• Tidak ada hasil yang ditemukan

Global Overview Syariah TEORI WA AD & AKAD DALAM KEUANGAN SYARIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Global Overview Syariah TEORI WA AD & AKAD DALAM KEUANGAN SYARIAH"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Global Overview Syariah

TEORI WA’AD & AKAD

DALAM KEUANGAN SYARIAH

(2)

Wa’ad vs Akad

Keinginan yang dibahasakan seseorang untuk bertanggungjawab akan sesuatu dalam rangka memberikan keuntungan bagi pihak lain.

Kesepakatan perkataan atau keinginan positif dari salah seorang pihak (yang terlibat) kontrak dan diterima oleh pihak lainnya – yang berpengaruh pada subjek kontrak sehingga (menjadikannya) permulaan berlakunya suatu perbuatan.

1. Janji (promise) antara satu pihak kepada pihak lainnya (hanya mengikat satu pihak)  one way

2. Pihak yang diberikan janji tidak memikul kewajiban apapun kepada pihak pemberi janji

3. Terms atau condition-nya tidak well- defined; atau

4. Belum ada kewajiban yang ditunaikan oleh pihak manapun, walaupun terms dan conditionnya sudah well defined 5. Bila janji tak terpenuhi maka sanksi

yang diterima merupakan sanksi moral

1. Mengikat kedua belah pihak yang saling bersepakat, yakni masing- masing pihak terikat untuk melaksanakan kewajiban mereka masing-masing yang telah disepakati terlebih dahulu

2. Terms dan conditionnya sudah ditetapkan secara rinci dan spesifik (sudah well defined)

3. Bila kewajiban tidak dapat dipenuhi, maka sanksi yang diterima sesuai dengan kesepakatan awal kontrak.

WA’AD (PROMISES) AKAD (CONTRACTS)

DEFINISI

PERBEDAAN

(3)

WA’AD vs AKAD :

FIQH AND LEGAL STATUS PERSPECTIVE

STATUS FIQH BENTUK

WA’AD

1. Perjanjian Kredit / PK (Line Facility) 2. MoU (Dealer Financing)

3. MoU Joint Financing

4. Perjanjian pembiayan IMBT 5. Offering Letter

AKAD

1. Perjanjian Kredit / PK (simple murahabah)

2. Surat Permohonan Realisasi Pembiayaan (SPRP) atau Surat Persetujuan Pencairan Pembiayaan (SP3)

3. Lampiran PK (e.g wakalah)

(4)

AKAD :

THE TREE OF ISLAMIC FINANCE

Contract

Profit (Tijarah)

“Akad Financial”

NCC (Natural Certainty

Contract)

“Jual Beli Barang/Jasa”

NUC

(Natural Uncertainty Contract)

“Kemitraan Bisnis”

Non-Profit ( Tabarru)

“Akad Sosial”

Lending “$” Asset

“Pinjam Meminjam (asset)”

Lending Self

“Pinjam Meminjam (nama baik)”

Giving

“Pemberian”

(5)

PROFIT (TIJARAH) : 1. NCC

• NCC (Natural Certainty Contract)

• Theory of Exchange

• Two parties exchanging something with profit motives (berlandaskan motif keuntungan) 

“bukan sosial”

• There must be a certain condition

(fixed & pre-determined)  sejak akad

• General Contract Name : Bay’ (al-ba’I / al-bay) English : Buy

 “jual-beli/tukar menukar harta benda atau sesuatu yang diinginkan dengan sesuatu yang sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat (sesuai syariah)”

CERTAIN

CERTAIN Goods / Services

(6)

TYPE OF BAY’ – 1 (Jual-Beli “Barang”)

Goods

Name of Contract : Bay’ (barang)

P A Y M

E N

T

Bay’ Naqdan (Goods Now, Pay Now)

“Cash n Carry”

Bay’ Muajjal

(Goods Now, Pay Later)

“Pembelian Tempo”

Bay’ Taqsith

(Good Now, Pay Installment)

“Pembelian Kredit”

Bay’ Salam

(Pay Now, Goods Later)

“Pesanan 100% UM) Bay’ Istishna

(Pay Installment, Goods Later)

“Pesanan <100% UM) Object

(7)

TYPE OF BAY’ – 2 (Jual-Beli Jasa)

Object Services

Name Of Contract : Ijarah (Jasa)

Payment Type of Services

Ju’alah

Depends on Performance (Success Based)

Ijarah

Not Depends on Performance (Fixed per period of Time)

Uses of Goods (Renting)

Uses of Workers (Employing)

(8)

TYPE OF BAY’ (mirroring)

$

$

$ $ $ $ $ $ $ $ $

$ $ $ $ $ $ $ $ $

$

$ $ $ $ $ $ $ $ $

$ $ $ $ $ $ $ $ $ Bai’ Naqdan

“Cash n Carry”

Bai’ Muajjal

“Pembelian Tempo”

Bai’ Taqsith

“Pembelian Kredit”

Ijarah No transfer of title

Bai’ Salam

“Pesanan 100% UM)

Bai’ Istishna

“Pesanan <100% UM)

IMBT Transfer of title at the end of period

Promise to sell or hibah at the beginning of period

cermin

(9)

PROFIT (TIJARAH) : 2. NUC

• NUC

(Natural Uncertainty Contract)

• Theory of Venture (usaha / bisnis)

• Two or more parties get together to do business

• There can not be a certain condition (business is uncertain)

• General contract name : Syarikah (English : Share)

 Kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal permodalan,

keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah (bagi hasil)

Business agreement Business

Uncertain

Sharing

Risk and Return

(10)

TYPE OF SYIRKAH

SHARING FORMULA If profit, based on agreed portion. If loss based on paid-in capital

Syirkah Mufawadah

Kerjasama dengan Modal Bersama (porsi modal & kerja harus sama)

Syirkah Wujuh

Membeli Kepercayaan/Nama Baik

Effort Effort

Syirkah Abdan Kerjasama tanpa modal

$ X $ X

Syirkah Inan

Kerjasama dengan Modal Bersama (porsi modal & kerja berbeda)

$ X $ Y

Effort Syirkah Mudharabah Pemilik Modal & Pengelola

(11)

FIQH FORMULA IN NON-PROFIT (TABARRU’) : 1. LENDING ASSET (Pinjam-Meminjam Asset)

• For Lender (pemberi pinjaman) : it is unlawful (melanggar hukum

“syariah”) to ask & / to charge additional fee in repayment (so, lend 100 and ask to repay 100)

• For Borrower (peminjam) :

It is recommended (disarankan) to repay more than the borrowed

amount (so, borrow 100 and pay

120)

(12)

TYPE OF LENDING ASSET

Lending Asset

Pure Lending Asset

Qard

(English : Credit, Credo)

“Pinjaman Tanpa Bunga”

Lending to take over loan

Hiwalah

“take over hutang”

Lending + Collateral

Rahn

“gadai”

(13)

FIQH FORMULA IN NON-PROFIT (TABARRU’) :

2. LENDING SELF (Pinjam-Meminjam “nama baik”)

• For Lender (pemberi pinjaman) :

It is lawful (sah secara hukum “syariah”) to charge ‘cost recovery’ (operational cost) as to cover the real cost (atas biaya yang sesungguhnya terjadi), not the ‘opportunity cost’

(bukan biaya yang memungkinkan ditagih)

• For Borrower (peminjam) :

It is recommended (disarankan) to pay more than the ‘cost recovery’ (operational cost)

If both agreed a price higher than ‘cost recovery’, it becomes

profit (tijarah) contract with suffix “bil ujrah (with fee)” after

the named contract, e.g. Wakalah bil Ujrah

(14)

TYPE OF LENDING SELF

Lending Self

Simple Lending Self

Wakalah

“mewakilkan”

Lending self for Custody

Wadiah

“menerima titipan”

Lending in Future

Kafalah

“penjaminan”

(15)

TYPE OF GIVING

Giving

General Giving

“umum”

Hibah

“pemberian hak milik

langsung/mutlak”

Giving For The Poor

“untuk orang miskin”

Shadaqah

“pemberian mengharap ridho

Allah/pahala”

Giving To Honour

“untuk penghargaan”

Hadiah

“pemberian sbg terima kasih atau

kekaguman”

Giving To God

“karena Tuhan”

Waqaf

“pemberian / pengalihan hak untuk kepentingan

ibadah”

FIQH FORMULA IN NON-PROFIT (TABARRU’) :

3. GIVING(Pemberian)

(16)

Global Overview Syariah

MEKANISME OPERASIONAL &

SUMBER PENDANAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SYARIAH

(17)

Produk Kerjasama Pembiayaan

Produk Penyaluran Pembiayaan

CHANNELING EXECUTING

MUDHARABAH

MUSYARAKAH

WAKALAH BIL UJRAH PARTIAL MURABAHAH

SEWA GUNA USAHA

KONSUMER MURABAHAH

IMBT Adira

Syariah

JF - BDI JF - Others

Modal : LKS 100%; ADMF 0%(Pengelola)

Modal : LKS 99%; ADMF 1%(Pengelola) Bagi hasil

Fee

Jual Beli

Fin. Lease Lending

Funding

SKEMA KERJASAMA PEMBIAYAAN

(18)

Funding 1 :

KERJASAMA – EXECUTING

Lembaga Keuangan Syariah

End User

Kerjasama Bagihasil : - Mudharabah

(Modal : LKS 100%) - Musyarakah

(Modal : LKS <100%)

- Jual-beli : Murabahah & Istishna - Sewa-menyewa : Ijarah

- Sewa-beli : IMBT

1 2

4 3

Pendapatan Marjin / Sewa Pendapatan Bagi Hasil

(nisbah)

EXECUTING Funding Lending

(19)

Lembaga Keuangan Syariah

End User

Kerjasama Agency : - Wakalah Bil Ujrah

- Jual-beli : Murabahah & Istishna - Sewa-menyewa : Ijarah

- Sewa-beli : IMBT

1 2

3 4

Pendapatan Marjin / Sewa Pendapatan Agency Fee

“Ujrah”

CHANNELING

Funding 2 :

KERJASAMA – CHANNELING

Funding Lending

(20)

FUNDING :

Sumber Pendanaan Pembiayaan Syariah (1)

PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

SYARIAH

LE MB A GA KEU AN GAN SY ARIA H

MODAL

MUDHARABAH / MUSYARAKAH

WAKALAH BIL UJRAH

(21)

Lembaga Keuangan Syariah

EXECUTING

CHANNELING Dengan prinsip : - Mudharabah

(Modal : LKS 100%) - Musyarakah

(Modal : LKS <100%)

Dengan prinsip Wakalah Bil Ujrah - Dana dari LKS 100%

- Dana dari LKS 99% + ADMF 1% (Joint Financing)

FUNDING

FUNDING :

Sumber Pendanaan Pembiayaan Syariah (2)

(22)

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP

MUDHARABAH : (EXECUTING 1)

(23)

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP MUDHARABAH : EXECUTING (1)

Kerjasama Pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dengan Perusahaan pembiayaan berdasarkan prinsip mudharabah adalah kerjasama pembiayaan dimana LKS bertindak sebagai Penyedia Modal (Shahibul Mal) dan perusahaan pembiayaan sebagai pengelola usaha (Mudharib) dalam melakukan usaha penyaluran dana kepada nasabah (end user), dengan menggunakan metode bagi untung (profit and loss sharing) atau bagi pendapatan (revenue sharing) berdasarkan nisbah yang disepakati.

PRINSIP

MF selaku Mudharib, LKS selaku Shahibul Maal

MF boleh melakukan berbagai macam usaha, asal tidak melanggar prinsip syariah

Dana mudharabah harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang

Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah

MF sebagai mudharib menutup biaya operasional dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya

Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan LKS tanpa persetujuan LKS (Analogi Fatwa no 1, 2, 3/ 2000, masing-masing tentang Giro Tabungan, Deposito)

(24)

Lembaga Keuangan Syariah (LKS)

1. LKS dan ADMF Syariah menandatangani Akad Pembiayaan Mudharabah (LKS sebagai penyedia modal 100% dan ADMF Syariah sebagai Pengelola Usaha)

5. ADMF Syariah mengembalikan modal kepada LKS sesuai jangka waktu yang disepakati.

4. ADMF Syariah memberikan bagi hasil usaha kepada LKS sesuai nisbah yang disepakati.

2. ADMF Syariah dan nasabah melakukan Akad Pembiayaan Murabahah (ADMF Syariah sebagai penjual, nasabah sebagai pembeli)

Nasabah

SKEMA :

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP MUDHARABAH : EXECUTING (1)

(25)

1. Lks & admf Syariah menandatangani Akad pembiayaan Mudharabah. LKS bertindak sebagai penyedia Modal 100% dan ADMF Syariah sebagai

pengelola Usaha, dengan pembagian hasil usaha berdasarkan nisbah yang disepakati.

2. ADMF Syariah dan nasabah (end user) melakukan Akd pembiayaan

Muharabah. Dalam hal ini. ADMF Syariah bertindak sebagai penjual dan nasabah (End user) sebagai pembeli.

3. Nasabah (End user) melakukan pembayaran angsuran kepada ADMF Syariah berdasarkan jangka waktu yang disepakati di awal akad.

4. ADMF Syariah memberikan bahi hasil usaha kepada LKS berdasarkan nisabh yang disepakati di awal akad.

5. ADMF Syariah mengembalikan modal kepada LKS sesuai jangka waktu yang disepakati. Pada prakteknya, pengembalian modal usaha dilakukan sesuai ADMF Syariah secara angsuran bersamaan dengan pemberian bagi hasil usaha.

SKEMA : (Penjelasan Bagan)

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP MUDHARABAH : EXECUTING (1)

(26)

KERJASAMA PEMBIAYAAN

BERDASARKAN PRINSIP MUSYARAKAH :

(EXECUTING 2)

(27)

Kerjasama pembiayaan lembaga Keuangan Syariah (LKS) dengan Perusahaan Pembiayaan berdasarkan prinsip Musyawarah adalah kerjasama pembiayaan dimana LKS dan Perusahaan Pembiayaan bersama- sama bertindak sebagai Penyerta Modal dan Mitra Usaha dengan menggunakan metode bagi untung (profit and loss sharing) atau bagi pendapatan (revenue sharing) berdasarkan nisbah yang disepakati.

Dalam kerjasama ini, berdasarkan prinsip “wakalah”, LKS menunjuk Perusahaan Pembiayaan sebagai Pengelola Usaha (wakil).

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP

MUSYARAKAH : EXECUTING (2)

(28)

Prinsip Yang Digunakan:

Prinsip syariah yang digunakan dalam kerjasama ini adalah akad Musyawarah dimana berlaku persyaratan sbb:

1. LKS dan Perusahaan Pembiayaan masing-masing bertindak sebagai mitra usaha dengan bersama-sama menyediakan dana dan/atau barang untuk membiayai suatu kegiatan usaha tertentu.

2. Pada prinsipnya, sebagai mitra usaha, Perusahaan Pembiayaan dan LKS mempunyai hak yang sama untuk ikut serta dalam pengelolaan usaha sesuai dengan tugas dan wewenang yang disepakati.

3. Atas kesepakatan bersama, LKS dapat menunjuk Perusahaan Pembiayaan sebagai Pengelola Usaha berdasarkan prinsip Wakalah.

4. Jangka waktu pembiayaan, pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan anatara LKS dan Perusahaan Pembiayaan.

5. Biaya operasional dibebankan pada modal bersama sesuai kesepakatan.

6. Pembagian keuntungan dari pengelolaan dana dinyatakan dalam nisbah yang disepakati

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP

MUSYARAKAH : EXECUTING (2)

(29)

7. LKS dan Perusahaan Pembiayaan menanggung kerugian secara proporsional menurut porsi modal masing-masing, kecuali jika terjadi kecurangan, lalai, atau penyalahgunaan perjanjian dari salh satu pihak.

8. Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang jangka wakt usaha, kecuali atas dasar kesepakatan para pihak dan tidak berlaku surut.

9. Nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara berjenjang (tiering) yang besarnya berbeda-beda berdasarkan kesepakatan pada awal akad.

10. Sesuai kesepakatan, pembagian keuntungan dapat dilakukan dengan metode bagi untung atau rugi (profit and los sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing).

11. Pembagian keuntungan berdasarkan hasil usaha sesuai dengan laporan keuangan.

12. Pengembalian pokok pembiayaan dilakukan pada akhir periode akad atau dilakukan secara angsuran berdasarkan aliran kas masuk (cash in flow0 usaha.

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP

MUSYARAKAH : EXECUTING (2)

(30)

Lembaga Keuangan Syariah (LKS)

1. LKS dan ADMF Syariah menandatangani Akad Pembiayaan Musyarakah (KS dan ADMF Syariah bersama-sama bertindak selaku Penyedia Dana dan Mitra Usaha)

2. LKS menunjuk ADMF Syariah sebagai Pengelola Usaha Berdasarkan prinsip Wakalah

6. ADMF Syariah mengembalikan modal kepada LKS sesuai jangka waktu yang disepakati.

5. ADMF Syariah memberikan bagi hasil usaha kepada LKS sesuai nisbah yang disepakati.

nasabah

3. ADMF Syariah dan nasabah melakukan Akad Pembiayaan Murabahah (ADMF Syariah sebagai penjual, nasabah sebagai pembeli)

SKEMA :

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP MUSYARAKAH : EXECUTING (2)

(31)

1. LKS dan ADMF Syariah menandatangani Akad Pembiayaan Syariah bersama- sama bertindak selaku penyedia Dana dan Mitra Usaha.

2. Berdasarkan prinsip wakalah, LKS menunjuk ADMF Syariah sebagai Pengelola Usaha.

3. ADMF Syariah dan Nasabah (End User) melakukan Akad Pembiayaan Murabahah. Dalam hal ini, ADMF Syariah sebagai penjual, nasabah (end user) sebagai pembeli.

4. Nasabah melakukan pembayaran angsuran kepada ADMF Syariah.

5. ADMF Syariah memberikan bagi hasil usaha kepada LKS sesuai nisbah yang disepakati.

6. 6. ADMF Syariah mengembalikan modal kepada LKS sesuai jangka waktu yang disepakati. Pada prakteknya, pengembalian modal usaha dilakukan ADEMF Syariah secara angsuran bersamaan dengan pemberian bagi hasil usaha.

SKEMA : (Penjelasan Bagan)

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP MUSYARAKAH : EXECUTING (2)

(32)

KERJASAMA PEMBIAYAAN

BERDASARKAN PRINSIP WAKALAH BIL UJRAH :

(CHANNELING 1)

(33)

Kerjasama pembiayaan lembaga Keuangan Syariah (LKS) dengan Perusahaan Pembiayaan berdasarkan prinsip Wakalah bil Ujrah adalah kerjasama usaha dimana LKS selaku penyedia dana menunjuk Perusahaan Pembiayaan sebagai wakil LKS untuk bertindak selaku Manajer Fasilitas dan Manajer Jaminan Pembiayaan dengan pemberian fee (ujrah)

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP WAKALAH BIL UJRAH : CHANNELING (1)

PRINSIP YANG DIGUNAKAN:

Prinsip syariah yang digunakan dalam kerjasama ini adalah akad Wakalah bil Ujrah dimana berlaku persyaratan sebagai berikut :

1. LKS adalah pihak penyedia dana dan pemberi kuasa (Muwakkil), sedangkan Perusahaan Pembiayaan adalah pihak yang diberi kuasa (Wakil) untuk bertindak selaku Manajer Fasilitas dan Manajer Jaminan Pembiayaan dengan imbalan pemberian ujrah (fee);

2. Wakalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara sepihak.

3. Besarnya ujrah (fee) tersebut harus ditetapkan pada saat akad secara jelas, tetap dan pasti sesui kesepakatan para pihak.

(34)

Lembaga Keuangan Syariah (LKS)

nasabah

2. Mencarikan calon nasabah (end user) dan proses pengumpulan dokumen

4. Nasabah melakukan pembayaran angsuran kepada LKS melakui ADMF Syariah 3. LKS dan nasabah melakukan akad pembiayaan

Murabahah (LKS sebagai penjual, nasabah sebagai pembeli)

5. ADMF Syariah menyetorkan angsuran pembayaran nasabah kepada LKS berdasarkan waktu yang disepakati.

6. LKS memberikan fee (ujrah) kepada ADMF Syariah atas usahanya sebagai Manajer fasilitas dan Manajer Jaminan Pembiayaan.

1. LKS dan ADMF Syariah menandatangani Perjanjian Kerjasama berdasarkan prinsip Wakalah bil Ujrah (LKS menunjuk ADMF Syariah sebagai Manajer Fasilitas

SKEMA :

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP WAKALAH BIL UJRAH :

CHANNELING (1)

(35)

1. LKS dan ADMF Syariah menandatangani Perjanjian Kerjasama berdasarkan prinsip Wakalah bil Ujrah. Dalam hal ini, LKS menunjuk ADMF Syariah sebagai Manajer Fasilitas dan Manajer Jaminan Pembiayaan berdasarkan prinsip Wakalah dengan imbalan fee/ujrah.

2. LKS dan Nasabah melakukan akad pembiayaan Murabahah. Dalam hal ini, LKS bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Pada prakteknya, LKS mewakilkan kepada ADMF Syariah untuk mengadakan perjanjian Murabahah dengan nasabah (End User).

3. ADMF Syariah menyetorkan angsuran pembayaran Nasabah kepada LKS berdasarkan waktu yang disepakati dalam akad.

4. LKS memberikan fee (ujrah) kepada ADMF Syariah atas usahanya sebagai Manajer Fasilitas dan Manajer Jaminan Pembiayaan.

SKEMA : (Penjelasan Bagan)

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP WAKALAH BIL UJRAH :

CHANNELING (1)

(36)

KERJASAMA PEMBIAYAAN

PARTIAL MURABAHAH (JOINT FINANCING) :

(CHANNELING 2)

(37)

BENTUK KERJASAMA

Kerjasama Pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dengan Perusahaan Pembiayaan berdasarkan prinsip Murabahah yang dilakukan secara parsial (Partial Murabahah).

DEFINISI

Kerjasama Pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dengan Perusahaan Pembiayaan berdasarkan prinsip Murabahah yang dilakukan secara parsial (Partial Murabahah) adalah kerjasama pembiayaan antara LKS dengan Perusahaan Pembiayaan dalam bentuk wa’ad untuk secara bersama-sama bertindak selaku penyedia dana dalam membiayai kebutuhan Nasabah (End User) berdasarkan prinsip Murabahah, dengan atau tanpa disertai penunjukan Perusahaan Pembiayaan sebagai wakil LKS untuk bertindak selaku Manajer Fasilitas dan Manajer Jaminan Pembiayaan berdasarkan prinsip Wakalah atau Wakalah bil Ujrah.

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP

MURABAHAH PARTIAL : CHANNELING (2)

(38)

PRINSIP YANG DIGUNAKAN

Prinsip syariah yang digunakan dalam kerjasama ini adalah wa’ad untuk membiayai kebutuhan Nasabah (End User) berdasarkan akad Murabahah. Kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan Murabahah berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut:

1. Lembaga Keuangan Syariah dan Perusahaan Pembiayaan bersama-sama bertindak selaku Pihak Penyedia Dana untuk memenuhi kebutuhan Nasabah (End User) berdasarkan perjanjian jual beli barang;

2. Jangka waktu dan cara pembayaran oleh Nasabah kepada Lembaga Keuangan Syariah dan Perusahaan Pembiayaan ditentukan berdasarkan kesepakatan Para Pihak;

3. Lembaga Keuangan Syariah dan Perusahaan Pembiayaan dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya;

4. Dalam hal Lembaga Keuangan Syariah dan Perusahaan Pembiayaan mewakilkan pembelian barang kepada Nasabah berdasarkan prinsip wakalah, maka Akad Murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik Lembaga Keuangan Syariah dan Perusahaan Pembiayaan;

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP

MURABAHAH PARTIAL : CHANNELING (2)

(39)

5. Lembaga Keuangan Syariah dan Perusahaan Pembiayaan dapat meminta Nasabah untuk membayar uang muka atau urbun saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan barang oleh Nasabah;

6. Lembaga Keuangan Syariah dan Perusahaan Pembiayaan dapat meminta Nasabah untuk menyediakan agunan tambahan selain barang yang dibiayai ;

7. Kesepakatan marjin harus ditentukan satu kali pada awal Akad dan tidak berubah selama periode Akad;

Dalam hal Lembaga Keuangan Syariah juga menunjuk Perusahaan Pembiayaan sebagai wakil LKS untuk bertindak selaku Manajer Fasilitas dan Manajer Jaminan Pembiayaan berdasarkan prinsip Wakalah atau Wakalah bil Ujrah, berlaku persyaratan sebagai berikut:

1. Lembaga Keuangan Syariah adalah pihak penyedia dana dan pemberi kuasa (Muwakkil), sedangkan Perusahaan Pembiayaan adalah pihak yang diberi kuasa (Wakil) untuk bertindak selaku Manajer Fasilitas dan Manajer Jaminan Pembiayaan dengan atau tanpa imbalan pemberian ujrah (fee);

2. Wakalah dengan imbalan (Wakalah bil Ujrah) bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara sepihak.

3. Dalam hal prinsip yang disepakati adalah Wakalah bil Ujrah, maka besarnya ujrah (fee) tersebut harus ditetapkan pada saat akad secara jelas, tetap dan pasti sesuai kesepakatan para pihak.

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP

MURABAHAH PARTIAL : CHANNELING (2)

(40)

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

ADIRA FINANCE

END USER PARTIAL MURABAHAH

PARTIAL MURABAHAH

WA’AD PARTIAL MURABAHAH

& WAKALAH (tanpa pemberian imbalan/ujrah)

Penjualan Barang

Pembelian Barang

Dealer

ADIRA FINANCE (SEBAGAI WAKIL)

99 %

1 %

1. LKS & Adira Finance Syariah menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan, di mana masing- masing Pihak secara bersama-sama bertindak selaku penyedia dana untuk membiayai kebutuhan Nasabah

secara partial berdasarkan prinsip Murabahah.

3. LKS dan Adira Finance Syariah melakukan Akad Pembiayaan Murabahah

dengan Nasabah (LKS dan Adira Finance Syariah sebagai Penjual, Nasabah sebagai Pembeli)

2. Adira Finance Syariah mewakili LKS membeli Kendaraan Bermotor dari Dealer secara cash (Bay’ Naqdan)

4. Nasabah melakukan pembayaran angsuran Murabahah melalui Adira

Finance Syariah 5. Adira Finance Syariah menyetorkan

angsuran pembayaran Nasabah sesuai dengan Murabahah Partial LKS

berdasarkan kesepakatan *)

Bayar Angsuran Teruskan Angsuran

LKS

*) Keterangan:

Adira boleh menerima selisih atas margin yang dikenakan LKS kepada nasabah sesuai kesepakatan.

SKEMA :

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP MURABAHAH PAERTIAL :

CHANNELING (2)

(41)

1. LKS & Adira Finance Syariah menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan, di mana masing-masing Pihak secara bersama-sama bertindak selaku penyedia dana untuk membiayai kebutuhan Nasabah secara partial berdasarkan prinsip Murabahah.

2. Adira Finance Syariah mewakili LKS membeli Kendaraan Bermotor dari Dealer secara cash (Bay’ Naqdan).

3. LKS dan Adira Finance Syariah melakukan Akad Pembiayaan Murabahah dengan Nasabah (LKS dan Adira Finance Syariah sebagai Penjual, Nasabah sebagai Pembeli).

4. Nasabah melakukan pembayaran angsuran Murabahah melalui Adira Finance Syariah

5. Adira Finance Syariah menyetorkan angsuran pembayaran Nasabah sesuai dengan Murabahah Partial LKS berdasarkan kesepakatan *)

Keterangan:

*)Adira boleh menerima selisih atas margin yang dikenakan LKS kepada nasabah sesuai kesepakatan.

**) Adira akan mengenakan biaya administrasi kepada Nasabah, untuk meng-cover biaya-biaya operasional yang harus dikeluarkan dalam rangka perjanjian pembiayaan antara lain biaya

asuransi dan biaya-biaya terkait lainnya.

SKEMA : (Penjelasan Bagan)

KERJASAMA PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP MURABAHAH PARTIAL :

CHANNELING (2)

(42)

Global Overview Syariah ASPEK LEGAL DALAM

PERJANJIAN PEMBIAYAAN SYARIAH

(43)

2 PLAYING FIELD

LEMBAGA PEMBIAYAN SYARIAH BERMAIN DI 2 “

PLAYING FIELD”

HUKUM POSITIF

PRINSIP SYARIAH

PP NO 9/2009 TENTANG LEMBAGA

PEMBIAYAAN

UU & PERATURAN

TERKAIT FATWA (DSN)

PMK, Peraturan Bapepam LK, PSAK

Syariah

LEGAL CONTRACT

(44)

PEMBIAYAAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH : TWO LEVEL OF PLAYING FIELD

• Ketika berbicara LK Syariah dalam konteks hukum positif Indonesia, terdapat two level of playing field, yaitu :

1. Sharia level 2. Legal level

• Sebagai konsekuensinya, satu istilah hukum akan dapat menimbulkan dua arti yang berbeda pada level yang

berbeda (the same word may have two different meanings in different level)

TRANSAKSI JUALBELI /

SEWA MENYEWA

VS

PEMBIAYAAN

(45)

T H A N K Y O U

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5, jika satelit nano sedang mengalami kondisi sunlight , day diode pada rangkaian battery charging akan aktif dan medistribusikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) 90% media yang ada di sekolah digunakan dengan maksimal; (2) media yang tidak pernah digunakan sama sekali adalah alat lego robotik

Dari kelima pilihan jawaban yang ditawarkan, urutan yang sesuai dengan tahapan di atas adalah “Siswa diberi benda konkret untuk memperagakan penjumlahan, siswa mengerjakan

Nilai hasil analisis regresi menghasilkan nilai koefisien luas panen sebesar 0,443, artinya jika luas panen cabai merah meningkat sebesar 1% maka penawaran cabai merah di

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis

Data kuantitatif yang diperoleh berupa data dokumentasi dari Stasiun Purwokerto yang berisi data jumlah penumpang kereta api yang melakukan pembelian melalui loket,

Pada grafik hubungan antara stabilitas dan kadar aspal yang menggunakan aspal pen.60/70 seperti yang terlihat pada Gambar 1, 2, dan 3, terlihat hasil penelitian menunjukan bahwa

Seperti dalam film Captain America: The Winter Soldier yang bergenre Sci-Fi-Adventure yang merupakan film tentang superhero asal Amerika, film ini juga merupakan