1
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil bumi, terutama beras.
Keadaan geografis Indonesia yang mendukung untuk ditanami padi, membuat Indonesia terus meningkatkan produksi beras sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dan ekspor ke luar negeri.
Perum Bulog merupakan suatu lembaga milik pemerintah yang tersebar di seluruh Indonesia yang memiliki tugas pendistribusian beras untuk masyarakat miskin yang rawan pangan, penumpukan stok beras nasional untuk berbagai keperluan publik menghadapi keadaan darurat, pengamanan harga dasar pembelian gabah, dan kepentingan publik lainnya dalam upaya mengendalikan gejolak harga beras.
Bulog membantu dalam pembelian hasil panen para produsen atau petani dengan menjaga jaminan harga dan jaminan pasar di era globalisasi seperti saat ini.
Menurut Perum Bulog Subdivre Wil 1 Bandung, pemerintah membeli hasil panen produsen dengan menggunakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang saat ini mencapai Rp 5.060,00 per kg.
Perum Bulog memiliki suatu program untuk memberikan beras bagi warga Indonesia yang kurang mampu dan rawan pangan dengan harga yang sangat murah. Program ini disebut dengan beras miskin atau Raskin. Raskin dimulai sejak terjadinya krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1988.
Fenomena ini membuat Bulog segera mengambil sikap akan meningkatnya harga bahan pangan terhadap keadaan masyarakat Indonesia yang sebagian besar saat itu merupakan kelompok ekonomi menengah ke bawah. Awalnya Raskin bernama Operasi Pasar Khusus (OPK), tetapi banyak masyarakat yang tidak dalam kategori miskin ikut mendapatkan beras tersebut. Kemudian Bulog mengganti nama OPK dengan Raskin atau beras miskin agar lebih tepat sasaran. Dalam penanganan beras miskin, Bulog dibantu oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam mencatat penduduk miskin.
2
Perum Bulog memiliki beberapa divre yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya adalah divre Jawa Barat. Perum Bulog divre Jawa Barat memiliki beberapa cabang Wilayah yang salah satunya berada di wilayah Bandung. Perum Bulog Subdivre Wilayah 1 ini memiliki 4 lokasi gudang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan beras miskin yang nantinya akan disalurakan ke seluruh wilayah Bandung. 4 lokasi gudang di wilayah Bandung yaitu di Dayeuh Kolot, Cimindi, Sumedang dan Gede Bage, dengan setiap gudang memiliki kapasitas yang berbeda-beda dan memiliki wilayah distribusi yang berbeda juga. Pengadaan Raskin Bulog berasal dari 2 sumber yaitu mitra yang telah terikat kontrak selama 1 tahun dengan Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung dan satgas. Pada 2011 telah terdaftar sebanyak 22 mitra dan 2 satgas sehingga total mitra yang bekerja sama dengan Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung adalah 24 mitra.
Distribusi Raskin pada Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung berdasarkan atas permintaan masyarakat miskin yang telah terdata oleh BPS sehingga masing- masing gudang harus menyediakan beras sejumlah yang dibutuhkan oleh Rumah Tangga Sasaran (RTS). Permintaan Raskin yang cukup banyak pada gudang untuk melayani daerah sasarannya masing-masing dengan kapasitas gudang yang terbatas mengharuskan pendistribusian barang diperhitungkan agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan simpanan dalam gudang. Ini dapat mengakibatkan tidak terkontrolnya stok dalam gudang dan pendistribusian yang kurang terencana sehingga gudang yang kekurangan akan meminta persediaan pada gudang yang memiliki stok berlebih dan jarak tempuh distribusi pengadaan menjadi panjang.
Status persediaan beras dalam gudang Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung dibawah ini tersaji pada tabel berikut.
3
Tabel I.1. Status Persediaan Akhir Gudang Tahun 2011 Dalam Satuan Karung
Periode Persediaan Raskin Gudang
Gede Bage Cimindi Dayeuh Kolot Sumedang Permintaan
RTS 94.472 20.870 78.061 73.032
Safety Stock
283.416 62.610 234.183 60.302
Kebutuhan
gudang 377.888 83.956 314.812 133.334
Januari
273.868* 264.198 0 0
Februari
88.950* 225.200 0 0
Maret
264.044* 186.202 0 111.984*
April
434.921 147.203 138.133* 112.803*
Mei 710.301 108.205 175.203* 0
Juni
640.950 69.207* 134.102* 0
Juli
632.216 30.210* 278.499* 123.890*
Agustus
784.531 57.879* 120.894* 129.232*
September
789.438 784.399 299.867* 120.160*
Oktober
618.303 745.402 279.591* 0
November
516.483 799.723 168.593* 0
Desember
356.264* 0 0 0
(Sumber : Data Gudang Sub Divre Wilayah-1 Bandung)
Keterangan :
*kekurangan persediaan
Terlihat pada Tabel I.1 bahwa gudang Gede Bage mengalami kekurangan persediaan pada bulan Januari, Februari, Maret dan Desember, sedangkan pada bulan lainnya mengalami penumpukkan stok yang cukup besar. Gudang Cimindi mengalami kekurangan stok pada bulan Juni sampai dengan Agustus, sedangkan bulan lainnya mengalami kelebihan stok yang besar dibandingkan dengan kebutuhan yang seharusnya. Berbeda hal dengan gudang Dayeuh Kolot dan Sumedang. Kedua gudang tersebut mengalami kekurangan hampir disetiap periode, sehingga penyaluran ke wilayah distribusi harus dibantu oleh gudang lain yang memiliki stok berlebih. Dari contoh inilah dapat disimpulkan bahwa persediaan dalam gudang tidak terkontrol. Hal ini dikarenakan mitra melakukan
4
perencanaan dan penjadwalan dalam hal pengadaan beras, padahal perusahaan yang lebih mengetahui kondisi persediaan dalam gudang, berapa jumlah beras dan kapan beras tersebut akan masuk ke dalam gudang. Hal ini berakibat pada persediaan gudang yang tidak terkontrol pada setiap periodenya. Selain itu, biaya penyimpanan dalam gudang menjadi tidak terencana dengan baik. Penyebab lain dari persediaan yang tidak terkontrol tersebut adalah tidak diperhitungkannya kebutuhan gudang pada periode berikutnya.
Melihat permasalahan tersebut, diperlukan pemberian tugas pada setiap mitra yang akan menghasilkan suatu output berupa kelompok mitra dalam pendistribusian beras ke setiap gudang Bulog dengan menggunakan model transportasi dan Distribution Requirement Planning (DRP) untuk merencanakan kebutuhan gudang serta peramalan untuk mengetahui permintaan di periode berikutnya. Distribution Requirement Planning (DRP) merupakan suatu metode untuk memenuhi kebutuhan gudang dimana prosesnya dimulai dari level tingkat rendah agar semua permintaan terpenuhi. DRP membantu Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung dalam pengadaan beras dan merencanakan persediaan dan penjadwalan distribusi serta mengurangi biaya penyimpanan dan biaya distribusi pada masing-masing gudang Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat masalah yang dihadapi Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung adalah
a. Bagaimana penugasan mitra untuk menentukan jadwal dan jumlah pasok beras dalam hal pengadaan beras dari mitra untuk ke setiap gudang?
b. Bagaimana perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi pada Perum Bulog Sub Divre Wil-1 Bandung?
5
I.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari peneilitian ini adalah :
1. Mengetahui penugasan mitra untuk menentukan jadwal dan jumlah pasok beras dalam hal pengadaan beras dari mitra untuk ke setiap gudang.
2. Mengetahui perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi pada Perum Bulog Sub Divre Wil-1 Bandung.
I.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung dalam hal pengadaan Raskin dalam jangka pendek.
2. Membantu Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung dalam menentukan pengelompokkan mitra.
3. Membantu Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung dalam merencanakan dan menjadwalan pengadaan Raskin dari mitra.
I.5 Batasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian tidak menjadi terlalu luas dan menyimpang dari tujuan semula. Beberapa batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data yang digunakan untuk melakukan perencanaan dalam penelitian ini adalah data permintaan gudang bulanan tahun 2011.
2. Data yang digunakan untuk melakukan peramalan dalam penelitian ini adalah data permintaan gudang tahunan dari tahun 2001 sampai 2011 3. Permintaan per bulan bersifat konstan.
4. Permintaan per tahun bersifat deterministic dan dinamis.
5. Ukuran minimum lot pemesanan adalah 1.334 karung.
6. Lead time pemesanan adalah tetap.
7. Biaya transportasi mitra sudah termasuk dalam biaya beli, sedangkan biaya tranportasi titik distribusi sebesar Rp 855/karung.
8. Menghitung peramalan menggunakan software WinQSB
6
9. Penelitian ini hanya membahas sampai pengelompokkan mitra, perencanaan dan penjadwalan mitra untuk pengadaan Raskin sedangkan untuk implementasi tidak dilakukan dalam penelitian ini.
I.6 Sistematika Penulisan
Penelitian ini diuraikan dalam sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN
Pada bab 1 ini terdapat latar belakang yang menjelaskan tentang Perum Bulog Sub Divre Wilayah-1 Bandung beserta gudang yang dimiliki. Selain itu terdapat permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat, batasan masalah serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini, berisi tentang literatur yang berhubungan dengan permasaahan yang telah dirumuskan di Bab I dan dibahas pula hasil-hasil penelitian terdahulu. Dasar teori yang dibahas meliputi pengetahuan mengenai sistem inventori termasuk dalam metode Distribution Requirement Planning (DRP) yang akan menjadi dasar metode dalam penelitian ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah pemecahan masalah yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian sesuai tujuan dari permasalahan yang dibahas dan berfungsi sebagai kerangka utama untuk menjaga penelitian mencapai tujuan yang ditetapkan. Metode pemecahan masalah disusun dengan melihat kondisi nyata pada perusahaan dan sesuai dengan metode dasar sistem inventori.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini berisi tentang data-data yang telah terkumpul,kemudian diolah dengan menggunakan metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada.
7
BAB V ANALISIS DATA
Bab V berisi tentang analsis hasil pengolahan data pada bab IV. Analisis yang dibahas antara lain hasil pengelompokkan mitra, hasil perhitungan perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan penutup tulisan yang berisi kesimpulan dan saran mengenai analisa yang telah dilakukan sehingga dapat memberikan suatu rekomendasi sebagai masukan ataupun perbaikan bagi pihak perusahaan.