aporan Kinerja Kementerian
Kelautan dan Perikanan Tahun 2017, yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Presiden dalam arahannya telah menyampaikan bahwa “Laut adalah Masa Depan Bangsa”. Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai institusi pemerintah yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan telah menetapkan 3 pilar misi pembangunan dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019, yakni Kedaulatan (Sovereignty), Keberlanjutan (Sustainability), dan Kesejahteraan (Prosperity).
Seluruh kebijakan yang ditempuh selama tahun 2017 merupakan penjabaran dari 3 pilar misi tersebut, yang dalam sistem pengelolaan kinerja KKP ditetapkan dalam 10 Sasaran Strategis dengan 21 Indikator Kinerja Utama dengan pendekatan 4 perspektif dalam metoda Balanced Scorecard.
Laporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2017 menggambarkan capaian kinerja tahun 2017 dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja, beserta analisisnya. Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target tahun 2017, akan menjadi rencana tindak lanjut untuk perbaikan kinerja tahun 2018.
Masukan dan saran perbaikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk peningkatan kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rangka mewujudkan Laut sebagai Masa Depan Bangsa.
Jakarta, 27 Februari 2018 Menteri Kelautan dan Perikanan
Susi Pudjiastuti
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
RINGKASAN EKSEKUTIF ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ... 2
1.3 Tugas dan Fungsi KKP ... 2
1.4 Sumber Daya Manusia KKP ... 6
1.5 Potensi dan Permasalahan Pembangunan KP ... 8
1.6 Sistematika Penyajian Laporan Kinerja ... 10
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis KKP Tahun 2015-2019 ... 11
2.2 Penetapan Kinerja KKP Tahun 2017 ... 14
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Organisasi ... 21
3.2. Analisis Capaian Kinerja ... 24
A. Stakeholders Perspective ... 24
B. Customer Perspective ... 35
C. Internal Perspective ... 67
D. Learning and Growth Perspective ... 78
3.3. Kinerja Anggaran... 89
BAB 4 PENUTUP ... 93
NO. JUDUL TABEL HAL
Tabel. 1.1. Komposisi Jabatan Fungsional 7
Tabel. 2.1. Penetapan Kinerja KKP Tahun 2017 14
Tabel. 2.2. Perubahan Sasaran Strategis (SS) 17
Tabel. 2.3. Perubahan Indikator Kinerja 18
Tabel. 2.4. Perubahan IKU 7 20
Tabel. 3.1. NPSS KKP Tahun 2015 - 2017 22
Tabel. 3.2. Capaian Kinerja KKP Tahun 2017 23
Tabel. 3.3. Kinerja IKMKP Tahun 2016 - 2017 24
Tabel. 3.4. Sebaran Kelompok yang Meningkat Kelasnya 30 Tabel. 3.5. Berbagai Jenis Bantuan untuk Nelayan, Pembudidaya Ikan, Pengolah dan Petambak Garam Tahun 2015 - 2017 31 Tabel. 3.6. Capaian Pertumbuhan PDB Perikanan Tahun 2017 33 Tabel. 3.7. Capaian Persentase Kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Yang Berlaku 36 Tabel. 3.8. Capaian Indikator Kinerja Pembentuk IKU Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha kelautan dan perikanan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
36
Tabel. 3.9. Capaian Pulau-Pulau Kecil yang Mandiri 42
Tabel. 3.10. Hasil Penilaian Kemandirian di 12 lokasi SKPT Tahun 2017 42
Tabel. 3.11. Kemajuan di 12 SKPT Tahun 2017 43
Tabel. 3.12. Capaian Presentase Pengelolaan Wilayah KP yang berkelanjutan 48 Tabel. 3.13. Indikator Kinerja Pembentuk Nilai Pengelolaan Wilayah KP yang Berkelanjutan 48 Tabel. 3.14. Penilaian E-KKP3K di 30 kawasan Konservasi perairan tahun 2017 50 Tabel. 3.15. Perbandingan Realisasi Jumlah Luas Kawasan Konservasi Selama Tahun 2015-2017 53 Tabel. 3.16. Luas Kawasan Konservasi Perairan Sampai Tahun 2017 54
Tabel. 3.17. Capaian Nilai Peningkatan Ekonomi KP 55
Tabel. 3.18. Indikator Turunan IKU Peningkatan Ekonomi KP Tahun 2017 55 Tabel. 3.19. Capaian Nilai Investasi Hasil Kelautan dan Perikanan 56 Tabel. 3.20. Jumlah Kredit yang Disalurkan Bidang KP Tahun 2017 57
Tabel. 3.21. Nilai Kesesuaian Bantuan Pemerintah 57
Tabel. 3.22. Capaian Produksi Perikanan 58
Tabel. 3.23. Perkembangan produksi perikanan tahun 2015 – 2017 58
Tabel. 3.24. Capaian Produksi Garam Rakyat 60
Tabel. 3.25. Produksi Garam Nasional Tahun 2017 60
Tabel. 3.26. Sebaran Penyaluran Bantuan Sarpras Untuk PUGaR Tahun 2017 62 Tabel. 3.27. Capaian Nilai Ekspor Hasil Perikanan 2017 63
Tabel. 3.28. Capaian Konsumsi Ikan Tahun 2017 65
Tabel. 3.29. Capaian Persentase Peningkatan PNBP dari Sektor KP 67 Tabel. 3.30. Capaian Indeks Efektifitas Kebijakan Pemerintah 68 Tabel. 3.31. Capaian Efektifitas Tata Kelola Pemanfaatan SDKP yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan 68
NO. JUDUL TABEL HAL
Tabel. 3.33. Jumlah Peserta Didik yang Meningkat Kompetensinya 70 Tabel. 3.34. Persentase Penyelesaian Tindak Pidana KP yang Disidik Secara Akuntabel dan Tepat Waktu 75 Tabel. 3.35. Capaian Tingkat Keberhasilan Pengawasan di Wilayah Perbatasan 76 Tabel. 3.36. Penilaian Pengawasan Sistem Perkarantinaan Mutu KHP 77 Tabel. 3.37. Pemenuhan Fasilitas Pelayanan di Wilayah Perbatasan 77 Tabel. 3.38. Capaian Indikator Indeks Kompetensi dan Integritas KKP 79 Tabel. 3.39. Unit Kerja Yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar 80
Tabel. 3.40. Nilai Kinerja Anggaran KKP 89
Tabel. 3.41. Level Maturitas 87
Tabel. 3.42. Level Maturitas SPIP 88
Tabel. 3.43. Opini Atas Laporan Keuangan KKP 88
Tabel. 3.44. PAGU dan Realisasi Anggaran KKP Tahun 2015 - 2017 89 Tabel. 3.45. Relisasi Anggaran KKP Per Unit Eselon I Tahun 2017 90
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
NO. JUDUL GAMBAR HAL.
Gambar 1.1. Struktur Organisasi KKP 5
Gambar 1.2. Keragaan SDM KKP 2017 6
Gambar 1.3. Keragaan SDM KKP Menurut Pendidikan Tahun 2017 6 Gambar 1.4. Keragaan SDM KKP Menurut Golongan dan Unit Kerja 7 Gambar 2.2. Pilar Pembangunan Kelautan dan Perikanan 12
Gambar 2.3. Peta Strategi KKP 2015-2019 12
Gambar 3.1. Dashbord NPSS KKP Tahun 2017 21
Gambar 3.2. NPSS KKP Tahun 2017 22
Gambar 3.3. Grafik Nilai Tukar Tiga Tahun Terakhir 25
Gambar 3.4. NTN Per Provinsi 2015 - 2017 26
Gambar 3.5. Perkembangan NTN per bulan Tahun 2015-2017 26 Gambar 3.6. NTPi Per Provinsi sampai Desember 2017 (sumber BPS) 27
Gambar 3.7. NTPi dan NTUPi Tahun 2017 (Sumber BPS) 28
Gambar 3.8. Perkembangan Pertumbuhan PDB Perikanan 2015-2017 Dibandingkan dengan Pertanian dan Nasional 34 Gambar 3.9. Perkembangan Pertumbuhan PDB Perikanan 2016-2017 (triwulanan dan jumlah/tahunan) 35
Gambar 3.10. Pembangunan SKPT dan Dukungan Tol Laut 40
Gambar 3.11. Produksi Perikanan Tahun 2015 – 2017 59
Gambar 3.12. Nilai Ekspor Berdasarkan Komoditas Utama 63
Gambar 3.13. Nilai Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan 64
Gambar 3.14. Perkembangan Angka Konsumsi Ikan 2015-2017 (kg/kapita) 65 Gambar 3.15. Perkembangan Angka Konsumsi Ikan Berdasarkan Provinsi 66 Gambar 3.16. Realisasi PNBP bidang KP tahun 2015 - 2017 67 Gambar 3.17. Capaian Indeks Kompetensi dan Integritas KKP per aspek tahun 2017 79
L
aporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tahun 2017 merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Seluruh kebijakan yang ditempuh selama tahun 2017 merupakan lanjutan dari kebijakan tahun 2016 dengan berbagai perbaikan dalam rangka pelaksanaan 3 pilar misi pembangunan dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019, yakni Kedaulatan (Sovereignty), Keberlanjutan (Sustainability), dan Kesejahteraan (Prosperity). Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan peta strategis tahun 2017 dengan 10 Sasaran Strategis (SS) dan 21 Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan metode Balanced Scorecard yang terdiri dari 4 perspective yakni: (1) stakeholders perspective; (2) customer perspective; (3) internal process perspective; (5) learning and growth perspective.Pencapaian Sasaran Strategis (SS) dan target Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Dari 21 IKU yang telah ditetapkan, terdapat 13 IKU (61,9%) yang pencapaiannya melebihi target (capaian >100%), dan 8 IKU (38,1%) yang belum dapat mencapai target (capaian <100%).
2. Uraian IKU yang capaiannya melebihi target yang telah ditetapkan (capaian > 100%) adalah: (1) Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP, (2). Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, (3) tingkat kemandirian SKPT, (4) Persentase Pengelolaan wilayah KP yang berkelanjutan, (5) Persentase peningkatan ekonomi KP, (6) Konsumsi Ikan, (7) indeks efektivitas kebijakan pemerintah, (8) Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan (%), (9) Persentase penyelesaian tindak pidana KP dan tepat waktu, (10) Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan, (11) Indeks kompetensi dan integritas, (12), Nilai kinerja anggaran KKP dan (13). Level maturitas SPIP.
3. Uraian IKU yang capaiannya belum sesuai target (capaian <100%) adalah:
a. Capaian 80% - <100%: (1), Produksi Perikanan, (2) Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar, (3) Nilai reformasi birokrasi KKP.
b. Capaian <80 %: (1) Pertumbuhan PDB Perikanan, (2) Produksi Garam Nasional, (3) Nilai Ekspor Hasil Perikanan, (4) Nilai PNBP dari sektor KP dan (5) Opini BPK atas laporan keuangan KKP.
1.1. Latar Belakang
Sejak dilantik pada 20 Oktober 2014, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa kita harus bekerja sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudera, laut, selat, dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga jalesveva jayamahe, di laut justru kita jaya. Laut
adalah Masa Depan Bangsa.
Guna mewujudkan Laut sebagai Masa Depan Bangsa, KKP dalam Rencana Strategis 2015-2019 menerjemahkan dalam 3 pilar misi utama yaitu Misi Kedaulatan, Misi
Keberlanjutan dan Misi Kesejahteraan. Ketiga pilar ini adalah satu kesatuan yang tidak
bisa dipisahkan. Misi Kesejahteraan tidak akan tercapai apabila mengabaikan kedaulatan dan keberlanjutan.
1. Kedaulatan (Sovereignty); mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaulat, guna menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya kelautan dan perikanan, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Keberlanjutan (Sustainability); mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.
3. Kesejahteraan (Prosperity), yakni mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera, maju, mandiri, serta berkepribadian dalam kebudayaan.
Ketiga pilar misi tersebut dijabarkan dalam Renstra KKP melalui pendekatan metoda Balanced Scorecard (BSC) yang terdiri dari 4 perspektif, yakni (1) stakeholders prespective menjabarkan misi kesejahteraan; (2) customer perspective menjabarkan misi keberlanjutan dan misi kedaulatan; (3) internal process perspective menjabarkan apa yang dilakukan organisasi; dan (4) learning and growth perspective merupakan input yang dapat mendukung terlaksanakanya proses untuk menghasilkan output dan outcome KKP.
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017 merupakan tahun ketiga dari pelaksanaan RPJMN 2015-2019 dengan tema “Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan antar Wilayah“. KKP dalam Rencana Kerja (Renja) Tahun 2017 telah menterjemahkannya dalam berbagai program dan kegiatan, yang dilengkapi dengan target pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU).
Pada tahun 2017 terdapat 21 IKU (Indikator Kinerja Utama) yang merepresentasikan keberhasilan pencapaian dalam pembangunan kelautan dan perikanan. Untuk mencapai indikator-indikator tersebut, KKP melaksanakan 9 (sembilan) program pembangunan kelautan
PENDAHULUAN
Kinerja keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2017 dilaksanakan melalui pelaksanaan 9 program dalam APBN Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2017. Pagu alokasi anggaran berdasarkan DIPA tahun 2017 adalah Rp 9,14 triliun. Dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2016 pagu awal sebesar Rp 13,80 triliun dan setelah APBN-P menjadi Rp 10,57 triliun, anggaran APBN tahun 2017 turun sebesar Rp 4,50 triliun dibandingkan tahun 2016 dan APBN-P tahun 2017 dibandingkan tahun 2016 turun sebesar Rp 1,43 triliun.
Nilai kinerja anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2017 per tanggal 19 Februari 2018 adalah sebesar 86,71 (baik). Sedangkan realisasi penyerapannya sebesar Rp 6,11 triliun (66,88%).
Berbagai kebijakan, program dan kegiatan Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2017 telah dilaksanakan dan memberikan dampak positif bagi stakeholders kelautan dan perikanan. Permasalahan yang dihadapi dan menyebabkan belum tercapainya target beberapa IKU akan menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2018.
Untuk memastikan keseluruhan program dan kegiatan pembangunan KP tersebut dapat terlaksana sesuai dengan rencana target waktu, kuantitas, kualitas dan sasarannya, telah disepakati perjanjian yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja antara Menteri dengan Eselon I dan diturunkan secara berjenjang sampai tingkat individu pegawai, dan telah ditetapkan sampai tingkat daerah (provinsi).
Capaian kinerja tersebut kemudian dilaporkan secara berkala sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas), sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Permen PAN dan RB nomor 53 tahun 2014, bahwa setiap Kementerian/Lembaga (K/L) diwajibkan melaporkan pelaksanaan akuntabilitas kinerjanya sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan organisasi, dan menyampaikan Laporan Kinerja (LKj) pada setiap akhir tahun kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
1.2. Maksud dan Tujuan
Laporan Kinerja (LKj) KKP tahun 2017 merupakan salah satu bentuk media informasi atas pelaksanaan program/kegiatan dan pengelolaan anggaran KKP. Adapun tujuan penyusunan LKj KKP Tahun 2017 adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran KKP selama tahun 2017. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan suatu simpulan yang dapat menjadi salah satu bahan masukan dan referensi perbaikan kinerja pembangunan kelautan dan perikanan ke depan.
1.3. Tugas dan Fungsi KKP
Tugas KKP sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 Tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah membantu Presiden RI dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan. Dalam melaksanakan tugas tersebut KKP menyelenggarakan fungsinya:
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pengelolaan ruang laut, pengelolaan konservasi dan keanekaragaman hayati laut, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, pengelolaan perikanan tangkap, pengelolaan perikanan budidaya, penguatan daya saing dan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan, serta pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan ruang laut, pengelolaan konservasi dan keanekaragaman hayati laut, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, pengelolaan perikanan tangkap, pengelolaan perikanan budidaya, penguatan daya saing dan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan, serta pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan; 3. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan pengelolaan
ruang laut,pengelolaan konservasi dan keanekaragaman hayati laut, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, pengelolaan perikanan tangkap, pengelolaan perikanan budidaya, penguatan daya saing dan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan, serta pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan;
4. Pelaksanaan riset di bidang kelautan dan perikanan dan pengembangan sumber daya manusia kelautan dan perikanan;
5. Pelaksanaan perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan;
6. Pelaksanaan pengembangan kawasan sentra kelautan dan perikanan terpadu;
7. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;
8. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;
9. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Kelautan dan Perikanan; dan
10. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Penataan Organisasi KKP
Dalam upaya penajaman dan penguatan tugas dan fungsi Kementerian Kelautan dan Perikanan, telah dilakukan penggabungan dua fungsi pendukung organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan meliputi fungsi penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan dan fungsi pengembangan sumber daya manusia kelautan dan perikanan yang semula diwadahi dalam dua wadah yang terpisah yaitu Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan menjadi Badan Riset dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Alasan penggabungan tersebut untuk memperpendek rantai proses dan mensinergikan hasil-hasil penelitian dengan upaya implementasi secara langsung kepada masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan produktivitas dan kompetensi, pengembangan aplikasi teknologi yang bersumber pada hasil litbang sebagai bahan ajar atau modul latihan, serta memberikan penyuluhan terhadap peningkatan kualitas masyarakat kelautan dan perikanan sebagai faktor penyebab kemiskinan yaitu kurangnya akses permodalan, pasar dan teknologi, perlindungan sosial budaya, rendahnya kualitas lingkungan serta lemahnya kelembagaan nelayan, pembudidaya, pengolah/pemasar ikan, masyarakat petambak garam rakyat, dan masyarakat pesisir lainnya berdasarkan hasil-hasil penelitian yang direkomendasikan.
Menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan, perlu mengatur kembali tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Pengaturan kembali tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Berdasarkan Perpres tersebut, telah ditetapkan Permen KP Nomor 6 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan dimana terdapat penataan organisasi, yakni menggabungkan 2 Badan (BPSDM dan Balitbang KP) menjadi BRSDMKP dan menghilangkan 1 SAM, yakni Staf Ahli Menteri Kebijakan Publik. Tugas dan fungsinya 9 unit Eselon I dan Staf Ahli Menteri adalah sebagai berikut:
1. Sekretariat Jenderal (Setjen) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal dan bertugas menyelenggarakan
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan KKP. Susunan organisasi Setjen terdiri dari: Biro Perencanaan; Biro Sumber Daya Manusia dan Aparatur; Biro Hukum dan Organisasi; Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat; Biro Keuangan; Biro Umum; Pusat Data, Statistik dan Informasi, serta Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri yang dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal dan bertugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan ruang laut, pengelolaan konservasi dan keanekaragaman hayati laut, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil. Susunan organisasi Ditjen PRL terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Perencanaan Ruang Laut; Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; Direktorat Jasa Kelautan; Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung oleh 8 UPT (Unit Pelaksana Teknis).
3. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (Ditjen PT) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri yang dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal dan bertugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan perikanan tangkap. Susunan organisasi Ditjen PT terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan; Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan; Direktorat Pelabuhan Perikanan; Direktorat Perizinan dan Kenelayanan; dan Kelompok Jabatan Fungsional, serta didukung oleh 23 Unit Pelaksana Teknis (UPT).
4. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Ditjen PB) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri yang dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal dan bertugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan perikanan budidaya. Susunan organisasi Ditjen PB terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan; Direktorat Perbenihan; Direktorat Pakan dan Obat Ikan; Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya; Kelompok Jabatan Fungsional, serta didukung oleh 15 Unit Pelaksana Teknis (UPT)
5. Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDS), berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri yang dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal dan bertugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan daya saing dan sistem logistik produk kelautan dan perikanan serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan. Susunan organisasi Ditjen PDS terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Logistik; Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu; Direktorat Pemasaran; Direktorat Usaha dan Investasi; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung oleh 1 UPT.
6. Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri yang dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal dan bertugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan. Susunan organisasi Ditjen PSDKP terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada; Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan; Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan; Direktorat Penanganan Pelanggaran; Kelompok Jabatan Fungsional dan didukung oleh 14 UPT. 7. Inspektorat Jenderal (Itjen), berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
yang dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal dan bertugas menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan KKP. Susunan organisasi Itjen terdiri dari: Sekretariat Inspektorat Jenderal; Inspektorat I; Inspektorat II; Inspektorat III; Inspektorat IV;
8. Badan Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia KP (BRSDM), berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan dan bertugas menyelenggarakan riset di bidang kelautan dan perikanan, dan pengembangan sumber daya manusia kelautan dan perikanan. Susunan organisasi BRSDMKP terdiri dari: Sekretariat Badan; Pusat Riset Kelautan; Pusat Riset Perikanan; Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan; Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung oleh 38 UPT
9. Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang bertugas menyelenggarakan perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan. Susunan organisasi BKIPM terdiri dari: Sekretariat Badan; Pusat Karantina Ikan; Pusat Pengendalian Mutu; Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung dengan 47 UPT
10. Staf Ahli Menteri adalah unsur pembantu dalam memberikan telaahan, pertimbangan, dan saran pemecahan masalah secara konseptual mengenai hal-hal tertentu menurut keahliannya yang berkaitan dengan kelautan dan perikanan. Susunan organisasi Staf Ahli Menteri terdiri dari :
a) Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya;
b) Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antarlembaga; dan c) Staf Ahli Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut.
Struktur organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan berdasarkan Permen KP No. 6 Tahun 2017 seperti pada gambar berikut:
Penataan organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2017 merupakan bentuk komitmen Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam pelaksanaan program Reformasi Birokrasi dengan merampingkan struktur organisasi sejumlah 160 (seratus enam puluh) jabatan struktural dengan rincian 2 (dua) eselon I, 9 (sembilan) eselon II, 46 (empat puluh enam) eselon III, dan 103 (seratus tiga) eselon IV, sehingga saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan mempunyai 638 (enam ratus tiga puluh delapan) jabatan struktural dari semula 798 (tujuh ratus sembilan puluh delapan) jabatan struktural.
1.4. Sumber Daya Manusia KKP
Jumlah pegawai KKP (Pusat dan UPT) sampai dengan 8 Januari 2018 adalah 13.567 orang, yang terdiri dari laki-laki 9.327 orang atau 68,75% dan perempuan 4.240 orang atau 31,25%. Pegawai KKP tersebut tersebar pada 9 Unit Kerja Eselon I dengan komposisi pegawai sebagai berikut: Setjen 593 orang, Itjen 196 orang, Ditjen PT 1.351 orang, Ditjen PB 1.443, Ditjen PRL 549 orang, Ditjen PDS 389 orang, Ditjen PSDKP 1.063 orang, BRSDMP 6210 orang, dan BKIPM 1.773 orang. Data tersebut berdasarkan data terbaru termasuk data penyuluh daerah yang beralih ke pusat sebanyak 3.182 orang sesuai amanah UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, yang telah dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 403/MEN-SJ/KP.431/XII/2017 tentang Pemindahan Penyuluh Perikanan PNS. Keragaan SDM KKP tahun 2017 berdasarkan jumlah pegawai per unit kerja seperti pada diagram berikut:
GAMBAR 1.2. KERAGAAN SDM KKP 2017
Sedangkan keragaan SDM KKP tahun 2017 menurut golongan adalah sebagai berikut: Golongan IV sebanyak 1.787 orang; Golongan III sebanyak 8.805 orang; Golongan II sebanyak 2.829 orang dan Golongan I sebanyak 132 orang. Keragaan SDM KKP menurut golongan kepangkatan dan unit kerja Eselon I seperti pada diagram berikut:
GAMBAR 1.4. KERAGAAN SDM KKP MENURUT GOLONGAN
DAN UNIT KERJA
SDM KKP yang menduduki jabatan fungsional sampai tahun 2017 berjumlah 6.992 orang atau sekitar 51,59% dari seluruh SDM KKP, dengan komposisi per unit Eselon I sebagai berikut.
TABEL 1. KOMPOSISI JABATAN FUNGSIONAL
UNIT KERJA
ESELON I PEGAWAIJUMLAH JUMLAH JABATAN FUNGSIONAL % (JABFUNG)
SETJEN 593 47 7,92 ITJEN 196 102 52,04 DJPT 1.351 150 11,10 DJPB 1.443 703 48,71 DJPRL 549 1 0,18 DJPSDKP 1.063 208 19,56 DJPDSPKP 389 66 16,96 BRSDMPKP 6.210 4594 73,98 BKIPM 1.773 1.121 63.22 TOTAL 13.567 6.992 51,59
Jumlah jabatan fungsional di BRSDMKP meningkat karena masuknya penyuluh daerah yang ditarik ke pusat sebanyak 3.182 orang sesuai amanah UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, yang telah dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 403/MEN-SJ/KP.431/XII/2017 tentang Pemindahan Penyuluh Perikanan PNS.
Apabila dilihat menurut tingkat pendidikan, komposisi SDM KKP adalah sebagai berikut: S-3 sebanyak 194 orang (1,43%); S2 sebanyak 2.081 orang (15,33%); S1/D4 sebanyak 6.429 orang (47,39%); SM/D3 sebanyak 1.584 orang (11,68%); D2/D1 sebanyak 13 org (0,1%) dan di SLTA dan di bawah SLTA sebanyak 3.266 (24,07%).
GAMBAR 1.3.
KERAGAAN SDM KKP MENURUT PENDIDIKAN TAHUN 2017
1.5. Potensi dan Permasalahan Pembangunan KP
A. Potensi
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.504 pulau. Pada 30th Session of the United Nations Group of Experts on Geographical Names (UNGEGN) dan 11th Conference on the Standardization of Geographical Names (UNCSGN) yang berlangsung pada tanggal 7-18 Agustus 2017 di New York, Amerika Serikat, delegasi Indonesia telah melaporkan hasil verifikasi pulau sebanyak 2590, sehingga data pulau-pulau bernama di Indonesia yang sudah bernama dan terdaftar sejumlah 16.056 pulau.
Luas perairan laut 5,8 juta km2 (terdiri dari luas laut teritorial 0,3 juta km2, luas
perairan kepulauan 2,95 juta km2, dan luas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI)
2,55 juta km2). Secara geo-politik Indonesia memiliki peran yang sangat strategis
karena berada diantara benua Asia dan Australia, serta diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, menempatkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dalam konteks perdagangan global (the global supply chain system) yang menghubungkan kawasan Asia-Pasifik dengan Australia. Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 12,54 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan (ZEEI) (Kepmen KP No. 50/KEPMEN-KP/2017 tentang Estimasi Potensi, Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan, dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan di WPP NRI).
Luas terumbu karang yang dimiliki Indonesia saat ini yang sudah terpetakan mencapai 25.000 km2 (BIG, 2013). Namun, terumbu karang yang masih dalam kondisi sangat
baik hanya sekitar 5,30%, kondisi baik 27,18%, cukup baik 37,25%, dan kurang baik sebesar 30,45% (LIPI, 2012). Laut Indonesia memiliki sekitar 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut dan 950 spesies biota terumbu karang. Sumber daya ikan di laut meliputi 37% dari spesies ikan di dunia, dimana beberapa jenis diantaranya mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti tuna, udang, lobster, ikan karang, berbagai jenis ikan hias, kekerangan, dan rumput laut.
Perairan laut Indonesia juga menyimpan potensi sumber daya non hayati yang melimpah. Masih banyak wilayah perairan Indonesia yang memiliki potensi ekonomi namun belum terkelola secara memadai. Industri maritim, bioteknologi, jasa kelautan, produksi garam dan turunannya, biofarmakologi laut, pemanfaatan air laut selain energi, pemasangan pipa dan kabel bawah laut, dan/atau pengangkatan benda dan muatan kapal tenggelam, merupakan subsektor kelautan yang masih dapat digarap secara optimal.
Sementara itu potensi luas areal budidaya air tawar saat ini tercatat 2.830.540 ha, termasuk potensi di perairan umum daratan (sungai dan danau), dengan tingkat pemanfaatan 302.130 ha (10,7%). Potensi luas areal budidaya air payau 2.964.331 ha dengan tingkat pemanfaatan 650.509 ha (21,9%). Potensi luas areal budidaya laut saat ini tercatat 12.123.383 ha, dengan tingkat pemanfaatan 325.825 ha (2,7%). Potensi luas areal budidaya rumput laut saat ini tercatat 1,1 juta ha atau 9% dari seluruh luas kawasan potensial budidaya laut yang sebesar 12.123.383 ha. Adapun tingkat pemanfaatannya diperkirakan baru mencapai 25%. Adapun jenis rumput laut yang dimiliki Indonesia tercatat 555 jenis rumput laut.
B. Permasalahan
Bidang kelautan dan perikanan memiliki permasalahan yang kompleks karena keterkaitannya dengan banyak sektor dan juga sensitif terhadap interaksi terutama
di Indonesia yang berpotensi mengancam kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan, keberlanjutan mata pencaharian masyarakat di bidang perikanan, ketahanan pangan, dan pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.
Berdasarkan Data Sensus Pertanian yang dipublikasikan oleh BPS menunjukkan adanya penurunan jumlah Rumah Tangga Perikanan dari 1,6 juta (Sensus Pertanian 2003) menjadi 800 ribu (Sensus Pertanian 2013). Hal ini merupakan indikasi lebih menariknya usaha di sektor lain dibandingkan dengan usaha di sektor kelautan dan perikanan.
Beberapa wilayah perairan laut Indonesia telah mengalami gejala overfishing. Selain itu, praktik-praktik Illegal, Unregulated and Unreported (IUU) Fishing yang terjadi di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) seperti pencurian ikan dan transshipment di tengah laut, penyelundupan benih lobster, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan termasuk pengeboman ikan yang dilakukan oleh kapal perikanan Indonesia (KII) maupun oleh kapal perikanan asing (KIA). Hal tersebut telah menyebabkan kerugian baik dari aspek sosial, ekologi/ lingkungan, maupun ekonomi. Ancaman IUU Fishing dipicu kondisi sektor perikanan global, dimana beberapa negara mengalami penurunan stok ikan, pengurangan armada kapal penangkapan ikan akibat pembatasan pemberian izin penangkapan sedangkan permintaan produk perikanan makin meningkat. Di sisi lain, kemampuan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia belum memadai. IUU Fishing juga merupakan global crime, tidak saja tindak pidana perikanan tetapi menyangkut perbudakan, perdagangan manusia, penyelundupan hewan, narkoba dan lain-lain. Masalah perbatasan laut merupakan salah satu kendala dalam pengawasan sumber daya perikanan dan kelautan di wilayah perairan Indonesia. Beberapa perbatasan wilayah dengan negara tetangga belum diselesaikan. Hal ini menjadikan kasus perikanan di wilayah perbatasan belum bisa tuntas.
Dalam pengembangan perikanan budidaya, masih dihadapkan pada permasalahan implementasi kebijakan tata ruang dan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (baru 5 provinsi yang menyelesaikan RZWP3K: Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, NTB, dan NTT). Permasalahan pengembangan perikanan budidaya juga dihadapkan dengan masih terbatasnya prasarana saluran irigasi, terbatasnya ketersediaan dan distribusi induk dan benih unggul, kesiapan dalam menanggulangi hama dan penyakit serta masih tingginya harga pakan. Rendahnya produktivitas perikanan budidaya juga disebabkan karena struktur pelaku usaha perikanan budidaya adalah skala kecil/tradisional, dengan keterbatasan aspek permodalan, jaringan teknologi dan pasar serta adanya pencemaran yang mempengaruhi kualitas lingkungan perikanan budidaya.
Aktivitas pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan, baik yang berada di daratan, wilayah pesisir, maupun lautan, tidak dapat terlepas dari keberadaan potensi bencana alam dan dampak perubahan iklim yang dapat terjadi di wilayah Indonesia. Bencana alam dan perubahan iklim dapat berdampak serius terhadap kegiatan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan, seperti kenaikan muka air laut yang dapat menyebabkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan sebagian wilayah/lahan budidaya di wilayah pesisir, intrusi air laut ke daratan, peningkatan dan perubahan intensitas cuaca ekstrim (badai, siklon, banjir) yang berpengaruh terhadap kegiatan penangkapan dan budidaya ikan, serta kerusakan sarana dan prasarana. Selain potensi bencana alam dan perubahan iklim, wilayah pesisir juga memiliki potensi kerusakan pesisir berupa kerusakan ekosistem, abrasi, sedimentasi,
Permasalahan terkait masih rendahnya produktivitas dan daya saing usaha kelautan dan perikanan yang disebabkan antara lain oleh belum optimalnya integrasi sistem produksi di hulu dan hilir, masih terbatasnya penyediaan sarana dan prasarana serta masih tingginya biaya logistik. Selain itu dampak dari globalisasi dalam kerangka perdagangan internasional, mendorong semakin meningkatnya arus lalu lintas dan menurunnya secara bertahap hambatan tarif (tariff barrier) dalam perdagangan hasil perikanan antar negara. Keadaan ini memicu masing-masing negara, termasuk negara mitra dagang seperti Uni Eropa, China, Rusia, Canada, Korea, Vietnam dan Norwegia, semakin memperketat persyaratan jaminan kesehatan, mutu dan keamanan hasil perikanan. Sebagai anggota World Trade Organization (WTO) Indonesia berkewajiban melaksanakan isi ketentuan dalam “Agreement of The Application of Sanitary and Phytosanitari Measure” (perjanjian SPS) yang memuat ketentuan tentang penerapan peraturan-peraturan teknis guna melindungi kesehatan manusia, hewan, ikan dan tumbuhan. Konsep perjanjian Sanitary and Phytosanitary (SPS) merupakan instrumen pengendali perdagangan internasional berupa hambatan teknis (technical barrier to trade)/hambatan non tariff (non tariff barrier).
Aspek sangat mendasar yang mempengaruhi lemahnya daya saing dan produktivitas adalah kualitas SDM dan kelembagaannya. Saat ini jumlah SDM yang bergantung pada kegiatan usaha kelautan dan perikanan sangat besar, namun pengetahuan, keterampilan, penguasaan teknologi dan aksesibilitas terhadap infrastruktur dan informasi belum memadai dan belum merata di seluruh wilayah Indonesia, terutama di wilayah kepulauan.
Dalam rangka pengembangan usaha dan investasi, permasalahan utama yang dihadapi adalah masih adanya keterbatasan dukungan permodalan usaha dari pihak perbankan dan lembaga keuangan lainnya kepada para nelayan/pembudidaya. Dalam kaitan ini, nelayan/pembudidaya ikan masih mengalami kesulitan mengakses permodalan atau kredit akibat terkendala oleh pemenuhan persyaratan prosedural perbankan.
1.6. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, LKj KKP Tahun 2016 disusun dengan sistematika sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi organisasi;
2. Bab II Perencanaan Kinerja, pada bab ini dibagi per subbab yang berisi perencanaan strategis KKP 2015-2019 dan penetapan kinerja tahun 2017;
3. Bab III Akuntabilitas Kinerja, pada bab ini dibagi per subbab yang berisi hasil pengukuran kinerja, analisis dan evaluasi capaian kinerja, serta akuntabilitas keuangan KKP tahun 2017;
4. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja KKP dan rekomendasi perbaikan ke depan untuk meningkatkan kinerja
Renstra KKP tahun 2015-2019 ditetapkan melalui Permen KP nomor 45 tahun 2015 tentang Perubahan Permen KP nomor 25 tahun 2015 tentang Rencana Strategis KKP Tahun 2015-2019. Setelah adanya penataan organisasi dan review perubahan renstra, telah diterbitkan Permen KP nomor 63/PERMENKP/2017 tentang Rencana Strategis 2015 - 2019.
2.1 Rencana Strategis KKP 2015 - 2019
PERENCANAAN KINERJA
Kedaulatan (Sovereignty):
mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaulat, guna menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya kelautan dan perikanan, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
Keberlanjutan (Sustainability):
mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.
Kesejahteraan (Prosperity):
mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera, maju, mandiri, serta berkepribadian dalam kebudayaan
Ketiga hal di atas dilakukan secara bertanggung jawab berlandaskan gotong royong, sehingga saling memperkuat, memberi manfaat dan menghasilkan nilai tambah ekonomi, sosial dan budaya bagi kepentingan bersama.
V I S I
Mewujudkan Sektor Kelautan dan Perikanan Indonesia
yang MANDIRI, MAJU, KUAT dan BERBASIS
KEPENTINGAN NASIONAL
M I S I
PETA STRATEGI KKP 2015-2019 LE AR N & G RO W TH PE RS PE CT IV E INTE RN AL P RO CE SS PE RS PE CT IV E CU ST OM ER S PE RS PE CT IV E ST AK EH OL DER S PE RS PE CT IV E SS10. TERKELOLANYA ANGGARAN PEMBANGUNAN SECARA EFISIEN DAN AKUNTABEL SS7.
TERWUJUDNYA ASN KKP YANG KOMPETEN, PROFESIONAL
DAN BERKEPRIBADIAN
HUMAN CAPITAL FINANCIAL CAPITAL
SS8. TERSEDIANYA MANAJEMEN PENGETAHUAN YANG HANDAL
DAN MUDAH DIAKSES
INFORMATION CAPITAL
SS9. TERWUJUDNYA BIROKRASI KKP YANG EFEKTIF, EFISIEN,
DAN BERORIENTASI PADA
ORGANIZATION CAPITAL
PERUMUSAN KEBIJAKAN
SS4. TERSEDIANYA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN YANG EFEKTIF
PELAKSANAAN KEBIJAKAN
SS5.
TERSELENGGARANYA TATA KELOLA PEMANFAATAN SDKP YANG ADIL,
BERDAYA SAING DAN BERKELANJUTAN
PENGAWASAN KEBIJAKAN
SS6. TERSELENGGARANYA PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
SDKP SECARA PROFESIONAL DAN PARTISIPATIF SS2. TERWUJUDNYA KEDAULATAN DALAM PENGELOLAAN SDKP SS3.
TERWUJUDNYA PENGELOLAAN SDKP YANG PARTISIPATIF, BERTANGGUNGJAWAB, DAN BERKELANJUTAN SS1.
TERWUJUDNYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN
KESEJAHTERAAAN
KEDAULATAN KEBERLANJUTAN
Rencana Strategis KKP 2015 -2019
GAMBAR 2.1. PILAR PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
SASARAN STRATEGIS
Dalam penyusunan sasaran strategis, KKP menggunakan pendekatan metode Balanced Scorecard (BSC) yang dibagi dalam empat perspektif, yakni stakeholders prespective, customer perspective, internal process perspective, dan learning and growth perspective, sebagai berikut:
GAMBAR 2.2. PETA STRATEGI KKP 2015-2019
1. Stakeholders Prespective
Terdiri dari 1 (satu) Sasaran Strategis, yaitu (SS-1) terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP, dengan indikator kinerja:
a) Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan b) Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan
2. Customer Perspective
Terdiri dari 2 (dua) Sasaran Strategis, yaitu :
Sasaran strategis kedua (SS-2) terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP, dengan indikator kinerja:
a) Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku.
b) Tingkat Kemandirian SKPT.
Sasaran strategis ketiga (SS-3) Terwujudnya pengelolaan SDKP yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, dengan indikator kinerja:
a) Persentase pengelolaan wilayah KP yang berkelanjutan. b) Persentase peningkatan ekonomi KP (%).
c) Produksi perikanan. d) Produksi garam Nasionalt. e) Nilai ekspor hasil perikanan. f) Konsumsi ikan (kg/kapita/tahun). g) Nilai PNBP dari sektor KP.
3. Internal Process Perspective
Sasaran strategis pada perspektif ini adalah merupakan proses yang harus dilakukan oleh KKP. Terdiri dari 3 (tiga) Sasaran Strategis, yakni :
a) Sasaran strategis keempat (SS-4) tersedianya kebijakan pembangunan KP yang efektif, dengan indikator kinerja Indeks efektivitas kebijakan pemerintah.
b) Sasaran strategis kelima (SS-5) Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Adil dan Berdaya saing, dengan indikator kinerja Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan.
c) Sasaran strategis keenam (SS-6) terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan yang partisipatif, dengan indikator kinerja: 1) Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu. 2) Tingkat Keberhasilan Pengawasan di Wilayah Perbatasan.
4. Learning and Growth Perspective
Sebagai input yang dapat mendukung terlaksananya proses untuk menghasilkan output dan outcome KKP, terdapat 4 (empat) sasaran strategis yakni:
a) Sasaran strategis ketujuh (SS-7) yakni terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berintegritas, dengan indikatornya Indeks V I S I
Mewujudkan Sektor Kelautan dan Perikanan yang MANDIRI, MAJU DAN BERBASIS KEPENTINGAN NASIONAL
M I S I 1. Meningkatkan Pengawasan pengelolaan SDKP 2. Mengembangkan sistem perkarantinaan ikan, pengendalian mutu keamanan hasil perikanan
& keamanan hayati ikan
3. Mengoptimalkan pengelolaan ruang laut, konservasi & keanekaragaman hayati laut 4. Meningkatkan keberlanjutan
usaha perikanan tangkap dan budidaya 5. Meningkatkan daya saing
dan sistem logistik hasil kelautan & perikanan
6. Mengembangkan kapasitas SDM & pemberdayaan masyarakat
7. Meningkatkan inovasi Iptek kelautan
& perikanan KEDAULATAN
b) Sasaran strategis kedelapan (SS-8) yakni tersedianya manajemen pengetahuan yang handal, dan mudah diakses, dengan indikator kinerja persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar.
c) Sasaran strategis kesembilan (SS-9) yakni terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima, dengan indikator kinerja nilai kinerja Reformasi Birokrasi (RB) KKP.
d) Sasaran strategis kesepuluh (SS-10) yakni terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntable, dengan indikator kinerja:
a) Nilai Kinerja Anggaran KKP. b) Level maturitas SPIP.
c) Opini BPK-RI atas Laporan Keuangan KKP.
2.2 Penetapan Kinerja KKP Tahun 2017
Perjanjian kinerja merupakan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja, dan merupakan tekad dan janji yang akan dicapai antara pimpinan unit kerja yang menerima amanah/tanggung jawab/ kinerja dengan pihak yang memberikan amanah/tanggung jawab/kinerja. Penetapan Kinerja KKP tahun 2017, secara rinci sebagai berikut:
TABEL. 2.1. PENETAPAN KINERJA KKP TAHUN 2017
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017TARGET
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
1 Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP
1 Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP 54, 04 2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 8,00
CUSTOMER PERSPECTIVE
2 Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP
3 Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (%)
76,00
4 Tingkat Kemandirian SKPT*) 3
3 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang bertanggung jawab dan berkelanjutan
5 Persentase Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan (%) 59,47
6 Persentase peningkatan ekonomi KP (%) 60 7 Produksi perikanan (juta ton) 29,46 8 Produksi garam rakyat (juta ton) 3,80 9 Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar) 7,62 10 Konsumsi ikan (kg/kap/thn) 47,12 11 Nilai PNBP dari sektor KP (Rp. Miiar) 1.017
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017TARGET
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
4 Tersedianya Kebijakan Pembangunan KP yang Efektif 12 Indeks efektivitas kebijakan pemerintah 7,70
5
Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan
13 Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan 69,88
6
Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang partisipatif
14 Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu (%) 87,00
15 Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan (%) 74,00
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
7
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berkepribadian
16 Indeks kompetensi dan integritas 80,00
8 Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal, dan Mudah Diakses 17 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) 65,00
9
Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima
18 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP A (80)
10 Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien dan Akuntabel
19 Tingkat maturalisasi SPIP*) 2,00 20 Nilai kinerja anggaran KKP Baik (83) 21 Opini atas Laporan Keuangan KKP WTP (5)
Untuk mencapai kinerja KKP tahun 2017 tersebut, rencana kerja dilakukan melalui 9 program pembangunan kelautan dan perikanan sebagai berikut :
1. Program Pengelolaan Ruang Laut.
Tujuan program adalah mewujudkan tertatanya dan dimanfaatkannya wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil secara lestari, dengan sasaran peningkatan persentase pendayagunaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: Perlindungan dan Pemanfaatan Kawasan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut; Penataan dan Pemanfaatan Jasa Kelautan; Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; Perencanaan Ruang Laut; dan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen PRL
2. Program Pengelolaan Perikanan Tangkap.
Tujuan program adalah meningkatkan produktivitas perikanan tangkap dengan sasaran peningkatan hasil tangkapan dalam setiap upaya tangkap. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: Pengelolaan Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan; Pengelolaan Pelabuhan Perikanan; Pengelolaan Perizinan dan Kenelayanan; Pengelolaan Sumber Daya Ikan dan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Tangkap.
3. Program Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan
Tujuan program adalah meningkatnya produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah, nilai produk hasil perikanan nonkonsumsi, rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional, nilai ekspor hasil perikanan, dan nilai investasi bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, dengan sasaran peningkatan produk perikanan prima yang berdaya saing di pasar domestik dan internasional. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: Logistik Hasil Kelautan dan Perikanan; Pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan; Pengolahan dan Bina Mutu Produk Kelautan dan Perikanan; Investasi dan Keberlanjutan Usaha Hasil Kelautan dan Perikanan; Pengujian Penerapan Hasil Kelautan dan Perikanan dan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen PDSPKP.
4. Program Pengelolaan Perikanan Budidaya.
Tujuan program adalah meningkatnya produksi perikanan budidaya, dengan sasaran program peningkatan produksi perikanan budidaya (volume dan nilai). Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: Pengelolaan Perbenihan Ikan; Pengelolaan Kawasan dan Kesehatan Ikan ; Pengelolaan Produksi dan Usaha Pembudidayaan Ikan; Pengelolaan Pakan dan Obat Ikan dan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Budidaya.
5. Program Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.
Tujuan program adalah meningkatnya ketaatan dan ketertiban dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan dengan sasaran perairan Indonesia bebas IUU Fishing serta kegiatan yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang telah dilaksanakan adalah: Pemantauan dan Operasi Armada; Penanganan Pelanggaran Bidang Kelautan dan Perikanan; Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan; Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan; dan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen PSDKP.
6. Program Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan
Tujuan program ini adalah menyiapkan ilmu, pengetahuan dan teknologi sebagai basis kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran termanfaatkannya Iptek hasil riset oleh para pemangku kepentingan, serta meningkatkan kualitas SDM kelautan dan perikanan dengan sasaran meningkatnya kompetensi SDM kelautan dan perikanan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Riset Perikanan, Riset Kelautan; dan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BRSDMPKP.
7. Program Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan.
Tujuan program adalah lalu lintas hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan serta sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dengan sasaran yaitu meningkatnya lalu lintas hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan serta sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, Standarisasi Sistem dan Kepatuhan dan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKIPM.
8. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur KKP.
Tujuan program adalah meningkatkan pengendalian akuntabiltas kinerja pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran program meningkatnya persentase capaian kinerja pembangunan KP. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat I dan Pelaksana Pembangunan KP; Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat II dan Pelaksana Pembangunan KP; Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat III dan Pelaksana Pembangunan KP; Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat IV dan Pelaksana Pembangunan KP; Pengawasan Akuntabilitas Aparatur Dengan Tujuan Tertentu pada Pelaksana Pembangunan KP dan Pengawasan pada Unit Kerja Mitra Inspektorat V dan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Itjen KKP.
9. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KKP.
Tujuan program adalah meningkatkan pembinaan dan koordinasi penyelenggaraan pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran meningkatnya kesesuaian pelaksanaan dukungan manajerial. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: Penyiapan Produk Hukum dan Penataan Organisasi KKP; Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur; Pengelolaan Keuangan KKP; Pengelolaan Perencanaan, Penganggaran, Kinerja dan Pelaporan KKP; Pengelolaan Administrasi dan Pelayanan Penunjang Pelaksanaan Tugas KKP; Pengelolaan Kerja Sama KP dan Hubungan Masyarakat; Pengelolaan Data Statistik dan Informasi KP dan Pengelolaan Modal Usaha Kelautan dan Perikanan.
Terdapat penyesuaian sasaran strategis dan indikator pembentuk/turunan di tahun 2017, sebagaimana berikut :
A. Perubahan Sasaran Strategis KKP tahun 2017
TABEL. 2.2. PERUBAHAN SASARAN STRATEGIS
SEMULA MENJADI
SS3 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan
SS3 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang bertanggung jawab dan berkelanjutan
SS5 Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan
SS5 Terselenggaranya Tata Kelola
Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Adil dan Berdaya saing
SS7 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berkepribadian
SS7 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berintegritas
B. Perubahan Indikator kinerja tahun 2017
TABEL. 2.3. PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA INDIKATOR KINERJA YANG MENGALAMI PERUBAHAN
SEMULA MENJADI
SS3 Sasaran Strategis Terwujudnya Pengelolaan SDKP yang bertanggung jawab dan berkelanjutan
IK4 Jumlah Pulau-pulau kecil yang mandiri IK4 Tingkat kemandirian SKPT IK5 Persentase pengelolaan wilayah KP yang
berkelanjutan
IK5 Persentase pengelolaan wilayah KP yang berkelanjutan
- Jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan
- Jumlah wilayah pengelolaan perikanan (WPP) dan kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD) yang terpetakan potensi/sumber daya Kelautan dan Perikanan untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang berkelanjutan
- Penyakit Ikan Karantina yang dicegah penyebarannya di wilayah RI IK6 Persentase peningkatan ekonomi KP IK 6 Persentase peningkatan ekonomi KP
- Nilai Investasi PT - Nilai Investasi hasil KP - Nilai Investasi PB
- Nilai Investasi Hasil KP
- Jumlah Kredit yang disalurkan Perikanan Tangkap
- Nilai pembiayaan usaha hasil Kelautan dan Perikanan dari lembaga keuangan bank dan non bank
- Jumlah Kredit yang disalurkan Perikanan Budidaya
- Nilai Kesesuaian Bantuan Pemerintah IK11 Persentase peningkatan PNBP IK11 Nilai PNBP dari sektor KP
SS5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan
IK13 Efektiivtas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan
IK13 Efektiivtas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan - Jumlah hasil litbang KP yang
terekomendasi untuk masyarakat dan/ atau industri
dihapus
- Sertifikat Pembudidaya CBIB, dihapus - Sertifikat SKP (pengolah) - Sertifikat SKP
INDIKATOR KINERJA YANG MENGALAMI PERUBAHAN
SEMULA MENJADI
- Sertifikat CKIB (unit karantina ikan) - Jumlah unit usaha perikanan yang memenuhi persyaratan eksport (unit) - Sertifikat CPIB/cara perbenihan - Jumlah laut ZEE dan Laut lepas yang
terkelola SDI nya - Jumlah resolusi dan CMM RFMO yang di
implementasikan
- Jumlah inisiasi pembentukan kelembagaan pengelolaan perikanan - Jumlah Rancangan Standar Nasional
Indonesia (SNI) dan sertifikasi dari inovasi alat penangkap standar dan sertifikasi dari inovasi kapal perikanan, alat penangkap ikan dan alat bantu penangkap ikan yang dihasilkan (buah)
dihapus
- IK19 Level Maturtitas SPIP (baru)
Perubahan indikator kinerja utama dan indikator pendukungnya pada disebabkan karena adanya :
1. Upaya meningkatkan kualitas Indikator Kinerja menjadi lebih SMART, bersifat outcome, mudah untuk diukur dan relevan dengan tugas dan fungsi KKP.
2. Adanya perubahan program prioritas dan sasaran organisasi KKP sehingga mengakibatkan perubahan strategi organisasi.
3. Adanya restrukturisasi organisasi di KKP sehingga mengakibatkan perubahan program, kegiatan dan anggaran.
C. Penjelasan Perubahan Sasaran Strategis, Indikator Kinerja
Utama dan Target IKU KKP tahun 2017
Perubahan pada nomenklatur SS 3 dan SS 5 dalam Perjanjian Kinerja KKP tahun 2017 dilakukan sebagai upaya penyederhanaan kalimat dan menghindari adanya kalimat berulang dalam peta strategis KKP. Kata “Partisipatif” dihilangkan dari SS 3 karena telah disebutkan pada SS 6 sedangkan kata “Berkelanjutan” dihilangkan dari SS 5 karena telah disebutkan pada SS3.
Namun, berdasarkan reviu atas Renstra tahun 2015-2019, disepakati bahwa perubahan ini berpotensi mengurangi makna dari sasaran strategis dimaksud, sehingga nomenklatur SS 3 dan SS 5 akan dikembalikan seperti semula pada PK tahun 2018, sesuai dengan dokumen Revisi Renstra tahun 2017-2019 (Permen KP no. 63 tahun 2017).
Pada nomenklatur SS 7 dilakukan perubahan terhadap kata “berkepribadian” menjadi “berintegritas”, untuk meningkatkan relevansi SS dimaksud. Kata “kepribadian” bersifat normatif dan tidak dapat diukur, sedangkan “integritas” dapat diukur melalui asesment dan kepatuhan terhadap pelaporan harta kekayaan (LHKPN/LHKSN), sebagaimana telah tergambar dalam IKU pendukung dan cara perhitungannya.
BAB
3
AKUNTABILITAS KINERJA
Sepanjang tahun 2017 tidak dilakukan revisi atas target IKU level 0 dan IKU pembentuknya. IKU dan target level 0 masih sesuai dengan hasil trilatteral meeting dan Rencana Kerja KKP 2017, kecuali untuk pendukung IKU 7: Produksi Perikanan :
TABEL. 2.4. PERUBAHAN IKU 7
Indikator Kinerja Rencana
Kerja 2017
Perjanjian Kinerja 2017
IKU 7
Produksi Perikanan (Juta ton) 29,46 29,46
- Produksi Perikanan Tangkap (Juta ton) 6,67 8,81 - Produksi Perikanan Budidaya (Juta ton) 22,79 22,79 Perbedaan target IKU Produksi Perikanan Tangkap pada Rencana Kerja dan Perjanjian Kinerja, disebabkan karena pada saat penyusunan Perjanjian Kinerja, DJPT sebagai penanggung jawab IKU melihat adanya potensi peningkatan produksi sektor Perikanan tangkap, akibat : 1) Meningkatnya kelimpahan sumber daya ikan di perairan laut sebagai dampak moratorium izin kapal eks asing dan 2) Perbaikan pencatatan hasil tangkapan ikan di Perairan Umum Daratan dan Pelabuhan Perikanan. Walaupun begitu, target level 0 KKP tidak berubah karena menyesuaikan dengan Rencana Kerja KKP 2017.
Sehubungan dengan adanya APBN perubahan dan self-blocking terhadap pendanaan APBN KKP Tahun 2017, terdapat perubahan target dari beberapa indikator kinerja level 1 tahun 2017 yang akan dijelaskan pada LKj masing-masing Level 1.
3.1. Capaian Kinerja Organisasi
Akuntabilitas Kinerja organisasi kementerian merupakan kinerja secara kolektif dari seluruh Unit Kerja Eselon I KKP. Dengan didasarkan atas perjanjian kinerja seluruh level lingkup KKP, telah dilakukan pengukuran dan evaluasi kinerja secara berkala, dengan menggunakan Sistem Aplikasi Pengelolaan Kinerja (SAPK), capaian kinerja KKP tahun 2017 seperti pada gambar berikut:
GAMBAR 3.1. DASHBORD NILAI NPSS KKP TAHUN 2017
PERSPEKTIF BOBOT KODE SS NAMA SS JMLIKU NSS STATUSNSS SKORSNSS NKP STATUSNKP
Stakeholders 25.00% SS1 Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP 2 88.88% 88.88% 22,22%
Customer 25.00%
SS2 Terwujudnya kedaulatan dalam
pengelolaan SDKP 2 120.00%
101.26% 25.31% SS3 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang
bertanggung jawab, dan berkelanjutan 7 82,51%
Internal
Proses 25.00%
SS4 Tersedianya kebijakan pembangunan
KP yang efektif 1 106.75%
110.32% 27.58% SS5
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan SDKP yang berkeadilan
dan berdaya saing 1 120.00%
SS6 Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan SDKP yang profesional
dan partisipatif 2 104.21%
Learning and Growth 25.00%
SS7 Terwujudnya ASN KKP yang kompeten, profesional dan berintegritas 1 108.96%
93.17% 23.29% SS8 Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses 1 93.48%
SS9 Terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima
2 109.22%
SS10 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel 2 61.01%
Unit Kerja KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
() Nama Pejabat
-NIP
-Jabatan MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
NPSS (Nilai Pencapaian Sasaran Strategis) merupakan gambaran nilai kinerja suatu organisasi secara keseluruhan. NPSS KKP selama tiga tahun dari tahun 2015 - 2017 seperti berikut. TABEL. 3.1. NPSS KKP TAHUN 2015 - 2017 NO. KINERJA TAHUN KENAIKAN 2015 KE 2016 (%) KENAIKAN 2016 KE 2017 (%) RATA2/THN 2015 2016 2017 1 NPSS 110,84 100,27 98,41 -9.54 -1.85 - 5.70 2 Stakeholders Perspective 119,79 101,07 88,88 -15.63 - 12,06 -13,84 3 Costumer Perspective 97,99 95,20 101,22 -2.85 6,32 1,74 4 Internal Perspective 120,00 111,59 110,32 -7.01 - 1.14 - 4.07
5 Learning and Growth 105,59 103,44 93,17 -2.04 -9,93 - 5,98
GAMBAR 3.2. NPSS KKP TAHUN 2017
TABEL. 3.2. CAPAIAN KINERJA KKP TAHUN 2017
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA CAPAIA KINERJA TAHUN 2017
TARGET REALISASI %
Stakeholders Perspective
1. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP
1. Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP 54,04 55,86 103,37
2. Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 8,00 5,95 74,38 Customer Perspective
2. Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP
3. Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (%)
76,00 93,57 123,12 4. Tingkat Kemandirian SKPT 3 3,67 122,32 3. Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan
5. Persentase Pengelolaan wilayah KP yang
berkelanjutan 59,47 60,03 100,94 6. Persentase peningkatan ekonomi KP (%) 60 129,35 215,58
7. Produksi perikanan (juta ton) 29,46 24,15 81,98
8. Produksi garam Nasional (juta ton) 3,80 1,11 29,21
9. Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar) 7,62 4,51* 59,19
10. Konsumsi ikan (kg/kapita/tahun) 47,12 47,34 100,47
11. Nilai PNBP dari sektor KP (Rp. Miliar) 1.017,00 683,85 67,24 Internal Process Perspective
4. Tersedianya kebijakan pembangunan KP yang efektif
12. Indeks efektivitas kebijakan pemerintah 7,7 8,22 106,75
5. Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan
13. Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan (%)
69,88 85,25 121,99
6. Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan SDKP yang profesional dan partisipatif
14. Persentase penyelesaian tindak pidana KP
secara akuntabel dan tepat waktu (%) 87 92,02 105,77 15. Tingkat keberhasilan pengawasan di
wilayah perbatasan (%) 74 75,95 102,64
Learning and Growth Perspective
7. Terwujudnya ASN KKP yang kompeten, profesional dan berkepribadian
16. Indeks kompetensi dan integritas (%) 80 87,17 108,96
8. Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses
17. Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
65 60,68 93,35
9. Terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima
18. Nilai Reformasi Birokrasi KKP (80,00)A BB (78,74) 98,43
10. Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel
19. Nilai kinerja anggaran KKP 83 86,71 104,47
20. Level Maturitas SPIP 2 3 150,00
21. Opini BPK-RI atas Laporan Keuangan KKP WTP (5) TMP 20,00
Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan terwujudnya kesejahteraan masyarakat Kelautan dan Perikanan
1
2
3
Tersedianya kebijakan pembangunan KP yang efektif4
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan5
Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan SDKP yang profesional dan partisipatif6
Terwujudnya ASN KKP yang kompeten, profesional dan berkepribadian7
Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses8
Terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima berintegritas9
Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel10
ST AK EH OL DER S PE RS PE CT IV E CU ST OM ER S PE RS PE CT IV E INTE RN AL PR OC ES S PE RS PE CT IV E LE AR N & GROW TH PE RS PE CT IV ENPSS tahun 2017 sebesar 98,41% capaiannya lebih rendah dibandingkan NPSS tahun 2016 yang besarnya 100,27%, yang disebabkan terdapat tiga perspective yang dibawah 100%, yakni terdapat tiga perspective yakni stakeholders, customer dan learning and growth. Nilai perspective ini terbentuk dari agregasi realisasi kinerja indikator-indikator turunannya atau pembentuknya dibandingkan terhadap angka target dalam satu tahun. Namun demikian jika ditelusuri beberapa Indikator Kinerja Utama kementerian mengalami kecenderungan positif/ kenaikan dibandingkan capaian tahun-tahun sebelumnya, hal ini akan dijelaskan dalam uraian analisis berikutnya.
Secara rinci capaian Indikator Kinerja Utama di masing-masing Sasaran Strategis KKP Tahun 2017 dapat seperti pada tabel berikut: