• Tidak ada hasil yang ditemukan

MPEG Musical Slide Show Application Format untuk Format Penyimpanan dan Pengayaan Data Multimedia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MPEG Musical Slide Show Application Format untuk Format Penyimpanan dan Pengayaan Data Multimedia"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

MPEG Musical Slide Show Application Format untuk Format Penyimpanan dan Pengayaan Data Multimedia

Houari Sabirin

1

, Munchurl Kim

2

1

Department of Information and Communications Engineering, Korea Advanced Institute of Science and Technology

2

Department of Electrical Engineering, Korea Advanced Institute of Science and Technology

1

[email protected],

1

[email protected],

2

[email protected],

2

[email protected]

Abstrak

Makalah ini memberikan tinjauan teknis dari salah satu produk standardisasi terbaru di badan standardisasi internasional, yakni ISO/IEC 23000-4 Musical Slide Show Application Format. Standar ini memberikan spesifikasi bagaimana data multimedia berupa audio MP3, citra JPEG, teks terwaktu 3GPP dan metadata dapat disimpan secara terstruktur serta memberikan spesifikasi bagaimana sinkronisasi pemutaran MP3, JPEG dan teks 3GPP dapat dilakukan. Selain itu, standar ini juga memberikan spesifikasi untuk melindungi dan melakukan tata kelola terhadap konten multimedia tersebut untuk mendukung pendistribusian konten secara legal bagi model bisnis baru di bidang multimedia.

Kata Kunci : MPEG, MPEG-A, Multimedia Application Format, Slide Show, MP3

Abstract

This paper provides technical overview of one of the latest standardization product from ISO called ISO/IEC 23000-4 Musical Slide Show Application Format. This standard specifies how multimedia data of MP3 audio, JPEG images, 3GPP timed texts and metadata can be stored in structured way as well as to provide the method of playing the MP3, JPEG and 3GPP timed texts in synchronized manner. In addition, this standard also specifies the method to protect and govern the multimedia contents to support legal content distribution in new multimedia business model.

Keywords : MPEG, MPEG-A, Multimedia Application Format, Slide Show, MP3 1. Pendahuluan

Format kompresi MP3 (MPEG-1/2 Audio Layer III) saat ini sangat populer digunakan seiring dengan makin banyaknya pemutar MP3 dengan harga yang terjangkau. MP3 merupakan format kompresi yang memungkinkan suatu data audiodisimpan dengan ukuran yang sangat ringkas.

Selain data audio, suatu file MP3 juga menampung data tambahan (metadata) yang berisi informasi tentang konten yang terkandung dalam data audio misalnya judul lagu, nama penyanyi, judul album, tahun diterbitkan dan lain-lain, melalui metadata ID3.Di dalam metadata ID3 tersebut dapat pula disimpan data citra yang berkaitan dengan data audio, misalnya ilustrasi sampul atau foto sang artis.

Namun saat ini, spesifikasi metadata tersebut hanya dapat menampung satu buah data citra.

Untuk memperkaya pemanfaatan data MP3 tidak hanya sebatas sebagai penyimpan data audio, MPEG telah mengembangkan sebuah format penyimpanan standar baru yang tidak hanya memberikan spesifikasi untuk data audio. Standar ini, yang diberi nama MPEG-A Part 4: Musical Slide Show Application Format (MSS AF), merupakan format penyimpanan data yang memungkinkan data audio MP3 disimpan bersama-sama dengan

kumpulan data citra JPEG, teks terwaktu (timed text) dalam format 3GPP, serta spesifikasi metadata untuk menyimpan informasi tentang konten audio, perlindungan dan pengelolaan data [1].

Dalam standar tersebut ditentukan bagaimana caranya data MP3 disimpan bersama-sama dengan data JPEG, 3GPP serta metadata pendukung agar dapat digunakan secara sinkron. Selain itu, ditentukan pula mekanisme pengelolaan dan perlindungan data berdasarkan MPEG-21 Multimedia Framework.

Pembahasan MSS AF pada makalah ini

disusun sebagai berikut: bagian ke-2 akan

memberikan tinjauan sekilas mengenai standardisasi

MPEG-A; pada bagian ke-3 akan diuraikan format

penyimpanan yang digunakan pada standar MSS AF

dan mekanisme penyimpanan dan pemutaran file

MSS AF. Bagian ke-4 akan menguraikan

pemanfaatan teknologi MPEG-7 untuk deskripsi

konten dan MPEG-21 untuk pengelolaan dan

perlindungan konten. Bagian ke-5 memberikan

contoh kasus pemanfaatan MSS AF dan bagian ke-

6memberikan kesimpulan dari makalah ini.

(2)

2 2. Sekilas Tentang MPEG-A

MPEG (Moving Picture Experts Group) adalah bagian dari badan standardisasi internasional (ISO) yang menangani masalah teknologi informasi, tepatnya untuk menentukan standar kompresi dan transmisi audio dan video. Beberapa standar dari MPEG yang telah banyak digunakan selain MP3 diantaranya adalah MPEG-1 Video yang umum digunakan pada VCD, MPEG-2 Video yang digunakan sebagai format kompresi video pada DVD, dan MPEG-4 AVC yang umum digunakan untuk video streaming.

ISO/IEC 23000 MPEG-A Multimedia Application Format (MAF) adalah salah satu produk standar terbaru dari MPEG yang bertujuan untuk menentukan format penyimpanan bagi beragam jenis data digital (audio, video, citra, teks, dokumen, metadata, dll.) dalam satu file [2]. Format digital data yang didukung dalam MAF dapat berupa teknologi MPEG seperti MP3 atau MPEG-4 Video maupun dari luar MPEG seperti JPEG atau 3GPP.

Standar MAF terdiri dari 12 bagian yang 11 diantaranya mengatur format penyimpanan data sesuai dengan aplikasi targetnya, misalnya album foto, sistem pengarsipan, konten penyiaran digital, dll. (bagian pertama dari MAF memberikan tunjauan teknis dari MAF).

Tujuan dari dikembangkannya MAF adalah untuk memungkinkan format penyimpanan yang mendukung interoperabilitas, pertukaran (exchange) serta manajemen beragam konten multimedia.

Dengan demikian, konten multimedia untuk suatu aplikasi tertentu yang dibuat oleh suatu pengembang atau pengguna dapat digunakan oleh pengguna lain yang menggunakan perangkat yang berbeda.

Contohnya, untuk MSS AF ini, produser konten dapat membuat file MSS AF yang dapat digunakan oleh pengguna-pengguna yang menggunakan PC maupun perangkat portable.

3. Format File

Format penyimpanan data pada MSS AF mengikuti aturan yang ditetapkan pada standar ISO Base Media File Format (ISO FF). Dalam spesifikasi ISO FF, semua data disimpan dalam suatu struktur berorientasi objek yang diberi nama “box”. Suatu box memiliki sintaks dan semantik yang menentukan data apa yang disimpan dan bagaimana cara menggunakannya. Spesifikasi ISO FF menentukan beragam jenis box yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan suatu aplikasi.

Setiap box memiliki struktur sebagai berikut: 4 bytes pertama digunakan untuk menyimpan ukuran (dalam bytes) suatu box, 4 bytes kedua digunakan untuk menyimpan identitas suatu box dalam 4 karakter, dan sisanya terstruktur sesuai dengan jenis suatu box.

Suatu box dapat pula mengandung lebih dari satu jenis box lain sesuai dengan kebutuhannya.

Dalam struktur file berbasis ISO FF, suatu file umumnya disusun atas tiga jenis box utama: file type

box (diberi identitas ‘ftyp’), movie presentation box (‘moov’), dan media data box (‘mdat’). Box ‘ftyp’

digunakan untuk menentukan jenis data dan struktur penyimpanan data yang digunakan pada file tersebut.

Aplikasi pemutar file berbasis ISO FF dapat mengetahui kegunaan dan cara menggunakan file tersebut dengan melihat tipe file-nya.

Box ‘moov’ digunakan untuk menyimpan metadata berupa informasi pewaktu (timing information) yang digunakan untuk menentukan bagaimana suatu data dapat diputar (playback). Pada box ini tersimpan informasi yang menentukan kapan dan untuk berapa lama suatu sampel data harus diputar. Adapun data fisik dari suatu konten pada file berbasis ISO FF disimpan pada box ‘mdat’. Pada umumnya data kontent disimpan dalam partisi yang diberi nama chunk. Satu chunk memiliki informasi pewaktu pada satu tabel waktu di box ‘moov’. Untuk mengetahui lebih detil dari penggunaan box pada ISO FF, pembaca dapat mengacu pada [3].

Struktur box pada file MSS AF dapat dilihat pada Gambar 1. Di sana terlihat, selain tiga box utama, terdapat pula box-box lain di dalam box utama. Pada box ‘moov’ terdapat: metadata box (‘meta’) yang berfungsi untuk menyimpan metadata berupa lokasi dan informasi konten data yang tersimpan pada file, dan juga instansiasi metadata tekstual dalam bentuk XML; dan tiga buah track box (‘trak’) yang berfungsi untuk menyimpan informasi pewaktu bagi setiap konten data, di mana masing- masing box ‘trak’ berisi media information box (‘mdia’) untuk menyimpan informasi pewaktu tersebut, dan sebuah box ‘meta’ untuk menyimpan metadata khusus bagi konten yang dirujuk oleh box

‘trak’ tersebut. Box ‘mdat’ pada file MSS AF digunakan untuk menyimpan sampel MP3, kumpulan citra JPEG serta kumpulan teks berformat 3GPP.

ftyp moov

trak 1 mdia meta

iloc xml trak 2

mdia

mdat

Konten MP3

Konten koleksi JPEG

Konten teks 3GPP trak 2

mdia

Gambar 1.Struktur box pada file MSS AF.

Garismerahmenunjukkanrujukan data fisikpada metadata informasipresentasi data

3.1 PenyimpananKonten MSS AF

Berdasarkan struktur file yang telah dijelaskan,

konten-konten MSS AF disimpan berdasarkan

aturan yang ditentukan pada ISO FF. Data MP3

disimpan pada box ‘mdat’ dengan mempartisi data

tersebut ke dalam unit akses. Setiap unit akses

(3)

3 memiliki relasi dengan satu entri informasi pewaktu di box ‘trak’ untuk MP3. Penjelasan lebih lanjut tentang penyimpanan data MP3 pada ISO FF (lebih dikenal dengan MP3onMP4) dapat dirujuk pada [1].

Pada MSS AF, lebih dari satu buah citra JPEG digunakan pada slide show. Setiap citra JPEG akan ditampilkan pada waktu dan durasi yang dapat ditentukan pada saat file MSS AF dibuat. Untuk itu, satu data JPEG direlasikan dengan satu entri informasi pewaktu di box ‘trak’ untuk JPEG. Hal yang sama juga berlaku untuk teks berformat 3GPP, di mana satu sampel teks dan informasi rendering- nya direlasikan dengan satu entri informasi pewaktu pada box ‘trak’ untuk 3GPP.

Teks berformat 3GPP disimpan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan pada [4]. Pada box

‘mdat’, urutan karakter untuk teks disimpan pada sebuah array bersama dengan format tampilannya, misalnya warna tulisan, jenis huruf, dan ukuran huruf. Sedangkan pada box ‘trak’ untuk 3GPP, selain informasi pewaktu, disimpan pula format tampilan default dari suatu teks, termasuk informasi bagaimana suatu teks harus ditampilkan. Misalnya, posisi teks pada layar, ukuran area penampilan teks, jenis huruf, cara menayangkan teks, dan lain-lain.

Agar perangkat pemutar MSS AF dapat mengetahui lokasi dan besarnya suatu chunk dari sampel data konten, informasi lokasi dan ukuran data konten disimpan pada item location box (‘iloc’) dan item information box (‘iinf’) pada box ‘meta’ di dalam box ’moov’. Satu entri pada box ‘iloc’ dan

‘iinf’ merepresentasikan masing-masing satu data MP3, satu data JPEG, dan satu data teks 3GPP.

Contohnya, jika suatu file MSS AF berisi satu data MP3, lima buah citra JPEG, dan teks 3GPP, maka box ‘iloc’ dan ‘iinf’ akan mengandung tujuh buah entri data.

Untuk memperkaya penampilan citra JPEG, MSS AF mendukung penggunaan MPEG-4 Lightweight Application Scene Representation (LASeR). MPEG-4 LASeR merupakan metadata yang menyimpan deskripsi bagaimana suatu data visual ditampilkan di layar. Pada MSS AF, MPEG-4 LASeR digunakan untuk menentukan bagaimana citra JPEG di-render pada saat berpindah dari satu citra ke citra berikutnya. Misalnya dengan pembesaran atau pengecilan (zoom in, zoom out), pemutaran (rotation) atau pergeseran (translation).

Data MPEG-4 LASeR disimpan pada file MSS AF dalam bentuk instansiasi XML dan disimpan pada xml box (‘xml') pada box ‘meta’ di dalam box

‘moov’.

3.2 Pemutaran Konten MSS AF

Sebuah perangkat pemutar MSS AF dapat memutar konten MSS AF sesuai dengan mekanisme berikut ini. Pertama-tama informasi jenis file pada box ‘ftyp’

harus terlebih dahulu diverifikasi. Jika jenis file yang tercantum pada box ‘ftyp’ sesuai dengan

spesifikasi MSS AF, maka pembacaan file MSS AF dapat dilanjutkan.

Selanjutnya, entri konten pada box ‘iloc’ dan

‘iinf’ dibaca untuk menentukan lokasi dan ukuran data konten-konten MSS AF yang tersimpan.

Setelah suatu konten data ditemukan, misalnya data MP3, maka data tersebut akan diputar sesuai dengan informasi pewaktu yang disimpan pada box ‘moov’.

Pemutaran konten-konten MSS AF mengikuti aturan sinkronisasi di mana citra JPEG dan teks 3GPP akan ditampilkan di layar sesuai dengan waktu (timestamp) dari MP3.

Ketika tampilan citra JPEG berpindah dari satu citra ke citra berikutnya, pemutar MSS AF akan memeriksa apakah data MPEG-4 LASeR tersedia pada file MSS AF dan apakah perangkat pemutar mendukung format penyajian menggunakan MPEG- 4 LASeR. Jika kedua syarat tersebut terpenuhi, maka penyajian citra JPEG di layar pada saat transisi akan ditampilkan menggunakan animasi sesuai yang dideskripsikan pada MPEG-4 LASeR. Gambar 2 mengilustrasikan pengsinkronisasian konten-konten pada MSS AF.

· · ·

animasi animasi animasi animasi

waktu MP3

Teks 1 Teks 2 Teks 3

· · ·

0det 0det

5det 12det 20det

10det 14det

Teks 4

22det

Gambar 2.Sinkronisasianimasi, citra JPEG, danteks 3GPP sesuaiwaktupemutaran MP3

4. Metadata

Penggunaan metadata pada MSS AF memanfaatkan kerangka kerja yang telah ditentukan pada MPEG-7 dan MPEG-21. Pada intinya, teknologi MPEG-7 menyediakan standar bagi struktur instantiasi metadata dalam bentuk XML yang dapat digunakan untuk menyimpan deskripsi suatu konten, misalnya deskripsi informasi penciptaan (creation information description), deskripsi informasi pembuat konten (creator/author information description), deskripsi visual (visual description), deskripsi audio (audio description), deskripsi semantik (semantic description), riwayat penggunaan konten (usage history), dan lain-lain. Sedangkan teknologi MPEG- 21 menyediakan standar bagi tata kelola konten sebagai suatu item digital yang dapat memiliki struktur deklarasi (digital item declaration), perlindungan (intellectual property management and protection), lisensi (rights expression language), dan lain-lain. Spesifikasi MSS AF memanfaatkan sebagian spesifikasi yang ada pada MPEG-7 dan MPEG-21 sesuai dengan kebutuhannya.

4.1 Penggunaan MPEG-7

(4)

4 Spesifikasi MSS AF mensyaratkan penggunaan MPEG-7 Multimedia Description Scheme (MDS) [5]

untuk penyimpan deskripsi konten secara umum dan MPEG-7 Visual [6] untuk penyimpanan deskripsi konten visual. MPEG-7 memberikan spesifikasi set- set elemen-elemen XML yang digunakan untuk mendeskripsikan informasi umum yang berkaitan dengan konten multimedia. Elemen-elemen dalam MPEG-7 diberi istilah description tools.

Description tools pada MPEG-7 MDS menyediakan sarana untuk mendeskripsikan organisasi konten, interaksi pengguna, deskripsi konten, metadata konten dan elemen-elemen dasar dalam pendeskripsian tersebut. Pada MSS AF, MPEG-7 MDS digunakan untuk mendeskripsikan deskripsi penciptaan konten (misalnya nama pembuat konten, waktu pembuatan konten, judul konten, dll.) dan profil konten (misalnya jenis file, ringkasan dalam bentuk teks mengenai konten, media yang digunakan, dll.) [1].

Description tools pada MPEG-7 Visual menyediakan sarana untuk mendeskripsikan konten berdasarkan konteks visual misalnya warna, tekstur, bentuk objek, arah gerak objek dalam konten, dll.

Pada MSS AF, MPEG-7 Visual digunakan untuk mendeskripsikan konteks visual pada citra JPEG dalam bentuk informasi struktur dan susunan warna (color description dan color layout).

Gambar 3 menampilkan contoh instansiasi MPEG-7 pada MSS AF untuk mendeskripsikan konten yang terkandung dalam sebuah file MSS AF.

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?>

<Mpeg7 xmlns="urn:mpeg:mpeg7:schema:2004"

xmlns:xsi="http://www.w3.org/2001/XMLSchema-instance"

xsi:schemaLocation="urn:mpeg:mpeg7:schema:2004 version2schema_unbounded_stillregionfix.xsd">

<DescriptionMetadata>

<LastUpdate>2006-11-06T19:20:25+00:00</LastUpdate>

<Creator>

<Role href="urn:mpeg:mpeg7:cs:RoleCS:2001:AUTHOR">

<Name>Pembuat</Name>

</Role>

<Agent xsi:type="PersonType">

<Name>

<GivenName>Budi</GivenName>

<FamilyName>Surachman</FamilyName>

</Name>

</Agent>

</Creator>

<CreationTime>2006-11-06T19:20:25+00:00</CreationTime>

</DescriptionMetadata>

<DescriptionUnit xsi:type="ContentCollectionType" name="Foto liburan">

<TextAnnotation>

<FreeTextAnnotation>Koleksi foto liburan semester</FreeTextAnnotation>

</TextAnnotation>

<Content xsi:type="ImageType" id="photo1">

<Image>

<MediaInformation>

<MediaProfile>

<MediaFormat>

<Content href="urn:mpeg:mpeg7:cs:ContentCS:2001:4.1">

<Name>Image</Name>

</Content>

<FileFormat href="urn:mpeg:mpeg7:cs:FileFormatCS:2001:1">

<Name>jpeg</Name>

</FileFormat>

<FileSize>138474</FileSize>

<VisualCoding><Frame height="320" width="240"/></VisualCoding>

</MediaFormat>

<MediaInstance>

<InstanceIdentifier></InstanceIdentifier>

<MediaLocator>

<MediaUri>#ffp(item_ID=1)</MediaUri>

</MediaLocator>

</MediaInstance>

</MediaProfile>

</MediaInformation>

<CreationInformation>

<Creation>

<Title>Kota Bandung</Title>

<CreationCoordinates>

<Date>

<TimePoint>2010-11-05T15:20:37+07:00</TimePoint>

</Date>

</CreationCoordinates>

</Creation>

</CreationInformation>

</Image>

</Content>

</DescriptionUnit>

</Mpeg7>

Gambar 3. Contoh instansiasi MPEG-7 untuk sebuah koleksi foto liburan

4.2 Penggunaan MPEG-21

Spesifikasi MSS AF mensyaratkan penggunaan MPEG-21 Multimedia Framework untuk sebagai description tools untuk mengelola dan melindungi konten. Secara spesifik, MSS AF menggunakan MPEG-21 Digital Item Declaration (DID) [7], MPEG-21 Intellectual Property Manajement and Protection (IPMP) Components [8], MPEG-21 Rights Expression Language (REL) [9] dan MPEG- 21 Fragment Identification [10]. Sebagaimana halnya MPEG-7, MPEG-21 diinstansiasikan di dalam file dalam bentuk elemen-elemen XML.

MPEG-21 DID memberikan spesifikasi untuk menentukan struktur organisasi konten di dalam suatu file. Di dalam struktur MPEG-21 DID, semua konten dideskripsikan sebagai digital item, sebagaimana dicontohkan pada Gambar XX.

Dengan adanya MPEG-21 DID, pemutar MSS AF dapat dengan mudah mengetahui konten apa saja yang ada di dalam file MSS AF dan bagaiman konten tersebut dikelola.

MPEG-21 IPMP Components dan MPEG-21

REL menyediakan deskripsi perlindungan dan

pengaturan lisensi konten yang ada pada file MSS

AF. Perlindungan dan pengaturan lisensi konten

yang dimaksud dapat dijelaskan secara ringkas

sebagai berikut. Sebuah konten pada file MSS AF,

misalnya sebuah citra JPEG, dapat diatur agar hanya

(5)

5 dapat ditampilkan sesuai dengan lisensi yang berlaku pada konten tersebut. Secara fisik, konten tersebut dapat diberi enkripsi sehingga tidak dapat dibuka secara langsung. Konten tersebut hanya dapat didekripsi apabila pada saat konten dibaca, lisensi yang berlaku pada konten tersebut terpenuhi. Lisensi yang dimaksud dapat berupa identitas pengguna, masa berlaku (rentang waktu), atau cara penggunaan (dibuka, ditampilkan, dimainkan, dsb.).

MPEG-21 DID IPMPGeneralInfo

Perangkat pelindung Lisensi (REL) Item 1

Resource IPMPDIDL Item 2

Resource

· · ·

meta mdat

Konten 1 (terlindungi)

Item 3 Resource IPMPDIDL Item 4

Resource IPMPDIDL

· · ·

Konten 2 (tidak dilindungi) Konten 3 (tidak

dilindungi) Konten 2 (terlindungi)

Gambar 4.Ilustrasistruktur data pada MPEG-21 DID dan media data

Dalam kerangka MPEG-21 IPMP Components dan MPEG-21 IPMP REL, informasi mengenai tools (algoritma, third party libraries, atau modul pemrograman) untuk melindungi konten (misalnya enkripsi) dan lisensi yang berlaku pada konten dideskripsikan melalui instansiasi metadata. Gambar XX menunjukkan contoh struktur organisasi kontenterlindung (protected content) dan memiliki lisensi pada instansiasi MPEG-21 DID. Pada saat instansiasi MPEG-21 DID dibaca, elemen perlindungan IPMP akan memberi informasi bahwa suatu konten terlindungi. Informasi konten terlindung tersebut memiliki referensi ke deskripsi perkakas pelindung (protection tools) dan informasi lisensi pada elemen IPMPGeneralInfo. Untuk membuka konten tersebut, pemutar file harus terlebih dahulu membaca elemen IPMPGeneralInfo untuk mengetahui apakah syarat-syarat yang diberikan pada informasi lisensi sesuai dengan proses pembacaan konten. Misalnya, apakah waktu pada saat konten dibaca sesuai dengan masa berlaku yang ditentukan pada lisensi.

Jika syarat-syarat lisensi terpenuhi, selanjutnya pemutar file akan membaca elemen IPMPGeneralInfo untuk mengetahui tool apa yang digunakan untuk mengenkripsi konten. Pemutar file dapat memanggil aplikasi dari luar pemutar file, jika modul deskripsi tidak tersedia di dalam pemutar file.

Selanjutnya, informasi lokasi dan ukuran fisik konten pada box ‘meta’ dibaca dan konten tersebut

dapat dibuka dan ditampilkan/dimainkan setelah dienkripsi.

Dengan mendeskripsikan perangkat pelindung dan lisensi pada metadata, suatu konten dapat dilindungi dengan fleksibel. Perlindungan konten dapat ditentukan hanya dengan menyusun instansiasi MPEG-21 IPMP Components dan MPEG-21 REL tanpa harus menyunting konten yang hendak dilindungi. Lebih lanjut, MPEG-21 Fragment Identification memberikan fasilitas untuk menentukan bagian (fragment) dari konten yang hendak dilindungi. Misalnya, untuk melindungi konten MP3 pada rentang waktu tertentu atau melindungi citra JPEG pada area tertentu, pencipta file MSS AF dapat dengan mudah mendeskripsikan bagian yang dilindungi tersebut pada instansiasi MPEG-21 Fragment Identification.

5. Contoh Kasus Pemanfaatan MSS AF

Pada bagian ini akan ditampilkan beberapa contoh aplikasi yang dapat menggunakan format penyimpanan yang ditentukan oleh MSS AF, di antaranya aplikasi album slide show, aplikasi cerita rakyat, dan aplikasi karaoke. Selain itu ditampilkan pula pemanfaatan perlindungan dan pengelolaan data pada MSS AF untuk model bisnis pendistribusian konten multimedia.

5.1 Aplikasi Album Slide Show

Aplikasi album slide show dapat berisi kumpulan foto dalam format JPEG yang disimpan bersama dengan sebuah konten MP3 berupa lagu favorit. Di dalamnya juga bisa disertakan teks 3GPP yang menampilkan caption dari foto-foto tersebut. Si pembuat file MSS AF dapat membagi (share) file tersebut kepada teman-temannya yang memiliki perangkat pemutar MSS AF. Si pembuat file MSS AF dapat pula menentukan mana foto yang dapat di- share dengan mendeskripsikan perlindungan konten menggunakan MPEG-21 IPMP dan REL.

5.2 Aplikasi Cerita Rakyat

Dalam aplikasi cerita rakyat, misalnya cerita Malin Kundang, file MSS AF dapat digunakan untuk menyimpan konten MP3 berisi penuturan cerita tersebut. Dalam file tersebut juga dapat disimpan gambar-gambar ilustrasi yang ditampilkan sesuai dengan apa yang dituturkan pada konten MP3.

Sebagai pelengkap, teks 3GPP dapat ditambahkan untuk menyimpan data teks cerita yang dituturkan tersebut. Misalnya, untuk dikonsumsi oleh pendengar berbahasa Inggris, maka teks 3GPP dapat digunakan untuk menyimpan teks cerita dalam bahasa Inggris dan ditampilkan sesuai dengan apa yang dituturkan pada konten MP3.

5.3 Aplikasi Karaoke

Aplikasi karaoke sangat cocok menggunakan file

MSS AF sebagai format penyimpanan data. Konten

MP3 berupa lagu tanpa vokal dapat disimpan

(6)

6 bersama-sama dengan lirik lagu yang dapat ditampilkan sesuai dengan irama. Dengan demikian, pengguna dapat melakukan karaoke dengan mendengarkan lagu sambil bernyanyi melihat lirik yang ditampilkan pada pemutar MSS AF. Sebagai pelengkap, kumpulan gambar artis pembawa lagu tersebut dapat pula disimpan pada file MSS AF.

5.4 Model Bisnis Konten Multimedia

Dengan memanfaatkan perlindungan dan pengelolaan data menggunakan MPEG-21, bisnis model baru dapat diciptakan melalui pendistribusian konten multimedia menggunakan format file MSS AF. Sebagai contoh, produser musik dapat menjual suatu file MSS AF untuk aplikasi cerita rakyat dan menentukan tipe pembelian yang dapat dipilih oleh pengguna. Misalnya, pengguna yang memilih tipe pembelian utama dapat memutar seluruh konten pada file: MP3, kumpulan citra JPEG lengkap dengan animasi transisi, serta teks 3GPP untuk bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pengguna yang memilih tipe pembelian bisa dapat memutar file MP3 beserta kumpulan citra JPEG, tanpa animasi maupun teks. Sedangkan pengguna yang memilih tipe pembelian hemat hanya dapat memutar file MP3.Semua pengaturan jenis tipe pembelian dapat diatur dengan membuat instansiasi MPEG-21 yang sesuai dengan tipe pembelian tersebut tanpa harus mengubah isi konten. Dengan demikian hal ini dapat menghemat usaha dan waktu yang dibutuhkan untuk menyediakan konten MSS AF.

6. Kesimpulan

Pada makalah ini telah dijelaskan suatu format penyimpanan konten multimedia dari MPEG yakni MPEG-A Musical Slide Show Application Format.

Format penyimpanan ini memungkinkan penyimpanan secara terstruktur konten MP3, citra JPEG, teks terwaktu 3GPP serta metadata untuk deskripsi konten dan untuk deskripsi perlindungan dan pengelolaan konten dalam satu file. Format ini ditujukan untuk memudahkan interoperabilitas antar perangkat yang digunakan untuk menyimpan dan menampilkan serta memainkan beragam jenis konten.

MSS AF memungkinkan ditampilkannya kumpulan citra JPEG dengan menggunakan animasi yang dideskripsikan oleh MPEG-4 LASeR serta menampilkan teks 3GPP yang tersinkronisasi dengan pemutaran konten MP3. Selain itu, pemanfaatan MPEG-21 untuk mengelola dan melakukan perlindungan pada konten memudahkan pembuatan, pengaturan, pembagian, danpenggunaankonten multimedia.

Daftar Pustaka

[1] Information Technology Multimedia application format (MPEG-A) – Part 4:

Musical slide show application format, ISO/IEC 23000-4:2009.

[2] K. Kim, F. Schreiner, dan K. Diepold, “MAF Overview,” ISO/IEC JTC1/SC29/WG 11, MPEG 2008/N10233, October 2008.

[3] Information Technology – Coding of audio- visual objects – Part 12: ISO base media file format, ISO/IEC 14496-12:2005.

[4] 3rd Generation Partnership Project; Technical Specification Group Services and System Aspects; Transparent end-to-end Packet switched Streaming Service (PSS); Timed text format (Release 7), 3GPP TS 26.245 v7.0.0, June 2006.

[5] Information technology – Multimedia content description interface – Part 5: Multimedia description schemes, ISO/IEC 15938-5: 2003.

[6] Information technology – Multimedia content description interface – Part 3: Visual, ISO/IEC 15938-3:2001.

[7] Information technology Multimedia framework (MPEG-21) – Part 2: Digital Item Declaration,ISO/IEC 21000-2:2005

[8] Information technology Multimedia framework (MPEG-21) – Part 4: Intellectual Property Management and Protection Components, ISO/IEC 21000-4: 2006.

[9] Information technology Multimedia framework (MPEG-21) – Part 5: Rights Expression Language, ISO/IEC 21000-5:2004.

[10] Information technology Multimedia

framework (MPEG-21) – Part 17: Fragment

Identification of MPEG Resources, ISO/IEC

21000-17:2006.

(7)

7

Gambar

Gambar  1.Struktur  box  pada  file  MSS  AF.
Gambar 2.Sinkronisasianimasi, citra JPEG, danteks  3GPP sesuaiwaktupemutaran MP3
Gambar  4.Ilustrasistruktur  data  pada  MPEG-21  DID dan media data

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisa data pada penelitian ini serta diperkuat dengan dasar teori yang telah dijabarkan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa “ada perbedaan stress

Rumah Niang yang mengkini pada periode waktu tertentu dapat mengalami masa transisi, dimana perubahan yang terjadi akan dipengaruhi oleh banyak hal, bukan hanya sebatas pada

Ruh bersifat substansi ( jauhar ) yang hanya dimiliki manusia, sedang nyawa merupakan sesuatu yang baru ( ‘aradh ) yang juga dimiliki hewan. Jisim manusia memiliki

• Pengangkutan sungai adalah lebih penting di Sabah dan Sarawak kerana jalan raya dan jalan kereta api kurang dimajukan. • Pengangkutan ini hanya terhad di kawasan pedalaman kerana

Alternatif strategi penciutan adalah suatu alternatif strategi dimana Alternatif strategi penciutan adalah suatu alternatif strategi dimana lebih mungkin dilakukan kalau perusahaan

Oleh karena itu sangat menarik untuk melakukan pembahasan tentang pengguguran kandungan (aborsi) dalam pandangan hukum Islam kaitannya dengan dibolehkannya menurut

Delovno hipotezo, ki se je glasila ''Prebivalci regije Kilimandžaro se zavedajo, da je glavni problem, ki vpliva tudi na nizko kakovost življenja v njihovi državi, pomanjkanje

karena tidak memiliki deplesi redoks berkroma 2 atau kurang pada satu horison atau lebih di dalam 60 cm dari permukaan tanah mineral serta tidak berada kondisi.