• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENGADAAN DAN DISTRIBUSI AIR PADA PEMBENIHAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI PT. ESAPUTLIi PRAKARSA UTAMA BARRU SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SISTEM PENGADAAN DAN DISTRIBUSI AIR PADA PEMBENIHAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI PT. ESAPUTLIi PRAKARSA UTAMA BARRU SULAWESI SELATAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENGADAAN DAN DISTRIBUSI AIR PADA PEMBENIHAN UDANG VANAME

(Litopenaeus vannamei)

DI PT. ESAPUTLIi PRAKARSA UTAMA BARRU SULAWESI SELATAN

TUGAS AKHIR

Oleh :

FITRA RAMADHANA A 1522010030

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN JURUSAN BUDIDAYA

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2018

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, Juli 2018i

Yang menyatakan,

Fitra Ramadhana A

(5)

KATA PENGANTAR

Upaya maksimal yang dilakukan oleh penulis tidak akan terwujud dengan baik tanpa diiringi dengan doa yang dikabulkan oleh Allah SWT. Untuk itu patutlah kiranya jika penulis memanjatkan puji dan syukur serta terima kasih yang tak terhingga kepada-Nya dan kepada orang-orang yang turut mendukung penyelesaian Tugas Akhir ini antara lain :

1. Kepada Ibu Ir. Ratnasari, M.P selaku pembimbing pertama dan Ibu Dr.

Wahidah, S.Pi., M.Siselaku pembimbing anggota yang telah memberikan motivasi, arahan dan bimbingan mulai dari penyusunan Tugas Akhir.

2. Ucapan terima kasih kepada pembimbing lapangan dan tempat PKPM 3. Kepada Ketua Jurusan Budidaya Perikanan Bapak Ir. Rimal Hamal, M.P.

4. Kepada Direktur Bapak Ir. Darmawan, M.P. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

Akhirnya dengan tulus penulis menghaturkan terima kasih kepada Ayahand tercinta Arifin dan Ibunda tercinta Tahira yang senantiasa memberikan support penyelesaian Tugas Akhir ini. Terima kasih kepada semua saudaraku, karena keberadaanmu, pengorbanan, keikhlasan dan doamu menjadi motivasi ampuh bagi saya dalam merai cita-cita ini. Kepada rekan-rekan seangkatan di Jurusan Budidaya Perikanan, semua staf PT. Esaputlii Prakarsa Utama, staf Laboratorium Politani yang tidak sempat disebut namanya, atas partisipasi dan bantuannya dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis dan berguna kepada yang memerlukannya.

Pangkep, Januari 2018

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PENGESAHAN ...

HALAMAN PERSETUJUAN ...

HALAMAN PERNYATAAN ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR LAMPIRAN ...

ABSTRACT ...

i ii iii iv v

vi viii

ix

x xi I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 3

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum ... 4

2.2 Dasar teknik pengelolaan air ... 5

2.2.1 Pengertian air ... 5

2.2.2 Sumber air ... 5

2.2.3 Kualitas dan kuantitas air untuk Pembenihan... 7

2.3 Sitem pengelolaan air ... 8

(7)

2.4 Baku mutu air untuk perikanan ... 9

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat ... 10

3.2 Alat dan Bahan ... 10

3.3 Metode Pengumpumpulan Data ... 11

3.4 Metode Pelaksanaan ... 11

3.4.1 Gambaran Umum Lokasi ... 11

3.5 Variabel Yang Diamati ... 3.5.1 Penyediaan air laut ... 3.5.2 Penyediaan air tawar ... 13 13 15 3.6 Analisis Data ... 16 3.7 Jadwal Penyediaan air ...

3.8 Standar Operasional Prosedur (SOP)...

16 17

IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jumlah Kebutuhan Air ...

4.2 Sistem Pemipaan...

4.3 Sistem Pemompaan...

4.4 Skema alur air di unit pembenihan ...

4.5 Biosecurity ...

19 20 20 21 22

V PENUTUP

(8)

5.1 Kesimpulan...

5.2 Saran...

23 23 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

H a l 1 Kualitas air produksi fitoplankton ...

2 Kualitas air produksi nauplius dan benur ...

3 PersyaratanKualitas Air Pemeliharaan...

4 Baku mutu air perikanan ...

5 Peralatan yang digunakan ...

6 Bahan yang digunakan ...

7 Jumlah kebutuhan air setiap unit produksi ...

8 Sistem pemipaan ...

9 Sistem pemompaan ...

10 Penempatan Footbath ...

7 7 8 9 10 11 19 20 20 23 22

(10)

DAFTAR GAMBAR

Hal

1 Tata letak PT. Esaputlii Prakarsa Utama...

2 Sandfilter dan Pressure filter...

3. Jadwal penyediaan air...

4. Skema Alur Air Di Unit Pembenihan...

12 15 16 22

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

3 Alur proses penyediaan air laut pemeliharaan udang vaname... 26

(12)

ABSTRACT

Fitra Ramadhana A. 1522010030. Sistem Pengadaan dan Distribusi Air Pada Pembenihan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Di PT. Esaputlii Prakarsa Utama Barru, Sulawesi Selatan. Dibimbing oleh.

Udang merupakan hewan akuatik yang seluruh hidupnya berada dalam air, sehingga sudah tentu kualitas air baku pada unit pembenihan harus memenuhi persyaratan teknis baik secara kualitas maupun kuantitas.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui Alur proses air dari laut sampai ke bak pemeliharaan; (2) mengetahui jumlah kebutuhan air setiap unit produksi, sistem pemipaan dan pemompaan yang digunakan serta faktor–faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas air yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) pembenihan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Di PT.

Esaputlii Prakarsa Utama Barru. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa total kebutuhan air setiap unit produksi berjumlah 730 ton/hari, Jumlah pipa yang digunakan yaitu 161 buah serta menggunakan pompa sentirfugal merk niagara dengan kekuatan 2100 rpm dengan kemampuan 785 – 1510 liter/menit dalam satu kali pompa yang telah memenuhi persyaratan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Kata kunci : Sistem Pengadaan Air , Sistem Distribusi Air

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuakultur merupakan sub sektor perikanan yang cukup produktif saat ini dan terus berkembang, produktivitasnya mampu memenuhi kebutuhan pangan manusia. Salah satu komoditas akuakultur yang menjanjikan saat ini adalah udang vaname (Litopeneaus vannamei).

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu pilihan jenis udang yang dapat dibudidayakan di Indonesia. Udang vaname masuk ke Indonesia pada tahun 2001, dan pada bulan Mei 2002 pemerintah memberikan izin kepada dua perusahaan swasta untuk mengimpor induk udang vaname sebanyak 2000 ekor. Selain itu, juga mengimpor benur sebanyak 5 juta ekor dari Hawai dan Taiwan serta 300.000 ekor dari Amerika Latin. Induk dan benur tersebut kemudian dikembangbiakkan oleh hatchery pemula. Sekarang usaha tersebut sudah dikomersialkan dan berkembang pesat karena peminat udang vaname semakin meningkat, apalagi produksi udang windu yang saat ini sedang mengalami penurunan karena serangan penyakit, terutama penyakit bercak putih WSSV (White Spot Syndrome Virus) (Haliman dan Adijaya 2005). Untuk mengantisipasi hal tersebut, dilakukan melalui upaya pembenihan udang vaname baik berskala kecil ataupun skala besar hingga usaha pembenihan yang dimiliki Pemerintah.

Udang merupakan hewan akuatik yang seluruh hidupnya berada dalam air, sehingga sudah tentu kualitas air baku pada unit pembenihan harus memenuhi persyaratan teknis baik secara kualitas maupun kuantitas. Sumber air laut harus memenuhi kriteria cukup dalam jumlah, jernih, salinitas 29-34 ppt

(14)

sesuai pendapat Mc Grow and Scarps (2003) dalam Mansyur (2013) menyatakan bahwa udang vanname mampu hidup dalam kisaran salinitas yang luas yaitu 0,5 – 45 g/l, tidak terdeteksi kadar logam berat. Untuk menjamin kualitas air baku yang baik yang perlu diantisipasi dari awal adalah penentuan lokasi unit pembenihan.

(15)

1.2 Tujuan PKPM

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memperkuat penguasaan Sistem Pengadaan Dan Distribusi Air Pada Pembenihan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) yang dilaksanakan di PT. Esaputlii Prakarsa Utama, Barru, Sulawesi Selatan.

1.3 Manfaat PKPM

Manfaat penulisan Tugas Akhir ini untuk memperluas wawasan kompetensi keahlian mahasiswa dalam berkarya di masyarakat kelak, khususnya. Sistem Pengadaan Dan Distribusi Air Pada Pembenihan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) dalam bidang pembenihan.

(16)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Umum

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup.

Perairan Bumi dipenuhi dengan berbagai macam kehidupan. Semua makhluk hidup pertama di Bumi ini berasal dari perairan. Hampir semua ikan dan udang hidup di dalam air, selain itu, mamalia seperi lumba-lumba dan ikan paus juga hidup di dalam air. Hewan-hewan seperti amfibi menghabiskan sebagian hidupnya di dalam air. Bahkan, beberapa reptil seperti ular dan buaya hidup di perairan dangkal dan lautan. Tumbuhan laut seperti alga dan rumput laut menjadi sumber makanan ekosistem perairan. Di samudra, plankton menjadi sumber makanan utama para ikan maupun udang.

Air merupakan faktor, yang sangat penting dalam usaha budidaya perikanan khususnya di bidang pembenihan. Karena sangatlah penting masalah air ini, maka harus mengetahui syarat-syarat air meliputi jumlah air,

(17)

kontinuitas / kesinambungan air tersedia sepanjang masa pemeliharaan baik musim kemarau maupun musim penghujan dan kualitas air.

2.2 Dasar Teknik Pengelolaan Air 2.2.1 Pengertian Air

Air merupakan media kehidupan biota air yang sangat menentukan berhasil tidaknya dalam suatu usaha budidaya perairan.

Faktor penentu ini dikarenakan seluruh kehidupan biota air sangat bergantung pada kondisi air, antara lain; untuk kebutuhan respirasi, keseimbangan cairan tubuh, proses fisiologis serta ruang gerak.

Kebutuhan kondisi air ini sangat berpengaruh pada pengkondisian kualitas yang sesuai dengan kebutuhan biota air.

2.2.2 Sumber Air 1.Air permukaan

air permukaan yaitu air hujan yang mengalami limpasan/berakumulasi sementara ditempat-tempat yang rendah seperti air sungai, waduk, danau dan rawa. Dengan demikian, air permukaan dapat didefinisikan sebagai air yang berada disungai, danau, waduk, rawa dan badan air lainnya yang tidak mengalami infltrasi kedalam.

Berdasarkan salinitasnya, air permukaan yang bisa digunakan untuk kegiatan budidaya ikan dan udang di bagi menjadi tiga, yaitu air tawar, air payau dan air laut. Air tawar adalah air yang memiliki kadar garam (salinitas) antara 0-5 ppt. Air payau adalah air yang memiliki kadar garam (salinitas) antara 6-29 ppt. Air laut adalah air yang memiliki kadar garam (salinitas) antara 30-35 ppt.

(18)

ketiga jenis air ini dapat dipergunakan untuk kegiatan budidaya ikan atau udang dengan menyesuaikan komoditas yang akan dibudidayakan.

Pada air tawar dipergunakan untuk membudidayakan ikan air tawar, pada air payau di pergunakan untuk membudidayakan ikan atau udang payau dan air laut untuk membudidayakan ikan atau udang air laut.

Biota yang hidup di air asin harus mampu menyesuaikan dirinya terhadap tekanan osmotic dari lingkungannya. Penyesuaian ini memerlukan banyak energi yang diperoleh dari makanan dan digunakan untuk keperluan tersebut. (Kordi dan Tancung, 2007)

2. Air Tanah

Air tanah yaitu air hujan yang mengendap atau air yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah yang saat ini digunakan untuk kegiatan budidaya dapat diperoleh melalui cara pengeboran tanah dengan kedalaman tertentu sampai diperoleh titik sumber air yang akan keluar dan dapat dipergunakan untuk kegiatan budidaya ikan atau udang dalam kegiatan budidaya, sumber air yang berasal dari air tanah mempunyai kelebihan dalam hal kebersihannya, sedangkan kekurangannya adalah pada kandungan oksigen yang rendah, kadar karbondioksida yang tinggi dan kandungan besi yang relatif tinggi. Jika pembudidaya ikan atau udang harus menggunakan air tanah untuk kegiatan budidaya, maka air tanah harus di treatment terlebih dahulu menggunakan aerator/kincir air/blower untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut. Air tanah juga sebaiknya diinapkan minimal selama 12

(19)

jam sebelum digunakan. Hal ini dimaksudkan agar ion besi yang ada di dalam air tanah teroksidasi dan mengalami pengendapan.

2.2.3 Kualitas dan kuantitas air untuk Pembenihan 1. Kualitas

Kualitas air yang dimaksud dalam pembenihan ini yaitu meliputi suhu, pH, oksigen terlarut salinitas dan amoniak.Standar Nasional Indonesia (SNI) Kualitas air Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar SNI 7311:2009 Tabel 1. Kualitas air produksi fitoplankton.

No Parameter Satuan Niali

1 Salinitas 25 – 30

2 pH - 7,5 - 8,5

Sumber : SNI 7311-2009.

Tabel 2. Kualitas air produksi nauplius dan benur.

No Parameter Satuan Nilai

1 Suhu air 0C 29 – 32

Salinitas

2 Benur 29 – 34

Nauplius 31 –34

3 Ph 7,5 – 8,5

4 Oksigen terlarut, min. g/l 5

5 Nitrit, maks. g/l 0,1

6 Bakteri patogen (Vibrio sp.), maks cfu/ml 103 Sumber : SNI 7311-2009.

(20)

2. Kuantitas

Media yang digunakan adalah air laut bersih yang telah disterilkan dengan klorin untuk mencegah adanya parasit dari air laut dan telah dinetralkan pada bak penampungan air (Mardjono dan Arifin, 1992). Sterilisasi air laut menggunakan klorin 100 % (5 g/l sampai dengan 10 g/l) atau kaporit 60 % (15 g/l sampai dengan 20 g/l) dan dinetralkan dengan aerasi kuat atau natrium tiosulfat maksimum 40 g/l. (SNI 7311:2009)

2.3 Sitem pengelolaan air

2.3.1 Penyediaan air laut

Sterilisasi air laut menggunakan klorin 100 % (5 g/l sampai dengan 10 g/l) atau kaporit 60 % (15 g/l sampai dengan 20 g/l) dan dinetralkan dengan aerasi kuat atau natrium tiosulfat maksimum 40 g/l.(SNI 7311:2009)

2.3.2 Kualitas air

Kualiatas air pemeliharaan pada pembenihan udang vaname dapat di lihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Persyaratan Kualitas Air Pemeliharaan.

No Parameter Satuan Nilai

1 Suhu 0C 28 – 33

2 Salinitas g/l 30 – 33

3 pH - 7,5 – 8,5

4 Oksigen Terlarut mg/l >4,0

5 Alkalinitas mg/l 100 – 150

6 Bahan organic total mg/l <90

7 Amoniak mg/l <0,1

8 Ketinggian air Cm >80

Sumber : SNI7311-2009.

(21)

2.4 Baku mutu air untuk Perikanan

Baku mutu air untuk pengelolaan kualitas air yang digunakan selama proses pembenihan udang vaname diupayakan untuk memenuhi persyaratan sesuai dapat di lihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Baku mutu air perikanan.

Sumber : SNI 8037.1:2014.

No Parameter Satuan Nilai

1 Suhu oC 28 – 33

2 Salinitas g/l 30 –34

3 pH - 7,0 – 8,5

4 Oksigen terlarut mg/l >4

5 Alkalinitas mg/l 100 – 120

6 Bahan organic total mg/l <55

7 Padatan terlarut Total mg/l 150 – 200

(22)

BAB III METODOLOGI KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penulisan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan hasil dari kegiatan Pengalaman Kerja Praktik Mahasiswa (PKPM) yang dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan mulai pada tanggal 29 Januari sampai 29 April 2018 di PT. Esaputlii Prakarsa Utama, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan.

3.2 Alat dan Bahan

Alat – alat yang digunakan dalam kegiatan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Alat yang digunakan dalam kegiatan sistem pengadaan dan distribusi air pada pembenihan udang vaname.

No Nama Alat Spesifikasi Fungsi

1 Bak Reservor Ukuran 36 x 8 m Tempat penampungan air siap pakai

2 Presure filter Model S900 Kekuatan

800rpm Untuk menyaring air

3 Bak Penampungan Ukuran 15 x 6 m Sebagai tempat menampung air

4 Pompa Pompa sentrifugal merk

niagara

Untuk memompa dan

mendistribusikan air 5 Pipa Ukuran 2,3,4 & 8 inci

merk wavin Untuk menyalurkan air 6 Bak Pemeliharaan

induk Beton volume 10 ton Untuk memelihara induk 7 Bak pemeliharaan

larva Beton volume 21 ton Untuk memelihara larva 8 Bak Pemeliharaan

algae

Beton volume 20 ton, dan

fiber volume 2 ton Untuk memelihara algae 9 Timbangan analog Berat max 5kg Untuk menimbang bahan

treatment

10 Ember Plastik, volume 20 liter Wadah untuk melarutkan bahan treatment

11 Gayung Plastik, volume 1 liter Tempat sampling telur

12 Erlenmeyer Volume 50ml Mengambil sampel air

13 Botol sampel Kaca, volume 5ml Mengecek kandungan klorin

14 Pipet tetes - Untuj memipet sampel

15 Rumah pompa Ukuran 4 x 2 m Tempat menyimpan pompa

16 Selang spiral Plastik Untuk menyuplai air

17 Generator sistem - Penyuplai listrik saat PLN

padam Data sekunder PT. Esaputlii Prakarsa Utama.

(23)

Bahan – bahan yang digunakan dalam kegiatan sistem pengadaan dan distribusi air pada pembenihan udang vaname dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Bahan yang digunakan dalam kegiatan sistem pengadaan dan distribusi air pada pembenihan udang vaname.

No Nama Bahan Spesifikasi Fungsi

1 Air laut Cair Untuk melarutkan bahan treatment

2 Kaporit Bubuk, berbau, mudah laut Untuk treatment air 3 Thiosulfat Kristal, bening Untuk treatment air 4 Autolodine Cair, berwarna kuning Untuk klorin test Data sekunder PT. Esaputlii Prakarsa Utama.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh langsung dari lapangan dan data sekunder yang diperoleh dari hasil wawancara, studi literatur dan laporan tahunan.

3.4 Metode Pelaksanaan

Kegiatan Sistem Pengadaan Dan Distribusi Air Pada Pembenihan Udang Vaname dilaksanakan berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diterapkan PT. Esaputlii Prakarsa Utama, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan.

3.4.1 Gambaran Umum Lokasi

PT. ESAPRATAMA (Esaputlii Prakarsa utama) merupakan salah satu sentra produksi perikanan budidaya bibit udang dan nener yang terletak di Jl. Poros Makassar- Pare-pare KM 138 di daerah lingkungan Jalange, kelurahan Mallawa, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Secara astronimis PT. Esaputliii Prakarsa Utama terletak 4º8’36’’ LS dan 119º36’54’’ BT. Sedangkan secara geografis terletak 17 km

(24)

sebelah utara kota madya Pare-Pare dan 34 Km sebelah selatan kota Barru, Berada di tepi pantai yang berbatasan dengan Selat Makassar. Adapun letak lokasi dapat dilihat pada Gambar 1.

(Gambar 1. Tata letak PT. Esaputlii Prakarsa Utama)

PT. Esaputlii Prakarsa Utama memiliki areal seluas 15 HA dengan luas bangunan sekitar ± 10 Ha, yang terdiri dari 2 unit pemeliharaan larva, 1 unit pemeliharaan nener bandeng, serta fasilitas lainnya seperti rumah karyawan, masjid, kantor, dan pendopo. Adapun yang tidak ternasuk dalam luas bangunan, digunakan untuk pembesaran udang vaname menggunakan tambak beton.

(25)

3.5 Variabel Yang Diamati

3.5.1 Penyediaan Air Laut

Proses penyediaan air laut di PT. Esaputlii Prakarsa Utama dilakukan dengan cara memompa air laut yang bersumber dari laut yang berbatasan langsung dengan selat makassar. Proses pengambilan air laut dibantu menggunakan dua pompa sentrifugal bermesin diesel dengan merk NIAGARA 1 phase 4 inch, pompa tersebut ditempatkan dalam rumah pompa berjarak 130 meter pada hatchery unit 1 kemudian di pompa lagi menggunakan dua pompa sentrifugal bermesin diesel dengan merk NIAGARA 1 phase 4 inch sampai air naik ke hatchery unit 2 yang berjarak 120 meter.

Jarak suplai air laut dari bak reservoir adalah 250 meter. Pada ujung pipa yang menghubungkan ke perairan di bungkus dengan waring hitam, kedalaman pipa penyedot adalah 10 meter. Suplai air laut dilakukan pada saat terjadi pasang air laut ataupun surut air laut yaitu pada siang maupun malam hari. Air laut yang digunakan mempunyai salinitas 30 – 31 ppt.

Dalam pendistribusiannya, air laut disalurkan melalui pipa PVC berukuran 4 inchi yang dirangkai memanjang hingga mencapai jarak 300 meter. Air laut hasil penyedotan kemudian dialirkan ke dalam pressure filter yang berisi pasir kuarsa dan arang batok kelapa. Lalu, air dialirkan ke bak pengendapan yang bervolume 150 m3. Bak pengendapan yang terdapat di PT.

Esaputlii Prakarsa Utama sebanyak empat buah dan ditempatkan

(26)

pada ruangan tertutup agar tidak terjadi kontaminasi dari luar.

Setelah tertampung dalam bak pengendapan, dilakukan treatment terhadap air untuk membunuh mikroorganisme yang berpotensi menjadi bibit penyakit.

Treatment air dilakukan dengan cara memberikan larutan

kaporit 60% sebanyak 10 – 15 ppm selama 8 jam dan diberi aerasi kuat. Untuk menetralkan air terhadap kaporit diberikan Natrium thiosulfat sebanyak 3 – 5 ppm dan didiamkan selama 2 - 3 jam.

Setelah mencapai waktu yang telah ditentukan, dilakukan pengujian untuk mengetahui tingkat kenetralan air terhadap kaporit menggunakan autolodine. Pengujian tersebut dilakukan dengan cara mengambil sampel air sebanyak 5 ml kemudian diberi 3 tetes autolodine. Apabila warna air berubah menjadi kekuning-kuningan

hal tersebut menandakan bahwa dalam air masih terkandung kaporit, apabila berwarna bening menandakan bahwa air tersebut telah netral. Apabila air tersebut telah netral selanjutnya di pompa menuju sand filter menggunakan pompa suntrifugal merk NIAGARA 4 inch. Sand filter yang digunakan terdiri dari beberapa material tersusun dari bawah ke atas yaitu waring, kerikil, arang, pasir kuarsa. Setiap material filter mekanis dilapisi kantong yang terbuat dari bahan waring, Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam pencucian material sehingga air media yang digunakan jernih dan bebas dari bakteri pathogen setelah difilter.

Bak distribusi bervolume 150 m3 sebanyak 4 buah, Air yang telah

(27)

difilter dialirkan menuju bak reservoar induk dan di alirkan ke bak reservoar algae, larva dan pemasaran dengan sistem gravitasi.

Gambar 2. (1) Sandfilter (2) Pressure filter

3.5.2 Penyediaan Air Tawar

Air tawar yang digunakan di PT. Esaputlii Prakarsa Utama bersumber dari sumur bor yang disuplai di daerah Mallawa menggunakan bantuan pompa air merk EBARA dari kedalaman 100 meter. Jarak pengambilan air tawar 1 km dari perusahaan PT. Esaputlii Prakarsa Utama. Kemudian air didistribusikan ke dalam bak penampungan air tawar melalui pipa berukuran 3 inch.

Bak penampungan air tawar yang terdapat di PT. Esaputlii Prakarsa Utama berjumlah dua buah dengan kapasitas total yaitu 100 m3. Air tawar yang tertampung didistribusikan menggunakan pompa merk app kanji 2 inch yang disalurkan ke seluruh bagian induk maupun bagian produksi.

(28)

3.6 Analisis Data

Data kualitas air laut dianalisis secara deskriptif, kemudian dibandingkan dengan standar mutu untuk pembenihan udang vaname sesuai standar nasional indonesia (SNI) dan data sekunder yang terdapat di PT. Esaputlii Prakarsa Utama serta literatur yang di dapatkan, guna memperoleh gambaran kesesuaiannya untuk budidaya udang vaname khususnya pembenihan.

3.7 Jadwal Penyediaan Air

Adapun jadwal penyediaan air yang di lakukan di PT. Esaputlii Prakarsa Utama dapat di lihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Jadwal penyediaan air

(29)

3.8 Standar Operasional Prosedur (SOP) 3.8.1 Treatment Air

Alat dan Bahan Alat

- Sikat

- Selang 1 1 4 ⁄ inchi - Aerasi

- Ember 10 liter

- Beaker glass 0,25 liter

- Filter Preassure, Filter Gravitasi dengan sistem back wash, - Pompa 3 inch

Bahan

- Desinfektan (kalsium hypochlorite) - Thiosulfat

- Ortotoluidin - Air Laut Prosedur Kerja

 Pencucian bak

- Larutkan desinfektan (calcium hypochlorite) dengan dosis 200 ppm;

- Sebarkan merata pada dinding dan dasar bak, biarkan selama 1 – 2 hari;

(30)

- Gosok dengan menggunakan sikat dan bilas menggunakan air larut;

- Bersihkan pipa aerasi dan tepi bak.

- Pemberian aerasi menggunakan pipa aerasi yang dibuat mengelilingi dan menyebar pada dasar bak tandon dengan jarak antar titik aerasi sekitar 100 cm. Titik aerasi tanpa menggunakan batu aerasi, dan agar pipa aerasi tidak terangkat, pipa aerasi ditindih memnggunakan pemberat aerasi.

 Pemasukan Air

- Pompa air laut menggunakan pompa 4” melalui filter preassure danmasukm ke tandon I.

- Selanjutnya air laut ditandon dikapaorit sebanyak10 ppm dan diaerasi selama 8 jam, selanjutnya dinetralkan menggunakan thiosulfat

- Air yang sudah netral dipompa ke reservoir ke dua melalui filter gravitasi

- Air yang sudah steril di bak penampungan/tandon kedua sebelum digunkanan disaring dengan “cartridge filter”

dan sebelum masuk ke dalam bak disaring lagi menggunakan filter kapas dan filter bag berukuran 5 µm.

Gambar

Gambar 3. Jadwal penyediaan air

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan-kegiatan yang perlu diperhatikan dalam manajemen kualitas air sebagai berikut : sumber air bukan berasal dari sungai yang digunakan untuk membuang limbah industri, sumber

Secara fisik kualitas air untuk budidaya udang vaname ditentukan oleh nilai kecerahan air ideal 30 cm yang menunjukkan populasi plankton dan kandungan material terlarut dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi komposisi mineral utama air tanah di kabupaten Karawang serta pengaruhnya sebagai media budidaya terhadap performa

Pakan alami dari jenis zooplakton yang diberikan pada larva udang vaname adalah Artemia salina dengan cara dilakukan pengkulturan selama 24 jam dalam wadah berupa galon

Induk betina udang vaname yang matang gonad dan yang telah terbuahi dapat dilihat pada Gambar 3.6. Matang Gonad

Dilain pihak pada kegiatan budidaya vaname teknologi intensif yang menggunakan benur vaname yang sama, pada lokasi dan air sumber yang sama, dan waktu pemeliharaan yang

Dalam kegiatan budidaya udang vaname di tambak intensif salah satu hal yang penting diperhatikan yaitu pengelolaan kualitas air, dimana pengelolaan kualitas air

Esaputlii Prakarsa Utama berasal dari Hawai, Amerika Serikat karena induk yang berasal dari daerah tersebut memiliki kualitas yang terbaik dan mampu bersaing dengan induk dari negara