• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN SOAL SINTAKSIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMBAHASAN SOAL SINTAKSIS"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBAHASAN SOAL SINTAKSIS

(2)

1. Perbedaan Frase dengan Kata Majemuk

• Frasa adalah frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang merupakan satu kesatuan dan menjadi salah satu unsur atau fungsi kalimat (subjek, predikat,objek, atau keterangan).

Contoh: ayam hitam saya, rumah itu besar, dan pintar otak saya

• Kata majemuk adalah gabungan dua buah morfem dasar atau lebih yang mengandung satu pengertian baru. Kata majemuk tidak menonjolkan arti tiap kata.

tetapi gabungan kata itu secara bersama-sama membentuk suatu makna atau arti baru.

Contoh: Meja makan, sapu tangan, dan kapal terbang.

(3)

2. Penjelasan…

• Perbedaan Frasa ednosentris dengan frasa eksosentris a. Frasa endosentris merupakan frase yang mempunyai

distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsur- unsurnya maupun salah satu unsurnya (Ramlan, 1986:146).

Sedangkan, frasa eksosentris ialah frasa yang tidak

mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya (Ramlan, 1986:146).

Contoh :

EKSOSENTRIS ENDOSENTRIS

Ia pergi ke Bandung bersama ayah Sejumlah mahasiswa di teras

Ia pergi ke sekolah tanpa pamit kepada ibu

Bola di tendang oleh si Udin

Ia bekerja sebagai guru Buku sejarah itu baru terbit

(4)

Lanjutan…

b. Frasa endosentris bersumbu satu.

Frasa endosentris bersumbu satu, dapat dibedakan menjadi frasa nominal, frasa

pronominal, frasa verbal, frasa ajektival, dan frasa numeral.

Contoh :

(5)

c. Frasa endosentris bersumbu banyak

Farasa endosentris bersumbu jamak terdiri atas farasa koordinatif dan frasa apositif.

Contoh :

Lanjutan…

(6)

d. Frasa endosentris terbagi atas frase endosentris koordinatif dan frase endosentris apositif.

Frasa endosentris koordinatif

• Menurut Oscar (1993), frasa endosentris koordinatif adalah frasa yang intinya mempunyai referensi yang berbeda-beda.

Frase ini terdiri atas unsur-unsur yang setara dan

kesetaraannya terlihat dari kemungkinan unsur-unsur

tersebut itu dihubungkan oleh kata sambung dan atau atau.

Frase endosentris apositif

• Frasa endosenttris apositif merupakan frasa yang berinti dua dan kedua inti itu tidak mempunyai referen yang sama,

sehingga kedua inti tersebut tidak dapat dihubungkan oleh konektor (Ba’dulu 2005:59).

Lanjutan…

(7)

Contoh :

Lanjutan…

ENDOSENTRIS APOSITIF ENDOSENTRIS KOORDINATIF

Yogya, kota pelajar Paman dan bibi sudah lama tidak

megunjungi kami

Indonesia, tanah airku Kerbau, lembu, dan kambing adalah

hewan piaraan

Bapak Soeharto, Presiden RI

Siapa yang harus pergi, saya atau Anda?

(8)

(a). Klausa bebas ialah klausa yang boleh berdiri dengan sendiri dan apabila diucapkan dengan intonasi yang sempurna, klausa bebas ini akan menjadi ayat yang lengkap. Sedangkan, klausa terikat adalah klausa yang memiliki struktur yang tidak lengkap, tidak memiliki subyek

sekaligus predikat. Karena itu, klausa jenis ini selalu terikat dengan klausa yang lain dan

tidak pernah bisa menjadi kalimat mayor.

3. Penjelasan…

(9)

Contoh :

Lanjutan…

KLAUSA TERIKAT KLAUSA BEBAS

Ketika hujan turun, bukit itu longsor

Ahmad menari

Ketika senja datang, langit pun mulai menghitam

Dia lulus dalam ujian

Ketika angin kencang datang, daun-daun berterbangan Robert memenangkan kejuaraan

(10)

(b). Contoh :

Lanjutan…

KLAUSA VERBAL TRANSITIF KLAUSA VERBAL INTRANSITIF

Kakek mambaca buku silat nenek menangis

nenek menulis surat adik melompat-lompat

melly menyanyikan sebuah lagu rio berlari

siti membuat kue lina memanjat

ibu mengambil buah di pohon dia bersiap-siap

(11)

(c). Hubungan antar klausa berdasarkan waktu

• Waktu batas permulaan ditandai oleh kata penghubung sejak atau sedari, seperti :

 Sejak kecil saya memang sudah menulis apa- apa yang saya alami dalam hidup sehari.

 Kamu terbiasa hidup sederhana sedari kami masih baru saja menikah.

Lanjutan…

(12)

• Waktu bersamaan ditandai oleh kata

penghubung ketika, pada waktu, (se) waktu, seraya, serta, sampai, sementara, selagi,

selama, dan tatkala. Seperti :

 Mereka datang ketika kami sedang duduk- duduk di teras rumah sore hari.

 Untunglah kebakaran itu terjadi sewaktu turun hujan yang sangat lebat.

Lanjutan…

(13)

• Waktu berurutan ditandai oleh kata

penghubung sebelum, sehabis, setelah, sesudah, seusai dan begitu. Seperti :

 Sesudah pulang sekolah, dia membantu orang tuanya bekerja di ladng.

Sebelum tamat belajar, saya pun ingin pulang untuk turut membangun desa.

Lanjutan…

(14)

• Waktu batas akhir digunakan untuk

menyatakan akhir atau ujung suatu proses.

Waktu batas akhir ditandai oleh kata

penghubung sampai dan kepada. Seperti :

 Aku harus belajar dan berjuang keras sampai cita-citaku tercapai.

 Kita harus mempertahankan negeri ini hingga akhir zaman.

Lanjutan…

(15)

(a). Unsur kalimat berdasarkan fungsi

1. Fungsi Subjek

Contoh:

 Jalanya, Akhir –nya di sini mengatakan kata benda, meskipun kata benda itu menyatakan suatu kerja.

 Berperang, Artinya hal perang, dianggap sebagai kata benda.

4. Penjelasan…

(16)

2. Fungsi Predikat Contoh:

 Penunjuk aspek : sudah, sedang, akan, yang selalu ada didepan predikat

 Kata kerja bantu : boleh, harus, dapat

 Kata petunjuk modal : mungkin, seharusnya, jangan–jangan

 Beberapa ketengan lain : tidak, bukan, justru, memang, yang terletak diantara S, dan P, dan

 Kata kerja kopula : ialah, adalah, merupakan,

menjadi. Biasanya kata ini digunakan merangkaikan predikat nomina dengan S-nya, khusus FB-FB (Frase Benda-Frase Benda).

Lanjutan…

(17)

3. Fungsi Objek Contoh :

 Pembantu membersihkan ruangan saya

 Ruangan saya dibersihkan oleh pembantu

4. Fungsi Pelengkap

Contoh: ketika saya bangun tidur kemudia saya merapikan tempat tidur

Lanjutan…

(18)

5. Fungsi Keterangan Contoh :

 Dia tidur di kamar depan

 Mereka sedang belajar bahasa indonesia sekarang

Lanjutan…

(19)

(b). Kalimat berdasarkan bentuk 1. Kalimat deklaratif

Kalimat ini disebut juga dengan kalimat berita. Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu.

Macam-macam kalimat berita :

 Kalimat berita kepastian

Contoh : Ani pasti datang ke acara perpisahan ini.

 Kalimat berita pengingkaran

Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.

 Kalimat berita kesangsian

Contoh : Mereka mungkin akan tiba nanti malam.

 Kalimat berita bentuk lainnya

Contoh : Kami tidak tahu mengapa dia datang terlambat.

Lanjutan…

(20)

Lanjutan…

2. Kalimat imperatif

Kalimat ini disebut juga dengan kalimat perintah atau permintaan. Kalimat perintah adalah kalimat yang

bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!).

Macam-macam kalimat perintah :

Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.

Contoh : tutuplah jendela itu !

Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.

Contoh : Jangan membuang sampah sembarangan !

Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.

Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !

(21)

3. Kalimat interogatif

• Kalimat ini disebut juga dengan kalimat tanya atau juga disebut kalimat yang berisi

interogasi. Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang

sehingga diperoleh jawaban tentang suatu

masalah. Biasanya diakhiri dengan tanda tanya (?).

Contoh :

1) Apakah kamu sakit ?

2) Siapa yang membeli buku ini ?

Lanjutan…

(22)

(c). Macam-macam kalimat majemuk setara :

1. Kalimat majemuk setara sejalan

Kalimat majemuk setara sejalan ialah kaliamat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang bersamaan situasinya

Contoh :

 Norif berangkat ke bengkel

Norif = subjek

berangkat = predikat

ke bengkel = keterangan tempat

 Ganes pergi ke kebun binatang.

Ganes = subjek

pergi = predikat

ke kebun binatang = keterangan tempat

Lanjutan…

(23)

2. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan

Kalimat majemuk setara berlawanan ialah kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa

kalimat tunggal yang isinya menyatakan situasi berlawanan.

Contoh :

 Rahmad berani Rahmad = subjek Berani = predikat

 Ia tidak mau bertengkar.

Ia = subjek

tidak mau bertengkar = predikat

Lanjutan…

(24)

3. Kalimat Majemuk Setara yang menyatakan sebab akibat

Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isi bagian yang satu menyatakan sebab akibat dari bagian yang lain.

Contoh :

 Sandy ditahan, karena ia telah membawa sabu-sabu.

Kalimat 1 : Sandy ditahan Kalimat 2 : ia telah membawa sabu-sabu

Sandy = subjek ia = subjek

ditahan = predikat telah membawa = predikat

sabu-sabu = objek

 Shanti luka parah, sehingga ia harus dibawa ke rumah sakit

Kalimat 1 : Shanti luka parah Kalimat 2 : sehingga ia harus Shanti = subjek dibawa ke rumah sakit

luka parah = predikat ia = subjek

harus dibawa = predikat rumah sakit = objek

Lanjutan…

(25)

Kalimat efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis dan sanggup

menimbulkan gagasan yang sama tepatnya di dalam pikiran pendengar atau pembaca

seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

5. Penjelasan…

(26)

Kalimat efektif harus memiliki : 1. Syarat Keparalelan

Kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama

menggunakan kata benda (nomina), bentuk

kedua dan seterusnya juga harus menggunakan kata benda (nomina). Kalau bentuk pertama

menggunakan kata kerja (verba), bentuk kedua dan seterusnya juga menggunakan kata kerja (verba). Menggunakan pola yang sama.

Lanjutan…

(27)

2. Syarat Kehematan

Hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak

berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat.

Penghematan di sini mempunyai arti

penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Contoh:

Lukisan itu indah. Lukisan itu akan saya beli.

Lanjutan…

(28)

3. Syarat Kesepadanan

Keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan

gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

Lanjutan…

(29)

4. Syarat Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Kelogisan berhubungan dengan penalaran, yaitu proses berpikir untuk menghubung-

hubungkan fakta yang ada sehingga sampai pada

suatu simpulan. Dengan perkataan lain, penalaran (reas oning) ialah proses mengambil simpulan (conclicusion, interference) dan bahan bukti

atau petunjuk (evidence) ataupun yang dianggap bahan bukti atau petunjuk (Moeliono, 1988: 124—125)

Contoh:

Mayat wanita yang di temukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut.

Lanjutan…

(30)

46

A

41

-

36

C

31

A

26

A

21

B

16

B

11

A

6

A

1

A

47

B

42

A

37

A

32

A

27

C

22

C

17

C

12

A

7

A

2

A

48

A

43

C

38

B

33

A

28

A

23

C

18

B

13

A

8

A

3

B

49

A

44

A

39

B

34

A

29

A

24

B

19

B

14

C

9

B

4

C

50

B

45

B

40

-

35

A

30

B

25

B

20

B

15

B

10

A

5

B

(31)

TERIMA KASIH…



Referensi

Dokumen terkait

1) Membantu pasien mengetahui tentang tindakan-tindakan yang dialami pasien sebelum operasi, memberikan informasi pada pasien tentang waktu operasi, hal-hal yang akan

Demikianlah seharusnya perkawinan ideal, suatu perkawinan yang dibangun dengan menjunjung tinggi prinsip muasyarah bi al-ma’ruf (saling memperlakukan dengan baik). Isu lain yang

Pada percobaan kali ini dengan menggunakan kancing genetika yang berwarna Merah, Kuning, Putih dan Hijau yang dimasukkan kedalam gelas plastic

Masalah Keputusan Manajerial Teori Ekonomi Ekonomi Mikro Ekonomi Makro Ilmu Keputusan Matematika Ekonomi Ekonometri Ekonomi Manajerial.. Aplikasi teori

Wilayah Cirebon memiliki satu desa yang bisa menjadi rujukan dalam kaitannya dengan upaya pengembangan potensi masyarakat, desa itu bernama Desa Sitiwinangun yang memiliki

Pengembangan penelitian roket di Indonesia sedikit demi sedikit telah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan Dengan perkembangan teknologi roket yang cukup dewasa ini,

Bentuk manajemen wakaf produktif yang diinginkan baik secara konsep, harta maupun tujuan, hendaknya dapat merealisasikan tujuan yang pertama melalui terbentuknya yayasan

Thus, in German sentences, the use of subjective meaning is more dominant compared to the use of objective meaning; and (3) As for the Indonesian equivalents of