ANALISIS
DAMPAK LALU LINTAS (ANDALALIN)
Nunung Nuring Hayati, ST., MT.
Program Studi S-1 Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil - Universitas Jember
MINGGU Ke 2 - 3
Manajemen dan Rekayasa Dampak Lalu Lintas Prodi S-1 Teknik Sipil
PENDAHULUAN
Analisa Dampak Lalu Lintas
Keterkaitan Pembangunan Perkotaan dan Andalalin
PEMBANGUNAN WILAYAH PERKOTAAN
PERUBAHAN PERUNTUKKAN LAHAN
TATA GUNA TANAH (LAND USE) YANG BARU
PEMBANGUNAN PUSAT KEGIATAN PERKOTAAN PENINGKATAN
BANGKITAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN &
PENINGKATAN SISTEM TRANSPORTASI
ANALISIS DAMPAK
LALU LINTAS
Mengapa Andalalin Harus Dilakukan ???
 Perubahan tata guna lahan  menimbulkan lalu lintas dan mempengaruhi lalu lintas disekitarnya.
 Konsep “pay your own way”  pengembang harus memberikan kontribusi akibat pengembangannya.
 Andalalin untuk memprediksi apakah : infrastruktur transportasi dalam daerah pengaruh pembangunan dapat melayani lalu lintas eksisting + lalu lintas yang dibangkitkan oleh pengembangan kawasan tersebut.
 Jika prasarana tidak dapat mendukung lalu lintas
tersebut maka harus dilakukan manajemen dan
rekayasa terhadap lalu lintasnya.
Pengertian Andalalin
 Suatu kajian khusus yang menilai efek-efek yang
ditimbulkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan/ditarik, oleh suatu pengembangan kawasan terhadap
jaringan transportasi di sekitarnya.
(Evaluating Traffic Impact Studies, 1994)
 Serangkaian kegiatan kajian mengenai dampak lalu lintas dari pembangunan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur yang hasilnya
dituangkan dalam bentuk dokumen hasil analisis
dampak lalu lintas.
(PP 32 Tahun 2011)TINJAUAN ASPEK LEGAL
Analisa Dampak Lalu Lintas
Kebijakan Pelaksanaan Andalalin Dalam UU 22/2009
Bag. II
Analisis Dampak Lalu Lintas
Syarat : pengembang mendapatkan ijin dari pemerintah dan/atau pemda
Oleh lembaga konsultan yg memiliki tenaga ahli bersertifikat
Hasil analisis harus mendapat persetujuan
Instansi yg membidangi jalan
instansi yang membidangi sarana & prasarana LLAJ
Ps. 99
Ps. 100
POLRI Diatur PP
(PP No. 32 Th. 2011)
Ps. 101
Kebijakan Pelaksanaan Andalalin
(UU 22/2009 dan PP 32/2011)
Serangkaian kegiatan kajian mengenai dampak
lalin dari pembangunan pusat KPI yang hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen hasil Andalalin
(Pasal 1 poin 7 PP 32/2011)
Pembangunan dan atau pengembangan KPI akan memberikan
dampak, maka wajib Andalalin
(Pasal 99 Ayat (1) UU 22/2009)
Rencana
pembangunan dapat berupa pembangunan baru, pengembangan,
atau peningkatan kepadatan
Semua proses Andalalin di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota pasti membu- tuhkan masukan dari instansi pemangku kepentingan (Tim Penilai Andalalin)
Perundangan & Peraturan Terkait
• 02/2002 Kepolisian Negara Republik Indonesia
• 32/2004 Pemerintah Daerah
• 38/2004 Jalan
• 22/2009 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
• 02/2002 Kepolisian Negara Republik Indonesia
• 32/2004 Pemerintah Daerah
• 38/2004 Jalan
• 22/2009 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Undang-Undang
• 34/2006 Jalan
• 38/2007 Pembagian Urusan Pemerintahan
• 32/2011 Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
• 37/2011 Forum LLAJ
• 34/2006 Jalan
• 38/2007 Pembagian Urusan Pemerintahan
• 32/2011 Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
• 37/2011 Forum LLAJ
Peraturan Pemerintah
• PPNS
• Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
• Penggunaan Pemanfaatan Tanah
• Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
• Analisis Dampak Lalu Lintas
• PPNS
• Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
• Penggunaan Pemanfaatan Tanah
• Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
• Analisis Dampak Lalu Lintas
Peraturan Daerah
Kepmenhub PM 75 Tahun 2015
ANDALALIN
Kewajiban Andalalin
(Ps. 99 ayat (3) UU 22/2009 dan Ps. 49 PP 32/2011)
 Hasil analisis dampak Lalu Lintas merupakan salah satu syarat bagi pengembang untuk mendapatkan izin Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menurut peraturan perundang- undangan. Izin yang dimaksud adalah:
• Izin Lokasi
• izin mendirikan bangunan;
• izin pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus
Kapan Andalalin Dilakukan ???
(Ps. 99 ayat (1) UU 22/2011)
Keamanan
Keamanan KetertibanKetertiban KelancaranKelancaran
Gangguan-gangguan LLAJ yang ditimbulkan pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur
Keselamatan Keselamatan
Jenis-jenis Pusat Kegiatan, Permu- kiman dan Infrastruktur
(Ps. 48 PP 32/2011)Pusat Kegiatan
• Perdagangan;
• Perkantoran;
• Industri;
• Fas. Pendidikan
• Fasilitas Umum
• Lainnya: SPBU;
gd. Pertemuan;
hotel & sejenis- nya; fasilitas olah raga
(indoor/outdoor)
Permukiman
• Perumahan dan permukiman;
• Rumah susun dan apartemen;
• Permukiman lainnya
menimbulkan bangkitan
dan/atau tarikan lalu lintas (mis:
asrama)
Infrastruktur
• Akses ke dan dari jalan tol;
• Pelabuhan;
• Bandar udara;
• Terminal;
• Stasiun kereta api;
• Pool kendaraan;
• Fas. parkir untuk umum;
• Lainnya:
pembangunan prasarana seperti flyover, under pass, MRT dan LRT.
Tata Cara Pelaksanaan Andalalin
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Penyusun Dokumen Andalalin (Konsultan)
Dokumen Hasil Andalalin Diajukan
Persetujuan Dokumen Andalalin
Tim Evaluasi Dokumen Analisis Dampak Lalu
Lintas REKOMENDASI
ANDALALIN
Persetujuan Dokumen Andalalin
(Ps. 100 ayat (2) UU 22/2009)
instansi yang membidangi Jalan
instansi yang
membidangi Sarpras LLAJ
Kepolisian Negara Republik Indonesia
Hasil Andalalin harus mendapatkan persetujuan dari instansi yang terkait di bidang Lalu Lintas dan
Angkutan
REKOMENDASI
ANDAL LALIN
Persetujuan Dokumen Andalalin
(Ps. 52 dan Ps. 53 PP 32/2011)
 Persetujuan hasil Andalalin diberikan oleh pihak seperti kewenangannya, yaitu:
• Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana LLAJ untuk jalan nasional.
• Gubernur untuk jalan provinsi.
• Bupati untuk jalan kabupaten dan/atau jalan desa.
• Walikota untuk jalan kota.
 Persetujuan diberikan dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sejak diterimanya dokumen hasil Andalalin secara lengkap dan
memenuhi persyaratan.
Penyusun Dokumen Andalalin
(Ps. 100 ayat (1) UU 22/2009 dan Ps. 50 PP 32/2009)
Pengembang menunjuk lembaga konsultan
Lembaga konsultan memiliki tenaga ahli bersertifikat
Sertifikat tenaga ahli diberikan Menteri Perhubungan
Dokumen Hasil Andalalin
(Ps. 99 ayat (2) UU 22/2009 serta
Ps. 50 ayat (2) & Ps. 51 ayat (1) PP 32/2011)
Hasil analisis disusun dalam dokumen, memuat:
1) Analisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dan angkutan jalan akibat pembangunan.
2) Simulasi kinerja lalu lintas tanpa dan dengan adanya pengembangan.
3) Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak.
4) Tanggung jawab pemerintah dan pengembang atau pembangun dalam penanganan dampak.
5) Rencana pemantauan dan evaluasi.
6) Gambaran umum lokasi yang akan dibangun atau
dikembangkan.
TUGAS 1
 Pelajari Keputusan Menteri Perhubungan Nomor PM 75 Tahun 2015 dan perubahannya.
 Buat bahasan terkait pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas antara:
• UU Nomor 22 Tahun 2009;
• PP Nomor 32 Tahun 2011; dan
• Kepmenhub Nomor PM 75 Tahun 2015
 Buat bahasan terkait pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas dengan:
• Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
• Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
 Buatlah Daftar Peraturan Perundangan (UU, PP, Keppres, Kepmen, dll.) yang terkait dengan pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas.
MINGGU Ke 4 - 7
Manajemen dan Rekayasa Dampak Lalu Lintas Prodi S-1 Teknik Sipil
PROSEDUR TEKNIS
Analisa Dampak Lalu Lintas
Prosedur Pengajuan Andalalin
Pra Pembangunan
PENGEMBANG/
PEMRAKARSA PEMBANGUN PUSAT KEGIATAN
PUSAT KEGIATAN KECIL, DILUAR KRITERIA ANDALALIN
KRITERIA ANDALALIN
PERSYARATAN PERIJINAN IMB / PENGEMBANGAN KAWASAN atau IJIN LAINNYA
PROSES IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN OLEH PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
PUSAT KEGIATAN DALAM KRITERIA ANDALALIN
PENGAJUAN ANDALALIN
Ke Pusat Untuk
Jalan Nasional Ke Provinsi Untuk
Jalan Provinsi Ke Pemda Untuk Jalan Kab/Kota
Rekomendasi Andalalin Menteri Untuk Jalan
Nasional Gubernur Untuk
Jalan Provinsi Bupati/Walikota Untuk Jalan Kab/Kota
Prosedur Pengajuan Andalalin
Pasca Pembangunan
PENGAWASAN PELAKSANAAN ANDALALIN SESUAI REKOMENDASI
OK, Ijin Penggunaan
Bangunan
Teguran Peringatan Sanksi Lain tidak sesuai
sesuai
HASIL EVALU
ASI
PENINGKATAN SISTEM LALIN PEMBANGUNAN
FASILITAS AKSES REKOMENDASI
ANDALALIN
IJIN PEMBANGUNAN PUSAT KEGIATAN
Kriteria Minimal Wajib
Andalalin
No Jenis Rencana Pembangunan Ukuran Minimal 1. Pusat Kegiatan
a. Kegiatan Perdagangan;
Pusat perbelanjaan/ritail 500 m2 luas lantai bangunan
b. Kegiatan Perkantoran 1000 m2 luas lantai bangunan c. Kegiatan Industri;
Industri dan pergudangan 2500 m2luas lantai bangunan d. Fasilitas Pendidikan;
1). Sekolah/universitas 500 siswa
2). Lembaga kursus Bangunan dengan 50
siswa/waktu e. Fasilitas Pelayanan Umum;
1). Rumah sakit 50 tempat tidur
2). Klinik bersama 10 ruang praktek dokter 3). Perbankan 500 m2 luas lantai bangunan f. Kegiatan lain;
1). SPBU wajib
2). Hotel/penginapan 50 kamar
3).
Hotel / Penginapan dengan
tempat pertemuan Wajib
4). Stadion Olah Raga Wajib
5). Restauran 100 tempat duduk
Kriteria Minimal Wajib
Andalalin
No Jenis Rencana Pembangunan Ukuran Minimal 2. Permukiman
a. Perumahan dan Permukiman;
1). Perumahan sederhana 150 unit
2). Perumahan menengah-atas 50 unit
b. Rumah susun dan Apartemen;
1). Rumah susun sederhana 100 unit
2). Apartemen 50 unit
c. Permukiman lain
Ruko Luas Lantai keseluruhan
2000m2 3. Infrastruktur
1). Bandara/pelabuhan/stasiun Wajib
2). Terminal/pool kendaraan Wajib
3). Pool kendaraan Wajib
4). Bengkel kendaraan bermotor 2000 m2 luas lantai bangunan 5). Pencucian mobil 2000 m2 luas lantai bangunan 4. Bangunan lainnya :
Wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas apabila ternyata diperhitungkan telah menimbulkan 100 smp baru pada jam padat dan atau menimbulkan rata-rata 750 smp baru setiap harinya.
Perlu Diperhatikan Dalam Andalalin
 “yang akan menimbulkan gangguan”?
 Batasan ada tidaknya gangguan?
• "Gangguan yg dianggap signifikan
• "Significance Threshold = Kriteria Batasan Signifikan
 Indikator kriteria batasan siginifikan:
• " Konventional: LOS, DELAY
• " Trend baru”
 Menentukan tipologi Andalalin
Contoh Pelingkupan Dampak
Asumsi Dalam Analisis
 Pilihan analisis:
• Without-With Development Analysis
• Before-After Development Analysis, dengan Skenario:
 Do-Nothing
 Do-Something
 Time Horizon: Design Year dengan mengabaikan time lag beroperasi penuh
 Kontribusi pengembang untuk memperbaiki kinerja
lalu lintas sesuai kondisi without dvelopment
Metode
Pendekatan
 Contoh pendekatan periode analisis
Kondisi Eksisting, asumsi tahun
direncanakan
dioperasikan suatu proyek pembangunan pada lokasi baru ini yaitu tahun 2014.
Kondisi 2 atau 5 tahun
mendatang, prediksi 2
atau 5 tahun setelah
proyek pembangunan
dioperasikan pada
lokasi baru ini yaitu
tahun 2016 dan 2019.
Parameter Kinerja
 Ruas Jalan
• Rasio V/C (derajat kejenuhan)
• Kecepatan kendaraan
• Waktu perjalanan
 Simpang
• Tundaan
• Panjang antrian
 Bundaran
• Kinerja jalinan
Konsep Rasio V/C
RASIO V/C
Under capacity
(<0,85)
Near capacity
(0,85 – 0,95) At capacity
(0,95 – 1,0) Over capacity (>1,0)
Under capacity Near capacity At capacity Over capacity
Kriteria Kinerja Simpang
 Kriteria Kinerja Simpang
Tingkat Pelayanan
(LoS)
Tundaan Henti Simpang Bersinyal
(detik)
Tundaan Henti
Simpang Tak Bersinyal (detik)
A ≤ 5,0 ≤ 5,0
B 5,0 dan ≤ 15,00 5,0 dan ≤ 10,00 C 15,0 dan ≤ 25,00 10,0 dan ≤ 20,00 D 25,0 dan ≤ 40,00 20,0 dan ≤ 30,00 E 40,0 dan ≤ 60,00 30,0 dan ≤ 45,00
F > 60,00 > 45,00
Kriteria Kinerja Ruas Jalan
 Kriteria Kinerja Ruas Jalan
LoS Kec. (km/jam)
A 40
B 31
C 21
D 14
E 11
F < 11
DS Kec. (km/jam)
0,24 39
0,54 35
0,76 31
0,91 27
1,00 21
Kriteria DS atau Rasio V/C
Sangat Baik < 0,70 Baik 0,70 - 0,80 Dapat Diterima 0,80 - 1,00
Buruk > 1,00
Kriteria Kinerja
Lo
S Karakteristik DS
A
Kondisi arus bebas, kecepatan tinggi dan volume lalu lintas rendah. Pengemudi dapat memilih kecepatan yang
diinginkannya tanpa hambatan.
0,00 - 0,19
B Dalam zone arus stabil. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatannya.
0,20 - 0,44 C Dalam zone arus stabil Pengemudi dibatasi
dalam memilih kecepatannya.
0,45 - 0,74
D
Mendekati arus tidak stabil dimana hampir seluruh epngemudi akan dibatasi Volume pelayanan berkaitan dengan kapasitas yang dapat ditolerir (diterima).
0,75 - 0,84
E Volume lalu lintas mendekati atau berada pada kapasitasnya. Arus hádala tidak stabil dengan kondisi yang sering berhenti.
0,85 - 1,00
F
Arus yang dipaksakan atau macet pada kecepatan-kecepatan yang rendah. Antrian yang panjang dan terjadi hambatan-
hambatan yang besar.
≥ 1,00
TUGAS 2
 Cari peraturan perudangan dan sumber referensi terkait dengan ketentuan parameter kinerja:
• Ruas jalan
• Simpang (tak bersinyal, bersinyal dan bundaran)
 Buat ketentuan parameter kinerja tersebut dalam bentuk tabel.
No. Parameter Kinerja Sumber 1 Sumber 2 Sumber 3 Dst.
Tahap 1 PENGEMBANGAN METODOLOGI Tahap 2 ANALISIS KONDISI SAAT INI Tahap 3 LALU LINTAS DASAR Tahap 4 BANGKITAN LALU LINTAS Tahap 5 DISTRIBUASI LALU LINTAS
Tahap 6 PEMILIHAN MODA
Tahap 7 PEMBEBANAN LALU LINTAS Tahap 8 ANALISIS KONDISI AKAN DATANG
Tahap 9 ANALISIS MITIGASI
Tahap 10 AKSES SIRKULASI, LING. & PARKIR Tahap 11 PENILAIAN DAN PERSETUJUAN Tahap 12 PENGENDALIAN DAN EVALUASI
apakah tingkat pelayanan diterima?
Tahapan Studi
Andalalin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan analisis dampak lalu lintas, meliputi:
 Jenis pusat kegiatan/permukiman/kawasan yang dikembangkan
 Asumsi umum bangkitan, distribusi, pemlihan moda, pembebanan, tingkat pelayanan
 Batasan Wilayah Studi Andalalin
 Data pusat kegiatan, luas lahan, luas bangunan, jumlah tingkat
 Periode Analisis
 Kebutuhan Pengumpulan data lalin
 Data demografi eksisting & masa datang
 Metode untuk distribusi lalin & pemilihan moda
 Kebutuhan manajemen akses
 Kebutuhan dan ketersediaan tempat parkir kendaraan
I. PENGEMBANGAN METODOLOGI
TUGAS 3
 Cari literatur terkait four step model atau empat tahap pemodelan transportasi.
 Buat deskripsi (definisi, pendekatan dan teknik analisis) untuk setiap tahap:
• Bangkitan dan tarikan lalu lintas
• Distribusi lalu lintas
• Pemilihan moda
• Pembebanan lalu lintas
A. Pengumpulan Data
• Data sistem transportasi eksisting: karakteristik fisik dan fungsi sistem transportasi, :
= jaringan transportasi,
= pelayanan angkutan,
= fasilitas pejalan kaki dan pesepeda,
= peningkatan transportasi yg direncanakan,
= pengendalian lalu lintas.
• Data Permintaan Lalin & Angkutan Eksisting:
= data historis volume lalu lintas,
= volume gerakan membelok,
= data penumpang angkutan umum, pejalan kaki, pesepeda, dsb
• Data Demografi dan Tata Guna Lahan :
= data guna lahan eksisting dan rencana masa mendatang,
= data sosio-ekonomi dan prediksi ke depan,
= rencana komprehensif yang diperlukan.
II. ANALISIS KONDISI SAAT INI
B. Analisis Kinerja
• Rasio antara volume dan kapasitas jalan
• Kecepatan
• Waktu perjalanan
• Data historis lalu lintas yang digunakan sebagai dasar untuk membandingkan kondisi lalu lintas sebelum dan setelah
adanya pembangunan.
• Menyediakan latar belakang lalu lintas yang realistis untuk evaluasi dampak dari suatu pengembangan yang diusulkan
• Pada tahap ini lalu lintas untuk kondisi mendatang harus dihitung, baik untuk kondisi tanpa maupun dengan adanya pembangunan.
41
III. LALU LINTAS DASAR
• Dari instansi transportasi setempat untuk jenis kawasan serupa dan mengasumsi bahwa kawasan yang akan dibangun (data base).
• Dari kawasan serupa dari daerah lain.
• Dari referensi atau manual yang tersedia.
Variabel untuk menghitung jumlah perjalanan:
• perjalanan per orang;
• perjalanan per kendaraan;
• perjalanan per tempat tinggal;
• perjalanan per m2 luas lantai bangunan.
IV. BANGKITAN LALU LINTAS
Batasan-batasan dan Asumsi
• Bangkitan didasarkan asumsi jumlah yg menggunakan angkutan umum, sepeda, atau pejalan kaki adalah rendah dan dapat
diabaikan;
• Sekolah/Perguruan Tinggi/Tempat kursus, tingkat bangkitan
“pejalan kaki” harus mendapat perhatian khusus;
• Tingkat bangkitan lalu lintas dapat didasarkan pada sejumlah studi;
• Adanya variasi dalam tingkat bangkitan lalu lintas. yg bergantung pada:
= kawasan berlokasi dalam wilayah metropolitan atau non- metropolitan;
= apakah kawasan terletak di pusat kota atau di pinggir kota.
• Variasi harian maupun musiman juga ada. Hari Sabtu/Minggu utk perbelanjaan.
• Tingkat bangkitan lalu lintas yg masuk dan keluar kawasan pengembangan;
• Bila dua kawasan pengembangan terletak saling berseberangan, terdapat bangkitan lalu lintas milik bersama sebesar kurang lebih 10%. dapat diasumsikan bahwa sekitar 10% dari lalu lintas masuk dan 10% dari lalu lintas keluar dari pembangkit yang lebih kecil merupakan bangkitan lalu lintas milik bersama.
1. Metode Manual:
= Metode Analogi: dgn basis data lalin eksisting dari guna lahan sejenis.
= Studi Asal-Tujuan: menggunakan basis survai asal-tujuan terdahulu.
= Metode Manual dari Model Gravity:
2. Metode Pemodelan:
Keluaran dari model dapat dipakai sebagai pembanding dan koreksi bagi perhitungan distribusi manual. Dalam proses pembebanan manual, sangat umum bila dipakai metode pemodelan untuk menentukan persentase distribusi kendaraan. Namun untuk pembebanan jaringan jalan yang sangat besar, metoda pemodelan merupakan pilihan yang tepat
V. DISTRIBUSI LALU LINTAS
Pemilihan Moda dalam ANDALALIN adalah untuk mengestimasi jumlah perjalanan antar zona yang diperkirakan akan menggunakan moda selain kendaraan pribadi.
VI. PEMILIHAN MODA
Pembebanan pada jaringan jalan dan pembebanan pada tiap-tiap pintu masuk sebagai dasar dalam mengestimasi apakah jaringan jalan dapat menampung tambahan lalu lintas yang dibangkitkan oleh pembanguna pusat kegiatan / kawasan baru tersebut.
VII. PEMBEBANAN LALU LINTAS
Dievaluasi untuk menentukan apakah dampaknya : (1) signifikan dan/atau
(2) merugikan.
• Bila jalan mengalami penurunan nilai V/C rasio di bawah nilai yang direncanakan.
• Bila jalan tidak dapat ditingkatkan karena kondisi fisik dan terdapat masalah lingkungan.
• Bila jalan pada saat ini nilai V/C rasio sudah di bawah nilai yang disyaratkan, tetapi jalan itu dalam 5 tahun belum masuk dalam program peningkatan pemerintah daerah.
VIII. ANALISIS KONDISI AKAN DATANG
Analisis Mitigasi dapat berupa peningkatan kapasitas atau pengurangan permintaan.
Cara-cara mitigasi harus mempertimbangkan:
= Tahapan pembangunan kawasan.
= Kebutuhan dana.
Cara mitigasi meliputi:
= Pembangunan fasilitas baru.
= Penambahan jumlah lajur.
= Penerapan strategi manajemen sistem transportasi.
= Manajemen akses.
= Peningkatan angkutan umum.
= Penerapan manajemen permintaan angkutan.
= Perubahan site plan atau tata guna lahan.
Hasil Analisis Mitigasi ini berupa usulan program-program rencana untuk peningkatan/perbaikan tingkat pelayanan lalu lintas.
IX. ANALISIS MITIGASI
Analisis rencana pembangunan dan rencana peningkatan yang diusulkan, dampak dari proyek terhadap pergerakan lalu lintas serta evaluasi keselamatan dan operasi pada titik-titik akses menuju kawasan.
Penanganan Manajemen Akses
Untuk menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas pada jaringan jalan dan pada titik-titik akses menuju kawasan, dengan cara membatasi titik konflik, memisahkan titik konflik, meniadakan arus membelok dan antrian dari lalu lintas menerus.
Sirkulasi di sekitar kawasan
• Harus dengan mudah mengakomodir pergerakan kendaraan, termasuk angkutan umum dan pejalan kaki.
• angkutan barang harus dibuat terpisah dari akses dan sirkulasi kendaraan lainnya serta tidak mengganggu pejalan kaki atau parkir.
Keselamatan
Memastikan sistem sirkulasi internal dan titik akses didesain untuk pejalan kaki, pesepeda dan keselamatan kendaraan guna meminimalkan konflik potensial yang mungkin timbul.
X. AKSES LINGKUNGAN, SIRKULASI & PARKIR
PENDEKATAN BESARAN DAMPAK
Pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur akan menarik perjalanan. Bangkitan perjalanan ini dapat berupa perjalanan baru ataupun perjalanan yang berpindah dari tempat lain. Terjadinya perubahan dalam pola perjalanan akan menyebabkan perubahan pembebanan jalan.
Akibat adanya perubahan pembebanan jalan tersebut akan terjadi perubahan kinerja lalu lintas yang dapat berdampak langsung pada pengguna jalan berupa:
a. perubahan keamanan lalu lintas (bebas dari gangguan dan rasa takut), b. perubahan keselamatan lalu lintas (resiko kecelakaan),
c. perubahan ketertiban lalu lintas (keteraturan sesuai hak dan kewajiban),
d. perubahan kelancaran lalu lintas (bebas dari hambatan dan kemacaten)
Beberapa Aspek yang perlu diperhatikan terhadap perubahan pembebanan jalan ...
1. Keselamatan, yaitu potensi kecelakaan antara kendaraan dengan kendaraan atau kendaraan dengan pejalan kaki.
2. Kelancaran, meliputi:
a. Pada ruas jalan: derajat kejenuhan dan kecepatan b. Pada simpang tak bersinyal: derajat kejenuhan dan
tundaan
c. Pada simpang bersinyal: derajat kejenuhan, tundaan dan antrian kendaraan