• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMENN KUALITAS AIR PADA PEMBENIHAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei Bonne) ESAPUTLii PRAKARSA UTAMA (BENUR KITA) TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MANAJEMENN KUALITAS AIR PADA PEMBENIHAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei Bonne) ESAPUTLii PRAKARSA UTAMA (BENUR KITA) TUGAS AKHIR"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA UDANG VANAME

DI PT ESAPUTL

POLITEK

MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA UDANG VANAME

PT ESAPUTL BARRU

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei

PT ESAPUTLii PRAKARSA UTAMA (BENUR KITA) BARRU, SULAWESI SELATAN

TUGAS AKHIR

CHANDRA KIRANA

JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN NIK PERTANIAN NEGERI

PANGKEP

MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA Litopenaeus vannamei

PRAKARSA UTAMA (BENUR KITA) SULAWESI SELATAN

TUGAS AKHIR

CHANDRA KIRANA 12 22 177

JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN NIK PERTANIAN NEGERIPANGKAJENE

PANGKEP 2015

MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA PEMBENIHAN Litopenaeus vannamei

PRAKARSA UTAMA (BENUR KITA) SULAWESI SELATAN

TUGAS AKHIR

CHANDRA KIRANA 177

JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN PANGKAJENE

PEMBENIHAN Litopenaeus vannamei Bonne)

PRAKARSA UTAMA (BENUR KITA) SULAWESI SELATAN

JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN

PANGKAJENEKEPULAUAN

PEMBENIHAN ) PRAKARSA UTAMA (BENUR KITA)

KEPULAUAN

(2)

MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA PEMBENIHAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei Bonne) DI PT ESAPUTLii PRAKARSA UTAMA (BENUR KITA)

BARRU, SULAWESI SELATAN

TUGAS AKHIR

CHANDRA KIRANA 12 22 177

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi pada Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh Pembimbing

Ir. Hj. Ratnasari, M.P Ir. La Paturusi La Sennung, M.Si Ketua Anggota

Diketahui oleh :

Ir. Andi Asdar Jaya, M.Si Ir. Rimal Hamal, M.P

Direktur Ketua Jurusan

Tanggal Lulus : 7 September 2015

(3)

iii

RINGKASAN

CHANDRA KIRANA, 12 22 177

.

Manajemen Kualitas Air PadaPembenihan Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei Bonne) di PT. Esaputlii Prakarsa Utama (Benur Kita) Barru, Sulawesi Selatan dibimbing oleh Hj. Ratnasari dan La Paturusi La Sennung.

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Sumber air tersebut ada yang diperoleh dari air tanah, mata air, air sungai, danau, dan air laut. Pengeloaan Sumber Daya Air juga dapat didefinisikan sebagai aplikasi dari cara struktural dan non-struktural, untuk mengendalikan system sumber daya air alam dan buatan manusia untuk kepentingan/manfaat manusia dan tujuan-tujuan lingkungan.

Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui manajemen pengelolaan kualitas air untuk pembenihan udang vaname (Litopenaeus vannamei). Sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan kualitas air

Air yang mengairi perkolaman benur kita bersumber dari laut yang berjarak 200 M dari lokasi pembenihan, hal ini dikarenakan perairan disekitarnya sudah tercemar dari limbah industri, air dipompa dari laut menggunakan pompa yang ujung pipanya telah dipasangi dengan saringan, setelah itu air masuk kedalam saringan pressure filter yang berisikan dengan pasir lalu disimpan kedalam bak reservoir volume 200 ton dan diberikan kaporit sebanyak 20 ppm sebagai pembersih dari bibit penyakit, air yang didalam bak reservoir lalu diblower selama 5 jam agar bibit penyakit yang ada didalam air dapat mati, setelah itu diberikan Natrium Tiosulfat sebagai penetral dari kaporit, langkah terakhir dari pengairan ini adalah dengan memompa air ke filter grafitasi yang berisikan dengan krikil, arang, pasir lalu dipompa ke bak penampungan yang biasanya dipasangkan filter bag di ujung pipa dan siap untuk digunakan dan disebarkan ke bak bak yang lain.

Pengukuran kualitas air dilakukan setiap hari pada pagi hari dengan parameter kualitas air yaitu suhu, pH, salinitas dan alkalinitas. Kisaran nilai kualitas air pada bak induk yaitu suhu 27 29 oC, salinitas 29 32 ppt, pH 7,5 - 8,5 . kisaran nilai kualitas air pada bak larva yaitu 29 33 oC, salinitas 29 -32 ppt, pH 7,5 - 8,5 dan alkalinitas 130 ppm sedangkan untuk kisaran nilai kualitas air untuk alga skala laboratorium dan massal yaitu pada skala laboratorium suhu 16 - 18 oC, salinitas 28 ppt, pH 7,5 8,5 dan untuk massal suhu maksimal 35 oC, salinitas 24 29 ppt dan pH 8,5 9,0

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala kelimpahan rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dalam penyelesaian tugas akhir ini antara lain :

1. Kepada Ir. Hj. Ratnasari, M.P selaku ketua pembimbing pertama dan Ir. La Paturusi La Sennung, M.Si selaku pembimbing kedua yang telah memberikan arahan dan bimbingan mulai dari penyusunan proposal hingga penyelesaian laporan tugas akhir ini.

2. Bapak Ir. Tuwuh Tamid selaku manager produksi PT. Esaputlli Prakarsa Utama, Barru

3. Ir. Rimal Hamal, M.P sebagai ketua jurusan budidaya perikanan

4. Bapak Ir. Andi Asdar Jaya, M.Si, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Penulis juga menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua kami atas doa dan senantiasa memberikan dukungan baik berupa moril maupun materil. Terima kasih kepada semua keluarga besar, teman seangkatan, dan para teknisi laboratorium Jurusan Budidaya Perikanan yang tidak sempat disebutkan namanya atas partisipasinya dalam penyusunan tugas akhir ini.

(5)

v Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk kesempurnaan tugas akhir ini.

Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis dan berguna untuk semua orang yang memerlukannya amin.

Pangkep, 21 Mei 2015

Penulis

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan... 2

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Air ... 3

2.1.1 Faktor Fisika... 3

2.1.2 Faktor Kimia ... 4

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat... 7

3.2 Alat dan Bahan... 7

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 8

3.4 Metode Pelaksanaan... 8

3.4.1 Sumber Air ... 9

3.4.2 Pompa Induk... 9

(7)

vii

3.4.3 Pengendapan ... 9

3.4.4 Penyaringan... 10

3.4.5 Penampungan ... 11

3.4.6 Bak Pemeliharaan Udang Vaname... 12

3.5 Parameter yang Diamati dan Analisa data 3.5.1 Parameter yang Diamati... 15

3.5.2 Analisa Data... 15

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Air Media... 17

4.2 Kualitas Air pada Bak Pemeliharaan Induk ... 18

4.3 Kualitas Air pada Pemeliharaan Larva... 19

4.4 Pengukuran Kualitas Air Alga... 21

4.5 Tingkat Kelangsungan Hidup Larva ... 22

V KESIMPULAN DAN SARAN 24 5.1 Kesimpulan... 24

5.2 Saran... 24

DAFTAR PUSTAKA 25

LAMPIRAN 26

RIWAYAT HIDUP 28

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Alat yang Digunakan untuk Pengelolaan Kualitas Air... 7 2 Bahan yang Digunakan untuk Pengelolaan Kualitas Air ... . 8 3 Pengukuran Parameter Kualitas Air Laut Di Bak Pemeliharaan

Induk ... 18 4 Pengukuran Kualitas Air Laut Di Bak Pemeliharaan Larva... 20 5 Pengukuran Kualitas Air pada Alga Skala Laboratorium dan

Massal ... 22

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Bak Pengendapan... . .... 10

2 Filter Gravitasi... 11

3 Bak Penampungan... .. ... 12

4 Sentrik Filter... 14

5 Grafik Tingkat Kelangsungan Hidup Larva (SR)... 23

(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Pengukuran Suhu pada Bak Larva... 26

2 Pengukuran pH pada Bak Larva. . ... 26

3 Pengukuran Alkalinitas pada Bak Larva... 26

4 Preasure Filter... 27

5 Skema/Alur Persiapan Air Mulai dari Laut Sampai Ke Bak-Bak Pemeliharaan... 27

(11)

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Sumber air tersebut ada yang diperoleh dari air tanah, mata air, air sungai, danau, dan air laut. Pengeloaan sumber daya air juga dapat didefinisikan sebagai aplikasi dari cara struktural dan non-struktural, untuk mengendalikan system sumber daya air alam dan buatan manusia untuk kepentingan/manfaat manusia dan tujuan-tujuan lingkungan. Tindakan-tindakan struktur (structural measure) untuk pengelolaan air adalah fasilitas-fasilitas terbangun (constructed facilities) yang digunakan untuk mengendalikan aliran air baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Tindakan-tindakan non-struktural (non-structual measure) untuk pengelolaan air adalah program-program atau aktifitas-aktifitas yang tidak membutuhkan fasilitas-fasilitas terbangun

Air adalah media atau lingkungan hidup bagi organisme budidaya. Air memiliki sifat-sifat bio-fisika-kimia yang memberikan pengaruh terhadap kelangsungan hidup organisme budidaya seperti viskositas, kekeruhan, kecerahan, panas jenis. Disamping itu, air juga sebagai pelarut yang baik bagi berbagai bahan/zat beracun. Oleh karena itu, agar supaya air dapat mendukung kehidupan organisme, maka air perlu dikelola dengan menggunakan berbagai aplikasi teknologi seperti penyaringan, penggunaan ultraviolet, resirkulasi dan sebagainya.

Penerapan teknologi yang tepat guna akan dapat meningkatkan efesiensi dan produktivitas kegiatan budidaya dan mencegah terjadinya dampak negatif kegiatan budidaya terhadap lingkungan

(12)

2

Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas yang diinginkan sesuai fungsi peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisis alamiahnya. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui manajemen pengelolaan kualitas air yang digunakan sebagai media pemeliharaan bagi udang vaname.

Adapun manfaat kegiatan dari tugas akhir ini adalah untuk memperluas wawasan, kompetensi keahlian mahasiswa dalam berkarya di masyarakat kelak khususnya mengenai manajemen pengelolaan kualiatas air udang vaname.

(13)

3

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kualitas Air

Kualitas air dalam budidaya perairan meliputi faktor fisika, kimia dan biologi air yang dapat mempengaruhi produksi budidaya perairan. Udang sangat peka terhadap perubahan kualitas air. Sebagian besar manajemen kualitas air ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia dan biologi dalam media budidaya.

Faktor fisika sering tidak dapat dikontrol atau tergantung dengan pemilihan lokasi yang sesuai. Faktor fisika sangat tergantung dengan kondisi geologi dan iklim suatu tempat.

Kualitas air yang baik memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan di pembenihan. Penyakit yang ditimbulkan oleh komponen bakteri, fungal, parasite dapat bersumber dari air. Penerapan sistem filtrasi air, perlakuan ozonisasi, penyinaran ultraviolet dapat menjadi komponen penunjang yang dapat menghindari wabah penyakit pada kegiatan pembenihan. Melalui pengelolaan kualitas air secara benar, maka kebutuhan akan obat-obatan dan antibiotika dapat dikurangi (Kordi dan Andi, 2007).

2.1.1 Faktor Fisika

Faktor fisika air merupakan variabel kualitas air yang penting karena dapat mempengaruhi variabel kualitas air yang lainnya. Faktor fisika yang besar pengaruhnya terhadap kualitas air adalah suhu air. suhu air tergantung dari intensitas yang masuk ke dalam air.

(14)

4

1. Suhu Air

Suhu air dipengaruhi oleh : radiasi cahaya matahari, suhu udara, cuaca dan lokasi. Radiasi matahari merupakan faktor utama yang mempengaruhi naik turunnya suhu air. Sinar matahari menyebabkan panas air di permukaan lebih cepat dibanding badan air yang lebih dalam. Densitas air turun dengan adanya kenaikan suhu sehingga permukaan air dan air yang lebih dalam tidak dapat tercampur dengan sempurna.

Temperatur juga memiliki pengaruh yang besar pada pertumbuhan udang.

Penaeus vannamei akan mati jika terpapar pada air dengan suhu dibawah 15 oC atau diatas 33o C selama 24 jam atau lebih. Stres subletal dapat terjadi pada 15-22

o C dan 30-33o C. Temperatur yang cocok bagi pertumbuhan Penaeus vannamei adalah 23- 30o C. Pengaruh temperatur pada pertumbuhan Penaeus vannamei adalah pada spesifitas tahap dan ukuran. Udang muda dapat tumbuh dengan baik dalam air dengan temperatur hangat, tapi semakin besar udang tersebut, maka temperatur optimum air akan menurun (Wyban et al., 1991).

2.1.2. Faktor Kimia

Air yang digunakan untuk budidaya udang atau organisme perairan yang lain mempunyai komposisi dan sifat-sifat kimia yang berbeda dan tidak konstan.

Komposisi dan sifat-sifat kimia air ini dapat diketahui melalui analisis kimia air.

Dengan demikian apabila ada parameter kimia yang keluar dari batas yang telah ditentukan dapat segera dikendalikan. Parameter-parameter kimia yang digunakan untuk menganalisis air bagi kepentingan budidaya antara lain :

(15)

5

1. Salinitas

Salinitas dapat didefinisikan sebagai total konsentrasi ion-ion terlarut dalam air. Dalam budidaya perairan, salinitas dinyatakan dalam permil (°/oo) atau ppt (part perthousand) atau gram/liter. Tujuh ion utama yaitu : sodium, potasium, kalium, magnesium, klorida, sulfat dan bikarbonat mempunyai kontribusi besar terhadap besarnya salinitas, sedangkan yang lain dianggap kecil (Boyd, 1990).

Sedangkan menurut Davis et al, (2004), ion calsium (Ca), potasium (K), dan magnesium (Mg) merupakan ion yang paling penting dalam menopang tingkat kelulushidupan udang. Salinitas suatu perairan dapat ditentukan dengan menghitung jumlah kadar klor yang ada dalam suatu sampel (klorinitas). Sebagian besar petambak membudidayakan udang dalam air payau (15-30 ppt). Meskipun demikian, udang laut mampu hidup pada salinitas dibawah 2 ppt dan di atas 40 ppt.

2. pH

pH didefinisikan sebagai logaritme negatif dari konsentrasi ion hydrogen [H+] yang mempunyai skala antara 0 sampai 14. pH mengindikasikan apakah air tersebut netral, basa atau asam. Air dengan pH dibawah 7 termasuk asam dan diatas 7 termasuk basa. pH merupakan variabel kualitas air yang dinamis dan berfluktuasi sepanjang hari.

3. Alkalinitas

Alkalinitas merupakan kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa menurunkan pH larutan. Alkalinitas merupakan buffer terhadap pengaruh

(16)

6

pengasaman. Dalam budidaya perairan, alkalinitas dinyatakan dalam mg/l CaCO3.

Penyusun utama alkalinitas adalah anion bikarbonat (HC03 -), karbonat (CO3 2- ), hidroksida (OH-) dan juga ion-ion yang jumlahnya kecil seperti borat (BO3 -), fosfat (P04 3-), silikat (SiO4 4-) dan sebagainya (boyd, 1990).

(17)

7

III METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan tugas akhir ini disusun berdasarkan salah satu bagian dari kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Mei 2015, di PT Esaputlii Prakarsa Utama (BENUR KITA) Kec. Kupa Kab. Barru Provinsi Sulawesi Selatan

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada manajemen pengelolaan kualitas air pada udang vaname disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Alat yang digunakan dalam pengelolaan kualitas air

No Nama Alat Spesifikasi Kegunaan

1 Bak penampungan air

laut 200 Ton Wadah penampungan air laut

2 Saringan plankton net Sebagai penyaring

3 Generator set ( genset )

- Sebagai peneranag saat PLN

padam

4 Rumah blower 4x4 m2 Tempat menyimpan blower

5 Blower Menyuplai udara

6 Pompa

Axial Memompa dan mendistibusikan air

7 Filter bag Penyaring air

8 Batu aerasi - Penyaluran oksigen

9 Selang aerasi - Menghasilkan gelembung udara

10 pipa Sambungan ke bak

11 Hand refraktometer Pengukur salinitas

12 Termometer Pengukur suhu

13 pH scand Pengukur derajat keasaman

14 Burret Alat titrasi uji alkalinitas

15 Erlenmeyer 100 ml Wadah uji alkalinitas

16 Gayung 2 liter Pengambilan sampel

(18)

8

Tabel 2. Bahan yang Digunakan dalam Pengelolaan Kualitas Air

No Bahan Spesifikasi Kegunaan

1 Air laut Media pemeliharaan

2 Kaporit Cair, 20 ppm desinfektan

3 Thio sulfat 5 6 ppm Penetral bahan kimia

4 5 6 7 8 9 10

Aquades Larutan buffer tissue

metil orange larutan PP H2SO4 murni Clorin

Cair Cair, 5 ml Padat Cair Cair Cair Cair

Penetral alat Kalibrasi alat Pembersih alat Uji alkalinitas Uji alkalinitas Uji alkalinitas sterilisasi air

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu observasi dan partisipasi aktif untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang dikumpulkan sesuai hasil praktik yang dikerjakan secara langsung pada saat kegiatan berlangsung.

2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari berbagai sumber seperti data yang diperoleh dari laporan tahunan, buku-buku penunjang dan hasil wawancara dengan pembimbing lapangan yang digunakan dalam membantu menjawab tujuan tugas akhir yang tidak bisa dilakukan secara langsung dilapangan.

3.4 Metode Pelaksanaan

Dalam kegiatan pengelolaan kualitas air yang perlu di perhatikan yaitu sumber air, pompa induk, bak pengendapan, filter gravitasi, bak penampungan air, bak pemeliharaan udang.

(19)

9

3.4.1 Sumber Air

Air yang digunakan adalah air laut yang bersumber dari pantai.

Kemudian air ini dipompa sejauh kurang lebih 200 m dari tepi pantai.

Sistem pengambilan airnya adalah sebagai berikut:

1. Pipa yang digunakan berukuran 4 inci, ujung pipa dipasang saringan dengan panjang 1 meter.

2. Bagian luar pipa dipasangi saringan

3. Ujung pipa di tanam dalam pasir sedalam satu meter dengan tujuan air yang diperoleh benar benar bebas dari bibit-bibit predator dan kotoran kasar, kemudian selain itu, juga bertujuan untuk memperkuat posisi dari ancaman ombak atau badai.

4. Air dialirkan ke dalam saringan pressure filter yang berisikan dengan pasir

3.4.2 Pompa Induk

Pompa terdapat pada lokasi hatchery, tepatnya disamping bak pengendapan dengan tegangan 40 volta dan dapat menghasilkan debit air sebanyak 50 liter per detik. Pompa ini digunakan untuk mengalirkan air ke semua bak-bak yang ada di hatchery.

3.4.3 Pengendapan

Bak pengendapan berfungsi untuk menampung air dan mengendapkan kotoran yang masuk melalui saringan air dari pompa pemasukan dapat dilihar pada Gambar 1.

(20)

10

Gambar 1. Bak Pengendapan

Bak pengendapan yang digunakan berukuran 200 ton yang berfungsi sebagai wadah pengendapan semua benda benda yang larut dari laut.

Kemudian dalam bak ini dilakukan perlakuan air dengan menggunakan kaporit 20 ppm dan diaerasi selama 5 jam kemudian Pemberian Natrium Tiosulfat 5 - 6 ppm dan diendapkan selama 4 jam dengan tujuan untuk mengikat bahan-bahan tersuspensi dalam air.

3.4.4 Penyaringan

Filter ini berfungsi untuk menyaring benda benda halus, filter fisik ini dipasang pada 200 meter dari pinggir pantai dan menggunakan pompa axial untuk menarik air laut dengan kecepatan 500 liter/menit. Fungsi dari filter ini untuk menyaring kotoran dan bahan-bahan organik dapat dilihat pada Gambar 2.

(21)

11

Gambar 2. Filter Gravitasi

Bahan yang digunakan pada filter tersebut tiga bahan penyaring dengan fungsi sebagai berikut:

a. Pasir kuarsa sebagai bahan penyaring benda - benda suspensi terlarut;

b. Karbon active atau arang kayu bakau sebagai pengikat ion-ion beracun dalam air

c. Krikil sebagai dasar dari filter gravitasi.

3.4.5 Penampungan

Bak ini digunakan sebagai penampungan air dari Filter gravitasi yang siap digunakan pada setiap bak berdasarkan fungsinya masing-masing.

Dalam bak ini dapat diberi perlakuan dengan menggunakan EDTA 10 ppm.

Pada setiap bak. Setelah itu, air siap digunakan ke masing masing bak

(22)

12

berdasarkan fungsinya dengan menggunakan pompa melalui pipa paralon 1/2

inch. Bak penampungan berkapasitas 200 ton dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Bak Penampungan Air

Di bak penampungan ini air diberi klorin sebagai sterilisasi air, diupayakan pada bak ini tersedia aerasi yang cukup untuk menguraikan klorin. Kemudian diberi Natrium Thio Sulfat (Na2 S2O3) untuk menetralkan air, didiamkan selama beberapa hari setelah itu air siap untuk dialirkan ke bak-bak pemeliharaan induk, larva, dan pakan alami

3.4.6 Bak Pemeliharaan Udang Vaname

Setelah melalui penyaringan tandon, kemudian air diteruskan dengan pompa menuju bak-bak pemeliharaan, yang berarti bahwa air siap digunakan sebagai media pemeliharaan udang

Proses pengelolaan air pada bak pemeliharaan induk maupun pada bak pemeliharaan larva adalah sebagai berikut:

(23)

13

a. Pengelolaan air pada bak pemeliharaan induk diberikan perlakuan dengan cara :

1) Penyaringan air dengan menggunakan filter bag, yang dipasang pada ujung selang yang masuk kedalam bak pemeliharaan induk;

2) Pergantian air dilakukan secara terus menerus dengan mengeluarkan dan memasukkan air dengan sistem sirkulasi;

3) Pemberian sodium bikarbonat sebanyak 5 10 ppm setiap setelah pergantian air;

4) Penyiponan dilakukan setiap pagi hari, sebelum melakukan pemberian pakan;

5) Mengontrol suplay oksigen atau aerasi supaya tidak terjadi pengendapan pada dasar bak.

b. Pengelolaan air pada bak pemeliharaan larva dapat dilakukan dengan cara :

1) Pengisian air dengan menggunakan filter bag, yang dipasang pada ujung selang yang masuk kedalam bak pemeliharaan larva;

2) Pemberian probiotik sebagai pathogen pengurai Total suspended solid( TSS);

3) Pemberian pakan alami secukupnya sehingga tidak terjadi pembusukan pada endapan di dasar bak;

4) Pergantian air 20% pada stadia fost larva ketiga pada pagi hari sebelum melakukan pemberian pakan alami atau pakan buatan.

Pemberian larutan PUR 0,5 ppm setiap pagi hari setelah pergantian air, dengan tujuan untuk mencegah adanya penempelan atau pathogen lain.

(24)

14

c. Pengelolaan air pada kultur pakan alami skala laboratorium dan massal 1) Pada skala laboratorium dipasangkan saringan filter pada Gambar 4

Gambar 4. Sentrik Filter

2) Pada saringan filter yang terdapat pada gambar 4 terdapat 2 pipa yang terdiri dari pipa dari pemasukan air laut dan air tawar yang telah ditreatment di gedung pengelolaan air.

3) Air tawar yang di masukkan di treatment terlebih dahulu dengan klorin 4 ppm dan dinetralkan dengan thio sulfat 4 ppm sebanyak 20 liter air tawar

4) Uji kualitas air dilakukan di Quality Control untuk mengetahui kualitas air pada alga

5) Pada skala massal, pengisian air dilakukan dengan memasang filter bag yang dipasang pada ujung selang kemudian di alirkan ke bak pakan alami skala massal.

(25)

15

3.5 Parameter yang Diamati dan Analisa Data 3.5.1 Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati yaitu pengukuran parameter kualitas air dari faktor fisika dan kimia diantaranya suhu, salinitas, pH, dan alkalinitas pada air utamanya bak pemeliharaan induk, dan larva.

3.5.2 Analisa Data

Data yang diambil dari hasil kegiatan PKPM didapatkan hasil dari rumus yang digunakan yaitu :

a). alkalinitas pada bak pemeliharaan larva

Dimana :

TA : Total Alkalinitas

A : Titrasi asam sulfat sampai jernih B : Titrasi sampai warna orange

TA = 1000 x 0,002N x (A+B) x 50 25 (sampel)

(26)

16

b). Tingkat Kelangsungan Hidup (SR)

Tingkat kelangsungan hidup dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Effendie (1979) yaitu:

dimana:

SR = Kelangsungan hidup (%);

Nt = Jumlah individu pada akhir pemeliharaan (ekor);

No = Jumlah individu pada awal pemeliharaan (ekor).

x100

Gambar

Gambar 1. Bak Pengendapan
Gambar 2. Filter Gravitasi
Gambar 3.  Bak Penampungan Air
Gambar 4.  Sentrik Filter

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini relevan dengan tekanan anggaran waktu sangat besar akan menyebabkan tingkat stres yang tinggi yang berpengaruh terhadap karakteristik personal auditor

Hasil tanya jawab secara lisan yang dilakukan instruktur bahasa Inggris kepada mahasiswa Elektro semester 6 setelah test menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa

Karya ilmiah pada prosiding internasional yang terindek database internasional (Web of Science, Scopus) dinilai sama dengan jurnal internasional namun tidak

Selanjutnya fasilitas musholah yang lokasinya kurang terlihat dan sudah dikelilingi semak, fasilitas kandang satwa yang sudah rusak harus segera ditindak lanjuti karena

Pertumbuhan ekonomi secara langsung tidak berpengaruh signifikan terhadap penurunan tingkat kemiskinan, akan tetapi pertumbuhan ekonomi dapat memengaruhi dalam

Daun merupakan salah satu organ tanaman yang sangat pentin sebagai tempat berlangsungnya proses-proses fotosintesis tanaman yang banyak menghasilkan karbohidrat untuk

Selisih sudut dari pembacaan gyroscope dan accelerometer merupakan error pada estimasi kalman filter yang akan dikuatkan dan ditambahkan pada nilai sudut gyroscope

Dalam hal artikel yang dilaporkan untuk CERP, para peninjau independen ini adalah para ahli dalam laktasi manusia dan pemberian Air Susu Ibu (ASI).. Keahlian ini dapat diakui