LakilLToshi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 iIII-
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen. PSDKP) disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Ditjen.
PSDKP pada Tahun 2014 yang merupakan tahun terakhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2010-2014.
LKj berfungsi sebagai alat penilaian kinerja secara kuantitatif, alat kendali serta pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan Ditjen. PSDKP. Sejalan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi, Ditjen PSDKP telah menerapkan metode Balanced Scorecard (BSC) sebagai alat manajemen kinerja. Melalui implementasi BSC, pencapaian Sasaran Strategis Ditjen. PSDKP diukur atas dasar penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana telah ditetapkan pada Kontrak Kinerja Ditjen PSDKP tahun 2014.
Pencapaian IKU pengawasan SDKP selama Tahun 2014 telah diupayakan melalui pelaksanaan program Pengawasan SDKP dengan 6 kegiatan utama, yaitu : (1) Peningkatan Operasional Pemantauan SDKP dan Pengembangan Infrastruktur Pengawasan; (2) Peningkatan Operasional Pengawasan Sumber Daya Perikanan; (3) Peningkatan Operasional Pengawasan Sumber Daya Kelautan; (4) Peningkatan Operasional dan Pemeliharaan Kapal Pengawas; (5) Penyelesaian Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan; (6) Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen. PSDKP.
Penyusunan LKj Tahun 2014 ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan transparan serta sekaligus sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran pengawasan SDKP. Semoga di masa datang kinerja pengawasan SDKP dapat menjadi lebih baik dan terus ditingkatkan.
Jakarta, Januari 2015
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Asep Burhanudin
LakilLToshi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 iiIII-
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja (LKj) Ditjen. PSDKP Tahun 2014 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis (RENSTRA) Ditjen. PSDKP Tahun 2010-2014 dan Rencana Kinerja Tahunan 2014 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja. Penyusunan LKj pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas terhadap kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2014.
Dalam upaya merealisasikan good governance, Ditjen. PSDKP telah melaksanakan berbagai kegiatan dan program untuk mencapai tujuan dan sasaran serta mewujudkan visi dan misi yang telah dituangkan dalam RENSTRA. Visi Ditjen. PSDKP adalah “Indonesia Bebas Illegal Fishing dan Kegiatan yang Merusak Sumber Daya Kelautan dan Perikanan”.
Sejalan dengan visi, telah dirumuskan misi pengawasan SDKP yang selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam 5 tahun, sehingga dapat meningkatkan kapasitas organisasi Ditjen. PSDKP. Selanjutnya dengan mengacu kepada tujuan telah ditetapkan sasaran strategis pengawasan SDKP “Perairan Indonesia Bebas Illegal Fishing dan Kegiatan yang Merusak Sumber Daya Kelautan dan Perikanan”.
Sejalan dengan semangat reformasi birokrasi, Ditjen. PSDKP telah menyusun penetapan kinerja tahun 2014 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsinya serta menyempurnakannya melalui penerapan sistem pengelolaan kinerja berbasis BSC.
Implementasi BSC dalam pengelolaan kinerja di lingkungan Ditjen. PSDKP, selain merupakan pemenuhan amanat kebijakan pengelolaan kinerja yang telah ditetapkan oleh KKP, juga ditujukan untuk:
1. Menterjemahkan strategi organisasi ke dalam rencana operasional dengan baik, sehingga manajemen kinerja organisasi akan selaras dengan strategi organisasi;
2. Membangun organisasi yang terus menerus melakukan perbaikan (countinous improvement)
3. Membangun keselarasan antar unit kerja dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi.
BSC Direktorat Jenderal PSDKP menggunakan 4 perspektif dalam BSC, yaitu: Stakeholders Perspective, Customer Perspetive, Internal Process Perspective, dan Learn and Growth Perspective. Digunakannya seluruh perspective dalam BSC menunjukkan bahwa Direktorat
LakilLToshi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 iiiIII-
Jenderal PSDKP merupakan unit kerja utama dalam BSC (Core Unit of Balance Scorecard), bukan unit kerja pendukung dalam BSC (supporting unit of Balance Scorecard).
Sebagai implikasi penerapan BSC tersebut, Sasaran Strategis Ditjen PSDKP yang semula bermuara pada 1 (satu) Sasaran Strategis (SS) telah disempurnakan menjadi 9 (sembilan) SS, yaitu : (1) Meningkatnya kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan; (2) Meningkatnya pengelolaan SDKP yang berkelanjutan; (3) Tersedianya kebijakan bidang pengawasan SDKP yang sesuai kebutuhan; (4) Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan; (5) Terselenggaranya Pengawasan dan penegakan hukum Pengelolaan SDKP; (6) Tersedianya SDM Ditjen PSDKP yang kompeten dan professional; (7) Tersedianya informasi pengawasan SDKP yang valid, handal & mudah diakses; (8) Terwujudnya good governance
& clean government di Ditjen PSDKP; (9) Pengelolaan anggaran Ditjen. PSDKP yang optimal.
Penilaian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian Sasaran Strategis, diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). Pada tahun 2014, sebagai hasil dari implementasi BSC, terdapat 24 IKU pengawasan SDKP yang menjadi komitmen kinerja Ditjen. PSDKP.
Secara umum pencapaian IKU pada tahun 2014 telah sesuai dengan target yang ditetapkan, kecuali beberapa IKU yang berada dibawah target. Dari 24 IKU yang dilaksanakan oleh Ditjen. PSDKP terdapat 22 IKU berstatus hijau (mencapai target), 1 IKU berstatus merah (tidak tercapai) dan 1 IKU berstatus kuning (tidak tercapai sesuai target).
IKU yang tidak tercapai, yaitu: “Persentase Ketaatan Implementasi Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) sesuai peraturan”. Belum dapat diukurnya IKU tersebut karena kegiatan pengawasan implementasi SLIN tidak dapat dilaksanakan sehubungan pada tahun 2014 kegiatan SLIN belum diimplementasikan.
Capaian kinerja sasaran (outcome) pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan (SDKP) tahun 2014 tercermin dari pencapaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan toleransi pengukuran 10% diuraikan sebagai berikut:
SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
(IKU) TARGET REALISASI %
Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat kelautan dan perikanan
1 Pertumbuhan PDB Perikanan (%)
7,00% 6,48% 92,57
Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya
pengelolaan SDKP yang
2 Proporsi tangkapan perikanan laut berada dalam batasan jumlah tangkapan yang
<100% 97,91% 97,91
LakilLToshi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 ivIII-
SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
(IKU) TARGET REALISASI %
berkelanjutan diperbolehkan (JTB)
3 Jumlah jenis ikan yang dikonservasi secara berkelanjutan
15 jenis 15 jenis 100
4 Jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terluar yang dikelola
30 33 110
5 Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan
4,5 juta ha
7,7 juta ha
120
Sasaran Strategis 3 : Tersedianya kebijakan bidang pengawasan SDKP yang sesuai kebutuhan
6 Jumlah kebijakan publik bidang pengawasan SDKP yang diselesaikan
14 dok 14 dok 100
7 Jumlah draft peraturan
perundangan yang diselesaikan
2 dok 2 dok 100
Sasaran Strategis 4:
Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan
8 Persentase ketaatan implementasi SLIN sesuai peraturan
100% 0 0
9 Persentase ketaatan kemitraan UPI dan unit usaha
penangkapan ikan yang sesuai ketentuan
80% 93,33% 116,66%
10 Persentase ketaatan distribusi impor ikan yang sesuai ketentuan
90% 100% 111,11
Sasaran Strategis 5 : Terselenggaranya Pengawasan dan penegakan hukum Pengelolaan SDKP
11 Wilayah perairan bebas IUU fishing dan kegiatan yang merusak SDKP
35% 38,63% 110,37
12 Ketaatan unit usaha perikanan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
79% 95,53% 120
13 Persentase jumlah nelayan Indonesia yang diadvokasi (substansi Inpres 15 tahun 2011)
80% 84,77% 105,96
14 Persentase pemanfaatan SDP yang dapat dipantau
70% 87,94% 120
15 Persentase pemanfaatan SDK yang dapat dipantau
100% 100% 100
Sasaran Strategis 6 : Tersedianya SDM Ditjen PSDKP yang kompeten dan profesional
16 Indeks kesenjangan
kompetensi eselon II, III dan IV di lingkup Ditjen.PSDKP
50% 13,73% 120
Sasaran Strategis 7:
Tersedianya informasi pengawasan SDKP yang valid, handal & mudah diakses
17 Service Level Agreement 75% 96,89% 120 18 Persepsi user terhadap
kemudahan akses (skala likert 1-5)
4,25 4,75 111,76
LakilLToshi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 vIII-
SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
(IKU) TARGET REALISASI %
Sasaran Strategis 8 : Terwujudnya good governance & clean government di Ditjen PSDKP
19 Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti di banding total rekomendasi
100% 78,12% 78,12
20 Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Ditjen. PSDKP
A A 100
21 Nilai integritas Ditjen. PSDKP 6,75 7,48 110,52 22 Nilai inisiatif anti korupsi
Ditjen. PSDKP
7,75 8,32 107,35
23 Nilai penerapan RB Ditjen PSDKP
80 77,12 96,40
Sasaran Strategis 9:
Pengelolaan anggaran Ditjen. PSDKP yang optimal
24 Persentase penyerapan DIPA > 95% 97,80% 97,80
Khusus terkait dengan pengelolaan anggaran, dari total pagu anggaran pengawasan SDKP TA. 2014 sebesar Rp. Rp. 664.528.242.000;- (enam ratus enam puluh empat miliar lima ratus dua puluh delapan juta dua ratus empat puluh dua ribu rupiah), sampai dengan bulan Desember 2014 telah terealisasi Rp. 649.877.549.087;- (enam ratus empat puluh sembilan miliar delapan ratus tujuh puluh tujuh juta lima ratus empat puluh sembilan ribu delapan puluh tujuh rupiah) atau sebesar 97,80%.
Beberapa kendala dan permasalahan dalam pelaksanaan pengawasan SDKP Tahun 2014 antara lain: belum optimalnya perencanaan serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengawasan dalam pencapaian target yang ditetapkan; masih terbatasnya jumlah SDM dan kapasitas kelembagaan pengawasan SDKP; masih terbatasnya sarana dan prasarana pengawasan SDKP; masih terbatasnya data dan informasi (basis data) pengawasan SDKP, serta masih belum sempurnanya implementasi konsep BSC dalam pengelolaan kinerja pengawasan SDKP.
Berdasarkan permasalahan tersebut, beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti, sebagai berikut:
No Hal yang Harus Diperbaiki Rencana Tindak Lanjut 1 Penyusunan rencana pelaksanaan program
dan kegiatan dengan penetapan target- target kinerja yang lebih fokus dan akurat dengan mempertimbangkan berbagai aspek, diantaranya :
- Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran organisasi,
- Rancangan Rencana Kerja Pengawasan SDKP tahun 2015 telah disusun dan akan dibahas pada Rakernis Ditjen. PSDKP Tahun 2015
LakilLToshi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 viIII-
No Hal yang Harus Diperbaiki Rencana Tindak Lanjut - Kebijakan strategis KKP
- Keragaan SDM, kelembagaan dan Infrastruktur Pengawasan SDKP - Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan alokasi anggaran dan faktor terkait lainnya.
2 Peningkatan monitoring dan evaluasi kinerja secara reguler (setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan) untuk dapat mengawal pencapaian kinerja.
Monitoring dan evaluasi pada setiap Minggu Pertama Bulan Berjalan Tahun 2015 (Januari – Desember 2015); Setiap Triwulan Tahun 2015;
Setiap Semester Tahun 2015; Akhir Tahun 2015
3 Peningkatan pengelolaan data pengawasan SDKP melalui dukungan teknologi
informasi.
- Update data bidang pengawasan SDKP berbasis IT (Website PSDKP, Sistem Informasi Pengawasan SDKP (SIP-SDKP)
- Koordinasi capaian target indikator kinerja serta data dan informasi pengawasan SDKP secara reguler setiap triwulan pada tahun 2015 4 Peningkatan koordinasi dengan berbagai
instansi terkait baik di pusat maupun daerah perlu ditingkatkan secara intensif
Menggalang dan memperkuat kerjasama dengan instansi penegak hukum dalam rangka mendukung penanggulangan IUU Fishing 5 Penyempurnaan konsep BSC Ditjen. PSDKP
dan memastikan agar Ditjen. PSDKP
berkontribusi nyata pada pencapaian setiap IKU di seluruh perspective BSC.
- Pada Desember 2014 Ditjen PSDKP telah melakukan koordinasi terkait penyempurnaan dokumen BSC dengan Biro Perencanaan melalui pertemuan konsolidasi
penyusunan BSC tahun 2015;
- Ditjen PSDKP telah mengusulkan agar tidak lagi mendapat
cascasding IKU KKP yang sifatnya adopsi langsung tanpa adanya kontribusi nyata terhadap pencapaiannya.
- Ditjen PSDKP telah menyusun Rancangan BSC tahun 2015, untuk selanjutnya mengesahkannya dalam Renstra Ditjen PSDKP tahun 2015 pada awal tahun 2015
Melalui LKj Ditjen. PSDKP Tahun 2014 ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan kinerja kegiatan untuk tahun selanjutnya sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis Renstra Ditjen. PSDKP Tahun 2015-2019.
LakilLToshi
Laporan Kinerja Jenderal PSDKP Tahun 2014 I-1III-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kelautan dan Perikanan Periode Tahun 2010-2014 telah dirumuskan visi dan misi pembangunan kelautan dan perikanan. Selanjutnya visi dan misi tersebut dijabarkan kedalam strategi dan kebijakan serta secara eksplisit diimplementasikan ke dalam program dan kegiatan.
Dalam konteks pembangunan kelautan dan perikanan, Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen. PSDKP) berperan dalam melaksanakan pengawasan SDKP dan penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kelautan dan perikanan, guna menjamin terselenggaranya pemanfaatan SDKP yang tertib dan bertanggung jawab. Peran tersebut diimplementasikan melalui pelaksanaan program/kegiatan pengawasan SDKP yang diarahkan untuk mewujudkan visi pembangunan kelautan dan perikanan bidang pengawasan SDKP, yaitu
“Indonesia bebas illegal fishing dan kegiatan yang merusak SDKP”.
Sejalan dengan reformasi pengelolaan kinerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai tahun 2013, Ditjen. PSDKP telah menerapkan sistem pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecards (BSC). Kinerja pengawasan SDKP tahun 2014 diukur atas dasar penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis (SS) sebagaimana telah ditetapkan dalam Kontrak Kinerja antara Direktur Jenderal PSDKP dengan Menteri Kelautan dan Perikanan.
Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Permen PAN dan RB nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Ditjen. PSDKP sebagai instansi pemerintah dan unsur penyelenggara negara diwajibkan menetapkan target kinerja, melakukan pengukuran kinerja, serta menyampaikan Laporan Kinerja (LKj) yang merupakan wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban.
LakilLToshi
Laporan Kinerja Jenderal PSDKP Tahun 2014 I-2III- B. Maksud dan Tujuan
Laporan Kinerja (LKj) Ditjen. PSDKP tahun 2014 merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program/kegiatan pengawasan SDKP. Keberadaan Laporan ini dimaksudkan sebagai media untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja pengawasan SDKP dalam satu tahun anggaran kepada masyarakat dan stakeholders lainnya.
Adapun tujuan penyusunan Lkj adalah untuk menilai serta mengevaluasi pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran Ditjen. PSDKP. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, selanjutnya dirumuskan beberapa rekomendasi sebagai masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan kinerja pengawasan SDKP.
C. Isu Aktual Pengawasan Sumber Daya kelautan dan Perikanan
Isu aktual pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang menuntut perlunya dilakukan pengawasan terhadap pemanfaatan SDKP, antara lain:
1. Bidang Perikanan Tangkap
a. Masih maraknya kegiatan illegal fishing di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) baik yang dilakukan oleh Kapal Ikan Indonesia (KII) maupun Kapal Ikan Asing (KIA).
Beberapa modus/jenis illegal fishing yang sering dilakukan oleh KII, antara lain:
Penangkapan ikan tanpa Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) dan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) maupun Surat Izin Kapal Pengangkutan Ikan (SIKPI);
Memiliki izin tapi melanggar ketentuan sebagaimana ditetapkan (a.l:
pelanggaran daerah penangkapan ikan, pelanggaran alat tangkap, pelanggaran ketaatan berpangkalan);
Pemalsuan/manipulasi dokumen (a.l: dokumen pengadaan, registrasi, dan perizinan kapal);
Transshipment di tengah laut;
Tidak mengaktifkan transmiter VMS (khusus bagi kapal-kapal yang diwajibkan memasang transmitter); dan
LakilLToshi
Laporan Kinerja Jenderal PSDKP Tahun 2014 I-3III-
Penangkapan ikan yang merusak (destructive fishing) dengan menggunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan peledak, alat dan/atau cara, maupun bangunan yang membahayakan pelestarian sumber daya ikan.
Adapun kegiatan illegal fishing yang dilakukan oleh KIA adalah pencurian/penjarahan ikan di WPP-NRI. KIA tersebut berasal dari beberapa negara tetangga seperti: Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Tiongkok, Taiwan, dan Kamboja. Sebagian besar pencurian ikan tersebut terjadi di ZEEI (Exlusive Economic Zone Indonesia), khususnya di 3 (tiga) wilayah laut, yaitu:
Laut China Selatan, Laut Arafura, dan Laut Sulu Sulawesi, disamping juga cukup banyak terjadi di perairan kepulauan (archipelagic state). Jenis alat tangkap yang digunakan oleh KIA adalah alat-alat tangkap produktif seperti purse seine dan trawl.
b. Data stok ikan terkini dan reliable (dapat diandalkan) belum tersedia.
c. Beberapa Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) telah mengalami overfishing dan overcapacity.
d. Hasil tangkapan nelayan skala kecil belum terdata dengan baik.
e. Terancam punahnya beberapa spesies ikan endemik, seperti: Ikan Lemuru di Selat Bali, Ikan Belida di Sumatera Selatan.
2. Bidang Perikanan Budidaya
a. Ekstensifikasi budidaya perikanan yang merusak mangrove.
b. Limbah kegiatan budidaya ikan yang menyebabkan pencemaran kawasan pesisir dan laut.
c. Pengangkutan ikan hidup yang tidak terkontrol dengan baik.
3. Bidang Pengolahan Hasil Perikanan
a. Hanya 30-50% dari kapasitas Unit Pengolahan Ikan (UPI) terpasang yang beroperasi, dikarenakan kurangnya pasokan bahan baku;
b. Masih mengimpor sebagian bahan baku pengolahan ikan dari negara tetangga yang notabene luas perairan lautnya jauh lebih kecil dari luas perairan Laut Indonesia.
LakilLToshi
Laporan Kinerja Jenderal PSDKP Tahun 2014 I-4III-
4. Bidang Pemasaran Hasil Perikanan
a. Perbedaan angka produk perikanan yang diekspor dengan produk perikanan yang diimpor.
b. Importasi ikan dan produk perikanan yang menyalahi perijinan.
c. Ikan berformalin masih ditemui di pasar-pasar tradisional.
d. Ekspor hasil perikanan Indonesia terancam diembargo, karena belum dapat membuktikan dilaksanakannya upaya pengelolaan dan konservasi sumber daya ikan secara benar dan baik, sesuai ketentuan internasional dan regional.
5. Bidang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
a. Kerusakan terumbu karang akibat penambangan karang dan penggunaan alat tangkap yang merusak habitat ikan, seperti: bom, racun, dan stroom.
b. Eksploitasi mangrove.
c. Penambangan pasir besi dan pasir laut yang menyebabkan rusaknya ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil.
d. Kegiatan perikanan yang menyebabkan pencemaran perairan pesisir dan laut.
D. Tugas dan Fungsi Ditjen. PSDKP
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, tugas Ditjen.
PSDKP adalah merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pengawasan SDKP. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Ditjen. PSDKP menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan di bidang pengawasan SDKP;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan SDKP sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengawasan SDKP;
4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi bidang pengawasan SDKP;
5. Pelaksanaan administrasi Ditjen. PSDKP.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Ditjen. PSDKP dibantu Unit Eselon II, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengawasan SDKP sebagai berikut:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal;
2. Direktorat Pengawasan Sumber Daya Perikanan;
3. Direktorat Pengawasan Sumber Daya Kelautan;
4. Direktorat Kapal Pengawas;
LakilLToshi
Laporan Kinerja Jenderal PSDKP Tahun 2014 I-5III-
5. Direktorat Pemantauan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan dan Pengembangan Infrastruktur Pengawasan;
6. Direktorat Penanganan Pelanggaran;
7. UPT Pengawasan SDKP (saat ini terdapat 5 UPT Pengawasan SDKP yang membawahi Satuan Kerja dan Pos Pengawasan SDKP).
Penjabaran tugas dan fungsi masing-masing Unit Eselon II Lingkup Ditjen. PSDKP diuraikan sebagai berikut:
1 Sekretariat Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Tugas :
Melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Ditjen. PSDKP.
Fungsi :
a. Koordinasi penyusunan rencana, program dan anggaran, kerja sama serta penyediaan data dan informasi;
b. Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian;
c. Koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan ketatalaksanaan, pengembangan sistem informasi dan dokumen hukum, pelaksanaan hubungan masyarakat, dan pelayanan perpustakaan;
d. Pelaksanaan urusan administrasi keuangan, rumah tangga, perlengkapan, serta urusan tata usaha;
e. Analisis dan evaluasi pelaksanaan program, hasil pengawasan, dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan di bidang pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan.
2. Direktorat Pengawasan Sumber Daya Perikanan Tugas :
Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengawasan sumber daya perikanan.
LakilLToshi
Laporan Kinerja Jenderal PSDKP Tahun 2014 I-6III-
Fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengawasan sumber daya perikanan;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan sumber daya perikanan;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengawasan sumber daya perikanan;
d. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pengawasan sumber daya perikanan;
e. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan di bidang pengawasan sumber daya perikanan;
f. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
3. Direktorat Pengawasan Sumber Daya Kelautan Tugas :
Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengawasan sumber daya kelautan.
Fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengawasan sumber daya kelautan;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan sumber daya kelautan;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengawasan sumber daya kelautan;
d. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pengawasan sumber daya kelautan;
e. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan di bidang pengawasan sumber daya kelautan;
f. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
4. Direktorat Kapal Pengawas Tugas :
Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kapal pengawas.
LakilLToshi
Laporan Kinerja Jenderal PSDKP Tahun 2014 I-7III-
Fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kapal pengawas
b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang kapal pengawas;
c. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kapal pengawas;
d. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang kapal pengawas;
e. Penyiapan bahan pelaksanaan monitoring dan evaluasi di bidang kapal pengawas;
f. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
5. Direktorat Pemantauan Sumber daya Kelautan dan Perikanan dan Pengembangan Infrastruktur Pengawasan
Tugas :
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemantauan sumber daya kelautan dan perikanan dan pengembangan infrastruktur pengawasan.
Fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pemantauan sumber daya kelautan dan perikanan dan pengembangan infrastruktur pengawasan;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di pemantauan sumber daya kelautan dan perikanan dan pengembangan infrastruktur pengawasan;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pemantauan sumber daya kelautan dan perikanan dan pengembangan infrastruktur pengawasan;
d. pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pemantauan sumber daya kelautan dan perikanan dan pengembangan infrastruktur pengawasan;
e. pelaksanaan monitoring dan evaluasi di bidang pemantauan sumber daya kelautan dan perikanan dan pengembangan infrastruktur pengawasan;
f. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
LakilLToshi
Laporan Kinerja Jenderal PSDKP Tahun 2014 I-8III-
6. Direktorat Penanganan Pelanggaran Tugas :
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penanganan pelanggaran.
Fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penanganan pelanggaran;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan pelanggaran;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penanganan pelanggaran;
d. pelaksanaan bimbingan teknis di bidang penanganan pelanggaran;
e. pelaksanaan monitoring dan evaluasi di bidang penanganan pelanggaran;
f. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
7. UPT Pengawasan SDKP Tugas :
Melaksanakan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan evaluasi di bidang pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan;
b. Pelaksanaan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan;
c. Pelaksanaan pembinaan kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS);
d. Pelaksanaan dan evaluasi penanganan pelanggaran sumber daya kelautan dan perikanan;
e. Pelaksanaan operasional dan penyiapan logistik kegiatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan;
f. Pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pengawasan;
g. Pelaksanan perencanaan dan pengembangan pengawakan kapal pengawas;
h. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga
LakilLToshi
Laporan Kinerja Jenderal PSDKP Tahun 2014 I-9III-
Struktur organisasi Ditjen. PSDKP seperti dapat dilihat pada Gambar berikut.
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Ditjen. PSDKP
E. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja
Secara garis besar sistematika Penyajian LKj Ditjen. PSDKP, diuraikan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan
Menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan LKj, tugas dan fungsi organisasi, data umum organisasi Ditjen. PSDKP, serta sistematika penyajian.
LakilLToshi
Laporan Kinerja Jenderal PSDKP Tahun 2014 I-10III-
Bab II Perencanaan Kinerja
Menguraikan tentang rencana strategis KKP, rencana strategis Ditjen. PSDKP untuk periode 2010-2014, Penetapan Kinerja tahun 2014 serta Pengukuran capaian kinerja Tahun 2014.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
Menguraikan pengukuran capaian kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU), evaluasi dan analisis capaian kinerja, dan akuntabilitas keuangan Ditjen. PSDKP Tahun 2014.
Bab IV Penutup
Menguraikan kesimpulan menyeluruh dari LKj Ditjen. PSDKP tahun 2014 dan merekomendasikan perbaikan kinerja ke depan.
LakilLTosi
LLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 II-1III-
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen. PSDKP) berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdiri dari: (1) Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) 2010-2014; (2) Renstra Ditjen. PSDKP 2010- 2014; dan (3) Penetapan Kinerja Tahun 2014 yang telah disempurnakan dengan pendekatan pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecard (BSC).
A. Rencana Strategis KKP 2010-2014
Perencanaan strategis merupakan proses sistematis dan berkelanjutan dari keputusan yang berisiko dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut, dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi dan sistematis. Perencanaan strategis berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 s/d 5 tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul.
Renstra KKP 2010-2014 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) II. Tujuan RPJMN II diarahkan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian. Terkait dengan penguatan daya saing perekonomian, diantaranya ditempuh melalui peningkatan pembangunan kelautan dan sumber daya alam lainnya sesuai dengan potensi daerah secara terpadu.
Secara ringkas substansi Renstra KKP sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor: PER. 15/MEN/2012 tentang Rencana Strategis KKP Tahun 2010- 2014 dapat diuraikan sebagai berikut:
LakilLTosi
LLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 II-2III-
1. Visi
Visi pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2010-2014 adalah
“Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat”.
2. Misi
Untuk mewujudkan visi pembangunan kelautan dan perikanan tersebut, maka ditetapkan misi:
a. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan;
b. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan perikanan;
serta
c. Memelihara daya dukung dan kualitas lingkungan sumber daya kelautan dan perikanan.
3. Tujuan
Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2010-2014 adalah:
a. Meningkatnya produksi dan produktivitas usaha kelautan dan perikanan;
b. Berkembangnya diversifikasi dan pangsa pasar produk hasil kelautan dan perikanan; serta
c. Terwujudnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.
4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2010-2014 berdasarkan tujuan yang akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya peranan sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional;
b. Meningkatnya kapasitas sentra-sentra produksi kelautan dan perikanan yang memiliki komoditas unggulan;
c. Meningkatnya pendapatan;
d. Meningkatnya ketersediaan hasil kelautan dan perikanan;
LakilLTosi
LLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 II-3III- Kebijakan
pengawasan SDKP
“Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pengawasan SDKP guna menegakkan Undang-Undang bidang kelautan dan perikanan dalam rangka mewujudkan Indonesia bebas Illegal Fishing dan kegiatan yang merusak lingkungan”
e. Meningkatnya branding produk perikanan dan market share di pasar luar negeri;
f. Meningkatnya mutu dan keamanan produk perikanan sesuai standar;
g. Terwujudnya pengelolaan konservasi kawasan secara berkelanjutan;
h. Meningkatnya nilai ekonomi pulau-pulau kecil; serta
i. Meningkatnya luas wilayah perairan Indonesia yang diawasi oleh aparatur pengawas Kementerian Kelautan dan Perikanan.
B. Rencana Strategis Ditjen. PSDKP 2010-2014
Rencana Strategis (Renstra) Ditjen. PSDKP 2010-2014 merupakan perencanaan jangka menengah yang berisi tentang gambaran sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun beserta strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai tugas dan fungsi yang diamanatkan.
Renstra tersebut disusun selaras dengan arah kebijakan strategis nasional bidang kelautan dan perikanan 2010- 2014 sebagaimana tertuang dalam Renstra KKP 2010- 2014. Penyusunan Renstra Ditjen. PSDKP menggunakan berbagai asumsi serta kombinasi pendekatan bottom up dan top down dengan keterlibatan Eselon I, Eselon II, Eselon III dan Eselon IV lingkup Ditjen. PSDKP.
Pendekatan top down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula ketersediaan anggaran sesuai dengan estimasi APBN. Sedangkan pendekatan bottom up dilakukan untuk memperoleh gambaran kebutuhan pendanaan guna mewujudkan kondisi ideal.
Sejalan dengan perkembangan dan dinamika organisasi di tingkat KKP, Renstra Ditjen. PSDKP mengalami revisi agar selaras dengan perubahan visi, misi dan arah kebijakan KKP. Revisi Renstra Ditjen. PSDKP ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan nomor: KEP.162/DJ- PSDKP/2012 tentang Perubahan atas Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan nomor: KEP.01/DJ-PSDKP/2011 tentang
LakilLTosi
LLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 II-4III-
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Secara ringkas substansi Renstra Ditjen. PSDKP hasil revisi diuraikan sebagai berikut:
1. Visi dan Misi
Dalam rangka memberikan arah pandangan kedepan terkait dengan kinerja dan peranan Ditjen. PSDKP serta untuk memberikan gambaran tentang kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh Ditjen. PSDKP, maka dirumuskan visi Ditjen. PSDKP yang mencerminkan kondisi yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan. Visi Ditjen. PSDKP tahun 2010- 2014:“Indonesia Bebas Illegal Fishing dan Kegiatan yang Merusak Sumber Daya Kelautan dan Perikanan”
Sejalan dengan visi Ditjen. PSDKP, diperlukan rumusan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang mencerminkan apa yang akan dapat dicapai (pada level dampak) dan bagaimana mencapainya dalam periode tertentu, beserta ukuran- ukuran pencapaiannya. Misi yang dirumuskan menggambarkan tindakan atau upaya sesuai dengan tugas dan fungsi Ditjen. PSDKP. Misi Ditjen. PSDKP tahun 2010-2014 :
a. Melaksanakan pengawasan dan perlindungan sumber daya kelautan dan perikanan dalam rangka melestarikan sumber daya kelautan dan perikanan b. Melaksanakan penegakan peraturan perundang-
undangan di bidang kelautan dan perikanan.
2. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 s/d 5 tahun. Perumusan tujuan menggambarkan hasil-hasil serta manfaat yang akan diberikan oleh
VISI
“Indonesia Bebas Illegal
Fishing dan Kegiatan yang
Merusak Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan”
MISI:
Melaksanakan pengawasan dan perlindungan sumber daya kelautan dan perikanan dalam rangka melestarikan sumber daya kelautan dan perikanan
Melaksanakan
penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kelautan dan perikanan.
LakilLTosi
LLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 II-5III-
Ditjen. PSDKP. Berdasarkan pada hasil analisis lingkungan internal dan eksternal, maka tujuan Ditjen. PSDKP dirumuskan sebagai berikut:
Tujuan Strategis :
a. Terwujudnya ketaatan terhadap peraturan perundangan bidang kelautan dan perikanan
b. Terlindunginya sumber daya kelautan dan perikanan dari pengrusakan dan kegiatan illegal
3. Sasaran Strategis
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, telah dirumuskan sasaran strategis yang disusun menggunakan pendekatan balanced scorecard (BSC), sebagai berikut:
a. Stakeholder Perspective:
1) Sasaran strategis (SS): Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan
Indikator Kinerja Utama (IKU): Pertumbuhan PDB Perikanan b. Customer Perspective:
2) Sasaran strategis (SS): Meningkatnya pengelolaan Sumber daya kelautan dan perikanan
Indikator Kinerja Utama (IKU):
a) Proporsi tangkapan perikanan laut berada dalam batasan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB)
b) Jumlah jenis ikan yang dikonservasi secara berkelanjutan
c) Jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terluar yang dikelola d) Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan c. Internal Process Perspective:
3) Sasaran strategis (SS): Tersedianya kebijakan bidang pengawasan SDKP yang sesuai kebutuhan
Indikator Kinerja Utama (IKU):
a) Jumlah kebijakan publik bidang pengawasan SDKP yang diselesaikan b) Jumlah draft peraturan perundangan yang diselesaikan
LakilLTosi
LLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 II-6III-
4) Sasaran strategis (SS): Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan
Indikator Kinerja Utama (IKU):
a) Persentase ketaatan implementasi SLIN sesuai peraturan
b) Persentase ketaatan kemitraan UPI dan unit usaha penangkapan ikan yang sesuai ketentuan
c) Persentase ketaatan distribusi impor ikan yang sesuai ketentuan
5) Sasaran strategis (SS): Terselenggaranya Pengawasan dan penegakan hukum Pengelolaan SDKP
Indikator Kinerja Utama (IKU):
a) Wilayah perairan bebas IUU fishing dan kegiatan yang merusak SDKP b) Ketaatan unit usaha perikanan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
c) Persentase jumlah nelayan Indonesia yang diadvokasi d) Persentase pemanfaatan SDP yang dapat dipantau e) Persentase pemanfaatan SDK yang dapat dipantau
d. Learning and Growth Perspective:
6) Sasaran strategis (SS): Tersedianya SDM Ditjen. PSDKP yang kompeten dan profesional
Indikator Kinerja Utama (IKU): Indeks kesenjangan kompetensi eselon II, III dan IV di lingkup Ditjen.PSDKP
7) Sasaran strategis (SS): Tersedianya informasi pengawasan SDKP yang valid, handal & mudah diakses
Indikator Kinerja Utama (IKU):
a) Service Level Agreement
b) Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5)
8) Sasaran strategis (SS): Terwujudnya good governance & clean government di Ditjen PSDKP
Indikator Kinerja Utama (IKU):
a) Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti di banding total rekomendasi
LakilLTosi
LLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 II-7III-
b) Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Ditjen. PSDKP c) Nilai integritas Ditjen. PSDKP
d) Nilai inisiatif anti korupsi Ditjen. PSDKP e) Nilai penerapan RB Ditjen. PSDKP
9) Sasaran strategis (SS): Pengelolaan anggaran Ditjen. PSDKP yang optimal Indikator Kinerja Utama (IKU): Persentase penyerapan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
4. Program Kerja Pengawasan SDKP
Program kerja pengawasan SDKP yang dilaksanakan pada tahun 2014 terdiri dari 6 (enam) kegiatan, yaitu:
a. Peningkatan Operasional Pemantauan SDKP dan Pengembangan Infrastruktur Pengawasan;
b. Peningkatan Operasional Pengawasan Sumber Daya Perikanan;
c. Peningkatan Operasional Pengawasan Sumber Daya Kelautan;
d. Peningkatan Operasional dan Pemeliharaan Kapal Pengawas;
e. Penyelesaian Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan; serta
f. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen. PSDKP.
C. Penetapan Kinerja Tahun 2014 Hasil Implementasi Balanced Scorecard (BSC)
Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu, dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja adalah untuk: (1) Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; (2) Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; (3) Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.
Sebagaimana pada tahun 2013, pada tahun 2014, Ditjen. PSDKP telah menyusun penetapan kinerja tahun 2014 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsinya serta menyempurnakannya melalui penerapan sistem pengelolaan
LakilLTosi
LLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 II-8III-
kinerja berbasis BSC. Implementasi BSC dalam pengelolaan kinerja di lingkungan Ditjen. PSDKP, selain merupakan pemenuhan amanat kebijakan pengelolaan kinerja yang telah ditetapkan oleh KKP, juga ditujukan untuk:
1. Menterjemahkan strategi organisasi ke dalam rencana operasional dengan baik, sehingga manajemen kinerja organisasi akan sekaras dengan strategi orginisasi;
2. Membangun organisasi yang terus menerus melakukan perbaikan (countinous improvement)
3. Membangun keselarasan antar unit kerja dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi.
BSC Direktorat Jenderal PSDKP mengunakan 4 (empat) perspektif dalam BSC, yaitu:
Stakeholders Perspective, Customer Perspetive, Internal Process Perspective , dan Learn and Growth Perspective. Digunakannya seluruh perspective dalam BSC menunjukkan bahwa Direktorat jenderal PSDKP merupakan unit kerja utama dalam BSC (Core Unit of Balance Scorecard), bukan unit kerja pendukung dalam BSC (supporting unit of Balance Scorecard).
Sebagai implikasi penerapan BSC, Sasaran Strategis Ditjen. PSDKP beserta IKU nya mengalami perubahan sebagai berikut :
Tabel 2.1.
Perubahan Sasaran Strategis Ditjen. PSDKP Tahun 2014 Hasil Implementasi BSC Aspek Manajemen
Kinerja
Sebelum Implementasi
BSC Setelah Implementasi BSC Sasaran Strategis Perairan Indonesia
bebas illegal fishing dan kegiatan yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan
1. Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat kelautan dan perikanan;
2. Meningkatnya pengelolaan SDKP yang berkelanjutan;
3. Tersedianya kebijakan bidang pengawasan SDKP yang sesuai kebutuhan;
4. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan;
5. Terselenggaranya pengawasan dan penegakan hukum pengelolaan SDKP;
6. Tersedianya SDM Ditjen. PSDKP yang kompeten dan professional;
7. Tersedianya informasi pengawasan SDKP yang valid, handal & mudah diakses;
8. Terwujudnya good governance & clean government di Ditjen. PSDKP;
LakilLTosi
LLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 II-9III-
Aspek Manajemen Kinerja
Sebelum Implementasi
BSC Setelah Implementasi BSC 9. Pengelolaan anggaran Ditjen. PSDKP
yang optimal.
Indikator Kinerja Utama
1. Persentase cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan [WPP-NRI]
yang terawasi dari illegal fishing 2. Persentase cakupan
Wilayah Pengelolaan Perikanan [WPP-NRI]
yang terawasi dari kegiatan yang
merusak sumber daya kelautan dan
Perikanan.
3. Persentase penyelesaian penyidikan tindak pidana perikanan secara akuntabel dan tepat waktu
1. Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 2. Proporsi tangkapan perikanan laut
berada dalam batasan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) 3. Jumlah jenis ikan yang dikonservasi
secara berkelanjutan
4. Jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terluar yang dikelola 5. Luas kawasan konservasi perairan
yang dikelola secara berkelanjutan 6. Jumlah kebijakan publik bidang
pengawasan SDKP yang diselesaikan 7. Jumlah Draft Peraturan Perundangan
yang diselesaikan
8. Persentase Ketaatan Implementasi SLIN sesuai peraturan
9. Persentase Ketaatan Kemitraan UPI dan Unit usaha Penangkapan ikan yang sesuai ketentuan
10. Persentase Ketaatan distribusi impor ikan yang sesuai ketentuan
11. Wilayah perairan bebas IUU fishing dan kegiatan yang merusak SDKP 12. Ketaatan unit usaha perikanan
berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku
13. Persentase jumlah nelayan Indonesia yang diadvokasi (substansi Inpres 15 tahun 2011)
14. Persentase pemanfaatan SDP yang dapat dipantau
15. Persentase pemanfaatan SDK yang dapat dipantau
16. Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II, III dan IV di lingkup Ditjen.PSDKP
17. Service Level Agreement
18. Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5)
19. Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang
ditindaklanjuti di banding total rekomendasi
20. Tingkat kualitas Akuntabilitas kinerja Ditjen. PSDKP
21. Nilai Integritas Ditjen. PSDKP
LakilLTosi
LLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 II-10III-
Aspek Manajemen Kinerja
Sebelum Implementasi
BSC Setelah Implementasi BSC 22. Nilai Inisiatif anti korupsi Ditjen.
PSDKP
23. Nilai Penerapan RB Ditjen PSDKP 24. Persentase penyerapan DIPA
Sasaran Strategis hasil implementasi BSC dipetakan dalam Peta Strategi sebagai berikut:
Gambar 2.1
Peta Strategi Direktorat Jenderal PSDKP
Stakeholders perspective berisi hal-hal yang harus dihasilkan oleh organisasi agar dinilai berhasil oleh stakeholders. Customers Perspective berisi ekspektasi dari customer dan apa yang menjadi ukuran keberhasilan atas pelayanan yang dilaksanakan. Internal Process Perspective berisi proses bisnis seperti apa yang harus dikelola untuk memberikan layanan dan nilai-nilai kepada stakeholder dan customer.
Sedangkan Learning and Growth Perspective berisi sumber daya internal yang dimiliki untuk melakukan perbaikan dan perubahan sehinggga dapat menghasilkan pelayanan yang dihasilkan.
LakilLTosi
LLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 II-11III-
Indikator Kinerja Utama (IKU) berikut targetnya pada setiap Sasaran Strategis (SS) disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.2.
Penetapan Kinerja Ditjen. PSDKP Tahun 2014
SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET 2014 SS – 1 :
Meningkatnya
kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan
1 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7,00%
SS – 2 :
Meningkatnya pengelolaan SDKP yang berkelanjutan
2 Proporsi tangkapan perikanan laut berada dalam batasan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB)
<100%
3 Jumlah jenis ikan yang dikonservasi secara berkelanjutan
15 jenis 4 Jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terluar
yang dikelola
20 5 Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara
berkelanjutan
4,5 juta ha SS – 3 :
Tersedianya kebijakan bidang pengawasan SDKP yang sesuai kebutuhan
6 Jumlah kebijakan publik bidang pengawasan SDKP yang diselesaikan
14 dok 7 Jumlah draft peraturan perundangan yang diselesaikan 2 dok SS – 4 :
Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan
8 Persentase ketaatan implementasi SLIN sesuai peraturan
100%
9 Persentase ketaatan kemitraan UPI dan unit usaha penangkapan ikan yang sesuai ketentuan
80%
10 Persentase ketaatan distribusi impor ikan yang sesuai ketentuan
90%
SS – 5 : Terselenggaranya Pengawasan dan penegakan hukum Pengelolaan SDKP
11 Wilayah perairan bebas IUU fishing dan kegiatan yang merusak SDKP
35%
12 Ketaatan unit usaha perikanan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
79%
13 Persentase jumlah nelayan Indonesia yang diadvokasi 80%
14 Persentase pemanfaatan SDP yang dapat dipantau 70%
15 Persentase pemanfaatan SDK yang dapat dipantau 100%
SS – 6 :
Tersedianya SDM Ditjen PSDKP yang kompeten dan profesional
16 Indeks kesenjangan kompetensi eselon II, III dan IV di lingkup Ditjen.PSDKP
50%
SS – 7 :
Tersedianya informasi pengawasan SDKP yang valid, handal & mudah diakses
17 Service Level Agreement 75%
18 Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1- 5)
4,25
SS – 8 :
Terwujudnya good governance & clean government di Ditjen PSDKP
19 Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti di banding total rekomendasi
100%
20 Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Ditjen. PSDKP A
21 Nilai integritas Ditjen. PSDKP 6,75
22 Nilai inisiatif anti korupsi Ditjen. PSDKP 7,75
LakilLTosi
LLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 II-12III-
SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET 2014
23 Nilai penerapan RB Ditjen. PSDKP 80
SS – 9 :
Pengelolaan anggaran Ditjen. PSDKP yang optimal
24 Persentase penyerapan DIPA > 95%
D. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2014
Pengukuran tingkat capaian IKU dilakukan dengan berpedoman pada formula penghitungan yang telah ditetapkan dalam Manual IKU BSC. Selanjutnya nilai capaian tersebut dihitung dengan membandingkan antara realisasi capaian dengan target yang telah ditetapkan.
Pengukuran capaian kinerja dilakukan secara berkala melalui penyusunan laporan kinerja yang didukung dengan implementasi Aplikasi BSC “Kinerjaku” yang merupakan aplikasi khusus BSC berbasis informasi teknologi.
kilLToshiba
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 III-1BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A.
Pengukuran Capaian Kinerja
Pengukuran capaian kinerja pengawasan SDKP tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi/capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pada masing-masing perspektif. Pencatatan dan pengukuran kinerja dilakukan dengan bantuan perangkat lunak (software) berbasis Balanced Score Card (BSC), yaitu Kinerjaku. Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh hasil pengukuran IKU pada setiap Sasaran Strategis sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Hasil Pengukuran Kinerja Ditjen. PSDKP Tahun 2014
SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) NILAI CAPAIAN IKU STATUS CAPAIAN TARGET REALISASI % IKU
Stakeholder perspective
Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan
1 Pertumbuhan PDB Perikanan (%)
7,0% 6,48% 92,57
Customer perspective
Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya pengelolaan SDKP yang berkelanjutan
2 Proporsi tangkapan
perikanan laut berada dalam batasan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB)
<100% 97,91% 97,91
3 Jumlah jenis ikan yang dikonservasi secara berkelanjutan
15 jenis 15 jenis 100
4 Jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terluar yang dikelola
20 pulau 33 pulau 110
5 Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan
4,5 juta ha 7,7 juta ha 120
Internal Process perspective
Sasaran Strategis 3 : Tersedianya kebijakan bidang pengawasan SDKP yang sesuai kebutuhan
6 Jumlah kebijakan publik bidang pengawasan SDKP yang diselesaikan
14 dok 14 dok 100
7 Jumlah draft peraturan perundangan yang diselesaikan
2 dok 2 dok 100
Sasaran Strategis 4:
Terselenggaranya modernisasi sistem
8 Persentase ketaatan implementasi SLIN sesuai peraturan
100% 0 0
kilLToshiba
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 III-2SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) NILAI CAPAIAN IKU STATUS CAPAIAN TARGET REALISASI % IKU
produksi kelautan dan perikanan,
pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan
9 Persentase ketaatan kemitraan UPI dan unit usaha penangkapan ikan yang sesuai ketentuan
80% 93,3% 116,66
10 Persentase ketaatan distribusi impor ikan yang sesuai ketentuan
90% 100% 111,11
Sasaran Strategis 5 :Terselenggaranya Pengawasan dan penegakan hukum Pengelolaan SDKP
11 Wilayah perairan bebas IUU fishing dan kegiatan yang merusak SDKP
35% 38,63% 110,37
12 Ketaatan unit usaha perikanan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku
79% 95,53% 120
13 Persentase jumlah nelayan Indonesia yang diadvokasi (substansi Inpres 15 tahun 2011)
80% 84,77% 105,96
14 Persentase pemanfaatan SDP yang dapat dipantau
70% 87,94% 120
15 Persentase pemanfaatan SDK yang dapat dipantau
100% 100% 100
Learning and Growth perspective
Sasaran Strategis 6 : Tersedianya SDM Ditjen PSDKP yang kompeten dan profesional
16 Indeks kesenjangan kompetensi eselon II, III dan IV di lingkup Ditjen.PSDKP
50% 13,73 120
Sasaran Strategis 7:
Tersedianya informasi pengawasan SDKP yang valid, handal &
mudah diakses
17 Service Level Agreement 75% 96,89 120
18 Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5)
4,25 4,75 111,76
Sasaran Strategis 8 : Terwujudnya good governance & clean government di Ditjen PSDKP
19 Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti di banding total rekomendasi
100% 78,12% 78,12
20 Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Ditjen. PSDKP
A A 100
21 Nilai integritas Ditjen. PSDKP 6,75 7,46 110,52 22 Nilai inisiatif anti korupsi
Ditjen. PSDKP
7,75 8,32 105,6
23 Nilai penerapan RB Ditjen PSDKP
80 77,12 96,40
Sasaran Strategis 9:
Pengelolaan anggaran Ditjen. PSDKP yang optimal
24 Persentase penyerapan DIPA > 95% 97,80% 97,80
Penjelasan tentang capaian IKU pada masing-masing Sasaran Strategis tersebut akan dijelaskan pada bagian evaluasi dan analisis capaian kinerja.