• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masjid sebagai sentral pemberdayaan ekonomi umat : studi di Masjid Ittihadul Muhajirin Perumahan Reni Jaya Pamulang Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Masjid sebagai sentral pemberdayaan ekonomi umat : studi di Masjid Ittihadul Muhajirin Perumahan Reni Jaya Pamulang Tangerang"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN

EKONOMI UMAT

(Studi di Masjid Ittihadul Muhajirin Perumahan Reni Jaya Pamulang Tangerang) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Disusun Oleh : CAROLINA IMRAN

203046101682

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat

serta salam kepada junjungan nabi besar kita Muhammad SAW yang telah

membimbing umatnya kepada jalan Ilahi.

Dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Seperti juga perjalanan studi yang penulis lalui dari awal hingga akhir, rasanya tidaklah mungkin jika penulis dapat melaluinya sendirian. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang selalu dikasihi oleh Allah SWT.

1.

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak

Prof. DR. H. Muh. Amin Suma, SH, MA, MM, beserta para pembantu dekan,

baik sebagai aparat birokrasi maupun sebagai pribadi. Terima kasih atas

bantuan yang diberikan.

2.

Ibu Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah

dan Hukum Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Azharudin Latif, yang

telah banyak membantu penulis dalam menentukan judul dan dalam

penyelesaian hal-hal administrasi dan nasehat-nasehat yang berharga.

(3)

mengarahkan dan meluangkan waktu kepada penulis hingga skripsi ini

selesai.

4.

Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu telah

banyak berperan dalam pembelajaran semasa penulis kuliah.

5.

Pimpinan dan seluruh staf karyawan perpustakaan utama dan perpustakaan

Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah menyediakan fasilitas

untuk studi kepustakaan.

6.

DKM Masjid Ittihadul Muhajirin yang telah banyak membantu penulis dalam

penelitian ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik,

terutama untuk pak H. Khamim selaku ketua DKM, pak H. Yagus selaku

sekretaris DKM dan pak Ali selaku pengurus harian masjid Itihadul

Muhajirin, terima kasih atas bantuan dan informasinya dan pengurus DKM

lainnya yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

(4)

8.

Semua teman-teman baik dari PS A Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta maupun Ponpes Darul Muttaqin yang tidak dapat

disebut satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya dan semua doanya,

Semoga kita bisa kompak menjaga silaturahmi antar kita.

Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat

memanjatkan do’a kepada Allah SWT semoga kebaikan yang telah diberikan

dapat bernilai ibadah dan dibalas oleh Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita

semua. Amin…

Jakarta, 3 September 2008

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

………..

HALAMAN PENGESAHAN

...

LEMBAR PERNYATAAN

………

KATA PENGANTAR

……… i

DAFTAR ISI

……….. iv

DAFTAR TABEL

……….. vi

DAFTAR GAMBAR

……….. viii

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah………

1

B.

Pembatasan dan Perumusan Masalah………

9

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian………..

10

D.

Metode Penelitain ……….

11

E.

Sistematika Penulisan………

15

BAB II

KAJIAN TEORI PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT DAN

MASJID

A.

Pengertian dan Tujuan Pemberdayaan Ekonomi……..

17

B.

Langkah – langkah Strategis pemberdayaan Ekonomi..

27

(6)

D.

Pengertian Masjid dan Ruang Lingkupnya………

33

E.

Sejarah Pendirian dan Perkembangannya……….

40

BAB III

PROFIL MASJID ITTIHADUL MUHAJIRIN

A.

Profil Masjid Ittihadul Muhajirin………..

42

B.

Sasaran Pemberdayaan Ekonomi………..

52

C.

Jenis Usaha yang Dijalankan Oleh Masjid Ittihadul

Muhajirin………..

53

D.

Permasalahan Serta Solusinya………….………..

62

BAB IV

ANALISA MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN

EKONOMI UMAT

A.

Respon Masyarakat Terhadap Kegiatan Ekonomi Masjid Ittihadul

Muhajirin……… 67

B.

Harapan Masyarakat Terhadap Perkembangan Masjid Ittihadul

Muhajirin Untuk Akan Datang………..

79

C.

Analisa Pemberdayaan Ekonomi Masjid Ittihadul

Muhajirin……… 82

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan……… 86

B.

Saran……….. 87

DAFTAR PUSTAKA

………

89

(7)

DAFTAR TABEL

1.

Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………..

68

2.

Tabel 4.2 Identitas Responden Menurut Jenis Pekerjaan………..

68

3.

Tabel 4.3 Identitas Responden Menurut Jenis Pendidikan………

69

4.

Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Status Perkawinan………...

70

5.

Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Usia……….

70

6.

Tabel 4.6 Menurut Pengetahuan Tentang Fungsi Masjid………..

71

7.

Tabel 4.7 Menurut Pengetahuan yang Didapat………..

72

8.

Tabel 4.8 Menurut Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Berbasis

Masjid……….. 73

9.

Tabel 4.9 Menurut Penilaian Usaha yang Telah Dijalankan Masjid…….

74

10.

Tabel 4.10 Menurut Manajemen Pengelolaan Masjid……….

75

11.

Tabel 4.11 Menurut Tanggapan Pelayanan yang Diberikan………

75

12.

Tabel 4.12 Menurut Penilaian dari Sisi Syariah………..

76

(8)

14.

Tabel 4.14 Menurut Penilaian Pengguna Usaha yang Dijalankan

Masjid……….. 77

(9)

DAFTAR GAMBAR

[image:9.612.114.526.123.558.2]
(10)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar

 

Belakang

 

Masalah

 

Pada hakikatnya Indonesia adalah Negara dengan jumlah muslim terbesar

di dunia dan Negara dengan jumlah masjid atau mushalah terbanyak di dunia,

sekitar satu juta buah masjid dan mushalah telah berdiri di Indonesia.

1

Menurut

Depag jumlah resmi masjid dan mushalah sebanyak tujuh ratus ribu (700.000)

unit, dengan perincian 30 % dari jumlah keseluruhan adalah masjid besar, bagus

dan megah, 50 % bagus dan 20 % sederhana.

2

Bila kita membandingkan dengan

jumlah kuantitasnya jelas sekali Indonesia kaya akan masjid, jumlah yang

sedemikian banyak itu sama dengan jumlah masjid dari Maghribi sampai

Banglades.

3

Sejatinya jumlah masjid dan mushalah yang besar itu bisa

menciptakan generasi-generasi muda islam yang beriman dan bertaqwa,

sehingga mampu menjembatani tali ukhuwah dan memajukan Islam Indonesia.

Dalam lintasan sejarah umat Islam, kita mengetahui masjid pertama kali yang

dibangun oleh Rasulullah sendiri ketika beliau hijrah adalah masjid Quba yang

beliau buat bersama para sahabat dengan komponen dasar bangunan tersebut

1

Sofyan Syafri Harahap, (Ed) Pedoman Manajemen Masjid (Jakarta, Pustaka Quantum, 2004) h. 5

2

Ahmad Sutardji, Visi, Misi dan Langkah Strategis PDMI dalam Pengelolaan Masjid (Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 2002) Cet ke-2, h. 17

3

(11)

terdiri dari pelepah-pelepah kurma.

4

Dalam konteks Quba inilah, Allah SWT

sendiri telah melegitimasi keberadaannya lewat Al-Quran yang mengacu pada

niat serta proyeksi pembuatan masjid itu sendiri oleh Rasulullah dengan bahasa

Quran

ussisa ‘ala taqwa

(dibangun/didirikan atas dasar ketakwaan kepada

Allah). Proyeksi besar Nabi tidak lain adalah upaya memfungsikan masjid

sebagai media dan basis riil perjuangan umat Islam yang ketika itu jumlah

masjid masih sedikit. Dengan pengertian lain masjid memiliki banyak fungsi

selain fungsi tempat ibadah. Menjadikan masjid sebagai media yang multi

fungsi bukan tanpa alasan bagi Rasulullah, dengan strategi demikian, terbukti

semakin banyak jumlah muslim dari hari ke hari. Lebih-lebih, kaum Anshor

(

orang-orang muslim asli

Madinah

) selalu berupaya membantu Nabi beserta

para sahabat dengan memberikan fasilitas yang dibutuhkan.

Terlepas dari perbedaan pendapat ulama tentang masjid yang dijuluki

Allah sebagai masjid yang dibangun atas dasar takwa. Hal ini juga dijelaskan

dalam firman Allah surat At-Taubah 108,

4

(12)

Artinya :

Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. sesungguh-

nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama

adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di dalamnya mesjid itu ada

orang yang ingin membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang yang bersih. (At – Taubah 108)

yang jelas bahwa keduanya (

Masjid Quba dan Masjid Nabawi

)

dibangun atas dasar ketakwaan, dan setiap masjid seharusnya memiliki

landasan dan fungsi seperti itu. Itulah sebabnya mengapa Rasulullah Saw

meruntuhkan bangunan kaum munafik yang juga mereka sebut masjid, dan

menjadikan lokasi itu tempat pembuangan sampah dan bangkai binatang,

karena di bangunan tersebut tidak dijalankan fungsi masjid yang sebenarnya,

yakni ketakwaan.

5

Al-Quran melukiskan bangunan kaum munafik itu sebagai

berikut :

)

ﺔﺑﻮﺘﻟا

:

107

(

Artinya :

Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan

masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk

5

(13)

kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta

menunggu kedatangan orang-orang yang Telah memerangi Allah dan rasul-Nya

sejak dahulu mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki

selain kebaikan." dan Allah menjadi saksi bahwa Sesungguhnya mereka itu

adalah pendusta (dalam sumpahnya). (At-Taubah : 107)

Masjid Nabawi di Madinah telah menjabarkan fungsinya sehingga lahir

peranan masjid yang beraneka ragam. Sejarah mencatat tidak kurang dari

sepuluh peranan yang telah diemban oleh Masjid Nabawi,

6

yaitu sebagai

berikut:

1.

Tempat ibadah (

shalat dan zikir

)

2.

Tempat konsultasi dan komunikasi (

ekonomi, sosial dan budaya

)

3.

Tempat pendidikan

4.

Tempat santunan sosial

5.

Tempat latihan militer dan persiapan alat-alatnya

6.

Tempat pengobatan para korban perang

7.

Tempat perdamaian dan pengadilan sengketa

8.

Aula dan tempat menerima tamu

9.

Tempat menawan tahanan, dan

10.

Pusat penerangan atau pembelaan agama

Agaknya masjid pada masa silam mampu berperan sedemikian luas,

disebabkan antara lain oleh: keadaan masyarakat yang masih sangat berpegang

teguh kepada nilai, norma dan jiwa agama, kemampuan Pembina-pembina

6

(14)

masjid menghubungkan kondisi sosial dan kebutuhan masyarakat dengan uraian

dan kegiatan masjid. Manifestasi pemerintah terlaksana di dalam masjid, baik

pada pribadi-pribadi pemimpin pemrintahan yang juga menjadi khatib/imam,

atau ruangan masjid yang menjadi tempat kegiatan pemerintahan.

7

Keadaan itu kini telah berubah, sehingga timbullah

lembaga-lembaga baru yang mengambil alih sebagian peranan masjid di masa lalu,

yaitu organisasi-organisasi keagamaan swasta dan lembaga-lembaga

pemerintah, sebagai pengarah kehidupan duniawi dan ukhrawi umat

beragama. Lembaga-lembaga itu memiliki kemampuan material dan teknis

melebihi masjid. Sehingga berakibat fungsi masjid pada saat ini hanya sebatas

tempat ibadah, pengkerdilan fungsi masjid juga bukan hanya karena

bermunculan lembaga-lembaga itu saja, tetapi juga dikarenakan pola pikir dan

mentalitas pengurus masjid. Dikotomisasi fungsi masjid sebagai tempat ritual.

sunah adalah sebuah kesalahan yang masih subur dilingkungan pengurus

masjid, sebagian pengurus masjid masih ada yang melarang khatib berbicara

masalah politik didalam masjid. Keberlangsungan aktifitas masjid seharusnya

muncul dari inisiatif pengurusnya, apabila pengurusnya berani maka hiduplah

masjid itu, tetapi bila pengurusnya tidak bersemangat maka tidak akan ada

7

(15)

transformasi semangat yang lahir dari masjid yang memberikan ruhnya kepada

aktivitas jamaah.

8

Fungsi masjid yang luas ketika masa-masa keemasan Islam sudah menjadi

sejarah pada saat ini, untuk saat ini tidak perlu-lah kita berbicara tentang fungsi

masjid yang sedemikian luas itu, dewasa ini sudah menjadi rahasia umum

bahwa banyak sekali masjid yang bagus, besar dan megah dari sisi

hardwear-nya saja, tetapi dari segi softwear terlihat lusuh. Namun hal itu masih terlihat

wajar bila dibandingkan dengan banyaknya masjid yang bergantung kepada

jama’ahnya dari segi financial untuk terus hidup, sekalipun memang masjid

adalah tanggung jawab umat islam, seharusnya masjid sebagai sentral

pergerakan umat islam mampu untuk berdiri sendiri, hal itu dikarenakan masjid

akan dapat dan mampu menjadi pusat pengembangan dan pembentukan

generasi muslim yang beriman, bertaqwa dan kompeten, bukan hanya

dipusingkan dengan urusan-urusan kebutuhan masjid itu saja.

Menurut Dewan Masjid Indonesia (DMI) ada tiga fungsi masjid

Pertama, masjid dapat difungsikan sebagai pusat ibadah, baik ibadah mahdhah,

maupun ibadah sosial. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang langsung kepada

Allah SWT, seperti sholat, mengaji dan lainnya. Tentu, secara tidak langsung,

ibadah-ibadah tersebut juga ada hubungannya dengan masyarakat. Sedangkan

sebagai pusat ibadah sosial, masjid dapat difungsikan untuk mengelola zakat,

8

(16)

wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah, menjaga kebersihan dan kesehatan

bersama, melaksanakan kurban, dan membantu peningkatan ekonomi ummat.

Kedua, memanfaatkan masjid sebagai pusat pengembangan masyarakat,

melalui berbagai sarana dan prasarana yang dimiliki masjid, seperti khutbah,

pengajian, kursus ketrampilan yang dibutuhkan anggota jamaah, dan

menyelenggarakan pendidikan formal sesuai kebutuhan masyarakat. Dan yang

ketiga membina persatuan umat.

Bila menilik dari pendapat Dewan Masjid Indonesia (

DMI

) dan sejarah

masjid di masa lampau, terlihat jelas masjid tidak hanya berfungsi sebagai

tempat ibadah namun semua hal yang bersifat sosial maupun ekonomi bisa

dilakukan oleh masjid. Salah satu fungsinya adalah mengembangankan dan

membantu ekonomi umat, dengan kata lain semua asset-aset yang dimiliki oleh

masjid bisa digunakan untuk membantu menaikan taraf hidup jama’ahnya.

(17)

berpengaruh di masyarakat untuk bisa keluar dari kemiskinan menuju

masyarakat yang lebih sejahtera.

9

Dalam konteks ini, masjid dapat dijadikan wahana penguat ekonomi umat.

Potensi yang besar ini sangatlah disayangkan jika tetap diabaikan, karena

masjid sebenarnya berpeluang dalam mendorong kemandirian ekonomi umat.

Cuma yang terjadi saat ini, pemberdayaan ekonomi masjid untuk pengentasan

kemiskinan tersebut belum dikelola secara professional, trasparan, akuntabel,

jujur dan penuh keikhlasan.

10

Jikalau potensi ekonomi dari masjid dapat dikelola dengan manajemen

professional dan transparan maka ada beberapa keuntungan yang dapat diraih.

Pertama,

potensi ekonomi masjid dapat mengurangi beban pemerintah, Karena

ikut berpartisipasi dalam program pemerintah untuk mengurangi jumlah

masyarakat yang miskin.

Kedua,

potensi ekonomi masjid bias mengurangi

ketergantungan dana dari pihak asing, terutama pinjaman luar negri untuk

penanggulangan kemiskinan.

Ketiga,

potesi tersebut dapat membangun

kemandirian ekonomi umat.

11

Gerakan pemberdayaan ekonomi masjid dapat

juga dimaknai sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat. Kegiatan

pemberdayaan ekonomi berbasis masjid, seperti baitul mal, unit pelayanan

9

Saifullah Yusuf, ”Masjid Basis Pengentasan Kemiskinan”, Republika. 5 Januari 2007.

10

Muhtadi, “Pemberdayaan Masjid untuk Pengentasan Kemiskinan”, Republika. 27 September 2007.

11

(18)

zakat, infak dan sedekah.

12

Jadi, masjid menyimpan potensi umat yang besar.

Jika digerakan secara optimal,akan meningkatkan kesejahteraan umat, minimal

bagi jamaah masjid itu sendiri. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka topik

ini jadi menarik dibahas, alasan inilah yang mendorong penulis untuk

mengajukan penulisan skripsi dengan judul : Masjid Sebagai Sentral

Pemberdayaan Ekonomi Umat.

B.

  

Pembatasan

 

dan

 

Perumusan

 

Masalah

 

1.

Pembatasan

Mengingat banyaknya jumlah masjid di Indonesia, maka penulis

mengambil pada masjid Ittihadul-Muhajirin Pamulang. Agar pembahasan

ini tidak meluas maka penulis hanya membatasinya permasalahan hanya

pada fungsi masjid terhadap perberdayaan ekonomi umat.

2.

Perumusan Permasalahan

Ketika wacana pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid bergulir

dimasyarakat dan banyak masjid-masjid merealisasikan di lapangan maka

penulis merasa tertarik meneliti apakah wacana ini benar-benar telah

direalisasikan sesuai dengan fungsi masjid pada jaman Rasulallah

(

khususnya dalam bidang ekonomi

) dan apakah telah mencapai tujuan yang

12

(19)

dikehendaki. Maka dengan ini penulis melakukan penelitian dengan objek

program pemberdayaan ekonomi umat masjid Ittihadul Muhajirin, dimana

masjid ini telah menjalankan program ini sekitar 7 tahun.

Dalam melakukan penelitian penulis menitik beratkan pada program

yang dimiliki, respon masyarakat, kendala dan solusinya serta hasil yang

diperoleh oleh masyarakat setelah mengakses program tersebut.

Untuk merealisasikan batasan masalah yang dikemukakan diatas maka

penulis mencoba merumuskan masalah untuk memudahkan pembahasan

selanjutnya, adapun rumusannya adalah sebagai berikut :

a.

Bagaimana peran masjid Ittihadul Muhajirin terhadap pemberdayaan

ekonomi umat?

b.

Program apa yang direalisasikan masjid Ittihadul Muhajirin dalam

pemberdayaan ekonomi umat?

c.

Apa saja kendala yang dihadapi masjid Ittihadul Muhajirin dalam

pemberdayaan ekonomi umat dan bagaimana penyelesaiannya?

d.

Bagaimana respon masyarakat sekitar masjid Ittihadul Muhajirin

terhadap kegiatan ekonomi yang dijalankan masjid?

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.

Tujuan Penelitian

(20)

b.

Untuk mengetahui program masjid dalam pemberdayaan ekonomi

umat

c.

Untuk memahami kendala yang sering dihadapi masjid Ittihadul

Muhajirin dalam pemberdayaan ekonomi umat

d.

Untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan dalam meraih tugas

kesarjanaan strata 1 (S1) pada program studi perbankan syariah

(ekonomi islam) jurusan muamalat fakultas syariah dan hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Manfaat Penelitian

a.

Bagi penulis sendiri bermanfaat sebagai penambah wawasan,

menerapkan dan mngembangkan seluruh teori ilmu yang telah

diperoleh semasa perkuliahan serta mendapat pengetahuan dan

ketrampilan yang aplikatif dibidang lembaga perekonomian umat

(

LPU

) khususnya pemberdayaan ekonomi umat lewat masjid.

b.

Bagi pihak DKM (

dewan kehormatann masjid

)

masjid Ittihadul

(21)

c.

Bagi dunia pustaka, hasil penelitian ini diharapkan dapat

dipergunakan untuk memperkaya koleksi dalam ruang lingkup

karya-karya penelitian lapangan.

d. Memberikan informasi mengenai fungsi masjid terhadap pemberdayaan

ekonomi.

D. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di masjid al-Ittihadul Muhajirin Perumahan

Reni Jaya Pamulang Tangerang.

2. Sumber Data

a.

Data primer

Merupakan data yang diperoleh langsung dari responden, melalui

kuesioner dan wawancara kepada DKM atau pengurus masjid Ittihadul

Muhajirin yang berkaitan dengan masalah skripsi ini.

b.

Data sekunder

Adalah data yang diperoleh dari sumber data dokumentasi yang

dikeluarkan pihak masjid Ittihadul Muhajirin dan literature kepustakaan

seperti buku-buku dan sumber lainnya yang berkaitan dengan materi

skripsi ini.

3.

Populasi dan Sampel

(22)

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang

memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah jamaah masjid Ittihadul Muhajirin

sebanyak 520 orang.

13

Jumlah ini diambil dari jumlah data jamaah

pengajian bapak-bapak, ibu-ibu dan remaja, dan dari kegiatan masjid

lainnya seperti jumlah anggota koperasi.

b.

Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara

tertentu dan meliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang

dianggap bisa melalui populasi. Sampel dari penelitian ini adalah

sebanyak 52 orang. Adapun penarikan sampelnya dilakukan dengan cara

random sampling (

pengambilan sampel secara acak

) atau probabilitas

sampling artinya semua unit populasi mempunyai

kesempatan-kesempatan untuk dijadikan sampel atau suatu sampel yang ditarik

sedemikian rupa dimana suatu elemen (unsur) individu populasi, tidak

didasarkan pada kepentingan pribadi, tetapi tergantung kepada aplikasi

kemungkinan.

Dalam hal ini penulis berpedoman pada buku prosedur penelitian

karangan Suharsimi Arikunto, yang menyebutkan :”sebagai ancer-ancer

dalam pengambilan sampel, maka apabila subyeknya kurang dari 100,

13

(23)

lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya apabila jumlah subyeknya besar dapat diambil

antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih, tergantung

setidak-tidaknya.

14

1)

Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana

2)

Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap obyek

3)

Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti

4.

Tehnik Pengumpulan Data

Adapun instrument pengumpulan data yang digunakan adalah:

a.

Angket atau kuesioner, yaitu merupakan suatu cara pengumpulan data

dalam bentuk daftar pertanyaan terstruktur (

tertutup

), agar objek

dapat memberikan jawaban yang telah disediakan, hal ini digunakan

oleh penulis untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan efektif

sesuai dengan tujuan penelitian.

b.

Wawancara, hal ini penulis lakukan untuk menggali data penelitian

melalui percakapan langsung dengan pihak terkait, yaitu pihak

pengurus masjid Ittihadul Muhajirin.

c.

Riset kepustakaan, yaitu suatu teknik pengumpulan data diman

penulis melakukan kunjungan langsung ke beberapa kepustakaan

14

(24)

untuk mendapatkan beberapa sumber tertulis, baik dari buku-buku,

kitab-kitab dan sumber tertilis lainnya yang ada hubungannya dengan

masalah yang sedang dibahas.

5.

Teknik Analisa Data

Seluruh data yang penulis peroleh dari wawancara, angket dan kepustakaan diseleksi dan disusun, setelah itu penulis melakukan klasifikasi data, yaitu usaha menggolong-golongkan data berdasarkan kategori tertentu. Setelah data-data yang ada diklasifikasikan lalu diadakan analisis data, dalam hal ini data yang dikumpulkan penulis adalah data kualitatif kemudian diolah menjadi data kuantitatif maka teknik yang digunakan adalah metode analisa statistik deskriptif yang akan disajikan dalam bentuk uraian dan tabel.

Data-data yang terkumpul diperiksa kembali mengenai kelengkapan

jawaban yang diterima, kejelasannya, konsistensi jawaban atau informasi

yang biasa disebut editing. Kemudian data-data tersebut ditabulasi, yakni

disusun ke dalam bentuk tabel dengan menggunakan statistik persentase

sebagai berikut :

P = F/N X 100%

Keterangan :

P : besarnya persentase

F : frekuensi (jumlah jawaban responden)

N : jumlah responden

(25)

Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah

menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007”.

E.

Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi yang merupakan laporan hasil

penelitian, terdiri atas:

BAB I PENDAHULUAN, bab ini sebagai pengantar untuk menuju

pendiskripsian isi skripsi kemudian pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori dan

kerangka konsep, metode penelitian, sistematika penulisan dan daftar pustaka.

BAB

II

KAJIAN TEORI PEMBERDAYAAN EKONOMI, bab ini

menguraikan tentang pengertian pembnerdayaan ekonomi, tujuan

pemberdayaan ekonomi, langkah-langkah strategis pemberdayaan ekonomi

dan peranan pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi umat.

(26)

permasalahan, respon dan harapan masyarakat.

(27)

BA B II

KA JIA N TEO RI PEMBERDA YA A N EKO NO MI UMA T

A . Pe ng e rtia n d a n Tujua n Pe m b e rd a ya a n Eko no m i Um a t

Ba g i m a sya ra ka t Ind o ne sia Ko nse p Pe m b e rd a ya a n m e nja d i

sa ng a t p e nting te ruta m a ka re na m e m b e rika n p e rsp e ktif p o sitif

te rha d a p o ra ng m iskin, ha l ini d ika re na ka n jum la h p e nd ud uk m iskin

p a d a ta hun 2002 me nc a p a i 35,7 juta jiwa d a n 15,6 juta jiwa (43%)

d ia nta ra nya m a suk ka te g o ri fa kir m iskin. Se c a ra ke se luruha n,

p ro se nta se p e nd ud uk m iskin d a n fa kir m iskin te rha d a p to ta l p e nd ud uk

Ind o ne sia a d a la h se kira 17,6 p e rse n d a n 7,7 p e rse n. Ini b e ra rti b a hwa

se c a ra ra ta -ra ta jika a d a 100 o ra ng Ind o ne sia b e rkum p ul, se b a nya k

18 o ra ng d ia nta ra nya a d a la h o ra ng m iskin, ya ng te rd iri d a ri 10 o ra ng

b uka n fa kir m iskin d a n 8 o ra ng fa kir m iskin15. Ma ka tid a k he ra n ke na p a

ko nse p p e m b e rd a ya a n m e nja d i sa ng a t p e nting , ka re na o ra ng m iskin

tid a k d ip a nd a ng se b a g a i o ra ng ya ng se rb a ke kura ng a n (misa lnya ,

kura ng ma ka n, kura ng p e nda p a ta n, kura ng se ha t, kura ng dina mis)

d a n o b je k p a sif p e ne rim a p e la ya na n b e la ka . Me la inka n se b a g a i

o ra ng ya ng m e m iliki b e ra g a m ke m a m p ua n ya ng d a p a t d im o b ilisa si

untuk p e rb a ika n hid up nya16.

15

Lily Bariady dkk. Zakat dan Wirausaha, (Jakarta, CED) cet-1h. 50

16

(28)

1. Pe ng e rtia n Pe m b e rd a ya a n Eko no m i Um a t

Ad a b a nya k p e ng e rtia n te nta ng p e m b e rd a ya a n, na m un d a ri

se g i b a ha sa , p e m b e rd a ya a n b e ra sa l d a ri ka ta ing g ris ya itu

e mp o we rme nt, b e ra sa l d a ri ka ta p o we r ya ng b e ra rti ke m a m p ua n

b e rb ua t, m e nc a p a i, m e la kuka n a ta u m e m ung kinka n. Awa la n e m

b e ra sa l d a ri ka ta la tin a ta u yuna ni ya ng b e ra rti d id a la m nya ,

ka re na itu p e m b e rd a ya a n d a p a t b e ra rti ke kua ta n d a la m d iri

m a nusia17.

Se d a ng ka n d a la m ka m us um um b a ha sa Ind o ne sia

p e m b e rd a ya a n b e ra sa l d a ri ka ta da ya ya ng b e ra rti te na g a a ta u

ke kua ta n, p e m b e rd a ya a n a d a la h up a ya m e m b a ng un sum b e r

d a ya d e ng a n m e nd o ro ng , m e m o tiva si d a n m e m b a ng kitka n

ke sa d a ra n a ka n p o te nsi ya ng d im iliki se rta b e rup a ya untuk

m e ng e m b a ng ka nnya . Jug a b isa d ia rtika n se b a g a i up a ya

p e nd a ya g una a n p e m a nfa a ta n ya ng se b a ik-b a iknya d e ng a n ha sil

ya ng se m p urna18.

Istila h p e m b e rd a ya a n d ia rtika n se b a g a i up a ya m e m p e rlua s

ho rizo n p iliha n b a g i m a sya ra ka t, d e ng a n up a ya p e nd a ya g una a n

p o te nsi, p e m a nfa a ta n se b a ik-b a iknya d e ng a n ha sil ya ng

17

Ibid, h. 53

18

(29)

m e m ua ska n, ini b e ra rti m a sya ra ka t d ib e rd a ya ka n untuk m e liha t

d a n m e m ilih se sua tu ya ng b e rm a nfa a t b a g i d irinya19.

Pe m b e rd a ya a n jug a b e ra rti up a ya untuk m e ning ka tka n ha rka t

d a n m a rta b a t la p isa n m a sya ra ka t d a la m ko nd isi ya ng kura ng

m a m p u m e le p a ska n d iri d a ri p e ra ng ka p ke m iskina n d a n

ke te rb e la ka ng a n, d e ng a n ka ta la in a d a la h m e m a m p uka n d a n

m e m a nd irika n m a sya ra ka t20.

Se d a ng ka n m e nurut Ife ya ng d ikutip d a ri b uku Lili Ba ria d i “Za ka t

da n Wira usa ha” C e t-1 h.54, m e nje la ska n b a hw a Pe mb e rda ya a n

b e rtujua n untuk me ning ka tka n ke kua sa a n o ra ng -o ra ng ya ng

le ma h a ta u tida k, m e nurut Sw ift d a n Le vin Pe mb e rda ya a n

me nunjuk p a da usa ha p e ng a lo ka sia n ke mb a li ke kua sa a n me la lui

p e ng ub a ha n struktur so sia l, m e nurut Ra p p a p o rt Pe mb e rda ya a n

a da la h sua tu c a ra de ng a n ma na ra kya t, o rg a nisa si, da n

ko munita s dia ra hka n a g a r ma mp u me ng ua sa i (a ta u b e rkua sa

a ta s) ke hidup a nnya d a n m e nurut Pa rso n ya ng m e m p e ng a ruhi

ke hid up a nnya Pe mb e rda ya a n a da la h se b ua h p ro se s de ng a n

ma na o ra ng me nja di c ukup kua t untuk b e rp a rtisip a si da la m,

b e rb a g i p e ng o ntro la n a ta s, da n me mp e ng a ruhi te rha da p ,

ke ja dia n-ke ja dia n se rta le mb a g a -le mb a g a. Pe mb e rd a ya a n

19

Lili, Zakat dan Wirausaha, h. 53

20

(30)

m e ne ka nka n b a hw a o ra ng m e m p e ro le h ke te ra m p ila n,

p e ng e ta hua n, d a n ke kua sa a n ya ng c ukup untuk m e m p e ng a ruhi

ke hid up a nnya d a n ke hid up a n o ra ng la in ya ng m e nja d i

p e rha tia nnya21

Dengan demikian konsep keberdayaan pada dasarnya adalah upaya

menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab yang semakin

efektif secara struktural dalam bidang politik, sosial, budaya dan ekonomi

baik di dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional maupun

internasional.

Ad a b e b e ra p a p e ng e rtia n m e ng e na i e ko no m i um a t.

Pe rta m a , e ko no m i um a t id e ntik d e ng a n e ko no m i p rib um i

Ind o ne sia ya ng jum la hnya 97% d a ri jum la h p e nd ud uk Ind o ne sia ,

se d a ng ka n um a t Isla m se nd iri 87% d a ri to ta l jum la h p e nd ud uk.

Ko nse kue nsi d a ri p e ng e rtia n ini a d a la h jika d ila kuka n

p e m b e ng una n na sio na l ya ng m e ra ta se c a ra ve rtika l d a n

ho rizo nta l m a ka ha l ini b e ra rti jug a p e m b a ng una n e ko no m i uma t

isla m22.

21

Bariadi, Zakat dan Wirausaha, h. 54

22

(31)

Ke d ua , ya ng d im a ksud e ko no m i um a t a d a la h se kto r-se kto r

ya ng d ikua sa i o le h m uslim sa ntri23, b a ta sa n ini m e m iliki b a ta sa n

se nd iri ka re na sulit m e m b e d a ka n m a na ya ng sa ntri m a na ya ng

a b a ng a n. Ind ika to r ini se ring d ig una ka n untuk m e liha t se kto r

e ko no m i um a t, kita b isa m e liha t p a d a UKM-UKM ya ng d ike lo la

o le h Muha m a d iya h, NU, PERSIS d a n la in-la innya .

Ke tig a , e ko no m i um a t a d a la h b a d a n-b a d a n ya ng d ib e ntuk

d a n d ike lo la o le h g e ra ka n Isla m24.

Ke e m p a t, a rti e ko no m i um a t a d a la h se g a la ke g ia ta n e ko no m i

d a n up a ya m a sya ra ka t untuk m e m e nuhi ke b utuha n hid up ya itu

sa nd a ng , p a ng a n, p a p a n, ke se ha ta n d a n p e nd id ika n25.

Ke lim a , m e nurut Muslim Na sutio n d e finisi e ko no m i um a t a d a la h

sua tu siste m e ko no m i p a rtisifa tif ya ng m e m b e rika n a kse s fa ir d a n

a d il b a g i se luruh m a sya ra ka t d id a la m p ro se s p ro d uksi d a n d istrib usi

se rta ko nsum si na sio na l ta np a ha rus m e ng o rb a nka n fung si sum b e r

d a ya a la m d a n ling kung a n se b a g a i siste m p e nd ukung ke hid up a n

m a sya ra ka t se c a ra b e rke la njuta n26.

23

Ibid h. 369

24

Ibid h. 370

25

Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman sosial, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1999) Cet ke-1 h. 66

26

(32)

Be rd a sa rka n d e finisi te rse b ut, m a ka se c a ra o p e ra sio na l d a p a t

d ija b a rka n b a hwa e ko no m i um a t p a d a d a sa rnya m e rup a ka n

ke g ia ta n e ko no m i ya ng b e rtum p u p a d a se kto r riil ya ng m a m p u

m e nye ra p p o te nsi sum b e r d a ya ya ng a d a d a n te rse d ia d i

m a sya ra ka t se te m p a t se c a ra swa d a ya d a n ha silnya d itujuka n

untuk ke m a km ura n se luruh a ng g o ta m a sya ra ka t b uka n untuk

o ra ng a ta u g o lo ng a n te rte ntu.

Se tid a knya e ko no m i um a t ya ng d ituju m e m iliki c iri se b a g a i

b e rikut27: p e rta m a , p e m b e ng una n e ko no m i ya ng p a rtisifa tif d a n

m e ne m p a tka n e ko no m i um a t p a d a p o sisi ya ng le b ih b e sa r se rta

m e m b e ri p e lua ng se lua s-lua snya d a n d id ukung d e ng a n

p e m iha ka n p a d a p e la ku e ko no m i um a t se hing g a d a p a t

m e ng g ulirka n ke se imb a ng a n p e ra n a nta ra p e la ku e ko no m i d i

m a sa d e p a n.

Ke d ua , p e nye b a ra n d a n p e rlua sa n ke p e m ilkia n a sse t e ko no m i

p ro d uktif ke ta ng a n ra kya t a g a r d a p a t d im iliki o le h se b a g ia n

b e sa r ra kya t.

Ke tig a , p e ng ua ta n sum b e r p e m b ia ya a n hing g a te rw ujud

e ko no m i ke se ta ra a n d a n p e ng e m b a ng a n se c a ra to ta l b a g i

27

(33)

p e ng usa ha ke c il, m e ne ng a h d a n ko p e ra si ya ng m e m p unya i

p o te nsi.

Ke e m p a t, m e nye b a rka n ke se m p a ta n b e rusa ha ke p a d a

e ko no m i usa ha m ikro ke c il d a n m e ne ng a h (UMKM), ya ng d a la m

p ro se s ke la njuta n p ro se s p ro d uksinya d a p a t m e nc ip ta n ino va si,

kre a tivita s, p ro d uktivita s d a n p e ne ra p a n te khno lo g inya d a ri ya ng

p a ling se d e rha na hing g a p e nc ip ta a n nila i ta m b a h ya ng b e ra rti

d a n b e rd a ya sa ing kua t.

Ke lim a , ke m a nd iiria n e ko no m i ya ng ko ko h d a n ta ng g uh se rta

m e ng ura ng i ke te rg a ntung a n te rha d a p sum b e r-sum b e r d a na a ta u

p inja m a n d a na p ro d uk, b a ra ng m o d a l hing g a b a ntua n lua r

ne g e ri.

Ke e na m , up a ya ke m itra a n, ka b e rsa m a a n, ke ko m p a ka n se rta

ke se tia ka wa na n a nta ra p e la ku e ko no m i untuk p e ng ua ta n d a n

p e na ja m a n d a ya sa ing d a la m m e nyo ng so ng e ra g lo b a lisa si

e ko no m i.

Ke tujuh, ke b ija ksa na a n ind ustri p e m e rinta ha n le b ih m e nitik

b e ra tka n p a d a p e ng e m b a ng a n d a n ke kua ta n ind ustri ra kya t

ya ng sa ling m e m p unya i ke te rka ita n d a n ke te rg a ntung a n d e ng a n

ind ustri b e sa r, d im a na ke kua ta n ind ustri ra kya t d ite m p a tka n p a d a

(34)

Ke d e la p a n, ke b ija ka n p e ng e m b a ng a n ind ustri d a p a t

b e riring a n d a ri ka wa sa n se kita r p e rko ta a n d e ng a n d a e ra h

p e d e sa a n ya ng b e rb a sis p a d a sum b e r d a ya d a e ra h ya ng

b e rsa ng kuta n untuk se m ua se kto r e ko no m i p o te nsia l ya ng

a d a se hing g a d a p a t m e m p e rkua t ke g ia ta n usa ha e ko no m i ra kya t

d ise g a la ka wa sa n d a n d a e ra h.

Ke se m b ila n, ke b ija ka n d a n ke te na g a ke rja a n ya ng d ina m is,

b e ro rie nta si p a d a p e ng e m b a ng a n ke w ira usa ha a n ya ng ta ng g uh

d a n b e rp iha k p a d a ra kya t b a nya k, te ruta m a d a la m m e ng e lo la

te na g a ke rja ya ng ting g i se hing g a d a p a t m e la hirka n te na g a ke rja

ya ng ta ha n b a nting , ya ng b e rm e nta l se rta b e rse m a ng a t

wira usa ha , ya ng p a d a g ilira nnya a ka n m e la hirka n usa ha wa n

ya ng a ka n m e ng g e ra ka n d a n m e ng e nd a lika n e ko no m i ra kya t.

Ke se p uluh, ke d ud uka n e ko no m i ra kya t p a d a a khirnya

m e up a ka n sa la h sa tu ka nc a h b e rwira usa ha d a n m e nye ra p

te na g a ke rja d a la m jum la h ya ng lua r b ia sa b a nya knya se hing g a

d a p a t m e m b e rika n m a nfa a t se c a ra lua s b a g i p e ning ka ta n

ke se ja hte ra a n m a sya ra ka t se c a ra ke se luruha n.

Ja d i b ila d iliha t d a ri p e nje la sa n d ia ta s d a p a t d ia mb il

ke sim p ula n b a hwa d e finisi p e m b e rd a ya a n e ko no m i um a t a d a la h

(35)

a d a la h se ra ng ka ia n ke g ia ta n untuk m e m p e rkua t ke kua sa a n a ta u

ke b e rd a ya a n e ko no m i p rib um i d a la m m a sya ra ka t, te rle b ih la g i

ind ivid u-ind ivid u ya ng m e ng a la m i m a sa la h ke m iskina n. Se b a g i

tujua n, m a ka p e m b e rd a ya a n e ko no m i um a t m e nunjuk p a d a

ke a d a a n a ta u ha sil ya ng ing in d ic a p a i o le h se b ua h p e rub a ha n

p e re ko no m ia n ya itu m a sya ra ka t p rib um i ya ng m iskin, se hing g a

d a p a t b e rd a ya , m e m iliki ke kua sa a n a ta u m e m p unya i

p e ng e ta hua n d a n ke m a m p ua n d a la m m e m e nuhi ke b utuha n

hid up nya b a ik ya ng b e rsifa t fisik, e ko no m i, m a up un so sia l se p e rti

m e m iliki ke p e rc a ya a n d iri, m a m p u m e nya m p a ika n a sp ira si,

m e m p unya i m a ta p e nc a ha ria n, b e rp a rtisip a si d a la m ke g ia ta n

so sia l, d a n m a nd iri d a la m m e la ksa na ka n tug a s-tug a s

ke hid up a nnya .

2. Tujua n p e m b e rd a ya a n e ko no m i um a t

Tujua n d a ri p e m b e rd a ya a n a d a la h untuk m e m b e ntuk ind ivid u

d a n m a sya ra ka t m e nja d i le b ih m a nd iri. Dim a na ke m a nd iria n

te rse b ut m e lip uti ke m a nd iria n b e rp ikir, b e rtind a k, d a n

m e ng e nd a lika n a p a ya ng m e re ka la kuka n te rse b ut. Ke m a nd iria n

m a sya ra ka t a d a la h sua tu ko nd isi ya ng d ia la m i m a sya ra ka t ya ng

d ita nd a i o le h ke m a m p ua n untuk m e m ikirka n, m e m utuska n se rta

m e la kuka n se sua tu ya ng d ip a nd a ng te p a t d e m i m e nc a p a i

(36)

m e m p e rg una ka n d a ya ke m a m p ua n ya ng te rd iri ke m a m p ua n

ko g nitif, ko na tif, p siko m o to rik, a fe ktif, d e ng a n p e ng e ra ha n sum b e r

d a ya ya ng d imiliki o le h ling kung a n inte rna l m a sya ra ka t te rse b ut.

Ko nd isi ko g nitif a d a la h ke m a m p ua n b e rp ikir ya ng d ila nd a si

o le h p e ng e ta hua n d a n w a w a sa n m a sya ra ka t d a la m ra ng ka

m e nc a ri so lusi a ta s p e rm a sa la ha n ya ng d iha d a p i. Ko nd isi ko na tif

m e rup a ka n sua tu p e rila ku ya ng te rb e ntuk ya ng d ia ra hka n p a d a

p e rila ku ya ng se nsitif te rha d a p nila i-nila i p e m b a ng una n d a n

p e m b e rd a ya a n. Ko nd isi a fe ktif a d a la h se nse ya ng d imiliki o le h

m a sya ra ka t ya ng d iha ra p ka n untuk d iinte rve nsi d a la m m e nc a p a i

ke b e rd a ya a n d a la m sika p d a n p e rila ku. Ko nd isi p siko m o to rik

m e rup a ka n ke c a ka p a n ke tra m p ila n ya ng d im iliki m a sya ra ka t

se b a g a i up a ya p e nd ukung m a sya ra ka t d a la m ra ng ka m e la kuka n

p e m b a ng una n28.

Te rja d inya ke b e rd a ya a n d a la m e m p a t a sp e k te rse b ut a ka n

m e m b e rika n ko ntrib usi p a d a te rc a p a inya ke m a nd iria n

m a sya ra ka t ya ng d ic ita -c ita ka n. Ka re na d a la m m a sya ra ka t a ka n

te rja d i ke c ukup a n w a w a sa n, ya ng d ile ng ka p i d e ng a n ke c a ka p a n

ke tra m p ila n, d ip e rkua t o le h ra sa m e m e rluka n p e m b a ng una n d a n

p e rila ku sa d a r a ka n ke b utuha nnya te rse b ut.

28

(37)

Pe m b e rd a ya a n e ko no m i um a t m e ng a nd ung tig a m isi, ya itu29 :

p e rta m a , m isi p e m b a ng una n e ko no m i d a n b isnis ya ng

b e rp e d o m a n p a d a ukura n-ukura n e ko no m i b isnis ya ng la zim d a n

b e rsifa t unive rsa l, m isa lnya fa kto r-fa kto r p ro d uksi, la p a ng a n ke rja ,

la b a , ta b ung a n, inve sta si, e ksp o r-im p o r d a n ke la ng sung a n usa ha .

Ke d ua , e tika d a n ke te ntua n hukum sya ri’ a h ya ng ha rus m e nja d i

c iri ke g ia ta n e ko no m i um a t Isla m . Ke tig a , m e m b a ng un ke kua ta n

e ko no m i um a t Isla m se hing g a m e nja d i sum b e r d a na p e nd ukung

d a kwa h Isla m ya ng d a p a t d ita rik m e la lui za ka t, infa k, sho d a q o h

d a n w a ka f se hing g a m e nja d i b a g ia n d a ri p ila r p e re ko no m ia n

um a t Isla m .

Da la m m e nc a p a i m isi p e rta m a ya ng m e nja d i p e la ku b isnis

te ntu sa ja um a t Isla m d a n nila i-nila i b ud a ya ka um m uslimin b isa

m e m p e ng a ruhi je nis ko m o d iti b a ik b a ra ng d a n ja sa ya ng

m e m e nuhi krite ria ha la la n w a tha yib a n, ya kni b a ra ng d a n ja sa

ya ng ha la l m e nurut sya ria h Isla m ya ng m e m e nuhi kua lita s te rte ntu.

Ba g a im a na b a ra ng d a n ja sa itu d ip ro d uksi, d ip e rd a g a ng ka n d a n

d iko nsum si te rg a ntung p a d a fa kto r-fa kto r uta m a , ya itu kua lita s

sum b e r d a ya m a nusia d a n ting ka t p e rke m b a ng a n p e nd id ika n

29

(38)

d a n ilm u p e ng e ta hua n se rta te kno lo g i um a t Isla m ya ng tid a k b isa

d ile p a ska n d a ri ko nd isi Ind o ne sia se c a ra ke se luruha n.

Asp e k ke d ua , e tika d a n sya ria h ya ng m e rup a ka n c iri kha s

p e rso a la n e ko no m i b isnis d a la m p a nd a ng a n Isla m , ka um m uslimin

ha rus b e rb isnis b e rd a sa rka n e tika , m isa lka n tid a k b o le h m e nim b un

b a ra ng ke tika m a sya ra ka t ke la ng ka a n a ka n b a ra ng -b a ra ng

d e ng a n m a ksud untuk m e nc a ri ke untung a n.30

Pe m b e rd a ya a n e ko no m i um a t tid a k te rle p a s d a ri p e m b e rd a ya a n

e ko no m i m a sya ra ka t ke se luruha n. Da la m ha l ini p e m b e rd a ya a n

e ko no mi uma t d a p a t d iliha t d a ri d ua sisi, p e rta ma , m e nc ip ta ka n

sua sa na iklim ya ng m e m ung kinka n p o te nsi m a sya ra ka t

b e rke m b a ng , ha l ini jug a b e ra rti p e m b e rd a ya a n um a t b uka n

m e m b ua t um a t m e nja d i te rg a ntung p a d a b e rb a g a i p ro g ra m

p e m b e ria n (c ha rity), ta p i tujua nnya a d a la h m e m a juka n d iri ke

a ra h ke hid up a n ya ng le b ih b a ik se rta b e rke sina m b ung a n. Ke d ua ,

m e m p e rkua t p o te nsi a ta u d a ya ya ng d im iliki o le h um a t,

p e ng ua ta n ini m e m e rluka n la ng ka h nya ta , a nta ra la in

m e nya ng kut p e nye d ia a n b e rb a g a i m a suka n se rta p e m b uka a n

a kse s ke d a la m b e rb a g a i p e lua ng (o p p o rtunitie s), p e m b e rd a ya a n

30

(39)

ini m e lip uti up a ya p o ko k se p e rti p e ning ka ta n ta ra f p e nd id ika n d a n

d e ra ja t ke se ha ta n se rta a kse s ke d a la m sum b e r-sum b e r e ko no m i.

B. La ng ka h- la ng ka h stra te g is Pe m b e rd a ya a n e ko no m i

Da la m m e m b e rd a ya ka n e ko no m i um a t te ntu a d a la ng ka

h-la ng ka h stra te g is a g a r se m ua ya ng d iup a ya ka n d a p a t te rc a p a i

se c a ra e fe ktif d a n e fisie n. Be b e ra p a la ng ka h d a la m p e m b e rd a ya a n

e ko no m i d ia nta ra nya : Pe rta ma , p e ning ka ta n a kse s se luruh um a t ke

d a la m a kse s p ro d uksi ya itu ha rus a d a p e rm o d a la n p a d a sa a t

d ip e rluka n d a n d a la m ja ng ka ua n untuk m e m a nfa a tka nnya . Ke dua ,

te kno lo g i ya ng a p lika sinya d a p a t m e ning ka tka n p ro d uktifita s d a n

se g e ra m e m b e r ha sil b e rup a p e ning ka ta n p e nd a p a ta n se rta

info rm a si se b a g a i sya ra t b a g i um a t untuk m e m p unya i a kse s d a la m

p ro se s p e m b a ng una n. Ke tig a , m e ning ka tka n p e la ya na n p e nd id ika n

d a n ke se ha ta n d a la m m e ning ka tka n sum b e r d a ya m a nusia .

Ke e mp a t, p e ng ua ta n ind ustry b e rb a sis p e rta nia n (a g ro b a se d

industry), p ro se s ind ustry m e ng a ra h ke p e d e sa a n d a la m

m e m a nfa a tka n p o te nsi se te m p a t (re so urc e b a se d) ya ng um um nya

a g ro ind ustry. Ke lima , m e nc ip ta ka n d a n m e ra ng sa ng tum b uhnya

te na g a ke rja m a nd iri d a n jiw a w ira usa ha . Ke e na m, m e ng e m b a ng ka n

d a n m e ne g a ka n p e ra ng ka t ke le m b a g a a n (institusi) te rm a suk

p e ra tura n p e rund a ng -und a ng a n untuk ke p e nting a n um a t se c a ra

(40)

Se la in ke e na m la ng ka h te rse b ut p e rlu a d a nya id e ntifika si

ke le m a ha n se ka lig us ja la n ke lua r, ya kni d e ng a n c a ra m e ng g e ra ka n

e ko no m i um a t se tid a knya m e la lui : Pe rta ma , syste m info rm a si ya ng

ha nd a l d a n m e nc a kup d a e ra h ya ng lua s. Ha l ini p e rlu a g a r tid a k a d a

d isp a rita s info rm a si ya ng b isa d im a suki sp e kula n ya ng tid a k

b e rta ng g ung ja w a b . Ke dua , a kse sb ilita s m o d a l. Bia sa nya ini ya ng ja d i

m a sa la h a ta u ke nd a la uta m a b a g i p a ra p e ng usa ha m ikro . Ke tig a ,

infra struktur b a ik ha rdwa re m a up un so ftwa re .

Se la njutnya p e m b e rd a ya a n d a p a t d ila kuka n m e la lui b e b e ra p a

ta ha p , ta ha p – ta ha p ya ng ha rus d ila lui te rse b ut a d a la h se b a g a i

b e rikut31:

1. Ta ha p p e nya d a ra n d a n p e m b e ntuka n p e rila ku me nuju

p e rila ku sa d a r d a n p e d uli se hing g a m e ra sa m e m b utuhka n

p e ning ka ta n ke sa d a ra n ting g i.

2. Ta ha p tra nsfo rm a si ke m a m p ua n b e rup a wa wa sa n

p e ng e ta hua n, ke c a ka p a n-ke tra m p ila n a g a r te rb uka

w a w a sa n d a n m e m b e rika n ke tra m p ila n d a sa r se hing g a

d a p a t m e ng a m b il p e ra n d id a la m p e m b a ng una n.

31

(41)

3. Ta ha p p e ning ka ta n ke m a m p ua n inte le ktua l, ke c a ka p a

n-ke tra m p ila n se hing g a te rb e ntukla h inisia tif d a n

ke m a m p ua n inlo va tif untuk m e ng a nta rka n ke m a nd iria n.

Ta ha p p e rta m a m e rup a ka n ta ha p p e rsia p a n d a la m p ro se s

p e m b e rd a ya a n m a sya ra ka t. Pa d a ta ha p ini p iha k p e m b e rd a ya

b e rusa ha m e nc ip ta ka n p ra ko nd isi, sup a ya d a p a t m e m fa silita si

b e rla ng sung nya p ro se s p e m b e rd a ya a n ya ng e fe ktif. De ng a n

d e m ikia n a ka n tum b uh ke sa d a ra n a ka n ko nd isinya sa a t itu, d a n

d e ng a n d e m ikia n a ka n d a p a t m e ra ng sa ng ke sa d a ra n m e re ka

te nta ng p e rlunya m e m p e rb a iki ko nd isi untuk m e nc ip ta ka n m a sa

d e p a n ya ng le b ih b a ik.

Pa d a ta ha p ke d ua m a sya ra ka t a ka n m e nja la ni p ro se s b e la ja r

te nta ng p e ng e ta hua n d a n ke c a ka p a n-ke tra m p ila n ya ng m e m iliki

re le va nsi d e ng a n a p a ya ng m e nja d i tuntuta n ke b utuha n te rse b ut.

Se hing g a a ka n b e rta m b a h w a w a sa n d a n ke c a ka p a n-ke tra m p ila n

d a sa r ya ng m e re ka b utuhka n.

Ta ha p ke tig a a d a la h ta ha p p e ng a ya a n a ta u p e ning ka ta n

inte le ktua lita s d a n ke c a ka p a n ke tra m p ila n ya ng d ip e rluka n, a g a r

m e re ka d a p a t m e m b e ntuk ke m a m p ua n ke m a nd iria n. Ap a b ila

m a sya ra ka t te la h m e nc a p a i ta ha p ke tig a ini m a ka m a sya ra ka t d a p a t

(42)

Da la m p ro se s p e m b e rd a ya a n ini te rd a p a t m a c a m -m a c a m

b e ntuk d a la m ke g ia ta n p e m b e rd a ya a n e ko no m i ya ng b isa kita

ke m b a ng ka n p a d a sa a t ini, a nta ra la in a d a la h :32

1 Pelatihan Wirausaha

Me la lui p e la tiha n ini, se tia p p e se rta d ib e rika n

p e m a ha m a n te rha d a p ko nse p -ko nse p ke wira usa ha a n,

d e ng a n se g a la m a c a m se luk b e luk p e rm a sa la ha n ya ng

a d a d i d a la m nya . Tujua n d a ri p e la tiha n ini a d a la h untuk

m e m b e rika n w a w a sa n ya ng le b ih m e nye luruh d a n a c tua l

se hing g a d a p a t m e num b uhka n m o tiva si te rha d a p p e se rta

ya ng na ntinya d iha ra p ka n p e se rta m e miliki p e ng e ta hua n

te o ritis d a n p e ng ua sa a n te knik ke wira usa ha a n d a la m

b e rb a g a i b id a ng .

2 Pemagangan dan Pelatihan

Yang dimaksud pemagangan disini adalah pemagangan peserta oleh perusahaan yang berkaitan dengan rencana usaha yang akan dijalaninya kelak, pemagangan sangat perlu mengingat suasana dan realitas usaha mempunyai karakteristik khas, yang berbeda dengan dunia pendidikan atau kegiatan lain diluar usaha. Tanpa pengenalan

32

(43)

terhadap realitas usaha secara intens dan empiric, akan menyulitkan seseorang melalui usahanya.

3 Permodalan

Permodalan dalam bentuk uang merupakan salah satu faktor penting dalam pemberdayaan ekonomi, tetapi bukan yang utama. Oleh karena itu lembaga-lembaga permodalan diharapkan mampu memfasilitasi masyarakat dalam hal pendanaan, dikarenakan hal itu dapat memacu dan menjadikan masyarakat yang hendak diberdayakan memperaktekan apa-apa yang pernah dipelajari, sehingga tujuan program pemberdayaan yang hendak dicapai terpenuhi.

C . Pe ra n Pe m e rinta h Da la m Pe m b e rd a ya a n Eko no m i Um a t

Eko no m i ra kya t a ta u um a t p a d a d a sa rnya m e rup a ka n

ke g ia ta n e ko no m i ya ng b e rtum p u p a d a se kto r riil, ya ng m a m p u

m e nye ra p p o te nsi d a n sum b e r d a ya ya ng a d a d a n te rse d ia

d im a sya ra ka t se te mp a t se c a ra swa d a ya , ya ng ha silnya d itujuka n

untuk ke m a km ura n se luruh a ng g o ta m a sya ra ka t b uka n untuk

p e ro ra ng a n a ta u ke lo m p o k.

Da la m ko nse p e ko no m i ke ra kya ta n a ta u e ko no m i um a t tid a k

d ike na l a d a nya p e m usa ta n ke kua sa a n sum b e r d a ya a la m m a up un

ha sil-ha silnya , se hing g a m e nimb ulka n e ksp lo ita si ya ng tid a k a d il,

se p e rti ya ng a d a p a d a ko nse p ko ng lo m e ra si. Se m ua b e ntuk usa ha

(44)

p e ro ra ng a n, d a p a t b e rp e ra n a ktif d a la m ke g ia ta n e ko no m i

ke ra kya ta n.

O le h ka re na itu, p e m e rinta h kita sa a t ini se d a ng d ituntut untuk

le b ih c e rd a s la g i d a la m m e nja la nka n ro d a p e re ko no m ia n ne g a ra

d a n d a la m m e nc a ri sum b e r d a na kre d it untuk usa ha ke c il d a n

m e ne ng a h. Pe m b e na ha n ha rus se g e ra d ila kuka n, ka re na p e m e rinta h

m e m p unya i fung si ya ng p a ling stra te g is d a la m p e ng e m b a ng a n

se kto r riil. Pe rja la na n e ko no m i um a t sa a t ini m e m a ng b isa d ib ila ng

b e rja la n m a nd iri, p e m e rinta h b e rp e ra n m a sih sa ng a t se d ikit.

Pe m b e na ha n se kto r riil ini b utuh ke se riusa n, inte g rita s d a n a g e nd a

ya ng je la s, se tid a knya a d a b e b e ra p a m a sa la h ya ng ha rus d ib e na hi

sa a t ini :33

1. Melakukan pembinaan dan pendampingan

Kondisi internal UKM dengan struktur organisasi yang tidak jelas, manajemen yang lemah, tehnik pemasaran, tehnologi, design dan inovasi yang masih dinilai kurang harus segera dibenahi oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah. Pembenahan ini dapat dilakukan melalui pelatihan ataupun pendidikan yang mengikut sertakan pengusaha kecil dan menengah.

2 Menciptakan iklim usaha yang kondusif

33

(45)

Iklim usaha yang kondusif sangat mendukung ketenangan pengusaha dalam menjalankan produksinya. Pemerintah khususnya pemerintah daerah harus membuat aturan serta transparan, mengatur perizinan yang mudah dan murah, mengurangi pajak-pajak yang mengikat, menindak tegas pengusaha-pengusaha yang nakal, mencegah praktek monopoli, memberikan kemudahan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) untuk membuat sertifikat asset, sertifikat ini bermanfaat untuk jaminan hutang perbankan.

3 Menciptakan peluang dan mempromosikan produk

Dengan diadakannya pameran, promosi produk di dalam maupun di luar negri dan program swadesi akan menciptakan peluang baru bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), ditambah lagi dengan dibangunnya hypermarket-hipermatket UKM, ini menjadi dorongan tersendiri bagi UKM.

4 Akses permodalan

Para pengusaha UKM rata-rata tidak keberatan dengan bunga yang diberlakukan selama tidak dipersulit. Pemerintah juga harus membuat strategi baru agar bantuan-bantuan yang disalurkan tidak mengalami kebocoran. Bantuan juga harus diperketat hanya untuk produksi dan usaha mikro kecil dan menengah bukan konglomerat.

5 Restrukturisasi hutang UKM

(46)

a. Melalui lembaga keuangan alternatif yang dapat menjangkau seluruh pedesaan secara memadai dan mampu memberikan pelayanan untuk produk jasanya berupa simpan pinjam yang kompetibel dengan kondisi

social cultural pedesaan melalui pengadaan Baitul Mal wat Tamwil

(BMT) di wilayah pedesaan.

b Konsep yang berusaha dihadirkan di desa merupakan konsep pengelolaan dana ditingkat komunitas yang sebenarnya searah dengan konsep otonomi daerah yang bertumpu pada pengelolaan sumber daya ditingkat perintah terendah yakni pedesaan.

D. Ma sjid d a n Rua ng Ling kup nya

1. Pe ng e rtia n Ma sjid

Ka ta m a sjid b e ra sa l d a ri b a ha sa a ra b , ma sjid se c a ra e tim o lo g is

b e ra rti te m p a t sujud . Jika d iliha t d a ri se g i ha rfia h, ka ta p o ko nya :

sujuda n, fi’ il m a d inya sa ja da . Fi’ il sa ja d a d ib e ri a wa la n m a , se hing g a

te rja d ila h isim m a ka n. Isim ma ka n ini m e nye b a b ka n p e rub a ha n

b e ntuk d a ri sa ja da m e nja d i ma sjidu, m a sjid .34 Se d a ng ka n se c a ra

te rm ino lo g is, m a sjid a d a la h te m p a t m e la kuka n ib a d a h d a la m m a kna

lua s.35

34

Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), h.118

35

(47)

Ad a p un kla sifika si m a sjid b e rd a sa rka n je nis d a n ka ra kte ristiknya

a d a la h se b a g a i b e rikut :

1. Berdasarkan jenisnya 1) Masjid Besar

Adalah masjid yang terletak disuatu daerah dimana jamaahnya bukan hanya dari kawasan itu saja, tetapi bagi siapa saja yang berada dan bekerja disekitar lokasi. Masjid dengan karateristik ini biasanya dibangun oleh pemerintah, dan masyarakat disekitarnya sangat dikontrol oleh pemerintah begitu juga dengan pengurusan dan pendanaannya bisa disamakan dengan masjid negara.

2) Masjid Elit

Masjid ini terletak didaerah elit, jamaahnya golongan di kawasan tertentu termasuk pengurusnya, karna masjid ini memiliki potensi sangat besar.

3) Masjid Kota

Masjid ini terletak di kota-kota, jamaah pada umumnya terdiri dari golongan menengah dan atas.

4) Masjid Kampus

Jamaahnya sudah tentu terdiri dari para intelektual yang aktifitasnya sangat padat dan lebih cenderung pada wawasn dan keilmuan disamping kesejahteraan umat.

(48)

Masjid untuk jamaah yang homogen yang diikat oleh kesamaan organisasi dan kecenderungan pemahaman tentang ajaran agama, masjid ini dikelola oleh organisasi masjid secara otonomi.

6) Masjid Desa

Masjid ini berdiam disekitar masjid, masalah dana sangat kurang, kwalitas pengurus sangat rendah dan potensi konflik cukup besar.

Tetapi apabila kita lihat dari karakteristik dan stratifikasinya, masjid terbagi menjadi36 :

a. Tipe A

Yang termasuk tipe ini adalah masjid Negara (masjid besar dalam penjelasan diatas) dan masjid Propinsi (masjid Agung). Fasilitas pengembangan meliputi; (a) kantor-kantor organisasi ulama dan organisasi masjid tingkat wilayah, seperti; MUI, KODI, DMI dan remaja masjid. (b) ruang pertemuan (c) ruang rapat (d) ruang kegiatan perekonomian, meliputi; koperasi, mini market, bisnis club, BMT dan bank syariah. (e) wisma pengurus/imam (f) balai pendidikan (g) balai kesehatan. Di Indonesia masjid Negara direfresentasikan oleh masjid Istiqlal Jakarta.

b. Tipe B (Masjid Kabupaten (masjid raya dan masjid agung)) c. Tipe C (Masjid besar, tingkat kecamatan dan kelurahan)

Fasilitas yang harus dikembangkan adalah; (a) kantor-kantor organisasi ulama tingkat kecamatan dan kelurahan, (b) ruang

36

(49)

pertemuan (c)ruang kursus (d) ruang kegiatan perekonomian seperti; BPRS dan koperasi (e) balai pendidikan dan poliklinik. d. Tipe D (Masjid kecil (masjid lingkungan RW dan RT))

Fasilitas standar yang harus dimiliki masjid adalah; (a) ruangan ibadah (b) kantor masjid (c) tempat wudhu (d) WC/kamar mandi/Urinior.

Da ri p e nje la sa n d ia ta s d a p a t kita a m b il g a ris b e sa rnya b a hwa

m a sjid ya ng d ise b ut la ya k d a n id e a l a d a la h a p a b ila m a sjid te rse b ut

te la h m e m e nuhi sta nd a risa si se p e rti ya ng te la h te rm a ktub d ia ta s.

Se ka lip un m e m a ng tid a k d a p a t d ip ung kiri m a sih b a nya k m a sjid d i

Ind o ne sia ya ng ja uh d a ri sta nd a r d ia ta s, na m un b ila sa ja se b ua h

m a sjid ha nya m e m iliki sa tu rua ng a n sa ja ya ng d ig una ka n untuk

te m p a t b e rib a d a h ta np a rua ng a n-rua ng a n p e nd ukung la innya ,

m a ka sa h sa ja b a ng una n itu d ise b ut m a sjid , ka re na p a d a ha kika tnya

m a sjid a d a la h te m p a t b e rib a d a h.

2. Fung si d a n Tujua n Did irika nnya Ma sjid

Ma sjid m e m p unya i fung si uta m a se b a g a i te m p a t um a t m uslim

b e rsujud ke p a d a Alla h SWT, se d a ng ka n b a ng una n m a sjid ya ng

d id irika n um a t m uslim b e rtujua n untuk m e la ksa na ka n sha la t

b e rja m a a h d a n b e rb a g a i ke p e rlua n la innya ya ng te rka it d e ng a n

ke m a sla ha ta n um a t se rta m e m p unya i tujua n untuk m e ning ka tka n

(50)

Disa m p ing itu, jika kita liha t ke m b a li p a d a za m a n Ra sululla h d a n

m a sa -m a sa ke ja ya a n isla m , m a sjid b uka n ha nya m e nja d i te m p a t

sha la t, te ta p i m e nja d i te m p a t ke g ia ta n ka um m uslim . Dia nta ra nya

ke g ia ta n d ib id a ng p e m e rinta ha n, ya ng m e nc a kup id e o lo g i, p o litik,

e ko no m i, so c ia l, p e ra d ila n d a n ke m ilite ra n, d ib a ha s d a n d ip e c a hka n

d ile m b a g a m a sjid . Ma sjid p a d a sa a t itu, b e rfung si p ula se b a g a i p usa t

p e ng e m b a ng a n ke b ud a ya a n isla m , jug a se b a g a i te m p a t ha la q a h

a ta u d iskusi, m e ng a ji, d a n m e m p e rd a la m ilm u-ilm u a g a m a se c a ra

khusus se rta p e ng e ta hua n um um se c a ra lua s.

Pa d a sa a t ini, b a nya k m a sjid d ib a ng un se tia p ta hunnya , b a ik o le h

m a sya ra ka t se c a ra b e rsa m a -sa m a , o rg a nisa si-o rg a nisa si,

ke m a sya ra ka ta n, se rta o le h p e m e rinta h se nd iri. Ba ng una n m a sjid

te rse b ut, b a nya k ya ng m e m p unya i a rsite k ya ng ind a h d a n m e g a h

d e ng a n ko ntruksi ya ng sa ng a t ma ha l. Na m un te rka d a ng d isa ya ng ka n

ke ind a ha n d a n ke m e g a ha n b a ng una n m a sjid ya ng te rse b a r

d ise luruh p e njuru ne g ri tid a k m e nunjuka n ting ka t ke se ja hte ra a n b a g i

p a ra je m a a hnya , b a hka n ya ng le b ih iro nisnya untuk b ia ya

p e m e liha ra a n m a sjid te rse b ut se ring ka li d ila kuka n d e ng a n c a ra

m e m inta -m inta d ip ing g ir ja la n, se hing g a m e nurunka n c itra um a t isla m

se c a ra ke se luruha n. Pa d a ha l, jika m a sjid kita a rtika n ha nya se b a g a i

te m p a t sujud se m a ta , te ntula h b a ng una n khusus fisik m a sjid tid a k

(51)

sujud . Sha la t b isa d ila kuka n d im a na sa ja , d i rum a h, d i ka nto r,

d ila p a ng a n te rb uka , a sa lka n b uka n d i te m p a t-te m p a t te rla ra ng

se p e rti d ia ta s kub ura n.37 Me nurut m ub a lig h ib u ko ta KH. Anwa r Sa nusi,

“ Ka la u m a sjid d ip e runtukka n ha nya untuk sha la t, um a t isla m b isa

sha la t d im a na sa ja . Se b a b b um i Alla h itu se m ua nya a d a la h m a sjid .

Um a r b in Kha ta b wa ktu m a suk Pa le stina , d ise b e la h g e re ja d ia

m e la kuka n ib a d a h sha la t. Ja d i sha la t um a t Isla m d a p a t d ila kuka n

d im a na p un ya ng d ia ng g a p tid a k ha la ng a n sa m a se ka li,” uja rnya .38

Da la m se b ua h ha d its Na b i Muha m m a d SAW p e rna h m e ng a ta ka n

te nta ng sujud ke p a d a Alla h d a p a t d ila kuka n d i se luruh p e rm uka a n

b um i ya ng tid a k te rika t p a d a te m p a t, ka rna se luruh p e rm uka a n b um i

ini a d a la h te m p a t b a g i ka um m uslim untuk sujud ke p a d a a lla h.

Da la m ha l ini ya ng d im a ksud Ra sululla h SAW m a sjid se b a g a i

te m p a t sujud b uka n se p e rti d a la m p e ng e rtia n fisik se ka ra ng ini

m e la inka n te m p a t sujud se g a la ke b e na ra n. Ka re na itu m e stinya um a t

Isla m d iha ra p ka n d a p a t m e m b a ng un ko p e ra si d i m a sjid , te m p a t

m usya wa ra h d i m a sjid , id a ra h d i m a sjid , b a hka n m e m b ic a ra ka n

te nta ng ke m a km ura n m a sya ra ka t jug a d i m a sjid . Da la m m ukta m a r

37

Ibid

38

(52)

“ Risa tul Ma sjid ” p a d a ta hun 1975 d i Ma kka h, d ise p a ka ti b a hwa m a sjid

d ika ta ka n b e rp e ra n d e ng a n b a ik jika m e m iliki:39

a. Rua ng sha la t ya ng m e m e nuhi p e rsya ra ta n ke se ha ta n

b. Rua ng khusus w a nita ya ng m e m ung kinka n m e re ka ke lua r

m a suk ta np a b e rc a m p ur d e ng a n p ria , b a ik d ig una ka n

untuk sha la t m a up un untuk m e m b ina ke te ra m p ila n m e re ka

c. Rua ng p e rte m ua n d a n p e rp usta ka a n

d. Rua ng p o liklinik d a n rua ng “ p e ra wa ta n “ je na za h

e. Rua ng b e rm a in, b e ro la h ra g a d a n b e rla tih b a g i re m a ja

Na m un a p a b ila kita ka ji se c a ra le b ih d a la m , se b e na rnya sa ng a t

b a nya k fung si m a sjid ya ng d a p a t d ike m b a ng ka n untuk m e ng a ng ka t

ha rka t um a t isla m . Fung si-fung si te rse b ut a nta ra la in:

a. Masjid merupakan tempat umat muslim beribadah dan mendekatkan diri pada Allah,

b. Masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta kebutuhan pribadi,

c. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat,

39

(53)

d. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkosultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan,

e. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotongroyongan didalam mewujudkan kesejahteraan bersama,

f. Masjid dengan majlis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin,

g. Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pemimpin umat,

h. Masjid tempat pengumpulan dana, menyimpan dan menyalurkannya, i. Masjid tempat melaksanakn pengaturan dan supervisi sosial.

Da ri p e nje la sa n d ia ta s d a p a t d ia m b il ke sim p ula n b a hwa sa nya

fung si d a n tujua n d id irika nnya m a sjid b uka n ha nya untuk tujua n

ib a d a h se m a ta , na m un m e m iliki fung si ya ng le b ih lua s se b a g a i se ntra l

p e ng e m b a ng a n Isla m b a ik d a la m b id a ng so sia l, p e nd id ika n m a up un

e ko no m i. Ha l ini b uka n se b ua h p e ng e m b a ng a n d a ri fung si uta m a

m a sjid se b a g a i te m p a t ib a d a h, na m un ha l ini a d a la h fung si-fung si la in

d a ri m a sjid , se b a g a im a na ya ng Na b i Alla h Muha m a d SAW la kuka n

te rha d a p Ma sjid Na b a wi. Dim a na Ma sjid Na b a wi d ija d ika n Na b i

se b a g a i p usa t p e rg e ra ka n um a t Isla m se la in jug a te m p a t m e la kuka n

ritua l ib a d a h.

(54)

Ma sjid a d a la h institusi p e rta m a ya ng d ib a ng un Ra sulla h SAW p a d a

p e rio d e Ma d ina h. Pe nd iria n m a sjid p e rta m a b e rta rikh 12 Ra b iul Awa l

ta hun p e rta m a hijria h a d a la h m a sjid Q ub a , te rle ta k d i ko ta Ma d ina h.40

Ha l ini jug a d ije la ska n d a la m p e rp e ktif Alq ura n d a n se ja ra h ka rna

m a sjid m e m iliki ko ntrib usi ya ng b e sa r d a la m m e no p a ng p e rjua ng a n

Ra sululla h SAW p a d a m a sa -m a sa a wa l p e nye b a ra n a g a m a Isla m ,

m a ka b a ng una n p e rta m a ya ng d ib a ng un Ra sululla h SAW sa a t hijra h ke

Ya srib (ya ng kini d ike na l d e ng a n Ma d ina h) a d a la h se b ua h m a sjid ,

ya kni m a sjid Q ub a . Be g itu jug a se tib a d i ko ta ke d ua ka um m uslim in itu,

Ra sululla h jug a m e m b a ng un m a sjid , ya ng kini p o p ula r d e ng a n se b uta n

Ma sjid Na b a wi a l-Sya rif. Me nurut m ub a lig h ib u ko ta KH Anw a r Sa nusi,

m a sjid a d a la h b a ng una n p e rta m a ya ng d id irika n ra sululla h SAW b e g itu

hijra h d a ri Me ka h ke Ma d ina h. Ma sjid tum b uh se b a g a i p usa t b ud a ya

d a n ib a d a h.41

Me skip un b a ng una n-b a ng una n m a sjid p a d a sa a t itu sa ng a tla h

se d e rha na , se p e rti Ma sjid Na b a wi d i Ma d ina h ya ng d ib a ng un ha nya

b e rup a se b ua h ta na h b e rp a g a r b a tu b a ta . Ma sjid itu te rb uka d a n

d ilind ung i o le h b a ta ng p o ho n kurm a , sa la h sa tu se ra m b i d ig una ka n

untuk m e lind ung i o ra ng -o ra ng ya ng sho la t a g a r tid a k te rke na sina r

40

Ibid

41

(55)

m a ta ha ri la ng sung , d a n se ra m b i ya ng la in m e rup a ka n rum a h o ra ng

-o ra ng Me ka h ya ng hijra h b e rsa m a Ra sulla h, d a n b e lia u se nd iri ting g a l

d ib a ng una n se d e rha na ya ng b a ng un b e rla wa na n d e ng a n sisi lua r

se b e la h tim ur d ind ing m a

Gambar

Gambar 3.1 Susunan
Tabel 4.1 Identitas responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 Identitas Responden Menurut Jenis Pendidikan
Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Tingkatan Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari pernyataan tersebut maka dijelaskan bahwa besarnya pembagian sisa hasil usaha kepada anggota koperasi sesuai dengan jasa yang diberikan kepada koperasi dan akan

Desain sistem informasi ini merupakan solusi dari permasalahan yang ada dan metode full costing dapat digunakan sebagai perhitungan barang agar cocok untuk

Rencana pengembangan kawasan wisata sebagai tindak lanjut dari rencana tata ruang yang telah ditetapkan dalam Tata Ruang Wilayah Kota Pangkalpinang ini

Hormon adalah getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar yang mempunyai. fungsi sungguh penting dalam kehidupan manusia, walaupun jumlahnya

Menyajikan batas administrasi wilayah dalam bentuk peta wilayah (dari Bakosurtanal) dan juga sumberdaya yang dimiliki oleh daerah bersangkutan dalam bentuk peta sumberdaya

Pengaruh ekspor dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan adalah berpengaruh tapi tidak signifikan dimana thitung lebih kecil dari ttabel

Studi ini menganalisis faktor- faktor penyebab penyalahgunaan zat psikotropika yang dilakukan tokoh Arimbi yang terjerumus pada narkoba dalam novel Jangan Beri Aku Narkoba

Pola kegiatan pengelola Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha di Semarang , Jawa Tengah ditunjukan pada diagram 3.2:.. c.2