• Tidak ada hasil yang ditemukan

manajemen progaram dakwah jaringan pemuda dan remaja masjid Indonesia pengurus wilayah DKI Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "manajemen progaram dakwah jaringan pemuda dan remaja masjid Indonesia pengurus wilayah DKI Jakarta"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

Galih Dharma Dewangga Nim:106053001998

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYRIF HIDAYATULLAH

(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh

Galih Dharma Dewangga 106053001998

Pembimbing

Drs. M. Sungaidi, MA NIP. 196008031997031006

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

Skripsi berjudul MANAJEMEN PROGRAM DAKWAH JARINGAN PEMUDA DAN REMAJA MASJID INDONESIA PENGURUS WILAYAH DKI JAKARTA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 20 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I).

Jakarta, 20 Juni 2011

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Drs. Wahidin Saputra., MA H. Mulkanasir., B.A, S.pd, M.M NIP: 197009031996031001 NIP: 195501011983021001

Anggota,

Penguji I Penguji II

Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban., MA Drs. Wahidin Saputra., MA NIP: 196606051994031005 NIP: 197009031996031001

Pembimbing,

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 20 Juni 2011

(5)

i ABSTRAK

Galih Dharma Dewanga, 106053001998

Manajemen Program Dakwah di Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia Pengurus Wilayah DKI Jakarta

Pergaulan bebas menjadi potret buram kehidupan remaja di Jakarta dan kota besar lainnya. Saat ini seks bebas, hamil di luar nikah, aborsi, perkosaan, pelecehan seksual, penyalahgunaan NARKOTIKA, perkelahian antar remaja atau pelajar, dan peredaran VCD porno menjadi perkara yang lumrah di kalangan remaja. Belum lagi sikap mental malas, inferior dari bangsa lain, tidak mau bekerja keras, ingin serba instant dan hal-hal lain yang menyebabkan bangsa ini akan menjadi bangsa yang punah di muka bumi ini.

Remaja Masjid merupakan salah satu dari beberapa stakeholder dari sebuah organisasi masjid. Pengurus masjid, disadari atau tidak, ternyata membutuhkan peran Remaja Masjid dalam setiap langkah dan gerak aktivitasnya. Remaja Masjid mampu memberikan sentuhan yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya yang dalam proses pencarian jati diri, cenderung labil dan memiliki semangat yang meluap serta ingin menonjolkan jati dirinya.

Hasil dari penulisan ini menunjukkan bahwa manajemen program dakwah Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) Pengurus Wilayah DKI Jakarta sudah berjalan dengan baik sesuai prinsip dan fungsi manajemen moderen. Sehingga berdampak positif pada program dakwah yang dimiliki JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta dalam upaya pengembangan organisasi pemuda dan remaja masjid yang ada di DKI Jakarta.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمرلا ها مسب

Alhamdulillah, segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas karunia dan hidayah yang telah Engkau berikan. Tidak ada kekuatan apapun dalam diri ini selain karena kekuatan-Nya. Karena anugerah-Nyalah, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

yang selalu tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan semoga sampai kepada umatnya yang senantiasa mengikuti

ajarannya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Walaupun usaha dalam penyelesaian skripsi ini dirasakan sudah

maksimal dan optimal, namun sudah pasti masih ada kekurangan dalam penulisan maupun pembahasannya. Semoga, kiranya hasil penulisan yang tertuang dalam

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan jazakumullah khairan

katsiran kepada semua pihak yang telah bersedia memberikan saran, bantuan, dorongan, bimbingan, penerimaan, pelayanan dan kerjasama dalam proses

penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat melaksanakannya hingga tuntas pada waktunya, khususnya kepada yang terhormat:

1. Siti Sofiah (Ibunda), Isnohadi (Ayahanda) yang telah memberikan segala

perhatian, bimbingan, dorongan moril dan materil, serta cinta kasih dalam mendidik dan mengasuh penulis sehingga dapat menempuh jenjang

(7)

iii

2. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Arief Subhan, MA, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah dan H. Mulkanasir, BA.Spd.MM Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Drs. M. Sungaidi, MA, selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan besar hati dan sabar serta bersedia meluangkan waktunya untuk

memberikan arahan, konsultasi dan bimbingan bagian skripsi ini hingga ke meja munaqasyah.

6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatulah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama penulis mengikuti perkuliahan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Ihsan Fadilla ST. MM, dan Juni Supriyanto S.Kom, Msi, selaku Ketua dan Sekretaris Umum Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia

Pengurus Wilayah DKI Jakarta beserta para pengurusnya yang telah mengizinkan penulis mengadakan penulisan di tempat tersebut dan meluangkan waktunya serta bersedia untuk penulis wawancarai sehingga

(8)

iv

8. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas bagi penulis untuk mengadakan studi

kepustakaan.

9. Adik-adikku tercinta Hertian Dwi Fidiarisma dan Vicky Octaviane Putri yang selalu membuatku tersenyum dan membantu penulis dalam keadaan

suka dan duka.

10.Khilda Kholishoh S.Kom I, seseorang yang telah memberi arti tersendiri

dalam hidupku sehingga penulis tetap bersemangat dalam menjalani kehidupan ini dan tak lupa pula kepada keluarga besarnya yang telah

memberikan perhatian, bimbingan dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11.Semua sahabat-sahabatku di Jurusan Manajemen Dakwah “ Angkatan

2006 ” atas kebersamaan dalam suka maupun duka, semoga tali

persahabatan kita abadi selamanya.

12.Semua pihak yang telah memberikan bantuannya baik moril maupun

materil kepada penulis hingga penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah semua dikembalikan, semoga segala amal yang telah mereka berikan mendapat balasan yang lebih baik di Akhirat nanti.

Jakarta, 20 Juni 2011

(9)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 4

D. Metodologi Penulisan ... 5

E. Tinjauan Pustaka ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Ruang Lingkup Manajemen Program Dakwah a. Pengertian Manajemen ... 10

1. Unsur-unsur Manajemen ... 14

2. Fungsi Manajemen ... 16

b. Pengertian Program ... 21

1. Macam-macam Program ... 21

2. Tujuan Program ... 22

c. Pengertian Dakwah ... 23

1. Unsur-unsur Dakwah ... 28

(10)

vi

3. Tujuan Dakwah ... 39

B. Ruang Lingkup Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid

1. Pengertian Jaringan Organisasi ... 41

2. Pengertian Pemuda ... 41 3. Pengertian Remaja Masjid ... 42

BAB III GAMBARAN UMUM JARINGAN PEMUDA DAN REMAJA

MASJID PENGURUS WILAYAH DKI JAKARTA

A. Sejarah berdirinya JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta .. 49

B. Visi, Misi dan Tujuan JPRMI Pengurus Wilayah DKI

Jakarta ... 51

C. Struktur Organisasi JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta 53 D. Program Kegiatan JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta .. 56

BAB IV PENERAPAN MANAJEMEN PROGRAM DAKWAH

JARINGAN PEMUDA DAN REMAJA MASJID

INDONESIA PENGURUS WILAYAH JAKARTA

A. Analisis penerapan fungsi manajemen program dakwah

JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta... 59 B. Analisis tahapan pelaksanaan program dakwah JPRMI

Pengurus Wilayah DKI Jakarta ... 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 74

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

(12)

1 A. Latar Belakang Masalah

Seiring cepatnya perkembangan informasi, persoalan remaja semakin kompleks. Jika kekhawatiran orang tua zaman dahulu lebih kepada persoalan pendidikan baik dari segi aspek biaya maupun belum tersedianya lembaga

pendidikan yang baik, orang tua zaman sekarang dihadapkan pada persoalan degradasi moral yang menggejala secara umum di kalangan remaja.

Padahal remaja merupakan generasi penerus yang akan menerima tongkat estafet kebangkitan umat. Di dalam diri remaja terdapat potensi besar berupa idealisme, sikap kritis dan inovatif yang akan menjadi penentu keberhasilan

tidaknya kebangkitan sebuah bangsa.

Pergaulan bebas menjadi potret buram kehidupan remaja di Jakarta saat

ini. Merajalelanya seks bebas, hamil di luar nikah, aborsi, perkosaan, pelecehan seksual, penyalahgunaan NARKOTIKA, perkelahian antar remaja maupun

pelajar, dan peredaran VCD porno menjadi perkara yang lumrah di kalangan remaja. Belum lagi sikap mental malas, inferior dari bangsa lain, tidak mau bekerja keras, ingin serba instant dan hal-hal lain yang menyebabkan bangsa ini

akan menjadi bangsa yang punah di muka bumi ini.

Persoalan moral adalah persoalan yang kompleks karena persoalannya

(13)

dapat dilakukan dengan memfokuskan pada salah satu penyebab saja, tetapi harus

menyeluruh. Penanggulangan faktor eksternal saja, misalnya dengan menangkap para mafia NARKOTIKA untuk menghentikan merebaknya NARKOTIKA atau

para pembuat VCD porno untuk menanggulangi seks bebas, tidak akan membuahkan hasil jika tidak diiringi pembinaan dan pendidikan moral bagi remaja, khususnya remaja muslim ibukota.

Organisasi Remaja masjid merupakan pilihan positif dalam rangka pembinaan remaja, karena tanpa mengurangi ciri khas remaja untuk berkreasi dan

berkarya, organisasi remaja masjid memberikan wadah yang positif yaitu kreatifitas dengan tetap menjunjung nilai-nilai agama sebagai penggerak semua

aktivitas tersebut.

Berangkat dari kondisi di atas, maka Masjid sebagai sentral pengembangan dan pemberdayaan mengambil satu peran penting yaitu

mengembangan sayap dakwah dengan target pemuda dan remaja. Remaja masjid merupakan salah satu dari beberapa stakeholder dari sebuah organisasi mesjid. Pengurus masjid, disadari atau tidak, ternyata membutuhkan peran remaja masjid

dalam setiap langkah dan gerak aktivitasnya. Remaja masjid mampu memberikan sentuhan yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya yang tengah dalam proses

pencarian jati diri, cenderung labil dan memiliki semangat yang meluap ingin menonjolkan jati dirinya.

Pendidikan remaja muslim dapat dilakukan secara formal maupun non

formal. Secara formal, mereka dapat menempuh pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah-sekolah lanjutan, pesantren maupun perguruan tinggi, sedang secara

(14)

atau kelompok mereka sendiri, diantaranya: Ormas Islam NU, Muhammadiyah,

Persis dan yang lainnya halaqah, pengajian, perkumpulan pemuda dan remaja muslim, kelompok-kelompok studi, dan Remaja masjid.1

Lalu timbul kesadaran perlunya organisasi yang permanen dan akhirnya dibentuklah remaja masjid. Saat ini, remaja masjid telah menjadi salah satu wadah pavorit kegiatan remaja muslim. Umumnya dikota-kota besar dapat dijumpai.

Meskipun masih ada hambatan atas keberadaannya, namun secara umum masyarakat sudah semakin lebih bisa menerima kehadirannya2.

JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta merupakan salah satu lembaga dakwah yang dalam aktivitas-aktivitasnya disamping menggunakan pendekatan

dakwah verbal juga melalui dakwah bil hal. Kegiatan dakwah di JPRMI diharapkan dapat memberikan perubahan, bagi remaja muslim khususnya yang ada di DKI Jakarta dan umumnya pada seluruh lapisan masyarakat.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis meneliti tentang

penerapan “ Manajemen Program Dakwah di Jaringan Pemuda dan Remaja

Masjid Indonesia Pengurus Wilayah DKI Jakarta “

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini lebih fokus dan mendalam penulis akan membatasi pada penerapan fungsi-fungsi manajemen program

dakwah dan pelaksanaan program dakwah yang ada di JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta periode 2005-2010.

1

Siswanto, “ Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid “, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar,2005), h. XIX

2

(15)

2. Perumusan Masalah

Sedangkan pembahasannya lebih terarah dan terfokus, maka penulis perlu membuat perumusan masalah pada penulisan skripsi ini

untuk menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

a. Apa saja program kerja JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta yang dapat dikategorisasikan sebagai program dakwah ?

b. Bagaimana manajemen program dakwah yang dilakukan JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini, yaitu:

a. Untuk mengetahui program dakwah pada JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta.

b. Untuk mengetahui manajemen program dakwah yang dilakukan

JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat akademis diharapkan dapat menambah wawasan dan khazanah ilmu pengetahuan khususnya jurusan Manajemen Dakwah

(16)

b. Penelitian ini diharapkan menjadi rekomendasi bagi proses

pengembangan dakwah JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta untuk menjadi contoh bagi lembaga-lembaga yang lain.

c. Manfaat praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian guna mengembangkan konsep dakwah yang sesuai dengan kondisi dan situasi.

D. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang dihasilkan dari suatu data-data yang dikumpulkan berupa

kata-kata, gambar dan merupakan suatu penelitian alamiah. 1. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian yaitu tempat memperoleh keterangan. Dan yang menjadi

subjek dalam penelitian ini adalah pengurus dan anggota JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah manajemen program dakwah yang dilaksanakan oleh JPRMI Pengurus

Wilayah DKI Jakarta periode 2005-2010. 2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian dan pengamatan langsung sejak tanggal 5 September s/d 1 November 2010. Adapun tempat penelitiannya di sekretariat JPRMI Pengurus wilayah DKI Jakarta yang beralamat di Jl.

Kemanggisan Ilir III No. G 13A Palmerah Jakarta Telp. (021) 7085 3505 Fax. (021) 549 4536, (Email). JPRM.Indonesia@gmail.com, (Website).

(17)

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Penelitian Lapangan (Field Research)

Melalui penelitian lapangan akan diperoleh data-data primer, dimana

penelitian tersebut dilakukan dengan cara: 1) Observasi

Dalam penelitian ini penulis mengamati langsung objek

yang akan diteliti, adapun hal-hal yang diperlukan dalam observasi ini adalah alat perekam, kamera, buku catatan yang akan digunakan

selama observasi berlangsung. 2) Wawancara (interview)

Interview merupakan suatu alat pengumpulan informasi langsung tentang beberapa jenis data.3 Dalam penelitian ini penulis langsung mewawancarai pengurus dan anggota JPRMI Pengurus

Wilayah DKI Jakarta 3) Dokumentasi

Dokumentasi dapat diartikan sebagi bahan tertulis maupun

data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa catatan formal organisasi itu sendiri.

b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder. Dilakukan dengan cara membaca buku-buku, literatur dan referensi

dari sumber-sumber lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan dan relevan dengan masalah yang diteliti.

3

(18)

4. Teknik Analisa Data

Dari data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Adapun dalam menganalisis data, penulis menggunakan

metode analisis deskriptif, maksudnya adalah cara melaporkan data dengan menerangkan dan memberi gambaran mengenai data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian data tersebut disimpulkan.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis telah membaca dan menganalisis dari beberapa karya ilmiah mengenai manajemen program dan

remaja masjid, diantaranya adalah dengan judul :

“Manajemen Program Dakwah pada 95,5 Fm Radio Alaika Salam Jakarta”

oleh Aminaturrahmah jurusan Manajemen Dakwah, yang membedakan skripsi ini

terletak pada subjek penelitiannya atau lembaga yang diteliti.

“ Aktivitas Dakwah FKRM (Forum Komunikasi Remaja Masjid) Serpong

Utara dan Pondok Aren Dalam Membina Ukhuwah Islamiyah ” oleh Santih

jurusan Manajemen Dakwah, yang membedakan dari skripsi ini terletak pada pelaksanaan aktivitas dakwah yang dimiliki FKRM Serpong Utara dan Pondok

Aren dalam upaya pembinaan ukhuwah Islamiyah bagi generasi muda yang ada di sekitar FKRM.

“ Aktivitas Dakwah Islam dalam Mengubah Perilaku Remaja Masjid Nurul

Falah Serpong “ oleh Muhammad Hilaluddin jurusan Komunikasi Penyiaran

(19)

dakwah yang berdampak positif bagi perubahan perilaku Remaja Masjid Nurul

Falah Serpong.

“ Manajemen Program Dakwah PUSBINROH DKI Jakarta “ oleh Safridah

Fitri Auriyah jurusan Manajemen Dakwah, yang terletak dari skripsi ini pada subjek penelitiannya atau lembaga yang diteliti.

Berdasarkan kajian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti remaja

masjid dengan sudut pandang yang berbeda yaitu mengenai “ Manajemen Program Dakwah JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta ”.

F. Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran mengenai penelitian ini, penulis telah menyusun penulisan ini dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Diawali dengan pendahuluan dan diakhiri dengan kesimpulan serta saran-saran.

Adapun sistematika penulisan ini sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

a. Ruang Lingkup Manajemen Program Dakwah

Yang memuat diantaranya: pengertian manajemen, unsur-unsur

(20)

tentang pengertian dakwah, unsur-unsur dakwah,

prinsip-prinsip dakwah, tujuan dakwah.

b. Ruang Lingkup Jaringan Pemuda & Remaja Masjid

Yang meliputi diantaranya : pengertian jaringan, pengertian pemuda dan , pengertian remaja masjid.

BAB III : GAMBARAN UMUM JARINGAN PEMUDA DAN REMAJA

MASJID INDONESIA (JPRMI) PENGURUS WILAYAH DKI JAKARTA

Sejarah berdirinya JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta , Visi, Misi dan Tujuan JPRMI Pengurus Wilayah Jakarta, struktur

organisasi JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta, program kegiatan JPRMI Pengurus Wilayah Jakarta.

BAB IV : PENERAPAN MANAJEMEN PROGRAM DAKWAH

JARINGAN PEMUDA DAN REMAJA MASJID INDONESIA PENGURUS WILAYAH JAKARTA

Analisis fungsi dan peranan manajemen program dakwah JPRMI

Pengurus Wilayah DKI Jakarta, yang terdiri dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan.

Serta menganalisis tahapan pelaksanaan program dakwah JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta.

BAB V : PENUTUP

(21)

10

A. Ruang Lingkup Manajemen Program Dakwah 1. Pengertian Manajemen

Pengertian manajemen jika ditinjau dari segi bahasa mempunyai arti

pemanfaatan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan atau sasaran yang dimaksudkan.1

Sedangkan pengertian manajemen menurut istilah memiliki pengertian yang sangat beragam. Dalam literatur Ilmu Manajemen ada tiga pengertian manajemen jika dilihat dari segi istilah, Pertama; manajemen sebagai suatu proses, kedua; manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu, ketiga; manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas

manajemen.2

Menurut pengertian yang pertama yakni manajemen sebagai suatu proses dikemukakan oleh James A.F. Stoner dalam bukunya Manajemen yang dikutip

oleh T. Hani Handoko mengatakan bahwa “ Manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.3

Hal senada juga dikemukakan oleh Robert Kreitner dalam bukunya Manajemen yang dikutip oleh Zaini Muchtarom mengatakan bahwa

1

Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Gitamedia Press), h. 512 2

M.Manulang, Dasar-dasar Manajemen, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006) cet ke-XIX, h. 3

3

(22)

“ Management is the process of working with and through others

to achieve organizational objectives in a changing environment. Central to this process is the effective and efficient use of limited resources”

( Manajemen ialah proses bekerja dengan dan melalui orang-orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah. Proses ini berpusat pada penggunaan secara efektif dan efisien terhadap sumber daya yang terbatas).4

Menurut pengertian yang kedua, yang mengatakan bahwa manajemen adalah sebuah seni dan ilmu, yaitu ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, penyusunan dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan dikemukakan oleh A.W. Widjaya yang berpendapat bahwa manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.5

Pemahaman manajemen sebagai suatu seni dan ilmu juga dikuatkan oleh pendapat Winardi yang di kutip oleh Abdul Syani yang mengatakan bahwa manajemen adalah suatu kumpulan pengetahuan yang sistematis, dikumpulkan dan diterima sehubungan dengan pengertian tentang kebenaran-kebenaran universal.6

Pengertian manajemen yang ketiga, yang berpendapat bahwa manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dikemukakan oleh George R. Terry yang dikutip oleh Mochtar Effendi, mengemukakan bahwa manajemen adalah suatu tindakan perbuatan seseorang

4

Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al Amin Press, 1996),cet ke-I,h.36

5

A.W.Widjaya, Administrasi Kepegawaian Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1990), cet ke-II, h. 13

6

(23)

yang berhak menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu, sedangkan tanggung jawab tetap di tangan yang memerintah.7

Pengertian ketiga ini, juga dikemukakan oleh Laurent A. Aply yang dikutip oleh Jawahir Tantowi, mengatakan bahwa “ Management is art of getting think done though people” (Manajemen adalah seni untuk mengerakan orang melakukan suatu pekerjaan untuk mencapai hasil tertentu melalui orang lain dan dengan cara tertentu).8

Dari pengertian manajemen di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu dalam proses pencapaian suatu tujuan organisasi yang telah ditentukan melalui pelaksanaan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pengarahan sumber daya dalam organisasi.

Dari pendapat para ahli yang beraneka ragam, tetapi mempunyai beberapa persamaan tersebut di atas, dapat disimpulkan, bahwa manajemen mempunyai beberapa unsur pokok;

a. Seni dan Ilmu

Dipandang sebagai seni karena manajemen di dalam penerapannya

di lapangan membutuhkan “ seni “ tersendiri. Contoh, dua orang manajer

A dan B sama-sama memberikan kritik terhadap kinerja bawahannya, tetapi berdampak bereda pada anak buahnya. Anak buah manajer A merasa tersinggung, malu, dan marah serta merasa kehilangan harga dirinya. Mengapa ? Karena ia dikritik di depan rekan pekerja lainnya dengan cara yang kasar. Anak buah manajer B justru merasa termotivasi

7

Mochtar Effendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta: Penerbit Bhratara Karya Aksara, 1986), h. 9

8

(24)

setelah dikritik. Mengapa ? Karena manajer B berbicara dari hati ke hati di tempat kerjanya sehingga bawahan tidak merasa malu dan kehilangan

muka. Di sinilah “seni” dari manajemen. Suatu kegiatan yang sama

dilakukan dengan cara yang berbeda mungkin saja hasilnya bebeda, bahkan mungkin bertolak belakang.9

Manajemen sebagai ilmu karena kebenarannya bisa dibuktikan secara ilmiah. Artinya, konsep-konsep di dalam manjemen berlaku secara umum di mana pun kegiatan manajerial dilakukan. Hal ini terjadi karena konsep-konsep di dalam manajemen dicari dan dirumuskan secara ilmiah pula.10

b. Tujuan yang ingin dicapai

Manajemen berkaitan erat dengan organisasi. Alasan utama sekelompok orang mengorganisir adalah karena ia tidak bisa mencapai tujuan sendiri, sehingga membutuhkan bantuan orang lain. Kesimpulannya, inti dari manajemen adalah pencapaian tujuan.11

c. Kegiatan atau fungsi

(25)

d. Obyek berupa manusia dan benda dengan titik berat pada manusia

Inilah alasan utama, mengapa sampai saat ini, bahkan mungkin seterusnya peranan orang atau karyawan di dalam organisasi tidak bisa digantikan oleh mesin. Perkembangan teknologi yang sangat pesat dewasa ini membuat banyak pekerjaan digantikan oleh mesin. Absensi, mesin-mesin tradisionil yang dioperasikan banyak orang, pengatur surat, sudah mulai digantikan oleh mesin, tetapi tetap saja membutuhkan orang sebagai operator atau bahkan pengawas dari kerja mesin tersebut.13

2. Unsur-Unsur Manajemen

Unsur-unsur manajemen, pada umumnya terdiri dari 6 (enam) yang dikenal dengan the six M’S, yaitu Man, Money, Materials, Machines, Methods and Markets14. Diantara seluruh unsur tersebut, man (manusia) adalah unsur yang paling penting di dalam proses manajemen, sebab manajemen itu ada karena adanya dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Hal ini berarti manusia merumuskan tujuan, manusia yang menyusun organisasi sebagai wadah pencapaian tujuan, manusia pula yang bekerja untuk mencapai tujuan dan sekaligus manusia pula yang mengendalikan serta menikmati hasil-hasil yang dicapai. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu man, money, materials, machines, method, dan markets.

13

Ibid, h.5 14

(26)

a) Man (SDM)

Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.

b) Money (uang)

Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.

c) Materials (bahan)

(27)

d) Machines (mesin)

Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.

e) Methods (metode)

Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.

f) Market (pasar)

Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

3. Fungsi Manajemen

(28)

dasar-dasar untuk pelaksanaan organisasi yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Banyak sekali para ahli ilmu manajemen yang memiliki pendapat tentang fungsi manajemen, seperti Henry Fayol yang dikutip oleh T. Hani Handoko dalam buku Manajemen (1997) mengatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen dasar adalah perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pemberian perintah dan pengawasan.15

Dan juga pendapat Luther Gullich yang berpendapat bahwa fungsi manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pemberian perintah, pengkoordinasian, pelaporan, dan pembiayaan.16

Adapun fungsi-fungsi manajemen yang akan penulis uraikan bukanlah fungsi manajemen yang disebutkan di atas, tetapi penulis akan menguraikan fungsi manajemen menurut pendapat M. Manulang. Fungsi tersebut adalah; perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan. Berikut penjelasan masing-masing fungsi manajemen, yaitu;

a. Perencanaan (Planning)

Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi program-program, kebijakan-kebijakan, tujuan-tujuan dan menetapkan prosedur terbaik untuk pencapaian tujuan-tujuan itu.

Menurut Louis A. Allen yang dikutip oleh Bedjo Siswanto mengatakan bahwa perencanaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang dioperasikan oleh manajer untuk berfikir ke depan dan mengambil keputusan yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan di waktu yang akan datang.17

15

T. Hani Handoko, Manajemen Edisi II, h.106 16

M.Manulang, Dasar-dasar Manajemen, h.7 17

(29)

Aktivitas-aktivitas yang ada dalam perencanaan adalah: 1) Perkiraan (Forecasting)

Perkiraan adalah suatu prediksi tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang, seperti halnya melonjaknya harga bahan baku, kondisi dan situasi keamanan bangsa dan lain-lain. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mochtar

Effendi bahwa “ Perkiraan adalah suatu penaksiran atau perkiraan yang

akan terjadi”.18

2) Tujuan (Objectives)

Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai oleh sebuah organisasi. Agar tujuan-tujuan itu tercapai maka seseorang harus berkorban atau berusaha dengan sungguh-sungguh.

3) Kebijakan (Policies)

Kebijakan adalah suatu yang diperlukan sebagai rujukan atau pedoman umum dalam pengambilan keputusan.

4) Program (Programming)

Program adalah rancangan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi. Di dalam program juga ditemukan mana yang harus lebih dulu diprioritaskan, mana program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

5) Jadwal (Schedule)

Jadwal adalah penetapan waktu untuk melaksanakan program-program yang sudah ditentukan dan batas-batas waktu program-program harus dijalankan.

18

(30)

6) Prosedur (Prossedures)

Prosedur adalah metode atau cara yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Tanpa adanya prosedur maka proses jalannya organisasi akan kacau.

7) Anggaran (Budget)

Budget merupakan anggaran-anggaran atau ongkos biaya yang akan dikeluarkan dalam proses pelaksanaan organisasi.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Setelah pimpinan merancang tentang rencana-rencana, program-program dan tujuan organisasi maka langkah selanjutnya adalah mengadakan pengorganisasian, dimana pembagian kerja atau pendelegasian wewenang. Karena pengorganisasian adalah:

a) Penetapan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan b) Perancangan kelompok kerja

c) Penugasan tanggung jawab

d) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugas.19

c. Penggerakkan (Actuating)

Setelah perencanaan dibuat dan pendelegasian wewenang sudah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah penggerakkan atau pelaksanaan rancangan-rancangan kegiatan yang sudah didelegasikan kepada anggota organisasi. Menurut George R. Terry “ Penggerakkan adalah merupakan suatu kegiatan untuk mengintegrasikan usaha-usaha

19

(31)

anggota dari suatu kelompok, sehingga melalui tugas-tugas mereka dapat terpenuhi tujuan-tujuan pribadi dan kelompok.”20

Aktivitas-aktivitas yang ada dalam penggerakkan adalah:

1) Pemberian perintah dan motivator dari pimpinan (direktur) kepada

bawahan.

2) Mengadakan jalinan hubungan.

3) Menyelenggarakan komunikasi di lembaga.

4) Memberikan pelatihan untuk peningkatan kerja. d. Pengawasan (Controlling)

Agar seluruh kegiatan organisasi berjalan baik dan efektif maka fungsi pengawasan sangat dibutuhkan. Tanpa adanya pengawasan maka fungsi-fungsi yang lain tidak akan berjalan dengan baik. Di dalam pengawasan ini seorang pemimpin bisa merubah atau memperbaiki apa yang dikerjakan jika terjadi penyimpangan-penyimpangan di tengah jalan yang tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Pengawasan sebenarnya mengandung arti penjagaan stabilitas untuk mencapai keseimbangan, bagaimanapun juga manajer harus selalu merubah apa yang dikerjakannya atau merubah standar yang digunakan sekarang untuk mengukur pelaksanaan.21

Menurut prosesnya maka pengawasan (controlling) terdiri dari

kegiatan-kegiatan antara lain:

1) Menentukan standar sebagai suatu ukuran pengawasan.

20

George R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h.198 21

(32)

2) Pengukuran dan pengamatan terhadap berjalannya operasi berdasarkan rencana yang ditentukan.

3) Penafsiran dan perbandingan hasil yang ada dengan standar yang diminta.

4) Melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan.

5) Perbandingan hasil akhir dengan masukan yang telah terjadi.22

4. Pengertian Program

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara. Jadi seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara mempunyai suatu program. Suharsimi Arikunto mengemukakan program sebagai berikut:23 “Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kegiatan

tertentu.”

Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi suatu program kegiatan yang tidak direncanakan walaupun terjadi bukan merupakan suatu program. Dari definisi manajemen dan program tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen program adalah suatu pengaturan dan pengelolaan terhadap sederetan acara atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara.

a. Macam-macam Program

Macam atau jenis program dapat bermacam-macam wujud jika ditinjau dari berbagai macam aspek. Program ditinjau dari:

22

Malayu SP. Hasibuan, Manajemen Dasar dan Masalah, (Jakarta: Bina Aksara, 2001), h. 246

23

(33)

1) Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.

2) Jenis, ada program pendidikan, program kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program bersangkutan.

3) Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

4) Keluasan, ada program sempit ada program luas. Program sempit hanya menyangkut program yang terbatas sedangkan program luas menyangkut banyak variabel.

5) Pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar. Program kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar dilaksanakan oleh orang banyak.

6) Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting. Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program kurang penting adalah sebaliknya.24

b. Tujuan Program

Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut:25

24

Ibid, h.2-3 25

(34)

“ Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus

dijadikan pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang tidak bermanfaat maka program tersebut tidak

perlu dilaksanakan. Tujuan menentukan apa yang akan diraih.”

Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus (obyektif). Tujuan umum biasanya menunjukan output dari program jangka panjang sedangkan tujuan khusus outputnya jangka pendek.26

5. Pengertian Dakwah

Kata dakwah bila dilihat dari etimologi berasal dari Bahasa Arab “da’a, “yad’u,”da’watan” yang berarti menyeru, memanggil, mengajak. Istilah lain dari

kata dakwah dalam Al-Quran disebut juga dengan kata tabsyier, yang memiliki arti kabar gembira.27 Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan bahwa dakwah adalah ajakan, seruan untuk memeluk, mempelajari dan mengamalkan ajaran agama Islam.28

Sedangkan kata dakwah jika dilihat dari pengertiannya secara terminologi terdapat beberapa istilah. M. Natsir mendefinisikan dakwah sebagai suatu ajakan, dalam arti yang luas adalah kewajiban yang dipikul oleh tiap-tiap muslim dan muslimah dalam arti amar ma’ruf nahhi munkar.29

Pendapat lain diungkapkan oleh Rasyidi, yang mengatakan bahwa dakwah adalah proses penyampaian ajaran islam dari seorang kepada orang lain (baik secara individu maupun kelompok) penyampaian ajaran tersebut dapat berupa

26

Ibid, h. 35 27

M. Fajar Laksana, Karakteristik Dakwah Politik Islam, (Sukabumi, KMA Press, 2002), cet ke-2, h. 25

28

Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Lehtiar Baru Van Hoeve, 1993), h. 281

29

(35)

amar ma’ruf nahi munkar dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk

terbentuknya individu dan keluarga yang bahagia (khayr al-usrah) dalam masyarakat atau umat yang terbaik (khayr al-ummah) dengan cara yang taat menjalankan ajaran islam.30

Sedangkan M. Arifin mendefinisikan dakwah sebagai suatu kegiatan yang

“mengajak” baik dalam bentuk tulisan, tingkah laku dan sebagainya, yang

dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain, baik secara individual maupun secara kelompok, agar timbul di dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama sebagai message (pesan) yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur-unsur paksaan.31

Syamsuri Siddiq dalam bukunya Dakwah dan Teknik Berkhutbah menjelaskan bahwa dakwah adalah mendorong manusia untuk berbuat kebaikan dan menuruti petunjuk, menyeru mereka untuk menjauhi perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.32

Sementara itu dalam buku, Membumikan Al-Quran, M. Quraish Shihab mendefinisikan bahwa dakwah adalah seruan atau ajakan menuju kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi atau masyarakat.33

30

Rosyidi, Dakwah Sufistik Kang Jalal, (Jakarta: Paramadina, 1997), cet ke-1, h.45 31

(36)

Ach. Hasjimi berpendapat bahwa “Dakwah adalah mengajak orang lain

untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariat islam yang lebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri”.34

Definisi lain juga dikemukakan oleh Toha Yahya yang dikutip oleh Basrah Lubis mengemukakan bahwa dakwah dibagi menjadi dua bagian:

- Pengertian umum, dakwah adalah suatu ilmu pengetahuan yang berisikan cara-cara, tuntutan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia agar menyetujui, melaksanakan suatu idiologi, pendapat dan pekerjaan tertentu. - Pengertian khusus, dakwah adalah mengajak manusia dengan cara

bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat kelak. Dalam Al-Quran terdapat beberapa ayat yang mengandung pengertian dakwah, diantaranya adalah surat Ali Imran ayat 104, 110, 114, surat Al-Araf ayat 157, dan surat At.Taubah ayat 71, 112, yang berbunyi:

Artinya: ” Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.”(QS.Al.Imran:104)35

34

Ach. Hasjimi, Dustur Dakwah Menurut Al-Quran, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), cet ke-2, h. 18

35

(37)

Artinya: “ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”(QS.Al.Imran:110)36

Artinya: " Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.” (QS.Al.Imran:114)37

Artinya: “ Orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka . Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya , mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS.Al.A’raf:157)38

Artinya: ” Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka

36

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, h.94 37

Ibid, h.94 38

(38)

menyuruh yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta'at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS.At.Taubah:71)39

Artinya: “ Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat , yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mu'min itu.” (QS. At.Taubah:112)40

Dari beberapa pengertian di atas, meskipun formulasinya berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, tetapi sebenarnya definisi dakwah tersebut memiliki esensi yang sama, yaitu mengajak, menyeru, memanggil dan mendorong manusia untuk beriman dan mengamalkan ajaran Allah SWT serta Rasul-Nya sehingga tercipta ketentraman dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Dengan demikian dakwah dapat diberi pengertian semua atau segala usaha yang dilakukan merealisasikan dan mengaktualisasikan ajaran agama (Islam) dalam segi kehidupan manusia.

Dakwah akan tercapai tujuannya tersebut, maka dakwah harus terprogram dengan baik. Program dakwah adalah rencana usaha yang disusun dalam rangka mencapai tujuan dakwah yaitu merealisasikan nilai-nilai islami dalam kehidupan masyarakat guna menciptakan masyarakat yang diridhai Allah SWT.

39

Ibid, h.291 40

(39)

6. Unsur-unsur Dakwah rasul Muhammad SAW, sedangkan pengembangannya kemudian akan mencakup seluruh kultur Islam yang murni yang bersumber dari kedua sumber pokok ajaran Islam itu.42

Pesan atau materi dakwah adalah pesan-pesan atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh Da’i kepada mad’u, yaitu keseluruhan ajaran Islam, yang ada di dalam Kitabullah maupun sunnah Rasul-Nya.43 Secara umum pokok isi Al-Quran meliputi: 1) Akidah

2) Ibadah 3) Muammalah 4) Akhlak 5) Sejarah

6) Prinsip-prinsip pengetahuan dan teknologi, yaitu petunjuk-petunjuk singkat yang memberikan dorongan kepada manusia untuk mengadakan analisa dan mempelajari isi alam dan perubahan-perubahannya.

Artikel di akses pada 15 Maret 2010 dari http://www.uinsuska.info 43

(40)

7) lain-lain berupa anjuran-anjuran, janji-janji, ataupun ancaman44 Dalam materi dakwah di harapkan para penyuluh agama (da’i) dalam hal ini sebagai agen perubah menyampaikan ajaran agama Islam senantiasa memasukkan (difusi) ide-ide yang terbaru (inovasi), sehingga audiens tidak merasa bosan. Ide-ide terbaru tersebut harus sesuai dengan ajaran Islam.

Pada dasarnya materi dakwah itu adalah al-Qur’an, as-hadits memperhatikan beberapa azas dakwah antara lain :

1) Azas Filosofis: azas ini terutama membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam aktivitas dakwah.

2) Azas Kemampuan dan Keahlian Da’i (achievement and

pro-fessional).

3) Azas Sosiologis : azas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dak-wah.

4) Azas Psikologis: azas ini membahas masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan manusia.

5) Asas Efektivitas dan Efisiensi : asas ini maksudnya adalah di dalam aktivitas dakwah harus menyeimbangkan antara biaya, waktu maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya, bahkan kalau bisa waktu, biaya dan tenaga sedikit dapat memperoleh hasil yang semaksimal mungkin.45

44

Ibid, h.14 45

(41)

b. Da’i (pelaku dakwah)

Yakni orang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok atau lewat organisasi atau lembaga.46

Kata Da’i berasal dari bahasa Arab yang berarti orang yang

mengajak. Menurut Istilah Da’i adalah orang yang mengajak kepada

orang lain baik secara langsung atau tidak langsung, melalui lisan, tulisan, ataupun perbuatan kearah kondisi yang lebih baik menurut ajaran Islam.47 Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia Da’i adalah orang yang kerjanya berdakwah; pendakwah: melalui kegiatan dakwah , menyebarluaskan ajaran agama.48

Da’i dalam istilah lain disebut sebagai subjek dakwah, seorang Da’i harus memiliki keistiqomahan dalam melaksanakan tugasnya

sebagai penyeru kepada jalan yang benar dengan cara-cara yang sesuai dengan Al-quran. Da’i adalah serang pemandu bagi orang-orang yang ingin mendapat keselamatan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak. Oleh karena itu seorang dai memiliki kedudukan yang sangat penting di tengah-tengah masyarakat, dia menjadi figur bagi masyarakat. Pada dasarnya seorang Da’i memiliki tugas yang pokok yaitu meneruskan tugas rasul Muhammad SAW, sebagai pewaris nabi yaitu menyampaikan ajaran Allah seperti yang termuat dalam Al-Quran, dan juga menyampaikan ajaran Rasul SAW (as- sunnah).49

46

Artikel di akses pada 15 Maret 2010 dari http://mantanresidivis.wordpress.com/2010/05/07/dakwah-tabligh-dan-propaganda/

47

Aliyudin;Dasar-dasar Ilmu Dakwah, hlm 10 48

Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm 18 49

(42)

Da’i dalam ilmu dakwah bermakna sebagai pelaku dakwah, biasa

disebut dengan istilah subyek dakwah. Tentang subyek dakwah ini ada

yang mengatakan hanya da’i atau mubaligh saja.

Sedang da’i yang penulis maksud adalah dalam pengertian yang

luas, sehingga yang menjadi da’i itu tidak hanya orang yang menyandang

predikat Kyai, ulama atau pemuka agama saja, akan tetapi juga dapat seorang guru, pembina suatu organisasi, orang tua, pimpinan lembaga, atau profesi-profesi yang lain termasuk da’i, sebab bagaimanapun profesinya, mereka adalah sebagai pelaku dakwah.

Yang menjadi subyek dakwah adalah manusia, meskipun ada pendapat yang berpendapat bahwa yang menjadi subyek dakwah itu selain manusia adalah Allah SWT sendiri.

Adapun manusia yang menjadi subyek dakwah adalah semua muslim yang mukallaf sesuai dengan kemampuannya, kesanggupannya masing-masing, karena Islam tidak memaksa manusia, kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Jadi sebagaimana telah diterangkan di atas, bahwa kewajiban dakwah bukan hanya untuk ulama, Kyai atau para santri dan lembaga-lembaga baik yang beridentitas lembaga dakwah atau yang ada di bawah Departemen Agama, tetapi di luar itu semua wajib untuk melaksanakan dakwah. Pelukis dapat berdakwah lewat ekspresi gambarnya, penulis atau wartawan dapat berdakwah lewat tulisannya, aktor dan aktris dapat berdakwah lewat aktingnya, sutradara dapat berdakwah lewat karya film atau dramanya.50

50

(43)

Diantara para ulama masih terjadi perbedaan pendapat tentang

dakwah itu, apakah wajib kifayah atau wajib a’in, sementara Muhammad

Abduh cenderung berpendapat, bahwa dakwah itu hukumnya wajib

a’in.51

Penulis sendiri cenderung kepada wajib a’in, hanya bentuk dakwahnya yang berbeda tergantung kepada profesi dan kemampuan masing-masing.

Subyek dakwah sangat menentukan terhadap keberhasilan suatu proses dakwah di samping faktor hidayah Allah SWT. Manusia tertarik oleh ajaran Islam karena sikap subyek dakwah, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. terhadap orang kafir, sehingga mereka

mau masuk Islam. Dengan demikian faktor subyek da’i sangat

mempengaruhi terhadap keberhasilan suatu proses dakwah.

Tugas da’i adalah untuk membentuk watak manusia yang sesuai

dengan ajaran agama Islam. Oleh karena itu seorang da’i menghadapi

tugas yang sangat berat. Karena manusia dalam situasi alam lingkungan, maka dia harus berinteraksi dengan alam dan lingkungan itu. Untuk interaksi manusia perlu ketegasan dalam sikap dan wataknya. 52

Da’i juga hendaknya berfungsi sebagai motivator, yaitu orang yang

mampu membangkitkan semangat dan gairah mad’u untuk semangat dalam hidup, sehingga dapat melaksanakan perintah Allah SWT. Oleh

karena itu penampilan seorang da’i besar pengaruhnya dalam proses

dakwah. Mad’u akan termotivasi melakukan mendengarkan dakwah

51

Syamsuri Siddiq, Dakwah dan Teknik Berkhutbah, , Bandung :PT. Al-Ma’arif, 1982, h.12.

52

(44)

apabila da’i memberikan penampilan yang meyakinkan dihadapan

mereka.

c. Metode Dakwah

Yakni jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampiakan ajaran materi dakwah Islam. Sesuai dengan firman Allah surat An-Nahl ayat 125, menyebutkan bahwa ada tiga metode dakwah :53

Artinya: “Serulah kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

1) Bi al-hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah.

2) Mau’idzotul Hasanah, yaitu dakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajran Islam dengan rasa kasih sayang.

3) Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah.54

53

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, h.421 54

(45)

Perkataan uslub secara jelas tidak disebut dalam Al-Quran, namun begitu perkataan yang hampir sama dengan pengertian uslub telah disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya yang bermaksud:

Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan carilah yang boleh menyampaikan kepada-Nya (dengan mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan- Nya) dan berjuanglah pada jalan Allah (untuk menegakkan Islam) supaya kamu beroleh kejayaan.” (Al -maidah:35)55

Pengertian Metode dalam kamus besar bahasa indonesia adalah

cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (di ilmu pengetahuan dsb); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.56 Di dalam buku Dasar-dasar Ilmu dakwah karangan Aliyudin, M.ag metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, merupakan gabungan dari kata meta yang berarti melalui, mengikuti, sesudah, dan kata hodos berarti jalan, cara. Jadi metode artinya suatu cara atau jalan termasuk strategi, pola yang ditempuh oleh seorang dai dalam melaksanakan dakwah.

Pada prinsipnya metode dakwah berpijak pada dua aktivitas yaitu aktivitas bahasa lisan atau tulisan dan aktivitas badan. Aktivitas lisan dalam mennyampaikan pesan dapat berupa metode ceramah, diskusi,

dialog, petuah, nasehat, wasiat, ta’lim, peringatan, dan lain-lain. Aktivitas

tulisan berupa penyampaian pesan dakwah melalui berbagai media massa cetak (buku, majalah, koran, pamflet, dan lain-lain). Aktivitas badan dalam menyampaikan pesan dakwah dapat berupa berbagai aksi amal

55

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, h. 165 56

(46)

sholeh contohnya tolong-menolong melalui materi, lingkungan, penataan organisasi atau lembaga-lembaga keislaman.

Menurut Jamaluddin Kafie yang dikutip dari buku Dasar-dasar Ilmu Dakwah (Aliyudin, M.ag) metode klasik yang masih tetap up-to-date adalah:

1) Metode sembunyi-sembunyi, pendekatan kepada sanak keluarga terdekat.

2) Metode bilisan, bilqalam,bilhal.

3) Metode bilhikmah, mauidah hasanah, mujadalah bi alati hiya ahsan. 4) Metode tabsyr wa al-tandzir, amar ma’ruf nahi munkar, ta’awanu ala

al-biri wa al- taqwwa, wala ta’awanu ala al-ismi wa al-udwan, dalla ala al-khair, tawashau bi al- haq wa al-sabr, tadzkirah.57

Makin lama dakwah akan berhadapan dengan masyarakat yang makin maju dan rumit, dari yang konvensional kepada yang inkonvensional atau dari alat yang langsung kepada alat yang tidak langsung. Dakwah tidak hanya akan mempergunakan lisan dan tulisan, akan tetapi akan mempergunakan gambar-gambar yang hidup.

Seluruh indera manusia yang bisa menimbulkan persepsi akan menjadi sasaran dakwah, sebab tujuan dakwah adalah akan merubah manusia sesuai dengan pola yang diberikan dakwah. Dakwah tidak langsung tidak hanya menuntut pengertian dan ketrampilan yang lebih tinggi dari semua aparat dakwah, tetapi menuntut keterlibatan seluruh potensi yang bisa di sajikan dakwah untuk perbaikan masyarakat.58

57

Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h.10 58

(47)

d. Objek Dakwah (Mad’u)

Yakni manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak atau dengan kata lain, dakwah ditujukan kepada seluruh manusia.59

Obyek dakwah adalah orang menerima pesan dakwah. Objek

dakwah adalah manusia, mulai dari individu, keluarga, kelompok,golongan, kaum, massa, dan umat manusia seluruhnya.

e. Media Dakwah ( Washilah )

Yakni alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah

(ajaran Islam) kepada mad’u.60 Media dakwah adalah instrument yang

dilalui oleh pesan atau saluran pesan yang menghubungkan antara dai dan

mad’u. Pada prinsipnya dakwah dalam tataran proses, sama dengan

(48)

7. Prinsip-Prinsip Dakwah

a. Kembali kepada Al Qur’an dan As-Sunnah An-Nabawiyah yang

shahih dengan pemahaman Salafush Shalih Radhiyallahu „Anhum

sebagai pengamalan firman Allah „Azza wajalla,

Artinya: “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya. dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali.” (Qs. An-Nisaa: 115)62

Dan juga sebagai implementasi dari firman Allah Ta’ala:

Artinya: “Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Qs. Al Baqarah: 137)63

b. Tashfiyah atau mensucikan kehidupan kaum muslimin dari noda-noda

kesyirikan dalam berbagai bentuknya, memperingatkan dari bid’ah

yang mungkar dan pemikiran-pemikiran batil yang menyusup ke dalam tubuh kaum muslimin, membersihkan sunnah nabi dari

riwayat-riwayat dha’if dan palsu yang mengotori kemurnian Islam dan

menghambat kemajuan kaum muslimin demi menunaikan amanah ilmiyah.

62

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, h.140 63

(49)

Juga sebagai realisasi firman Allah Ta’ala :

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (Qs. Al Maidah: 2)64

c. Membina kaum muslimin di atas agama mereka yang haq, mengajak mereka untuk mengamalkan hukum-hukum agama Islam dan berhias diri dengan keutamaan dan akhlak Islam. Yang demikian akan

memberikan jaminan untuk mendapatkan ridha Allah dan merealisasikan kebahagiaan dan keluhuran. Itu semua merupakan

bentuk perwujudan sifat yang Allah sematkan terhadap kelompok yang selamat dari kerugian,

Artinya: “Dan mereka saling mewasiatkan dengan kebenaran dan kesabaran”. (Qs. Al Ashar: 3)65

Dan juga sebagai ketundukan terhadap perintah Allah Ta’ala,

Artinya: “Akan tetapi (dia berkata):”Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Alkitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”. (Qs. Ali Imran: 79)66

d. Menghidupkan metode ilmiyah yang islami dan benar dengan

bimbingan Al Qur’an dan As-Sunnah di atas manhaj Salafush Shalih,

dan melenyapkan kebekuan taqlid madzhab serta membuang fanatik

hizbi (kelompok) yang membelenggu akal kebanyakan kaum

64

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, h.156 65

Ibid, h. 1099 66

(50)

muslimin. Serta mewujudkan ukhuwah islamiyah di atas akidah dan

manhaj Ahlus Sunnah sebagai pelaksanaan terhadap firman Allah

Subhanahu Wa Ta’ala,

Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai”. (Qs. Ali Imran: 103)67

e. Tidak memprovokasi kaum muslimin untuk melawan pemerintahnya meski mereka lalim, tidak melalui mimbar-mimbar khutbah atau pun

melalui sarana-sarana lainnya, karena yang demikian menyelisihi sunnah Salafus Shalih.68

8. Tujuan Dakwah

Proses penyelenggaraan dakwah dilaksanakan dalam rangka mencapai nilai tertentu. Nilai tertentu yang diharapkan dapat diperoleh dengan jalan melakukan aktifitas dan realisasi dakwah itu disebut tujuan

dakwah. Tujuan dakwah merupakan salah satu tujuan umum dakwah, sehingga bisa dikatakan apabila unsur ini tidak ada maka penyelenggaraan dakwah tidak akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan atau semua usaha akan sia-sia.69

(51)

Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia (Iran) dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia).70

Meskipun definisi tentang tujuan dakwah bervariasi, namun pada hakekatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang dimanifistasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman, dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur, untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual serta kultural dalam rangka kehidupan manusia, dengan menggunakan cara tertentu.

Dengan demikian, dari semua tujuan-tujuan tersebut di atas, merupakan penunjang daripada tujuan akhir aktifitas dakwah. Tujuan akhir ini aktifitas dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan manusia lahir dan bathin di dunia dan di akherat nanti.

9. Program Dakwah

Program dakwah adalah rencana usaha yang disusun dalam rangka mencapai tujuan dakwah yaitu merealisasikan nilai-nilai islami dalam kehidupan masyarakat guna menciptakan masyarakat yang diridhai Allah SWT.

Program Dakwah terdiri dari;

a. Irsyad (Internalisasi dan bimbingan) b. Tabhligh (Transmisi dan penyebarluasan) c. Tadbir (Rekayasa sumbr daya manusia) d. Tathwir (Pengembangan kehidupan muslim)71

70

(52)

B. Ruang Lingkup Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid 1. Pengertian Jaringan Organisasi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia Jaringan Organisasi memiliki arti yaitu sekumpulan organisasi yang memiliki bentuk, struktur dan fungsi yang sama dan menggambarkan saling keterkaitan antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya.72

2. Pengertian Pemuda

Pemuda dalam konteks pengertian yang dibawa oleh ahli psikologi adalah satu kelompok manusia yang berada dipertengahan di antara kelompok manusia yang dianggap baru lahir akal yang cetek, lemah dalam pemikiran yang hanya peka terhadap suasana dan objek yang berada di sekelilingnya sahaja dan di antara satu kelompok manusia yang tua dan berumur. Lebih tepat lagi, satu tahap yang sudah mengatasi zaman kanak-kanak, yang mana ia mempunyai ciri-ciri kemampuan dan keupayaan seorang lelaki tulen ataupun ciri-ciri kewanitaan yang lengkap.

Manakala dari sudut penetapan had umur bagi pemuda, sebenarnya ia merupakan satu masalah yang rumit yang dihadapi oleh ahli psikologi. Tetapi boleh kita ambil satu definisi ambang bagi had umur pemuda yaitu ia berlaku dalam dua peringkat :

Bermula daripada had umur lebih kurang 13 tahun hingga ke peringkat umur 21 tahun. Ia jelas daripada sudut kematangan seksual,

71

Artikel di akses pada 15 Juli 2011 dari http://kajiagama.blogspot.com/2010/06/metode-dan-sasaran-dakwah.html

72

(53)

lebih dikenali lagi sebagai zaman keremajaan ataupun zaman permulaan pemuda atau pemudi .

Bermula daripada had umur 21 tahun hingga ke peringkat umur 40 tahun. Definisi yang dibawa oleh ahli psikologi sebenarnya kurang tepat dalam membawa pendekatan terhadap pengertian pemuda. Ini kerana penentuan dalam umur ataupun zaman bukanlah satu perkara yang mudah kerana pengaruh tumbesaran dan alam sekeliling merupakan satu faktor utama mewarnai perwatakan pemuda.

Di sini kita dapat lihat perbedaan yang wujud di antara pemuda yang hidup di pedalaman dengan pemuda yang hidup di bandar dan juga dari satu negeri ke satu negeri yang lain. Kesemuanya ini bergantung kepada suasana yang dilalui oleh pemuda tersebut. Terdapat juga pemuda yang umurnya 60 tahun mempunyai daya kekuatan dan kesihatan setanding dengan kekuatan orang yang lebih muda daripadanya. Buktinya dapat kita lihat kepada baginda Rasulullah SAW yang mana beliau memimpin bala tentara dalam peperangan Tabuk ketika baginda berumur 60 tahun.73

3. Pengertian Remaja Masjid

Kumpulan dari remaja yang beraktivitas di masjid dalam rangka memberikan kontribusi secara langsung maupun tidak langsung bagi keberlangsungan dakwah di mesjid dan atau di masyarakat. Visi Remaja Pemuda atau Masjid menurut Satria hadi lubis (2005) yaitu mengajarkan manusia kepada Allah, sehingga manusia khususnya remaja atau pemuda, berpindah dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam. Sedangkan misi

73

Gambar

GAMBARAN UMUM JARINGAN PEMUDA DAN REMAJA
GAMBARAN UMUM JARINGAN PEMUDA DAN REMAJA
gambarnya, penulis atau wartawan dapat berdakwah lewat tulisannya,

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Efisiensi Pemasaran Buah Khas Sumatera Utara di Wilayah DKI Jakarta (Komoditi Pisang Barangan dan Jeruk Medan).. Pemasaran pisang dan jeruk di DKI Jakarta sangat bersaing,

Dari ketiga variabel kepemimpinan, kompensasi dan motivasi yang memiliki pengaruh paling besar terhadap prestasi Atlet Pengurus Provinsi PJSI DKI Jakarta adalah variabel

Berdasarkan surat keputusan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2017 di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta, maka

Bagi pengurus Remaja Masjid Baiturrahim hendaknya selalu memberikan motivasi dan arahan kepada anggota agar memiliki semangat yang terus-menerus dalam berkegiatan dan menghadirkan

Hasil penelitian ini menyimpulkan: (1) Terdapat hubungan yang signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja Pengurus PODSI Provinsi DKI Jakarta, dengan diperoleh

Kedua, untuk mengungkap penerapan fungsi-fungsi manajemen kepengurusan Masjid Baitul Ma'mur dalam pengembangan dakwah Islamiyah di kecamatan Purwodadi kabupaten Grobogan1.

Tujuan dari analisa dan perancangan sistem informasi manajemen aset pada Dinas Penanggulan- gan Kebakaran di Wilayah DKI Jakarta ini adalah untuk melakukan proses

Dikarenakan ketaqwaan diri seseorang kepada Allah SWT bisa naik dan turun, dan bagaimana jika pemuda dan remaja masjid memiliki ketaqwaan yang rendah kepada Allah SWT dan terjerumus