PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CD INTERAKTIF ABACADA CERDAS BELAJAR BACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA
PERMULAAN ANAK KELOMPOK B TK ABA KARANGKAJEN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ririn Octavianis Sari NIM 11111244025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MOTTO
“Belajar membaca bagaikan menyalakan api, setiap suku kata yang dieja akan menjadi percik yang menerangi.”
(Victor Hugo)
“Membacakan buku untuk anak merupakan satu aktivitas terpenting untuk
membangun pengetahuan dan keterampilan yang mereka perlukan untuk
membaca.”
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku (Bapak Triyono dan Ibu RA. Endang Sulistyowati) yang
selalu memberikan dukungan, doa dan semangat.
2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta.
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CD INTERAKTIF ABACADA CERDAS BELAJAR BACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA
PERMULAAN ANAK KELOMPOK B TK ABA KARANGKAJEN
Oleh
Ririn Octavianis Sari NIM 11111244025
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak Kelompok B TK ABA Karangkajen.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain One Group Pretest-Postest. Subjek penelitian adalah anak kelompok B TK ABA Karangkajen dengan jumlah 14 anak. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes kemampuan membaca permulaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan statistik parametris, yaitu menggunakan uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media CD Interaktif terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak Kelompok B TK ABA Karangkajen, yang ditunjukkan dengan hasil post test lebih tinggi dari pre test. Hasil perhitungan uji-t menunjukkan thitung =12,769.
Oleh karena thitung =12,769 > ttabel = 2,16, artinya menerima hipotesis yang
berbunyi terdapat pengaruh antara penggunaan media CD interaktif terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B TK ABA Karangkajen. Anak dapat membaca huruf, suku kata, dan kata/ langkah-langkah pembelajarannya adalah: 1) anak dibimbing mengoperasikan CD secara individual selama ±4 menit. Anak dibimbing memilih kata yang sesuai dengan gambar; 2) anak mengeja huruf di layar; 3) anak mengarahkan kursor ke arah kata yang dipilih dan menggesernya ke gambar.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media CD Interaktif Abacada
Cerdas Belajar Baca Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak
Kelompok B TK ABA Karangkajen” ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan dan penelitian skripsi ini dilaksanakan guna melengkapi sebagian
persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini bukanlah keberhasilan individu
semata, namun berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu,
peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.
3. Ibu Dr. Ishartiwi, M.Pd dan Ibu Martha Christianti, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing Tugas Akhir Skripsi yang telah banyak membantu menyediakan
waktu, bimbingan, serta memberi saran penulisan penyusunan Tugas Akhir
Skripsi.
4. Ibu Winarni, S.Pd selaku Kepala Sekolah TK ABA Karangkajen yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian
5. Kedua orang tuaku Bapak Triyono dan Ibu RA. Endang Sulistyowati, kakakku
Ardian terimakasih atas kasih sayang, bimbingan, dorongan, semangat, dan
doanya.
6. Sahabat-sahabat terbaikku, Eling, Erna, Indra, Luvi, Reza, Meva, dan Shofuro
yang telah memberikan doa, motivasi, dan bantuan dalam menyelesaikan tugas
akhir ini. Serta teman-teman PG-PAUD Kelas B angkatan 2011 terima kasih
atas semua dukungan dan kebersamaannya.
7. Untuk Muhammad Rio Agywijaya, terima kasih atas semua kasih sayang,
semangat, doanya.
8. Semua pihak yang yang tidak dapat disebutkan satu per satu, saya
mengucapkan terima kasih.
Semoga amal baik dari berbagai pihak mendapatkan balasan kebaikan dari
Allah Swt dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, Desember 2015
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ….……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN...………..……….. ii
SURAT PERNYATAAN...………..………... iii
HALAMAN PENGESAHAN...………..………... iv
MOTTO...………..………... v
PERSEMBAHAN....……….………... vi
ABSTRAK....……….………... vii
KATA PENGANTAR ………..……….……….. viii
DAFTAR ISI ……….……….. x
DAFTAR TABEL ……….……….. xiv
DAFTAR GAMBAR...………..……….... xv
DAFTAR LAMPIRAN ……….………... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1
B. Identifikasi Masalah ………... 5
C. Pembatasan Masalah ………... 5
D. Rumusan Masalah ………... 6
E. Tujuan Penelitian ………... 6
G. Definisi Operasional ... 7
1. Pengertian Perkembangan Bahasa………... 12
2. Kemampuan Membaca Permulaan Anak TK...…………... 13
a. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan Anak TK... 13
b. Tujuan Membaca Permulaan Anak TK...….……... 14
c. Metode Kemampuan Membaca Permulaan …...………... 15
d. Tahapan Membaca Anak Usia 5-6 Tahun...…...………... 16
e. Materi Membaca Permulaan Anak TK...…...………... 19
f. Pemilihan Media Pembelajaran yang Tepat untuk Anak Usia Dini………...…...………... 21 C. Media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca...………... 22
1. Pengertian CD Interaktif Abacada... 22
2. Karakteristik CD Interaktif Abacada... 24
3. Kelebihan CD Interaktif Abacada... 26
4. Cara Penggunaan CD Interaktif Abacada... 28
D. Hasil Penelitian yang Relevan... 33
E. Kerangka Pikir... 34
BAB III METODE PENELITIAN
F. Pengembangan Instrumen Penelitian ………... 43
G. Uji Validitas Instrumen ………... 44
H. Prosedur Perlakuan... 46
I. Teknik Analisis Data... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian...…….………... 52
1. Deskripsi Lokasi...………... 52
2. Deskripsi Subjek…………..………... 53
3. Deskripsi Data Hasil Penelitian …….………... 54
C. Pembahasan Hasil Penelitian …….………... 64
D. Keterbatasan Penelitian …………..………... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan …….………... 69
B. Saran …………..………... 70
DAFTAR PUSTAKA …….………... 71
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1. Populasi TK ABA Karangkajen………... 39
Tabel 2. Waktu dan Kegiatan Penelitian……….. 41
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Tes Membaca Permulaan………... 43
Tabel 4. Kisi-kisi Uji Validitas.………... 45
Tabel 5. Data Nama Anak Kelompok B2………... 53
Tabel 6. Skor Pre Test……….. 55
Tabel 7. Skor Post Test... 60
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1. Game Mengenal Bentuk Kata I………... 28
Gambar 2. Game Mengenal Bentuk Kata II ……….... 29
Gambar 3. Game Belajar Mengenal Kata ………... 30
Gambar 4. Game Menyusun Kata.………... 32
Gambar 5. Diagram Skor Pre test………... 55
Gambar 6. Diagram Skor Post test………... 60
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1. Tabel Harga t... 75
Lampiran 2. Hasil Perhitungan Uji-t...…………... 77
Lampiran 3. Hasil Pre Test Kemampuan Membaca Permulaan.………….... 80
Lampiran 4. Hasil Post Test Kemampuan Membaca Permulaan………….... 82
Lampiran 5. Instrumen Tes Kemampuan Membaca Permulaan.……… 84
Lampiran 6. Rencana Kegiatan Harian………... 87
Lampiran 7. Panduan Penggunaan Media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca...………...
100
Lampiran 8. Foto Kegiatan Penelitian... 103
Lampiran 9. Surat Pernyataan Validasi Instrumen... 108
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Masa usia dini merupakan masa keemasan atau golden age karena anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak
tergantikan pada masa mendatang. Usia dini menjadi masa terpenting dalam
rentang kehidupan seorang anak karena pada masa ini pertumbuhan otak sedang
mengalami perkembangan yang sangat pesat (Slamet Suyanto, 2005 : 6).
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat
14 menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun, melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Ahmad Susanto (2011: 33-45) menyebutkan bahwa aspek-aspek
perkembangan anak usia dini meliputi aspek perkembangan fisik, aspek
perkembangan intelegensi, aspek perkembangan bahasa, aspek perkembangan
sosial, dan aspek perkembangan moral. Semua aspek perkembangan tersebut
dapat dikembangkan melalui stimulasi yang tepat sehingga aspek
perkembangannya tepat pada sasaran.
Aspek perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek terpenting dalam
tahap perkembangan anak karena dipakai oleh anak untuk menyampaikan
pribadinya (Suhartono, 2005: 8). Bahasa merupakan media komunikasi karena
memberikan keterampilan kepada anak untuk dapat berkomunikasi dan
mengekspresikan dirinya agar anak dapat menjadi bagian dari kelompok
sosialnya.
Perkembangan bahasa bukan saja dalam bentuk bahasa secara lisan,
namun mencakup empat keterampilan berbahasa. Bromley (dalam Nurbiana
Dhieni, 2005: 115) menyebutkan empat macam bentuk bahasa yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu bagian dari perkembangan bahasa
ialah membaca. Menurut Mohammad Fauzil Adhim (2004: 25) membaca
merupakan proses yang kompleks. Kemampuan membaca merupakan
kemampuan yang sangat fundamental karena kemampuan membaca menjadi
dasar untuk mengembangkan kemampuan yang lain. Kemampuan membaca pada
anak Taman Kanak-kanak dikenal dengan kemampuan membaca permulaan.
Leonhardt (Nurbiana Dhieni, Lara Fridani, Gusti Yarmi, Nany Kusiati, &
Sri Wulan, 2008: 5.5) mengungkapkan bahwa membaca permulaan sangat penting
bagi anak. Anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang
lebih tinggi. Kegemaran membaca harus dikenalkan sejak usia dini. Sofia Hartati
(2005: 20) mengungkapkan bahwa tahapan perkembangan bahasa anak usia 4-6
tahun adalah dapat mengenal tulisan sederhana dan mampu menyusun kalimat
sederhana. Sejalan dengan itu, Slamet Suyanto (2005: 55) mengungkapkan bahwa
anak usia 5-6 tahun berada pada tahap pra operasional. Pada tahap ini anak mulai
menunjukkan proses berpikir yang jelas, anak mulai mengenali beberapa simbol
sistematis, anak dapat melakukan permainan simbolis. Kemampuan membaca
sudah dapat dikembangkan di Taman Kanak-kanak, seperti yang diungkapkan
oleh Nurbiana Dhieni, dkk. (2008: 5.4), salah satu aspek kemampuan yang harus
dikembangkan ialah kemampuan membaca dan menulis. Dengan dibiasakannya
belajar membaca sejak dini, maka anak akan memperoleh informasi yang lebih
banyak dari yang telah dibacanya. Oleh karena itu, berdasarkan pendapat di atas,
kemampuan membaca sudah dapat dikembangkan di TK.
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap anak Kelompok B di TK ABA
Karangkajen, anak-anak di kelompok B2 masih banyak yang kesulitan dalam
mengenal dan menyebutkan kembali simbol huruf yang diperlihatkan guru dan
masih sering terbolak-balik dalam membaca huruf yang bunyinya hampir sama,
misalnya huruf “b” dan “d” , serta “u” dan “o”. Selain itu, Guru belum
memanfaatkan media-media dan fasilitas pendukung pembelajaran yang
disediakan. Padahal sekolah sudah menyediakan banyak media pembelajaran di
kelas seperti balok, puzzle, dan miniatur bangunan yang terdapat tulisan di
bawahnya. Guru lebih sering menggunakan papan tulis dan Lembar Kerja Anak
(LKA) dalam kegiatan pembelajaran membaca karena lebih praktis dan tidak
perlu menghabiskan waktu untuk membuat media pembelajaran. Melihat
permasalahan kemampuan membaca permulaan yang ada, maka diperlukan
pemilihan media pembelajaran yang tepat. Media yang dibahas dalam penelitian
ini adalah media CD Interaktif.
CD interaktif adalah suatu multimedia yang terdapat unsur-unsur media
interaktif (Wina Sanjaya, 2012: 221). Dina Indriana (2011: 116) mengungkapkan
bahwa CD multimedia interaktif merupakan media pengajaran dan pembelajaran
yang sangat menarik dan praktis penyajiannya dengan memanfaatkan komputer.
Penggunaan media CD interaktif dalam pembelajaran diharapkan dapat menarik
minat membaca dan menumbuhkan motivasi belajar anak untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
TK ABA Karangkajen belum mengembangkan pembelajaran
menggunakan tekhnologi, padahal sekolah memiliki laptop yang dapat digunakan
untuk kegiatan pembelajaran. Untuk itu, peneliti ingin menguji pengaruh
penggunaan media CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca yang
dikembangkan oleh PT. Akal Interaktif produksi tahun 2006 sebagai alternatif
untuk kegiatan belajar mengajar membaca permulaan. Media ini dipilih sebagai
media pembelajaran dalam penelitian dengan alasan: 1) media ini menyajikan
materi dengan cara menarik karena menggunakan unsur gambar animasi yang
berwarna-warni dan suara yang sesuai untuk anak Taman Kanak-kanak karena
menggunakan suara seorang anak laki-laki; 2) sudah banyak anak Taman
Kanak-kanak yang menguasai alat-alat teknologi seperti komputer dan laptop; 3) media
ini mengandung permainan yang dapat mengajak anak untuk belajar membaca
dan disajikan secara menarik; 4) permainan kata yang ditampilkan sesuai dengan
taraf berpikir anak sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan
dan tidak membosankan; 5) terdapat unsur audio yang membantu anak dalam
memahami perbedaan bunyi dari setiap huruf; 6) anak dapat mengulang materi
memungkinkan anak untuk belajar secara individual dan interaktif; 8) sekolah
telah memiliki komputer yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung
pembelajaran menggunakan media CD interaktif; 9) media ini dapat didapatkan
dengan mudah karena sudah dijual di toko-toko buku serta harganya terjangkau.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan terdapat beberapa
masalah yang dapat diidentifikasi, antara lain :
1. Anak kesulitan mengenal dan menyebutkan kembali simbol huruf serta
terbolak-balik dalam membaca huruf yang bunyinya hampir sama.
2. Guru lebih sering menggunakan papan tulis dan Lembar Kerja Anak (LKA)
dalam kegiatan pembelajaran sehingga kurang menarik minat dan perhatian
anak.
3. Belum digunakannya media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca
sebagai alternatif dalam pembelajaran membaca permulaan di TK ABA
Karangkajen.
C.Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
di atas, penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang ketiga yaituCD
Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca belum digunakan sebagai alternatif dalam
D.Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh penggunaan media CD interaktif Abacada Cerdas
Belajar Baca terhadap kemampuan membaca permulaan anak kelompok Bdi TK
ABA Karangkajen?
E.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media
CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca terhadap kemampuan membaca
permulaan anak kelompok B di TK ABA Karangkajen.
F. Manfaat Penelitian
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
beberapa pihak, antara lain:
1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat membantu mengembangkan kemampuan
membaca dengan media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca.
2. Bagi guru, hasil penelitian ini sebagai salah satu model media yang dapat
dimanfaatkan dalam peningkatan kemampuan membaca pada anak usia dini.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan penerapan kebijakan pelaksanaan
kurikulum sekolah dengan pemanfaatan media dalam pembelajaran, dalam
upaya meningkatkan kemampuan membaca anak usia dini.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan guna
pengembangan keilmuan pendidikan anak usia dini terkait dengan pembelajaran
G.Definisi Operasional
1. Media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca
Media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca adalah alat bantu dalam
proses pembelajaran berbentuk CD (Compact Disk) produksi PT. Akal Interaktif
tahun 2006 yang diperuntukkan bagi anak usia 2-6 tahun. CD Interaktif ini
terdapat empat menu utama, yaitu menu rumah kaca, menu rumah pohon, menu
taman bermain, dan menu perpustakaan yang berisi permainan mengenalkan
huruf, kata, kalimat, serta paragraf kepada anak. Media ini dilengkapi dengan
unsur gambar animasi, suara serta tanya jawab interaktif sehingga pembelajaran
yang disampaikan mudah diterima oleh anak. Setiap pembelajaran huruf dan kata
diaudiokan sehingga anak dapat mengetahui pengucapan membaca yang benar.
Penggunaan media ini adalah peneliti terlebih dahulu mengenalkan CD
pada anak dan memperlihatkan cara penggunaannya menggunakan laptop,
kemudian anak giliran memainkan game di dalam CD tersebut sesuai dengan
instruksi, serta didampingi oleh peneliti. Sewaktu anak menunggu giliran
memainkan game, anak mengerjakan tugas lain yang diberikan oleh guru,
sehingga anak tidak berebut.
Kriteria pengaruh media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah apabila anak mampu menyebutkan huruf,
suku kata, dan kata dalam gambar setelah belajar dengan menggunakan media CD
Interaktiflebih baik dibandingkan sebelum menggunakan media CD Interaktif
2. Kemampuan Membaca Permulaan Anak TK
Kemampuan membaca permulaan yang dimaksud dalam penelitian ini
berfokus pada kemampuan anak dalam mengenal lambang tulisan. Adapun
indikator kemampuan membaca permulaan yang diteliti yakni kemampuan
menyebutkan lambang huruf, baik vokal maupun konsonan, serta kemampuan
membaca kata yang terdapat pada CD Interaktif. Teknik pengambilan data untuk
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Anak Usia Dini
1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
National Association of Education Young Children (NAEYC)
mengemukakan bahwa anak usia dini merupakan sekelompok individu yang
berada pada rentang usia 0-8 tahun. Anak usia dini berada dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan (Sofia Hartati, 2005:7). Batasan di atas sejalan
dengan pengertian dari Takdirotun Musfiroh (2008: 1). Anak usia dini adalah
anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan
tahun. Dalam kelompok ini mencakup bayi hingga anak kelas tiga SD.
M.Ramli (2005 : 67) mengatakan bahwa pada masa usia dini, anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat dari segi fisik,
kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan aspek-aspek kepribadian lainnya.
Perkembangan pada setiap bidang saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditegaskan bahwa anak usia dini adalah
sekelompok individu yang berada pada rentang usia 0-8 tahun yang sedang
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat dari segi fisik,
kognitif, bahasa, sosial-emosional.
2. Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun
Setiap anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek
kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional, maupun moral agama yang
Kellough (dalam Sofia Hartati, 2005:10-11) adalah anak itu bersifat egosentris,
anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, anak merupakan makhluk sosial, anak
bersifat unik, anak umumnya kaya dengan fantasi, anak memiliki daya konsentrasi
yang pendek, serta anak merupakan masa belajar yang paling potensial untuk
dikembangkan.
Brewer dalam Takdiroatun Musfiroh (2005 : 194) berpendapat bahwa anak
usia 5 tahun telah dapat mengidentifikasi huruf, membuat sendiri
huruf-huruf tersebut. Bronson menambahkan bahwa anak usia 5 tahun juga dapat
menikmati kegiaan membaca dan mengeja. Anak telah memahami bahwa setiap
benda memiliki nama dan bahwa kata merupakan representasi simbolik dari objek
tertentu. Anak telah memahami bahwa kata memiliki makna.
Cucu Eliyawati (2005: 3) mengungkapkan bahwa setiap anak memiliki
karakteristik yang menonjol dan unik, egosentris, aktif dan energik, memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi, eksploratif dan berjiwa petualang, mengekspresikan
perilaku secara relatif spontan, kaya dengan fantasi atau khayalan, mudah frustasi,
kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu, memiliki daya perhatian yang
masih pendek, bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman, serta
semakin menunjukkan minat terhadap teman.
Berdasarkan pemahaman tersebut dapat ditegaskan bahwa anak memiliki
karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa, karakteristik-karakteristik
tersebut diantaranya anak bersifat aktif, egosentris, memiliki rasa ingin tahu dan
imajinasi yang tinggi, dan memiliki daya perhatian yang rendah. Oleh karena itu
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak baik kognitif, bahasa, fisik
motorik, sosial emosional, maupun moral agama. Diantara potensi yang ada
tersebut penelitian ini berfokus pada perkembangan bahasa anak dalam membaca
permulaan.
Secara lebih spesifik, perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun menurut
Sofia Hartati (2005: 21) yaitu dapat melaksanakan 3 perintah lisan secara
sederhana; senang mendengarkan dan menceritakan cerita sederhana secara
berurutan; mampu menyebutkan nama, jenis kelamin, dan umur; mampu
menyebutkan nama panggilan orang lain; mampu menggunakan kata sambung;
mampu mengajukan pertanyaan; mampu menggunakan dan menjawab beberapa
kata tanya; mengenal tulisan sederhana; mampu membandingkan dua hal; dan
memahami hubungan timbal balik. Sedangkan menurut Permendiknas No. 58
Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini menyebutkan bahwa
perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun mencakup kemampuan menerima
bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan.
Berdasarkan pemahaman tersebut dapat ditegaskan bahwa dalam
penelitian ini anak usia 5-6 tahun sudah dikenalkan dengan keaksaraan, seperti
membaca dan menulis permulaan. Membaca permulaan untuk anak kelompok B
(usia 5-6 tahun) meliputi mengenal simbol atau huruf dan mampu
menyebutkannya. Pengenalan membaca permulaan harus dilakukan dengan
kegiatan yang menarik perhatian anak karena anak memiliki memiliki rasa ingin
B.Aspek Pengembangan Bahasa Anak TK 1. Pengertian Perkembangan Bahasa
Rita Eka Izzati (2005 : 58) mengungkapkan bahwa bahasa adalah segala
bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan manusia disimbolisasikan agar
dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Hurlock (1978 : 176) menyatakan
bahwa bahasa mencakup segala sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran
dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain.Bromley dalam
Nurbiana Dhieni (2005 : 18) mendefinisikan bahasa sebagai sistem simbol yang
teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari
simbol-simbol visual maupun verbal. Simbol-simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat, ditulis,
dan dibaca, sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar.
Bromley dalam (Nurbiana Dhieni (2005 : 115) menyebutkan empat
macam bentuk bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Keterampilan menyimak dan membaca merupakan keterampilan bahasa reseptif
karena dalam keterampilan ini makna bahasa diperoleh dan diproses melalui
simbol visual dan verbal. Sedangkan berbicara dan menulis merupakan
keterampilan bahasa ekspresif yang melibatkan pemindahan arti melalui simbol
visual dan verbal yang diproses dan diekspresikan anak.
Penelitian ini membahas salah satu dari empat perkembangan aspek
bahasa tersebut yaitu kemampuan membaca. Membaca merupakan kemampuan
yang menjadi modal bagi anak usia dini untuk memasuki pendidikan dasar.
Dengan membaca maka anak akan memperoleh wawasan yang luas. Selain itu
simbol-simbol dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu diperlukan peningkatan
terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak usia Taman Kanak-kanak.
2. Kemampuan Membaca Permulaan Anak TK
a. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan Anak TK
Kegiatan membaca menurut Nubiana Dhieni (2005: 5.3) adalah suatu
kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti
mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi, maknanya,
serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Membaca merupakan
aktivitas auditif dan visual untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf
atau kata (Munawir Yusuf, 2005: 134).
Pengertian kemampuan membaca permulaan menurut Supriadi, dkk
(1992: 117) adalah kemampuan mengubah lambang-lambang tertulis menjadi
bunyi-bunyi atau suara-suara yang bermakna. Wardani (1995: 56) menyatakan
bahwa membaca permulaan adalah kegiatan menyuarakan tulisan dengan
memberikan makna pada tulisan dari bacaan. Pendapat tersebut menjelaskan
bahwa dalam proses membaca ada kegiatan pemaknaan dari tulisan maupun
kata-kata. Sabarti Akhadiah, dkk (1991/1992: 11) menjelaskan bahwa membaca
permulaan merupakan proses menyuarakan kalimat-kalimat dalam bentuk lisan.
Burhan Nurgiyantoro (2010: 391) menyatakan bahwa kemampuan membaca
permulaan anak meliputi kelancaran pengungkapan, ketepatan struktur kalimat
dan kebermaknaan penuturan. Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa
membaca permulaan adalah kegiatan mengenali simbol huruf dan kata, serta
b. Tujuan Membaca Permulaan Anak TK
Romiariyanto (dalam Yuspia, Siti Hadijah, & Nursyamsiar, 2013: 4)
mengungkapkan tujuan membaca permulaan adalah sebagai berikut: a)
membedakan huruf, b) mengucapkan tulisan yang sedang dibaca dengan benar,
menggerakkan mata dengan cepat dari kiri ke kanan sesuai dengan urutan tulisan
yang dibaca, c) menyuarakan tulisan yang dibaca dengan benar. Sabarti Akhadiah,
dkk (1992/1993: 24) berpendapat bahwa tujuan membaca permulaan agar siswa
memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang
wajar, sebagai dasar untuk membaca lanjut.
Tujuan membaca permulaan untuk anak usia dini 5-6 tahun TK mengacu
pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 (2009: 10), tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini yaitu anak dapat berkomunikasi secara lisan,
memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan
membaca.
Berdasarkan pendapat tentang tujuan membaca maka dapat ditegaskan
bahwa tujuan membaca permulaan di TK adalah untuk mengenalkan huruf,
melatih kemampuan anak untuk mengubah huruf menjadi suara dengan intonasi
yang wajar, serta sebagai dasar mempersiapkan kemampuan anak dalam membaca
c. Metode Kemampuan Membaca Permulaan
Slamet Suyanto (2005: 165-166) menyebutkan bahwa pengenalan
membaca pada anak dapat dilakukan dengan cara fonik, yaitu dilakukan dengan
mengeja huruf demi huruf pada saat membaca. Misalnya kata “mata” dapat dieja
menjadi /em/ /a/ = /ma/ dan /te/ /a/ = /ta/ sehingga menjadi /mata/. Cara yang lain
adalah dengan membaca menyeluruh (whole language), yaitu mengajarkan untuk
membaca secara keseluruhan, kemudian anak mencari huruf yang menyusunnya.
Misalnya guru menunjuk mata, kemudian guru menanyakan nama dari bagian
tubuh yang ditunjuk tersebut. Anak menjawab “mata”, kemudian guru mengajak
anak untuk menemukan huruf yang membentuk kata “mata”. Anak menjadi
paham bahwa kata “mata” terbentuk dari huruf “m”, “a”, “t”, “a”.
Aulia (2011: 91-97) mengungkapkan metode membaca permulaan anak
dapat dilakukan dengan cara: a) huruf dinding, yaitu menempelkan huruf-huruf di
setiap dinding yang sering dijumpai anak; b) memperkenalkan huruf melalui
komputer; c) mengenalkan huruf-huruf melalui bermain; d) metode mengeja,
yaitu merangkai huruf menjadi suku kata dan merangkaikan suku kata menjadi
kata sehingga mengandung arti; e) metode bertahap, dilakukan dengan cara
menunjukkan satu atau dua huruf; dan f) metode suku kata, dilakukan dengan cara
mengenalkan rangkaian suku kata.
Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode poin b, yaitu
metode yang memperkenalkan huruf melalui komputer yang dilakukan dengan
cara menggunakan media CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca. Langkah
membaca permulaan menggunakan media CD, kemudian anak dibimbing peneliti
mengklik menu rumah kaca. Terdapat suara anak kecil yang mengatakan “Klik
nama benda yang sesuai dengan gambar”. Ada sebuah gambar yang terletak di
tengah layar, dan di bawahnya terdapat nama benda tersebut. Anak memainkan
permainan dengan cara membaca tiga buah kotak yang telah berisi nama-nama
benda. Anak memilih kata yang sesuai dengan gambar dan kata yang terdapat di
bawah gambar dengan cara mengklik nama benda yang sesuai dengan gambar
yang tertera pada layar. Dalam setiap sesi terdapat 10 gambar yang akan
dimainkan oleh anak.
d. Tahapan Membaca Anak Usia 5-6 Tahun
Munawir Yusuf (2005: 144) mengungkapkan bahwa keterampilan
membaca berkembang anak usia dini melalui beberapa tahap, yaitu tahap
pertumbuhan kesiapan membaca, tahap awal belajar membaca, tahap
perkembangan keterampilan membaca, dan tahap penyempurnaan keterampilan
membaca. Tahap pertumbuhan kesiapan membaca merupakan kompetensi awal
yang harus dikuasai anak untuk dapat mulai belajar membaca. Kesiapan
membaca, misalnya kemampuan membedakan berbagai bentuk, bangun, warna,
ukuran, arah, dan sebagainya, pada anak normal sudah mulai tumbuh sejak lahir
Nurbiana Dhieni (2005:315) menyebutkan bahwa perkembangan membaca
anak usia 4-6 tahun berlangsung dalam beberapa tahapan, yaitu:
1) Tahap Fantasi (Magical Stage). Pada tahap ini anak mulai belajar
menggunakan buku, melihat dan membalik lembaran buku atau membawa
buku kesukaannya.
2) Tahap Pembentukan Konsep Diri (Self Concept Stage). Pada tahap ini anak
mulai memandang dirinya sebagai pembaca. Anak pura-pura membaca buku,
memaknai gambar berdasarkan pengalaman yang diperoleh sebelumnya, dan
menggunakan bahasa baku yang tidak sesuai dengan tulisan.
3) Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage). Pada tahap ini pada diri
anak mulai tumbuh kesadaran akan tulisan dalam buku dan menemukan kata
yang pernah ditemui sebelumnya, dapat mengungkapkan kata-kata yang
bermakna dan berhubungan dengan dirinya, sudah mengenal tulisan kata-kata
puisi, lagu, dan sudah mengenal abjad.
4) Tahap Pengenalan Bacaan (Take Off Reader Stage). Anak mulai
menggunakan tiga sistem isyarat (graphoponik semantik, dan sintaksis). Anak
mulai tertarik pada bacaan, dapat mengenal tulisan dalam konteks tertentu,
berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan, serta membaca berbagai
tanda seperti pada papan iklan, kotak susu, pasta gigi, dan lainnya.
5) Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stage). Pada tahap ini anak
Steinberg (Ahmad Susanto, 2011: 90) menyatakan bahwa kemampuan
membaca anak usia dini dibagi menjadi empat tahap perkembangan, yaitu sebagai
berikut:
1) Tahap Timbulnya Kesadaran Terhadap Tulisan
Pada tahap ini, anak mulai belajar menggunakan buku dan menyadari
bahwa buku itu penting, melihat-lihat buku dan membolak-balik buku, terkadang
anak membawa buku ke tempat kesenangannya.
2) Tahap Membaca Gambar
Anak usia TK sudah bisa memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai
melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi
makna gambar, membaca buku dengan menggunakan bahasa buku walaupun
tidak cocok dengan tulisannya. Anak TK sudah menyadari bahwa buku memiliki
karakteristik khusus, seperti judul, halaman, huruf, kata dan kalimat serta tanda
baca walaupun anak belum faham semuanya.
3) Tahap Pengenalan Bacaan
Pada tahap ini anak TK telah dapat menggunakan tiga sistem bahasa,
seperti fonem (bunyi huruf), semantik (arti kata), dan sintaksis (aturan kata atau
kalimat) secara bersama-sama. Anak yang sudah tertarik pada bahan bacaan mulai
mengingat kembali bentuk huruf dan konteksnya. Anak mulai mengenal
4) Tahap Membaca Lancar
Pada tahap ini, anak sudah dapat membaca secara lancar berbagai jenis
buku yang berbeda dan bahan-bahan yang langsung berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan beberapa penjelasan tentang tahap membaca di atas maka
dapat ditegaskan bahwa tahap-tahap membaca permulaan pada saat masa TK
adalah tahap tahap fantasi, tahap pembentukan konsep diri, tahap membaca
gambar, tahap pengenalan bacaan, dan tahap membaca lancar.
Peran guru dan orang tua sangat penting dalam mengembangkan
kemampuan anak sesuai dengan tahapan membaca. Maka dari itu guru dan orang
tua harus mengembangkan media pembelajaran agar sesuai dengan tahap
kemampuan membaca pada anak, salah satunya melalui media CD interaktif
Abacada Cerdas Belajar Baca. Media ini berisi materi dan permainan tentang
huruf dan kata yang dilengkapi dengan gambar animasi dan suara yang menarik
untuk menstimulasi tahap pengenalan bacaan anak.
e. Materi Membaca Permulaan Anak TK
Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996: 51) menyatakan bahwa materi yang
diajarkan dalam membaca permulaan antara lain: a) lafal, intonasi, kata dan
kalimat sederhana; b) huruf-huruf yang banyak digunakan dalam kata dan kalimat
sederhana yang sudah dikenal anak; c) kata-kata baru yang bermakna; d) lafal dan
intonasi kata yang sudah dikenal dan kata baru.Enny Zubaidah (2003: 88-89),
mengungkapkan bahwa huruf yang dikenalkan pada anak dalam pembelajaran
awalnya anak akan menjumpai atau dikenalkan tentang penggunaan huruf kecil
baik dalam belajar membaca maupun menulis. Dengan demikian penggunaan
huruf kecil dalam pengenalan huruf akan lebih memudahkan anak dalam
membaca. Sedangkan huruf konsonan dan vokal yang diperkenalkan untuk
membaca permulaan menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi (1999: 56)
antara lain: a, i, n, m, u, b, e, p, o, l, h, t, d, dan s.
Menurut Suhartono (2005: 176), tidak semua konsonan bahasa Indonesia
dikenalkan pada anak usia dini. Hal ini disebabkan konsonan tersebut berasal dari
bahasa asing. Misalnya konsonan f,q, v,x, dan z. Konsonan yang diperkenalkan
anak usia dini yaitu konsonan bilabial (p, b, m, dan w); konsonan dental (n, t, d, l,
s, dan r); konsonan palatal (c, j, dan y); konsonan velar (k dan g); serta konsonan
glotal (h).
Carol Seefeldt dan Barbara A. Wasik (2008: 326), mengatakan bahwa
sangat umum bagi anak-anak mengalami kesulitan untuk membedakan huruf “E”
dengan huruf “F” atau huruf “N” dengan huruf “M”. Tidak hanya sulit bagi
anak-anak yang belajar huruf untuk membedakan bentuk huruf, tetapi juga sulit untuk
memecahkan masalah tentang bagaimana huruf itu berorientasi pada ruang. Itulah
sebabnya anak-anak kadang kesulitan untuk membedakan huruf “W” dan “M”,
“p” dan “q”, “n” dan “u”, serta “b” dan “d”.
Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah pola dua suku kata yang
terdiri dari dua huruf vokal dan dua huruf konsonan yang sudah dikenal anak
f. Pemilihan Media Pembelajaran yang Tepat untuk Anak Usia Dini
Dina Indriana (2011: 28) menyatakan bahwa ada beberapa faktor untuk
menentukan tepat tidaknya sesuatu dijadikan media pembelajaran. Faktor-faktor
tersebut yaitu tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi pembelajaran,
karakteristik anak, ketersediaan fasiltas pendukung, kondisi lingkungan dan
waktu, gaya belajar siswa dan teori yang digunakan. Berikut ini penjelasan dari
faktor-faktor tersebut:
1) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.
Media dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
disesuaikan dengan tingkat pencapaian perkembangan dan indikatornya. Pada
penelitian ini tujuan pembelajaran yang akan dicapai salah satunya yaitu
meningkatkan kemampuan membaca awal.
2) Kesesuaian dengan karakteristik siswa.
Media dipilih berdasarkan karakteristik anak, dalam penelitian ini media
disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini. Jika media yang dipilih sudah
sesuai dengan karakteristik anak maka diperkirakan keberhasilan dari
pembelajaran akan lebih besar.
3) Kesesuaian dengan materi pembelajaran.
Media dipilih untuk membantu agar materi pembelajaran dapat dipahami.
Pada penelitian ini materi pembelajaran yang akan disampaikan berupa suatu
konsep tentang bentuk huruf-huruf dan pelafalannya, kata maupun kalimat serta
4) Kesesuaian dengan fasilitas pendukung, kondisi lingkungan dan waktu.
Media yang digunakan disesuaikan dengan fasilitas pendukung, kondisi
lingkungan dan waktu supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
5) Kesesuaian dengan gaya belajar anak.
Gaya belajar anak dapat mempengaruhi keberhasilan suatu pembelajaran
dan efektivitas penggunaan media pembelajaran. Bobby De Porter (Dina Indriana,
2011: 30) menyatakan bahwa ada tiga gaya belajar anak yaitu gaya belajar tipe
visual, gaya belajar tipe belajar dan gaya belajar tipe kinestetik. Anak dengan tipe
visual akan mudah menyerap informasi dengan melihat. Anak dengan tipe audio
akan mudah menyerap informasi dengan mendengar. Anak dengan tipe kinestetik
akan mudah menyerap informasi dengan melakukan.
6) Kesesuaian media yang dipilih dengan teori landasan penggunaan media.
Media yang dipilih disesuaikan dengan teori landasan penggunaan media,
tidak boleh hanya merujuk pada pilihan guru. Sehingga diharapkan tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik, efektif, dan efisien. Pada penelitian ini
media yang dipilih sudah disesuaikan dengan landasan penggunaan media.
C. Media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca 1. Pengertian CD Interaktif Abacada
Multimedia interaktif adalah multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan pengguna, sehingga pengguna mempunyai
keleluasaan untuk menentukan proses selanjutnya, yang termasuk dalam jenis ini
Sanjaya (2012: 221) mengemukakan bahwa CD interaktif adalah suatu
multimedia yang terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound,
animasi, video, teks, grafis dan bersifat interaktif. Hal ini senada dengan yang
diungkapkan oleh Sani Susangka, (2012: 19) CD interaktif adalah suatu
multimedia yang terdapat unsur-unsur multimedia seperti sound, animasi, video,
teks, grafis dan bersifat interaktif yang dikemas dalam sebuah CD (Compact
Disk).
Dina Indriana (2011 : 116) mengatakan bahwa CD interaktif merupakan
media pengajaran dan pembelajaran yang sangat menarik dan paling praktis
penyajiannya dengan memanfaatkan komputer. Dengan CD interaktif, siswa dapat
lebih aktif mempelajari materi dan menumbuhkan kemandirian belajar, sedangkan
guru bertugas mengamati dan mengulas penguasaan materi siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa media CD
interaktif merupakan multimedia yang dapat dikontrol oleh pengguna, dikemas
dalam sebuah CD (Compact Disk), yang mengandung beberapa unsur media
sekaligus, seperti sound, animasi, video, teks, grafis dan menciptakan interaksi
antara pengguna dan sistem komputer. CD interaktif yang digunakan dalam
penelitian ini adalah CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca produksi PT.
Akal Interaktif yang diciptakan sebagai media belajar membaca bagi anak dengan
rentang usia 2-6 tahun. Dalam penelitian ini CD interaktif Abacada Cerdas Belajar
Baca diujicobakan untuk mengetahui pengaruh terhadap kemampuan membaca
2. Karakteristik CD Interaktif Abacada
Andi Prastowo (2011: 330) mengungkapkan bahwa dilihat dari proses
pembuatan maupun penggunaannya, CD interaktif tidak dapat terlepas dari
perangkat komputer, jadi CD interaktif juga termasuk ke dalam media berbasis
komputer. CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca ini diputar menggunakan
laptop, karena dengan memanfaatkan laptop, anak dapat belajar dimana pun dan
kapan pun.
Daryanto (2010: 53) berpendapat bahwa ada tiga karakteristik dari CD
interaktif, yaitu memiliki lebih dari satu media, bersifat interaktif dan bersifat
mandiri. CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca memiliki beberapa unsur
media seperti gambar animasi, sound, teks dan permainan. CD ini bersifat
interaktif karena anak tidak belajar sendiri. Terdapat suara yang mengajak anak
untuk bermain sekaligus belajar, mengajak anak menirukan suara dan membaca
dengan cara mengikuti instruksi dari CD. Bersifat mandiri karena anak dapat
menggunakan CD ini secara mandiri dan tidak perlu bergantung pada guru
maupun orang tua, karena terdapat petunjuk suara dan teks yang membimbing
anak untuk belajar.
CD Interaktif Abacada Belajar Baca memiliki empat menu utama, yaitu
menu rumah kaca, rumah pohon, taman bermain, dan perpustakaan. Setiap menu
a. Rumah Kaca
Pada menu rumah kaca ini anak dikenalkan membaca kata sederhana yang
terdiri dari dua suku kata, tiga suku kata, suku kata khusus, kata dengan bunyi
“ng” dan “ny”, kata berimbuhan, dan kata berulang.
b. Rumah Pohon
Pada menu rumah pohon ini anak belajar mengenal huruf, menyusun huruf
menjadi kata, dan mengisi huruf yang kosong dalam satu kata. Huruf yang
terdapat dalam menu ini adalah huruf vokal a, i, u, e, o serta huruf konsonan b, c,
d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
c. Taman Bermain
Pada menu taman bermain ini anak belajar membaca satu kata, dua kata,
satu kalimat dan satu paragraf. Untuk pertama kali, anak belajar membaca satu
kata. Anak harus menyelesaikan permainan materi membaca satu kata. Setelah
anak berhasil memainkan game membaca satu kara, selanjutnya anak dapat
melanjutkan game membaca dua kata, begitu selanjutnya sampai anak berhasil
memainkan game satu paragraf.
d. Perpustakaan
Pada menu ini anak diajak untuk belajar menulis. Tahapan ini dimulai dari
membuat garis lurus, garis lengkung, dan garis miring dan kemudian dilanjutkan
menulis huruf dan suku kata. Pada tahap ini anak mengikuti alur garis yang
terdapat di layar. Setelah menyelesaikan permainan tersebut, kemudian
dilanjutkan dengan permainan menulis huruf menggunakan keyboard dan belajar
Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan menu rumah kaca untuk
mengembangkan kemampuan membaca permulaan anak kelompok B. Pada menu
rumah kaca ini digunakan menu pola dua suku kata.
3. Kelebihan CD Interaktif Abacada
CD interaktif Abacada memiliki beberapa kelebihan tertentu. Daryanto
(2010: 52) menyatakan kelebihan media CD interaktif adalah sebagai berikut:
a. Proses belajar yang lebih interaktif dan dapat dilakukan dimana dan kapan saja. b. Dapat meningkatkan perhatian siswa.
c. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata. d. Memperkecil benda atau peristiwa yang kompleks.
e. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan di sekolah.
f. Menyajikan benda atau peristiwa yang sangat jauh. g. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya.
Wina sanjaya (2012: 222) mengemukakan kelebihan CD interaktif adalah:
1) Siswa dapat belajar mandiri tidak harus bergantung kepada guru atau instruktur; 2) siswa dapat memulai belajar kapan saja dan berhenti sesuai dengan keinginannya; 3) materi-materi yang diajarkan dalam CD dapat langsung dipraktekan oleh siswa; 4) terdapat fungsi repeat yang bermanfaat untuk mengulangi materi secara beruang-ulang untuk penguasaan secara menyeluruh.
Hujair AH. Sanaky (2009: 109) mengungkapkan kelebihan media CD
interaktif antara lain adalah sebagai berikut:
a. Menyajikan objek belajar secara konkrit atau pesan pembelajaran secara
realistik sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman belajar.
b. Sifatnya audio-visual sehingga memiliki daya tarik dan dapat memotivasi
siswa untuk belajar.
c. Sangat baik untuk pencapaian pembelajaran psikomotor.
d. Dapat mengurangi kejenuhan belajar jika dikombinasikan dengan teknik
e. Menambah daya tahan ingatan tentang objek belajar yang dipelajari siswa.
f. Portable dan mudah didistribusikan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, media CD interaktif Abacada
Cerdas Belajar Baca memiliki beberapa keunggulan seperti yang disebutkan di
atas, diantaranya yaitu 1) Penggunaan CD dapat dilakukan dimana saja dan kapan
saja, karena CD ini dapat diinstal di komputer maupun laptop dan dapat
dimainkan dimanapun dan kapanpun; 2) Siswa dapat belajar mandiri tidak harus
bergantung kepada guru karena CD ini mudah dioperasikan, anak hanya perlu
mendengarkan instruksi suara dari CD; 3) Terdapat tombol hasil belajar yang
terdiri dari 2 warna, yaitu koin perak dan emas. Hal ini memungkinkan anak
melihat keberhasilan dalam belajar; 4) Terdapat fungsi repeat yang bermanfaat
untuk mengulangi materi secara berulang-ulang untuk penguasaan secara
menyeluruh, anak dapat mengulangi materi yang diinginkan dengan cara
meng-klik tombol koin pada hasil belajar. Apabila anak mendapatkan koin perak, maka
anak dapat mengulangi pelajaran hingga mendapatkan koin emas; 5) Sifatnya
audio-visual sehingga memiliki daya tarik dan dapat memotivasi siswa untuk
belajar. CD ini dilengkapi dengan gambar animasi yang menarik, dan terdapat
suara anak kecil yang mengajak anak untuk belajar dan bernyanyi; 6) Menambah
daya tahan ingatan tentang objek belajar yang dipelajari siswa, karena dengan
tampilan gambar animasi yang disukai anak, serta dilengkapi dengan suara anak
4. Cara Penggunaan CD Interaktif Abacada
Peneliti melakukan penelitian pada saat kegiatan inti. Guru tetap mengajar
menggunakan RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang telah disusun. Pada saat
anak mengerjakan tugas dari Guru, peneliti memanggil anak satu persatu untuk
bergantian memainkan game membaca di dalam CD dengan dibimbing oleh
peneliti.Peneliti hanya menggunakan game pada menu Rumah Kaca pola dua
suku kata. Pada menu ini, permainan terdiri dari 4 sesi. Cara penggunaan CD
Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca adalah:
a. Game Mengenal Bentuk Kata I
Gambar 1.Game Mengenal Bentuk Kata I
Game ini bertujuan untuk melatih anak belajar mengenal bentuk
kata.Terdapatkata samar di bawah gambar untuk membantu anak memilih kata.
Dari setiap pilihan kata terdapat suara nama benda tersebut, sehingga
memudahkan anak untuk belajar. Cara bermainnya adalah sebagai berikut:
1) Peneliti mengenalkan dan menjelaskan cara penggunaan media CD interaktif
Abacada Cerdas Belajar Baca.
2) Anak diminta maju satu persatu untuk mempraktekkan penggunaan media CD
3) Peneliti membimbing anak secara individual untuk mengoperasikan game di
laptop. Ketika bermain, peneliti memberikan penguatan terkait materi yang
disajikan, misalnya terdapat gambar kaki. Peneliti meminta anak menyebutkan
nama gambar yang terdapat di layar.
4) Peneliti membimbing anak untuk memilih kata yang sesuai dengan gambar.
Terdapat pilihan kata pengecoh “kaki”, “mata”, dan “dadu”. Dari setiap pilihan
kata, terdapat suara yang membantu anak untuk mengenal kata. Kemudian
peneliti membimbing anak mengeja huruf yang terdapat di layar.
5) Anak mengklik pilihan kata sesuai panduan peneliti dan mengarahkan kursor
ke arah gambar.
b. Game Mengenal Bentuk Kata II
Gambar 2. Game Mengenal Bentuk Kata II
Game ini bertujuan untuk melatih anak belajar mengenal bentuk
katamenggunakan kata pengecoh yang hampir mirip. Terdapatkata samar di
bawah gambar untuk membantu anak memilih kata. Dari setiap pilihan kata
Cara bermainnya adalah sebagai berikut:
1) Peneliti mengenalkan dan menjelaskan cara penggunaan media CD interaktif
Abacada Cerdas Belajar Baca.
2) Anak diminta maju satu persatu untuk mempraktekkan penggunaan media CD
interaktif.
3) Peneliti membimbing anak secara individual untuk mengoperasikan game di
laptop. Ketika bermain, peneliti memberikan penguatan terkait materi yang
disajikan, misalnya terdapat gambar gigi. Peneliti meminta anak menyebutkan
nama gambar yang terdapat di layar.
4) Peneliti membimbing anak untuk memilih kata yang sesuai dengan gambar.
Terdapat pilihan kata pengecoh “gigi”, “titi”, dan “didi”. Dari setiap pilihan
kata, terdapat suara yang membantu anak untuk mengenal kata. Kemudian
peneliti membimbing anak mengeja huruf yang terdapat di layar.
5) Anak mengklik pilihan kata sesuai panduan peneliti dan mengarahkan kursor
ke arah gambar.
c. Game Belajar Mengenal Kata
Game ini bertujuan untuk melatih anak belajar mengenal kata tingkat
lanjut tanpa menggunakan kata samar sebagai bantuan. Dari setiap pilihan kata
terdapat suara nama benda tersebut, sehingga memudahkan anak untuk belajar.
Cara bermainnya adalah sebagai berikut:
1) Peneliti mengenalkan dan menjelaskan cara penggunaan media CD interaktif
Abacada Cerdas Belajar Baca.
2) Anak diminta maju satu persatu untuk mempraktekkan penggunaan media CD
interaktif.
3) Peneliti membimbing anak secara individual untuk mengoperasikan game di
laptop. Ketika bermain, peneliti memberikan penguatan terkait materi yang
disajikan, misalnya terdapat gambar kuda. Peneliti meminta anak menyebutkan
nama gambar yang terdapat di layar.
4) Peneliti membimbing anak untuk memilih kata yang sesuai dengan gambar.
Terdapat pilihan kata pengecoh “kaos”, “kuda”, dan “kaki”. Dari setiap pilihan
kata, terdapat suara yang membantu anak untuk mengenal kata. Kemudian
peneliti membimbing anak mengeja huruf yang terdapat di layar.
5) Anak mengklik pilihan kata sesuai panduan peneliti dan mengarahkan kursor
d. Game Menyusun Kata
Gambar 4. Game Menyusun Kata
Game ini bertujuan untuk melatih anak belajar menyusun kata yang terdiri
dari dua buah suku kata.Terdapatkata samar di bawah gambar untuk membantu
anak memilih suku kata. Dari setiap pilihan suku kata terdapat suara kata tersebut,
sehingga memudahkan anak untuk belajar. Cara bermainnya adalah sebagai
berikut:
1) Peneliti mengenalkan dan menjelaskan cara penggunaan media CD interaktif
Abacada Cerdas Belajar Baca.
2) Anak diminta maju satu persatu untuk mempraktekkan penggunaan media CD
interaktif.
3) Peneliti membimbing anak secara individual untuk mengoperasikan game di
laptop. Ketika bermain, peneliti memberikan penguatan terkait materi yang
disajikan, misalnya terdapat gambar daun. Peneliti meminta anak menyebutkan
nama gambar yang terdapat di layar.
4) Peneliti membimbing anak untuk memilih kata yang sesuai dengan gambar.
kata, terdapat suara yang membantu anak untuk mengenal kata. Kemudian
peneliti membimbing anak mengeja huruf yang terdapat di layar.
5) Anak mengklik pilihan kata sesuai panduan peneliti dan mengarahkan kursor
ke arah gambar.
D.Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca sebagai
media pembelajaran telah dilakukan oleh Agung Lian Prasetyadi dengan hasil
menunjukkan bahwa penggunaan CD interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca
efektif untuk meningkatkan penguasaan kosakata pada anak autis kelas TK B di
Sekolah Autis Hiperaktif Putra Harapan Bunda.. Hal ini dibuktikan dengan hasil
penelitian yang menunjukkan peningkatan sebesar 33,3%. Pada fase baseline AZ
mendapat rerata 50% sedangkan pada fase intervensi mendapatkan rerata 83,3%.
(Agung Lian Prasetyadi, 2014: 69).
Very Erwina Safitri, (2013: 168), hasil dari penelitian dapat disimpulkan
bahwa CD multimedia interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca memiliki pengaruh
positif dalam mengurangi gangguan substitusi bicara pada anak autis di SLB
Autis Citra Mulia Mandiri Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya
presentase gangguan substitusi bicara anak mencapai level 50% pada sesi terakhir
penelitian. Perolehan skor rata-rata yang dicapai anak yaitu 92,36% dengan
kategori amat baik.
Berdasarkan kedua penelitian di atas menunjukkan presentase peningkatan
melakukan penelitian tentang pengaruh media CD Interaktif Abacada Cerdas
Belajar Baca untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak
Kelompok B TK ABA Karangkajen.
Perbedaan dengan penelitian yang terdahulu adalah pada penelitian ini,
peneliti menggunakan desain eksperimen one-group pre test-post test design.
Subyek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B TK ABA Karangkajen yang
berjumlah 15 orang. Peneliti bersama anak mengoperasikan CD Interaktif
Abacada Cerdas Belajar Baca untuk mengembangkan kemampuan membaca
permulaan anak.
E.Kerangka Pikir
Usia dini merupakan masa keemasan dalam tahapan kehidupan manusia
yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Oleh karena itu
pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang penting sebagai wadah
untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Anak diharapkan
memiliki kesiapan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan dasar. Salah satunya
dengan mengenalkan anak dengan kegiatan membaca.
Membaca merupakan suatu proses mengenal dan memahami tulisan serta
menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya. Proses yang dialami dalam
membaca permulaan pada anak adalah berupa penyajian kembali dan penafsiran
suatu kegiatan dimulai dari mengenali huruf, kata, ungkapan, frase, kalimat dan
Pembelajaran untuk mengenalkan huruf serta membaca permulaan telah
diperkenalkan ketika anak berada di kelompok B. Hal ini perlu dilakukan karena
kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B akan menjadi dasar bagi
penguasaan konsep membaca selanjutnya di jenjang pendidikan selanjutnya dan
simbol huruf dan bacaan merupakan hal pokok yang selalu ditemui anak dalam
kehidupan sehari-hari. Anak akan melihat berbagai huruf maupun kata di
lingkungan sekitar anak. Jadi anak tidak akan lepas dari membaca dalam
kehidupannya. Namun, kemampuan anak dalam membaca permulaan kelompok B
di TK ABA Karangkajen belum berkembang optimal dan belum mencapai
tahapan pencapaian perkembangan anak kelompok B. Hal ini dapat dilihat pada
saat proses pembelajaran berlangsung, anak masih kesulitan mengenal dan
menyebutkan kembali simbol huruf serta terbolak-balik dalam membaca huruf
yang bunyinya hampir sama.
Pelajaran membaca permulaan seharusnya dilakukan dengan kegiatan
yang menarik dan menyenangkan bagi anak, contohnya dengan menggunakan
media pembelajaran. Berbagai macam media pembelajaran dapat dimanfaatkan
untuk membantu guru dalam mempermudah kegiatan belajar mengajar, terutama
kegiatan membaca. Media pembelajaran yang selama ini digunakan dalam
pembelajaran membaca di TK ABA Karangkajen hanya sebatas pada penggunaan
buku Lembar Kegiatan Anak (LKA) dan guru menulis di papan tulis.
Media CD Interaktif dapat dijadikan alternatif yang dapat digunakan
dalam pembelajaran di TK karena zaman sekarang anak sudah terbiasa
merupakan multimedia yang dikemas dalam sebuah CD dan adanya interaksi
antara pengguna dan sistem komputer(Dina Indriana, 2011 :13).
Media CD interaktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah CD
Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca. Media ini berisi materi bahan ajar
membaca yang dikemas dalam permainan sehingga dapat menarik perhatian anak.
Media ini mengandung beberapa unsur media seperti gambar animasi, suara, teks
dan beberapa macam permainan yang dapat mengenalkan anak pada kegiatan
membaca permulaan. Anak dapat mengoperasikan media ini dengan mudah
karena terdapat petunjuk berupa suara dan tulisan di dalamnya. Anak dapat belajar
membaca permulaan dari permainan membaca dua suku kata dengan cara
menghubungkan materi dengan gambar. Pada penelitian ini terdapat empat sesi
pembelajaran membaca permulaan,yaitu sesi mengenal bentuk kata I, sesi
mengenal bentuk kata II, sesi belajar mengenal kata, dan sesi menyusun kata.
Dengan menggunakan media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca,
anak belajar membaca dengan melibatkan partisipasi aktif anak dalam belajar. Di
dalam CD terdapat bantuan suara interaktif yang mengajak anak untuk melakukan
permainan dan anak dapat mengontrol permainan yang ada di CD dengan cara
mengklik tombol-tombol yang tersedia.
F. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori di atas maka hipotesis penelitian ini dapat
Belajar Baca berpengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
Eksperimen. Dalam desain ini tidak ada kelompok pembanding, tetapi diberi tes
awal, perlakuan, dan tes akhir. (Nana Syaodih Sukmadinata, 2006: 208). Peneliti
menggunakan one-group pre test-post test design. Nana Sudjana dan Ibrahim
(2001: 35) menjelaskan tiga langkah yang harus ditempuh dalam penelitian desain
ini, yakni: (1) memberikan pre test untuk mengukur variabel terikat sebelum
perlakuan dilakukan (pre test), (2) memberikan perlakuan eksperimen kepada
subyek, dan (3) memberikan tes lagi untuk mengukur variabel terikat, setelah
perlakuan (post test). Peneliti melakukan pengukuran sebanyak dua kali, yakni
sebelum dan sesudah perlakuan. Data yang terkumpul berupa nilai pre test dan
nilai post test. Bentuk desain eksperimen dapat dilihat di bawah ini:
One Group Pre test-Post test Design
(Sumber: Sugiyono, 2010: 111)
Keterangan :
O1 = tes awal (pre test) dilakukan sebelum diberikan perlakuan
X = perlakuan (treatment)
O2 = tes akhir (post test) dilakukan setelah diberikan perlakuan
B.Variabel Penelitian
1. Variabel bebas atau independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,
2010: 39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media CD Interaktif
Abacada Cerdas Belajar Baca.
2. Kemampuan membaca permulaan anak kelompok B TK ABA Karangkajen
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya
penerapan penggunaan media CD Interaktif Abacada Cerdas Belajar Baca.
C.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117). Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelompok B TK ABA Karangkajen yang terdiri dari enam kelas dan
berjumlah 90 anak. Di bawah ini merupakan data populasi tersebut:
Tabel 1. Populasi TK ABA Karangkajen
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2010: 118). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan teknik pengambilan secara acak sederhana
atau simple random sampling. Suharsimi Arikunto (2005: 95) menyatakan bahwa
teknik simple random sampling adalah suatu teknik yang mengambil individu
untuk sampel dari populasi dengan cara acak atau random, karena populasi dari
sampel diambil merupakan populasi homogen yang hanya mengandung satu ciri,
maka sampel yang dikehendaki dapat diambil secara sembarang atau acak.
Dengan teknik random ini semua kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi sampel dalam penelitian ini. Di kelompok B TK ABA
Karangkajen diambil enam kelas secara acak untuk dijadikan sampel. Selanjutnya
dari keenam kelas tersebut diundi untuk menentukan kelas yang akan dijadikan
sampel. Hasil pengundian melalui teknik simple random sampling adalah kelas
D.Waktu dan Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 selama enam
pertemuan dan terbagi dalam kegiatan pre test, perlakuan, dan post test.
Pembagian waktu selama kegiatan penelitian akan digambarkan dengan tabel
berikut:
Tabel 2. Waktu dan Kegiatan Penelitan Kemampuan Membaca Permulaan
Waktu Kegiatan Penelitian
Pertemuan I Pelaksanaan pre test
Pertemuan II Melaksanakan kegiatan pemberian perlakuan game sesi pertama, yaitu Game Mengenal Bentuk Kata I
Pertemuan III Melaksanakan kegiatan pemberian perlakuan game sesi kedua, yaitu Game Mengenal Bentuk Kata II
Pertemuan IV Melaksanakan kegiatan pemberian perlakuan game sesi ketiga, yaitu Game Belajar Mengenal Kata
Pertemuan V Melaksanakan kegiatan pemberian perlakuan game sesi keempat, yaitu Game Menyusun Kata
Pertemuan VI Melaksanakan kegiatan post test
Sekolah yang dijadikan penelitian adalah TK ABA Karangkajen. Sekolah
ini dipilih peneliti sebagai tempat penelitian karena sekolah ini: 1) berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti kegiatan belajar mengajar
berlangsung dalam suasana yang kondusif sehingga dapat dilakukan penelitian; 2)
peneliti ingin mencoba menggunakan media CD Interaktif Abacada Cerdas