• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA TAHUN 2011 DAN 2012 | Indriani | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 39 118 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA TAHUN 2011 DAN 2012 | Indriani | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 39 118 1 PB"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014

PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah salah satu sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan yang berperan mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Rumah sakit berperan dalam upaya kuratif dan rehabilitatif, yang bertujuan memulihkan status kesehatan seseorang dari sakit menjadi sehat, di samping melakukan kegiatan preventif dan promotif kesehatan (Dharmawan, 2006).

Salah satu upaya kuratif dan rehabilitatif yang dilakukan oleh rumah sakit yaitu dengan disenggarakannya Unit Rawat Inap (URI), yang bertujuan merawat pasien sakit dan memulihkan kesehatannya. Unit Rawat Inap (URI) suatu rumah sakit memiliki peran penting dalam pengelolaan rumah sakit, hal ini dikarenakan sebagian besar pendapatan rumah sakit berasal dari pelayanan yang diberikan oleh Unit Rawat Inap (URI).

Dalam pengelolaan Unit Rawat Inap (URI), salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan tempat tidur pasien. Pengelolaan

tempat tidur pasien perlu mendapat perhatian besar dari manajemen Rumah Sakit karena sebagai tempat perawatan pasien, perlu diatur guna memperoleh efisiensi penggunaanya. Evaluasi dapat dilakukan dengan relokasi tempat tidur yaitu dengan dengan mengurangi tempat tidur pada bangsal yang okupansinya rendah, dipindah ke bangsal yang tingkat penggunaannya tinggi, bahkan cenderung over load, atau menutupnya

dan menguntungkan. Evaluasi penggunaan tempat tidur, agar tepat dapat menggunakan indikator Bed Occupancy Rate (BOR). Bed Turn Over (BTO), Average Length Of Stay (AvLOS) dan Turn Over Interval (TOI), serta melihat kecenderungannya tiap waktu. Oleh karena itu, dengan menggunakan ke empat indikator tersebut dapat diketahui apakah tempat tidur yang disediakan telah digunakan

kemudian disajikan dalam bentuk grafik Barber Johnson. Grafik Barber Johnson adalah suatu

tidur baik dari segi mutu medis maupun ekonomis (Sudra, 2010). Seiring banyaknya pasien diruang

GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG

PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

TASIKMALAYA TAHUN 2011 DAN 2012

Peni Indriani1, Ida Sugiarti2

1Alumni Program Studi D III PIKES Poltekkes Tasikmalaya tahun 2013, magang di RSUD dr.

Soekardjo Tasikmalaya, Inevpeni@yahoo.com

2Dosen Program Studi D III PIKES Poltekkes Tasikmalaya, sugiarti.ida@gmail.com

ABSTRACT

Hospitalization Unit is an important unit for hospital. One of the activities that must be performed by hospital

Occupancy Rate (BOR), Average Length of Stay (AvLOS), Turn Over Interval (TOI), Bed Turn Over (BTO) and Barber Jonhson coordinate points in the third class care general of hospital Tasikmalaya in 2011 and 2012. The descriptive research uses secondary data with a retrospective approach, conducted on one variable that is the use of a bed in the third class care of general hospital Tasikmalaya in 2011 and 2012.

The sample is recapitulation of daily hospitalization census data in 2011 and 2012, which is based on tabulations. Collecting data using compurized calculation and presentation of Barber Johnson graphs. Results showed that the BOR in 2011 was 114,31% and the increase accured in the 2012 as much as 121,01%, the AvLOS in 2011 was 4,46 and 4,41 days in 2012, the TOI was -0,37 days in 2011 and in 2012 was -0,48 days, while for values BTO in 2011 was 141,2 and in 2012 was 160,9. The conclusion is the use of a bed in a third

(2)

tempat tidur yang lebih banyak. Maka dari itu peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan

Tidur Ruang Perawatan Kelas III Di Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya Tahun 2011 dan 2012”.

METODE

Jenis penelitian ini adalah deskriptif menggunakan data sekunder dengan pendekatan retrospektif. Penelitian dilaksanakan di bagian ruang rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya pada tanggal 6 April -31 Mei 2013.

Variabel yang digunakan adalah variabel univariat yang menggambarkan penyajian data. Variabel dalam penelitian ini adalah penggunaan Tempat Tidur (TT) dan subvariabelnya adalah penggunaan Tempat Tidur (TT) berdasarkan BOR, LOS, TOI dan BTO.

Populasi penelitian adalah data rekam medis, berupa rekapitulasi sensus harian rawat inap tahun 2011 dan 2012 yang meliputi Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) kelas III yaitu Sensus harian penderita yang di rekap per SMF dan per ruangan. Sampel menggunakan data sensus harian rawat inap ruang perawatan kelas III pada tahun 2011 dan 2012, yaitu lembar sensus harian rawat inap. Instrumen penelitian berupan Pedoman Observasi.

Cara analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dengan variabel efisiensi penggunaan tempat tidur. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel. Dalam penelitian ini analisa univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

Penelitian ini memiliki keterbatasan karena merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif tanpa mengkaji statistik rumah sakit lainnya.

HASIL

1. Manajemen Rumah sakit

Rumah Sakit sebagai suatu badan usaha yang mempunyai misi tersendiri sama seperti badan

dan Pelayanan Perawatan orang yang sakit, sedangkan sasaran utamanya adalah perawatan dan kesehatan para penderita sakit. Sebagai salah satu bagian dari rumah sakit, maka Unit Rawat Inap (URI) di rumah sakit perlu memperhatikan penghasilan sebagai sasaran yang harus dicapai. Oleh karena itu jumlah pasien yang dilayani di rawat inap, tergantung dari jumlah TT yang disediakan. Hal ini karena pasien rawat inap membutuhkan ruangan dan tempat tidur sebagai ruang perawatannya. Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya memiliki 22 ruang pelayanan rawat inap.

Tabel 1. Jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya

No Jenis Pelayanan Jumlah TT

1 Kelas VVIP 9

2 Kelas VIP 22

3 Kelas Utama Plus 10

4 Kelas Utama 22

5 Kelas I 43

6 Kelas II 49

7 Kelas III 178

TOTAL 353

Sumber : Data Sekunder

2. Statistik Rumah Sakit

Statistik rumah sakit adalah statistik kesehatan yang menggunakan dan mengolah sumber data dari pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk mengasilkan informasi, fakta dan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dalam pelayanan pasien di rumah sakit, data dikumpulkan setiap hari dari pasien rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat. Untuk sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Daerah Tasikmalaya diolah pertriwulan.

3. Jumlah penggunaan TT di ruang perawatan kelas III Rumah sakit Umum Daerah Tasik-malaya pada tahun 2011 dan 2012.

(3)

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014

penggunaan TT di unit perawatan rawat inap,

rumah sakit digunakan 4 indikator yaitu : a. Bed Occupancy Rate (BOR) tahun 2011

dan 2012 ruang perawatan kelas III Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya.

110.00%

Gambar 1. BOR tahun 2011 dan 2012

BOR (Bed Occupancy Rate) adalah prosen-tase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat peman-faatan TT rumah sakit. Penggunaan TT di Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya pada tahun 2011 memiliki angka yang sangat tinggi dan cenderung overload yaitu sebesar 114,31% dan terjadi kenaikkan pada tahun 2012 sebesar 121,01 yang artinya tahun 2011 dan 2012 penggunaan TT atau BOR tidak

Gambar 2. AvLOS Tahun 2011 dan 2012

Rata-rata lama rawat pasien atau (AvLOS) tahun 2011 dengan angka 4,46 dan pada ta-hun 2012 yaitu 4, 41 hari, yang artinya nilai

-tor yaitu 6 hari sampai 9 hari.

c. Turn Over Interval (TOI) tahun 2011 dan

Gambar 3. TOI Tahun 2011 dan 2012

Rata-rata waktu luang pada tahun 2011 atau TT tidak terisi (TOI) yaitu -0,37 hari, sedangkan pada tahun 2012 adalah -0,48 hari yang berarti penggunaan TT hampir tidak

Gambar 4. BTO Tahun 2011 dan 2012

tahun 2011 yaitu sebanyak 141,2 kali dalam setahun, sedangkan pada tahun 2012 yaitu 160,93 Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya tempat tidur yang tersedia, yang berarti BTO pada tahun 2011 dan 2012 tidak

Tabel 1.2 Indikator penggunaan TT tahun 2011 dan 2012

(4)

menyajikan dan mengambil keputusan berkaitan dengan penetapan jumlah tempat tidur di ruang per-awatan kelas III Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya.

Hasil penelitian berdasarkan gambar 1.5 adalah penggunaan TT di Rumah Sakit Umum Daerah

tahun 2011 dan tahun 2012 berada di daerah tidak efisien. Seperti yang ditunjukan dalam gambar 1.5, titik koordinat grafik barber johnson pada tahun 2011 dan tahun 2012 berada di kuadran 1 (satu), artinya garis BOR melewati sumbu vertikal (sumbu X atau garis LOS). Sementara itu, titik untuk Turn Over Intervalval (TOI) juga berada dalam kuadran 1 (satu) dengan nilai minus (-), artinya terdapat kejanggalan antara jumlah pasien yang dirawat dengan jumlah tempat tidur yang tersedia. Selanjutnya, titik Bed Turn Overver (BTO) juga berada

BTO pada tahun 2011 adalah 141,2 kali dan pada tahun 2012 adalah 160,93 kali. Sedangkan, untuk

nilai AvLOS pada tahun 2011 dan tahun 2012 juga

AvLOS adalah 6 sampai 9 hari (pembulatan).

PEMBAHASAN

1. BOR (R (R (Bed Occupancy Ratio)

BOR merupakan angka yang menunjukkan prosentase penggunaan TT di Unit Rawat

(5)

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014

tersedia. Pada tahun 2011 Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya untuk penggunaan TT yaitu sebesar 114,31% bahkan cenderumg overload hal tersebut dapat dikatakan tidak

BOR sebesar 121,01% dan masih cenderung overload. Secara statistik tinggi nilai BOR berarti semakin tinggi pula penggunaan TT yang ada untuk perawatan pasien, namun semakin banyak pasien yang dilayani berarti semakin sibuk dan semakin berat pula beban kerja petugas kesehatan di ruang perawatan kelas III tersebut. Akibatnya, pasien bisa mendapat kurang perhatian yang dibutuhkan. Pada akhirnya, peningkatan BOR yang terlalu tinggi justru bisa menurunkan kualitas kinerja tim medis dan menurunkan kepuasan serta keselamatan pasien.

2. AvLOS (Average Length Of Stay)

AvLOS yaitu rata-rata jumlah hari pasien rawat inap tinggal di rumah sakit, tidak termasuk bayi lahir. Angka AvLOS pada tahun 2011 dan 2012,

4,46 hari sedangkan tahun 2012 adalah 4,21 hari karena nilai idealnya adalah 6 sampai 9 hari.

Dari aspek medis semakin panjang lama dirawat, maka bisa menunjukan kinerja kualitas medis yang kurang baik, sedangkan dari aspek ekonomi semakin panjang lama dirawat berarti semakin tinggi biaya yang nantinya harus dibayar pasien. Dengan nilai AvLOS tersebut maka rata-rata lama rawat pasien di ruang perawatan kelas III dikatakan

Barber Jonhson.

3. TOI (Turn Over Interval)

TOI digunakan untuk menentukan lamanya rerata tempat tidur kosong atau rata-rata TT tersedia pada periode tertentu. Angka TOI di ruang perawatan kelas III pada tahun 2011 yaitu sebesar -0,37 hari dan tahun 2012 yaitu sebesar -0,48 yang berarti hampir tidak pernah ada TT yang kosong bahkan cenderung kurang karena melebihi TT yang disediakan. Dengan kecilnya angka TOI tersebut secara ekonomi bagi pihak manajemen rumah sakit sangat menguntungkan karena TT yang tersedia digunakan dengan sangat produktif, akan tetapi denga kecilnya TOI tersebut dapat merugikan pasien karena

TT tidak sempat dibersihkan atau disterilisasi dan disiapkan dengan baik sehingga besar kemungkinan infeksi nosokomial dapat terjadi.

nilai TOI yaitu 1 – 3 hari. Idealnya nilai TOI ini juga dipengaruhi oleh penambahan fasilitas TT yang dilakukan manajemen dalam rangka

di ruang Perawatan kelas III.

4. BTO (Bed Turn Over)

BTO adalah beberapa kali satu tempat tidur dipakai oleh pasien dalam periode tertentu.

BTO pada tahun 2011 yaitu sebesar 141,2 kali yang berarti penggunaan satu TT pada tahun 2011 dihuni oleh sebanyak 141 pasien dan tahun 2012 sebanyak 160,9 kali yang berarti penggunaan satu TT pada tahun 2012 dihuni oleh sebanyak 160 pasien. Sedangkan jika dalam satu tahun disarankan TT minimal harus dihuni oleh 2 - 3 pasien , dengan demikian angka BTO pada tahun 2011 dan 2012 ini belum

kelas III tahun 2011 dan 2012 di Rumah sakit Umum Daerah Tasikmalaya

Berdasarkan hasil kegiatan, dapat diketahui

dengan teori yang menjelaskan penggunaan

(Sudra, 2010). 141,2 kali dan pada tahun 2012 adalah 160,93 kali, hal ini menunjukan titik tersebut berada

menurut Sudra (2010) nilai ideal BOR adalah 75%-85%, nilai ideal TOI adalah 1-3 hari, serta nilai BTO adalah 40-50 kali.

(6)

menyebabkan data yang dihasilkan kurang akurat dan kurang tepat.

Hal ini akan berdampak pada kualitas pelayanan rumah sakit, yang mana menurut Sudra (2010) jika jumlah pasien yang di rawat inap banyak sementara kapasitas pelayanan tidak mencukupi, hal tersebut akan mempengaruhi terhadap pelayanan yang diberikan menjadi kurang optimal.

SIMPULAN

Di bawah ini adalah simpulan berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya.

1. BOR (Bed Occupancy Rate) atau penggunaan TT pada tahun 2011 memiliki angka yang sangat tinggi yaitu 114,31% dan tahun 2012 masih memiliki angka yang sangat tinggi yaitu 121,01%.

2. LOS (Length Of Stay) atau rata-rata lama rawat pasien pada tahun 2011 adalah 4,46 hari sedangkan tahun 2012 adalah 4,21 hari. 3. TOI (Turn Over Interval) atau rata-rata waktu

luang atau TT tidak terisi tahun 2-11 adalah -0,37 hari dan untuk tahun 2012 adalah -0,48 hari yang artinya pada tahun 2011 dan 2012 TT hampir tidak pernah kosong.

4. BTO (Bed Turn Over) atau produktifitas penggunaan TT pada tahun 2011 yaitu sebanyak 141,2 kali dan pada tahun 2012 sebanyak 160,9 kali yang berarti penggunaan TT pada tahun

tahun 2011 dan 2012 berada di daerah kuadran 1

TOI juga berada dalam kuadran 1 (Satu ) dengan nilai minus (-) yang artinya ada kejanggalan antara jumlah pasien yang di rawat dengan jumlah TT yang tersedia, selanjutnya titik BTO

adalah 141,2 kali dan pada tahun 2012 yaitu 160,9 kali, untuk nilai AvLOS pada tahun 2011

2011 adalah 4,46 hari sedangkan tahun 2012 adalah 4,21 hari karena nilai idealnya adalah 6 sampai 9 hari.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko. 2002. Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Dharmawan. 2006. Sistem Informasi Penggunaan TT URI dengan menggunakan indikator

Citarum Semarang. Program Pascasarjana UNDIP Semarang.

Hatta, Gemala R. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan. Jakarta : UI Press.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/Men/Kes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis.

Gambar

Tabel 1.2 Indikator penggunaan TT tahun 2011 dan 2012

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat kami simpulkan bahwa: (1) Syeikh Musthafa Al Ghalayaini adalah pengarang kitab I’dhotun N asyiin, Beliau merupakan seorang

Pada penelitian ini dirancang suatu sistem prediksi kebutuhan bandwidth pada jaringan komputer dengan metode jaringan saraf tiruan Elman Recurrent

[r]

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Daerah Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Barat melaksanakan Pelelangan Paket Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016 , dengan ini kami

Dari latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ bagaimana gambaran faktor -faktor penyebab kecelakaan lalu lintas pada

Menurut Fat dalam Hutahaean (2014:1) “Sistem adalah suatu himpunan suatu “benda” nyata atau abstarak (a set of thing) yang terdiri dari bagian-bagian atau