MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN
EKONOMI UMAT
(Studi di Masjid Ittihadul Muhajirin Perumahan Reni Jaya Pamulang Tangerang) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Disusun Oleh : CAROLINA IMRAN
203046101682
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat
serta salam kepada junjungan nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
membimbing umatnya kepada jalan Ilahi.
Dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Seperti juga perjalanan studi yang penulis lalui dari awal hingga akhir, rasanya tidaklah mungkin jika penulis dapat melaluinya sendirian. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang selalu dikasihi oleh Allah SWT.
1.
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak
Prof. DR. H. Muh. Amin Suma, SH, MA, MM, beserta para pembantu dekan,
baik sebagai aparat birokrasi maupun sebagai pribadi. Terima kasih atas
bantuan yang diberikan.
2.
Ibu Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah
dan Hukum Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Azharudin Latif, yang
telah banyak membantu penulis dalam menentukan judul dan dalam
penyelesaian hal-hal administrasi dan nasehat-nasehat yang berharga.
mengarahkan dan meluangkan waktu kepada penulis hingga skripsi ini
selesai.
4.
Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu telah
banyak berperan dalam pembelajaran semasa penulis kuliah.
5.
Pimpinan dan seluruh staf karyawan perpustakaan utama dan perpustakaan
Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah menyediakan fasilitas
untuk studi kepustakaan.
6.
DKM Masjid Ittihadul Muhajirin yang telah banyak membantu penulis dalam
penelitian ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik,
terutama untuk pak H. Khamim selaku ketua DKM, pak H. Yagus selaku
sekretaris DKM dan pak Ali selaku pengurus harian masjid Itihadul
Muhajirin, terima kasih atas bantuan dan informasinya dan pengurus DKM
lainnya yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
8.
Semua teman-teman baik dari PS A Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta maupun Ponpes Darul Muttaqin yang tidak dapat
disebut satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya dan semua doanya,
Semoga kita bisa kompak menjaga silaturahmi antar kita.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat
memanjatkan do’a kepada Allah SWT semoga kebaikan yang telah diberikan
dapat bernilai ibadah dan dibalas oleh Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita
semua. Amin…
Jakarta, 3 September 2008
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
………..
HALAMAN PENGESAHAN
...
LEMBAR PERNYATAAN
………
KATA PENGANTAR
……… i
DAFTAR ISI
……….. iv
DAFTAR TABEL
……….. vi
DAFTAR GAMBAR
……….. viii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah………
1
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah………
9
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian………..
10
D.
Metode Penelitain ……….
11
E.
Sistematika Penulisan………
15
BAB II
KAJIAN TEORI PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT DAN
MASJID
A.
Pengertian dan Tujuan Pemberdayaan Ekonomi……..
17
B.
Langkah – langkah Strategis pemberdayaan Ekonomi..
27
D.
Pengertian Masjid dan Ruang Lingkupnya………
33
E.
Sejarah Pendirian dan Perkembangannya……….
40
BAB III
PROFIL MASJID ITTIHADUL MUHAJIRIN
A.
Profil Masjid Ittihadul Muhajirin………..
42
B.
Sasaran Pemberdayaan Ekonomi………..
52
C.
Jenis Usaha yang Dijalankan Oleh Masjid Ittihadul
Muhajirin………..
53
D.
Permasalahan Serta Solusinya………….………..
62
BAB IV
ANALISA MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN
EKONOMI UMAT
A.
Respon Masyarakat Terhadap Kegiatan Ekonomi Masjid Ittihadul
Muhajirin……… 67
B.
Harapan Masyarakat Terhadap Perkembangan Masjid Ittihadul
Muhajirin Untuk Akan Datang………..
79
C.
Analisa Pemberdayaan Ekonomi Masjid Ittihadul
Muhajirin……… 82
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan……… 86
B.
Saran……….. 87
DAFTAR PUSTAKA
………
89
DAFTAR TABEL
1.
Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………..
68
2.
Tabel 4.2 Identitas Responden Menurut Jenis Pekerjaan………..
68
3.
Tabel 4.3 Identitas Responden Menurut Jenis Pendidikan………
69
4.
Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Status Perkawinan………...
70
5.
Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Usia……….
70
6.
Tabel 4.6 Menurut Pengetahuan Tentang Fungsi Masjid………..
71
7.
Tabel 4.7 Menurut Pengetahuan yang Didapat………..
72
8.
Tabel 4.8 Menurut Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Berbasis
Masjid……….. 73
9.
Tabel 4.9 Menurut Penilaian Usaha yang Telah Dijalankan Masjid…….
74
10.
Tabel 4.10 Menurut Manajemen Pengelolaan Masjid……….
75
11.
Tabel 4.11 Menurut Tanggapan Pelayanan yang Diberikan………
75
12.
Tabel 4.12 Menurut Penilaian dari Sisi Syariah………..
76
14.
Tabel 4.14 Menurut Penilaian Pengguna Usaha yang Dijalankan
Masjid……….. 77
DAFTAR GAMBAR
[image:9.612.114.526.123.558.2]BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Masalah
Pada hakikatnya Indonesia adalah Negara dengan jumlah muslim terbesar
di dunia dan Negara dengan jumlah masjid atau mushalah terbanyak di dunia,
sekitar satu juta buah masjid dan mushalah telah berdiri di Indonesia.
1Menurut
Depag jumlah resmi masjid dan mushalah sebanyak tujuh ratus ribu (700.000)
unit, dengan perincian 30 % dari jumlah keseluruhan adalah masjid besar, bagus
dan megah, 50 % bagus dan 20 % sederhana.
2Bila kita membandingkan dengan
jumlah kuantitasnya jelas sekali Indonesia kaya akan masjid, jumlah yang
sedemikian banyak itu sama dengan jumlah masjid dari Maghribi sampai
Banglades.
3Sejatinya jumlah masjid dan mushalah yang besar itu bisa
menciptakan generasi-generasi muda islam yang beriman dan bertaqwa,
sehingga mampu menjembatani tali ukhuwah dan memajukan Islam Indonesia.
Dalam lintasan sejarah umat Islam, kita mengetahui masjid pertama kali yang
dibangun oleh Rasulullah sendiri ketika beliau hijrah adalah masjid Quba yang
beliau buat bersama para sahabat dengan komponen dasar bangunan tersebut
1
Sofyan Syafri Harahap, (Ed) Pedoman Manajemen Masjid (Jakarta, Pustaka Quantum, 2004) h. 5
2
Ahmad Sutardji, Visi, Misi dan Langkah Strategis PDMI dalam Pengelolaan Masjid (Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 2002) Cet ke-2, h. 17
3
terdiri dari pelepah-pelepah kurma.
4Dalam konteks Quba inilah, Allah SWT
sendiri telah melegitimasi keberadaannya lewat Al-Quran yang mengacu pada
niat serta proyeksi pembuatan masjid itu sendiri oleh Rasulullah dengan bahasa
Quran
ussisa ‘ala taqwa
(dibangun/didirikan atas dasar ketakwaan kepada
Allah). Proyeksi besar Nabi tidak lain adalah upaya memfungsikan masjid
sebagai media dan basis riil perjuangan umat Islam yang ketika itu jumlah
masjid masih sedikit. Dengan pengertian lain masjid memiliki banyak fungsi
selain fungsi tempat ibadah. Menjadikan masjid sebagai media yang multi
fungsi bukan tanpa alasan bagi Rasulullah, dengan strategi demikian, terbukti
semakin banyak jumlah muslim dari hari ke hari. Lebih-lebih, kaum Anshor
(
orang-orang muslim asli
Madinah
) selalu berupaya membantu Nabi beserta
para sahabat dengan memberikan fasilitas yang dibutuhkan.
Terlepas dari perbedaan pendapat ulama tentang masjid yang dijuluki
Allah sebagai masjid yang dibangun atas dasar takwa. Hal ini juga dijelaskan
dalam firman Allah surat At-Taubah 108,
☺
4
☺
Artinya :
Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. sesungguh-
nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama
adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di dalamnya mesjid itu ada
orang yang ingin membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bersih. (At – Taubah 108)
yang jelas bahwa keduanya (
Masjid Quba dan Masjid Nabawi
)
dibangun atas dasar ketakwaan, dan setiap masjid seharusnya memiliki
landasan dan fungsi seperti itu. Itulah sebabnya mengapa Rasulullah Saw
meruntuhkan bangunan kaum munafik yang juga mereka sebut masjid, dan
menjadikan lokasi itu tempat pembuangan sampah dan bangkai binatang,
karena di bangunan tersebut tidak dijalankan fungsi masjid yang sebenarnya,
yakni ketakwaan.
5Al-Quran melukiskan bangunan kaum munafik itu sebagai
berikut :
☺
☺
)
ﺔﺑﻮﺘﻟا
:
107
(
Artinya :
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan
masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk
5
kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta
menunggu kedatangan orang-orang yang Telah memerangi Allah dan rasul-Nya
sejak dahulu mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki
selain kebaikan." dan Allah menjadi saksi bahwa Sesungguhnya mereka itu
adalah pendusta (dalam sumpahnya). (At-Taubah : 107)
Masjid Nabawi di Madinah telah menjabarkan fungsinya sehingga lahir
peranan masjid yang beraneka ragam. Sejarah mencatat tidak kurang dari
sepuluh peranan yang telah diemban oleh Masjid Nabawi,
6yaitu sebagai
berikut:
1.
Tempat ibadah (
shalat dan zikir
)
2.
Tempat konsultasi dan komunikasi (
ekonomi, sosial dan budaya
)
3.
Tempat pendidikan
4.
Tempat santunan sosial
5.
Tempat latihan militer dan persiapan alat-alatnya
6.
Tempat pengobatan para korban perang
7.
Tempat perdamaian dan pengadilan sengketa
8.
Aula dan tempat menerima tamu
9.
Tempat menawan tahanan, dan
10.
Pusat penerangan atau pembelaan agama
Agaknya masjid pada masa silam mampu berperan sedemikian luas,
disebabkan antara lain oleh: keadaan masyarakat yang masih sangat berpegang
teguh kepada nilai, norma dan jiwa agama, kemampuan Pembina-pembina
6
masjid menghubungkan kondisi sosial dan kebutuhan masyarakat dengan uraian
dan kegiatan masjid. Manifestasi pemerintah terlaksana di dalam masjid, baik
pada pribadi-pribadi pemimpin pemrintahan yang juga menjadi khatib/imam,
atau ruangan masjid yang menjadi tempat kegiatan pemerintahan.
7Keadaan itu kini telah berubah, sehingga timbullah
lembaga-lembaga baru yang mengambil alih sebagian peranan masjid di masa lalu,
yaitu organisasi-organisasi keagamaan swasta dan lembaga-lembaga
pemerintah, sebagai pengarah kehidupan duniawi dan ukhrawi umat
beragama. Lembaga-lembaga itu memiliki kemampuan material dan teknis
melebihi masjid. Sehingga berakibat fungsi masjid pada saat ini hanya sebatas
tempat ibadah, pengkerdilan fungsi masjid juga bukan hanya karena
bermunculan lembaga-lembaga itu saja, tetapi juga dikarenakan pola pikir dan
mentalitas pengurus masjid. Dikotomisasi fungsi masjid sebagai tempat ritual.
sunah adalah sebuah kesalahan yang masih subur dilingkungan pengurus
masjid, sebagian pengurus masjid masih ada yang melarang khatib berbicara
masalah politik didalam masjid. Keberlangsungan aktifitas masjid seharusnya
muncul dari inisiatif pengurusnya, apabila pengurusnya berani maka hiduplah
masjid itu, tetapi bila pengurusnya tidak bersemangat maka tidak akan ada
7
transformasi semangat yang lahir dari masjid yang memberikan ruhnya kepada
aktivitas jamaah.
8Fungsi masjid yang luas ketika masa-masa keemasan Islam sudah menjadi
sejarah pada saat ini, untuk saat ini tidak perlu-lah kita berbicara tentang fungsi
masjid yang sedemikian luas itu, dewasa ini sudah menjadi rahasia umum
bahwa banyak sekali masjid yang bagus, besar dan megah dari sisi
hardwear-nya saja, tetapi dari segi softwear terlihat lusuh. Namun hal itu masih terlihat
wajar bila dibandingkan dengan banyaknya masjid yang bergantung kepada
jama’ahnya dari segi financial untuk terus hidup, sekalipun memang masjid
adalah tanggung jawab umat islam, seharusnya masjid sebagai sentral
pergerakan umat islam mampu untuk berdiri sendiri, hal itu dikarenakan masjid
akan dapat dan mampu menjadi pusat pengembangan dan pembentukan
generasi muslim yang beriman, bertaqwa dan kompeten, bukan hanya
dipusingkan dengan urusan-urusan kebutuhan masjid itu saja.
Menurut Dewan Masjid Indonesia (DMI) ada tiga fungsi masjid
Pertama, masjid dapat difungsikan sebagai pusat ibadah, baik ibadah mahdhah,
maupun ibadah sosial. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang langsung kepada
Allah SWT, seperti sholat, mengaji dan lainnya. Tentu, secara tidak langsung,
ibadah-ibadah tersebut juga ada hubungannya dengan masyarakat. Sedangkan
sebagai pusat ibadah sosial, masjid dapat difungsikan untuk mengelola zakat,
8
wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah, menjaga kebersihan dan kesehatan
bersama, melaksanakan kurban, dan membantu peningkatan ekonomi ummat.
Kedua, memanfaatkan masjid sebagai pusat pengembangan masyarakat,
melalui berbagai sarana dan prasarana yang dimiliki masjid, seperti khutbah,
pengajian, kursus ketrampilan yang dibutuhkan anggota jamaah, dan
menyelenggarakan pendidikan formal sesuai kebutuhan masyarakat. Dan yang
ketiga membina persatuan umat.
Bila menilik dari pendapat Dewan Masjid Indonesia (
DMI
) dan sejarah
masjid di masa lampau, terlihat jelas masjid tidak hanya berfungsi sebagai
tempat ibadah namun semua hal yang bersifat sosial maupun ekonomi bisa
dilakukan oleh masjid. Salah satu fungsinya adalah mengembangankan dan
membantu ekonomi umat, dengan kata lain semua asset-aset yang dimiliki oleh
masjid bisa digunakan untuk membantu menaikan taraf hidup jama’ahnya.
berpengaruh di masyarakat untuk bisa keluar dari kemiskinan menuju
masyarakat yang lebih sejahtera.
9Dalam konteks ini, masjid dapat dijadikan wahana penguat ekonomi umat.
Potensi yang besar ini sangatlah disayangkan jika tetap diabaikan, karena
masjid sebenarnya berpeluang dalam mendorong kemandirian ekonomi umat.
Cuma yang terjadi saat ini, pemberdayaan ekonomi masjid untuk pengentasan
kemiskinan tersebut belum dikelola secara professional, trasparan, akuntabel,
jujur dan penuh keikhlasan.
10Jikalau potensi ekonomi dari masjid dapat dikelola dengan manajemen
professional dan transparan maka ada beberapa keuntungan yang dapat diraih.
Pertama,
potensi ekonomi masjid dapat mengurangi beban pemerintah, Karena
ikut berpartisipasi dalam program pemerintah untuk mengurangi jumlah
masyarakat yang miskin.
Kedua,
potensi ekonomi masjid bias mengurangi
ketergantungan dana dari pihak asing, terutama pinjaman luar negri untuk
penanggulangan kemiskinan.
Ketiga,
potesi tersebut dapat membangun
kemandirian ekonomi umat.
11Gerakan pemberdayaan ekonomi masjid dapat
juga dimaknai sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat. Kegiatan
pemberdayaan ekonomi berbasis masjid, seperti baitul mal, unit pelayanan
9
Saifullah Yusuf, ”Masjid Basis Pengentasan Kemiskinan”, Republika. 5 Januari 2007.
10
Muhtadi, “Pemberdayaan Masjid untuk Pengentasan Kemiskinan”, Republika. 27 September 2007.
11
zakat, infak dan sedekah.
12Jadi, masjid menyimpan potensi umat yang besar.
Jika digerakan secara optimal,akan meningkatkan kesejahteraan umat, minimal
bagi jamaah masjid itu sendiri. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka topik
ini jadi menarik dibahas, alasan inilah yang mendorong penulis untuk
mengajukan penulisan skripsi dengan judul : Masjid Sebagai Sentral
Pemberdayaan Ekonomi Umat.
B.
Pembatasan
dan
Perumusan
Masalah
1.
Pembatasan
Mengingat banyaknya jumlah masjid di Indonesia, maka penulis
mengambil pada masjid Ittihadul-Muhajirin Pamulang. Agar pembahasan
ini tidak meluas maka penulis hanya membatasinya permasalahan hanya
pada fungsi masjid terhadap perberdayaan ekonomi umat.
2.
Perumusan Permasalahan
Ketika wacana pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid bergulir
dimasyarakat dan banyak masjid-masjid merealisasikan di lapangan maka
penulis merasa tertarik meneliti apakah wacana ini benar-benar telah
direalisasikan sesuai dengan fungsi masjid pada jaman Rasulallah
(
khususnya dalam bidang ekonomi
) dan apakah telah mencapai tujuan yang
12
dikehendaki. Maka dengan ini penulis melakukan penelitian dengan objek
program pemberdayaan ekonomi umat masjid Ittihadul Muhajirin, dimana
masjid ini telah menjalankan program ini sekitar 7 tahun.
Dalam melakukan penelitian penulis menitik beratkan pada program
yang dimiliki, respon masyarakat, kendala dan solusinya serta hasil yang
diperoleh oleh masyarakat setelah mengakses program tersebut.
Untuk merealisasikan batasan masalah yang dikemukakan diatas maka
penulis mencoba merumuskan masalah untuk memudahkan pembahasan
selanjutnya, adapun rumusannya adalah sebagai berikut :
a.
Bagaimana peran masjid Ittihadul Muhajirin terhadap pemberdayaan
ekonomi umat?
b.
Program apa yang direalisasikan masjid Ittihadul Muhajirin dalam
pemberdayaan ekonomi umat?
c.
Apa saja kendala yang dihadapi masjid Ittihadul Muhajirin dalam
pemberdayaan ekonomi umat dan bagaimana penyelesaiannya?
d.
Bagaimana respon masyarakat sekitar masjid Ittihadul Muhajirin
terhadap kegiatan ekonomi yang dijalankan masjid?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
b.
Untuk mengetahui program masjid dalam pemberdayaan ekonomi
umat
c.
Untuk memahami kendala yang sering dihadapi masjid Ittihadul
Muhajirin dalam pemberdayaan ekonomi umat
d.
Untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan dalam meraih tugas
kesarjanaan strata 1 (S1) pada program studi perbankan syariah
(ekonomi islam) jurusan muamalat fakultas syariah dan hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Manfaat Penelitian
a.
Bagi penulis sendiri bermanfaat sebagai penambah wawasan,
menerapkan dan mngembangkan seluruh teori ilmu yang telah
diperoleh semasa perkuliahan serta mendapat pengetahuan dan
ketrampilan yang aplikatif dibidang lembaga perekonomian umat
(
LPU
) khususnya pemberdayaan ekonomi umat lewat masjid.
b.
Bagi pihak DKM (
dewan kehormatann masjid
)
masjid Ittihadul
c.
Bagi dunia pustaka, hasil penelitian ini diharapkan dapat
dipergunakan untuk memperkaya koleksi dalam ruang lingkup
karya-karya penelitian lapangan.
d. Memberikan informasi mengenai fungsi masjid terhadap pemberdayaan
ekonomi.
D. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di masjid al-Ittihadul Muhajirin Perumahan
Reni Jaya Pamulang Tangerang.
2. Sumber Data
a.
Data primer
Merupakan data yang diperoleh langsung dari responden, melalui
kuesioner dan wawancara kepada DKM atau pengurus masjid Ittihadul
Muhajirin yang berkaitan dengan masalah skripsi ini.
b.
Data sekunder
Adalah data yang diperoleh dari sumber data dokumentasi yang
dikeluarkan pihak masjid Ittihadul Muhajirin dan literature kepustakaan
seperti buku-buku dan sumber lainnya yang berkaitan dengan materi
skripsi ini.
3.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang
memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah jamaah masjid Ittihadul Muhajirin
sebanyak 520 orang.
13Jumlah ini diambil dari jumlah data jamaah
pengajian bapak-bapak, ibu-ibu dan remaja, dan dari kegiatan masjid
lainnya seperti jumlah anggota koperasi.
b.
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu dan meliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang
dianggap bisa melalui populasi. Sampel dari penelitian ini adalah
sebanyak 52 orang. Adapun penarikan sampelnya dilakukan dengan cara
random sampling (
pengambilan sampel secara acak
) atau probabilitas
sampling artinya semua unit populasi mempunyai
kesempatan-kesempatan untuk dijadikan sampel atau suatu sampel yang ditarik
sedemikian rupa dimana suatu elemen (unsur) individu populasi, tidak
didasarkan pada kepentingan pribadi, tetapi tergantung kepada aplikasi
kemungkinan.
Dalam hal ini penulis berpedoman pada buku prosedur penelitian
karangan Suharsimi Arikunto, yang menyebutkan :”sebagai ancer-ancer
dalam pengambilan sampel, maka apabila subyeknya kurang dari 100,
13
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya apabila jumlah subyeknya besar dapat diambil
antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih, tergantung
setidak-tidaknya.
141)
Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana
2)
Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap obyek
3)
Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti
4.
Tehnik Pengumpulan Data
Adapun instrument pengumpulan data yang digunakan adalah:
a.
Angket atau kuesioner, yaitu merupakan suatu cara pengumpulan data
dalam bentuk daftar pertanyaan terstruktur (
tertutup
), agar objek
dapat memberikan jawaban yang telah disediakan, hal ini digunakan
oleh penulis untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan efektif
sesuai dengan tujuan penelitian.
b.
Wawancara, hal ini penulis lakukan untuk menggali data penelitian
melalui percakapan langsung dengan pihak terkait, yaitu pihak
pengurus masjid Ittihadul Muhajirin.
c.
Riset kepustakaan, yaitu suatu teknik pengumpulan data diman
penulis melakukan kunjungan langsung ke beberapa kepustakaan
14
untuk mendapatkan beberapa sumber tertulis, baik dari buku-buku,
kitab-kitab dan sumber tertilis lainnya yang ada hubungannya dengan
masalah yang sedang dibahas.
5.
Teknik Analisa Data
Seluruh data yang penulis peroleh dari wawancara, angket dan kepustakaan diseleksi dan disusun, setelah itu penulis melakukan klasifikasi data, yaitu usaha menggolong-golongkan data berdasarkan kategori tertentu. Setelah data-data yang ada diklasifikasikan lalu diadakan analisis data, dalam hal ini data yang dikumpulkan penulis adalah data kualitatif kemudian diolah menjadi data kuantitatif maka teknik yang digunakan adalah metode analisa statistik deskriptif yang akan disajikan dalam bentuk uraian dan tabel.
Data-data yang terkumpul diperiksa kembali mengenai kelengkapan
jawaban yang diterima, kejelasannya, konsistensi jawaban atau informasi
yang biasa disebut editing. Kemudian data-data tersebut ditabulasi, yakni
disusun ke dalam bentuk tabel dengan menggunakan statistik persentase
sebagai berikut :
P = F/N X 100%
Keterangan :
P : besarnya persentase
F : frekuensi (jumlah jawaban responden)
N : jumlah responden
Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah
menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007”.
E.
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi yang merupakan laporan hasil
penelitian, terdiri atas:
BAB I PENDAHULUAN, bab ini sebagai pengantar untuk menuju
pendiskripsian isi skripsi kemudian pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori dan
kerangka konsep, metode penelitian, sistematika penulisan dan daftar pustaka.
BAB
II
KAJIAN TEORI PEMBERDAYAAN EKONOMI, bab ini
menguraikan tentang pengertian pembnerdayaan ekonomi, tujuan
pemberdayaan ekonomi, langkah-langkah strategis pemberdayaan ekonomi
dan peranan pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi umat.
permasalahan, respon dan harapan masyarakat.
BA B II
KA JIA N TEO RI PEMBERDA YA A N EKO NO MI UMA T
A . Pe ng e rtia n d a n Tujua n Pe m b e rd a ya a n Eko no m i Um a t
Ba g i m a sya ra ka t Ind o ne sia Ko nse p Pe m b e rd a ya a n m e nja d i
sa ng a t p e nting te ruta m a ka re na m e m b e rika n p e rsp e ktif p o sitif
te rha d a p o ra ng m iskin, ha l ini d ika re na ka n jum la h p e nd ud uk m iskin
p a d a ta hun 2002 me nc a p a i 35,7 juta jiwa d a n 15,6 juta jiwa (43%)
d ia nta ra nya m a suk ka te g o ri fa kir m iskin. Se c a ra ke se luruha n,
p ro se nta se p e nd ud uk m iskin d a n fa kir m iskin te rha d a p to ta l p e nd ud uk
Ind o ne sia a d a la h se kira 17,6 p e rse n d a n 7,7 p e rse n. Ini b e ra rti b a hwa
se c a ra ra ta -ra ta jika a d a 100 o ra ng Ind o ne sia b e rkum p ul, se b a nya k
18 o ra ng d ia nta ra nya a d a la h o ra ng m iskin, ya ng te rd iri d a ri 10 o ra ng
b uka n fa kir m iskin d a n 8 o ra ng fa kir m iskin15. Ma ka tid a k he ra n ke na p a
ko nse p p e m b e rd a ya a n m e nja d i sa ng a t p e nting , ka re na o ra ng m iskin
tid a k d ip a nd a ng se b a g a i o ra ng ya ng se rb a ke kura ng a n (misa lnya ,
kura ng ma ka n, kura ng p e nda p a ta n, kura ng se ha t, kura ng dina mis)
d a n o b je k p a sif p e ne rim a p e la ya na n b e la ka . Me la inka n se b a g a i
o ra ng ya ng m e m iliki b e ra g a m ke m a m p ua n ya ng d a p a t d im o b ilisa si
untuk p e rb a ika n hid up nya16.
15
Lily Bariady dkk. Zakat dan Wirausaha, (Jakarta, CED) cet-1h. 50
16
1. Pe ng e rtia n Pe m b e rd a ya a n Eko no m i Um a t
Ad a b a nya k p e ng e rtia n te nta ng p e m b e rd a ya a n, na m un d a ri
se g i b a ha sa , p e m b e rd a ya a n b e ra sa l d a ri ka ta ing g ris ya itu
e mp o we rme nt, b e ra sa l d a ri ka ta p o we r ya ng b e ra rti ke m a m p ua n
b e rb ua t, m e nc a p a i, m e la kuka n a ta u m e m ung kinka n. Awa la n e m
b e ra sa l d a ri ka ta la tin a ta u yuna ni ya ng b e ra rti d id a la m nya ,
ka re na itu p e m b e rd a ya a n d a p a t b e ra rti ke kua ta n d a la m d iri
m a nusia17.
Se d a ng ka n d a la m ka m us um um b a ha sa Ind o ne sia
p e m b e rd a ya a n b e ra sa l d a ri ka ta da ya ya ng b e ra rti te na g a a ta u
ke kua ta n, p e m b e rd a ya a n a d a la h up a ya m e m b a ng un sum b e r
d a ya d e ng a n m e nd o ro ng , m e m o tiva si d a n m e m b a ng kitka n
ke sa d a ra n a ka n p o te nsi ya ng d im iliki se rta b e rup a ya untuk
m e ng e m b a ng ka nnya . Jug a b isa d ia rtika n se b a g a i up a ya
p e nd a ya g una a n p e m a nfa a ta n ya ng se b a ik-b a iknya d e ng a n ha sil
ya ng se m p urna18.
Istila h p e m b e rd a ya a n d ia rtika n se b a g a i up a ya m e m p e rlua s
ho rizo n p iliha n b a g i m a sya ra ka t, d e ng a n up a ya p e nd a ya g una a n
p o te nsi, p e m a nfa a ta n se b a ik-b a iknya d e ng a n ha sil ya ng
17
Ibid, h. 53
18
m e m ua ska n, ini b e ra rti m a sya ra ka t d ib e rd a ya ka n untuk m e liha t
d a n m e m ilih se sua tu ya ng b e rm a nfa a t b a g i d irinya19.
Pe m b e rd a ya a n jug a b e ra rti up a ya untuk m e ning ka tka n ha rka t
d a n m a rta b a t la p isa n m a sya ra ka t d a la m ko nd isi ya ng kura ng
m a m p u m e le p a ska n d iri d a ri p e ra ng ka p ke m iskina n d a n
ke te rb e la ka ng a n, d e ng a n ka ta la in a d a la h m e m a m p uka n d a n
m e m a nd irika n m a sya ra ka t20.
Se d a ng ka n m e nurut Ife ya ng d ikutip d a ri b uku Lili Ba ria d i “Za ka t
da n Wira usa ha” C e t-1 h.54, m e nje la ska n b a hw a Pe mb e rda ya a n
b e rtujua n untuk me ning ka tka n ke kua sa a n o ra ng -o ra ng ya ng
le ma h a ta u tida k, m e nurut Sw ift d a n Le vin Pe mb e rda ya a n
me nunjuk p a da usa ha p e ng a lo ka sia n ke mb a li ke kua sa a n me la lui
p e ng ub a ha n struktur so sia l, m e nurut Ra p p a p o rt Pe mb e rda ya a n
a da la h sua tu c a ra de ng a n ma na ra kya t, o rg a nisa si, da n
ko munita s dia ra hka n a g a r ma mp u me ng ua sa i (a ta u b e rkua sa
a ta s) ke hidup a nnya d a n m e nurut Pa rso n ya ng m e m p e ng a ruhi
ke hid up a nnya Pe mb e rda ya a n a da la h se b ua h p ro se s de ng a n
ma na o ra ng me nja di c ukup kua t untuk b e rp a rtisip a si da la m,
b e rb a g i p e ng o ntro la n a ta s, da n me mp e ng a ruhi te rha da p ,
ke ja dia n-ke ja dia n se rta le mb a g a -le mb a g a. Pe mb e rd a ya a n
19
Lili, Zakat dan Wirausaha, h. 53
20
m e ne ka nka n b a hw a o ra ng m e m p e ro le h ke te ra m p ila n,
p e ng e ta hua n, d a n ke kua sa a n ya ng c ukup untuk m e m p e ng a ruhi
ke hid up a nnya d a n ke hid up a n o ra ng la in ya ng m e nja d i
p e rha tia nnya21
Dengan demikian konsep keberdayaan pada dasarnya adalah upaya
menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab yang semakin
efektif secara struktural dalam bidang politik, sosial, budaya dan ekonomi
baik di dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional maupun
internasional.
Ad a b e b e ra p a p e ng e rtia n m e ng e na i e ko no m i um a t.
Pe rta m a , e ko no m i um a t id e ntik d e ng a n e ko no m i p rib um i
Ind o ne sia ya ng jum la hnya 97% d a ri jum la h p e nd ud uk Ind o ne sia ,
se d a ng ka n um a t Isla m se nd iri 87% d a ri to ta l jum la h p e nd ud uk.
Ko nse kue nsi d a ri p e ng e rtia n ini a d a la h jika d ila kuka n
p e m b e ng una n na sio na l ya ng m e ra ta se c a ra ve rtika l d a n
ho rizo nta l m a ka ha l ini b e ra rti jug a p e m b a ng una n e ko no m i uma t
isla m22.
21
Bariadi, Zakat dan Wirausaha, h. 54
22
Ke d ua , ya ng d im a ksud e ko no m i um a t a d a la h se kto r-se kto r
ya ng d ikua sa i o le h m uslim sa ntri23, b a ta sa n ini m e m iliki b a ta sa n
se nd iri ka re na sulit m e m b e d a ka n m a na ya ng sa ntri m a na ya ng
a b a ng a n. Ind ika to r ini se ring d ig una ka n untuk m e liha t se kto r
e ko no m i um a t, kita b isa m e liha t p a d a UKM-UKM ya ng d ike lo la
o le h Muha m a d iya h, NU, PERSIS d a n la in-la innya .
Ke tig a , e ko no m i um a t a d a la h b a d a n-b a d a n ya ng d ib e ntuk
d a n d ike lo la o le h g e ra ka n Isla m24.
Ke e m p a t, a rti e ko no m i um a t a d a la h se g a la ke g ia ta n e ko no m i
d a n up a ya m a sya ra ka t untuk m e m e nuhi ke b utuha n hid up ya itu
sa nd a ng , p a ng a n, p a p a n, ke se ha ta n d a n p e nd id ika n25.
Ke lim a , m e nurut Muslim Na sutio n d e finisi e ko no m i um a t a d a la h
sua tu siste m e ko no m i p a rtisifa tif ya ng m e m b e rika n a kse s fa ir d a n
a d il b a g i se luruh m a sya ra ka t d id a la m p ro se s p ro d uksi d a n d istrib usi
se rta ko nsum si na sio na l ta np a ha rus m e ng o rb a nka n fung si sum b e r
d a ya a la m d a n ling kung a n se b a g a i siste m p e nd ukung ke hid up a n
m a sya ra ka t se c a ra b e rke la njuta n26.
23
Ibid h. 369
24
Ibid h. 370
25
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman sosial, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1999) Cet ke-1 h. 66
26
Be rd a sa rka n d e finisi te rse b ut, m a ka se c a ra o p e ra sio na l d a p a t
d ija b a rka n b a hwa e ko no m i um a t p a d a d a sa rnya m e rup a ka n
ke g ia ta n e ko no m i ya ng b e rtum p u p a d a se kto r riil ya ng m a m p u
m e nye ra p p o te nsi sum b e r d a ya ya ng a d a d a n te rse d ia d i
m a sya ra ka t se te m p a t se c a ra swa d a ya d a n ha silnya d itujuka n
untuk ke m a km ura n se luruh a ng g o ta m a sya ra ka t b uka n untuk
o ra ng a ta u g o lo ng a n te rte ntu.
Se tid a knya e ko no m i um a t ya ng d ituju m e m iliki c iri se b a g a i
b e rikut27: p e rta m a , p e m b e ng una n e ko no m i ya ng p a rtisifa tif d a n
m e ne m p a tka n e ko no m i um a t p a d a p o sisi ya ng le b ih b e sa r se rta
m e m b e ri p e lua ng se lua s-lua snya d a n d id ukung d e ng a n
p e m iha ka n p a d a p e la ku e ko no m i um a t se hing g a d a p a t
m e ng g ulirka n ke se imb a ng a n p e ra n a nta ra p e la ku e ko no m i d i
m a sa d e p a n.
Ke d ua , p e nye b a ra n d a n p e rlua sa n ke p e m ilkia n a sse t e ko no m i
p ro d uktif ke ta ng a n ra kya t a g a r d a p a t d im iliki o le h se b a g ia n
b e sa r ra kya t.
Ke tig a , p e ng ua ta n sum b e r p e m b ia ya a n hing g a te rw ujud
e ko no m i ke se ta ra a n d a n p e ng e m b a ng a n se c a ra to ta l b a g i
27
p e ng usa ha ke c il, m e ne ng a h d a n ko p e ra si ya ng m e m p unya i
p o te nsi.
Ke e m p a t, m e nye b a rka n ke se m p a ta n b e rusa ha ke p a d a
e ko no m i usa ha m ikro ke c il d a n m e ne ng a h (UMKM), ya ng d a la m
p ro se s ke la njuta n p ro se s p ro d uksinya d a p a t m e nc ip ta n ino va si,
kre a tivita s, p ro d uktivita s d a n p e ne ra p a n te khno lo g inya d a ri ya ng
p a ling se d e rha na hing g a p e nc ip ta a n nila i ta m b a h ya ng b e ra rti
d a n b e rd a ya sa ing kua t.
Ke lim a , ke m a nd iiria n e ko no m i ya ng ko ko h d a n ta ng g uh se rta
m e ng ura ng i ke te rg a ntung a n te rha d a p sum b e r-sum b e r d a na a ta u
p inja m a n d a na p ro d uk, b a ra ng m o d a l hing g a b a ntua n lua r
ne g e ri.
Ke e na m , up a ya ke m itra a n, ka b e rsa m a a n, ke ko m p a ka n se rta
ke se tia ka wa na n a nta ra p e la ku e ko no m i untuk p e ng ua ta n d a n
p e na ja m a n d a ya sa ing d a la m m e nyo ng so ng e ra g lo b a lisa si
e ko no m i.
Ke tujuh, ke b ija ksa na a n ind ustri p e m e rinta ha n le b ih m e nitik
b e ra tka n p a d a p e ng e m b a ng a n d a n ke kua ta n ind ustri ra kya t
ya ng sa ling m e m p unya i ke te rka ita n d a n ke te rg a ntung a n d e ng a n
ind ustri b e sa r, d im a na ke kua ta n ind ustri ra kya t d ite m p a tka n p a d a
Ke d e la p a n, ke b ija ka n p e ng e m b a ng a n ind ustri d a p a t
b e riring a n d a ri ka wa sa n se kita r p e rko ta a n d e ng a n d a e ra h
p e d e sa a n ya ng b e rb a sis p a d a sum b e r d a ya d a e ra h ya ng
b e rsa ng kuta n untuk se m ua se kto r e ko no m i p o te nsia l ya ng
a d a se hing g a d a p a t m e m p e rkua t ke g ia ta n usa ha e ko no m i ra kya t
d ise g a la ka wa sa n d a n d a e ra h.
Ke se m b ila n, ke b ija ka n d a n ke te na g a ke rja a n ya ng d ina m is,
b e ro rie nta si p a d a p e ng e m b a ng a n ke w ira usa ha a n ya ng ta ng g uh
d a n b e rp iha k p a d a ra kya t b a nya k, te ruta m a d a la m m e ng e lo la
te na g a ke rja ya ng ting g i se hing g a d a p a t m e la hirka n te na g a ke rja
ya ng ta ha n b a nting , ya ng b e rm e nta l se rta b e rse m a ng a t
wira usa ha , ya ng p a d a g ilira nnya a ka n m e la hirka n usa ha wa n
ya ng a ka n m e ng g e ra ka n d a n m e ng e nd a lika n e ko no m i ra kya t.
Ke se p uluh, ke d ud uka n e ko no m i ra kya t p a d a a khirnya
m e up a ka n sa la h sa tu ka nc a h b e rwira usa ha d a n m e nye ra p
te na g a ke rja d a la m jum la h ya ng lua r b ia sa b a nya knya se hing g a
d a p a t m e m b e rika n m a nfa a t se c a ra lua s b a g i p e ning ka ta n
ke se ja hte ra a n m a sya ra ka t se c a ra ke se luruha n.
Ja d i b ila d iliha t d a ri p e nje la sa n d ia ta s d a p a t d ia mb il
ke sim p ula n b a hwa d e finisi p e m b e rd a ya a n e ko no m i um a t a d a la h
a d a la h se ra ng ka ia n ke g ia ta n untuk m e m p e rkua t ke kua sa a n a ta u
ke b e rd a ya a n e ko no m i p rib um i d a la m m a sya ra ka t, te rle b ih la g i
ind ivid u-ind ivid u ya ng m e ng a la m i m a sa la h ke m iskina n. Se b a g i
tujua n, m a ka p e m b e rd a ya a n e ko no m i um a t m e nunjuk p a d a
ke a d a a n a ta u ha sil ya ng ing in d ic a p a i o le h se b ua h p e rub a ha n
p e re ko no m ia n ya itu m a sya ra ka t p rib um i ya ng m iskin, se hing g a
d a p a t b e rd a ya , m e m iliki ke kua sa a n a ta u m e m p unya i
p e ng e ta hua n d a n ke m a m p ua n d a la m m e m e nuhi ke b utuha n
hid up nya b a ik ya ng b e rsifa t fisik, e ko no m i, m a up un so sia l se p e rti
m e m iliki ke p e rc a ya a n d iri, m a m p u m e nya m p a ika n a sp ira si,
m e m p unya i m a ta p e nc a ha ria n, b e rp a rtisip a si d a la m ke g ia ta n
so sia l, d a n m a nd iri d a la m m e la ksa na ka n tug a s-tug a s
ke hid up a nnya .
2. Tujua n p e m b e rd a ya a n e ko no m i um a t
Tujua n d a ri p e m b e rd a ya a n a d a la h untuk m e m b e ntuk ind ivid u
d a n m a sya ra ka t m e nja d i le b ih m a nd iri. Dim a na ke m a nd iria n
te rse b ut m e lip uti ke m a nd iria n b e rp ikir, b e rtind a k, d a n
m e ng e nd a lika n a p a ya ng m e re ka la kuka n te rse b ut. Ke m a nd iria n
m a sya ra ka t a d a la h sua tu ko nd isi ya ng d ia la m i m a sya ra ka t ya ng
d ita nd a i o le h ke m a m p ua n untuk m e m ikirka n, m e m utuska n se rta
m e la kuka n se sua tu ya ng d ip a nd a ng te p a t d e m i m e nc a p a i
m e m p e rg una ka n d a ya ke m a m p ua n ya ng te rd iri ke m a m p ua n
ko g nitif, ko na tif, p siko m o to rik, a fe ktif, d e ng a n p e ng e ra ha n sum b e r
d a ya ya ng d imiliki o le h ling kung a n inte rna l m a sya ra ka t te rse b ut.
Ko nd isi ko g nitif a d a la h ke m a m p ua n b e rp ikir ya ng d ila nd a si
o le h p e ng e ta hua n d a n w a w a sa n m a sya ra ka t d a la m ra ng ka
m e nc a ri so lusi a ta s p e rm a sa la ha n ya ng d iha d a p i. Ko nd isi ko na tif
m e rup a ka n sua tu p e rila ku ya ng te rb e ntuk ya ng d ia ra hka n p a d a
p e rila ku ya ng se nsitif te rha d a p nila i-nila i p e m b a ng una n d a n
p e m b e rd a ya a n. Ko nd isi a fe ktif a d a la h se nse ya ng d imiliki o le h
m a sya ra ka t ya ng d iha ra p ka n untuk d iinte rve nsi d a la m m e nc a p a i
ke b e rd a ya a n d a la m sika p d a n p e rila ku. Ko nd isi p siko m o to rik
m e rup a ka n ke c a ka p a n ke tra m p ila n ya ng d im iliki m a sya ra ka t
se b a g a i up a ya p e nd ukung m a sya ra ka t d a la m ra ng ka m e la kuka n
p e m b a ng una n28.
Te rja d inya ke b e rd a ya a n d a la m e m p a t a sp e k te rse b ut a ka n
m e m b e rika n ko ntrib usi p a d a te rc a p a inya ke m a nd iria n
m a sya ra ka t ya ng d ic ita -c ita ka n. Ka re na d a la m m a sya ra ka t a ka n
te rja d i ke c ukup a n w a w a sa n, ya ng d ile ng ka p i d e ng a n ke c a ka p a n
ke tra m p ila n, d ip e rkua t o le h ra sa m e m e rluka n p e m b a ng una n d a n
p e rila ku sa d a r a ka n ke b utuha nnya te rse b ut.
28
Pe m b e rd a ya a n e ko no m i um a t m e ng a nd ung tig a m isi, ya itu29 :
p e rta m a , m isi p e m b a ng una n e ko no m i d a n b isnis ya ng
b e rp e d o m a n p a d a ukura n-ukura n e ko no m i b isnis ya ng la zim d a n
b e rsifa t unive rsa l, m isa lnya fa kto r-fa kto r p ro d uksi, la p a ng a n ke rja ,
la b a , ta b ung a n, inve sta si, e ksp o r-im p o r d a n ke la ng sung a n usa ha .
Ke d ua , e tika d a n ke te ntua n hukum sya ri’ a h ya ng ha rus m e nja d i
c iri ke g ia ta n e ko no m i um a t Isla m . Ke tig a , m e m b a ng un ke kua ta n
e ko no m i um a t Isla m se hing g a m e nja d i sum b e r d a na p e nd ukung
d a kwa h Isla m ya ng d a p a t d ita rik m e la lui za ka t, infa k, sho d a q o h
d a n w a ka f se hing g a m e nja d i b a g ia n d a ri p ila r p e re ko no m ia n
um a t Isla m .
Da la m m e nc a p a i m isi p e rta m a ya ng m e nja d i p e la ku b isnis
te ntu sa ja um a t Isla m d a n nila i-nila i b ud a ya ka um m uslimin b isa
m e m p e ng a ruhi je nis ko m o d iti b a ik b a ra ng d a n ja sa ya ng
m e m e nuhi krite ria ha la la n w a tha yib a n, ya kni b a ra ng d a n ja sa
ya ng ha la l m e nurut sya ria h Isla m ya ng m e m e nuhi kua lita s te rte ntu.
Ba g a im a na b a ra ng d a n ja sa itu d ip ro d uksi, d ip e rd a g a ng ka n d a n
d iko nsum si te rg a ntung p a d a fa kto r-fa kto r uta m a , ya itu kua lita s
sum b e r d a ya m a nusia d a n ting ka t p e rke m b a ng a n p e nd id ika n
29
d a n ilm u p e ng e ta hua n se rta te kno lo g i um a t Isla m ya ng tid a k b isa
d ile p a ska n d a ri ko nd isi Ind o ne sia se c a ra ke se luruha n.
Asp e k ke d ua , e tika d a n sya ria h ya ng m e rup a ka n c iri kha s
p e rso a la n e ko no m i b isnis d a la m p a nd a ng a n Isla m , ka um m uslimin
ha rus b e rb isnis b e rd a sa rka n e tika , m isa lka n tid a k b o le h m e nim b un
b a ra ng ke tika m a sya ra ka t ke la ng ka a n a ka n b a ra ng -b a ra ng
d e ng a n m a ksud untuk m e nc a ri ke untung a n.30
Pe m b e rd a ya a n e ko no m i um a t tid a k te rle p a s d a ri p e m b e rd a ya a n
e ko no m i m a sya ra ka t ke se luruha n. Da la m ha l ini p e m b e rd a ya a n
e ko no mi uma t d a p a t d iliha t d a ri d ua sisi, p e rta ma , m e nc ip ta ka n
sua sa na iklim ya ng m e m ung kinka n p o te nsi m a sya ra ka t
b e rke m b a ng , ha l ini jug a b e ra rti p e m b e rd a ya a n um a t b uka n
m e m b ua t um a t m e nja d i te rg a ntung p a d a b e rb a g a i p ro g ra m
p e m b e ria n (c ha rity), ta p i tujua nnya a d a la h m e m a juka n d iri ke
a ra h ke hid up a n ya ng le b ih b a ik se rta b e rke sina m b ung a n. Ke d ua ,
m e m p e rkua t p o te nsi a ta u d a ya ya ng d im iliki o le h um a t,
p e ng ua ta n ini m e m e rluka n la ng ka h nya ta , a nta ra la in
m e nya ng kut p e nye d ia a n b e rb a g a i m a suka n se rta p e m b uka a n
a kse s ke d a la m b e rb a g a i p e lua ng (o p p o rtunitie s), p e m b e rd a ya a n
30
ini m e lip uti up a ya p o ko k se p e rti p e ning ka ta n ta ra f p e nd id ika n d a n
d e ra ja t ke se ha ta n se rta a kse s ke d a la m sum b e r-sum b e r e ko no m i.
B. La ng ka h- la ng ka h stra te g is Pe m b e rd a ya a n e ko no m i
Da la m m e m b e rd a ya ka n e ko no m i um a t te ntu a d a la ng ka
h-la ng ka h stra te g is a g a r se m ua ya ng d iup a ya ka n d a p a t te rc a p a i
se c a ra e fe ktif d a n e fisie n. Be b e ra p a la ng ka h d a la m p e m b e rd a ya a n
e ko no m i d ia nta ra nya : Pe rta ma , p e ning ka ta n a kse s se luruh um a t ke
d a la m a kse s p ro d uksi ya itu ha rus a d a p e rm o d a la n p a d a sa a t
d ip e rluka n d a n d a la m ja ng ka ua n untuk m e m a nfa a tka nnya . Ke dua ,
te kno lo g i ya ng a p lika sinya d a p a t m e ning ka tka n p ro d uktifita s d a n
se g e ra m e m b e r ha sil b e rup a p e ning ka ta n p e nd a p a ta n se rta
info rm a si se b a g a i sya ra t b a g i um a t untuk m e m p unya i a kse s d a la m
p ro se s p e m b a ng una n. Ke tig a , m e ning ka tka n p e la ya na n p e nd id ika n
d a n ke se ha ta n d a la m m e ning ka tka n sum b e r d a ya m a nusia .
Ke e mp a t, p e ng ua ta n ind ustry b e rb a sis p e rta nia n (a g ro b a se d
industry), p ro se s ind ustry m e ng a ra h ke p e d e sa a n d a la m
m e m a nfa a tka n p o te nsi se te m p a t (re so urc e b a se d) ya ng um um nya
a g ro ind ustry. Ke lima , m e nc ip ta ka n d a n m e ra ng sa ng tum b uhnya
te na g a ke rja m a nd iri d a n jiw a w ira usa ha . Ke e na m, m e ng e m b a ng ka n
d a n m e ne g a ka n p e ra ng ka t ke le m b a g a a n (institusi) te rm a suk
p e ra tura n p e rund a ng -und a ng a n untuk ke p e nting a n um a t se c a ra
Se la in ke e na m la ng ka h te rse b ut p e rlu a d a nya id e ntifika si
ke le m a ha n se ka lig us ja la n ke lua r, ya kni d e ng a n c a ra m e ng g e ra ka n
e ko no m i um a t se tid a knya m e la lui : Pe rta ma , syste m info rm a si ya ng
ha nd a l d a n m e nc a kup d a e ra h ya ng lua s. Ha l ini p e rlu a g a r tid a k a d a
d isp a rita s info rm a si ya ng b isa d im a suki sp e kula n ya ng tid a k
b e rta ng g ung ja w a b . Ke dua , a kse sb ilita s m o d a l. Bia sa nya ini ya ng ja d i
m a sa la h a ta u ke nd a la uta m a b a g i p a ra p e ng usa ha m ikro . Ke tig a ,
infra struktur b a ik ha rdwa re m a up un so ftwa re .
Se la njutnya p e m b e rd a ya a n d a p a t d ila kuka n m e la lui b e b e ra p a
ta ha p , ta ha p – ta ha p ya ng ha rus d ila lui te rse b ut a d a la h se b a g a i
b e rikut31:
1. Ta ha p p e nya d a ra n d a n p e m b e ntuka n p e rila ku me nuju
p e rila ku sa d a r d a n p e d uli se hing g a m e ra sa m e m b utuhka n
p e ning ka ta n ke sa d a ra n ting g i.
2. Ta ha p tra nsfo rm a si ke m a m p ua n b e rup a wa wa sa n
p e ng e ta hua n, ke c a ka p a n-ke tra m p ila n a g a r te rb uka
w a w a sa n d a n m e m b e rika n ke tra m p ila n d a sa r se hing g a
d a p a t m e ng a m b il p e ra n d id a la m p e m b a ng una n.
31
3. Ta ha p p e ning ka ta n ke m a m p ua n inte le ktua l, ke c a ka p a
n-ke tra m p ila n se hing g a te rb e ntukla h inisia tif d a n
ke m a m p ua n inlo va tif untuk m e ng a nta rka n ke m a nd iria n.
Ta ha p p e rta m a m e rup a ka n ta ha p p e rsia p a n d a la m p ro se s
p e m b e rd a ya a n m a sya ra ka t. Pa d a ta ha p ini p iha k p e m b e rd a ya
b e rusa ha m e nc ip ta ka n p ra ko nd isi, sup a ya d a p a t m e m fa silita si
b e rla ng sung nya p ro se s p e m b e rd a ya a n ya ng e fe ktif. De ng a n
d e m ikia n a ka n tum b uh ke sa d a ra n a ka n ko nd isinya sa a t itu, d a n
d e ng a n d e m ikia n a ka n d a p a t m e ra ng sa ng ke sa d a ra n m e re ka
te nta ng p e rlunya m e m p e rb a iki ko nd isi untuk m e nc ip ta ka n m a sa
d e p a n ya ng le b ih b a ik.
Pa d a ta ha p ke d ua m a sya ra ka t a ka n m e nja la ni p ro se s b e la ja r
te nta ng p e ng e ta hua n d a n ke c a ka p a n-ke tra m p ila n ya ng m e m iliki
re le va nsi d e ng a n a p a ya ng m e nja d i tuntuta n ke b utuha n te rse b ut.
Se hing g a a ka n b e rta m b a h w a w a sa n d a n ke c a ka p a n-ke tra m p ila n
d a sa r ya ng m e re ka b utuhka n.
Ta ha p ke tig a a d a la h ta ha p p e ng a ya a n a ta u p e ning ka ta n
inte le ktua lita s d a n ke c a ka p a n ke tra m p ila n ya ng d ip e rluka n, a g a r
m e re ka d a p a t m e m b e ntuk ke m a m p ua n ke m a nd iria n. Ap a b ila
m a sya ra ka t te la h m e nc a p a i ta ha p ke tig a ini m a ka m a sya ra ka t d a p a t
Da la m p ro se s p e m b e rd a ya a n ini te rd a p a t m a c a m -m a c a m
b e ntuk d a la m ke g ia ta n p e m b e rd a ya a n e ko no m i ya ng b isa kita
ke m b a ng ka n p a d a sa a t ini, a nta ra la in a d a la h :32
1 Pelatihan Wirausaha
Me la lui p e la tiha n ini, se tia p p e se rta d ib e rika n
p e m a ha m a n te rha d a p ko nse p -ko nse p ke wira usa ha a n,
d e ng a n se g a la m a c a m se luk b e luk p e rm a sa la ha n ya ng
a d a d i d a la m nya . Tujua n d a ri p e la tiha n ini a d a la h untuk
m e m b e rika n w a w a sa n ya ng le b ih m e nye luruh d a n a c tua l
se hing g a d a p a t m e num b uhka n m o tiva si te rha d a p p e se rta
ya ng na ntinya d iha ra p ka n p e se rta m e miliki p e ng e ta hua n
te o ritis d a n p e ng ua sa a n te knik ke wira usa ha a n d a la m
b e rb a g a i b id a ng .
2 Pemagangan dan Pelatihan
Yang dimaksud pemagangan disini adalah pemagangan peserta oleh perusahaan yang berkaitan dengan rencana usaha yang akan dijalaninya kelak, pemagangan sangat perlu mengingat suasana dan realitas usaha mempunyai karakteristik khas, yang berbeda dengan dunia pendidikan atau kegiatan lain diluar usaha. Tanpa pengenalan
32
terhadap realitas usaha secara intens dan empiric, akan menyulitkan seseorang melalui usahanya.
3 Permodalan
Permodalan dalam bentuk uang merupakan salah satu faktor penting dalam pemberdayaan ekonomi, tetapi bukan yang utama. Oleh karena itu lembaga-lembaga permodalan diharapkan mampu memfasilitasi masyarakat dalam hal pendanaan, dikarenakan hal itu dapat memacu dan menjadikan masyarakat yang hendak diberdayakan memperaktekan apa-apa yang pernah dipelajari, sehingga tujuan program pemberdayaan yang hendak dicapai terpenuhi.
C . Pe ra n Pe m e rinta h Da la m Pe m b e rd a ya a n Eko no m i Um a t
Eko no m i ra kya t a ta u um a t p a d a d a sa rnya m e rup a ka n
ke g ia ta n e ko no m i ya ng b e rtum p u p a d a se kto r riil, ya ng m a m p u
m e nye ra p p o te nsi d a n sum b e r d a ya ya ng a d a d a n te rse d ia
d im a sya ra ka t se te mp a t se c a ra swa d a ya , ya ng ha silnya d itujuka n
untuk ke m a km ura n se luruh a ng g o ta m a sya ra ka t b uka n untuk
p e ro ra ng a n a ta u ke lo m p o k.
Da la m ko nse p e ko no m i ke ra kya ta n a ta u e ko no m i um a t tid a k
d ike na l a d a nya p e m usa ta n ke kua sa a n sum b e r d a ya a la m m a up un
ha sil-ha silnya , se hing g a m e nimb ulka n e ksp lo ita si ya ng tid a k a d il,
se p e rti ya ng a d a p a d a ko nse p ko ng lo m e ra si. Se m ua b e ntuk usa ha
p e ro ra ng a n, d a p a t b e rp e ra n a ktif d a la m ke g ia ta n e ko no m i
ke ra kya ta n.
O le h ka re na itu, p e m e rinta h kita sa a t ini se d a ng d ituntut untuk
le b ih c e rd a s la g i d a la m m e nja la nka n ro d a p e re ko no m ia n ne g a ra
d a n d a la m m e nc a ri sum b e r d a na kre d it untuk usa ha ke c il d a n
m e ne ng a h. Pe m b e na ha n ha rus se g e ra d ila kuka n, ka re na p e m e rinta h
m e m p unya i fung si ya ng p a ling stra te g is d a la m p e ng e m b a ng a n
se kto r riil. Pe rja la na n e ko no m i um a t sa a t ini m e m a ng b isa d ib ila ng
b e rja la n m a nd iri, p e m e rinta h b e rp e ra n m a sih sa ng a t se d ikit.
Pe m b e na ha n se kto r riil ini b utuh ke se riusa n, inte g rita s d a n a g e nd a
ya ng je la s, se tid a knya a d a b e b e ra p a m a sa la h ya ng ha rus d ib e na hi
sa a t ini :33
1. Melakukan pembinaan dan pendampingan
Kondisi internal UKM dengan struktur organisasi yang tidak jelas, manajemen yang lemah, tehnik pemasaran, tehnologi, design dan inovasi yang masih dinilai kurang harus segera dibenahi oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah. Pembenahan ini dapat dilakukan melalui pelatihan ataupun pendidikan yang mengikut sertakan pengusaha kecil dan menengah.
2 Menciptakan iklim usaha yang kondusif
33
Iklim usaha yang kondusif sangat mendukung ketenangan pengusaha dalam menjalankan produksinya. Pemerintah khususnya pemerintah daerah harus membuat aturan serta transparan, mengatur perizinan yang mudah dan murah, mengurangi pajak-pajak yang mengikat, menindak tegas pengusaha-pengusaha yang nakal, mencegah praktek monopoli, memberikan kemudahan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) untuk membuat sertifikat asset, sertifikat ini bermanfaat untuk jaminan hutang perbankan.
3 Menciptakan peluang dan mempromosikan produk
Dengan diadakannya pameran, promosi produk di dalam maupun di luar negri dan program swadesi akan menciptakan peluang baru bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), ditambah lagi dengan dibangunnya hypermarket-hipermatket UKM, ini menjadi dorongan tersendiri bagi UKM.
4 Akses permodalan
Para pengusaha UKM rata-rata tidak keberatan dengan bunga yang diberlakukan selama tidak dipersulit. Pemerintah juga harus membuat strategi baru agar bantuan-bantuan yang disalurkan tidak mengalami kebocoran. Bantuan juga harus diperketat hanya untuk produksi dan usaha mikro kecil dan menengah bukan konglomerat.
5 Restrukturisasi hutang UKM
a. Melalui lembaga keuangan alternatif yang dapat menjangkau seluruh pedesaan secara memadai dan mampu memberikan pelayanan untuk produk jasanya berupa simpan pinjam yang kompetibel dengan kondisi
social cultural pedesaan melalui pengadaan Baitul Mal wat Tamwil
(BMT) di wilayah pedesaan.
b Konsep yang berusaha dihadirkan di desa merupakan konsep pengelolaan dana ditingkat komunitas yang sebenarnya searah dengan konsep otonomi daerah yang bertumpu pada pengelolaan sumber daya ditingkat perintah terendah yakni pedesaan.
D. Ma sjid d a n Rua ng Ling kup nya
1. Pe ng e rtia n Ma sjid
Ka ta m a sjid b e ra sa l d a ri b a ha sa a ra b , ma sjid se c a ra e tim o lo g is
b e ra rti te m p a t sujud . Jika d iliha t d a ri se g i ha rfia h, ka ta p o ko nya :
sujuda n, fi’ il m a d inya sa ja da . Fi’ il sa ja d a d ib e ri a wa la n m a , se hing g a
te rja d ila h isim m a ka n. Isim ma ka n ini m e nye b a b ka n p e rub a ha n
b e ntuk d a ri sa ja da m e nja d i ma sjidu, m a sjid .34 Se d a ng ka n se c a ra
te rm ino lo g is, m a sjid a d a la h te m p a t m e la kuka n ib a d a h d a la m m a kna
lua s.35
34
Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), h.118
35
Ad a p un kla sifika si m a sjid b e rd a sa rka n je nis d a n ka ra kte ristiknya
a d a la h se b a g a i b e rikut :
1. Berdasarkan jenisnya 1) Masjid Besar
Adalah masjid yang terletak disuatu daerah dimana jamaahnya bukan hanya dari kawasan itu saja, tetapi bagi siapa saja yang berada dan bekerja disekitar lokasi. Masjid dengan karateristik ini biasanya dibangun oleh pemerintah, dan masyarakat disekitarnya sangat dikontrol oleh pemerintah begitu juga dengan pengurusan dan pendanaannya bisa disamakan dengan masjid negara.
2) Masjid Elit
Masjid ini terletak didaerah elit, jamaahnya golongan di kawasan tertentu termasuk pengurusnya, karna masjid ini memiliki potensi sangat besar.
3) Masjid Kota
Masjid ini terletak di kota-kota, jamaah pada umumnya terdiri dari golongan menengah dan atas.
4) Masjid Kampus
Jamaahnya sudah tentu terdiri dari para intelektual yang aktifitasnya sangat padat dan lebih cenderung pada wawasn dan keilmuan disamping kesejahteraan umat.
Masjid untuk jamaah yang homogen yang diikat oleh kesamaan organisasi dan kecenderungan pemahaman tentang ajaran agama, masjid ini dikelola oleh organisasi masjid secara otonomi.
6) Masjid Desa
Masjid ini berdiam disekitar masjid, masalah dana sangat kurang, kwalitas pengurus sangat rendah dan potensi konflik cukup besar.
Tetapi apabila kita lihat dari karakteristik dan stratifikasinya, masjid terbagi menjadi36 :
a. Tipe A
Yang termasuk tipe ini adalah masjid Negara (masjid besar dalam penjelasan diatas) dan masjid Propinsi (masjid Agung). Fasilitas pengembangan meliputi; (a) kantor-kantor organisasi ulama dan organisasi masjid tingkat wilayah, seperti; MUI, KODI, DMI dan remaja masjid. (b) ruang pertemuan (c) ruang rapat (d) ruang kegiatan perekonomian, meliputi; koperasi, mini market, bisnis club, BMT dan bank syariah. (e) wisma pengurus/imam (f) balai pendidikan (g) balai kesehatan. Di Indonesia masjid Negara direfresentasikan oleh masjid Istiqlal Jakarta.
b. Tipe B (Masjid Kabupaten (masjid raya dan masjid agung)) c. Tipe C (Masjid besar, tingkat kecamatan dan kelurahan)
Fasilitas yang harus dikembangkan adalah; (a) kantor-kantor organisasi ulama tingkat kecamatan dan kelurahan, (b) ruang
36
pertemuan (c)ruang kursus (d) ruang kegiatan perekonomian seperti; BPRS dan koperasi (e) balai pendidikan dan poliklinik. d. Tipe D (Masjid kecil (masjid lingkungan RW dan RT))
Fasilitas standar yang harus dimiliki masjid adalah; (a) ruangan ibadah (b) kantor masjid (c) tempat wudhu (d) WC/kamar mandi/Urinior.
Da ri p e nje la sa n d ia ta s d a p a t kita a m b il g a ris b e sa rnya b a hwa
m a sjid ya ng d ise b ut la ya k d a n id e a l a d a la h a p a b ila m a sjid te rse b ut
te la h m e m e nuhi sta nd a risa si se p e rti ya ng te la h te rm a ktub d ia ta s.
Se ka lip un m e m a ng tid a k d a p a t d ip ung kiri m a sih b a nya k m a sjid d i
Ind o ne sia ya ng ja uh d a ri sta nd a r d ia ta s, na m un b ila sa ja se b ua h
m a sjid ha nya m e m iliki sa tu rua ng a n sa ja ya ng d ig una ka n untuk
te m p a t b e rib a d a h ta np a rua ng a n-rua ng a n p e nd ukung la innya ,
m a ka sa h sa ja b a ng una n itu d ise b ut m a sjid , ka re na p a d a ha kika tnya
m a sjid a d a la h te m p a t b e rib a d a h.
2. Fung si d a n Tujua n Did irika nnya Ma sjid
Ma sjid m e m p unya i fung si uta m a se b a g a i te m p a t um a t m uslim
b e rsujud ke p a d a Alla h SWT, se d a ng ka n b a ng una n m a sjid ya ng
d id irika n um a t m uslim b e rtujua n untuk m e la ksa na ka n sha la t
b e rja m a a h d a n b e rb a g a i ke p e rlua n la innya ya ng te rka it d e ng a n
ke m a sla ha ta n um a t se rta m e m p unya i tujua n untuk m e ning ka tka n
Disa m p ing itu, jika kita liha t ke m b a li p a d a za m a n Ra sululla h d a n
m a sa -m a sa ke ja ya a n isla m , m a sjid b uka n ha nya m e nja d i te m p a t
sha la t, te ta p i m e nja d i te m p a t ke g ia ta n ka um m uslim . Dia nta ra nya
ke g ia ta n d ib id a ng p e m e rinta ha n, ya ng m e nc a kup id e o lo g i, p o litik,
e ko no m i, so c ia l, p e ra d ila n d a n ke m ilite ra n, d ib a ha s d a n d ip e c a hka n
d ile m b a g a m a sjid . Ma sjid p a d a sa a t itu, b e rfung si p ula se b a g a i p usa t
p e ng e m b a ng a n ke b ud a ya a n isla m , jug a se b a g a i te m p a t ha la q a h
a ta u d iskusi, m e ng a ji, d a n m e m p e rd a la m ilm u-ilm u a g a m a se c a ra
khusus se rta p e ng e ta hua n um um se c a ra lua s.
Pa d a sa a t ini, b a nya k m a sjid d ib a ng un se tia p ta hunnya , b a ik o le h
m a sya ra ka t se c a ra b e rsa m a -sa m a , o rg a nisa si-o rg a nisa si,
ke m a sya ra ka ta n, se rta o le h p e m e rinta h se nd iri. Ba ng una n m a sjid
te rse b ut, b a nya k ya ng m e m p unya i a rsite k ya ng ind a h d a n m e g a h
d e ng a n ko ntruksi ya ng sa ng a t ma ha l. Na m un te rka d a ng d isa ya ng ka n
ke ind a ha n d a n ke m e g a ha n b a ng una n m a sjid ya ng te rse b a r
d ise luruh p e njuru ne g ri tid a k m e nunjuka n ting ka t ke se ja hte ra a n b a g i
p a ra je m a a hnya , b a hka n ya ng le b ih iro nisnya untuk b ia ya
p e m e liha ra a n m a sjid te rse b ut se ring ka li d ila kuka n d e ng a n c a ra
m e m inta -m inta d ip ing g ir ja la n, se hing g a m e nurunka n c itra um a t isla m
se c a ra ke se luruha n. Pa d a ha l, jika m a sjid kita a rtika n ha nya se b a g a i
te m p a t sujud se m a ta , te ntula h b a ng una n khusus fisik m a sjid tid a k
sujud . Sha la t b isa d ila kuka n d im a na sa ja , d i rum a h, d i ka nto r,
d ila p a ng a n te rb uka , a sa lka n b uka n d i te m p a t-te m p a t te rla ra ng
se p e rti d ia ta s kub ura n.37 Me nurut m ub a lig h ib u ko ta KH. Anwa r Sa nusi,
“ Ka la u m a sjid d ip e runtukka n ha nya untuk sha la t, um a t isla m b isa
sha la t d im a na sa ja . Se b a b b um i Alla h itu se m ua nya a d a la h m a sjid .
Um a r b in Kha ta b wa ktu m a suk Pa le stina , d ise b e la h g e re ja d ia
m e la kuka n ib a d a h sha la t. Ja d i sha la t um a t Isla m d a p a t d ila kuka n
d im a na p un ya ng d ia ng g a p tid a k ha la ng a n sa m a se ka li,” uja rnya .38
Da la m se b ua h ha d its Na b i Muha m m a d SAW p e rna h m e ng a ta ka n
te nta ng sujud ke p a d a Alla h d a p a t d ila kuka n d i se luruh p e rm uka a n
b um i ya ng tid a k te rika t p a d a te m p a t, ka rna se luruh p e rm uka a n b um i
ini a d a la h te m p a t b a g i ka um m uslim untuk sujud ke p a d a a lla h.
Da la m ha l ini ya ng d im a ksud Ra sululla h SAW m a sjid se b a g a i
te m p a t sujud b uka n se p e rti d a la m p e ng e rtia n fisik se ka ra ng ini
m e la inka n te m p a t sujud se g a la ke b e na ra n. Ka re na itu m e stinya um a t
Isla m d iha ra p ka n d a p a t m e m b a ng un ko p e ra si d i m a sjid , te m p a t
m usya wa ra h d i m a sjid , id a ra h d i m a sjid , b a hka n m e m b ic a ra ka n
te nta ng ke m a km ura n m a sya ra ka t jug a d i m a sjid . Da la m m ukta m a r
37
Ibid
38
“ Risa tul Ma sjid ” p a d a ta hun 1975 d i Ma kka h, d ise p a ka ti b a hwa m a sjid
d ika ta ka n b e rp e ra n d e ng a n b a ik jika m e m iliki:39
a. Rua ng sha la t ya ng m e m e nuhi p e rsya ra ta n ke se ha ta n
b. Rua ng khusus w a nita ya ng m e m ung kinka n m e re ka ke lua r
m a suk ta np a b e rc a m p ur d e ng a n p ria , b a ik d ig una ka n
untuk sha la t m a up un untuk m e m b ina ke te ra m p ila n m e re ka
c. Rua ng p e rte m ua n d a n p e rp usta ka a n
d. Rua ng p o liklinik d a n rua ng “ p e ra wa ta n “ je na za h
e. Rua ng b e rm a in, b e ro la h ra g a d a n b e rla tih b a g i re m a ja
Na m un a p a b ila kita ka ji se c a ra le b ih d a la m , se b e na rnya sa ng a t
b a nya k fung si m a sjid ya ng d a p a t d ike m b a ng ka n untuk m e ng a ng ka t
ha rka t um a t isla m . Fung si-fung si te rse b ut a nta ra la in:
a. Masjid merupakan tempat umat muslim beribadah dan mendekatkan diri pada Allah,
b. Masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta kebutuhan pribadi,
c. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat,
39
d. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkosultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan,
e. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotongroyongan didalam mewujudkan kesejahteraan bersama,
f. Masjid dengan majlis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin,
g. Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pemimpin umat,
h. Masjid tempat pengumpulan dana, menyimpan dan menyalurkannya, i. Masjid tempat melaksanakn pengaturan dan supervisi sosial.
Da ri p e nje la sa n d ia ta s d a p a t d ia m b il ke sim p ula n b a hwa sa nya
fung si d a n tujua n d id irika nnya m a sjid b uka n ha nya untuk tujua n
ib a d a h se m a ta , na m un m e m iliki fung si ya ng le b ih lua s se b a g a i se ntra l
p e ng e m b a ng a n Isla m b a ik d a la m b id a ng so sia l, p e nd id ika n m a up un
e ko no m i. Ha l ini b uka n se b ua h p e ng e m b a ng a n d a ri fung si uta m a
m a sjid se b a g a i te m p a t ib a d a h, na m un ha l ini a d a la h fung si-fung si la in
d a ri m a sjid , se b a g a im a na ya ng Na b i Alla h Muha m a d SAW la kuka n
te rha d a p Ma sjid Na b a wi. Dim a na Ma sjid Na b a wi d ija d ika n Na b i
se b a g a i p usa t p e rg e ra ka n um a t Isla m se la in jug a te m p a t m e la kuka n
ritua l ib a d a h.
Ma sjid a d a la h institusi p e rta m a ya ng d ib a ng un Ra sulla h SAW p a d a
p e rio d e Ma d ina h. Pe nd iria n m a sjid p e rta m a b e rta rikh 12 Ra b iul Awa l
ta hun p e rta m a hijria h a d a la h m a sjid Q ub a , te rle ta k d i ko ta Ma d ina h.40
Ha l ini jug a d ije la ska n d a la m p e rp e ktif Alq ura n d a n se ja ra h ka rna
m a sjid m e m iliki ko ntrib usi ya ng b e sa r d a la m m e no p a ng p e rjua ng a n
Ra sululla h SAW p a d a m a sa -m a sa a wa l p e nye b a ra n a g a m a Isla m ,
m a ka b a ng una n p e rta m a ya ng d ib a ng un Ra sululla h SAW sa a t hijra h ke
Ya srib (ya ng kini d ike na l d e ng a n Ma d ina h) a d a la h se b ua h m a sjid ,
ya kni m a sjid Q ub a . Be g itu jug a se tib a d i ko ta ke d ua ka um m uslim in itu,
Ra sululla h jug a m e m b a ng un m a sjid , ya ng kini p o p ula r d e ng a n se b uta n
Ma sjid Na b a wi a l-Sya rif. Me nurut m ub a lig h ib u ko ta KH Anw a r Sa nusi,
m a sjid a d a la h b a ng una n p e rta m a ya ng d id irika n ra sululla h SAW b e g itu
hijra h d a ri Me ka h ke Ma d ina h. Ma sjid tum b uh se b a g a i p usa t b ud a ya
d a n ib a d a h.41
Me skip un b a ng una n-b a ng una n m a sjid p a d a sa a t itu sa ng a tla h
se d e rha na , se p e rti Ma sjid Na b a wi d i Ma d ina h ya ng d ib a ng un ha nya
b e rup a se b ua h ta na h b e rp a g a r b a tu b a ta . Ma sjid itu te rb uka d a n
d ilind ung i o le h b a ta ng p o ho n kurm a , sa la h sa tu se ra m b i d ig una ka n
untuk m e lind ung i o ra ng -o ra ng ya ng sho la t a g a r tid a k te rke na sina r
40
Ibid
41
m a ta ha ri la ng sung , d a n se ra m b i ya ng la in m e rup a ka n rum a h o ra ng
-o ra ng Me ka h ya ng hijra h b e rsa m a Ra sulla h, d a n b e lia u se nd iri ting g a l
d ib a ng una n se d e rha na ya ng b a ng un b e rla wa na n d e ng a n sisi lua r
se b e la h tim ur d ind ing m a