• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 REGULER MEDAN

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP EKSPOSUR FLUKTUASI NILAI TUKAR PADA INDUSTRI PERBANKAN

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

OLEH:

SALMAN ASSYAKIB ARSALAN 060502138

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

Salman Assyakib Arsalan (2010). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Ketua Depertemen Manajemen: Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. M.Si. Drs. Syahyunan, M.Si, Dosen Pembimbing. Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si (Penguji I dan Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Adapun faktor-faktor dari kinerja keuangan perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio,

Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non Performing Loans dan Firm Size.

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu “Apakah Capital Adequacy

Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non Performing Loans, dan Firm Size berpengaruh terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri perbankan

di Bursa Efek Indonesia?”. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non

Performing Loans dan Firm Size berpengaruh terhadap eksposur fluktuasi nilai

tukar pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia.”

Metode analisis data yang digunakan untuk melihat faktor-faktor kinerja keuangan perusahaan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar adalah metode analisis deskriptif dan regresi linear berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu uji serempak F) dan uji parsial (Uji-t), dengan tingkat signifikasi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan data

software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.00 for Windows.

Hasil uji serempak (Uji-F) menunjukkan bahwa semua variabel independen (Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on Equity,

Non Performing Loans dan Firm Size) berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen (eksposur fluktuasi nilai tukar). Hasil uji secara parsial (Uji-t) yang dilakukan adalah bahwa dari seluruh variabel independen (Capital Adequacy

Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non Performing Loans dan Firm Size) variabel Capital Adequacy Ratio dan Firm Size yang berpengaruh signifikan

terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar.

Kata Kunci: Eksposur fluktuasi nilai tukar, Capital Adequacy Ratio, Loan to

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan kesempatan bagi kita untuk terus menghirup udara-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia”. Shalawat beriring salam penulis hibahkan kepada junjungan Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabat beliau, semoga kita terus dapat mengikuti sunnah beliau sesuai dengan pemahaman para Salafussoleh terdahulu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah banyak mendapat dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil, untuk itu melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(4)

5. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji I dan II.

6. Bapak/Ibu Dosen Pengajar di Fakultas Ekonomi USU yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan selama perkuliahan.

7. Seluruh Staf Karyawan di Fakultas Ekonomi USU.

8. Teristimewa orang tuaku tercinta, Ayahanda Baten S.Pd dan Ibunda Nuraini Lubis, serta Abang Beni Said Alfarisi & Adik Fahmi Mujahid Ahda atas kasih sayang dan dukungannya.

9. Kepada sahabat-sahabat tercinta, Gabe, Tulus, Rudy, Romy, Fredytio, Yuspan, Hendi, Rade, Johanes, Ulfah, Lestari, atas perhatian dan kebersamaan selama kuliah, serta seluruh teman-teman Manajemen Stambuk ’06, atas bantuan dan dukungannya.

10. Teman-teman seperjuangan di kos ”Keluarga”: Danny, Gunadi, Iwan, Izul, Mukhtar, Ondoy, Raja Naib, Rasyid, Rizal, Supriyanto, Suhariyono, Taufik, Izul, Yudi, serta Abang senior: Murianda, Gunawan, Raja, Christian, Ruli, Deddy serta keluarga Abang Adi atas dukungannya selama ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT selalu menambahkan karunia-Nya kepada kita semua.

Medan, September 2010 Penulis

(5)
(6)

G. H. I. J. K. L. M. N. O.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Analisis Deskriptif ... 45

B. Regresi Linear Berganda ... 58

C. Pengujian Asumsi Klasik ... 59

D. Koefisien Determinasi ... 65

E. Pengujian Hipotesis ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman 1.1 Perbandingan Kinerja Keuangan Peusahaan Terhadap Eksposur

Fluktuasi Nilai Tukar Pada Perbankan Tahun 2008-2009 ... 5

1.2 Sampel Penelitian ... 16

1.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi ... 20

4.1 Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar (β1) Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2009 ... 45

4.2 Capital Adequacy Ratio Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2009 ... 47

4.3 Loan to Deposit Ratio Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2009 ... 49

4.4 Return on Equity Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2009 ... 52

4.5 Non Performing Loans Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2009 ... 54

4.6 Firm Size Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2009 ... 56

4.7 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 61

4.8 Uji Multikoliniearitas ... 62

4.9 Uji Durbin-Watson (DW) ... 63

4.10 Uji Glejser ... 64

4.11 Uji Determinan ... 65

4.12 Hasil Uji Simultan (Uji-F) ... 67

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

ABSTRAK

Salman Assyakib Arsalan (2010). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Ketua Depertemen Manajemen: Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. M.Si. Drs. Syahyunan, M.Si, Dosen Pembimbing. Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si (Penguji I dan Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Adapun faktor-faktor dari kinerja keuangan perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio,

Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non Performing Loans dan Firm Size.

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu “Apakah Capital Adequacy

Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non Performing Loans, dan Firm Size berpengaruh terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri perbankan

di Bursa Efek Indonesia?”. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non

Performing Loans dan Firm Size berpengaruh terhadap eksposur fluktuasi nilai

tukar pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia.”

Metode analisis data yang digunakan untuk melihat faktor-faktor kinerja keuangan perusahaan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar adalah metode analisis deskriptif dan regresi linear berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu uji serempak F) dan uji parsial (Uji-t), dengan tingkat signifikasi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan data

software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.00 for Windows.

Hasil uji serempak (Uji-F) menunjukkan bahwa semua variabel independen (Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on Equity,

Non Performing Loans dan Firm Size) berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen (eksposur fluktuasi nilai tukar). Hasil uji secara parsial (Uji-t) yang dilakukan adalah bahwa dari seluruh variabel independen (Capital Adequacy

Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non Performing Loans dan Firm Size) variabel Capital Adequacy Ratio dan Firm Size yang berpengaruh signifikan

terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar.

Kata Kunci: Eksposur fluktuasi nilai tukar, Capital Adequacy Ratio, Loan to

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sarana yang mempunyai peran strategis dalam menyerasikan dan menyeimbangkan masing-masing unsur dari trilogi pembangunan adalah perbankan. Peran yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai suatu sarana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Sektor perbankan merupakan pelaku pasar valuta asing yang terbesar dan paling aktif. Perbankan (terutama bank devisa) yang melakukan transaksi internasional yang menggunakan kurs valuta asing akan mengalami eksposur nilai tukar karena akan berdampak bagi likuiditas ataupun nilai perusahaan/bank yang bersangkutan.

(11)

sebab eksposur ekonomi berkaitan dengan kelangsungan bisnis perusahaan dalam jangka panjang.

Eksposur fluktuasi nilai tukar berfokus pada dampak dari fluktuasi-fluktuasi mata uang terhadap nilai perusahaan. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing yang menimbulkan resiko pada dunia perbankan sangat berkaitan dengan laba dan rugi perbankan. Ketidakpastian akan besarnya nilai tukar mata uang asing yang mendenominasi kekayaan perusahaan mengakibatkan fluktuasi nilai tukar tersebut akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Eksposur Fluktuasi nilai tukar sangat mempengaruhi nilai dan kinerja operasional perusahaan secara keseluruhan. Ketidakpastian fluktuasi kurs tersebut akan berimbas pada berbagai bidang, tidak terkecuali kinerja internal perusahaan secara individual. Hal ini diakibatkan karena aliran dana masuk ataupun keluar perusahaan yang di dominasi dalam mata uang domestik akan terpengaruh. Beban bunga hutang luar negeri yang didominasi dalam rupiah akan semakin tinggi. Kenyataannya menunjukkan, bahwa merosotnya kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat tidak selamanya berdampak negatif bagi perusahaan. Perusahaan yang melakukan transaksi ekspor akan diuntungkan dengan merosotnya kurs mata uang Rupiah. Pendapatan yang diperoleh dari transaksi tersebut apabila di dominasi dalam rupiah akan mengalami peningkatan.

(12)

mata uang turut mempengaruhi nilai dari saham tersebut. Sehingga kondisi dimana nilai dan kinerja perusahaan terekspos (terpengaruh) terhadap kurs valuta.

Transaksi bisnis internasional melibatkan penggunaan berbagai mata uang negara lain sebagai alat pertukaran. Penggunaan suatu mata uang untuk transaksi bisnis internasional salah satunya didasari atas kestabilan nilainya (hard

currency). Mata uang Amerika Serikat (US $) sebagai salah satu mata uang yang

stabil telah dipergunakan secara luas diberbagai negara di dunia sebagai alat pertukaran untuk berbagai transaksi bisnis internasional.

Kebanyakan bank menempatkan operasi valas sebagai suatu pusat laba (frofit center) tersendiri. Banyak bank yang memperoleh laba yang menggiurkan dari bermain valuta asing karena kepiawaian dalam membaca kondisi pasar, akses terhadap informasi, kemampuan berdagang valuta asing dan kemampuan memegang investasi berisiko tinggi. Bank juga terkadang dapat menderita rugi yang cukup besar. Berbagai langkah dilakukan dalam rangka mengatasi krisis pada saat krisis melanda, bahkan dengan asset liability management juga belum mampu mengatasinya. Oleh karena itu, langkah pengamanan seperti currency rate

swap ataupun hedging wajib diterapkan dalam manejemen perbankan untuk

menghadapi perubahan yang drastis atas nilai tukar valuta asing.

(13)

dampak terhadap nilai perusahan yang dicerminkan oleh harga sahamnya, lalu dilakukan pengukuran terhadap eksposur yang terjadi dan untuk melakukan tindakan lebih lanjut maka harus dilihat kinerja perusahaan.

Kinerja keuangan suatu perusahaan dalam hal ini perusahaan perbankan dapat dilihat dari rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio kredit bermasalah dan ukuran perusahaan. Penelitian ini menggunakan rasio seperti rasio likuiditas diwakili Capital Adequacy Ratio dan Loan to Deposit Ratio, rasio profitabilitas diwakili Return on Equity, rasio kredit bermasalah diwakili Non Performing

Loans serta Firm Size (ukuran perusahaan) .

Rasio likuiditas mengukur seberapa baik perusahaan memenuhi kewajibannya tanpa harus melikuidasi atau terlalu tergantung pada persediannya.

Capital Adequacy Ratio atau sering disebut rasio permodalan merupakan modal

dasar yang harus dipenuhi oleh bank. Modal ini digunakan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Loan to Deposit Ratio mencerminkan aktivitas dan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi. Rasio likuiditas yang tinggi merupakan peningkatan permodalan bank, dengan demikian bank akan semakin tahan dalam menghadapi berbagai resiko yang dihadapi khususnya yang berkaitan dengan exchange rate.

Rasio profitabilitas memiliki arti yang penting bagi pemegang saham, karena melalui rasio ini dapat menjelaskan bahwa manajemen mempunyai kemampuan dalam mengelola capital yang tersedia untuk mendapatkan net

income. Pengelolaan modal perusahaan dengan baik maka perusahaan akan kuat

(14)

Rasio kredit bermasalah mengukur tingkat keefektifan pengembalian kredit oleh deposan. Rasio kredit bermasalah yang semakin rendah yang diwakili oleh rasio Non Performing Loans dapat membantu perusahaan dalam memperbaiki profitabilitasnya, sehingga perusahaan dapat mengatasi berbagai resiko terutama resiko fluktuasi nilai tukar.

Ukuran perusahaan (Firm Size) di hitung berdasarkan kapitalisasi pasarnya, digunakan mengukur tingkat skala ekonomis perusahaannnya. Perusahaan yang besar mempunyai tingkat akses yang lebih tinggi untuk melakukan hedging atas setiap transaksinya dibanding dengan perusahaan yang lebih kecil. Penggunaan hedging atau lindung nilai pada perusahaan dapat membuat perusahaan lebih mudah mengatasi eksposur fluktuasi nilai tukar.

Tabel 1.1

(15)

Perbandingan kinerja keuangan perusahaan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar tahun 2008 dan 2009 pada 5 bank yang mempunyai Total Asset terbesar yang dapat dilihat pada Tabel 1.1. Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa peningkatan kinerja keuangan dalam hal ini Capital Adequacy Ratio, Loan

to Deposit Ratio, Return on Equity, Non Performing Loans dan Firm Size pada

perusahaan perbankan tidak selalu berdampak positif bagi kemampuan perusahaan perbankan dalam menghadapi eksposur fluktuasi nilai tukar, dan sementara penurunan kinerja keuangan dalam hal ini Capital Adequacy Ratio,

Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non Performing Loans dan Firm Size

pada perusahaan perbankan tidak selalu berdampak negatif bagi kemampuan perusahaan perbankan dalam menghadapi eksposur fluktuasi nilai tukar.

Sistem ekonomi terbuka yang diterapkan Indonesia membuat perekonomian Indonesia mudah terpengaruh dari kondisi perekonomian global. Negara-negara di dunia pada tahun 2008 mengalami krisis finansial global. Keadaan ini memberi dampak bagi perekonomian Indonesia. Nilai tukar Rupiah pada tahun 2008 secara umum mengalami tekanan depresiasi yang besar sehingga berdampak pada sektor perbankan di Indonesia.

(16)

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, rumusan pokok masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non

Performing Loans dan Firm Size berpengaruh terhadap eksposur fluktuasi nilai

tukar pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia”.

C. Kerangka Konseptual

Nilai tukar rupiah terhadap US Dolar muncul disebabkan oleh adanya permintaan dan penawaran US Dolar di pasar. Ketidakseimbangan yang terjadi pada permintaan dan penawaran maka terjadi nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar yang berfluktuatif. Fluktuasi nilai tukar berdampak pada nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan tersebut, maka dikatakan bahwa perusahaan itu mengalami eksposur fluktuasi nilai tukar (Anggraeni, 2003).

Analisis rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu rasio likuiditas, leverage, profitabilitas dan rasio pasar. Penelitian ini digunakan Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return

on Equity, Non Performing Loans dan Firm Size.

Capital Adequacy Ratio merupakan tingkat kecukupan modal. Rasio ini

(17)

mengandung resiko ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoeh dana-dana dari sumber di luar bank. Capital Adequacy Ratio yang semakin tinggi menunjukkan solvabilitas bank yang semakin tinggi karena modalnya semakin mampu menutupi aktiva yang berisiko.

Loan to Deposit Ratio (LDR) dipakai sebagai indikator likuiditas bank,

yaitu seberapa besar dana bank yang dilepaskan dalam pengkreditan. Loan to

Deposit Ratio didefinisikan sebagai tingkat pemberian kredit kepada pihak ketiga

dibandingkan dengan dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan dan deposito. Jadi, Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar semua dana masyarakat dengan mengandalkan kredit yang telah didistribusikan kemasyarakat. Rasio LDR yang semakin tinggi berarti semakin rendah likuiditas bank, karena terlalu besar jumlah dana masyarakat yang dialokasikan ke kredit.

Return on Equity (ROE) merupakan salah satu indikator profitabilitas,

mempunyai arti yang sangat penting untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang disediakan untuk mendapatkan net income. Alat ukur untuk mengukur tingkat efisiensi usaha salah satunya adalah kemampuan memperoleh laba dan tingkat kesehatan bank. Return on Equity yang tinggi mencerminkan bahwa penerimaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif.

Non Performing Loans (NPL) dipakai sebagai indikator tingkat kualitas

(18)

membandingkan aktiva produktif bermasalah dan aktiva produktif dari bank itu sendiri. Rasio NPL yang semakin kecil pada suatu bank, maka dapat dikatakan bank tersebut semakin sehat.

Firm Size untuk mengukur tingkat skala ekonomis perusahaan jika

dihubungkan dengan tingkat biaya hedging perusahaan. Perusahaan yang besar mempunyai tingkat akses yang lebih tinggi untuk melakukan hedging atas setiap transaksinya dibanding dengan perusahaan yang lebih kecil. Hasilnya, perusahaan yang besar untuk terpengaruh oleh fluktuasi kurs akan lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang kecil, akan tetapi pada perkembangannya menutup kemungkinan perusahaan yang lebih kecil lebih aktif untuk melakukan hedging atas setiap transaksi internasionalnya. Oleh karena itu, pengaruh Firm Size terhadap tingkat economic exposure yang dialami oleh perusahaan dapat positif maupun negatif.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat di gambarkan sebagai berikut:

Gambar1.1 Kerangka Konseptual Sumber: Anggraeni (2003)

Capital Adequacy Ratio (X1)

Loan to Deposit Ratio (X2)

Return on Equtiy (X3)

Non Performing Loans (X4)

Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar (Y)

(19)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang disajikan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Capital Adequacy Ratio, Loan to

Deposit Ratio, Return on Equity, Non Performing Loans dan Firm Size

berpengaruh terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non

Performing Loans dan Firm Size terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada

industri perbankan di Bursa Efek Indonesia. 2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Perbankan

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan eksposur nilai tukar.

2. Bagi Peneliti

(20)

3. Bagi Pihak lain

Sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dimasa yang akan datang.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian yaitu:

a. Variabel Independen (X) adalah Capital Adequacy Ratio (X1), Loan to

Deposit Ratio (X2), Return on Equity (X3), Non Performing Loans (X4) dan

Firm Size (X5).

b. Variabel dependen (Y) adalah eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2004 sampai dengan 2009.

c. Data nilai tukar rupiah terhadap US Dolar (Kurs Tengah Rupiah terhadap US Dolar) periode 2004 sampai dengan 2009.

d. Data laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2004 sampai dengan 2009 serta Indeks Harga Saham Individu (IHSI) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

2. Definisi Operasional Variabel

(21)

(X3), Non Performing Loans (X4) dan Firm Size (X5) sedangkan variabel dependen (Y) adalah eksposur fluktuasi nilai tukar.

a. Variabel Independen (X) 1. Capital Adequacy Ratio (X1)

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio kecukupan modal pada

bank. Besarnya CAR dicari dengan membandingkan modal sendiri dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Perbandingan ini dicari untuk mengukur

kemampuan bank menanggung risiko-risiko yang mungkin terjadi sehingga

kebutuhan nasabah akan terjamin. Penelitian ini menggunakan data CAR yang diperoleh dari laporan perhitungan rasio keuangan yang dipublikasikan melalui internet. Menurut Susilo (2000:28) rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

2. Loan to Deposit Ratio (X2)

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio untuk mengukur komposisi

jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Menurut Kasmir (2006:272), rasio ini diukur dengan rumus:

3. Return on Equty (X3)

Return on Equity (ROE) adalah tingkat pengembalian atas investasi yang

(22)

membagi laba bersih dengan total modal sendiri (laba ditahan, agio saham, dan saham biasa). Menurut Kasmir (2006:280) rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

4. Non Performing Loans (X4)

Non Performing Loans (NPL) mencerminkan resiko bank atas kredit yang

tidak dapat dibayar kembali oleh para debiturnya. Untuk mendapatkan rasio NPL dapat diperoleh dengan rumus (Anggraeni,2003):

5. Firm Size (X5)

Firm Size mencerminkan ukuran perusahaan berdasarkan kapitalisasi

pasarnya. Perusahaan besar yang sudah mantap, dengan profitabilitas yang tinggi dan keuntungan teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal atau memperoleh macam-macam dana dari luar untuk pembiayaannya sementara perusahaan kecil yang masih baru (Sudjaja dan Inge, 2002:389). Firm Size (ukuran perusahaan) diwakili oleh log natural dari total aset.

Size = LnTA b. Variabel Dependen (Y)

(23)

individu (Rit), perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar (ΔRst), dan return pasar saham (Rmt).

Return saham individu tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan

rumus (Anggraeni, 2003):

Keterangan:

= Tingkat Return Saham Individual pada hari ke t = IHSI pada hari t

= IHSI pada hari t-1

Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar ini dapat diperoleh dengan menggunakan rumus (Anggraeni, 2003):

Keterangan:

= Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap USD pada hari ke t = Nilai tukar Rupiah terhadap USD pada hari ke t

= Nilai tukar Rupiah terhadap USD pada hari ke t-1

Return pasar dapat diperoleh dengan menggunakan rumus (Abdulah,

2005:151):

Keterangan:

= Tingkat keuntungan rata-rata pasar pada hari ke t = IHSG pada hari ke t

(24)

Selanjutnya eksposur fluktuasi nilai tukar ( ) pada masing-masing perusahaan dengan menggunakan model regresi sebagai berikut:

Keterangan:

= Return saham individu

= Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap USD = Return pasar saham

= Konstanta

= Koefisien eksposur fluktuasi nilai tukar = Koefisien regresi

e = Standard error

Untuk mendapatkan nilai eksposur, model regresi tersebut diolah dengan menggunakan bantuan SPSS 16.00 for Windows.

3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah industri perbankan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia periode 2004 sampai dengan 2009. Jumlah perusahaan perbankan yang pernah terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian sebanyak 35 perusahaan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Kriteria (pertimbangan) penarikan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah:

1. Emiten yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian. 2. Emiten yang memiliki data Indeks Harga Saham Individu yang lengkap

(25)

3. Emiten yang terus listing di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2004 sampai dengan 2009 (tidak pernah di-suspend).

Berdasarkan kriteria penarikan sampel diatas, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 15 perusahaan. Sampel tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2

Tabel 1.2

Nama perusahaan yang terdaftar di BEI yang dijadikan sampel

No Kode Nama Perusahaan Tanggal Listing

1 INPC 15 Juli 2002

4. Tempat dan Waktu penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui media internet dengan situs

b. Waktu Penelitian

(26)

5. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui situs referensi, surat kabar dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka berupa literatur, jurnal, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapatkan gambaran masalah yang akan diteliti serta melalui data sekunder berupa laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

7. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.

b. Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen, yaitu Capital Adequacy Ratio (X1), Loan to Deposit Ratio (X2),

(27)

variabel dependen yaitu Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan rumus:

= α + + + + + + e Dimana:

= Eksposur fluktuasi nilai tukar

α = konstanta

= Capital Adequacy Ratio = Loan to Deposit Ratio = Return on Equity = Non Performing Loans = Firm Size

b1,2,3,4,5 = Koefisien regresi variable independen

e = error term atau variable yang tidak diteliti.

Sebelum melakukan analisis regresi agar didapat perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik.

c. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi syarat agar persamaan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat diterima secara ekonometrik. Uji asumsi klasik ini dilaksanakan melalui uji normalitas data, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

(28)

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)”, yang dijelaskan oleh Ghozali (2005:115). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:

Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Bila signifikansi > 0,05 dengan α = 5% berarti distribusi data normal dan Ho diterima, sebaliknya bila nilai signifikan < 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan Ha diterima.

2. Uji Multikolinearitas

(29)

variabel independen. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matrik

korelasi variabel-variabel independen. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 5.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 1.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak autokorelasi positif Tolak 0 < DW < dl Tidak autokorelasi positif No Decision dl < DW > du Tidak autokorelasi negative Tolak 4 - dl < DW <4 Tidak autokorelasi negative No Decision 4 - du < DW < 4 - dl Tidak autokorelasi positif atau negative Tidak Ditolak du < DW < 4 - dl Keterangan : du = batas atas

dl = batas bawah

Sumber: Gujarati (1995:217)

4. Uji Heteroskedastisitas

(30)

heteroskedasitas. Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan uji glejser. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%, maka disimpulkan tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

d. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan besarnya variasi variabel dependen (variabel terikat) yang dipengaruhi oleh variasi variabel independen (variabel bebas). Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui koefisien determinasi multiple (koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas). Apabila nilai suatu regresi (mendekati satu), maka semakin baik regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak bias menjelaskan variabel dependen. Adjusted ini digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh factor-faktor yang ditimbulkan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel terikat.

e. Pengujian Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Uji – F (Uji Signifikansi Simultan)

(31)

Ho : bi = 0, artinya Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on

Equity, Non Performing Loans dan Firm Size secara simultan tidak berpengaruh

terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada perbankan di Bursa Efek Indonesia. Ha : bi ≠ 0, Artinya Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on

Equity, Non Performing Loans dan Firm Size secara simultan berpengaruh dan

signifikan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat signifikan (α) = 5%. Kriteria penelitian hipotesis pada uji-F ini adalah:

Ho diterima jika Fhitung≤ Ftabel dan Ha diterima jika Fhitung > Ftabel 2. Uji t (Uji Parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel independen secara parsial terhadap variasi variabel dependen.

Bentuk pengujiannya adalah:

H0 : bi = 0, artinya Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on

Equity, Non Performing Loans dan Firm Size secara parsial tidak berpengaruh

terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada perbankan di Bursa Efek Indonesia. Ha : bi ≠0, artinya Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on

Equity, Non Performing Loans dan Firm Size secara parsial berpengaruh dan

signifikan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada perbankan di Bursa Efek Indonesia.

(32)

Ha ditolak (H0 diterima) jika : - ttabel ≤thitung ≤ttabel

(33)

BAB II URAIAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul “The Foreign

Exchange Exposure pada Bank-Bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta”

menunjukkan adanya foreign exchange exposure yang dominan signifikan negatif (-), artinya bahwa melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing memberikan pengaruh negatif terhadap return saham. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on

Equity, Non Performing Loans, dan Firm Size secara simultan memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap foreign exchange exposure, secara parsial Loan to

Deposit Ratio, Return on Equity dan Non Performing Loans memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap foreign exchange exposure.

Kurniawati dan Anggraeni (2005) melakukan penelitian dengan judul “Forex Exposure Pada Berbagai Sektor Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Penelitian ini menggunakan sampel 164 perusahaan, dan 35 perusahaan yang terkena economic exposure. Penelitian ini menggunakan variabel bebas seperti Expot Ratio, Firm Size, Quick Ratio, Book-to-Market Value, Debt on

Equity Ratio dan Earning Variability. Penelitian ini menghasilkan variabel bebas

secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap economic

exposure. Firm Size mempunyai pengaruh negatif terhadap economic exposure,

(34)

mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat economic exposure yang dihadapi oleh perusahaan, dan hanya Export Ratio yang mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap economic exposure. Debt on Equity Ratio secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap tingkat economic

exposure yang dihadapi oleh perusahaan. Earning Variability secara partial

mempunyai pengaruh negatif terhadap economic exposure. Book-to-Market Value secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap tingkat

economic exposure yang dihadapi oleh perusahaan.

B. Pengertian Eksposur

Seberapa jauh suatu perusahaan dipengaruhi oleh perubahan kurs valuta asing secara umum disebut eksposur (Kuncoro, 1996:242). Menurut Faisal (2001:107) menyatakan bahwa exposure adalah tingkat dimana perusahaan dipengaruhi oleh perubahan kurs. Menurut Madura (2000:275) bahwa exposure transaksi, exposure ekonomi, dan exposure translasi.

(35)

C. Pengertian Eksposur Ekonomi

Resiko nilai tukar (exchange risk) merupakan sesuatu yang berbeda dari eksposur. Resiko nilai tukar merupakan variabilitas nilai perusahaan yang disebabkan oleh perubahan-perubahan mata uang yang tidak terantisipasi (resiko nilai tukar mencakup keberadaan perubahan-perubahan yang tidak pasti dari nilai perusahaan/variabilitas future cash flows perusahaan). Jika perusahaan tidak memiliki eksposur perusahaan, berarti perusahaan tidak memiliki resiko nilai tukar. Eksposur ekonomi berfokus pada dampak dari fluktuasi-fluktuasi mata uang terhadap nilai perusahaan (Faisal, 2001:125).

Madura (2000:243) mendefinisikan bahwa eksposur ekonomi adalah seberapa jauh nilai perusahaan (diukur dengan nilai sekarang dari harapan aliran kas) akan berubah bila kurs valuta asing berubah kearah yang tidak diharapkan.

Eksposur ekonomi tidak hanya mempengaruhi perusahaan multinasional saja. Perusahaan domestik murni juga dapat dipengaruhi oleh eksposur ini. Kondisi ini bisa terjadi jika perusahaan-perusahaan asing ikut beroperasi dalam pasar domestik, oleh sebab itu perusahaan domestik harus bersaing dengan perusahaan asing dalam merebut pasar, adanya fluktuasi nilai tukar akan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan harga dan laba rugi perusahaan (Anggraeni:2003).

(36)

(operating cash flows) dan pengukurannya membutuhkan perspektif jangka waktu yang lebih panjang (Faisal, 2001:126).

D. Mengukur Eksposur Ekonomi

Menurut Kuncoro (2003:273) metode analisis regresi yang diterapkan untuk mengukur eksposur ekonomi suatu perusahaan adalah:

a. Data historis aliran kas dan kurs, yaitu dinyatakan dalam persamaan regresi: PCF = ao + al PER + e

Keterangan:

PCF : Persentase perubahan aliran kas yang telah disesuaikan dengan inflasi yang diukur dalam mata uang lokal selama periode t

PER : Persentase perubahan kurs selama periode t

al : Koefisien Regres menunjukkan adanya derajat sensitivitas PCF dan PER

b. Bila suatu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai mata uang dan lebih memfokuskan pada sensitivitas total terhadap pergerakan mata uang daripada dampak satu mata uang, maka ia harus menkonsolidasi mata uangnya kedalam suatu indeks gabungan. Persamaan regresinya menjadi:

PCF = bo + b1 PERI + e Keterangan:

(37)

c. Beberapa perusahaan lebih suka menggunakan harga saham sebagai proksi dari nilai perusahaan dan penaksiran pemegang saham mengenai aliran kas dimasa mendatang, kemudian memperkirakan bagaimana harga sahamnya berubah sebagai akibat pergerakan mata uang (dalam model diatas mengganti PCF dengan persentase perubahan harga saham). Analisis regresi digunakan untuk menentukan bagaimana perubahan harga saham perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs. Model regresi yang dipilih adalah:

R = ao + al IHSG + a2 E +e Keterangan:

r : persentase perubahan harga saham perusahaan IHSG : persentase perubahan indeks harga saham gabungan E : persentase perubahan dari nilai setiao valas

a2 : eksposur ekonomi

E. Pengertian Nilai Tukar

Menurut Madura (2000:86) bahwa nilai tukar atau kurs mengukur suatu nilai valuta dari perspektif valuta lain. Penurunan valuta dinamakan depresiasi (depreciation) dan peningkatan valuta dinamakan apresiasi (apreciation).

(38)

lebih murah dinilai dalam US Dolar, artinya Rupiah mengalami depresiasi terhadap US Dolar (Kuncoro, 2003:114-117).

Menurut Faisal (2001:20) bahwa kurs (exchange rate) adalah harga mata uang (yang diekspresikan) terhadap mata uang lainnya. Kurs dapat diekspresikan sebagai sejumlah mata uang lokal yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing (disebut direct quote) atau sebaliknya sejumlah mata uang asing yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang lokal (disebut indirect quote).

F. Sistem Nilai Tukar

Sistem nilai tukar menurut Madura (2006:219-225) dapat dikategorikan dalam beberapa jenis berdasarkan seberapa kuat tingkat pengawasan pemerintah pada nilai tukar.

Secara umum nilai tukar dapat dibagi menjadi: a. Sistem Nilai Tukar Tetap (Fixed Exchange Rate)

Sistem nilai tukar tetap, nilai tukar mata uang dibuat konstan ataupun hanya diperbolehkan berfluktuasi dalam kisaran yang sempit. Apabila pada suatu saat nilai tukar mulai berfluktuasi terlalu besar, maka pemerintah akan melakukan intervensi untuk menjaga agar fluktuasi tetap berada dalam kisaran yang diinginkan.

(39)

diperbolhkan adanya fleksibilitas secara penuh. Pada kondisi nilai tukar mengambang, nilai tukar akan disesuaikan secara terus-menerus sesuai dengan kondisi penawaran dan permintaan dari mata uang tersebut.

c. Sistem Nilai Tukar Terikat (Pegged Exchange Rate)

Pada sistem nilai tukar terikat, mata uang lokal dikaitkan nilainya pada sebuah valuta asing atau pada sebuah jenis mata uang tertentu. Nilai mata uang lokal akan mengikuti fluktuasi dari nilai mata uang yang dijadikan ikatan tersebut.

G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar

Menurut Madura (2000:89) menyatakan bahwa nilai tukar equilibrium akan berubah sepanjang waktu seiring dengan berubahnya permintaan dan penawaran. Faktor-faktor yang menyebabkan berubahnya permintaan dan penawaran tersebut antara lain: laju inflasi ralatif, suku bunga relatif, tingkat pendapatan relatif, kontrol pemerintah, ekspektasi, dan interaksi antar faktor.

Teori disequilibrium dari kurs valas menyatakan bahwa perubahan kurs valas nominal disebabkan oleh guncangan-guncangan moneter yang mengarah pada perubahan-perubahan kurs valas riil, karena harga barang dan pasar uang menyesuaikan pada kecepatan yang berbeda. Teori equilibrium menyatakan bahwa perubahan-perubahan harga relatif, termasuk kurs valas disebabkan oleh guncangan-guncangan riil (real shocks) terhadap supply atau demand pada pasar barang (Faisal, 2001:31).

(40)

untuk negara Indonesia nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, terutama US Dolar sangat dipengaruhi oleh kestabilan kondisi keamanan dan politik dalam negeri. Pada kondisi dimana situasi politik memanas dan keamanan negara yang tidak stabil yang ditandai dengan kerusuhan-kerusuhan maka hal ini akan memberikan tekanan yang cukup kuat terhadap Rupiah di pasar valuta asing (Anggraeni, 2003).

Perkembangan kebijakan nilai tukar Indonesia sejak tahun 1978 sampai dengan Agustus 1997 Indonesia menganut sistem nilai tukar mengambang terkendali dan dalam perkembangannya muncul berbagai permasalahan yang telah memaksa Indonesia untuk secara bertahap menyesuaikan kebijakan nilai tukar hingga akhirnya beralih kesistem nilai tukar mengambang penuh.

Beberapa masalah yang dihadapi Indonesia dalam era nilai tukar mengambang penuh: (Goeltom, dalam Anggraeni):

a. Hilangnya kepercayaan dalam dan luar negeri terhadap sistem perbankan b. Rendahnya kepercayaan telah membuat harga diri instrumen keuangan

meningkat sedemikian tinggi sehingga secara ekonomis tidak layak digunakan.

(41)

H. Analisis Fundamental dan Rasio Keuangan

Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis. Data yang digunakan adalah data historis artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Company analysis para analisis fundamental mencoba memprediksi pertumbuhan laba dimasa yang akan datang, seperti kondisi ekonomi, kondisi keuangan yang tercermin melalui kinerja perusahaan.

Analisis fundamental dapat menggunakan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan akan melihat teknik analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.

Rasio keuangan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pendek. Rasio ini terbagi menjadi Current

Ratio, Quick Ratio, dan Net Working Capital.

2. Rasio Leverage

Rasio leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang, dimana rasio ini terbagi menjadi Debt Ratio, Debt

to Equity Ratio, Long-Term Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to

Capitalization Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage dan

Cash Return on Sales.

(42)

Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, terbagi menjadi Gross Profit Margin, Net Profit

Margin, Return on Assets, Return on Equity, dan Operating Ratio.

4. Rasio Pasar

Rasio pasar menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis persaham. Rasio ini terbagi menjadi Dividend per Share, Earning

per Share, Divident Payout Ratio, Price Earning Ratio, Book Value per Share,

(43)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk

PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk didirikan dengan nama PT Inter-Pacific Financial Corporation berdasarkan akta No. 12 tanggal 7 September 1973 di Jakarta. Bank beroperasi sebagai lembaga keuangan bukan bank pada bulan Januari 1975, beroperasi sebagai bank umum pada tanggal 24 Februari 1993. Pada tanggal 10 Juli 1990, bank melakukan Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat sejumlah 5.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham.

Kantor pusat berada di Gedung Artha Graha, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan. Menurut data per 31 Desember 2009, bank memiliki 34 kantor cabang, 39 kantor cabang pembantu, 8 kantor kas, 10 payment point, dan 56 Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Jumlah karyawan sebanyak 2.481 orang. Susunan kepemilikan saham terdiri dari :

1. PT. Cerana Arthaputra : 15,42% 2. PT. Arthamulia Sentosajaya : 9,63% 3. PT. Pirus Platinum Murni : 9,63% 4. PT. Puspita Bisnispuri : 9,63% 5. PT. Karya Nusantara Permai : 8,31%

(44)

B. PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk

PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk didirikan berdasarkan akta No. 49 tanggal 31 Juli 1989. Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 12 Januari 1990, dan tanggal 5 Desember 1997, status bank menjadi bank devisa. Pada tanggal 27 Juni 2002, bank melakukan Penawaran Umum Saham Perdana atas 500.000.000 saham Bank kepada masyarakat dengan nilai nominal per saham Rp100. Pada tanggal 15 Juli 2002 saham dicatat pada Bursa Efek Indonesia.

Kantor pusat Bank beralamat di Menara ICB Bumiputera, Jl. Probolinggo No.18 Menteng, Jakarta Pusat 10350. Menurut data per 31 Desember 2009, bank memiliki 15 kantor cabang, 23 kantor cabang pembantu, dan 39 kantor kas dan 5

payment point yang seluruhnya berlokasi di Indonesia. Jumlah karyawan

sebanyak 1.299 orang. Susunan kepemilikan saham terdiri dari: 1. ICB Financial Group Holdings AG : 67,07%

2. AJB Bumiputera : 5,98%

3. Masyarakat (masing-masingdi bawah 5%) : 26,95%

C. PT. Bank Eksekutif Internasional, Tbk

(45)

Kantor pusat bank beralamat di Jl. MH. Thamrin Kav. 9 Jakarta. Menurut data per 31 Desember 2009, bank memiliki 13 cabang dan 5 kantor cabang pembantu di Indonesia. Jumlah karyawan bank sebanyak 457 orang. Susunan pemilikan saham terdiri dari:

1. Lunardi Widjaja : 50,66%

2. Lusiana Widjaja : 14,48%

3. Irawati Wijaya : 4,76%

4. Sinthyawati Widjaja : 4,76%

5. Setiawan Widjaja : 4,60%

6. Masyarakat : 20,74%

D. PT. Bank Kesawan, Tbk

(46)

Kantor Pusat Bank berlokasi di Jl. Hayam Wuruk No. 33, Jakarta Pusat. Menurut data per 31 Desember 2009, bank mempunyai 1 kantor pusat non operasional, 11 kantor cabang, 21 kantor cabang pembantu dan 20 ATM di seluruh Indonesia. Jumlah karyawan bank sebanyak 554 orang. Susunan kepemilikan saham terdiri dari:

1. PT Adhi Tirta Mustika : 51,22%

2. PT Mallomo : 18,37%

3. PT Kapita Sekurindo : 6,49%

4. Lain-lain (masing-masing di bawah 5%) : 23,92%

E. PT. Bank Mandiri, Tbk

PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 dengan akta No. 10 tanggal 2 Oktober 1998. Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT. Bank Bumi Daya (Persero) (“BBD”), PT. Bank Dagang Negara (Persero) (“BDN”), PT. Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (“Bank Exim”) dan PT. Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (“Bapindo”).

(47)

F. PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk

PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk didirikan berdasarkan akta notaris No. 196 tanggal 7 September 1989. Ijin usaha sebagai bank tanggal 16 Maret 1990. Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 16 Maret 1990. Bank memperoleh ijin sebagai bank devisa pada tanggal 3 Juni 1993.

Bank melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) pada tanggal 7 Agustus 1997 dengan menawarkan 65 juta saham kepada masyarakat. Nilai nominal saham perdana Rp 500 (dalam Rupiah penuh). Saham dicatat pada Bursa Efek Jakarta tanggal 7 Agustus 1997.

Kantor pusat bank berlokasi di Mayapada Tower Jl. Jendral Sudirman Kav. 28, Jakarta. Menurut dat per 31 Desember 2009, bank memiliki 1 kantor pusat operasional (termasuk kantor pusat) serta 19 kantor cabang, 92 kantor cabang pembantu, 19 kantor kas dan 1 payment point. Jumlah karyawan bank sebanyak 1.915 orang.

G. PT. Bank Mega, Tbk

(48)

nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per saham. Pada tanggal 17 April 2000 dicatat di Bursa Efek Indonesia.

Kantor pusat bank beroperasi di Menara Bank Mega, Jl. Kapten Tendean 12-14A, Jakarta. Menurut data per 31 Desember 2009, bank memiliki 107 kantor cabang, 152 kantor cabang pembantu. Susunan kepemilikan saham terdiri dari:

1. PT. Mega Corpora : 57,82%

2. Publik – masing-masing dibawah 5% : 42,18%

H. PT. Bank Negara Indonesia, Tbk

PT. Bank Negara Indonesia, Tbk awalnya didirikan di Indonesia sebagai bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia”. Selanjutnya, berdasarkan Undang-undang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Pada tanggal 28 Oktober 1996, BNI melakukan Penawaran Umum Saham Perdana atas 1.085.032.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp500 (nilai penuh) per saham kepada masyarakat. Saham diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya tanggal 25 November 1996.

(49)

York. Jumlah pegawai BNI dan anak perusahaan sebanyak 19.219 orang (tetap 18.437 orang dan honorer 782 orang).

I. PT. Bank CIMB Niaga, Tbk

PT. Bank CIMB Niaga, Tbk didirikan di Indonesia berdasarkan Akta No. 90 di Jakarta tanggal 26 September 1955. Pada tanggal 28 Mei 2008, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank menyetujui perubahan nama menjadi PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. Pada tanggal 11-19 Oktober 1989, Bank CIMB Niaga melakukan Penawaran Umum Saham Perdana atas 5.000.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal per lembar saham Rp 1.000 (nilai penuh). Pada tanggal 29 Nopember 1989 saham tersebut dicatat pada Bursa Efek Indonesia.

Kantor Pusat berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav. 58, Jakarta. Menurut data per 31 Desember 2009, bank memiliki 181 kantor cabang, 436 kantor cabang pembantu, 30 kantor pembayaran, 11 Unit cabang Syariah domestik dan 505 kantor layanan Syariah.

J. PT. Bank OCBC NISP, Tbk

(50)

biasa dengan nilai nominal per lembar saham Rp 1.000 (nilai penuh). Pada tanggal 20 Oktober 1994 saham tersebut dicatat pada Bursa Efek Indonesia.

Kantor Pusat Bank beralamat di Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 25 (Casablanca), Jakarta. Menurut data per 31 Desember 2009, bank mempunyai 45 kantor cabang, 289 kantor cabang pembantu, 27 kantor kas dan 1 kantor cabang syariah. Jumlah karyawan sebanyak 5.510 orang. Sebanyak 5.756.428.602 lembar saham Bank telah dicatat pada Bursa Efek Indonesia. Susunan kepemilikan saham terdiri dari: 1. OCBC Overseas Investment Pte. Ltd : 74,73%

2. International Finance Corporation : 7,17% 3. Komisaris Bank (Pramukti Surjaudaja) : 0,00% 4. Direksi Bank - P. Surjaudaja dan H. Juganda : 0,02% 5. Pemegang saham lainnya (di bawah 5%) : 18.08%

K. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk

(51)

Kantor pusat beralamat di Jalan. Ir. H. Juanda No. 95 Bandung. Menurut data per 31 Desember 2009, bank memiliki 1 kantor pusat, 9 kantor cabang, 24 kantor cabang pembantu/kantor kas, 13 kantor payment point. Jumlah karyawan sebanyak 739 orang. Susunan kepemilikan saham terdiri dari:

1. ACOM.CO.LTD : 55,68%

2. The Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ, LTD : 20,00% 3. PT. Hermawan Ladang Arta : 7,50% 4. PT. Hermawan Sentral Investama : 7,50% 5. Pemegang saham lainnya (di bawah 5% ) : 9,32%

L. PT. Bank Pan Indonesia, Tbk

PT. Bank Pan Indonesia, Tbk didirikan dengan akta No. 85 tanggal 17 Agustus 1971. Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Agustus 1971, dan pada tanggal 21 April 1972 bank telah mendapat persetujuan menjadi bank devisa. Pada tanggal 28 Oktober 1982, Bank melakukan Penawaran Umum Saham Perdana atas 1.637.500 saham Bank kepada masyarakat.

Kantor pusat bank beralamat di Gedung Panin Centre Jl. Jend. Sudirman, Jakarta. Menurut data per 31 Desember 2009 bank berkedudukan di Jakarta dengan 46 kantor cabang di Indonesia, 1 cabang di Cayman Islands dan 1 kantor perwakilan di Singapura. Jumlah karyawan rata-rata 4.642 orang. Susunan kepemilikan saham terdiri dari:

1. PT. Panin Life, Tbk : 45,92%

(52)

3. Masyarakat (masing-masingdi bawah 5%) : 15,60%

M.

PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk

PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk didirikan pada tanggal 18 Desember 1968 berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 1968. Pada tanggal 29 April 1992, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun 1992. Pada tanggal 31 Oktober 2003 dilakukan Penawaran Umum Saham Perdana (Initial Public Offering (“IPO”)) sebesar 3.811.765.000 lembar saham biasa BRI.

Kantor pusat BRI berlokasi di Gedung BRI I, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta. Menurut data per 31 Desember 2009, jumlah karyawan BRI sebanyak 36.998 orang.

N.

PT. Bank Swadesi, Tbk

PT. Bank Swadesi, Tbk didirikan tahun 1968 berdasarkan akta No. 20 tanggal 28 September 1968, dengan nama PT. Bank Pasar Swadesi. Bank mendapat ijin usaha sebagai bank umum tanggal 16 Agustus 1989 dan pada tanggal 12 Oktober 1994 bank memperoleh izin sebagai Bank Devisa. Pada tanggal 12 April 2002, bank melakukan Penawaran Umum Saham Perdana atas 60.000.000 saham biasa dengan nilai nominal per saham Rp 200. Pada tanggal 1 Mei 2002 saham dicatat di Bursa Efek Jakarta.

(53)

1. Bank of India : 76,00% 2. PT. Panca Mantra Jaya : 17,12% 3. Tn. Prakash Rupchand Chugani : 1,61% 4. Masyarakat (di bawah 5%) : 5,27%

O.

PT. Bank Victoria International, Tbk

PT. Bank Victoria International, Tbk didirikan pada tanggal 28 Oktober 1992 berdasarkan Akta No. 71 dan diperbaiki Akta No. 30 tanggal 8 Juni 1993. Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Oktober 1994, dan memperoleh ijin usaha sebagai pedagang valuta asing tanggal 25 Mei 1997.

Kantor pusat Bank berlokasi di Jakarta dengan alamat Gedung Bank Panin Lantai Dasar, Jalan Jenderal Sudirman No. 1, Jakarta Selatan. Menurut data per 31 Desember 2009, bank memiliki 1 kantor pusat, 1 kantor cabang utama, 63 kantor cabang pembantu dan 11 kantor kas. Jumlah karyawan tetap sebanyak 305 orang. Susunan kepemilikan saham terdiri dari:

1. PT. Victoria Sekuritas : 43,73% 2. PT. Suryayudha Investindo Cipta : 7,09%

3. PT. Nata Patindo : 4,34%

4. Suzanna Tanojo : 17,14%

(54)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

1. Deskripsi Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009

Eksposur fluktuasi nilai tukar pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2009 dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar (β1) Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009

No Kode 2004 2005 2006 2007 2008 2009 rata-rata

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (diolah)

Tabel 4.1 ini menggambarkan nilai variabel eksposur fluktuasi nilai tukar pada masing-masing perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia selama periode penelititan yaitu tahun 2004 sampai dengan 2009. Besarnya nilai eksposur

(55)

sensitivitas return saham individu terhadap perubahan nilai tukar. Pengukuran yang dilakukan terhadap 15 perusahaan perbankan selama periode penelitian, ditemukan adanya eksposur fluktuasi nilai tukar baik arah positif (+) maupun negatif (-), artinya bahwa perubahaan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing US Dolar memberikan pengaruh terhadap return saham.

Nilai eksposur pada tahun 2004 dengan arah paling negatif dimiliki oleh PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk (MAYA) sebesar -2.3750. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk (MAYA) merupakan perusahaan yang paling terpengaruh oleh melemahnya nilai tukar terhadap US Dolar pada tahun 2004.

Nilai eksposur pada tahun 2005 dengan arah paling negatif dimiliki oleh PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk (MAYA) sebesar -5.0550. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk (MAYA) merupakan perusahaan yang paling terpengaruh oleh melemahnya nilai tukar terhadap US Dolar pada tahun 2005.

Nilai eksposur pada tahun 2006 dengan arah paling negatif dimiliki oleh PT. Bank Eksekutif Internasional, Tbk (BEKS) sebesar -2.4340. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Eksekutif Internasional, Tbk (BEKS) merupakan perusahaan yang paling terpengaruh oleh melemahnya nilai tukar terhadap US Dolar pada tahun 2006.

(56)

perusahaan yang paling terpengaruh oleh melemahnya nilai tukar terhadap US Dolar pada tahun 2007.

Nilai eksposur pada tahun 2008 dengan arah paling negatif dimiliki oleh PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk (BABP) sebesar -0.6780. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk (BABP) merupakan perusahaan yang paling terpengaruh oleh melemahnya nilai tukar terhadap US Dolar pada tahun 2008.

Nilai eksposur pada tahun 2009 dengan arah paling negatif dimiliki oleh PT. Bank Swadesi, Tbk sebesar -1.0720. hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank Swadesi, Tbk (BSWD) merupakan perusahaan yang paling terpengaruh oleh melemahnya nilai tukar terhadap US Dolar pada tahun 2009.

2. Deskripsi Capital Adequacy Ratio Pada Industri Perbankan Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia 2004-2009

Capital Adequacy Ratio pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia

selama periode 2004-2009 dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2

Capital Adequacy Ratio Pada Industri Perbankan

di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009

(57)

Tabel 4.2

Capital Adequacy Ratio Pada Industri Perbankan

di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009 (lanjutan)

No Kode 2004 2005 2006 2007 2008 2009 rata-rata

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (diolah)

Tabel 4.2 ini menggambarkan nilai variabel Capital Adequacy Ratio pada masing-masing perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2004 sampai dengan tahun 2009. Nilai Capital Adequacy

Ratio pada tabel ini dapat dilihat mengalami kenaikan atau penurunan pada setiap

tahun penelitian. Capital Adequacy Ratio diukur dengan membandingkan modal sendiri dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Nilai rata-rata

Capital Adequacy Ratio terendah dimiliki ole

dimiliki oleh

Nilai Capital Adequacy Ratio tertinggi pada tahun 2004 dimiliki oleh

Adequacy Ratio terendah pada tahun 2004 dialami oleh

Nilai Capital Adequacy Ratio tertinggi pada tahun 2005 dimiliki oleh

Adequacy Ratio terendah pada tahun 2005 dialami oleh

(58)

Nilai Capital Adequacy Ratio tertinggi pada tahun 2006 dimiliki oleh

Adequacy Ratio terendah pada tahun 2006 dialami oleh

Nilai Capital Adequacy Ratio tertinggi pada tahun 2007 dimiliki oleh

Capital Adequacy Ratio terendah pada tahun 2007 dialami oleh

Nilai Capital Adequacy Ratio tertinggi pada tahun 2008 dimiliki oleh

Adequacy Ratio terendah pada tahun 2008 dialami oleh

Nilai Capital Adequacy Ratio tertinggi pada tahun 2009 dimiliki oleh

Adequacy Ratio terendah pada tahun 2009 dialami oleh

3. Deskripsi Loan to Deposit Ratio (LDR) Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009

Loan to Deposit Ratio pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia

(59)

Tabel 4.3

Loan to Deposit Ratio (LDR) Pada Industri Perbankan

di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009

No Kode 2004 2005 2006 2007 2008 2009 rata-rata

Tabel 4.3 ini menggambarkan nilai variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) pada masing-masing perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2004 sampai dengan tahun 2009. Nilai Loan to

Deposit Ratio (LDR) pada tabel ini dapat dilihat mengalami kenaikan atau

penurunan pada setiap tahun penelitian. Loan to Deposit Ratio (LDR) diukur dengan perbandingan total loans dengan jumlah total deposit dan equitiy. Nilai rata-rata LDR terendah dimiliki oleh yaitu sebesar 0.5128 (51.28%), sedangkan nilai rata-rata tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk (MAYA)

(60)

nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) terendah pada tahun 2004 dialami oleh

Nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) tertinggi pada tahun 2005 dimiliki oleh nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) terendah pada tahun 2005 dialami oleh

Nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) tertinggi pada tahun 2006 dimiliki oleh PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk (BABP) sebesar 0.8742 (87.42%), dan nilai

Loan to Deposit Ratio (LDR) terendah pada tahun 2006 dialami oleh

Nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) tertinggi pada tahun 2007 dimiliki oleh PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk (MAYA) sebesar 1.0388 (103.88%), dan nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) terendah pada tahun 2007 dialami oleh

Nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) tertinggi pada tahun 2008 dimiliki oleh PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk (MAYA) sebesar 1.0022 (100.22%), dan nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) terendah pada tahun 2008 dialami oleh PT. Bank Victoria International, Tbk (BVIC) yaitu sebesar 0.5346 (53.46%).

Nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) tertinggi pada tahun 2009 dimiliki oleh

Deposit Ratio (LDR) terendah pada tahun 2009 dialami oleh PT. Bank Victoria

(61)

4. Deskripsi Return on Equity (ROE) Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009

Return on Equity pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia selama

periode 2004-2009 dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4

Return on Equity (ROE) Pada Industri Perbankan

di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009

No Kode 2004 2005 2006 2007 2008 2009 rata-rata

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (diolah)

Tabel 4.4 ini menggambarkan nilai variabel Return on Equity (ROE) pada masing-masing perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2004 sampai dengan tahun 2009. Nilai Return on Equity (ROE) pada tabel ini dapat dilihat mengalami kenaikan atau penurunan pada setiap tahun penelitian. Return on Equity (ROE) diukur dengan perbandingan

earning after tax dengan total equity. Nilai rata-rata ROE terendah dimiliki oleh

(62)

sedangkan nilai rata-rata tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia, T

Nilai Return on Equity (ROE) tertinggi pada tahun 2004 dimiliki PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BBRI) sebesar 0.4276 (42.76%), dan nilai Return on

Equity (ROE) terendah pada tahun 2004 dialami ole

(BKSW) yaitu sebesar 0.0319 (03.19%).

Nilai Return on Equity (ROE) tertinggi pada tahun 2005 dimiliki PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BBRI) sebesar 0.3800 (38.00%), dan nilai Return on

Equity (ROE) terendah pada tahun 2005 dialami oleh PT. Bank Eksekutif

Internasional, Tbk (BEKS) yaitu sebesar -0.4063 (-40.63%).

Nilai Return on Equity (ROE) tertinggi pada tahun 2006 dimiliki PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BBRI) sebesar 0.3375 (33.75%), dan nilai Return on

Equity (ROE) terendah pada tahun 2006 dialami oleh PT. Bank Eksekutif

Internasional, Tbk (BEKS) yaitu sebesar -0.1629 (-16.29%).

Nilai Return on Equity (ROE) tertinggi pada tahun 2007 dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BBRI) sebesar 0.3164 (31.64%), dan nilai Return

on Equity (ROE) terendah pada tahun 2007 dialami oleh PT. Bank Eksekutif

Internasional, Tbk (BEKS) yaitu sebesar 0.0101 (1.01%).

Nilai Return on Equity (ROE) tertinggi pada tahun 2008 dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BBRI) sebesar 0.3450 (34.50%), dan nilai Return

on Equity (ROE) terendah pada tahun 2008 dialami oleh PT. Bank Eksekutif

(63)

Nilai Return on Equity (ROE) tertinggi pada tahun 2009 dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BBRI) sebesar 0.3522 (35.22%), dan nilai Return

on Equity (ROE) terendah pada tahun 2009 dialami oleh PT. Bank Eksekutif

Internasional, Tbk (BEKS) yaitu sebesar -1.6751 (-167.51%).

5. Deskripsi Non Performing Loans (NPL) Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009

Non Performing Loans pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia

selama periode 2004-2009 dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5

Non Performing Loans (NPL) Pada Industri Perbankan

di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009

No Kode 2004 2005 2006 2007 2008 2009 rata-rata

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (data diolah)

Gambar

Tabel 1.1 Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap
Tabel 1.2  Nama perusahaan yang terdaftar di BEI yang dijadikan sampel
Tabel 4.1 ini menggambarkan nilai variabel eksposur fluktuasi nilai tukar
Tabel 4.2 ini menggambarkan nilai variabel Capital Adequacy Ratio pada
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karenanya penguasaan konsep dasar Akidah Akhlak, serta landasan dan implementasinya dalam pembelajaran di kelas patut pula diberikan kepada mahasiswa calon

Berdoalah agar umat Kristen membawa dampak bagi hidup orang banyak di sekitar mereka, khususnya saat mereka belajar tentang pengampunan di tengah kekerasan yang kerap terjadi

yang diperoleh dapat dikatakan bahwa konsentrasi hamabatan minimum ekstrak tersebut adalah 500 ppm, dan konsentrasi ekstrak 700 ppm mempunyai daya hambat yang

Massa katoda praktis lebih kecil pada massa katoda teoritis yang ditunjukkan pada grafik 9 menit ke-4 dapat disebabkan oleh pengadukan yang terlalu cepat, sehingga kation

Music Therapy is the specialized use of music in the service of individuals with needs in mental health, physical health, habilitation, rehabilitation or special education..

Hasil uji hipotesis pada penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Wibowo, dkk (2017) dengan judul “ Penambahan Kinesio taping pada Latihan

Untuk penyiapan limbah reflektor sebelum pengiriman dilakukan pengelolaan limbah reflektor yang meliputi tahapan kegiatan pemetaan radiasi pada boks penyimpan

Kekuatan tekan beton tertinggi dicapai oleh campuran WPF C yang memiliki kandungan serat limbah spanduk flex banner sebesar 1%, kuat tekan beton pada 28 hari