MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
--- RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 26/PUU-XI/2013
PERIHAL
PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT
TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
ACARA
MENDENGARKAN KETERANGAN SAKSI/AHLI DARI PEMOHON DAN PEMERINTAH
(IV)
JAKARTA
SELASA, 14 MEI 2013
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
--- RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 26/PUU-XI/2013
PERIHAL
Pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat [Pasal 16]
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
PEMOHON
1. Rangga Lukita Desnata 2. Oktavianus Sihombing 3. Dimas Arya Perdana
ACARA
Mendengarkan Keterangan Saksi/Ahli dari Pemohon dan Pemerintah (IV
Selasa, 14 Mei 2013, Pukul 10.46 – 11.11 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat
SUSUNAN PERSIDANGAN
1) M. Akil Mochtar (Ketua)
2) Achmad Sodiki (Anggota)
3) Harjono (Anggota)
4) Muhammad Alim (Anggota)
5) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota)
6) Maria Farida Indrati (Anggota)
7) Hamdan Zoelva (Anggota)
8) Anwar Usman (Anggota)
9) Arief Hidayat
Rizki Amalia Panitera Pengganti
Pihak yang Hadir:
A. Pemohon:
1. Rangga Lukita Desnata 2. Oktavianus Sihombing 3. Dimas Arya Perdana
B. Kuasa Hukum Pemohon:
1. Muhammad Kamil Pasha 2. Rendi Anggara Putra 3. Panji Mustika
C. Saksi dari Pemohon:
1. Palmer Situmorang
D. Pemerintah:
1. Tuti Rianingrum
E. Pihak Terkait:
1. Eggi Sudjana (KAI)
F. Kuasa Hukum Pihak Terkait:
2. Zakirudin Chaniago (KAI) 3. V. Harlen Sinaga (Peradi) 4. Happy SP. Sihombing (Peradi) 5. Srimiguna (Peradi)
1. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Sidang dalam Perkara Nomor 26/PUU-XI/2013, Pengujian Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.
Pemohon hadir, ya?
2. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Hadir, Yang Mulia.
3. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ini semuanya Kuasa Pemohon ini, yang banyak ini?
4. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Pemohon dan Kuasanya, Yang Mulia.
5. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Yalah, semuanya, ya?
6. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Ya.
7. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Jadi dua baris bangku ini full, ya? Oke. Pemerintah hadir?
8. PEMERINTAH: TUTI RIANINGRUM
Hadir, Yang Mulia.
9. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Oke. DPR tidak hadir, lagi reses. Kemudian Majelis ini menerima permohonan dari pihak Peradi dan KAI untuk menjadi Pihak Terkait dalam
SIDANG DIBUKA PUKUL 10.46 WIB
KETUK PALU 3X
perkara ini, dan telah diputuskan oleh Pleno bahwa keduanya menjadi Pihak Terkait. Dari KAI ada?
10. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ZAKIRUDIN CHANIAGO (KAI)
Saya Zakirudin Chaniago, Ketua.
11. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
KAI, ya?
12. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ZAKIRUDIN CHANIAGO (KAI)
Dari KAI.
13. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Oke. Dari Peradi?
14. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ZAKIRUDIN CHANIAGO (KAI)
Mohon maaf, Ketua. Satu lagi dari KAI.
15. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ya, silakan perkenalkan, siapa?
16. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ZAKIRUDIN CHANIAGO (KAI)
Dr. Eggi Sudjana.
17. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Oke. Lalu satu lagi dari?
18. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ZAKIRUDIN CHANIAGO (KAI)
Cukup dua orang.
19. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Peradi?
20. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: V. HARLEN SINAGA (PERADI)
Selamat pagi, Yang Mulia. Dari Peradi hadir, saya nama V. Harlen Sinaga, S.H., M.H.
21. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: HAPPY SIHOMBING (PERADI)
Saya dari Peradi, Happy SP. Sihombing.
22. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: SRIMIGUNA (PERADI)
Selamat pagi, saya Srimiguna dari Peradi, terima kasih.
23. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Oke. Hari ini kita akan terlebih dahulu ... Saudara Pemohon mengajukan satu Saksi saja?
24. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Ya, Yang Mulia.
25. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Saksi, ya?
26. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Saksi.
27. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Saudara Palmer Sitomorang, S.H., M.H. ada, ya? sebagai Saksi?
28. SAKSI DARI PEMOHON: PALMER SITOMORANG
Hadir, Yang Mulia.
29. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Baik. Sebelum didengar keterangannya, saya persilakan Saudara Saksi untuk maju ke depan untuk diambil sumpahnya.
Saudara berjanji menurut agama Kristen Protestan? Saya, persilakan Ibu Maria untuk menuntun janji, silakan diikuti.
30. HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI
Ya.
“Saya berjanji sebagai Saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnya, semoga Tuhan menolong saya.”
31. SAKSI DARI PEMOHON: PALMER SITUMORANG
Saya berjanji sebagai Saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnya, semoga Tuhan menolong saya.
32. HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI
Terima kasih.
33. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Baik, silakan duduk. Saudara Saksi, silakan mempergunakan mimbar yang di samping Saudara itu. Saudara Pemohon, Saksi ini apa ...
akan menerangkan apa, atau apa Saudara tuntun, atau langsung diberikan kesempatan untuk memberikan keterangannya?
34. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Saya mulai dari pertanyaan saja, Yang Mulia.
35. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Oh, jadi akan ditanya dan langsung dijawab, ya?
36. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Ya.
37. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Baik, silakan.
38. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Oke, terima kasih, Yang Mulia Majelis Hakim. Saudara Saksi, Saudara Saksi berprofesi sebagai apa saat ini?
39. SAKSI DARI PEMOHON: PALMER SITOMORANG
Sebagai advokat.
40. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Advokat. Sudah berapa tahun Saudara Saksi sebagai advokat?
41. SAKSI DARI PEMOHON: PALMER SITOMORANG
Saya disumpah tahun 1985 dan mulai jadi advokat belajar sejak tahun 1980.
42. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Tahun 1980. Sekitar (...)
43. SAKSI DARI PEMOHON: PALMER SITOMORANG
Sampai sekarang.
44. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Selama menjalani profesi sebagai advokat itu, apakah Saudara Saksi pernah terkait atau pernah dilakukan laporan ditetapkan sebagai tersangka dituntut secara pidana maupun perdata, selama Saudara Saksi melakukan pembelaan terhadap klien?
45. SAKSI DARI PEMOHON: PALMER SITOMORANG
Ya. Sebenarnya kalau jumlahnya terhitung sejak tahun 1980 banyak, baik yang terkait secara yuridis formal karena melakukan (...)
46. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Saudara, sebentar saya stop dulu, ya. Yang bicara ini namanya siapa?
47. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Rangga Lukita Desnata, Yang Mulia, Pemohon I, Yang Mulia.
48. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Rangga ... tunggu dulu. Rangga Lukita Denata?
49. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Desnata.
50. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Saudara pemberi kuasa?
51. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Ya, Yang Mulia, Pemohon I, Yang Mulia.
52. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Saudara berkuasa juga? Menjadi kuasa juga?
53. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Pemohon, Pemohon, Yang Mulia.
54. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ya, bagaimana Saudara enggak bisa membedakan pemberi kuasa dan prinsipal?
55. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Saya selaku Prinsipal dan juga secara (...)
56. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Dan juga apa?
57. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Secara bersama-sama dengan pemberi kuasa.
58. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ya, berbeda lah. Bagaimana Saudara ini (...)
59. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Oke, Yang Mulia, saya berikan (...)
60. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Tunggu dulu.
61. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Oke.
62. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Saudara Pemohon Prinsipal?
63. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Ya, Yang Mulia.
64. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ya, kalau Prinsipal gunakan Prinsipal. Kalau Saudara Kuasa Hukum, Saudara menjadi kuasa.
65. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Oke, Yang Mulia.
66. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Kan beda?
67. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Ya, benar, Yang Mulia. Saya menggunakan Prinsipal, Yang Mulia, dalam hal ini.
68. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ya, seenak perutmu saja main begitu.
69. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Oke, maaf, Yang Mulia.
70. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Saudara Advokat mengerti kan tata cara dan peraturan di sini?
71. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Oke, terima kasih, Yang Mulia.
72. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Bagaimana, ini sudah enggak benar dari tata cara beracaranya saja Saudara sudah tidak benar. Kalau Saudara pemberi Kuasa, jangan sekaligus Saudara seperti tukang cukur. Saudara juga penerima Kuasa, Saudara juga yang bertanya, Saudara juga yang semuanya, ya … apa gunanya Kuasa?
73. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Yang Mulia, nanti kami ada porsi masing-masing Yang Mulia.
74. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Bukan soal porsi! Ini soal proseduralnya dulu, Saudara harus mengerti.
75. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Terima kasih, Yang Mulia.
76. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Kan … Saudara ini pemberi … coba, Oktavianus Sihombing yang mana?
77. PEMOHON: OKTAVIANUS SIHOMBING
Saya, Yang Mulia.
78. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Siapa lagi? Dimas Arya Perdana?
79. PEMOHON: DIMAS ARYA PERDANA
Saya, Yang Mulia.
80. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Saudara pemberi Kuasa, tapi merangkap Kuasa juga. Jadi … ya, jadi itu problemnya gitu. Saudara kan pemberi Kuasa, Saudara hadir sendiri, lalu apa artinya memberi Kuasa? Ini etik di organisasi profesi bagaimana, Saudara Saksi? Ada, enggak etika begitu?
81. SAKSI DARI PEMOHON: PALMER SITOMORANG
Kalau mengambil preseden perdata, di situ … maupun pidana, maupun peradilan yang niaga, maupun PTUN, maupun peradilan militer.
Bahwa di dalam Kuasa selalu disebutkan mewakili/ mendampingi. Jadi, Prinsipal boleh hadir menyertai Kuasanya kalau dia merasa nyaman harus hadir di persidangan, tergantung pada substansi pemberian Kuasa itu sendiri.
82. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Kalau pemberi Kua … dia pemberi Kuasa kepada penerima Kuasa, dia sudah memberi Kuasa, kemudian dia juga memberi penjelasan dan lain sebagainya. Bagaimana itu?
83. SAKSI DARI PEMOHON: PALMER SITOMORANG
Kalau soal pemberian Kuasanya belum pernah ada pengalaman saya, tetapi (…)
84. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ya, makanya itu.
85. SAKSI DARI PEMOHON: PALMER SITOMORANG
Pemberi Kuasa boleh menghadiri sidang dan boleh bertanya.
86. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ya, tapi kan diutamakan penerima Kuasa lebih dulu. Kalau ndak, untuk apa pemberian Kuasa. Karena di sini untuk mewakili dan/ atau mendampingi pemberi Kuasa.
87. SAKSI DARI PEMOHON: PALMER SITOMORANG
Ya. Kalau boleh saya kasih pendapat, Yang Mulia. Supaya jangan stuck persidangan hari ini, barangkali ini menjadi satu (…)
88. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ya, tapi saya kira (…)
89. SAKSI DARI PEMOHON: PALMER SITOMORANG
Pendapat Majelis untuk jadi preseden kita ke depan (…)
90. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ya. Saya ingatkan itu lah dari sisi etiknya bagaimana, gitu lho?
Jadi kalau … kalau pemberi Kuasa ya boleh hadir, bisa saja hadir. Tapi kan
… yang utama itu adalah yang diberi Kuasa, kalau tidak cabut Kuasanya kan bisa. Maju sendiri, enggak ada masalah kok di sini. Di sini jangankan advokat, yang didampingi saja pun boleh. Tetapi harus jelas, gitu lho. Ini kan seperti kita main-main jadinya. Atau bisa juga Anda menganggap bahwa Mahkamah ini tidak mengerti soal aturan yang seperti itu?
Ini pemberi Kuasanya … jadi begini sajalah untuk mengambil jalan tengahnya. Saya persilakan untuk penerima Kuasanya bertanya, nanti kalau kurang, baru ditambah oleh Prinsipalnya. Saya persilakan.
91. KUASA HUKUM PEMOHON: RENDY ANGGARA PUTRA
Bisa saya lanjutkan, Yang Mulia.
92. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Siapa ini?
93. KUASA HUKUM PEMOHON: RENDY ANGGARA PUTRA
Rendy Anggara, Yang Mulia.
94. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Saudara penerima Kuasa?
95. KUASA HUKUM PEMOHON: RENDY ANGGARA PUTRA
Penerima Kuasa, Yang Mulia.
96. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ya, langsung.
97. KUASA HUKUM PEMOHON: RENDY ANGGARA PUTRA
Saudara Saksi, selama Saudara saksi berpraktik sebagai advokat, apakah Saudara saksi pernah dituntut baik secara perdata maupun secara pindana?
98. SAKSI DARI PEMOHON: PALMER SITOMORANG
Terima kasih, Yang Mulia. Bahwa dalam menjalankan profesi advokat yang saya alami sejak di pos bantuan hukum Jakarta Timur Tahun 1980 ada tuntutan atau hambatan, atau intimidasi kepada profesi itu sendiri baik yang nyata melalui prosedural formal, baik itu yang saya alami baru pidana. Tetapi juga yang informal ketika masih jaman itu belum ada Undang-Undang Advokat, khususnya dalam kasus praperadilan.
Yang saya alami itu adalah seperti ini, bahwa ini baru-baru ini kejadiannya. Ketika ada seorang klien konsultasi ke kantor saya melaporkan saya mau bersaksi untuk ibu saya. Ibu saya itu dituduh memfitnah orang lain dan mencemarkan nama baik, tetapi kita saya mau mengutarakan kenapa kejadian itu terjadi? Oleh Hakim Pengadilan Negeri Tangerang mengalang-halangi karena saya duga, menurut dia seperti itu, telah bersekongkol antara jaksa pelapor dan hakim. Lalu saya selaku advokat menanyakan apa yang hendak Saudara katakan.
Kejadian itu terjadi ketika ibu saya mencegah saya mengantar uang suap ke Pengadilan Tata Usaha Negara, itulah asal-muasalnya. Saya selaku advokat, saya sarankan, “Kalau kamu tidak disumpah, itu sudah benar. Tetapi kalau kamu ingin tetap mengutarakan apa yang kamu sebut itu, tuliskan saja di dalam sebuah naskah apa yang kamu alami.” Ini nasihat seorang advokat di luar persidangan. Hanya sebuah konsultasi hukum. Ketika itu dituliskan, diuraikan semua penyuapan itu, bagaimana dilakukan, lalu dimasukkan di persidangan, diterima oleh hakim.
Kemudian si pelapor melaporkan kasus ini ke Mabes Polri dan membuat orang yang konsultasi dengan itu, orang itu, yang klien saya itu, dan dibuat jadi tersangka. Bahkan saya pun ditarget menjadi tersangka sesuai dengan penjelasan polisi. Ketika itu tidak jadinya saya menjadi tersangka bukan karena tidak ada perangkat karena menurut polisi unsur- unsur, memberi nasihat, menganjurkan orang lain, mengatakan sesuatu yang bohong, memfitnah orang lain, dan terbuka untuk umum karena di persidangan umum telah memenuhi syarat. Tetapi kami tidak seret Saudara sebagai tersangka karena kami tahu Anda siapa, saya tidak mau menyombongkan diri soal itu, tetapi bagi saya itu merupakan tekanan dan ancaman, lama sekali saya tidak bisa tidur, bagaimana sebuah nasihat diberikan dan apakah itu sudah melanggar kehormatan peradilan dan apakah itu sudah merupakan bagian dari perbuatan pidana, tetapi saya ketika itu sudah diberitahu akan dibuat jadi tersangka.
Kebebasan menyampaikan pendapat ini terganggu, sehingga profesi advokat itu, khususnya di dalam memberikan legal opinion. Banyak ahli mengatakan bahwa advokat itu kalau salah memberikan pendapat, di dalam perkara Cirus Sinaga ketika itu, kalau advokat memberikan keterangan ternyata tidak proper, apakah itu bisa disebut turut membantu perbuatan pidana atau menghalang-halangi suatu proses penyidikan dalam perkara pidana korupsi karena menurut Undang-Undang Pasal 21, Undang-Undang Korupsi Nomor 39 Tahun 1999 itu termasuk merintangi, tetapi apakah ya terhadap profesi advokat, profesi jaksa, profesi polisi di dalam memberikan pendapat harus dipidana? Apa ya harus mesti di dalam persidangan kita mendapat imunitas dan ketika pekerjaan kita lebih banyak di luar sidang tidak ada imunitas?
Kalau memang tidak proper nasihat yang diberikan seorang advokat yang saya berikan pada waktu itu ya tentu itulah yang maksimum saya tahu cara untuk menjawab keinginan dari klien itu menyampaikan ke persidangan, itu satu kasus.
Kasus kedua, ketika saya menangani kasus Manulife, begitu kotor cara-cara advokat di dalam menangani kasus itu dari yang berseberangan.
Wartawan menjelaskan semua permainan itu ke saya, lalu saya memberi komentar inilah cara-cara advokat yang merusak reputasi advokat, saya dibuat jadi tersangka, dilaporkan saya mencemarkan nama baik karena ngomong ke majalah Tempo, padahal komentar itu adalah mengenai proses perkara yang sedang saya tangani, Manulife.
Kenapa sampai pada waktu itu ada beberapa hakim yang diskors di Jakarta Pusat oleh Menteri Kehakiman, Yusril Ihza Mahendra. Saya dibuat jadi tersangka, tidak lanjutnya ke pengadilan kebetulan si pelapor tidak mencantumkan suatu kertas pernyataan dia akan menuntut karena ini telah delik, delik aduan, harus mencantumkan suatu statement di atas kertas bermaterai menyatakan bahwa dia akan menuntut, bukan hanya melaporkan.
Telah berlalu satu tahun, maka kedaluwarsa. Maka selamatlah saya dalam kasus itu, yang ingin saya katakan memang jadi ancaman kalau di dalam profesi advokat tidak ada imunitas di luar persidangan, sementara kalau saya pengalaman saya pribadi, Yang Mulia sekalian, 95%
perkerjaan saya itu adalah di luar pengadilan, tidak di dalam pengadilan karena semua banyak kasus diselesaikan dengan musyawarah, mufakat, maupun kita memberikan dalil terutama ketika kita mengirimkan surat somasi dengan melampirkan bukti. Alangkah celakanya advokat kalau tidak memiliki imunitas, kita kirimkan dokumen, memang ternyata klien kita itu nakal menggunakan dokumen yang palsu. Kalau menurut unsur perbuatan menggunakan surat palsu terpenuhi seluruhnya, jadilah advokat terpidana dan terancam di dalam menjalankan profesinya. Itu yang saya mau katakan. Terima kasih.
99. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Sebelumnya … cukup ya?
100. SAKSI DARI PEMOHON: PALMER SITOMORANG
Saya kira (…)
101. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Kan intinya itu. Bahwa yang bersangkutan itu pernah dijadikan tersangka, tidak jadi. Tetapi yang ingin dikatakan bahwa Pasal 16 dikehendaki tidak hanya di dalam pengadilan, tetapi juga melingkupi luar pengadilan. Silakan duduk Saudara saksi!
102. SAKSI DARI PEMOHON: PALMER SITOMORANG
Terima kasih.
103. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Yang namanya Panji Mustika Alam yang mana?
104. KUASA HUKUM PEMOHON: PANJI MUSTIKA
Saya, Majelis Hakim.
105. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Saudara memberi kuasa substitusi kepada 4 orang ini?
106. KUASA HUKUM PEMOHON: PANJI MUSTIKA
Ya, Majelis Hakim.
107. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Kenapa mau kasih perkara substitusi?
108. KUASA HUKUM PEMOHON: PANJI MUSTIKA
Tadinya saya berencana untuk tidak bisa hadir, Majelis Hakim.
109. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Inilah kalian ini, beracara itu enggak tertib, begitu lho. Coba yang tertib begitu. Ini hadir yang beri kuasa, menerima kuasa juga. Kemudian Saudara kasih kuasa substitusi, tapi hadir juga. Setahu saya, yang advokat kampung pernah dulu begitu kalau kasih kuasa substitusi itu pemberi kuasanya pasti enggak hadir dan substitusi itu terhadap satu persoalan.
Misalnya, hari ini, hari ini saja. Ini Saudara hadir, kenapa lagi kasih substitusi sama yang lain? Apa alasannya?
110. KUASA HUKUM PEMOHON: PANJI MUSTIKA
Ya, apa namanya … kami mau minta kebijaksanaan dari Hakim saja, dari Majelis Hakim saja.
111. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Bukan. Saya tanya saja kalau kebijaksanaan kita sih lain lagi. Kita kan juga jadi bingung ikut seperti Saudara juga jadi bingung, kan dari tadi dari awal, begitu lho.
112. KUASA HUKUM PEMOHON: PANJI MUSTIKA
Ya, saya mohon maaf, Majelis Hakim. Hari ini saya tidak bisa hadir, Majelis Hakim (…)
113. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ya, tapi ternyata hadir, kan begitu. Jadi kan susah ini kalau kayak begini, nanti kan kita … karena ini setiap persidangan itu kan di Berita Acara, dibuat Berita Acaranya, semua ada konsekuensinya. Tolong ditertibkan, ya. Jadi, jangan seperti ini, begitu ya.
114. KUASA HUKUM PEMOHON: PANJI MUSTIKA
Siap, Majelis Hakim.
115. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Saudara-Saudara perbaikilah dan baca itu peraturan Mahkamah Konstitusi tentang acara pengujian undang-undang ya, supaya jelas.
Baiklah, itu saya ingatkan saja kepada para Pemohon, ya. Belajar boleh, tapi tertib ya, rapi, begitu kan enak juga kerjanya, kita pun enak juga di sini, enggak pusing juga dibuatnya.
Pihak Terkait, baik KAI maupun … Peradi maupun KAI, Anda akan menyampaikan keterangan dalam persidangan ini?
116. PIHAK TERKAIT: EGGI SUDJANA (KAI)
Ya, Majelis Hakim.
117. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Sudah siap keterangan resminya?
118. PIHAK TERKAIT: EGGI SUDJANA (KAI)
Sudah.
119. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Bisa diminta lebih dulu anunya … keterangannya, baik kedua belah pihak? Coba petugas, tolong. Yang Peradi?
120. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: HAPPY S.P. SIHOMBING (PERADI)
Peradi belum siap, Yang Mulia.
121. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Belum siap. Baik, nanti disiapkan saja pada persidangan berikutnya.
122. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: HAPPY S.P. SIHOMBING (PERADI)
Kita minta waktu. Ya.
123. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
KAI sudah siap, ya?
124. PIHAK TERKAIT: EGGI SUDJANA (KAI)
Ya, sejalan dengan itu, Yang Mulia.
125. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ya, jadi kalau sudah siap silakan menggunakan mimbar.
126. PIHAK TERKAIT: EGGI SUDJANA (KAI)
Bismillahirrahmaanirrahiim. Assalamualaikum wr. wb.
127. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Jadi begini, Pak, Pihak Terkait, ya. Jadi, langsung saja intinya karena ini kan sudah tertulis, kita pasti membaca, tetapi inti daripada keterangan Pihak Terkait terhadap pengujian Pasal 16 ini apa? Itu saja.
saya persilakan.
128. PIHAK TERKAIT: EGGI SUDJANA (KAI)
Ya, intinya …
129. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Dan ini belum ditandatangan ini, Pak.
130. PIHAK TERKAIT: EGGI SUDJANA (KAI)
Enggak, kami kan sejalan dengan yang diajukan oleh street lawyer itu, Pak Hakim.
131. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ya, enggak, keterangan Pihak Terkait ini belum ditandatangani.
132. PIHAK TERKAIT: EGGI SUDJANA (KAI)
Ya, mau ditandatangani, tapi belum.
133. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Diselesaikan dululah. Kalau belum siap sekarang enggak apa-apa, kita akan kasih waktu. Oleh sebab itu, saya tanya dulu tadi, apa siap … sudah siap belum? Kembalikan dulu deh, Pak. Ini kita beracara harus resmilah karena itu dimasukkan dalam pokok permohonan nanti.
134. PIHAK TERKAIT: EGGI SUDJANA (KAI)
Apakah bisa dengan lisan dulu, Pak Hakim?
135. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Enggak, sekaligus saja, Pak. Jadi, sekaligus saja, kalau sudah ada keterangan resminya karena ini kan organisasi ini. Jadi, kalau belum siap nanti saja.
Baik. Saudara Pemohon, masih mengajukan saksi atau ahli dalam perkara ini?
136. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Terima kasih, Yang Mulia. Kami minta kesempatan 1 kali lagi sidang untuk menghadirkan ahli, Yang Mulia.
137. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ahli, ya?
138. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Ya.
139. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Berapa ahli yang akan dihadirkan?
140. PEMOHON: RANGGA LUKITA DESNATA
Satu saja, Yang Mulia.
141. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Satu? Baiklah. Pemerintah tidak, ya? Pihak Terkait akan mengajukan saksi atau ahli, enggak? Karena kita kasih kesempatan, kalau tidak enggak apa-apa, cukup keterangan saja. Dari Peradi dulu.
142. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: V. HARLEN SINAGA (PERADI)
Dari Peradi kami akan … mohon maaf, kami akan menyampaikannya minggu depan dan sekaligus menyampaikan pendirian kami, Yang Mulia.
143. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Akan mengajukan ahli juga?
144. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: V. HARLEN SINAGA (PERADI)
Akan kami apa … berikan apa … penegasan akan mengajukan ahli atau tidak karena belum (…)
145. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ya, harus dipastikan, ya. Karena kita stressing sidangnya di sini strike begitu, jadi kita akan menghitung waktunya. Di sini 1, nanti Terkait itu 1 atau 3.
146. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: V. HARLEN SINAGA (PERADI)
Bila demikian, kami akan mengambil kesempatan untuk mengajukan ahli, Yang Mulia.
147. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ya, jadi kalau ada, kan gitu. Kemudian, Terkait dari KAI akan mengajukan ahli atau saksi atau cukup keterangan saja?
148. PIHAK TERKAIT: ZAKIRUDIN CHANIAGO (KAI)
Cukup keterangan saja.
149. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Baik. Pemerintah, keterangan tertulisnya belum diserahkan kepada persidangan?
150. PEMERINTAH: TUTI RIANINGRUM
Belum, Yang Mulia.
151. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Harus segera diserahkan.
152. PEMERINTAH: TUTI RIANINGRUM
Ya. Baik, Yang Mulia.
153. KETUA: M. AKIL MOCHTAR
Ya, Pemerintah pemberi keterangan.
Nah, oleh karena itu, sidang ini akan ditunda pada hari Selasa, tanggal 11 Juni 2013, jam 10.30 WIB, untuk mendengarkan keterangan Pihak Terkait ya dua-duanya, Peradi dan KAI, mendengar ahli dari Pemohon, dan Pihak Terkait kalau ada ya supaya dibawa. Untuk ahli, saya ingatkan agar CV-nya disiapkan, ya? CV-nya disiapkan, dimasukkan terlebih dulu ke persidangan.
Baiklah. Dengan demikian, sidang dalam Perkara Nomor 26/PUU- XI/2013 saya nyatakan selesai dan sidang ditutup.
Jakarta, 14 Mei 2013 Kepala Sub Bagian Risalah
t.t.d.
Rudy Heryanto
NIP. 19730601 200604 1 004 SIDANG DITUTUP PUKUL 11.11 WIB
KETUK PALU 3X
Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah