• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN AKADEMIK PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS BAHASA DAN BUDAYA UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PANDUAN AKADEMIK PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS BAHASA DAN BUDAYA UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN AKADEMIK

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS BAHASA DAN BUDAYA UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

2020

(2)

VISI:

Menjadi pusat pembelajaran yang berdaya cipta, prima, dan terpercaya di abad ke-21 dalam mengembangkan bahasa dan budaya Jepang di Indonesia berdasarkan kasih dan keteladanan Yesus Kristus.

MISI:

1. Mempersiapkan peserta didik yang handal dalam bidang bahasa dan budaya Jepang, serta berwawasan luas tentang kejepangan.

2. Mempersiapkan peserta didik untuk mandiri, kreatif, dan bertanggung jawab dalam memasuki dunia kerja.

3. Memfasilitasi seluruh civitas academica Program Studi Sastra Jepang untuk melakukan penelitian ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi terhadap masyarakat.

4. Menciptakan suasana akademik yang kondusif bagi civitas academica.

PROFIL LULUSAN:

1. Instruktur Bahasa dan Budaya Jepang 2. Komunikator Bahasa dan Budaya Jepang 3. Administrator Bahasa dan Budaya Jepang 4. Peneliti Bahasa dan Budaya Jepang

Deskripsi Profil:

1. Sarjana yang bekerja sebagai tenaga pengajar di suatu instansi terutama dalam mentransfer keahlian bahasa dan budaya Jepang

2. Sarjana yang bekerja sebagai penghubung komunikasi lisan atau tulisan antar bahasa dan budaya yang berbeda

3. Sarjana sebagai pelaku pekerjaan yang memerlukan keahlian berbahasa dan pengetahuan budaya Jepang di suatu perusahaan yang berkolaborasi dengan pihak Jepang

4. Sarjana yang memiliki kemampuan melakukan analisis terhadap berbagai permasalahan bahasa dan budaya Jepang, dan siap untuk menempuh jenjang pendidikan pascasarjana

(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB 1 SISTEM PENDIDIKAN 1.1 Kurikulum

1.2 Semester Reguler 1.3 Semester Antara

1.4 Satuan Kredit Semester (SKS) 1.5 Masa Studi Aktif dan Beban Belajar BAB 2 PROSES PENDIDIKAN

2.1 Pemantauan Studi 2.2 Perwalian

2.3 Beban Studi Mahasiswa dan Pendaftaran Rencana Studi 2.4 Bentuk Kegiatan Pembelajaran

2.5 Responsi/Tutorial

2.6 Cara Pembelajaran dan Kehadiran 2.7 Ujian

2.8 Pelaksanaan Ujian 2.9 Skripsi

2.10 Ujian Sidang

2.11 Evaluasi Studi Mahasiswa 2.12 Indeks Prestasi

2.13 Kelulusan

BAB 3 PENGHENTIAN STUDI

3.1 Penghentian Studi Sementara dan Tetap 3.2 Status Tanpa Kabar

3.3 Pengunduran Diri

3.4 Perpindahan Mahasiswa Antar Fakultas/Program Studi BAB 4 KEWAJIBAN MAHASISWA DAN SANKSI

4.1 Kewajiban Mahasiswa 4.2 Perbuatan yang Dilarang 4.3 Pelanggaran

4.4 Jenis Sanksi

(4)

BAB 1 SISTEM PENDIDIKAN

1.1 Kurikulum

(1) Kurikulum program studi disusun berdasarkan visi dan misi Universitas Kristen Maranatha untuk menciptakan lulusan yang berkompetensi tinggi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

(2) Kurikulum di Universitas Kristen Maranatha disusun menurut struktur panca dharma yang terdiri atas: general education, akademik (pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat), professional.

(3) Kurikulum program studi mencakup kesatuan susunan mata kuliah yang disusun secara terintegrasi sehingga mahasiswa memperoleh capaian lulusan yang ditetapkan program studi sesuai dengan KKNI.

(4) Kurikulum program studi Sarjana (S-1) mencakup suatu kesatuan susunan mata kuliah dan kegiatan pembelajran lainnya di luar prodi sesuai ketentuan perundangan yang berlaku yang bertujuan memberikan hak mahasiswa belajar di luar program studi.

(5) Tiap-tiap mata kuliah mempunyai RPS (Rencana Pembelajaran Semester) dan beban SKS (Satuan Kredit Semester) tertentu serta memiliki proses pembelajaran untuk dapat dilaksanakan menurut sistem semester.

1.2 Semester Reguler

(1) Satu tahun akademik terdiri atas 2 (dua) semester reguler, yaitu 1 (satu) semester ganjil dan 1 (satu) semester genap.

(2) Semester reguler merupakan satuan waktu proses pembelajaran efektif selama paling sedikit 16 (enam belas) minggu, termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester.

1.3 Semester Antara

(1) Kegiatan akademik pada semester antara ditentukan oleh program studi terkait atas dasar kebijakan Fakultas, ketersediaan dosen pengajar, dan ketersediaan fasilitas.

(2) Semester antara diselenggarakan selama paling sedikit 8 (delapan) minggu, dengan beban belajar mahasiswa paling banyak 9 (Sembilan) Satuan Kredit Semester. Apabila semester antara diselenggarakan dalam bentuk perkuliahan, tatap muka paling sedikit 16 (enam belas) kali termasuk ujian tengah semester antara dan ujian akhir semester antara.

1.4 Satuan Kredit Semester (SKS)

(1) Sistem penyelenggaraan pendidikan di Universitas Kristen Maranatha menggunakan Satuan Kredit Semester (SKS untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban tugas dosen, dan beban penyelenggaraan program.

(2) 1 (satu) SKS pada proses pembelajaran berupa kuliah terdiri atas kegiatan tatap muka 50 (lima puluh) menit per minttu per semester, kegiatan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit per minggu per semester; dan kegiatan mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester.

(5)

1.5 Masa Studi Aktif dan Beban Belajar

(1) Masa studi Program Sarjana adalah paling lama 7 (tujuh) tahun akademik, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 144 (seratus empat puluh empat) SKS.

(2) Beban belajar mahasiswa yang berprestasi akademik tinggi, pada semester ke 2 (dua) pada tahun akademik pertama dan tahun akademik selanjutnya dapat mengambil maksimum 24 (dua puluh empat) SKS.

(3) Mahasiswa yang berprestasi akademik tinggi merupakan mahasiswa yang mempunyai indeks prestasi semester (IPS) lebih besar dari 3,00 dan memenuhi kriteria akademik.

(4) Masa studi yang diperhitungkan adalah masa studi dengan status aktif dan status tanpa kabar.

BAB 2 PROSES PENDIDIKAN

2.1 Pemantauan Studi

Sistem evaluasi studi mencakup lima tahap, yaitu:

a) Tahap pertama, menjelang Ujian Tengah Semester 1 (satu) b) Tahap kedua, akhir semester 2 (dua)

c) Tahap ketiga, akhir semester 4 (empat) d) Tahap keempat, di semester 6 (enam)

e) Tahap kelima, di semester 11 (tiga semester sebelum berakhirnya batas masa studi empat belas semester)

2.2 Perwalian

(1) Perwalian yang dilakukan dalam rangka pengisian Dokumen Kontrak Beban Studi (DKBS) untuk pembuatan kontrak akademik dilakukan sesuai jadwal yang ditentukan Fakultas/Program studi sesuai dengan proses yang berlaku. Pengisian Dokumen Kontrak Beban Studi (DKBS) untuk pembuatan kontrak akademik wajib dilakukan oleh semua mahasiswa yang aktif, mahasiswa yang sedang menunggu Ujian Sidang Skripsi, dan mahasiswa yang sendang mengerjakan Skripsi.

(2) Aktivitas perwalian meliputi kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan mahasiswa, ealuasi hasil pembelajaran dan rencana kegiatan pembelajaran berikutnya, termasuk kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang berkaitan dengan akademik dan soft skill.

(3) Konsultasi antara Pembimbing Akademik (Dosen Wali ) dan mahasiswa (disebut perwalian) dilaksanakan di dalam kampus Universitas Kristen Maranatha sekurang- kurangnya 4 (empat kali) dalam 1 (satu) semester, yaitu:

a) Perwalian kesatu: pada saat pembuatan kontrak akademik

b) Perwalian kedua: pada saat perubahan Dokumen Kontrak Beban Studi c) Perwalian ketiga: menjelang Ujian Tengah Semester

d) Perwalian keempat: menjelang Ujian Akhir Semester

2.3 Beban Studi Mahasiswa dan Pendaftaran Rencana Studi

(6)

(1) Mahasiswa baru yang memasuki semester pertama dikenakan beban studi secara paket, yaitu Mata Kuliah ditentukan oleh Program Studi. Bagi yang tidak mengambil beban studi sesuai dengan paket harus mendapatkan dispensasi dari Dekan. Mahasiswa baru dengan beban studi kurang dari paket namun tidak memiliki dispensasi dari Dekan, akan tetap dikenakan biaya beban studi sama dengan biaya paket yang berlaku bagi mahasiswa semester yang bersangkutan.

(2) Mahasiswa baru yang lulus mata kuliah konversi di program akselerasi jenjang SMU ke PT dapat memasuki semester pertama dengan beban studi paket pada program studi atau sebanyak-banyaknya 24 SKS. Mahasiswa baru yang mengambil 24 SKS wajib membayar selisih jumlah SKS disbanding dengan pengambilan paket mata kuliah.

(3) Beban studi mahasiswa dalam satu semester adalah jumlah beban kredit yang dapat diambil oleh mahasiswa dalam semester yang bersangkutan.

(4) Setiap mahasiswa dapat mengambil beban studi sesuai dengan kemampuannya dengan memperhatikan prestasinya dalam bidang akademik yang dinyatakan dalam Indeks Prestasi (IP) atau Indeks PRestasi Kumulatif (IPK).

(5) Penentuan beban studi yang dapat diambil pada suatu semester dilakukan bersama- sama dengan Pembimbing Akademik (Dosen Wlai0 dengan memperhatikan:

a) IP/IPK ˂ 1,50: jumlah SKS yang dapat diambil 12 SKS

b) 1,50 ≤ IP/IPK ˂ 1,99: jumlah SKS yang dapat diambil 13-15 SKS c) 2,00 ≤ IP/IPK ˂ 2,49: jumlah SKS yang dapat diambil 16-18 SKS d) 2,50 ≤ IP/IPK ˂ 2,99: jumlah SKS yang dapat diambil 19-21 SKS e) IP/IPK ≥ 3,00: jumlah SKS yang dapat diambil 22-24 SKS

(6) Mahasiswa yang pada awal semester tidak melakukan perwalian untuk pembuatan kontrak akademik akan dikenai biaya daftar ulang dan biaya pengembangan, kepada yang bersangkutan dikenakan status Tanpa Kabar.

(7) Perubahan Dokumen Kontrak Beban Studi (DKBS) hanya diselenggarakan apabila:

a) Program Studi mengubah jadwal perkuliahan semester berjalan b) Ada nilai Mata Kuliah prasyarat yang belum masuk

c) Ada nilai Mata Kuliah yang baru masuk setelah perwalian dilakukan, sehingga IPK dan jumlah SKS yang dapat diambil berubah

d) Ada Mata Kuliah yang tidak sesuai dengan rencana studi

e) Ada nilai Mata Kuliah yang dinyatakan lulus yang ditempuh melalui semester antara.

f) Mahasiswa yang lulus konversi Mata Kuliah pada program akselerasi dari jenjang SMU ke PT.

(8) Pemilihan Mata Kuliah yang akan diambil ditentukan dengan memperhatikan:

a) Prasyarat mata kuliah

b) Adanya pertimbangan khusus dari dosen wali dengan seijin Ketua Program Studi (9) Dokumen Kontrak Beban Studi (DKBS) sebagai hasil dari pembuatan kontrak akademik wajib diperiksa kembali oleh mahasiswa. Kelalaian pengambilan atau pemeriksaan DKBS dengan segala akibatnya menjadi tanggung jawab mahasiswa sepenuhnya.

(7)

(10) Dokumen Kontrak Beban Studi (DKBS) yang sah digunakan sebagai bahan perhitungan biaya studi dan tanda pengenal peserta ujian.

(11) Dispensasi yang diberikan oleh Program Studi dapat berbentuk:

a) Dispensasi beban studi kurang dari 12 SKS (apabila Mata Kuliah yang ditempuh sudah habis atau tidak ada MK yang dapat dikontrak lagi pada semester tersebut) b) Dispensasi beban studi melebihi batas yang diijinkan IP/IPK

c) Dispensasi beban studi yang tidak sesuai dengan paket (untuk mahasiswa baru) (12) Mahasiswa yang masih memiliki tunggakan keungan pada semester sebelumnya tidak diijinkan mengikuti pendidikan selanjutnya sampai masalah keuangan tersebut diselesaikan, kecuali terdapat alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan dituangkan dalam perjanjian khusus antara orang tua/wali dan mahasisw dengan Universitas Kristen Maranatha mengenai skema pembayaran yang idsepakati bersama.

(13) Jika terdapat ingkar janji yang dilakukan oleh orang tua/wali dan mahasiswa, sepakat dan bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan dalam ayat (15) di bawah ini).

(14) Kontrak pengambilan beban studi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, termasuk kewajiban pembayarannya dan tidak dapat dibatalkan sebagian atau seluruhnya, kecuali ada perubahan penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar (PBM).

(15) Mahasiswa yang melalaikan pembayaran kewajiban keuangan studinya dapat dikenakan sanksi:

a) Biaya administrasi

b) Tidak dapat mengetahui dan tidak berhak atas hasil studi yang telah diperoleh sampai dengan yang bersangkutan melunasi tunggakannya

c) Tidak mendapat ijin untuk mengikuti semua jenis perkuliahan berikutnya.

2.4 Bentuk Kegiatan Pembelajaran

(1) Kegiatan belajar di dalam Program Studi dapat berupa:

a) Penyampaian teori merupakan program pengajaran yang mengkaji teori-teori ilmu pengetahuan tertentu dengan tujuan membina dan mengembangkan kemampuan akademik mahasiswa.

b) Penelitian/riset c) Kegiatan wirausaha

(2) Kegiatan belajar dapat dilakukan di luar Perguruan Tinggi yang tujuan pembelajarannya bersentuhan dengan realitas dan mendorong kemitraan strategis, seperti magang/praktik kerja, asistensi mengajar di dunia pendidikan, penelitian/riset, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi/proyek independen, membangun desa/kuliah kerja nyata tematik, pertukaran pelajar, dan kegiatan lainnya yang ditentukan oleh Rektor.

(3) Kegiatan pembelajaran di luar Perguruan Tinggi dapat dilakukan mahasiswa maksimal dua semester dengan jumlah SKS per kegiatan adalah 20 SKS per semester.

(4) Kegiatan pembelajaran antar Prodi di dalam Universitas Kristen Maranatha dapat dilakukan mahasiswa maksimal 20 SKS selama masa studi.

(8)

2.5 Responsi/Tutorial

(1) Kegiatan yang menunjang atau melengkapi perkuliahan sebagai bagian dari kegiatan terstruktur kuliah maupun praktikum serta dilakukan oleh dosen Mata Kuliah yang bersangkutan dan/atau oleh asisten dosen.

(2) Kegiatan Responsi/Tutorial dapat berupa:

a) Diskusi dan pendalaman materi kuliah yang diberikan untuk lebih memantapkan pemahaman mahasiswa.

b) Bimbingan kepada mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

2.6 Cara Pembelajaran dan Kehadiran

(1) Pembelajaran dalam bentuk kuliah dan tutorial dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

(2) Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran bauran (blended learning) yang memadukan pembelajaran tatap muka berbasis luring (offline) dengan pembelajaran daring menggunakan teknologi informasi daring (online) dalam rangka mencapai capaian pembelajaran. Persentase akses materi daring setiap saat oleh mahaisswa dalah 30%-79%.

(3) Mahasiswa diwajibkan menghadiri perkuliahan secara penuh (100%) dengan toleransi ketidakhadiran 25% untuk segala bentuk ketidakhadiran. Untuk dapat mengikuti UAS, kehadiran mahasiswa harus menimal 75%.

(4) Kehadiran mahasiswa dicatat dan ditindaklanjuti oleh Program Studi.

2.7 Ujian

(1) Ujian merupakan salah satu proses evaluasi dan penilaian hasil belajar mahasiswa.

(2) Ujian yang dilaksanakan Program Studi terdiri atas Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), dan Ujian Susulan (US).

(3) Ujian Tengah Semester (UTS) adalah ujian yang dilaksanakan pada pertengahan perkuliahan regular atau pertengahan perkuliahan semester antara.

(4) Syarat mengikuti UTS adalah:

a) Terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada semester yang sedang berlangsung.

b) Tidak sedang terkena sanksi akademis.

c) Membawa serta Daftar Kontrak Beban Studi (DKBS) yang telah ditandatangani dosen wali.

(5) Ujian Akhir Semester (UAS) adalah ujian yang dilaksanakan menjelang akhir perkuliahan regular atau perkuliahan semester antara.

(6) Syarat mengikuti UAS adalah:

a) Terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada semester yang sedang berlangsung b) Tidak sedang terkena sanksi akademis.

c) Telah mengikuti UTS pada semester yang sedang berlangsung.

(9)

d) Telah memenuhi syarat minimal 75% (tujuh puluh lima persen) kehadiran dalam kegiatan belajar-mengajar pada mata kuliah terkait untuk perkuliahan regular, atau 90% (Sembilan puluh persen) untuk perkuliahan semester antara.

e) Membawa serta Daftar Kontrak Beban Studi (DKBS) yang telah ditandatangani dosen wali.

(7) Ujian Susulan (US) adalah ujian yang diberikan kepada mahasiswa yang berhalangan untuk mengikuti ujian yang telah terjadwal.

(8) Syarat mengikuti US adalah:

a) Mahasiswa yang bersangkutan melaporkan berhalangan mengikuti ujian yang terjadwal kepada Tata Usaha Program Studi Sastra Jepang Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas Kristen Maranatha paling lambat pada hari yang bersangkutan tidak dapat hadir.

b) Memberikan bukti tertulis mengenai alasan ketidak hadiran yang diserahkan kepada Tata Usaha Program Studi Sastra Jepang Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas Kristen Maranatha selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah yang bersangkutan masuk kuliah kembali.

c) Keterlambatan melaporkan atau menyerahkan bukti tertulis alasan keterlambatan mengakibatkan mahasiswa bersangkutan tidak dapat mengikuti US.

d) Bersedia mengikuti jadwal US yang telah ditetapkan oleh Program Studi Sastra Jepang Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas Kristen Maranatha.

e) Membawa serta DKBS yang telah ditandatangani oleh dosen wali.

f) Nilai paling tinggi yang dapat diberika nuntuk US adalah 75 (tujuh puluh lima) dari nilai maksimal 100 (seratus).

2.8 Pelaksanaan Ujian

(1) Peserta Ujian mengikuti ujian pada ruangan dan waktu yang telah ditetapkan.

(2) Peserta Ujian mendapatkan toleransi keterlambatan selama 15 (lima belas) menit dari jadwal ujian yang telah ditetapkan.

(3) Peserta Ujian yang terlambat lebih dari 15 (lima belas) menit tidak diperkenankan mengikuti ujian.

(4) Peserta Ujian dilarang terlambat dalam ujian praktikum atau ujian yang bertempat di laboratorium bahasa.

(5) Peserta Ujian yang terlambat mengikuti ujian praktikum atau ujian yang bertempat di laboratorium bahasa tidak diperkenankan mengikuti ujian.

(6) Peserta Ujian yang mengalami bentrok jadwal ujian diwajibkan melapor kepada Tata Usaha Program Studi Sastra Jepang Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas Kristen Maranatha serta dosen terkait, paling lambat 1 (satu) hari sebelum ujian berlangsung.

(7) Peserta Ujian wajib mengikuti ujian dengan berpenampilan dan mengenakan pakaian yang sopan dan rapi serta bersepatu.

(8) Setiap mengikuti mata kuliah yang diujikan, Peserta Ujian wajib membawa dan memperlihatkan DKBS yang telah ditandatangani oleh Dosen Wali kepada Pengawas Ujian.

(10)

(9) Peserta Ujian dilarang bekerjasama, bertanya atau mencontek selama ujian berlangsung.

(10) Jika ada pertanyaan terkait petunjuk atau soal ujian yang tidak jelas, Peserta Ujian memiliki hak untuk bertanya kepada Pengawas Ujian.

(11) Pengawas Ujian berhak mengeluarkan Peserta Ujian yang didapati melakukan kecurangan dari ruang ujian.

(12) Peserta Ujian yang didapati melakukan kecurangan akan diberi nilai E untuk mata kuliah terkait.

2.9 Skripsi

(1) Ujian akhir Program Studi terdiri atas ujian karya tulis atau ujian skripsi

(2) Kegiatan penyusunan Skripsi bertujuan untuk melatih mahasiswa membuat rencana kerja guna mencapai target yang direncanakan, memanfaatkan berbagai ilmu, informasi dan kemampuan yang dimiliki untuk menganalisis, juga melatih mahasiswa menyusun laporan ilmiah.

(3) Ketentuan Skripsi:

a) Mahasiswa yang telah lulus Mata Kuliah Seminar Budaya/Linguistik mengajukan permohonan kepada Ketua Program Studi untuk menerima penetapan Dosen Pembimbing

b) Mahasiswa yang lulus Mata Kuliah Seminar Budaya harus mengontrak Mata Kuliah Skripsi Budaya, dan mahasiswa yang lulus Mata Kuliah Seminar Linguistik harus mengontrak Mata Kuliah Skripsi Linguistik

c) Selama bimbingan Skripsi berjalan, mahasiswa harus selalu aktif terutama dan hal perbaikan-perbaikan dan penandatangan berita acara bimbingan

d) Mata Kuliah Skripsi tercantum dalam Dokumen Kontrak Beban Studi (DKBS)

e) Masa berlaku Laporan Skripsi adalah selama 3 (tiga) Semester. Jika masa berlaku sudah terlampaui, topik pada Skripsi harus diganti dengan topik yang baru disertai penggantian Dosen Pembimbing.

f) Kontrak pertama kali untuk Mata Kuliah Skripsi tidak dapat dilakukan pada Semester Antara, namun untuk kontrak perpanjangan Laporan Skripsi dapat dilakukan pada Semester Antara

g) Jumlah Dosen Pembimbing adalah 1 (satu) orang h) Laporan Skripsi dinyatakan gugur apabila:

- Tidak dapat diselesaikan sesuai masa berlaku yang ditentukan

- Tidak berhasil dinyatakan lulus dalam maksimal 2 (dua) kali Ujian Sidang Skripsi - Laporan Skripsi terbukti merupakan hasil plagiarisme atau kecurangan lainnya (i) Apabila ada keraguan tentang suatu judul Laporan Skripsi, dan setelah ada

pembuktian bahwa Laporan Skripsi tersebut bukan hasil karya tulis mahasiswa yang bersangkutan akan tetapi merupakan jiplakan, tiruan atau gubahan dari suatu karya ilmiah orang lain, maka mahasiswa yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi

(11)

berdasarkan hasil keputusan rapat antara Ketua Program Studi, Dosen Pembimbing, Dekan dan Wakil Dekan Bidang Akademik.

2.10 Sidang Skripsi

(1) Persyaratan mengikut Sidang Skripsi:

a) Mahasiswa terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada semester yang bersangkutan b) IPK minimum 2,00 (dua koma nol nol)

(2) Ujian Sidang Skripsi dibuka oleh Ketua Program Studi dan dihadiri oleh 2 (dua) orang Dosen Penguji.

(3) Komponen Nilai Laporan Skripsi terdiri atas nilai bimbingan dari Dosen Pembimbing dan nilai ujian sidang Dosen Penguji.

(4) Yudisium Program Sarjana didasarkan pada IPK, mahasiswa dinyatakan lulus Program Sarjana apabila memperoleh IPK minimal 2,00.

(5) Pelaksanaan Sidang Skripsi:

a) Untuk mengikuti sidang skripsi, mahasiswa harus menyerahkan 2 (tiga) jilid skripsi yang telah disetujui untuk diajukan dalam sidang skripsi

b) Jadwal dan dewan penguji dalam sidang skripsi ditentukan oleh Program Studi Sastra Jepang Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas Kristen Maranatha

c) Apabila pada sidang skripsi pertama mahasiswa dinyatakan tidak lulus, maka mahasiswa yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk memperbaiki skripsinya dan mengajukan diri untuk sidang skripsi kedua paling cepat 2 (dua) minggu dan paling lambat 1 (satu) bulan setelah sidang skripsi yang pertama

d) Apabila pengajuan telah melewati batas waktu, maka skripsi dinyatakan gugur dan yang bersangkutan diwajibkan mengikuti kembali prosedur penyusunan rencana studi

e) Apabila pada sidang skripsi kedua mahasiswa dinyatakan tidak lulus, maka skripsi yang bersangkutan dinyatakan gugur

f) Apabila skripsi dinyatakan gugur, maka mahasiswa harus mengganti topik dan judul skripsi lama dengan topik dan judul skripsi yang baru, serta mengontrak kembali mata kuliah skripsi melalui prosedur penyusunan rencana studi

g) Mahasiswa yang lulus sidang dengan catatan (revisi) harus menyelesaikan segala perbaikan (revisi) dalam waktu yang telah ditentukan oleh Program Studi.

h) Mahasiswa yang tidak dapat memenuhi tenggat waktu revisi, dinyatakan tidak lulus dalam sidang skripsi, dan wajib mengikuti kembali sidang skripsi yang waktu dan pelaksanaannya ditentukan oleh Program Studi.

2.11 Evaluasi Studi Mahasiswa

(1) Evaluasi studi mahasiswa merupakan evaluasi keberhasilan usaha belajar mahasiswa yang dilakukan dengan cara mendapatkan informasi mengenai sejauh mana mahasiswa telah mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum.

(12)

(2) Evaluasi keberhasilan studi semester dilakukan pada tiap akhir semester, meliputi nilai mata kuliah yang diambil mahasiswa selama satu semester. Hasil evaluasi ini digunakan untuk menentukan jumlah beban studi yang boleh diambil mahasiswa yang bersangkutan.

(3) Evaluasi keberhasilan usaha belajar mahasiswa dilakukan dengan melibatkan Dosen Wali, dengan bentuk konsultasi dan intervensi intensif untuk meningkatkan prestasi mahasiswa, pada periode perwalian atau periode lainnya.

(4) Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh Mata Kuliah sejumlah 144 (seratus empat puluh empat) SKS dinyatakan telah menyelesaikan program pendidikan.

(5) Syarat-syarat mahasiswa yang dapat dinyatakan telah menyelesaikan program sarjana:

a) Mencapai IPK ≥ 2,0 (dua koma nol) b) Tidak terdapat huruf mutu D dan E

(6) Dasar penentuan evaluasi keberhasilan studi meliputi komponen UTS, UAS, dan KAT dengan pembobotan masing-masing komponen sebagai berikut:

a) Kegiatan Akademik Terstruktur (KAT) adalah penilaian terhadap kegiatan seorang mahasiwa selama mengikuti kegiatan tersebut, misalnya kegiatan membuat tugas yang diberikan, kehadiran dan keaktifan dalam responsi/ tutorial, dan tes kecil b) Ujian Tengah Semester (UTS) adalah ujian yang dilaksanakan pada pertengahan

semester yang berjalan dan terjadwal dalam kalender akademik

c) Ujian Akhir Semester (UAS) adalah ujian yang dilaksanakan pada akhir semester yang berjalan dan terjadwal dalam kalender akademik

(7) Penilaian yang dipergunakan untuk mengevaluasi keberhasilan studi mahasiswa adalah menurut sistem Penilaian Acuan Patokan (PAP) sebagai berikut:

Nilai Akhir Huruf Mutu

80 ≤ Nilai Akhir ≤ 100 A

73 ≤ Nilai Akhir < 80 B+

67 ≤ Nilai Akhir < 73 B

61 ≤ Nilai Akhir < 67 C+

55 ≤ Nilai Akhir < 61 C

41 ≤ Nilai Akhir < 55 D

Nilai Akhir < 41 E

(8) Huruf mutu T adalah huruf mutu yang diberikan sebagai pengganti nilai yang tertunda karena belum memenuhi salah satu atau lebih standar yang ditentukan berikut:

a) Belum mengikuti UTS b) Belum mengikuti UAS c) Belum melengkapi KAT (9) Perubahan hurus mutu T:

a) Mahasiswa harus mematuhi batas waktu untuk melengkapi persyaratan yang menyebabkan nilai mutu T

(13)

b) Batas waktu persyaratan dimaksud diberikan dalam kurun waktu tidak melebihi waktu penarikan data pelaporan Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PD DIKTI) c) Setelah persyaratan terpenuhi, huruf mutu T diganti menjadi huruf mutu A, B+, B,

C+, C, D, atau E.

(10) Perubahan nilai dimungkinkan jika mendapat persetujuan dari Ketua Program Studi.

Perubahan nilai diajukan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah nilai diumumkan oleh Program Studi. Jika lebih dari 2 (dua) minggu setelah nilai diumumkan oleh Program Studi, perubahan nilai baru dapat dilakukan setelah ada persetujuan dari Wakil Rektor Bidang Akademik dan belum melampaui waktu penarikan data pelaporan PD DIKTI.

2.12 Indeks Prestasi

(1) Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semester dinyatakan dengan Indeks Prestasi Semester (IPS). Indeks Prestasi Semester (IPS) adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir yang menggambarkan mutu proses belajar mengajar di tiap semester. Indeks Prestasi Semester (IPS) dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan SKS mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah yang akan diambil dalam satu semester dan dinyatakan dalam bilangan dengan dua angka desimal di belakang koma.

(2) Hasil penilaian capaian pembelajarn lulusan pada akhir program studi dinytakan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan SKS mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah yang diambil yang telah ditempuh.

2.13 Kelulusan

(1) Seorang mahasiswa dinyatakan lulus dalam jenjang pendidikan Program Sarjana berhak menyandang gelar Sarjana apabila:

(a) Telah menyelesaikan lengkap seluruh mata kuliah sesuai dengan kurikulum yang berlaku pada Program Stud.

(b) Telah memenuhi semua perwyaratan administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Universitas Kristen Maranatha

(c) IPK minimal yang diperoleh ≥ 2,00 tanpa nilai dengan huruf mutu D dan E

(d) Telah memenuhi semua persyaratan akademik lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Universitas Kristen Maranatha

(e) Telah memenuhi persyaratan administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku pada Universitas Kristen Maranatha

(2) Kelulusan mahasiswa dari Program Sarjana dapat diberikan predikat memuaskan, sangat memuaskan, atau dengan pujian dengan kriteria:

(a) Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabila mencapai IPK 2,76 (dua, koma tujuh enam) sampai dengan 3,00 (tiga koma nol nol)

(14)

(b) Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan apabila mencapai IPK 3,01 (tiga koma nol satu) sampai 3,50 (tiga koma lima nol)

(c) Mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat dengan pujian apabila mencapai IPK lebih dari 3,50 (tiga koma lima nol)

(3) Predikat kelulusan dengan pujian (Cum Laude) ditentukan juga dengan memperhatikan masa studi maksimum yaitu n tahun (n = masa studi sesuai kurikulum) ditambah 2 (dua) semester.

(4) Untuk mahasiswa pindahan, baik antar Fakultas/Program Studi di Universitas Kristen Maranatha ataupun dari luar Universitas Kristen Maranatha, lama masa studi untuk penentuan predikat kelulusan dihitung dengan cara menjumlahkan masa studi di Universitas Kristen Maranatha dan masa studi di Perguruan Tinggi asal.

(5) Lulusan Program Studi Sastra Jepang Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas Kristen Maranatha berhak menyandang gelar akademik Sarjana Sastra.

BAB 3 PENGHENTIAN STUDI

3.1 Penghentian Studi Sementara dan Tetap

(1) Penghentian Studi Sementara adalah penghentian studi yang dikenakan pada mahasiswa dalam jangka waktu tertentu dikarenakan hal-hal tertentu. Penghentian Studi Sementara dibagi menjadi:

(a) Status mahasiswa cuti diberikan pada mahasiswa yang secara prosedural mengajukan cuti dan disetujui oleh Dekan. Cuti ini harus diajukan aling lambat 2 (dua) minggu sebelum perwalian dimulai

(b) Mahasiswa berhak menyampaikan permohonan cuti setelah mengikuti program pendidikan sekurang-kurangnya 2 (dua) semester berturut-turut di Universitas Kristen Maranatha

(c) Cuti diberikan maksimal 2 (dua) kali berturut-turut dan total 4 (empat) semester selama mahasiswa menempuh kuliah di Universitas Kristen Maranatha

(d) Mahasiswa yang sedang cuti berstatus tidak aktif pada pangkalan data Pendidikan Tinggi, sehingga tidak diperhitungkan dalam masa studi aktif

(e) Penghentian studi semetara tidak diberlakukan untuk semester yang telah lalu (tidak berlaku surut). Untuk penghentian studi sementara yang disebabkan oleh pemberian sanksi akademik akibat pelanggaran ketentuan Universitas Kristen Maranatha, jangka waktu sanksi akademik tersebut diperhitungkan dalam maa studi mahasiswa yang bersangkutan

(2) Penghentian Studi Tetap yang ditetapkan oleh Rektor, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

(a) Mahasiswa melanggar norma kesusilaan, norma kepatutan, atau norma hukum yang mengakibatkan mahasiswa dijatuhi hukum pidana

(15)

(b) Mahasiswa melakukan pelanggaran yang dinilai berat serta mencemarkan nama baik Universitas Kristen Maranatha berdasarkan pertimbangan pimpinan Fakultas (c) Mahasiswa yang tidak mencapai prestasi akademik yang disyaratkan oleh Fakultas (d) Mahasiswa yang belum menyelesaikan studi hingga batas waktu yang telah

ditentukan dan tidak dapat dihubungi untuk mengajukan surat permohonan pengunduran diri, yaitu selambat-lambatnya 7 (tujuh) tahun akademik untuk Program Sarjana

3.2 Status Tanpa Kabar

(1) Status Tanpa Kabar 1 kali: Mahasiswa tidak melakukan perwalian, tidak dapat dihubungi, dan setelah dikirimkan Surat Perkembangan Studi tetap tidak merespon.

(2) Status Tanpa Kabar 2 kali: Mahasiswa tidak melakukan perwalian berturut-turut 2 (dua) semester, tidak dapat dihubungi, dan setelah dikirimkan Surat Perkembangan Studi tetap tidak merespon.

(3) Status Tanpa Kabar 3 kali: Mahasiswa tidak melakukan perwalian berturut-turut 3 (tiga) semester, dan setelah dikirimkan Surat Rekomendasi untuk Pengunduran Diri tetap tidak merespon.

(4) Mahasiswa yang berstatus Tanpa Kabar sebanyak 3 (tiga) kali dan tidak dapat dihubungi, akan diusulkan oleh Dekan kepada Rektor untuk dinyatakan sebagai mahasiswa status Dropout (DO)

3.3 Pengunduran Diri

(1) Pengunduran diri mahasiswa dilakukan melalui Surat Permohonan Pengunduran Diri ke Fakultas/Program Studi yang diketahui oleh orang tua mahasiswa atau wali.

Permohonan Pengunduran Diri disetujui apabila seluruh kewajiban mahasiswa yang bersangkutan telah diselesaikan (kewajiban administrasi akademik dan keuangan), dan Universitas Kristen Maranatha akan menerbitkan Surat Keterangan bagi yang bersangkutan.

(2) Apabila pada awal perkuliahan di semester pertama mahasiswa tidak dan tanpa kabar selama 3 (tiga) minggu pertama secara berturut-turut pada seluruh mata kuliah yang seharusnya ditempuh, maka mahasiswa tersebut dianggap mengundurkan diri.

(3) Mahasiswa yang pindah ke Perguruan Tinggi/Universitas lain.

(4) Mahasiswa yang berstatus tanpa kabar sebanyak 3 (tiga) kali dan dapat dihubungi untuk mengajukan Surat Permohonan Pengunduran Diri.

(5) Mahasiswa yang tidak mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dalam batas pencapaian IPK yang disyaratkan oleh Fakultas dan dapat dihubungi untuk mengajukan Surat Permohonan Pengunduran Diri. Batas pencapaian IPK adalah hingga waktu studi tersisa tidak memungkinkan bagi mahasiswa untuk mencapai IPK yang disyaratkan.

(6) Mahasiswa yang belum menyelesaikan studi hingga batas waktu 7 (tujuh) tahun akademik, dan dapat dihubungi untuk mengajukan Surat Permohonan Pengunduran Diri.

(16)

3.4 Perpindahan Mahasiswa Antar Fakultas/Program Studi

(1) Mahasiswa pada semester 1 sampai dengan semester 2 tidak diperkenankan pindah ke Fakutas/Program studi di Universitas Kristen Maranatha

(2) Pelaksanaan perpindahan mahasiswa hanya dapat dilakukan pada setiap awal Tahun Akademik (Semester Ganji) melalui proses pengajuan perpindahan yang telah diajukan 4 (empat) minggu sebelum pekuliahan dimulai.

(3) Perpindahan Fakultas/Program Studi hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali selama menempuh studi di Universitas Kristen Maranatha.

(4) Mahasiswa mengajukan Surat Permohonan Pindah antar Fakultas/Program Studi kepada Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset.

(5) Apabila permohonan perpindahan disetujui, keputusan mengenai nilai yang dapat ditransfer dilakukan oleh Fakultas/Program Studi yang dituju dan dilakukan pada semester pertama mahasiswa diterima di Fakultas/Program Studi baru.

(6) Bagi mahasiswa pindahan diberlakukan ketentuan administrasi sesuai tahun akademik pada saat mahasiswa memulai studi di Fakultas/Program Studi yang dituju.

(7) Pelaksanaan peripindahan hanya dapat dilakukan pada setiap awal Tahun Akademik melalui proses pengajuan perpindahan yang telah diajukan selambat-lambatnya 4 (empat) minggu sebelum perkuliahan dimulai.

BAB 4 KEWAJIBAN MAHASISWA DAN SANKSI

4.1 Kewajiban Mahasiswa

(1) Wajib mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Wajib mentaati peraturan yang berlaku di dalam lingkungan Universitas Kristen Maranatha.

(3) Wajib mentaati janji mahasiswa yang diucapkan pada saat pelantikan mahasiswa baru.

(4) Wajib menjaga nama baik Universitas Kristen Maranatha dan Fakultas serta Program Studi.

(5) Wajib melaksanakan perwalian dan pendaftaran rencana studi setiap semester sesuai jadwal yang ditetapkan oleh Program Studi.

(6) Wajib memenuhi jumlah SKS lulus pada masa studi yang telah ditetapkan.

(7) Wajib memenuhi kewajiban keuangan dan kewajiban administrative lainnya.

(8) Wajib mentaati tata tertib Perkuliahan, Ujian, Sidang dan tata tertib Kegiatan Akademik lainnya.

4.2 Perbuatan yang Dilarang

(1) Dilarang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum, kesusilaan, kepatutan dan/atau mengganggu ketertiban umum.

(2) Dilarang melakukan perbuatan yang dapat mencemarkan nama baik Universitas Kristen Maranatha.

(3) Dilarang melakukan tindakan kekerasan baik fisik maupun verbal di lingkungan kampus.

(17)

(4) Dilarang merokok di lingkungan kampus.

(5) Dilarang membawa senjata tajam dan/atau benda-benda yang dapat menimbulkan bahaya.

(6) Dilarang membuat atau menggunakan surat-surat palsu, menggunakan informasi dan/atau data palsu dalam rangka memperoleh pelayanan akademik.

(7) Dilarang merusak atau menghilangkan fasilitas yang tersedia di lingkungan kampus.

(8) Dilarang melakukan kecurangan dalam pengerjaan tugas dan/atau ujian.

(9) Dilarang melakukan kecurangan dalam pengisian daftar hadir perkuliahan / responsi / kegiatan akademik lainnya.

4.3 Pelanggaran

(1) Pelanggaran kategori 1, yaitu:

(a) Melakukan kecurangan dalam pengerjaan tugas/ujian

(b) Melakukan kecurangan dalam pengisian daftar hadir perkuliahan / responsi / kegiatan akademik lainnya

(c) Karena kelalaian, mengakibatkan kerusakan fasilitas kampus dalam tingkat kerusakan ringan

(d) Karena kelalaian, mengakibatkan hilangnya barang/inventaris/fasilitas kampus (2) Pelanggaran kategori 2, yaitu:

(a) Melakukan pengulangan atas pelanggaran akademik ringan (b) Tertangkap tangan merokok di lingkungan kampus

(c) Melakukan penjokian dalam ujian

(d) Membawa senjata tajam dan/atau benda-benda yang dapat menimbulkan bahaya (e) Membuat atau menggunakan surat-surat palsu, menggunakan informasi dan/atau

data palsu dalam rangka memperoleh pelayanan akademik (3) Pelanggaran kategori 3, yaitu:

(a) Melakukan perbuatan yang diancam dengan hukuman pidana (b) Melakukan kekerasan fisik dan/atau verbal di lingkungan kampus (c) Melakukan pelanggaran susila

(d) Melakukan tindakan yang termasuk dalam pengedaran dan penyalahgunaan narkoba dan/atau minuman keras

(e) Dengan sengaja merusak dan/atau menghilangkan barang / inventaris / fasilitas kampus

(4) Pelanggaran ketentuan administratif yaitu pelanggaran terkait dengan kewajiban melakukan perwalian/kontak studi sesuai jadwal yang ditentukan dan pelanggaran kewajiban keuangan.

4.4 Jenis Sanksi

(1) Atas pelanggaran yang dilakukan, mahasiswa dapat dikenakan Sanksi Akademik dan Sanksi Administratif.

(2) Sanksi Akademik untuk pelanggaran kategori 1:

(18)

(a) Teguran Lisan

(b) Teguran Tertulis / Surat Peringatan

(c) Pemberian nilai 0 pada salah satu komponen nilai KAT/UTS/UAS (d) Pemberian nilai E pada satu Mata Kuliah

(3) Sanksi Akademik untuk pelanggaran kategori 2:

(a) Teguran Tertulis / Surat Peringatan

(b) Pemberian nilai E pada beberapa Mata Kuliah (c) Pengguguran nilai Mata Kuliah dalam satu semester (4) Sanksi Akademik untuk pelanggaran kategori 3:

(a) Skorsing / Pemutusan Studi Sementara (b) Pemutusan Studi Tetap / Dropout

(5) Sanksi Administratif dikenakan untuk pelanggaran kewajiban administrasi, yaitu:

(a) Penolakan untuk memperoleh pelayanan administrasi (b) Diberikan status sebagai mahasiswa tanpa kabar

(c) Denda atas keterlambatan pelunasan kewajiban keuangan

(6) Sanksi ganti rugi atas terjadinya kehilangan/kerusakan fasilitas milik Universitas /Fakultas

Referensi

Dokumen terkait

kepentingan ekonomi Rwanda dalam Perang Kongo yaitu eksploitasi alam yang dilakukan oleh Rwanda dipengaruhi oleh kurangnya infrastruktur dan lebih cenderungnya

Dari data tersebut maka dapat diperoleh rata-rata tingkat kemampuan pemahaman konsep matematis mahasiswa pada siklus I yaitu mahasiswa yang paham sebanyak 25%,

RKA - SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. RKA - SKPD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah

Next, we insert observations for the correspon- dences of the current image into the bundle block of oriented images, together with orientation parameters for the newly ori- ented

with respect to body weight and body mass index in overweight or obese pre-diabetic

The higher concentration of NaNO 3 solution increased the amount of ion adsorbed ono the copolymer, however the higher temperature the amount of ion adsorbed by the copolymer

Silase dibuat dengan mencacah bahan hijauan menjadi ukuran yang kecil-kecil, kemudian menyimpannya kedalam ruang kedap udara.Pencacahan dilakukan untuk mendapatkan

Berdasarkan Tabel 9 hasil pengolahan data dengan uji Kruskall-wallis yang dilakukan dalam penelitian menunjukkan bahwa antara tingkat stres dengan kekambuhan