• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Dakwah Pengurus Masjid Ittihadul Muhajirin Reni Jaya Baru – Pamulang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Dakwah Pengurus Masjid Ittihadul Muhajirin Reni Jaya Baru – Pamulang"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Oleh:

Nur Ardiansyah 207051000553

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

I i

STRATEGI DAKWAH PENGURUS MASJID ITTIHADUL MUHAJIRIN RENI JAYA BARU _ PAMULANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Oleh:

Nur Ardiansvah

2070510005s3

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

L434H | 2013M

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

slaipsi vang berjudul STRATEGI DAKWAH PENGURUS MASJID ITTIHADUL MUHAJIRIN RENI JAYA BARU - PAMULANG. Telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 04 Oktober 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (s.I(om.I) pada Program studi Komunikasi dan penyiaran Islam.

Jakarta, 04 Oktober 2013 Panitia Sidang Munaqasyah

Sekretaris

Anggota,

Penguji II

2 0 0 1 Penguji I

NrP. 19671126 199603 NrP. 19710412 . MusfiilaJr 200003 Nurlailv. MA2 001

(4)

LEMBAR PERN'YATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

(5)

i

Strategi Dakwah Pengurus Masjid Ittihadul Muhajirin Reni Jaya Baru – Pamulang

Masjid adalah salah satu media dakwah yang sangat berpengaruh terhadap rutinitas masyarakat pada umumnya. Pentinganya peran masjid dalam mensyiarkan Islam menjadi salah satu strategi dakwah dalam mengajak masyarakat melalui kegiatan-kegiatan Islam. Masjid Ittihadul Muhajirin ini difungsikan sebagai tempat pembinaan ummat. Berbeda dengan masjid-masjid lainnya, seperti masjid Attin, Atta’awun, masjid raya telukjambe Karawang, masjid Alun-alun Karawang, yang belum mempunyai Radio dan klinik kesehatan. dengan adanya klinik kesehatan, koperasi, BMT, TPQ/TKQ, TK pesantren, BAZIS, dan radio di masjid Ittihadul Muhajirin ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta memberikan contoh kepada masjid-masjid lainnya.

Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini terkait pada Bagaimana strategi dakwah yang dilakukan pengurus Masjid Ittihadul Muhajirin dalam kegiatannya dalam mensyiarkan Islam, dan bentuk kegiatan apa saja yang dilakukan pengurus Masjid Ittihadul Muhajirin dalam menjalankan strategi dakwahnya.

Penulis dalam hal ini memakai teori strategi Fred R David, bahwa dalam proses strategi ada beberapa tahapan-tahapan yaitu perumusan strategi berupa pengenalan sasaran, pengkajian tujuan, efektifitas dan efisiensi dakwah. Implementasi strategi berupa pembentukan struktur organisasi, budaya organisasi, dan kepemimpinan. Evaluasi strategi terhadap sumber daya manusia, rapat evaluasi pelaksanaan kegiatan, dan perbaikan mekanisme kerja.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, untuk memperoleh pemahaman program dan kegiatan di masjid Ittihadul Muhajirin. Melalui pendekatan ini peneliti berusaha mengkaji strategi dakwah yang dilakukan pengurus masjid dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pengurus masjid Ittihadul Muhajirin. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara mendalam (in depth interview), observasi terlibat

(direct observation) dan dokumentasi dengan analisis data deskriptif.

(6)

ii

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahirabil’alamin, segala puji dan syukur kepada Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Tidak lupa shalawat serta

salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, serta para warisatul anbiya (Pewaris Nabi), dan

khususnya kepada Maulana Syaikh Muhammad Hisham Alkabbani, yang ajarannya turut menenangkan hati penulis dikala lupa dan murka.

Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, bukan hanya karena kerja keras

penulis, namun banyak pihak yang turut serta berjuang di dalamnya.

Jazakumullah khoirul jaza’, karena tanpa adanya bantuan dari orang-orang

tercinta tersebut, skripsi ini tidak akan selesai. Ucapan terima kasih ini penulis hanturkan kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Dr. H. Arief Subhan, MA, Wadek Bid. Akademik Dr. Suparto, M. Ed, MA Wadek Bid. Administrasi Umum Drs. Jumroni, M. Si, dan Wadek Bid. Kemahasiswaan Drs. Wahidin Saputra, MA. yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam bentuk karya tulis ini, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal.

(7)

iii

untuk membenahi hal-hal yang salah sewaktu bimbingan.

4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu-ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesailan studi maupun dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta stafnya.

6. Pengurus Masjid Ittihadul Muhajirin yang telah membantu penulis untuk mengumpulkan materi-materi dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan informasi dan bantuan kepada penulis yang dibutuhkan. 7. Kedua orang tua penulis yang tercinta: Ayahanda. H. Yahya Mita dan

Ibunda Hj. Saodah, yang selalu mendidik, melindungi menjaga dan mendo’akan ananda dengan kasih sayang yang tidak terhingga dan tidak

ternilai dengan apapun. Semoga allah selalu melindungi dan memberikan kebahagiaan dunia maupun akhirat.

8. Adik tercinta Dhini Fadiah yang selalu memberikan keceriaannya kepada penulis.

9. Hilyah Mursilah yang selalu mendukung, menghibur, mendoa’kan dan menemani jiwa raga penulis.

(8)

iv

Ecko, Agung Darmawan, Deni, M Iqbal, Aulia Firdaus, Andi setyawan dan seluruh teman-teman kosn. Terimakasih atas persahabatan, dukungan yang selalu bersedia mendengarkan keluh kesah penulis dan selalu meyakinkan penulis mampu untuk berprestasi.

Jakarta, 25 Juni 2013

(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Strategi Dakwah ... 11

1. Strategi ... 11

2. Dakwah ... 14

3. Strategi Dakwah ... 22

B. Pengurus dan Masjid ... 25

BAB III PROFIL PENGURUS MASJID ITTIHADUL MUHAJIRIN RENI JAYA BARU - PAMULANG A. Sejarah Berdiri Masjid Ittihadul Muhajirin ... 29

(10)

vi

E. Struktur Organisasi ... 32

F. Program Kerja Masjid Ittihadul Muhajirin ... 36

BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN DATA A. Strategi Dakwah Pengurus Masjid Ittihadul Muhajirin ... 50

B. Bentuk Kegiatan Dakwah masjid Ittihadul Muhajirin ... 57

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah merupakan aktifitas manusia yang selalu dilakukan dalam mengarungi samudera kehidupan. Dakwah di jalan Allah merupakan dakwah

tertinggi, karena merupakan bentuk risalah nabi dan para Rasul-Nya yang menjadi petunjuk dan pelopor perbaikan.

Sebagaimana kita telah diperintahkan oleh Allah SWT, untuk selalu berdakwah kepada manusia dengan cara-cara yang baik, yaitu berdakwah dengan

perbuatan, lisan, dan tulisan. Pemahaman akan pentingnya dakwah Islamiyah terletak pada keikhlasan, kebersihan motivasi dan ketulusan hati di jalan Allah. Yang selalu mengajak kepada manusia untuk melakukan kebaikan dengan

landasan Al-quran dan sunnah-Nya.

Dakwah adalah menyeru manusia agar menempuh jalan kebaikan dan menghindari jalan kesesatan (Amar Ma’ruf Nahi Munkar). Dalam pengertian ini

mencakup pengertian Tabligh (mengajak ke jalan Allah), Jihad (berjuang

menegakkan ajaran Allah), Amar ma’ruf nahi munkar (memerintahkan kepada

kebaikan, melarang melakukan kejahatan), menasehati dan berwasiat. Oleh karena

itu dakwah merupakan proses “Al-Tahawwul Waal Taghayyur” (transformasi dan

perubahan) dari sesuatu yang tidak baik menuju yang baik atau dari sesuatu yang

sudah baik menuju yang lebih baik lagi.1

1

Nana Rukmana, Masjid dan Dakwah, (Jakarta : Al-Mawardi Prima, 2002) cet. Ke-1

h.164-165

(12)

Pemahaman akan pentingnya dakwah Islamiyah terletak pada keikhlasan,

kebersihan motivasi dan ketulusan hati para da’i di jalan Allah SWT. Yang selalu mengajak kepada manusia untuk melakukan kebaikan dengan landasan Al-quran

dan Sunnahnya. Sebagaimana para Nabi dan para sahabat yang melakukan kegiatan dakwahnya. Firman Allah SWT:

















Artinya : “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”.

Ilmu dalam dakwah merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar sebagaimana

Imam Bukhari berkata : “Ilmu dulu sebelum berbicara dan berbuat”. Berkenaan

dengan hal tersebut, maka keberhasilan aktifitas dakwah dipengaruhi oleh

berbagai hal, di antaranya adalah :

1. Pesan dakwah yang disampaikan da’i memang relevan dengan situasi dan kebutuhan masyarakat.

2. Faktor pesona da’i yang memiliki daya tarik personal.

3. Kondisi psikologi masyarakat mudah disentuh dan dalam kondisi yang haus

akan disirami rohani.

4. Dakwah yang disampaikan dikemas dengan menarik.2

Saat ini banyak strategi untuk berdakwah kepada masyarakat dalam mensyiarkan Islam, yaitu dengan adanya tempat beribadah yang mempunyai sarana-sarana untuk menarik masyarakat muslim agar selalu di ingatkan dengan

kegiatan-kegiatan keagamaan. Masjid besar khususnya sebagai salah satu sarana yang sangat berperan penting dalam mensyiarkan Islam. Adanya fasilitas-fasilitas

2

(13)

yang dihadirkan dalam masjid besar mempunyai fasilitas sarana untuk berdakwah.

Koperasi, majlis ta’lim, pengajian anak-anak, dan tausiah adalah kegiatan yang memberikan kepada masyarakat muslim untuk selalu belajar dan memahami

tentang agama Islam.

Oleh karena itu, peran dakwah dalam pembinaan umat adalah bagaimana aktifitas dakwah dan programnya diarahkan kepada pembinaan umat agar menjadi

orang-orang yang kuat iman, taqwa dan keislamannya. Juga bagaimana dakwah dapat berhasil menghimpun mereka menjadi sebuah kekuatan yang mengusung

tugas dakwah ditengah umat manusia serta mampu memutar roda dakwah agar manusia mau tunduk kepada syariat Allah SWT dalam menjalankan kehidupan

yang yang tentunya harus sesuai dengan nilai-nilai yang disyari’atkan agama kita. Melalui dua sumber utama hukum bagi kita, yaitu : Al-Qur’an dan Sunnah.3

Begitu pula dengan arti fasilitas dan kegiatan dalam kehidupan yang di

jalankan di dalam masjid besar, dengan tujuan agar kegiatan ini dapat berperanserta sebagai wadah dalam pembinaan umat. Dan dengan adanya

koperasi, majlis ta’lim, pengajian anak-anak (TPA), dan tausiah-tausiah para da’i masjid besar ini menjadi induk dari segala tempat yang tepat untuk mensyiarkan Islam.

Tetapi untuk membuat semua fasilitas-fasilitas itu tentu tidaklah mudah. Adanya kepemimpinan dalam menjalankan semuanya ini penuh dengan strategi-strategi. Karena bukanlah hal yang mudah untuk bisa menarik

masyarakat-masyarakat Islam agar untuk selalu mengikuti semua itu.

3

Yusuf Qardhawi. Membumikan Syarat Islam : Keluwesan Aturan Illahi Untuk Manusia.

(14)

Masjid merupakan tempat suci umat Islam, yang berfungsi sebagai salah satu

bentuk sarana yang efektif untuk melakukan komunikasi langsung antara hamba dan Tuhannya atau sering disebut hablum minallah dan hablum minannas. Oleh

sebab itu sebagai hamba Allah sudah selayaknya harus menjaga dan memelihara serta memakmurkan masjid. Sebagai mana firman Allah SWT dalam surat At-taubah ayat 18:





















Artinya : “hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Berawal dari sebuah masjid, maka lahir berbagai konsep dan strategi dakwah

Islam, pengembangan kesejahteraan, sampai konsep dan strategi perang. Dengan demikian masjid memiliki peran dan fungsi yang sangat penting, terutama dalam

kerangka pembinaan umat. Sebenarnya masjid bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja, melainkan sebagai pusat kegiatan sosial kemasyarakatan,

sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, fungsi masjid

adalah sebagai tempat berzikir, beri’tikaf, sholat, pusat pertemuan umat Islam untuk membicarakan masalah kehidupan dan perjuangan Islam.

Melihat betapa pentingnya peran masjid dalam mensyiarkan Islam, dan menjadi salah satu strategi dakwah dalam mengajak masyarakat Islam melalui

(15)

pesantren, BAZIS yang dimiliki masjid Ittihadul Muhajirin, tentu akan menambah wawasan kepada pengurus-pengurus masjid lainnya untuk mengikuti strategi ini. Karena penelitian ini sangat menarik peniliti menyusun skripsi ini dengan judul

“Strategi Dakwah Pengurus Masjid Ittihadul Muhajirin Reni Jaya Baru – Pamulang”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk memperkembangkan pengetahuan yang mendalam tentang objek yang

diteliti dengan tetap mempertahankan keutuhan dari objek sehingga data yang dikumpulkan bisa dipelajari sebagai keseluruhan yang terintegrasi, perlu diberikan

batasan masalah sebagai berikut: a. Batasan Ruang Lingkup

Peneliti hanya menyoroti strategi dakwah yang dilakukan DKM Masjid

Ittihadul Muhajirin dalam pelaksanaanya sebagai wadah dalam mensyiarkan Islam.

b. Batasan Waktu dan Tempat

Penelitian secara mendalam dan intensif dilakukan di Masjid Ittihadul Muhajirin dari bulan Januari 2013 s/d bulan Mei 2013.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dalam skripsi ini peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

(16)

b. Bentuk kegiatan apa saja yang dilakukan pengurus Masjid Ittihadul

Muhajirin dalam menjalankan strategi dakwahnya ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui bagaimana strategi dakwah pada pengurus Masjid Ittihadul

Muhajirin.

b. Mengetahui program-program yang dilakukan pengurus Masjid Ittihadul

Muhajirin. 2. Manfaat Penelitian

a. Segi teoritis

Sebagai bahan rujukan akademis, tambahan khazanah ilmu pengetahuan dan referensi atau perbandingan penelitian selanjutnya bagi bidang studi

dakwah dan komunikasi mengenai strategi dakwah pengurus masjid ittihadul muhajirin dalam memanfaatkan sarana dan fasilitas kegiatan sebagai media dakwah.

b. Segi Praktis

[image:16.595.100.514.197.592.2]

Sebagai informasi dan pedoman mengenai aktifitas keagamaan serta

gambaran media dakwah Islam yang cocok kepada masyarakat muslim. D. Metodologi Penelitian

1. Subjek, Objek dan Sumber data penelitian :

(17)

b. Obyek penelitian ini adalah strategi dakwah yang dilakukan Masjid

Ittihadul Muhajirin dalam memanfaatkan media dakwah.

c. Sumber data penelitian ini adalah segala bentuk strategi dakwah yang

dilakukan Masjid Ittihadul Muhajirin dalam melaksanakan rutinitas kegiatannya, data tertulis seperti arsip dan dokumen acara.

2. Teknik Pengumpulan Data

Melalui penelitian lapangan akan diperoleh data-data primer, di mana

penelitian tersebut dilakukan dengan cara: a) Wawancara

Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung dari para pengurus Masjid Ittihadul Muhajirin dan beberapa fakta. Penulis memberikan beberapa pertanyaan dan akan dijawab oleh pengurus Masjid

Ittihadul Muhajirin dan pihak-pihak yang terkait, seperti anggota dewan kerja Masjid Ittihadul Muhajirin dan lain-lain.

b) Observasi

Dalam penelitian ini penulis mengamati langsung objek yang diteliti. Penulis melakukan observasi kepada anggota dewan masjid Ittihadul

Muhajirin tentang strategi dakwahnya pada awal bulan sampai akhir bulan kedua.

c) Dokumen

Dokumen dapat diartikan sebagai bahan tertulis, film maupun foto, penulis menggunakan dokumen untuk memperoleh data yang tidak didapat melalui

(18)

3. Teknik Analisa Data

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif terhadap strategi dakwah pengurus masjid ittihadul muhajirin, yaitu

suatu teknik analisis data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh kemudian menganalisisnya dengan berpedoman pada sumber-sumber tertulis dalam bentuk kalimat-kalimat.

E. Tinjauan Pustaka

Karya ilmiah yang mengkhususkan mengkaji tentang dakwah terutama di

bidang dakwah sudah banyak ditemukan, tetapi untuk kajian yang mengkhususkan tentang Strategi Dakwah belum banyak. Sebelum melangsungkan

penelitian ini penulis terlebih dahulu melakukan peninjauan diperpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terutama di perpustakaan fakultas dakwah dan perpustakaan umum UIN. Hal ini dilakukan karena penulis merasa khawatir

terjadi kesamaan judul dalam penelitian ini, sehingga akan ada prasangka bahwa karya ilmiah yang penulis kerjakan merupakan jiplakan dari karya orang lain. Penelitian ini penulis banyak diilhami dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya

dan adanya teori yang ada pada skripsi sebelumnya dijadikan rujukan dalam data berikutnya.

a. Pada skripsi yang berjudul “Strategi Dakwah Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dalam upaya pencegahan kristenisasi pada muslim Aceh

Pasca Tsunami”, yang disusun oleh Abdul Rahman Jurusan Manajemen

Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di jelaskan dalam skripsi tersebut tentang cara-cara atau metode dakwah yang dilakukan Dewan

(19)

antaranya: sekelompok relawan memberikan makanan kecil kepada anak-anak

di barak pengungsian dengan kemasan bergambar salib, pemasangan monument gereja (salib) di depan sebuah tenda pengungsian dan lain

sebagainya. Strategi dakwah yang dilakukan DDII dalam pencegahan Kristenisasi di aceh yaitu melalui 3 tahap: pertama, bantuan darurat kemanusiaan. Kedua, melakukan pemberayaan kembali masyarakat aceh

melalui jalur dakwah. Ketiga, membangun kembali sarana ibadah, seperti masjid, pondok pesantren, asrama yatim piatu maupun sarana dan prasarana

lainnya.

Berbeda dengan skripsi yang penulis buat mulai dari subjek, objek, hingga

masalah yang disajikan serta strategi dakwah yang di pakai oleh pengurus Masjid Ittihadul Muhajirin dalam aktifitas dakwahnya. Skripsi ini membahas tentang strategi dakwah pengurus masjid ittihadul muhajirin secara

keseluruhan.

b. Dijelaskan dalam skripsi yang berjudul: ”Aktifitas Dakwah Ikatan Remaja

Masjid Jami’ Assa’adah Pangkalan Jati Jakarta Timur”. Skripsi ini di susun

oleh mahasiswa yang bernama Hj. Zahratul Humaera Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Dalam skripsi tersebut dijelaskan kegiatan Ikatan Remaja Masjid (IRMAS) di tahun 2008, meliputi kegiatan dakwah bil-lisan, bil hal, dan bil qolam yang terkait dalam faktor keberhasilan remaja dalam aktifitasnya.

Berbeda dengan skripsi yang penulis buat, yaitu meneliti tentang strategi dakwah yang dilakukan oleh pengurus masjid Ittihadul Muhajirin dalam

(20)

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, dan pada tiap bab terdapat sub-sub bab dengan penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Membahas latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan metode penelitian, tinjauan pustaka

serta sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORIRIS

Bab ini memuat pengertian Strategi, tahap-tahap strategi, pengertian dakwah, tujuan dan fungsi dakwah, unsur-unsur

dakwah, pengertian strategi dakwah, pengertian DKM masjid, hubungan dakwah dengan Masjid.

BAB III PROFIL MASJID ITTIHADUL MUHAJIRIN

Bab ini memuat tentang sejarah berdirinya Masjid Ittihadul muhajirin, visi misi serta tujuan didirikannya Struktur Organisasi DKM masjid Ittihadul Muhajirin dan Program kegiatannya.

BAB IV ANALISIS STRATEGI DAKWAH PENGURUS MASJID ITTIHADUL MUHAJIRIN

Memuat tentang strategi dakwah, faktor pendukung dan penghambat dakwah DKM masjid Ittihadul Muhajirin.

BAB V PENUTUP

(21)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Strategi Dakwah

Sebelum membahas strategi dakwah, terlebih dahulu peneliti akan uraikan tentang ruang lingkup strategi dan dakwah secara umum, yaitu sebagai berikut:

1. Strategi

a. Pengertian strategi

Di tinjau dari segi etimologi, kata “strategi” berasal dari bahasa yunani yaitu

“strategos” yang diambil dari kata “strator” yang berarti militer.1Kata “strategi”

dalam kamus bahasa inggris adalah “strategy” yang berarti siasat.2

Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah “strategi” adalah seni atau ilmu yang menggunakan sumber daya manusia untuk melaksanakan

kebijakan tertentu.3

Pada awalnya strategi itu dihubungkan dengan operasi militer dalam skala besar-besaran. Maka strategi itu dapat diartikan sebagai ilmu tentang perencanaan

dan pengarahan operasi militer secara besar-besaran. Di samping itu dapat pula berarti kemampuan yang terampil dalam menangani dan merencanakan sesuatu.4

Sedangkan pengertian strategi secara terminology, adalah sebagai berikut:

1

Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep

Pengantar, (Jakarta : LPPEE UI.1999). h.8

2

Kamiso, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, (Surabaya: PT. Karya Agung), h. 279

3

Departemen Pendidikan dan Kebudayan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka,1997), h. 199

4

Departemen Pendidikan dan Kebudayan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.964

(22)

Menurut Eko Endarmoko menjelaskan bahwa strategi merupakan sebuah

Planning, program-program, skema, kebijakan garis haluan, Khittah, pendekatan politik dan prosedur.5

Menurut Din Syamsudin bahwa strategi mengandung arti sebagai berikut”

a) Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan

b) Seni dalam mensiasati pelaksanaan rencana atau program untuk mencapai

tujuan

c) Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi dan

peran penting dalam mencapai keberhasilan.6

Menurut Onong Uchyana Effendi, strategi pada hakekatnya adalah

perencanaan (Planning) dan management untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana

teknik (cara) operasionalnya.7

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan sebuah rencana atau Planning dan cara mensiasati sebuah

program atau kegiatan yang dilaksanakan agar tercapai dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

b. Tahap-tahap Strategi

5

Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama,

2006), h. 613

6

Din Syamsudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta : Logos,

2000), Cet. 1, h. 127

7

Onong Uchana Effendi, Teori dan Praktek Ilmu Komunikasi, (Bandung : PT. Remaja

(23)

Fred R. David mengatakan bahwa dalam proses strategi ada tahapan – tahapan yang harus di tempuh yaitu :

1) Perumusan Strategi

Hal-hal yang termasuk dalam perumusan strategi adalah pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, penetapan kekuatan dan kelemahan secara internal, menghasilkan strategi alternatif, serta memilih strategi

untuk dilaksanakan. Pada tahap ini adalah proses merancang dan menyeleksi berbagai strategi yang akhirnya menuntun pada pencapaian misi dan tujuan

organisasi.

2) Implementasi Strategi

Implementasi strategi disebut juga sebagai tindakan dalam strategi, karena implementasi berarti memobilisasi untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi suatu tindakan. Kegiatan yang termasuk dalam implementasi strategi

adalah pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur efektif, mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang masuk. Agar tercapai kesuksesan dalam

implementasi strategi, maka dibutuhkan adanya disiplin, motivasi dan kerja keras. 3) Evaluasi strategi

Evaluasi strategi adalah proses dimana manajer membandingkan antara hasil-hasil yang diperoleh dengan tingkat pencapaian tujuan. Tahap akhir dalam strategi adalah mengevaluasi strategi yang telah dirumuskan sebelumnya.8

8

(24)

2. Dakwah

a. Pengertian Dakwah

Dalam kamus Munjid “dakwah berasal dari fi’il Madhi (da’a) yang berarti menyeru, memanggil.9” Dan menurut Mahmud Yunus “Dakwah mempunyai dua akar kata yaitu: menyeru, memanggil dan menjamu, dan berarti memanggil

berdo’a dan memohon.”10

Sedangkan dakwah menurut istilah sebenarnya mengandung banyak pengertian dari para ahliilmu dakwah di antaranya:

Menurut Zulkifli Muston, dakwah adalah segala sesuattu dan kegiatan yang disengaja dan berencana dalam wujud sikap, ucapan dan perbuatan yang

mengandung ajakan dan seruan, baik langsung atau tidak langsung ditujukan kepada orang perorangan, masyarakat atau golongan supaya tergugah jiwanya, terpanggil hatinya kepada ajaran Islam untuk selanjutnya mempelajari dan

menghayati serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.11

Menurut Nana Rukmana “dakwah adalah menyeru manusia agar menempuh

jalan kebaikan dan menghindari jalan kesesatan (Amar Ma’ruf Nahi Munkar).”12 Dalam pengertian ini mengucapkan pengertian Tabligh (mengajak kejalan Allah),

jihad (berjuang menegakkan ajaran Allah), Amar Ma’ruf nahi munkar

(memerintahkan kepada kebaikan, melarang melakukan kejahatan), menasehati

dan berwasiat. Oleh karena itu dakwah merupakan proses “Al-Tahawwul Wal

9

Kamus, Al-Munjid Fil Lughoh, (Beirut : Daarul Masyriq), h. 216

10

Mahmud Yunus, Kamus Arab – Indonesia (Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah

Tafsir Qur’an, 1973), h. 127

11

Zulkifli Muston, Ilmu Dakwah, Jilid I; (Makassar : Yayasan Fatiya, 2002), h. 3

12

(25)

taghayyur” (Transformasi dan perubahan) dari sesuatu yang tidak baik menuju

yang baik atau sesuatu yang sudah baik menuju yang lebih baik lagi.13

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

dakwah adalah mengajak atau menyeru manusia kejalan kebaikan dengan penuh kesadaran kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pegangan hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat. Setelah mengetahui pengertian

dakwah, maka perlu adanya suatu unsur-unsur yang harus dipenuhi agar dakwah tersebut dapat berjalan dengan lancaar dan tepat sasaran.

b. Unsur-Unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah sesuatu hal yang harus dipenuhi ketika akan

melaksanakan kegiatan dakwah. Unsur-unsur dakwah haruslah ada dalam berdakwah, apabila unsur-unsur dakwah tidak dipenuhi maka dakwah itu akan mengalami hambatan bahkan kegagalan. Unsur-unsur dakwah di antaranya:

1) Da’i

Seorang da’i harus mengetahui bahwa dirinya seorang da’i. Maksudnya sebelum menjadi da’i ia perlu mengetahui apa tugas seorang da’i, modal dan bekal apa yang harus ia punya, serta bagaimana akhlak yang harus dimiliki oleh seorang da’i.14 dalam unsur-unsur dakwah, da’i merupakan unsur yang paling penting yang harus diperhatikan.

2) Mad’u

13

Ibid, h. 165

14

Said Bin Ali Bin Wahi Al-Qathani, Dakwah Islam Dakwah Bijak, (Jakarta : PT. Gema

(26)

Seorang da’i harus mengetahui keberadaan mad’u. dari sudut ideologi, mad’u ada yang ateis, musyrik, munafik. Ada juga yang melakukan maksiat. Mad’u juga berbeda dari segi intelektualitas, status sosial, kesehatan, pendidikan dan

sebagainya.15 Oleh karena itu untuk memudahkan seorang da’i berdakwah, maka

da’i harus mendekati mad’u dimulai dari titik taraf pemahaman mad’u, bukan dari titik pemahaman da’i.

3) Materi Dakwah

Materi dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i

pada mad’u. yang menjadi materi dakwah adalah ajaran yang ada dalam Al

-Qur’an dan Hadits.16

Secara garis besar, materi dakwah dapat diklarifikasi

menjadi tiga bagian:

a) Keimanan (Aqidah)

Iman adalah percaya bahwa Allah itu ada dan hanya satu-satunya

Tuhan manusia. Sesuai dengan firman Allah SWT :







Artinya : katakanlah bahwa Allah itu Esa / Tunggal. (Q.S Al-Ikhlas: 1)

Dibidang aqidah, materi dakwahnya adalah tentang keimanan yang

erat hubungannya dengan rukun iman adalah masalah-masalah yang dilarang seperti, syirik dan ingkar.17

b) Keislaman (syari’ah)

15

Ibid, h. 100.

16

Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Perpustakaan Nasional, 2004), h. 94

17

(27)

Islam berasal dari kata bahasa Arab yang di ambil dari kata salima

yang berarti selamat, damai, tunduk, pasrah dan berserah diri. Objek penyerahan diri ini adalah pencipta seluruh alam semesta, yaitu Allah

SWT.18 Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:



















Artinya : sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah adalah Islam.. (Q.S. Ali Imron: 19).

Di bidang keislaman (syari’ah), materi dakwahnya adalah tentang

hubungan antara manusia dengan Allah (Hablum minannaas) atau Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

c) Budi pekerti (Akhlak)

Akhlak yang dimaksud disini adalah akhlak Islami, yaitu perbuatan

yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan didasarkan pada ajaran Islam.19 Maksudnya adalah segala perbuatan atau

budi pekerti yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam khususnya yang telah dicontohkan oleh Rasul, dan akhlak sebagai penyempurnaan keimanan manusia. Sebagaimana Nabi bersabda:

قاخأا مراكم ممتأ تثعب امنإ

Artinya: sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. (Al-hadits Sohih)

18

Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2007), h. 1

19

(28)

4) Media Dakwah

Media dakwah yaitu alat yang digunakan untuk menyampaikan materi

dakwah (ajaran Islam) kepada Mad’u. Hamzah Ya’qub membagi media dakwah

menjadi lima macam, yaitu:

- Lisan : ini adalah bentuk dakwah yang paling sederhana. Dengan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan dan

sebagainya.

- Tulisan : media ini dapat berupa buku majalah, surat kabar, surat menyurat

(korespondensi), spanduk dan lain sebagainya. - Lukisan, gambaran, karikatur dan sebagainya.

- Audio Visual : yaitu alat dakwah yang merangsang indera pendengaran atau pengalihatan dan keduannya, televisi, film, internet dan sebagainya.

- Akhlak : yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam

dapat dinikmati serta didengarkan oleh Mad’u.20

5) Metode Dakwah

Dari segi bahasa, metode berasal dari dua perkataan yaitu meta dan hodos,

meta berarti melalui, mengikuti, sedangkan hodos berarti jalan, cara, atau arah.21 Ada sumber lain yang mengatakan bahwa metode berasal dari bahasa jerman

yaitu methodica yang berarti ajaran tentang metode.22 Sedangkan dalam kamus

20

Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 120

21

Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i, (Bandung :

Sinar Grafika Offset). Cet. Ke-1, h. 238

22

(29)

besar bahasa inggris metode berasal dari kata method yang berarti cara.23 Jadi

metode adalah uatu cara yang harus dilakukan untuk mencapai satu tujuan tertentu.

Menurut Fathul Bachri mengatakan bahwa dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i(komunikator)kepada mad’u (komunikan) untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.24 Tujuan adanya

metodologi dakwah adalah untul memberikan kemudahan dan keserasian baik bagi da’imaupun bagi mad’u itu sendiri.25

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode dakwah adalah suatu cara tertentu mengenai berdakwah yang dilakukan oleh seorang da’i kepada mad’u agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Setelah diketahui pengertian metode dakwah, maka langkah selanjutnya yang perlu diketahui adalah bentuk-bentuk metode dakwah, sebagaimana firman Allah Q.S. An nahl:125

















































Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Dari ayat di atas, maka dapat diklarifikasikan bahwa metode dakwah meliputi

tiga bagian, yaitu:

23

Kamiso, Lengkap Inggris – Indonesia, h. 188

24

M. Munir, Metode Dakwah, h. 6

25

(30)

a) Al-hikmah: yaitu kemampuan dan ketetapan da’i dalam memilih, memilah

dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’u. Al -hikmah merupakan kemampuan da’i dalam menjelaskan doktrin-doktrin islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif.26 Jadi dakwah dengan hikmah adalah dakwah yang dilakukan dengan cara menyatukan sebuah sistem antara kemampuan da’i secara praktis dengan kemampuan teoritisnya.

b) Al-mau’idzah Al-hasanah: yaitu berupa nasihat atau petuah, bimbingan

atau pengajaran, kisah-kisah, kabar gembira dan peringatan serta wasiat atau pesan-pesan positif.27 Metode ini jika disampaikan kepada orang

banyak maka akan lebih baik, tujuannya agar menjadi lebih besar kuantitas manusia yang kembali kepada jalan Allah SWT.

c) Al-mujadalah Billati Hiya Ahsan: merupakan tukar pendapat yang

dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat.28 Metode ini

biasanya dilakukan dengan cara diskusi, dialog, seminar dan sebagainya. Demikianlah bentuk-bentuk metode dakwah yang telah dijelaskan di atas.

Ketiga bentuk tersebut mengacu kepada sumber-sumber yang telah ada yaitu: Al-Quran, hadist, sejarah hidup para sahabat dan fuqoha serta

26

M. Munir, Metode Dakwah, h. 10

27

Ibid, h. 16

28

(31)

pengalaman (pengalaman para da’i yang merupakan hasil pergaulannya dengan orang banyak dan kadang dijadikan referensi ketika berdakwah. 6) Tujuan Dakwah

Tujuan dilaksanakan dakwah adalah untuk mengajak manusia kejalan Tuhan, jalan yang benar, yaitu Islam.29 Tujuan dakwah sangat menentukan dan berpengaruh terhadap penggunaan metode dan media dakwah, sasaran dakwah

dan juga strategi dakwah ditentukan oleh tujuan dakwah. Jadi setiap berdakwah harus mempunyai tujuan yang akan dicapai, hal ini sangat berpengaruh terhadap

keberlangsungan dakwah dan menjadi dua bagian, yaitu: a) Tujuan umum

Tujuan umum dakwah merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam aktifitas dakwah, hal ini berarti tujuan dakwah masih bersifat umum dan utama, dimana seluruh proses dakwah harus ditujukan dan diarahkan

kepadanya.30

Tujuan dakwah secara umum masih memerlukan rincian-rincian dibagian berikutnya. Sebab ada yang bertanggapan bahwa tujuan dakwah yang utama

adalah dakwah kepada seluruh kaum baik yang sudah memeluk agama Islam ataupun yang masih dalam keadaan kafir. Sedangkan yang berkewajiban

dakwah kepada seluruh umat adalah Rasulullah SAW dan utusan-utusannya. Sebagaimana firman Allah Q.S. Al-Maidah:67

29

Raffiuddin dan Maman Abdul Jalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung : Pustaka

Setia, 1997), h. 32

30

(32)























































Artinya: Hai Rasul sampaikanlah apa yang diturunkan dari Tuhanmu, dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanatnya, Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk bagi orang yang kafir. (Q.S. Al-Maidah: 67).

Maksud ayat di atas adalah bahwa nabi diperintahkan menyampaikan ajaran Allah kepada seluruh umat manusia tidak terkecuali, sebab Allah tidak

akan memberi petunjuk terhadap orang kafir atau musyrik jadi jika manusia ingin mendapat petunjuk Allah maka harus beriman kepada-Nya terlebih

dahulu.

b) Tujuan khusus

Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan dari rincian tujuan

umum dakwah dan sifatnya lebih spesifik. Oleh Karena itu tujuan khusus dakwah adalah: mengajak umat manusia yang sudah memeluk agama Islam

untuk selalu meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT, membina mental agama (Islam) bagi kaum yang masih muallaf, mengajak manusia yang

belum beriman agar beriman kepada Allah dan memeluk agama Islam, serta mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya.

3. Strategi Dakwah

Setelah membahas pengertian strategi dan dakwah, maka langkah selanjutnya yang perlu dibahas adalah strategi dakwah, yaitu penggabungan dari strategi dan

(33)

a. Pengertian Strategi Dakwah

Strategi dakwah merupakan metode, siasat, taktik yang harus digunakan dalam aktifitas dakwah.31 Menurut Abu Zahrah mengatakan bahwa strategi

dakwah Islam adalah perencanaan, penyerahan kegiatan operasi dakwah Islam yang dibuat secara rasional untuk mencapai tujuan-tujuan Islam yang meliputi seluruh dimensi kemanusiaan.32

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi dakwah merupakan perpaduan dari perencanaan (Planning) dan management

dakwah untuk mencapai suatu tujuan. Dalam mencapai tujuan tersebut, maka strategi dakwah harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya yang harus

dilakukan secara teknik (taktik), karena sewaktu-waktu dapat berubah tergantung pada situasi dan kondisi.

Strategi dakwah tidak berbeda dengan strategi komunikasi. Jika dalam

berdakwah menggunakan strategi komunikasi, maka dakwah yang dilakukan akan berhasil karena sebelum memulai berkomunikasi terlebih dahulu harus paham siapa yang menjadi audiens, media apa yang digunakan sesuai dengan keadaan,

pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh audiens.

Dewasa ini pelaku dakwah semakin dituntut agar ikut terlibat secara akitf

dalam memecahkan berbagai macam masalah yang dihadapi ummat. Banyaknya model dan lembaga dakwah yang ikut serta dalam perjuangan menyebarkan ajaran Islam, menambah keyakinan umat Islam akan keberhasilan dakwah.

31

Asmuni Syukir, Dasar–dasar Strategi Dakwah Islam, h. 32

32

Acep Aripuddin dan Syukriadi Sambas, Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Antar

(34)

Keberagaman seseorang diharapkan tidak hanya sekedar lambang keshalehan atau

Islam berhenti sekedar disampaikan dalam khutbah saja, melainkan secara strategi konsepsional menunjukan cara-cara yang paling efektif dalam memecahkan

masalah.

As-syaikh Sayyid Sabiq salah seorang tokoh dakwah yang dikenal dekat dengan Imam Hasan Al-Banna, melontarkan beberapa prinsip-prinsip dan

ketentuan dalam kepentingan dakwah masa kini. Dalam pandangannya, kebangkitan yang menjanjikan kebaikan dalam aktifitas dakwah akan tercapai

dengan hanya membutuhkan tiga hal: (1) membutuhkan kesadaran yang sempurna; (2) pengorganisasian, dan (3) pemimpin yang amanah.33

b. Azas-azas Strategi Dakwah

Dalam strategi dakwah, ada beberapa asas yang harus diperhatikan agar dakwahnya berjalan efektif dan tepat pada sasaran. Azas-azasnya yaitu sebagai

berikut:

a) Azas fisiologis: azas ini erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam aktfiftas dakwah.

b) Azas sosiologis: azas ini berbicara tentang masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah.

c) Azas kemampuan dan keahlian da’i.

d) Azas psychologis: azas ini membahas tentang masalah yang berhubungan dengan kejiwaan manusia.

33

Syaik Abdurrahman Abdul Khaliq, Metode dan Strategi Dakwah Islam, (Jakarta, Pustaka

(35)

e) Azas efektifitas dan efisiensi: azas ini maksudnya adalah dalam aktifitas

dakwahnya harus dapat menyeimbangkan antara bea, waktu ataupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapain hasilnya.34

Berdasarkan azas-azas strategi dakwah di atas, maka seorang da’i perlu memiliki ilmu-ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan azas-azas tersebut yaitu unsur-unsur dakwah seperti yang telah dibahas pada bab ini bagian kedua.

Unsur-unsur dakwah dapat membantu para da’i dalam menentukan strategi dakwah agar dakwahnya berjalan dengan efektif.

B. Pengurus dan Masjid 1. Masjid

a. Pengertian Masjid

Secara etimologi arti masjid adalah menunjuk kepada suatu tempat (bangunan) yang fungsi utamanya adalah sebagai tempat shalat, bersujud, dan

menyembah Allah SWT.

Secara terminologis, makna masjid sebagaimana dipahami dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW jauh lebih luas dari pada sekedar tempat sujud atau sholat

saja, yaitu masjid menjadi pusat kegiatan dan pembinaan umat. Ada dua aspek utama pembinaan umat yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Pertama

pembinaan aspek ritual keagamaan seperti pelaksanaan ibadah sholat, dzikir, membaca Al-Qur’an dan lain-lain. Aspek kedua adalah fungsi kemasyarakatan, seperti menjalin hubungan silaturahim, berdiskusi, pengembangan perekonomian,

pembinaan kreatifitas remaja dan anak-anak, pendidikan, olahraga dan lain-lain.

34

(36)

Pada perkembangannya, kata-kata masjid sudah mempunyai pengertian

khusus yaitu suatu bangunan yang digunakan sebagai tempat mengerjakan sholat,

baik untuk sholat lima waktu maupun untuk sholat jum’at atau hari raya.

Masjid merupakan tempat suci umat Islam, yang berfungsi sebagai salah satu bentuk sarana yang efektif untuk melakukan komunikasi langsung antara hamba dan Tuhan-Nya atau sering disebut hablum minallah dan hablum minannas. Oleh

sebab itu sebagai hamba Allah sudah selayaknya harus menjaga dan memelihara serta memakmurkan masjid. Sebagaimana firman Allah Q.S At-Taubah : 18





















































Artinya: hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.(Q.S At-Taubah : 18)

Berawal dari sebuah masjid, maka lahir berbagai konsep dan strategi dakwah

Islam, pengembangan kesejahteraan, sampai konsep dan strategi perang. Dengan demikian masjid memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dan strategis,

terutama dalam kerangka pembinaan umat. b. Fungsi Masjid

Masjid merupakan salah satu sarana umat Islam untuk melakukan ibadah

sholat. Sebenarnya masjid bukan hanya berfungsi sebagai tempat sholat saja, melainkan sebagai pusat kegiatan sosial kemasyarakatan, sebagaimana yang

(37)

berdzikir, beri’tikaf, sholat, dan pusat pertemuan umat Islam untuk membicarakan

masalah kehidupan dan perjuangan Islam.

Masjid sebagai tempat ibadah sholat adalah salah satu fungsi dari gedung

masjid, karena jika fungsi masjid hanya sebagai tempat sholat, maka kegiatan tersebut dapat dilakukan ditempat lain seperti dirumah, sekolah, bahkan lapangan dan sebagainya, sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam

Bukhori bahwa: “seluruh jagad telah dijadikan sebagai masjid (tempat sujud)”. Dalam hadist lain yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi adalah “tiap potong

tanah itu adalah masjid”.

Menurut Moh. E. Ayub ada Sembilan fungsi yang dapat diperankan oleh

masjid, yaitu sebagai berikut:35

1) Masjid merupakan tempat kaum muslim beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2) Masjid adalah tempat umat Islam membersihkan diri, menggembleng batin atau keagamaan agar terpelihara keseimbangan jiwa jiwa dan raga serta keutuhan peibadi.

3) Masjid merupakan tempat musyawarah kaum muslim untuk memecahkan persoalan yang ada dimasyarakat.

4) Masjid adalah tempat kaum muslim berkonsultasi, meminta bantuan dan pertolongan.

5) Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jama’ah dan gotong royong dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

35

(38)

6) Masjid dan majlis ta’lim merupakan wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan.

7) Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pimpinan

umat.

8) Masjid adalah tempat menghimpun dana, menyimpan dan membagikannya. 9) Masjid adalah tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial.

Berdasarkan fungsi-fungsi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi masjid bukan hanya sekedar tempat beribadah sholat, tetapi masih banyak

kegiatan yang dapat dilaksanakan di masjid, seperti kegiatan musyawarah, pengkajian kitab-kitab, akad nikah, memperdalam agama Islam, pembinaan

(39)

BAB III

PROFIL MASJID ITTIHADUL MUHAJIRIN RENI JAYA BARU - PAMULANG

A. Sejarah Berdiri Masjid Ittihadul Muhajirin

Masjid Ittihadul Muhajirin berdiri pada tahun 1990, berawal dari tuntutan dan

saran warga Reni Jaya Baru terhadap developer akan kebutuhan warga atas sarana ibadah, maka pada tahun 1990 berdirilah sebuah masjid dengan bangunan satu

lantai yang dinamai Ittihadul Muhajirin, yang berarti persatuan orang-orang yang pindah. Masjid Ittihadul Muhajirin yang diresmikan penggunaannya pada tahun

1990, dibangun atas dasar keinginan luhur untuk menjadi pusat ibadah dan penyebaran agama Islam serta wahana pembinaan umat yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Tahun 1998 Masjid Ittihadul Muhajirin mengalami

kerusakan yang cukup parah, maka untuk memperbaikinya dibentukan panitia pembangunan Masjid Ittihadul Muhajirin, yang perannya mendapatkan dana dari masyarakat sekitar lingkungan masjid dan juga dari pihak-pihak lainnya,

dikarenakan pembangunan masjid bukan hanya merehab tapi membangun ulang secara permanen bangunan masjid menjadi dua tingkat.1

Selain memiliki fungsi sebagai tempat penyelenggaraan ibadah, masjid Ittihadul Muhajirin juga memiliki fungsi sosial, pendidikan dan ekonomi, hal ini dapat dilihat dari adanya badan-badan otonom dibawah kepengurusan masjid yang

bertanggung jawab terhadap Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ), Badan ‘Amil

Zakat, Infaq dan Shodaqoh, Baitul Maal Watamwil (BMT) dan lain-lain.

1

Ayub, Sekertaris, wawancara pribadi, 25 Desember 2011, ba’da Isya

(40)

Dengan kata lain Masjid Ittihadul Muhajirin berupaya agar mampu menjadi

masjid yang memiliki fungsi seperti masjid pada masa-masa awal Islam, bukan hanya memiliki fungsi sebagai tempat menyelenggarakan peribadatan saja, namun

juga memiliki fungsi sosial, edukasi, dan ekonomi.

Masjid Ittihadul Muhajirin dengan posisinya yang strategis di kawasan perumahan Komplek Reni Jaya Baru diharapkan mampu memberi manfaat yang

sangat besar bagi pengembangan ajaran agama Islam dan penataan kehidupan yang islami. Pada satu sisi, masjid adalah suatu bangunan yang kokoh kuat, tidak

bergerak dan bersifat statis, akan tetapi pada sisi yang lain, masjid berfungsi sebagai wahana ibadah dan dakwah (pembinaan sumber daya manusia). Dilihat

dari sisi ini, masjid bersifat dinamis, berkembang meluas dan dapat menarik minat masyarakat di sekitarnya untuk melakukan ibadah, mendalami dan menyebarkan Islam serta mengembangkan ukhuwah Islamiyah. Pada akhirnya, semua itu akan

melahirkan suatu tata kehidupan yang diridhai oleh Allah SWT. B. Visi dan Misi Masjid Ittihadul Muhajirin

1. Visi : Menjadikan Masjid Ittihadul Muhajirin sebagai pusat peribadatan

dan pengembangan nilai-nilai islam yang berbasis Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, dengan dukung teknologi dan informasi

2. Misi : untuk mencapai Visi tersebut di atas, DKM masjid Ittihadul Muhajirin mengemban misi sebagai berikut :

a. Mengoptimalkan fungsi masjid sebagai tempat peribadatan seluruh

jamaah masjid Ittihadul Muhajirin dan ummat Islam umumnya.

b. Meningkatkan kualitas pengkajian ayat-ayat Allah dan Sunnah

(41)

c. Mensinergikan perbedaan paham untuk membangun kekuatan dalam

keanekaragaman guna menciptakan ketenangan dan kenyamanan beribadah.

d. Mengusahakan penerapan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses dakwah.

e. Memfungsikan masjid sebagai pusat dan sumber dakwah Islam dengan

tetap menghormati perbedaan pemahaman.2

C. Tujuan

Tujuan masjid Ittihadul Muhajirin adalah terbentuknya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dalam suatu tatanan kehidupan masyarakat yang

Islami dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. D. Modal Dasar

Modal dasar pengembangan masjid merupakan potensi yang dimiliki oleh

masjid Ittihadul Muhajiri, yaitu :

1. Al Qur’an dan As-sunnah sebagai pedoman utama 2. Sebagai pusat ibadah dan penyebaran agama Islam

3. Posisinya yang strategis di Perumahan Reni Jaya Baru, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten yang keberadaannya merupakan asset umat

Islam untuk seluruh lapisan masyarakat.

4. Dukungan dari pemerintah, lembaga-lembaga keislaman, dan kemasyarakatan daerah maupun nasional.3

2

Program Kerja Masjid Ittihadul Muhajirin Tahun 2012 M/1433 H. hal 1

3

(42)

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah susunan atau cara menyusun. Sedangkan organisasi adalah sebuah kelompok individu yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan

tertentu. Setiap organisasi pasti mempunyai struktur atau susunan kepengurusan, seperti halnya masjid Ittihadul Muhajirin juga mempunyai struktur organisasi yang dapat menunjang keberhasilan suatu organisasi, sebagaimana yang tertera di

(43)

SUSUNAN PENGURUS

MASJID ITTIHADUL MUHAJIRIN TAHUN 2012 – 2016 M / 1433 – 1437 H

PENASEHAT 1. Lurah Pamulang Barat

2. Lurah Pondok Benda

3. Ketua RW 012 Pondok Benda

4. Ketua RW 017 Pamulang Barat

5. Drs. H. Mahmud UY, MM 6. Drs. Dayat Hidayat, MM 7. Yahya S. Al Musyawa

KETUA 1. Dr. H. Khamim, M.PD

WAKIL KETUA 2. H. Widodo, SE

SEKERTARIS 1. H. Yagus Sukiyanto

WAKIL SEKERTARIS 2. Ayub Rahmansyah, S.Pd

3. Eka Maryatiningsih, SE.I

BENDAHARA 1. H. Mardin, SE

WAKIL BENDAHARA 2. Ustadz H. Priyanto Hadi

BIDANG – BIDANG

I. PERIBADATAN 1. Ustadz Romlan Syamsuri

2. Ustadz Agus Marjoko 3. Ustadz Tamrin Wahab 4. Ustadzah Hj. Robiah, S.Pd 5. Ustadzah Hj. Masturoh, S.Ag 6. Ustadzah Solehah

(44)

8. Ustadzah Jamilah

II. DAKWAH DAN PENDIDIKAN 1. Ustadz Drs. Adnan HAR. Pendamping H. Khamim 2. Ustadz Drs. Ali Mahfud

3. Ustadz H. Muh. Budi Z, Lc 4. Ustadz Ketut Ubaidillah 5. Ustadzah Hj. Wulansari, P. Si 6. Ustadzah Hj. Sri Utami 7. Ustadzah Ita Hamidah, S.Pd

III. PEMBANGUNAN & PERAWATAN 1. Ir Budi Santoso 2. Muhtarul Huda 3. H. Ahmad Rifai 4. Risyawal 5. Sumaryono 6. Imam Wahyudi 7. Suyono

8. Nurkholis 9. H.Karjio

10. Endang Syarif H 11. H. Saefudin 12. H. Bunyamin 13. H. Nasujud BIDANG OPERASIONAL

1. Day to day operasional (Muadzin,

Imam, Pengantar Jum’at, Donatur)

2. Perawatan (Kebersihan) 3. Pengurus On Duty 4. Pengurusan Jenazah

5. Pembangunan Sarana /Prasarana Masjid

(45)

PENDAMPING H. Widodo 2. H. Erizal Thaher 3. Nidam

4. H. Kamsi KOPERASI

Pendamping H. Yagus 1. H. Dalhar 2. H. Muhammid 3. Abi Manyu, SH BID. USAHA

1. Sewa R. Serbaguna

2. Sewa Tenda, Kursi dan System 3. Sewa Molen

4. Sewa Kendaraan PU 5. Sewa Kios

6. BMT dan Koperasi SOSIAL

Pendamping H. Mardin 1. Drs. Rohiman 2. Kustaman 3. Agus Bachtiar 4. Miftahuddin 5. Trimo Maryoso 6. H. Darkom 7. Ibu Supranti 8. Ibu Yanti Subuhi 9. Ibu Sri Suratmi 10. Ibu Yuminah 11. H. Karso

12. Yusuf Mugirahayu 13. H. Santoso

(46)

V. HUMAS DAN KERJASAMA

ANTAR LEMBAGA 1. Bpk Iwanto

2. Bpk H. Khoiruddin

3. Bpk Mahalli Syaiin Hasan 4. Bpk Asri

5. Ketua RT. Di Lingkungan RW. 12 Pd. Benda dan RW. 17 Pamulang Barat

6. Seksi Rohani Islam di Lingkungan RW. 12 pd. Benda dan RW. 17 Pamulang Barat

7. Ibu Asiah (MT Darus Solihin) 8. Ibu Kartini (MT Al Ikhlas)

9. Ibu Hj. Sumaryanti (MT Al Amin) 10. Ibu Hj. Yuni (MT At Taqwa) 11. Ibu Tetti Rahmawati (MT Raudatul

Jannah) 12. Ibu Fatmawati 13. Ibu Fatmiasih 14. Ibu Sofiyah

F. PROGRAM KERJA MASJID ITTIHADUL MUHAJIRIN Program kerja tahun 2012

Program kerja masjid Ittihadul Muhajirin tahun 2012 M/ 1433 H, adalah

sebagai berikut :

1. Sekretariat

(47)

seluruh kegiatan pada masing-masing bidang sehingga dapat diselesaikan

tepat waktu. Jenis kegiatannya adalah : a) Honorium

Pemberian honorium kepada petugas masjid antara lain 1) Tenaga pengajar/ustadz sebanyak 5 orang

2) Pelaksana Operasional Masjid (Imam / Bilal / Humas / Donatur /

Kebersihan) 1 orang

3) Pembantu pemelihara masjid (Marbot)

4) Tenaga dokter 1 orang 5) Pembantu dokter 1 orang

6) Tenaga yang menangani BMT dan Operator Radio/Sound

System/maintenanceelectrical 1 orang

7) Tenaga lepas khusus menangani peralatan tenda, kursi, molen 2

orang

b) Merintis pemberian program dana pensiun bagi tenaga pemelihara masjid

c) Mengstur waktu kerja bagi pemelihara masjid (Hak dan Kewajiban Pegawai)

d) Meningkatkan pemberian honorium khusus bagi pengurus masjid yang memppunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat besar (Bid. Usaha dan lainnya)

e) Pengadaan alat tulis kantor, perangkat administrasi keuangan dan dokumentasi, biaya telepon, internet, faximile, fotocopy, dan surat

(48)

f) Pengadaan inventaris baju koko dan jubbah untuk imam (ditempatkan

di masjid)

g) Pembuatan kalender masjid Ittihadul Muhajirin th. 2013.4

2. Pemelihara Masjid

a) Membantu kegiatan secretariat dalam mengelola kegiatan kesekretariatan.

b) Membantu menyelenggarakan surat menyurat kegiatan masjid Ittihadul Muhajirin

c) Membantu menyelenggarakan pengarsipan surat menyurat dan dokumen kegiatan masjid Ittihadul Muhajirin

d) Membersihkan masjid dan lingkungan masjid Ittihadul Muhajirin e) Mengumpulkan dana dari para donator

f) Menjadi Imam Rawatib dan Jum’at jika imam yang bersangkutan berhalangan

g) Menjadi Muadzin pada setiap sholat lima waktu dan Jum’at (jika muadzin yang bersangkutan berhalangan)

3. Bidang Peribadatan

a) Merencanakan jadwal Imam Rawatib.

b) Mengatur jadwal Imam, Khotib dan muadzin masjid Ittihadul Muhajirin

c) Menyusun jadwal bersama Imam dan penceramah masjid dan mushola

di lingkungan RW 012 Pondok Benda RW 017, 020, 021 Pamulang Barat

4

(49)

d) Mengadakan Qiyamu Lail pada setiap sabtu malam ahad

e) Sosialisasi berkaitan dengan ibadah-ibadah baik yang wajib maupun sunnah

f) Mengurus jenazah yang melipputi : memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan mengantarkan jenazah ke pemakaman

g) Mengadakan bulletin Jum’at, 50 eksemplar h) Mengadakan pelatihan pengurusan jenazah

i) Meyelenggarakan shalat Idul Fitri dan Idul Adha 1433 H

j) Dialog ba’da Jum’at memperkaya isi khutbah k) Pengurusan jenazah

4. Bidang Dakwah dan Pendidikan

Sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) serta Garis-garis Besar Program Kerja Masjid Ittihadul Muhajirin yang

bertujuan untuk membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dalam suatu tatanan kehidupan masyarakat yang islami dalam Negara kesatuan republik Indonesia, maka bidang Dakwah dan Pendidikan

masjid Ittihadul Muhajirin menyusun Program kerja jangka pendek dan jangka panjang.

Adapun dasar dari penyusunan program kerja ini adalah :

(50)

Artinya : dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.

Atas dasar surat tersebut maka bidang dakwah dan pendidikan mencoba membuat gerakan-gerakan dakwah bil lisan, dakwah bil hal dan dakwah

melalui pendidikan.5

Sasaran yang hendak dicapai di antaranya adalah : membebaskan ummat

dari buta huruf Al Qur’an/Hadist, menanamkan aqidah secara benar,

menanamkan rasa persaudaraan yang kuat, menanamkan kepedulian sosial, membangun dan mengembangkan halakoh (TPA) untuk anak-anak, majelis

ta’lim, mengenalkan Islam melalui tulisan (Buletin, Majalah dan Pustaka).

Program Kerja Bidang Dakwah dan Pendidikan

a. Program Kerja Jangka Pendek

1. Melaksanakan Tabligh Akbar dan Peringatan Hari-hari Besar Islam (PHBI) seperti :

- Peringatan 1 Muharam 1433 H (Januari 2012) - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. 1433 H. - Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. 1433 H.

2. Menyelenggarakan kegitan amaliah Ramadhan

- Menyelenggarakan ta’jil Ramadhan

- Menyelenggarakan Shalat Tarawih dan Kultum 1433 H - Menyelenggarakan I’tikaf Ramadhan 1433 H

3. Merencanakan Jadwal Ta’lim Ahad malam Senin

5

(51)

4. Merencanakan Jadwal Ta’lim Sabtu malam Ahad 5. Merencanakan Jadwal kuliah Subuh Ahad pagi

6. Menginvertarisir Majelis Ta’lim dilingkungan RW.012 Pondok Benda, RW 017, RW 020, 021 Pamulang Barat

7. Menyelenggarakan pengajian rutin :

- Pengajian Bapak-bapak - Pengajaian Ibu-ibu

- Pengajian Dhuha khusus remaja, Ahad jam 10.00 12.00 WIB

8. Menginventarisir dan memberikan masukan-masukan kepada pengurus TPQ/TKQ masjid Ittihadul Muhajirin

9. Bekerjasama dengan bidang lain yang b

Gambar

gambaran media dakwah Islam yang cocok kepada masyarakat muslim.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perhitungan penurunan lifetime Transformator yang dilakukan pada Transformator jaringan distribusi dengan merk Unindo didapatkan jumlah nilai error sebesar

Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pendampingan kepada masyarakat melalui pengurus masjid dalam upaya pengembangan fasilitas Masjid

Pelayanan Sarpras Aparatur : Pengadaan Alat Perlengkapan RS Pelayanan Sarpras Aparatur : Pengadaan Alat Perlengkapan RS (Pembelian Alat Kantor dan Rumah Tangga) JB: Modal JP: Barang

Tanggal 27 Maret 2016, bertempat di Masjid Muhajirin, menyelenggarakan rapat kerja tahunan pertama dengan segenap Pembina, Pengawas, dan Pengurus Lembaga Yayasan,

dapat dilakukan sebagai alternatif dalam penatalaksanaan lansia yang memiliki Penyakit Tidak Menular dengan masalah psikogeriatri khususnya stres. Kegiatan ini

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hasil penelitian tentang Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Antara Siswa Kelas VIII Reguler dan Kelas Unggulan,

Dokter Layanan Primer pada setiap Puskesmas yang diwawancarai sudah melakukan penilaian, protokol penanganan sesuai aturan, perujukan kepada profesional kesehatan

Kegunaan penelitian ini secara praktis adalah untuk lebih mendekatkan tradisi sekaten kepada masyarakat, memberikan pengetahuan lebih mendalam tentang pesan yang