• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLIKASI PEMBERLAKUAN ASAS CABOTAGE

DALAM PELAYARAN NASIONAL TERHADAP EKSISTENSI PERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT INDONESIA

PADA PERDAGANGAN BEBAS DALAM KERANGKA WTO

TESIS

OLEH :

MUHAMMAD IQBAL ASNAWI 107005019/HK

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2012

(2)

IMPLIKASI PEMBERLAKUAN ASAS CABOTAGE

DALAM PELAYARAN NASIONAL TERHADAP EKSISTENSI PERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT INDONESIA

PADA PERDAGANGAN BEBAS DALAM KERANGKA WTO

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum Dalam Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

MUHAMMAD IQBAL ASNAWI 107005019/HK

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2012

(3)

JUDUL TESIS : IMPLIKASI PEMBERLAKUAN ASAS CABOTAGE DALAM PELAYARAN NASIONAL TERHADAP EKSISTENSI PERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT INDONESIA PADA PERDAGANGAN BEBAS DALAM KERANGKA WTO

NAMA MAHASISWA : M. Iqbal Asnawi

NOMOR POKOK : 107005019

PROGRAM STUDI : Ilmu Hukum

Menyetujui : Komisi Pembimbing

(

K e t u a

Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH)

(Dr. H. Hasim Purba, SH, MHum) (Dr. Mahmul Siregar, SH, MHum A n g g o t a A n g g o t a

)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

Tanggal Lulus : 10 Juli 2012

(4)

Telah diuji pada Tanggal 10 Juli 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : 1. Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH Anggota : 2. Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH

3. Dr. H. Hasim Purba, SH, MHum 4. Dr. Mahmul Siregar, SH, MHum 5. Dr. Jely Leviza, SH, MHum

(5)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 13

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian ... 14

E. Keaslian Penelitian ... 15

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 15

1. Kerangka Teori ... 15

2. Konsepsi ... 23

G. Metode Penelitian ... 27

1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 27

2. Sumber Data ... 28

3. Teknik Pengumpulan Data ... 29

4. Analisis Data ... 30

BAB II EKSISTENSI ASAS CABOTAGE DALAM PERATURAN

(6)

PERUNDANG-UNDANGAN PENGANGKUTAN LAUT DI

INDONESIA... 32

A. Kedaulatan Negara di Wilayah Laut Teritorial ... 32

1. Hak Berdaulat Negara Atas Wilayah Laut Berdasarkan Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982)... 37

a. Perairan Pedalaman ... 40

b. Laut Teritorial ... 41

c. Selat yang Digunakan Untuk Pelayaran Internasional ... 42

d. Zona Tambahan ... 43

e. Laut Lepas ... 44

2. Wewenang Negara Pantai di Atas Laut Teritorial ... 44

B. Asas Cabotage Sebagai Implementasi Hak Berdaulat Negara Pantai ... 48

1. Pengertian dan dasar filososfi asas Cabotage ... 49

2. Eksistensi asas Cabotage dalam Hukum Laut Internasional ... 51

C. Sistem Pelayaran Di Indonesia ... 53

1. Angkutan Perairan ... 55

2. Kepelabuhanan ... 57

3. Keselamatan ... 58

(7)

4. Perlindungan Lingkungan Maritim ... 60

D. Asas Cabotage Dalam Perundang-Undangan Nasional ... 62

1. Dalam UU No. 17 Tahun 2008 ... 65

2. Dalam Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan dan perubahannya ... 69

3. Dalam Peraturan Menteri Perhubungan ... 74

BAB III IMPLIKASI PENERAPAN ASAS CABOTAGE TEHADAP PERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT NASIONAL ... 76

A. Kondisi Pengangkutan Laut Nasional ... 76

1. Regulasi Pengangkutan Laut ... 79

2. Tujuan dan Fungsi Pengangkutan Laut ... 81

3. Permasalahan Pengangkutan Laut Nasional ... 85

B. Liberalisasi Jasa Angutan Laut di Indonesia ... 90

1. Keterlibatan Jasa Angkutan Asing ... 91

2. Manfaat Dari Keberadaan Jasa Angkutan Asing ... 94

C. Implikasi Penerapan Asas Cabotage ... 98

1. Alasan, Tujuan dan Sasaran Penerapan Asas Cabotage ... 99

2. Dampak Positif ... 103

(8)

3. Potensi Dampak Negatif ... 109

BAB IV SINKRONISASI PENERAPAN ASAS CABOTAGE DENGAN KEWAJIBAN INDONESIA BERDASARKAN WTO/GATS ... 115

A. Sistem Liberalisasi Sektor Jasa Berdasarkan WTO/GATS ... 115

1. Most Favoured Nations (MFN) ... 117

2. Protecting Through Specific Commitment ... 119

3. Transparansi ... 121

4. Peningkatan Partisipasi Negara Sedang Berkembang (Development Country) ... 122

5. Integrasi Ekonomi ... 123

6. Liberalisasi Bertahap ... 125

7. Keadaan Darurat ... 126

8. Regulasi Domestik (Domestic Regulation) ... 127

B. Penerapan Asas Cabotage Tidak Bertentangan Dengan WTO/GATS ... 129

1. Indonesia Belum Menyatakan Komitmennya dalam SOC di Bidang Angkutan Laut... 131

2. Indonesia Dibenarkan Menerapkan Peraturan Nasionalnya (Domestic Regulation)... 135 3. Pemberlakuan Asas Cabotage Merupakan

(9)

Kepentingan Nasional ... 141

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 145

A. Kesimpulan ... 145

B. Saran ... 148

DAFTAR PUSTAKA ... 150

(10)

DAFTAR TABEL

TABEL 01

Jumlah Armada Angkutan Laut

Menurut Kepemilikan Tahun 2005 – 2009... 104 TABEL 02

Produksi Angkutan Laut

Di Indonesia Tahun 2005 – 2009... 107

Tabel 03

Daftar Jangka Waktu Kapal Asing Dapat Melakukan Kegiatan Lain Yang Tidak Termasuk Kegiatan Mengangkut Penumpang dan/atau Barang

Dalam Kegiatan Angkutan Laut Dalam Negeri... 111 Tabel 04

Daftar Komitmen Dan Offer

Indonesia di GATS/WTO ... 133

(11)

ABSTRAK

Bidang kelautan adalah bidang yang sangat strategis bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, karena selama ini telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi keberhasilan pembangunan nasional, , antara lain berupa penyediaan bahan kebutuhan dasar, peningkatan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, perolehan devisa dan pembangunan daerah. Dengan demikian kelautan sesungguhnya memiliki keunggulan dalam kiprah pembangunan nasional di masa depan

Pemberlakuan asas Cabotage yang tertuang dalam Undang-Undang No.

17 tahun 2008 tentang Pelayaran merupakan hal yang urgen bagi perkembangan dan kemandirian angkutan laut nasional, keberadaan asas Cabotage ini merupakan pemberdyaan angkutan laut nasional dalam kegiatan angkutan laut domestik.

Sehingga menutup kemungkinan bagi angkutan laut asing untuk melakukan kegiatan didalam wilayah perairan Indonesia (antarpulau/antarpelabuhan). Pengaturan tentang asas Cabotage diatur dalam bab tentang Angkutan di Perairan. Dalam pelaksanaannya, mengenai angkutan di perairan ini dibuat Peraturan Pemerintah tersendiri yang mengatur lebih teknis tentang kegiatan-kegiatan angkutan laut dalam negeri yang merupakan kegiatan angkutan barang dan/atau penumpang serta kegiatan lainnya yang mengatur tentang kegiatan migas dan lepas pantai. Namun Peraturan Pemerintah ini dilakukan perubahan melihat ketidaksiapan armada angkutan laut nasional pada kegiatan migas dan lepas pantai. Sehingga pada kegiatan tersebut angkutan laut asing masih diperbolehkan beroperasi, namun pada pelaksanaannya di berlakukan perizinan yang ketat yang diatur pada Peraturan Menteri Perhubungan serta diberikan jangka waktu beroperasinya sampai dengan tahun 2015. Diharapkan pada waktu tersebut angkutan laut nasional sudah siap melayani kegitan migas daan lepas pantai tersebut.

Implikasi pemberlakuan asas Cabotage bagi angkutan laut nasional tentu membawa dampak bagi perkembangan jumlah armada angkutan laut serta peningkatan pangsa muatan yang dilayani. Dengan demikian hal ini akan berdampak pada pemasukan negara dibidang perpajakan dan menyerap tenaga kerja, peningkatan produktivitas industri galangan kapal serta menjaga kedaulatan bangsa dan negara dibidang pertahanan dan keamanan. Hal-hal tersebut merupakan dampak positif yang dirasakan dalam pemberlakuan asas Cabotage. Pemberlakuan asas ini juga mempunyai potensi dampak negatif, kegiatan migas dan lepas pantai akan terganggu jika angkutan lut nasional tidak mempersiapkan diri untuk dapat melayani kegiatan tersebut, hal ini akan sangat berdampak pada perekonomian nasional Indonesia.

pengoperasian kapal asing dibidang ini juga akan menghilangkan devisa negara, karena kegiatan dibidang ini tidak dilakukan oleh stake holder dari anak bangsa sendiri. Dengan demikian dukungan dari pemerintah agar dapat membuat kebijakan untuk memberikan talangan dana sangat diharapkan oleh perusahaan angkutan laut nasional. Karena mahalnya harga kapal serta keberadaannya yang masih langka menyulitkan angkutan laut nasional unttuk memiliki armada kapal jenis ini.

(12)

Dalam perdagangan jasa, Indonesia merupakan anggota dari organisasi perdagangan dunia (WTO) yang dalam prinsipnya menganut liberalisasi bertahap untuk menuju era perdagangan bebas. Pengaturan mengenai asas Cabotage merupakan bagian dari prinsip yang diatur dalam WTO/GATS tentang domestic regulation. Dengan demikian pemberlakuan asas Cabotage tetap sejalan dengan prinsip liberalisasi jasa yang diatur dalam WTO/GATS, karena WTO/GATS tetap mengakui eksistensi kedaulatan negara anggotanya. Apalagi Indonesia sampai dengan saat ini belum mendaftarkan komitmennya yang dituangkan dalam Schedule of Commitments (SOC) pada bidang jasa angkutan laut. Pemberlakuan asas Cabotage di harapkan dapat membentuk suatu sistem pelayaran nasional Indonesia yang mandiri dan tangguh dalam menyongsong era perdagangan bebas yang tanpa batas.

Kata kunci : Asas Cabotage, UU No. 17 Tahun 2008, Angkutan Laut Nasional, WTO

(13)

ABSTRACT

Maritime is a very strategic sector for Indonesia which constitutes the largest archipelagic country in the world. This sector has so far given the valuable contributions for the success of national development such as providing the basic needs, increasing the people’s incomes, job opportunities, incomes for country, and regional developments. Therefore, it is not an exaggeration that the Maritime Sector has actually become an excellent point in our national development in the future.

The enforcement of Cabotage system stipulated in the Law No. 17 year 2008 regarding with Shipping constitutes the urgent and significant issue for the development and self-empowerment of our national sea-transportations since this cabotage system is aimed to empower the existence of national sea-transportation in domestic sea-transportation activities in order to prevent and stop any possibilities for the foreign sea-transportations to conduct any activities in the Sea Territory of Indonesia (inter land and inter port). Stipulation of Cabotage system is described in the Chapter of Sea Transportation. With regard to the implementation of the sea transportation, it has been technically stipulated and described seperately in Government Regulation consisting more detailed and specific stipulation concerning with daily transportation of goods and / or passengers and also other kinds of sea- activities in the sector of petroleum-gas and off-shore. However, considering that our national armada of sea transportaions are still in uncertain and unready conditions for activities and services in the sector of petroleum-gas and off-shore, such Government Regulation had then been amended which has allowed the foreign sea- transportation to operate under the strict Regulation of Minister of Trandsportation and Communication Affairs concerning with licenses, clearance, and other legal documentation and limit the operational period until 2015. Hopefully, our national armada for the sea transportation will be in ready and more capable conditions to handle the activities of petroleum-gas and off-shore.

Implication of Cabotage System for national sea-transportation has certainly brought about impacts in the increasing of the quantity of sea-transportation armada and in the improvement and development of the object-markets being served. This way, it will also impact for national income of the country in the sector of taxation and manpower, increasing of productivity of shipyard industry and maintaining the unity and the authority of our nation and country (national defense). These facts constitute the possitive impacts that we have achieved in the enforcement and imposing of Cabotage system. However, this imposing of cabotage system has also the negative side where there might be a disturbance and interference from outside in the sector of petroleum-gas and off-shore activities if our national armada of sea- transportations are not well-prepared to handle this sector. This will have a strong effect towards the national economy. The operations of foreign ships in this sector will also deduce the national income since these activities are not conducted by the stake-holders of our own country. Therefore, support from Government to enforce the

(14)

policy of providing loan / fund is highly expected by national shipping / forwarding companies because of the high cost of ships and the rare produce of these kinds of ships make the armada owners difficult to purchase.

In case of business of services, Indonesia is the member of World Trade organization which adopts the principle of step-by-step liberalization to prepare going on free trade era. Stipulation concerning with the Cabotage System constitutes part of principles stipulated in WTO / GATS regarding with domestic regulation.

Thus, the imposing of Canotage system still corresponds to principles of liberalization in servicing business stipulated in WTO / GATS since WTO / GATS keeps accepting and confessing the existences of national authorizations of its coutry- members. Especially, Indonesia has so far not submitted its commitments yet which will be included in Schedule of Commitments (SOC) in the sector of sea- transportation services. The imposing of Cabotage system is highly expected to establish a system of self-empowerment and tough Indonesian national shipping in welcoming and participating a free trade era which is intolerant with limitation and restriction as well.

Key words: The principle of Cabotage, Law no. 17 In 2008, the National Marine Transport, WTO

(15)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Hidayah, Rahmat dan Karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan laporan penelitian ini sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan sebelumnya.

Penulisan Tesis ini berjudul IMPLIKASI PEMBERLAKUAN ASAS CABOTAGE DALAM PELAYARAN NASIONAL TERHADAP EKSISTENSI

PERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT INDONESIA PADA PERDAGANGAN BEBAS DALAM KERANGKA WTO, Tesis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus dilengkapi dalam rangkaian studi pada Program Magister Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan Tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Bapak-Bapak Komisi Pembimbing yang terhormat Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH, Dr.H. Hasim Purba, SH, M.Hum, Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum, yang penuh dengan perhatian dan kesabaran telah meluangkan waktunya untuk memberikan kesempatan bimbingan dan pengarahan kepada penulis, sehingga Tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

Selanjutnya tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada :

(16)

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM)., Sp.A(K), atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis selama mengikuti Program Magister Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis untuk mengikuti dan membina ilmu pengetahuan pada Program Magister Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Ketua dan Sekretaris Program Magister Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH, dan Bapak Dr.

Mahmul Siregar, SH, M.Hum, yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis untuk mengikuti dan menimba ilmu pengetahuan pada Program Magister Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH, selaku Penguji dalam menyelesaikan tesis dan pengujian tesis di Program Magister Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ide-ide, masukan dan saran terhadap penulis.

5. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH, MHum, selaku Penguji dalam menyelesaikan tesis serta pengujian tesis di Program Magister Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ide-ide, masukan dan saran terhadap penulis.

(17)

6. Para Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan khazanah ilmu pengetahuan dan membuka cakrawala berfikir penulis, yang sangat bermanfaat dalam menghadapi kehidupan dimasa yang akan datang.

7. Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta Alm. Drs. H. Asnawi Husein dan Hj. Etty Nurwaty SA. BA, serta Ayahanda dan Ibunda mertua Azwar Syahputera

Z dan Mega Rama Sari, yang senantiasa mengiringi penulis dengan doa dan kasih sayangnya serta memberi dorongan, semangat dan bantuan baik moril maupun materil yang tidak ternilai bagi penulis dalam menyelesaikan studi pada Program Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Semoga ayahanda diberikan kelapangan di alam kubur serta mendapatkan tempat yang sebaik-baiknya disisi Allah SWT.

8. Teristimewa kepada istri penulis, Aztrini Laillatul Mina, SH yang telah memberikan perhatian dan semangat dengan cinta dan kasihnya dalam menyelesaikan studi di Program Magister Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, serta buah hati kami, anak-anak penulis, Nejaddi Ahmad Iqbal dan Fathul Ramadhan Iqbal semoga karya ini menjadi motivasi bagi kalian nantinya dalam menggapai apa yang kalian inginkan.

9. Kepada abang, kakak dan adik-adik penulis, Azhari Asnawi, SE dan Ellya Mitra Sari, Meutia Asnawi, SS dan Catur Hargowo, SE, MM, Salman Asnawi, S.Kom dan Nani Yulia, SE, Marwan Asnawi, ST dan Peni Elyani, SE serta Amalia Putri, terima kasih penulis atas doa dan dukungannya sehingga penulis termotivasi untuk segera menyelesaikan penulisan ini.

(18)

10. Kepada yang penulis hormati dan tempat penulis banyak menimba ilmu pengetahuan dan pelajaran serta pengalaman hidup, Alm. Prof. H. Hasnil Basri Siregar, SH beserta Hj.RR. Sukmadiah Hasnil dan keluarga, atas motivasi, pelajaran, pengalaman serta dukungannya baik moril maupun materil, penulis akhirnya dapat menyelesaikan perkuliahan pada Program Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Semoga almarhum diberikan tempat sebaik-baiknya disisi Allah SWT.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan di Program Magister Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara stambuk 2010 (Reguler B), yakni Timo Dahlia Daulay, SH, Azmiati Zuliah, SH, Muslim Harahap, SH, Wahana Grahawan, SH, Putra Halomoan, SH, Ferdy S, SH, Romy Y Lubis, SH, Okto Gulo, SH, Bisdan. S, SH, Rizky H, SH, Bambang HS, SH, Susi M, SH, Lisa Y, SH, Leo C, SH, dan sahabat-sahabat saya yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam menyelesaikan studi di Program Magister Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yakni Ronyus, Yusroni, Aditya OP, Ilham Prasetya Gultom SH, Faisal Lubis dan sahabat- sahabat lainnya uang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

12. Abang-abang dan kakak-kakak pegawai di lingkungan di Program Magister Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yakni Rafika Suryani, SH, Juli, Fitri, Ganti, Niar, Hendra, Salamuddin, yang telah banyak membantu dan memberikan semangat serta motivasi kepada penulis, terima kasih atas dukungan dan doanya.

(19)

Semoga Tesis ini dapat memberikan manfaat, bukan hanya kepada diri Penulis saja melainkan juga kepada kepada semua pihak, terutama bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dibidang ilmu hukum.

Medan, 3 Juli 2012

Penulis

107005019 Muhammad Iqbal Asnawi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian secara menyeluruh, disimpulkan bahwa sumber daya manusia penyuluh pertanian di Kabupaten Sigi memiliki potensi dalam memberikan penyuluhan

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang sedang melakukan pengambilan kredit dan telah melakukan pengambilan kredit pada PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Kantor Lingkungan Hidup (KLH ) Kota Salatiga is a government agency that has a taks to regulate and oversee everything to do about the environment, in this case

Untuk menyampaikan informasi dan meyerap aspirasi dari rekan kerja dalam hal ini guru dan karyawan untuk perbaikan kinerja khususnya Wakasek Kurikulum dalam pencapaian target yang

DESAIN MANUFAKTUR HORIZONTAL FIRE TUBE BOILER DENGAN KAPASITAS 250 KG/JAM BERBAHAN BAKAR SOLAR.. TEGUH FERY SAKSONO

Kayu yang tidak mengalami pengawetan dan yang mengalami pengawetan diuji Physical Properties dan Mechanical Propertiesnya menggunakan acuan Standar Nasional Indonesia (SNI)

Adapun jaringan wireless adalah salah satu bagian jaringan komputer yang berkaitan dengan komunikasi antar sistem tanpa menggunakan kabel (nirkabel). Jaringan

Ada hubungan yang bermakna antara nyeri Reumatoid Artritis dengan tingkat kemandirian dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari pada lanjut usia di Posbindu