BOP, (jika selisih krn kesalahan penghitungan tarif BOP,
dan keadaan lain yg tdk berhubungan dgn dan keadaan lain yg tdk berhubungan dgn efisiensi
efisiensi prsh, spt : perubahan harga bahan prsh, spt : perubahan harga bahan penolong,
penolong, perubahan tarif TKTL) perubahan tarif TKTL)
Metode 2 : Selisih BOP sebagai pengurang atau Metode 2 : Selisih BOP sebagai pengurang atau penambah Rek. HP Penjualan
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (3)
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (3)
SOAL :SOAL :
Dari soal PT XYZ, pada akhir tahun 200X selisih Dari soal PT XYZ, pada akhir tahun 200X selisih
BOP
BOP Rp. 1.000.000,- saldo rekening;Rp. 1.000.000,- saldo rekening; Persediaan BDP
Persediaan BDP Rp. 500.000,-Rp. 500.000,-Persediaan Brg jadi
Persediaan Brg jadi 2.500.000,- 2.500.000,-Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan 12.000.000,- 12.000.000,-Jumlah
Jumlah Rp.15.000.000,-
Buat perhitungan pembebanan selisih BOP dan Buat perhitungan pembebanan selisih BOP dan catat
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (4)
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (4)
Jawaban (Perhitungan)
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (5)
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (5)
Jawaban (JURNAL)
Jawaban (JURNAL)
Metode 1 : Selisih BOP dibagi rata ke Rek. Persediaan BDP,
Metode 1 : Selisih BOP dibagi rata ke Rek. Persediaan BDP,
Persediaan
Metode 2 : Selisih BOP sebagai pengurang atau penambah
Metode 2 : Selisih BOP sebagai pengurang atau penambah