• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 12

METODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM

SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS

Gatot Wurdiyanto, Holnisar, dan Hermawan Candra

Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – BATAN

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian metode kalibrasi untuk monitor gas mulia dengan menggunakan sistem statis sumber standar radioaktif wujud gas kripton-85 di Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – BATAN. Hal ini perlu dilakukan karena metode baku yang ada selama ini dipandang tidak ekonomis dan dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Cara yang dilakukan adalah dengan menstandarkan sumber radioaktif bentuk gas Kr-85. Standardisasi Kr-85 dilakukan dengan metode spektrometri gamma. Kalibrasi monitor gas dilakukan dengan memvariasikan terhadap absorber tertentu sehingga besaran aktivitas sumber standar dapat lebih bervariatif tanpa mengalirkan gas Kr-85. Faktor kalibrasi pada monitor gas yang diuji adalah 1,87 kBq/cps dengan nilai ketidakpastian bentangan adalah 6,9 %. Dengan berhasilnya penelitian ini diharapkan Laboratorium Metrologi Radiasi PTKMR-BATAN dapat melakukan kalibrasi monitor gas pada instalasi nuklir, sehingga pemanfaatan teknologi nuklir dapat terlaksana dengan aman dan selamat baik bagi pekerja, masyarakat maupun lingkungannya.

Kata kunci : Kalibrasi, monitor gas mulia, Kr-85, dan spektrometri gamma.

ABSTRACT

The Research of Calbration method for noble gas monitor has been carried out by using static system of Kripton-85 gas source in Center for Technology of Radiation Safety and Metrology – National Nuclear Energy Agency. The research has to be carried out because earlier methods look like not economic and have a negative effect in environmental. The way for this purpose is standardization of Kr-85 radioactive standard source. The standardization of Kr-85 is carried out by gamma spectrometry method. Calibration of gas monitor has been carried out by set up an absorber in other that the activity of the standard source much more variative. Calibration factor for check gas monitor is 1.87 kBq/cps by 6.9 % of the expanded uncertainty. With the success of this research, Metrology Radiation Laboratory PTKMR-BATAN, is expected to be able to calibrate noble gas monitor in nuclear facility, so that the nuclear technology can be done with the secure and safe for workers, communities and environment.

Key words : Calibration, noble gas monitor, Kr-85 and gamma spectrometry.

I. PENDAHULUAN

Kalibrasi monitor gas merupakan hal yang sangat penting dan wajib dilakukan oleh setiap pengusaha instalasi nuklir. Hal ini tersirat pada peraturan Badan Atom

Internasional (IAEA)1 maupun Badan

Pengawas Tenaga Nuklir 2 yang menyebutkan

bahwa gas buang yang dilepaskan ke udara bebas harus diukur aktivitasnya lebih dahulu

dengan alat ukur radiasi yang terkalibrasi. Peraturan tersebut juga mensyaratkan agar alat ukur radiasi harus dikalibrasi setiap setahun sekali dan jika terjadi perubahan kondisi alat maka perlu segera dikalibrasi ulang. Monitor gas pada suatu fasilitas nuklir merupakan alat untuk mendeteksi adanya lepasan radioaktif dalam bentuk gas. Sehingga monitor gas dapat dijadikan

(2)

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 13

petunjuk (indicator) pertama dan utama jika terjadi kejadian tak normal (incident) maupun kecelakaan (accident) pada reaktor maupun instalasi nuklir. Kalibrasi monitor gas secara rutin diperlukan guna mendapatkan nilai pengukuran yang akurat dan teliti. Seperti diketahui bahwa dampak radiasi akibat kecelakaan nuklir bukan hanya masalah keselamatan manusia maupun lingkungannya. Tetapi dampak psychologis pun akan timbul yang terkadang melebihi dampak dari paparan radiasi itu sendiri. Dan lebih fatal lagi akan berakibat pada penolakan masyarakat terhadap pemanfaatan teknologi nuklir. Pada sisi lain jika instalasi nuklir tidak dikelola secara baik maka akan muncul dampak psychologis yang berkepanjangan.

Laboratorium Metrologi Radiasi Nasional, PTKMR-BATAN saat ini sedang dan selalu berupaya untuk mengembangkan metode kalibrasi alat ukur radiasi yang mendeteksi gas mulia. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius mengingat akan segera dibangunnya reaktor daya dalam waktu dekat. Untuk itu, Laboratorium

Metrologi Radiasi yang merupakan

Laboratorium Acuan Nasional3 dan

mempunyai tugas dan fungsinya untuk melakukan kalibrasi alat ukur radiasi telah melakukan beberapa langkah melalui program penelitian sehingga dapat meningkatkan

kemampuannya dan mengembangkan

metodenya dalam mengkalibrasi alat ukur radiasi yang mendeteksi gas mulia.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengembangkan metode standardisasi radionuklida jenis gas, dalam hal ini gas mulia yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber standar untuk mengkalibrasi monitar gas mulia. Pengembangan selanjutnya adalah mencari metode yang tepat dengan memanfaatkan hasil pengembangan metode standardisasi sehingga arah dan

sasaran kegiatan penelitian dan

pengembangan metode standardisasi dan kalibrasi sesuai dengan kebutuhan pasar. Pada penelitian tahun sebelumnya telah

dilakukan pengembangan metode

standardisasi gas mulia : Ar-41, Kr-85, dan Xe-133. Selain itu telah dikembangkan pula metode kalibrasi secara in situ untuk alat ukur radiasi yang terpasang secara tetap (fixed), kalibrasi untuk alat monitor gas Iodin (continues air monitor), kalibrasi alat ukur aktivitas seperti Dose Calibrator, Well Gamma Counter, perangkat up take thyroid, serta kalibrasi alat ukur kontaminasi seperti hand and foot monitor. Dari hasil-hasil penelitian dan pengembangan tersebut perlu adanya kajian untuk mencari terobosan guna meningkatkan kualitas, kuantitas serta faktor keselamatan dan faktor ekonomi harus kompetitif. Dengan berhasilnya penelitian ini diharapkan Laboratorium Metrologi Radiasi

PTKMR-BATAN, mampu melakukan

standardisasi dan kalibrasi dengan kualitas yang memadai, aman dan ekonomis sesuai dengan tuntutan pasar.

(3)

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 14

Peneliti seperti M. Yoshida dari

JAERI 4,5 melakukan kalibrasi monitor gas

secara simultan dengan menggunakan alat ukur standar yang telah dikalibrasi terlebih dahulu sedangkan sumber yang digunakan Kr-85, Xe-133 maupun Ar-41. Kelemahan jika

menggunakan metode ini adalah

membutuhkan alat ukur standar khusus untuk mengukur zat radioaktif bentuk gas yang harus dikalibrasi secara rutin, sehingga secara ekonomis kurang menguntungkan. Selain itu metode ini menggunakan sistem gas radioaktif yang mengalir melewati alat ukur standar dan alat ukur yang dikalibrasi, selanjutnya setelah selesai melakukan kalibrasi, sumber radioaktif gas tersebut dibuang secara perlahan-lahan ke udara bebas. Alat standar dimaksud belum dimiliki oleh Laboratorium Metrologi Radiasi, Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – BATAN. Untuk itu, PTKMR perlu mencari metode lain yang sesuai dengan fasilitas dan kemampuan yang dimiliki saat ini serta berupaya mencari solusi agar kalibrasi monitor gas terlaksana secara ekonomis dan kompetitif.

Pada penelitian ini akan dilakukan uji coba melakukan kalibrasi untuk monitor gas mulia menggunakan fasilitas dan sumber daya yang ada. Metode yang digunakan adalah

melakukan kalibrasi monitor gas

menggunakan sumber standar radioaktif bentuk gas statis. Maksudnya adalah sumber standar tidak mengalir ke seluruh rongga detektor/monitor yang dikalibrasi tetapi statis /tetap berada dalam wadah ampul. Sumber

standar radioaktif berbentuk gas yang digunakan adalah Kr-85. Hal ini dipilih karena mempunyai umur paro cukup panjang

(10,752 ± 0,023 tahun) 6 sehingga dalam

menganalisa mempunyai waktu yang cukup. Cara yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menstandarkan sumber radioaktif berbentuk gas Kr-85 yanhg berada dalam wadah ampul menggunakan metode spektrometri gamma. Metode ini dipilih karena sangat fleksibel untuk mengukur radioaktif yang memancarkan foton gamma serta dapat melakukan analisa secara kualitatif dan kuantitatif. Selain itu metode ini dapat digunakan untuk menganalisa pengotor (impuritas) yang ada pada sumber standar tersebut, sehingga bila terdeteksi adanya impuritas maka perlu dilakukan koreksi. Pengukuran aktivitas difokuskan pada energi 514 keV karena memiliki probabilitas pancaran sinar gamma yang paling besar yaitu

(0,435 ± 0,010) % 6 . Koreksi terhadap wadah

ampul yang digunakan dilakukan dengan mengukur faktor atenuasi linear pada masing-masing energi dari Kr-85. Hal ini karena mempengaruhi akurasi pengukuran akibat serapan ampul yang digunakan sebagai tempat/wadah sumber itu. Selanjutnya sumber standar tersebut digunakan untuk mengkalibrasi monitor gas.

Tujuan dari penelitian ini adalah dapat melakukan kalibrasi monitor gas secara akurat dengan metode sumber standar gas statis sehingga pemanfaatan teknologi nuklir semakin kompetetif, ekonomis, aman dan

(4)

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 15

selamat baik bagi pekerja, masyarakat maupun lingkungannya.

II. TATA KERJA

Secara keseluruhan penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, antara lain : standardisasi sumber gas Kr-85, kalibrasi monitor gas, dan analisa hasil.

A. Standardisasi Sumber Gas Kr-85

Sumber radioaktif gas Kr-85 yang berada dalam gelas ampul ditempatkan pada penyangga terbuat dari bahan timbal agar berfungsi ganda sebagai proteksi fisik maupun radiasi. Proteksi fisik dimaksudkan agar dapat menjaga sumber Kr-85 dari kerusakan akibat benturan sedangkan proteksi radiasi dimaksudkan agar paparan dari sumber radioaktif tersebut dapat dihambat. Rancang bangun penyangga ini dibuat sedemikian rupa sehingga hanya satu sisi yang terbuka dengan ukuran diameter 1 cm sesuai dengan diameter gelas ampul. Dimensi ukuran penyangga diameter 10 cm, tinggi 3,8 cm dan dengan kolimator ukuran diameter 5 cm, tinggi 1,5 cm serta jarak ujung kolimator ke sumber 0,5 cm. Gambar 1. Menampilkan gambar sumber Kr-85 berada dalam penyangganya.

Standardisasi sumber Kr-85 dilakukan

menggunakan perangkat spektrometer

gamma, yaitu perangkat pengukur

radioaktivitas berdasarkan pada spektrum yang dipancarkan oleh bahan radioaktif. Sumber standar yang digunakan untuk mengkalibrasi adalah Eu-152 dengan aktivitas

561,66 kBq pada tanggal 4 Januari 1980. Perangkat spektrometer gamma yang

digunakan terdiri sebuah detektor

semikonduktor HP Ge tipe coaxial dengan sistem penguat awal (pre amplifier) yang langsung terangkai pada detektor sehingga dapat mengurangi gangguan pulsa yang timbul. Perangkat tersebut dirangkai dengan sebuah penguat (amplifier) kemudian dihubungkan ke rangkaian ADC pada sistem MCA (Multi Channel Analyzer) yang telah diinstal pada sebuah PC (Personal Computer). Coarse gain penguat disetel pada posisi 10 dan fine gain pada posisi 14,7. Penyetelan penguat ini dibuat sedemikian rupa sehingga puncak energi Kr-85 dan puncak-puncak energi dari impuritas yang diperkirakan memiliki kemungkinan akan muncul serta sumber standar yang digunakan tampak pada layar monitor. Jarak dari sumber ke detektor ditetapkan 25 cm, tegangan kerja detektor yang disetel pada modul HV (High Voltage) dioperasikan sesuai dengan petunjuk pada modul detektor yaitu 4500 volt dengan polaritas positif. Waktu pengukuran sampel adalah 3600 detik dengan pengulangan 3 (tiga) kali. Cacah latar diukur sebelum dan sesudah pengukuran sampel dengan waktu pengukuran 10.000 detik. Impuritas sumber Kr-85 diukur secara bersamaan dengan pengukuran aktivitas.

Koreksi harus dilakukan untuk mencapai kondisi yang mendekati ideal sehingga hasil penentuan aktivitas sumber radioaktif lebih akurat. Untuk itu perlu melakukan koreksi

(5)

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 16

terhadap faktor penyerap bahan ampul dari sumber Kr-85. Hal ini dilakukan dengan mengukur besaran koefisien atenuasi linear menggunakan metode spektrometri gamma. Sedangkan energi sinar gamma yang diamati adalah 514 keV karena memiliki intensitas yang paling besar. Guna memberikann manfaat yang lebih luas maka dilakukan pula pengukuran koefisien atenuasi linier untuk bahan penyerap Pb. Adapun koreksi-koreksi yang dilakukan adalah cacah latar, waktu mati (dead time), faktor kekotoran sampel (impuritas), faktor peluruhan dan faktor atenuasi.

B. Kalibrasi Monitor Gas

Sistem fasilitas kalibrasi dibuat sedemikian rupa sehingga lebih fleksibel penggunaannya. Besaran aktivitas sumber standar dapat direduksi dengan penempatan sejumlah plat/lapisan Pb yang telah diketahui sifat fisik maupun daya absorpsi terhadap radiasi photon/gamma. Jarak monitor gas yang akan dikalibrasi terhadap sumber dibuat 10 cm. Gambar 1. Menampilkan susunan sistem kalibrasi monitor gas. Data kalibrasi diambil untuk beberapa variasi tebal lapisan Pb maupun bahan ampul gelas. Data pengukuran diambil sebanyak 15 data.

Gambar 1. Gambar Sumber Kr-85 pada Penyangga Pb.

Gambar 2. Diagram sistem Fasilitas

Kalibrasi Monitor Gas

C. Analisa data.

Analisa data dilakukan dengan memperhatikan besaran aktivitas sumber standar, impuritas, koreksi, cacah latar serta tingkat kedapat ulangan respon monitor gas.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil kalibrasi efisiensi yang dilakukan dengan menggunakan sumber standar Eu-152 ditampilkan pada kurva kalibrasi efisiensi, Gambar 3. Dari kurva ini dapat ditentukan nilai efisiensi untuk energi 514 keV dari Kr-85, yaitu sebesar 0,000581.

H

V

Sc

al

er

K

r-85

De

tek

tor

(6)

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 17

Untuk menentukan besarnya efisiensi dari impuritas, tergantung pada spektrum-spektrum energi yang muncul saat dilakukan pencacahan. Identifikasi puncak puncak energi pada setiap spektrum dari impuritas ditentukan berdasar pada hasil kurva kalibrasi energi dengan menggunakan sumber standar yang telah diketahui energinya.

Gambar 3. Kurva kalibrasi efisiensi HPGe menggunakan sumber Eu-152.

Gambar 4. Spektrum Sumber gas Kr-85. Spektrum Kr-85 yang didapat dengan menggunakan perangkat spektrometer gamma

dengan detektor HPGe ditampilkan pada Gambar 4. Pada gambar ini terlihat sangat jelas spektrum Kr-85 pada energi 514 keV.

Pada spektrum Kr-85 ini tidak

tampak/terdeteksi impuritas radionuklida lain yang timbul. Pengukuran juga dilakukan beberapa kali dengan periode yang berbeda-beda serta dengan setting peralatan pada daerah-daerah yang diduga akan memberikan kontribusi impuritas. Dengan ini diharapkan unsur-unsur impuritas dapat diidentifikasi seluruhnya baik secara kualitas maupun kuantitas. Namun demikian tidak satupun unsur impuritas dapat terdeteksi. Dengan demikian maka pengukuran aktivitas Kr-85 tidak memerlukan koreksi terhadap impuritas.

Penentuan nilai koefisien atenuasi linier bahan ampul gelas maupun bahan Pb terhadap sinar gamma pada energi 514 keV dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara besarnya lapisan terhadap intensitas yang diterima. Persamaan kurva atenuasi untuk bahan ampul gelas adalah : y = 9,4572

e-0,045x , sedangkan untuk bahan Pb adalah : y

= 56,142 e-0,185x , dimana y adalah intensitas

dan x adalah jumlah lapisan bahan absorber. Gambar 5, menampilkan hasil penentuan kurva atenuasi untuk bahan ampul gelas pada energi 514 keV. Pada kurva-kurva tersebut terlihat bahwa nilai koefisien atenuasi bahan ampul gelas terhadap sinar gamma pada energi 514 keV adalah 0,045 per satuan lapisan ampul dengan nilai ketidakpastian sebesar 1,51 %. Gambar 6, menampilkan hasil penentuan kurva atenuasi untuk bahan

514

k

(7)

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 18

Pb pada energi 514 keV. Pada kurva-kurva tersebut terlihat bahwa nilai koefisien atenuasi bahan Pb terhadap sinar gamma pada energi 514 keV adalah 0,185 per satuan lapisan Pb dengan nilai ketidakpastian sebesar 1,51 %. Nilai koefisien atenuasi ini digunakan sebagai koreksi dalam menentukan nilai aktivitas standar Kr-85 yang ditempatkan dalam wadah ampul. Sedangkan nilai koefisien atenuasi Pb

digunakan bila kalibrasi monitor

membutuhkan nilai aktivitas yang relatif rendah.

Hasil pengukuran aktivitas sumber radioaktif bentuk gas Kr-85 setelah dikoreksi dengan cacah latar, waktu mati (dead time), faktor kekotoran sampel (impuritas), faktor peluruhan, dan faktor atenuasi wadah ampul gelas pyrex adalah 38013 kBq dengan

ketidakpastian bentangan (expanded

uncertainty) 6,14 % . Kontribusi terbesar dari nilai ketidakpastian ini adalah nilai ketidakpastian efisiensi deteksi (3,3%), ketidakpastian probabilitas pancaran sinar gamma (2,3%), ketidakpastian sumber standar (1,5%) dan ketidakpastian atenuasi linier (1,51%). Hasil standardisasi Kr-85 menggunakan metode spektrometri gamma ini dinilai cukup baik karena memiliki tingkat akurasi di bawah 10 %. Nilai standar ini akan diperhitungkan saat dilakukan kalibrasi monitor gas. y = 9.4572e-0.045x R² = 0.9973 0 2 4 6 8 10 0 2 4 6 8 J umlah lapisan I n t e n s i t a s

Gambar 5. Kurva atenuasi lapisan ampul terhadap energi 514 keV dari Kr-85.

K urva atenuasi pada energi 514K eV

y = 56.142e-0.1851x R2 = 0.9591 0 10 20 30 40 50 0 1 2 3 4 5 6 jumlah lapisan I n t e n s i t a s S eries1 E xpon. (S eries1) E xpon. (S eries1)

Gambar 6. Kurva atenuasi lapisan Pb terhadap energi 514 keV dari Kr-85.

Data kalibrasi ditampilkan pada Tabel

1. Nilai cacah pada tabel tersebut telah dikoreksi dengan cacah latar yaitu sebesar 4 cps. Pada tabel tersebut terlihat bahwa nilai

kedapat-ulangan cukup baik dengan

ketidakpastian sekitar 0,61 %. Nilai ini akan

diperhitungkan saat menentukan

ketidakpastian bentangan untuk faktor kalibrasi monitor gas. Perbedaan acuan saat

(8)

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 19

standardisasi dengan saat kalibrasi sekitar 75 hari, sehingga nilai aktivitas standar perlu dikoreksi kembali dengan peluruhannya. Dari nilai tersebut didapatkan faktor kalibrasi monitor gas yang diuji sebesar 1,87 kBq/cps. Sedangkan nilai ketidakpastian bentangan (expanded uncertainty) adalah sebesar 6,9 %. Hasil ini cukup baik mengingat proses kalibrasi yang dilakukan cukup panjang yaitu dimulai proses standardisasi sampai dengan penentuan faktor kalibrasi. Hasil ini

diharapkan dapat memacu untuk

dilakukannya kalibrasi monitor gas secara kontinue dan tertelusur ke sistem satuan Internasional.

Tabel 1. Data kalibrasi

No. Cacah Latar (Cps) Cacah Sumber (Cps) Net Cacahan (Cps) 1. 3,23 20100 20096 2. 2,97 20200 20196 3. 3,22 19900 19896 4. 4,17 20000 19996 5. 3,94 20100 20096 6. 4,11 20000 19996 7. 2,98 19900 19896 8. 3,7 20100 20096 9. 4,09 20300 20296 10. 4,45 20100 20096 11. 3,87 19900 19896 12. 3,88 20000 19996 13. 4,75 19900 19896 14. 3,89 19900 19896 15. 3,43 20000 19996 Rerata 20022 ± 122

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari percobaan dan kalibrasi yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan : - Pusat Teknologi Keselamatan dan

Metrologi Radiasi telah dapat melakukan uji coba kalibrasi monitor gas mulia dengan menggunakan sumber standar Kr-85 statis.

- Nilai faktor kalibrasi monitor gas adalah 1,87 kBq / cps untuk daerah aktif bervolume 5,43 cc, dengan nilai

ketidakpastian bentangan (expanded

uncertainty) sebesar 6,9 %.

- Nilai koefisien atenuasi bahan ampul pyrex terhadap sinar gamma yang digunakan untuk menentukan nilai standar sumber Kr-85 adalah pada energi 514 keV yaitu 0,045 per tebal lapisan bahan pyrex, sedangkan untuk bahan Pb adalah 0,185 per tebal lapisan Pb.

- Untuk meningkatkan akurasi pengukuran maka perlu dilakukan pengukuran koefisien atenuasi yang lebih teliti, karena berdasar analisa, faktor ini cukup memberikan kontribusi yang cukup besar

(3%) dalam menentukan nilai

ketidakpastian. Selain itu perlu meneliti lebih jauh tentang probabilitas pancaran sinar gamma untuk energi 514 keV dari Kr-85, karena ini cukup menyumbangkan nilai ketidakpastian yang cukup besar (2,3 %).

- Dengan berhasilnya penelitian ini maka Laboratorium Metrologi Radiasi PTKMR-BATAN, telah siap untuk melakukan

(9)

PTKMR-BATAN, FKM-UI, KEMENKES-RI 20

kalibrasi monitor gas yang terpasang pada instalasi nuklir dengan metode gas statis, sehingga pemanfaatan teknologi nuklir lebih ekonomis, lebih selamat, aman dan nyaman baik bagi pekerja, masyarakat dan lingkungannya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada staf peneliti PTAPB – BATAN, yaitu Bapak Drs. Cipto Soeyitno dan Bapak Soemarmo yang telah meluangkan waktu membantu kami sehingga penelitian ini dapat terselenggara dengan baik.

Terima kasih pula kami tujukan kepada seluruh staf bidang Reaktor, PRSG – BATAN yang telah membantu kami saat melakukan aktivasi di reaktor, sehingga dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, International Basic Safety Standards for Protection against Ionizing Radiation and for the Safety of Radiation Sources. Safety Series No. 115. IAEA, Vienna (1996).

2. BADAN PENGAWAS TENAGA

NUKLIR, Peraturan Kepala Nomor 1 tahun 2006, tentang Laboratorium Dosimetri, Kalibrasi Alat Ukur Radiasi dan Keluaran Radiasi Terapi, dan Standardisasi Radionuklida.

3. BADAN TENAGA NUKLIR

NASIONAL, Peraturan Kepala No. 392/KA/XI/2005, tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN.

4. M. YOSHIDA, et al., A Calibration Technique for Radioactive Gas Monitor with a Built-in Germanium Detector, JAERI Journal, 1999.

5. T. OISHI and M. YOSHIDA, Comparison of Characteristics between Pulse-like Injection and Closed Loop Techniques on Calibration of Gas Monitors, JAERI Journal, 1999.

6. NCRP, A Handbook of Radioactivity Measurements Procedures, NCRP Report No. 58, 1978.

7. Annals of the ICRP; RADIONUCLIDE TRANSFORMATIONS; ICRP Publication 38; Volume 11-13, 1983.

TANYA JAWAB

1. Penanya : Wahyudi - PTKMR Pertanyaan :

1. Berapa tebal lapisan Pb maupun pyrex?

Jawaban : Gatot Wurdiyanto

1. Tebal Pb 1 mm, tebal lapisan pyrex 1 mm.

2. Penanya : Satrio - PATIR Pertanyaan :

1. Apakah pengaruh cacah latar dapat

dikurangi sehingga efisiensi

meningkat?

2. Ketidakpastiannya apakah dengan 1

atau 2?

Jawaban : Gatot Wurdiyanto

1. Tidak bisa, efisiensi tidak terpengaruh oleh cacah latar.

2. Ketidakpastiannya 2 untuk tingkat

Gambar

Gambar  1.    Menampilkan  susunan  sistem  kalibrasi  monitor  gas.  Data  kalibrasi  diambil  untuk  beberapa  variasi  tebal  lapisan  Pb  maupun bahan ampul gelas
Gambar 4.  Spektrum Sumber gas Kr-85.
Gambar 5.  Kurva  atenuasi  lapisan  ampul  terhadap energi 514 keV dari  Kr-85.
Tabel 1.  Data kalibrasi  No.  Cacah  Latar  (Cps)  Cacah  Sumber (Cps)  Cacahan Net (Cps)  1

Referensi

Dokumen terkait

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana manajemen kepala sekolah di MI Islamiyah Mulyoagung dan SDI Al-Hadad Kedungjambe Kecamatan

Hasil penelitian didapat bahwa semakin tinggi volume ekstrak nanas maka semakin meningkat kadar protein yang dihasilkan, dimana kadar protein kecap ikan belut

Menggunakan sarana teknologi komunikasi online , komunitas ini menginisiasi gerakan sosial spiritual yang memotivasi Muslim Indonesia untuk membiasakan diri

[r]

Perangkat lunak ini memberikan sistem monitoring dengan dua macam cara, yaitu dengan cara pemberian informasi berupa laporan dan juga pemberian il?{onnasi dalam

Tapi lain hal nya kopi luwak yang di hasilkan oleh petani kelompok waremtahu, kopi yang dapat dihasilkan oleh anggota kelompok pada setiap panennya mencapai 500 Kg ini betul-

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk hayati Egary yang mengandung rizobakteri Enterobacter cloacae terhadap hasil panen tanaman padi P05,

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pendamping Sosial dan instansi yang terlibat, kegiatan perguliran dana BLPS hasil dari pemberdayaan fakir miskin pada tahun 2008 ternyata