• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Metode Harga Pokok Pesanan dan H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Metode Harga Pokok Pesanan dan H"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS 4 AKUNTANSI BIAYA

METODE HARGA POKOK

PESANAN

DAN HARGA POKOK PROSES

OLEH:

A.SULOLIPU

(02220130012)

FAKULTAS EKONOMI

(2)

2014/2015

DAFTAR ISI

1.1

METODE

HARGA POKOK PESANAN

...1

(3)

1.1 METODE HARGA POKOK PESANAN

A. Metode Pengumpulan Harga Pokok

Metode pengumpulan harga pokok dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Metode harga pokok pesanan

Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan. Pengolahan produk akan dimulai setelah datangnya ada pesanan

2. Metode harga pokok proses

Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu. Pada metode harga pokok proses perusahaan menghasilkan produk yang homogin, bentuk produk bersifat standar, dan tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli.

B. Karakteristik Harga Pokok Pesanan

Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan memiliki karakteristik, sebagai berikut:

1. Tujuan produksi perusahaan untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya tergantung pada spesifikasi pemesan

2. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan relatif teliti dan adil. Dihubungkan dengan sistem akuntansi biaya yang digunakan untuk membebankan harga pokok kepada produk, metode harga pokok pesanan menggunakan:

 Sistem harga pokok historis digunakan untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung , sedangkan untuk biaya overhead pabrik menggunakan tarif biaya yang ditentukan dimuka.

 Dalam metode harga pokok pesanan, dapat juga menggunakan Sistem harga pokok yang ditentukan dimuka untuk seluruh elemen biaya.

(4)

yang bersangkutan. Harga pokok satuan dihitung dengan cara membagi jumlah total harga pokok pesanan dengan jumlah satuan produk pesanan.

C. Aliran Kegiatan Perusahaan Manufaktur

Aliran harga pokok produk menunjukkan aliran biaya produksi dalam rangka kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang selanjutnya dijual, oleh karena itu aliran harga pokok produk akan dipengaruhi aliran kegiatan.

Aliran kegiatan perusahaan manufaktur secara umum terdiri dari:

1. Pengadaan

Pengadaan adalah kegiatan untuk memperoleh atau mengadakan barang dan jasa yang akan dikonsumsi dalam kegiatan produksi, dapat dikelompokkan menjadi:

 Pembelian, penerimaan, dan penyimpanan bahan baku, bahan penolong, supplies pabrik, dan elemen lainnya yang akan dikonsumsi dalam kegiatan produksi

 Perolehan jasa dari tenaga kerja langsung, tenaga kerja tak langsung dan jasa lainnya yang akan dikonsumsi dalam kegiatan produksi.

2. Produksi

Produksi adalah kegiatan pengolah bahan baku menjadi produk selesai. Pada kegiatan tersebut akan dikonsumsi bahan baku, tenaga kerja langsung, barang dan jasa lainnya yang dikelompokkan dalam overhead pabrik.

3. Penyimpanan produk selesai

Produk yang telah selesai diproduksi dari pabrik akan dipindahkan ke dalam gudang produk selesai menunggu saat dijual atau diserahkan kepada pemesan.

4. Penjualan produk selesai.

Produk yang sudah laku dijual akan dikeluarkan dari gudang produk selesai untuk dikirim kepada pembeli, dan perusahaan dapat membebani rekening langganan atau pembeli.

D. Prosedur Akuntansi Biaya pada metode Harga Pokok Pesanan

Prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan dapat dikelompokkan menjadi:

1. Prosedur akuntansi biaya bahan dan supplies.

2. Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja.

3. Prosedur akuntansi biaya overhead pabrik.

(5)

5. Prosedur akuntansi penjualan dan penyerahan produk kepada pemesan.

Berikut ini akan dibahas per prosedur, sesuai dengan urutan yang telah disebutkan diatas.

1.

Prosedur akuntansi biaya bahan dan supplies

(6)
(7)

Biaya Gaji dan Upah xx Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling komplek.untuk keadilan dan ketelitian pembebanan harus digunakan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka.

Apabila tarif biaya overhead pabrik sudah ditentukan, prosedur akuntansi biaya overhead pabrik sebagai berikut:

a. Prosedur pembebanan biaya overhead pabrik pada pesanan

Atas dasar perintah jurnal, maka dibuat jurnal pembebanan BOP dan dimasukkan ke dalam Kartu Harga Pokok Pesanan.

Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik xx

Biaya Overhead Pabrik Dibebankan xx

b. Prosedur akuntansi pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya

Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam periode yang bersangkutan ditampung dalam rekening Biaya Overhead Sesungguhnya dan dimasukkan ke dalam Kartu Pembantu Biaya Overhead Pabrik. Berikut ini dibahas jurnal untuk setiap elemen:

(1) Biaya Bahan Penolong (secara detail telah dibahas di prosedur akuntansi biaya Bahan).

Jurnal untuk pemakaian bahan penolong sbb:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx

(8)

(2) Biaya tenaga Kerja Tak Langsung (secara detail telah dibahas di prosedur akuntansi biaya

tenaga kerja). Atas dasar Daftar Gaji dan Upah, maka jurnal untuk biaya tenaga kerja tak langsung sbb:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx

Biaya Gaji dan Upah xx

Jika Pajak, dan asuransi menjadi tanggungan perusahaan, maka jurnalnya: Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx

Hutang Pajak Pendapatan xx

Hutang Dana Pensiun xx

Hutang Astek xx

Hutang Asuransi Hari Tua xx

(3) Biaya Penyusutan dan Amortisasi Aktiva Tetap Pabrik Jurnal untuk penyusutan dan amortisasi aktiva pabrik adalah: Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx

Akumulasi Peyusutan Mesin xx

Akumulasi Penyusutan Bangunan xx

Akumulasi Penyusutan Peralatan xx

Amortisasi Hak Paten xx

(4) Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap Pabrik Biaya reparasi dan pemeliharaan timbul karena pembelian suku cadang atau pembelian jasa reparasi. Jika terjadi pembelian suku cadang, maka jurnalnya sbb: Persediaan Suku Cadang xx

Hutang Dagang/ Kas xx

Jika terjadi pemakaian suku cadang, mak jurnalnya sbb: Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx

Persediaan Suku Cadang xx

Jika terjadi pembayaran jasa atas servis yang diterima perusahaan, maka jurnalnya adalah: Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx

Kas xx

(5) Biaya Listrik dan Air untuk Pabrik Jurnal untuk pemakaian listrik dan air untuk pabrik sbb: Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx

(9)

Jurnal pada saat pembayaran persekot asuransi sbb:

Persekot Asuransi xx

Kas xx Jurnal pada saat pengakuan biaya:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx Persekot Asuransi xx

c. Prosedur akuntansi perhitungan dan perlakuan selisih biaya overhead pabrik

Pada akhir periode akuntansi akan dihitung besarnya selisih biaya BOP sesungguhnya dengan BOP yang dibebankan. Berikut ini jurnal yang biasanya dibuat di perusahaan:

(1) Jurnal menutup biaya overhead pabrik dibebankan ke biaya overhead pabrik

sesungguhnya.

Biaya Overhead Pabrik Dibebankan xx

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx

(2) Jurnal untuk menutup biaya overhead pabrik sesungguhnya dan menghitung selisih

Apabila BOP sesungguhnya lebih besar dibandingkan BOP dibebankan, maka jurnalnya sbb: Selisih Biaya Overhead Pabrik xx

BOP Sesungguhnya xx

Apabila BOP sesungguhnya lebih kecil dibandingkan BOP dibebankan, maka jurnalnya sbb: BOP Sesungguhnya xx

Selisih Biaya Overhead Pabrik xx (3) Salah satu perlakuan yaitu masuk ke rekening Rugi laba

Jika terdapat selisih tidak mengguntungkan, maka jurnal sbb: Rugi-Laba xx

Selisih Biaya Overhead Pabrik xx Jika terdapat selisih menguntungkan, maka jurnalnya yang dibuat adalah:

Selisih Biaya Overhead Pabrik xx

Rugi-Laba xx

4. Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode

Jika pesanan telah selesai di produksi, maka jurnal yang dibuat sbb: Persediaan Produk Selesai xx

(10)

Barang Dalam Proses- Biaya Tenaga Kerja Langsung xx

Barang Dalam Proses- Biaya Overhead Pabrik xx

Jika pada akhir periode masih ada pesanan yang belum selesai, maka jurnalnya adalah: Persediaan Produk dalam Proses xx

Barang Dalam Proses- Biaya Bahan Baku xx

Barang Dalam Proses- Biaya Tenaga Kerja Langsung xx

Barang Dalam Proses- Biaya Overhead Pabrik xx

5. Prosedur akuntansi penjualan dan penyerahan produk kepada pemesan. Berdasarkan faktur penjualan, maka jurnal penjualan barang adalah: Piutang Dagang/ Kas xx

Penjualan xx

Harga Pokok Penjualan xx

Persediaan Produk Selesai xx

E. Perlakuan Sisa Bahan, Produk Rusak, Produk cacat pada Metode Harga Pokok Pesanan Dalam pengolahan produk untuk melayani pesanan, kemungkinan timbul sisa bahan, produk rusak, maupun produk cacat.Bagi manajemen masalahnya adalah bagaimana dapat menekan timbulnya sisa bahan, produk cacat dan produk rusak serendah mungkin. Berkut ini dibahas tentang masalah perlakuan akuntansi untuk masing-masing: 1. Sisa Bahan Dalam perusahaan manufaktur dapat timbul sisa bahan dari proses pengolahan produk, yang disebut sisa bahan. Sisa bahan adalah bahan yang tersisa atau bahan yang rusak di dalam proses pengolahan produk atau penyimpanan dan tidak dapat digunakan kembali dalam perusahaan. Sisa bahan dapat dikelompokkan menjadi dua: a. Sisa bahan yang tidak laku dijual (1) Apabila sisa bahan terjadinya karena pengerjaan pesanan tertentu, biaya pembuangan atau pemusnahan sisa bahan dapat digunakan untuk menambah elemen biaya bahan baku pesanan yang bersangkutan. Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya pemusnahan sisa bahan adalah: Barang Dalam Proses – Biaya Bahan xx

(11)

(2) Apabila sisa bahan secara normal terjadinya dalam perusahaan, biaya tersebut dapat

diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya.Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya pemusnahan sisa bahan adalah:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx

Kas xx

b. Sisa bahan yang laku dijual

(1) Apabila timbulnya sisa bahan disebabkan karena pengolahan pesanan tertentu, hasil sisa

bahan diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan baku atau pengurang biaya keseluruhan biaya produksi pesanan yang bersangkutan. Jurnal yang digunakan untuk mencatat penjualan sisa bahan adalah:

Kas xx

Barang Dalam Proses – Biaya Bahan xx

(2) Apabila timbulnya sisa bahan sifanya normal di dalam suatu perusahaan, perlakuan hasil

penjualan dapat digunakan cara sbb:

(a) Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai pengurang biaya overhead pabrik yang

sesungguhnya. Jurnal yang digunakan untuk mencatat penjualan sisa bahan adalah: Kas xx

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx

(b) Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai penghasilan lain-lain.Jurnal yang

digunakan untuk mencatat penjualan sisa bahan adalah: Kas xx

Penghasilan Lain – Lain xx

2. Produk Rusak

Produk rusak adalah produk dihasilkan dalam kondisi rusak atau tidak memenuhi ukuran mutu yang sudah ditentukan dan tidak ekonomis untuk diperbaiki menjadi produk yang baik, meskipun mungkin secara tehnik dapat diperbaiki menjadi produk yang baik. Produk yang rusak dapat digolongkan menjadi dua:

a. Produk rusak yang tidak laku dijual

Perlakuan produk yang rusak tergantung penyebab timbulnya produk rusak:

(1) Apabila produk rusak disebabkan sulitnya pengerjaan pesanan tertentu, maka harga

(12)

(2) Apabila produk yang rusak terjadinya bersifat normal dalam suatu perusahaan,maka

harga pokok produk rusak diperlakukan sebagai elemen biaya overhead sesungguhnya. Jurnal yang harus dicatat adalah:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx

Barang Dalam Proses – Biaya Bahan xx Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung xx

Barang dalam Proses – BOP xx

(3) Apabila produk rusak karena kesalahan atau kurangnya pengawasan, maka harga pokok

produk yang rusak diperlakukan sebagai Rugi produk yang rusak. Jurnal yang harus dicacat adalah:

Rugi Produk Rusak xx

Barang Dalam Proses – Biaya Bahan xx Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung xx Barang dalam Proses – BOP xx

b. Produk rusak yang laku dijual

Perlakuan akuntansi untuk produk rusak yang laku dijual:

(1) Apabila produk rusak yang disebabkan sulitnya pengerjaan pesanan tertentu, rugi atas

penjualan produk yang rusak akan dibebankan pada pesanan yang bersangkutan. Karena sebagian pesanan akan mengalami rusak, dalam pengolahan pesanan harus dimasukkan jumlah yang lebih besar dibanding dengan jumlah yang dipesan. Jurnal yang dicatat pada saat penjualan produk rusak:

Kas xx

Barang Dalam Proses – Biaya Bahan xx Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung xx Barang dalam Proses – BOP xx

(2) Apabila timbulnya produk rusak bersifat normal di dalam suatu perusahaan, rugi produk

yang rusak diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik sesungguhnya.Jurnal yang dicatat pada saat penjualan produk rusak:

Kas xx Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx

Barang Dalam Proses – Biaya Bahan xx Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung xx Barang dalam Proses – BOP xx

(3) Apabila timbulnya produk yang rusak karena kesalahan atau kurangnya pengawasan

(13)

Kas xx

Rugi Produk Rusak xx

Barang Dalam Proses – Biaya Bahan xx

Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja Langsung xx Barang dalam Proses – BOP xx

3. Produk cacat Produk cacat adalah produk dihasilkan yang kondisinya rusak atau tidak memenuhi ukuran mutu yang sudah ditentukan, akan tetapi produk tersebut masih dapat diperbaiki secara ekonomis menjadi produk yang baik. Perlakuan akuntansi untuk produk yang cacat: (1) biaya perbaikan produk cacat diperlakukan sebagai penambah harga pokok pesanan tertentu. Metode ini digunakan apabila penyebab produk cacat karena sulitnya pengerjaan produk. Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya perbaikan produk cacat adalah: Barang Dalam Proses – Biaya bahan Baku xx

Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung xx

Barang Dalam Proses – Biaya Overhead pabrik xx

Persediaan Bahan xx

Gaji dan Upah xx

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan xx

(2) Biaya perbaikan produk yang cacat diperlakukan sebagai penambah biaya overhead sesungguhnya. Metode ini digunakan apabila produk cacat sifatnya normal terjadi dalam perusahaan. Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya perbaikan produk cacat adalah: Biaya Overhead Sesungguhnya xx

Persediaan Bahan xx

Gaji dan Upah xx

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan xx

(3) Biaya perbaikan produk cacat diperlakukan sebagai elemen Rugi produk cacat. Metode ini digunakan jika produk cacat disebabkan karena lemahnya pengawasan. Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya perbaikan produk cacat adalah: Rugi Produk cacat xx

Persediaan Bahan xx

(14)

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan xx

2.1 METODE HARGA POKOK PROSES

A. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses

Karakteristik utama dari harga pokok proses adalah:

1. Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkas, dan menghitung harga pokok baik total maupun satuan atau per unit. Apabila produk diolah melalui beberapa tahap atau departemen, laporan harga pokok disusun setiap departemen dimana produk diolah.

2. Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui rekening barang dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap elemen biaya.

3. Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu tertentu.

4. Produksi ekuivalen digunakan untuk menghitung harga pokok persatuan. Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi dimana pengolahan produk dinyatakan dalam ukuran produk selesai.

5. Untuk menghitung harga pokok persatuan setiap elemen biaya produksi tertentu tersebut dibagi dengan produksi ekuivalen untuk elemen yang bersangkutan.

6. Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen-elemen yang menikmati biaya yang dibebankan, berapa yang dinikmati produk selesai dari departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang atau ke departemen berikutnya dan berapa harga pokok produk dalam proses akhir.

B. Sistem Pembebanan Biaya pada Metode Harga Pokok Proses

Dalam metode harga pokok pesanan, pembebanan biaya dapat menggunakan sistem sebagai berikut:

1. Semua elemen biaya dibebankan berdasarkan biaya sesungguhnya terjadi. Untuk pembahasan selanjutnya sistem ini yang dipakai sebagai dasar pembahasan.

2. Biaya bahan dan biaya tenaga kerja dibebankan berdasarkan biaya sesungguhnya yang terjadi, akan tetapi untuk biaya overhead bibebankan atas dasar tarif yang ditentukan dimuka (seperti pada metode harga pokok pesanan). Metode ini dipakai jika kondisi di perusahaan adalah:

 Perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk.  Produksi tidak stabil dari waktu ke waktu.

 Elemen biaya overhead merupakan elemen biaya yang relative tinggi.

(15)

C. Penggolongan Biaya dan Jurnal Akuntansi Pada Metode Harga Pokok Proses

Dalam metode harga pokok proses, biaya produksi digolongkan menjadi:

1. Biaya Bahan

Dalam metode harga pokok pesanan tidak diadakan pemisahan antara bahan baku dan bahan penolong, hal ini disebabkan produk yang dihasilkan bersifat homogin dan bentuknya standar, Sehingga setiap satuan produk yang sama menikmati bahan yang relatif sama.

Kartu buku besar pembantu persediaan dibuat untuk setiap jenis bahan, permintaan oleh setiap departemen yang menggunakan bahan digunakan dokumen Bon Permintaan Bahan dan pemakaian bahan di dalam produksi oleh setiap departemen harus dibuatkan Laporan Pemakaian Bahan yang akan dipakai dasar menyusun Laporan Harga Pokok Produksi.

Jurnal yang digunakan untuk pemakaian bahan adalah:

Barang Dalam Proses – Biaya Bahan xx

Persediaan Bahan xx

2. Biaya Tenaga Kerja Dalam metode harga pokok pesanan tidak dipisahkan antara biaya tenaga kerja langsung dengan biaaya tenaga kerja tak langsung. Berdasarkan Daftar gaji dan Upah, maka dibuat jurnal sebagai berikut: Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja xx Biaya Gaji dan Upah xx

Apabila produk diolah melalui beberapa departemen, semua biaya tenaga kerja pada departemen produksi digolongkan sebagai biaya tenaga kerja, sedangkan biaya tenaga kerja departemen pembantu diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik. 3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik pada metode harga pokok proses adalah semua biaya produksi didepartemen produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja, ditambah biaya yang terjadi di departemen pembantu. Jika biaya overhead terjadi, maka dilakukan jurnal sebagai berikut: Biaya Overhead Pabrik xx

Kas xx

Persediaan Supplies Pabrik xx

Persediaan Suku Cadang xx

Persekot Biaya xx

Akumulasi Penyusutan xx

Hutang Biaya xx

Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dibuat jurnal sebagai berikut: Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik xx

Biaya Overhead Pabrik xx

(16)

1. Pengolahan Produk Dalam Satu tahap/departemen (tanpa ada produk hilang dalam Proses)

2. Pengolahan Produk lebih dari Satu tahap/departemen (ada produk hilang dalam Proses)

Ada dua metode perlakuan produk hilang didalam proses, yaitu:

a. Produk hilang dianggap terjadi awal proses

Apabila produk hilang dianggap terjadi pada awal proses karakteristik pengaruhnya terhadap perhitungan harga pokok sebagai berikut:

1.

Produk hilang awal proses dianggap tidak menikmati biaya produksi pada departemen atau tahap dimana produk hilang.

2.

Dalam perhitungan produksi ekuivalen, produk hilang awal proses tidak dimasukkan ekuivalen produksi.

3.

Produk hilang awal proses tidak dibebani harga pokok.

4.

Produk hilang awal proses yang terjadi pada departemen lanjutan mengakibatkan harus dilakukan penyesuaian harga pokoksatuan yang diterima dari departemen sebelumnya, oleh karena pemikul biaya jumlahnya berkurang dan jumlah total biaya sama maka harga pokok satuan dari departemen sebelumnya menjadi lebih besar. b. Produk hilang dianggap terjadi akhir prose

Apabila produk hilang dianggap terjadi pada akhir proses, karakteristik pengaruhnya terhadap perhitungan harga pokok sebagai berikut:

(1) Produk hilang awal proses dianggap telah menikmati biaya produksi pada departemen

atau tahap dimana produk hilang.

(2) Dalam perhitungan produksi ekuivalen, produk hilang awal proses dimasukkan ekuivalen

produksi.

(3) Produk hilang akhir proses diperhitungkan harga pokok, harga pokok pokok produk

hilang tersebut dibebankan kepada produk selesai yang dipindahkan ke departemen berikutnya atau ke gudang produk selesai.

(4) Dengan pembebanan harga pokok produk hilang akhir proses kepada harga pokok produk

selesai, mengakibatkan jumlah total harga pokok prodk selesai menjadi lebih besar, oleh karena pemikul harga pokok jumlahnya tidak bertambah yaitu sebesar produk selesai maka harga pokok satuan yang dipindahkan ke gudang produk selesai atau ke departemen

berikutnya ikut bertambah.

2. Pengolahan Produk lebih dari Satu tahap/departemen (ada produk dalam Proses dalam awal periode)

(17)

proses pada departemen lanjutan telah menikmati harga pokok dari departemen sebelumnya ditambah harga pokok yang telah dinikmati pada departemen lanjutan tersebut.

Untuk menentukan besarnya harga pokok, perlakuan harga pokok produk dalam proses awal periode dapat dipakai tiga metode, yaitu:

(a) Metode harga pokok rata-rata

Perlakuan produk dalam proses awal dengan metode harga pokok rata-rata memiliki karakteristik sebagai berikut:

(1) Setiap elemen harga pokok produk dalamproses awal digabungkan dengan elemen biaya

yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.

(2) Oleh karena setiap elemen haraga pokok produk dalam proses digabungkan dengan biaya

periode yang bersangkutan, harga pokok produk dalam proses awal harus dipecah kembali ke dalam setiap elemen biaya.

(3) Besarnya produksi ekuivalen dapat dihitung sebesar jumlah produk selesai ditambah

jumlah produk dalam proses akhir.

(4) Besarnya harag pokok satuan untuk setiap elemen biaya dihitung dengan cara membagi

jumlah total elemen biaya yang bersangkutan setelah digabung jumlah produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.

(5) Tidak dibedakan asal dari produk selesai dan produk dalam proses akhir apakah dari

produk dalamproses awal atau dari produk yang baru dimasukkan dalam proses.

(b) Metode harga pokok pertama masuk pertama keluar

Perlakuan produk dalam proses awal dengan metode harga pokok pertama masuk pertama keluar memiliki karakteristik sebagai berikut:

(1) Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk dalam proses awal menjadi

produk selesai, baru kemudian untuk mengolah produk yang baru masuk proses yang sebagian akan menjadi bagian produk selesai yang disebut current production dan sisanya merupakan produk dalam proses akhir periode.

(2) Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal tidak digabungkan degan elemen

biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.

(3) Harga pokok produk dalam proses pada awal periode tidak perlu dipecah kebali menurut

elemennya ke dalam setiap elemen biaya.

(4) Besarnya produksi ekuivalen adalah sebesar jumlah produk dalam proses awal dikalikan

tingkat penyelesaian yang masih diperlukan untuk menyelesaikan menjadi produk selesai, ditambah produksi current atau produk yang baru masuk proses produksi tersebut dan dapat diselesaikan pada periode itu juga, ditambah produk dalam proses akhir dikalikan tingkat penyelesaian yang sudah dinikmati.

(5) Besarnya harga pokok persatuan setiap elemen biaya dihitung sebesar elemen biaya yang

(18)

(6) Harga pokok produk selesai dipisahkan menjadi dau golongan, pertama,produk selesai

yang berasal dari produk dalam proses awal, kedua, produk selesai yang berasal dari produksi

current.

(c) Metode harga pokok terakhir masuk pertama keluar

Perlakuan produk dalam proses awal dengan metode harga pokok tearakhir masuk pertama keluar memiliki karakteristik sebagai berikut:

(1) Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk yang baru masuk pada periode

yang bersangkutan, apabila semua produk yang baru masuk proses sudah dapat diselesaikan kemudian untuk mengolah produk dalam proses awal. Apabila produk yang baru masuk belum dapat diselesaikan secara keseluruhan berarti terdapat kenaikan jumlah produk dalam proses pada akhir periode, maka harga pokok produk awal periode akan diserap oleh harga pokok produk dalam proses akhir periode.

(2) Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal periode tidak perlu digabungkan

dengan setiap elemen biaya yang terjadi pada periode bersangkutan.

(3) Besarnya harga pokok persatuan setiap elemen biaya dihitung dengan cara membagi

elemen biaya tertentu yang terjadi pada periode yang bersangkutan dengan produksi ekuivalen biaya yang bersangkutan.

(4) Dibedakan asal darri produk selesai atau produk dalam proses akhir dari produk yang

Referensi

Dokumen terkait

Karena biaya diakumulasi setiap batch atau loy dalam sistem biaya pesanan menunjukkan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta biaya overhead pabrik yang

System penentuan harga pokok produk berdasarkan biaya normal, merupakan kombinasi antara biaya yang sesungguhnya terjadi (untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung),

Biaya Tenaga Kerja Penentuan harga pokok bahan baku yang Biaya Overhead Pengolahan bahan baku menjadi produk jadi Penyimpanan produk jadi

324 Apabila sisa bahan se$ara normal terjadinya dalam perusahaan, biaya tersebut dapat diperlakukan sebagai biaya o#erhead pabrik sesungguhnya.%urnal yang digunakan untuk men$atat

Harga pokok pesanan multijob adalah perhitungan biaya berdasarkan pesanan yang mengakumulasikan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang dibebankan

1. Mengumpulkan data-data mengenai biaya produksi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Menggolongkan biaya produksi sesuai dengan

Berikut perhitungan tarif overhead pabrik yang dibebankan untuk masing-masing produk. Aktiva tetap yang digunakan dalam memproduksi spacer equalizer tebal 2mm,

Persediaan Bahan Baku Gaji Dan Upah Biaya Overhead Pabrik Yang Dibebankan Barang Dalam Proses Persediaan Produk Jadi... Setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok