• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI PENGEMBANGAN EKONOMI KERAKYATAN DI INDONESIA ERA PANDEMI COVID-19 : ANDHIKA WAHYUDIONO S.Pd.,M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI PENGEMBANGAN EKONOMI KERAKYATAN DI INDONESIA ERA PANDEMI COVID-19 : ANDHIKA WAHYUDIONO S.Pd.,M."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI

PENGEMBANGAN EKONOMI KERAKYATAN DI

INDONESIA ERA PANDEMI COVID-19

DOSEN MATA KULIAH :

ANDHIKA WAHYUDIONO S.Pd.,M.Pd

KELOMPOK 12

MAHASISWA

MOCH. INDHI MAHBUBI / 31206457

SULISTIONINGSIH / 31206422

UNIVERITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI

FAKULTAS EKONOMI

PRODI MANAJEMEN

2020

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN a. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dimana negara Indonesia menganut sistem ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan bukanlah sebuah mazhab ekonomi baru, namun hanya sebagai konstruksi pemahaman dari Realita ekonomi yang umum terdapat di negara berkembang. Suatu realitas ekonomi dimana selain ada sektor formal yang umumnya didominasi oleh pengusaha dan konglomerat terdapat sektor informal dimana sebagian besar anggota masyarakat hidup. Ekonomi rakyat berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat di suatu daerah tertentu.

Ekonomi kerakyatan merupakan situasi perekonomian di mana kegiatan ekonomi diselenggarakan dengan melibatkan partisipasi semua anggota masyarakat, sementara penyelenggaraan kegiatan-kegiatan ekonomi itu pun berada di bawah pengendalian atau pengawasan anggota-anggota masyarakat. Menurut (Mubyarto, 1999), ekonomi kerakyatan adalah ekonomi yang berbasis kekeluargaan berkedaulatan rakyat dan menunjukan pemihakan sungguh-sungguh pada ekonomi rakyat. Dalam praktiknya, ekonomi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi jejaring yang menghubung-hubungkan sentra inovasi, produksi, dan kemandirian.

Ekonomi kerakyatan sebagai dasar pijakan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam rangka mewujudkan aspek hasil-hasil pembangunan, sektor usaha kecil menduduki peran penting dan strategis dalam pembangunan nasional, baik dilihat dari segi kuantitas maupun dari segi kemampuannya dalam meningkatkan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja dalam mewujudkan pemerataan hasil-hasil pembangunan, termasuk pengentasan kemiskinan.

Perekonomian rakyat pada hakikatnya merupakan istilah ekonomi rakyat yang berarti perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat. Perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat adalah usaha ekonomi yang menjadi sumber penghasilan keluarga atau orang-perorang. Perekonomian nasional berakar pada potensi dan kekuatan masyarakat secara luas dalam menjalankan roda perekonomian mereka sendiri. Adapun bentuk perekonomian yang dilakukanlangsung oleh masyarakat atau kemandirian perekonomian adalah dengan membuka usaha-usaha kecil. Dengan demikian, untuk membuka usaha-usaha guna mencapai kelangsungan hidup mereka memerlukan dana ataupun modal.

Pada awal tahun 2020, Covid-19 menjadi masalah kesehatan dunia. Kasus ini diawali dengan informasi dari Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) pada tanggal 31 Desember 2019 yang menyebutkan adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Kasus ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan terjadi importasi di luar Cina. Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Pada tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit virus Corona pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease (Covid-19). Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia telah melaporkan dua kasus konfirmasi Covid-19. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi. Covid-19 adalah sekeluarga virus yang ditemukan pada manusia dan hewan. Sebagian virusnya dapat menginfeksi manusia serta menyebabkan berbagai penyakit, bahkan dapat menyebabkan kematian.

(3)

Indonesia adalah salah satu negara yang terdampak Covid-19. Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya pada kesehatan masyarakat namun juga berdampak pada kesejahteraan ekonomi negara hingga ekonomi masyarakat. Covid-19 melumpuhkan perekonomian negara dan masyarakat, terutama pekerja informal yang rentan berkurang pendapatannya hingga kehilangan mata pencarian lantaran sepi permintaan. Dengan adanya Covid-19 pemerintah mulai menggalakkan social distancing, lockdown, serta karantina wilayah. Hal tersebut dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 agar ekonomi kerakyatan di Indonesia dapat berkembang di tengah pandemi ini. Berdasarkan latar belakang dan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menyusun makalah dengan judul “Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di Indonesia Era Pandemi Covid-19 ”.

b. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep ekonomi kerakyatan di Indonesia? 2. Bagaimana dampak ekonomi kerakyatan di era Covid-19?

3. Bagaimana peluang ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19?

4. Bagaimana ekonomi kerakyatan dan etika berekonomi di era pandemi Covid-19? 5. Bagaimana strategi pengembangan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19?

c. Tujuan

1. Mengetahui konsep ekonomi kerakyatan di Indonesia. 2. Mengetahui dampak ekonomi kerakyatan di era Covid-19.

3. Mengetahui peluang ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19.

4. Mengetahui ekonomi kerakyatan dan etika berekonomi di era pandemi Covid-19. 5. Mengetahui strategi pengembangan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19.

d. Manfaat

1. Kepentingan akademis, dapat memberikan tambahan informasi dalam wacana akademik yang berkaitan dalam ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengembangan ekonomi kerakyatan di Indonesia era Covid-19.

2. Kepentingan praktis, diharapkan dapat membantu pihak-pihak perumus ataupun bagi para pengambil keputusan di pemerintah yang berhubungan dengan pengembangan ekonomi kerakyatan di Indonesia era Covid-19.

(4)

BAB II PEMBAHASAN a. Konsep Ekonomi Kerakyatan di Indonesia

1. Pengertian Ekonomi Kerakyatan

Menurut (Zulkarnain, 2006) di dalam bukunya yang berjudul: Kewirausahaan (Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah dan penduduk Miskin), ekonomi kerakyatan adalah suatu sistem ekonomi yang harus di anut sesuai dengan falsafah negara kita yang menyangkut dua aspek, yakni keadilan dan demokrasi ekonomi, serta keberpihakan kepada ekonomi rakyat.

Definisi ekonomi kerakyatan menurut (Marzuki, 2015), ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat, dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai usaha kecil dan menengah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dsb. Yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.

Ekonomi kerakyatan dapat ditafsirkan sebagai setara dengan istilah demokrasi ekonomi yang secara tegas terdapat pasal penjelasan,. Penjelasan pasal 33 UUD 1945 menyatakan bahwa ekonomi kerakyatan yakni sistem ekonomi dimana produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, serta di bawah pemilikan anggota-anggota masyarakat. Dengan demikian salah satu pilar dari demokrasi ekonomi itu adalah keikutsertaan semua orang dalam kegiatan produksi.

Pemahaman tentang ekonomi rakyat dapat dipandang dari dua pendekatan yaitu: pertama, pendekatan kegiatan ekonomi dari pelaku ekonomi berskala kecil, yang disebut perekonomian rakyat. Berdasarkan pendekatan ini, pemberdayaan ekonomi rakyat dimaksudkan adalah pemberdayaan pelaku ekonomi skala kecil. Kedua, pendekatan sistem ekonomi, yaitu demokrasi ekonomi atau sistem pembangunan yang demokratis, disebut pembangunan partisipatif (participatory Development).Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ekonomi kerakyatan adalah perkembangan ekonomi kelompok masyarakat yang mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan yang berkaitan erat dengan aspek keadilan, demokrasi ekonomi, keberpihakan pada ekonomi rakyat yang bertumpu pada mekanisme pasar yang adil dengan tujuan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan atau mayoritas masyarakat.

2. Tujuan Ekonomi Kerakyatan

Ekonomi kerakyatan memiliki empat tujuan pokok yaitu: pertama, mewujudkan pemerataan dan keadilan sosial. Kedua, semangat nasionalisme ekonomi yang kuat, tangguh dan mandiri. Ketiga, demokrasi ekonomi berdasarkan kerakyatan dan kekeluargaan, koperasi dan usaha-usaha kooperatif menjiwai perilaku ekonomi perorangan dan masyrakat. Keempat, keseimbangan yang harmonis, efisien dan adil antara perencanaan nasional dengan desentralisasi ekonomi dan otonomi yang luas, bebas dan bertanggung jawab, menuju perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Mubyarto, 1999).

(5)

Menurut (Soeharto Prawirokusumo, 2010), ciri-ciri ekonomi kerakyatan adalah:

- Penegakan prinsip keadilan disertai kepedulian terhadap yang lemah. Sistem ekonomi tersebut harus memungkinkan seluruh potensi bangsa, baik sebagai konsumen, pengusaha, ataupun sebagai tenaga kerja. Tanpa perlindungan dan hak untuk memajukan kemampuannya dalam rangka meningkatkan taraf hidupnya dan partisipasinya secara aktif dalam berbagai kegiatan ekonomi, termasuk dalam memelihara kekayaan alam dan lingkungan hidup. Di dalam melaksanakan kegiatan tersebut, semua pihak harus mengacu kepada peraturan yang berlaku.

- Pemihakan, pemberdayaan, dan perlindungan terhadap yang lemah oleh semua potensi bangsa, terutama pemerintah sesuai dengan kemampuannya. Pemerintah melaksanakannya melalui langkah-langkah yang ramah pasar. Penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan usaha kecil, menengah, dan koperasi (UKM) termasuk petani dan nelayan kecil, merupakan prioritas utama dalam mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan.. Bagi kelompok penduduk yang karena keadaannya mempunyai keterbatasan dilakukan langkah-langkah untuk meningkat kemampuannya dan memberikan dukungan agar dapat memanfaatnya akses yang terbuka.

- Penciptaan iklim persaingan usaha yang sehat dan intervensi yang ramah pasar. Upaya pemerataan berjalan seiring dengan upaya menciptakan pasar yang kompetitif untuk mencapai efisiensi optimal. Dengan demikian, misalnya hubungan kemitraan antar usaha besar dan UKM harus berdasarkan kompetensi bukan belas kasihan. Untuk itu, prioritas dilakukan penghapusan praktek-praktek dan perilaku ekonomi diluar aturan permainan yang dianggap wajar dan adil oleh masyarakat seperti praktik monopoli, pengembangkan dengan sistem perpajakan progresif dan deregulasi yang diarahkan untuk menghilangkan ekonomi biaya tinggi.

- Pemberdayaan kegiatan ekonomi rakyat sangat terkait dengan upaya menggerakkan perekonomian pedesaan. Oleh karena itu, upaya mempercepat pembangunan pedesaan, termasuk daerah terpencil, daerah minus, daerah kritis, daerah perbatasan, dan termasuk daerah terbelakang lainnya harus menjadi prioritas. Hal ini dilakukan antara lain, dengan meningkatkan pembangunan prasarana pedesaan dalam mendukung pengembangan keterkaitan desa-desa sebagai bentuk jaringan produksi dan distribusi yang saling menguntungkan.

- Pemanfaatan dan penggunaan tanah dan sumber daya alam lainnya, seperti hutan, laut, air, udara, dan mineral. Semuanya harus dikelola secara adil, transparan dan produktif dengan mengutamakan hak-hak rakyat setempat, termasuk hak ulayat masyarakat adat dengan tetap menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.

4. Prinsip-Prinsip Ekonomi Kerakyatan

Prinsip ekonomi kerakyatan yang tertuang dalam UUD 1945 terutama pasal 33 adalah:

- Prinsip kekeluargaan. dalam penjelasan UUD 1945 dinyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Prinsip ini merupakan acuan semua badan usaha baik BUMN dan BUMS, BUMD.

- Prinsip keadilan. Pelaksanaan ekonomi kerakyatan harus bisa mewujudkan keadilan dalam masyarakat. Sistem ini diharapkan dapat memberikan peluang yang sama kepada semua anak bangsa, apakah ia sebagai konsumen, pengusaha maupun sebagai tenaga kerja. Tidak ada perbedaan suku, agama dan gender, semuanya sama dalam lapangan ekonomi.

(6)

- Prinsip pemerataan pendapatan. Masyarakat sebagai konsumen dan pelaku ekonomi harus merasakan pemerataan pendapatan. Kalau selam ini pemerintah terlalu mementingkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi ternyata itu hanya semu belaka. Pertumbuhan yang tinggi tidak membawa pada pemerataan pendapatan. Pertumbuhan itu hanya dirasakan segelintir masyarakat yang disebut pengusaha besar, sementara mayoritas masyarakat berbeda pada posisi miskin dan melarat.

- Prinsip keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Kegiatan ekonomi harus mampu mewujudkan adanya sinergi antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat. Pada pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Hal ini mengisyaratkan bahwa kepentingan pribadi/individu merupakan hal yang harus mendapat prioritas. Namun kepentingan pribadi/individu tidak boleh mengabaikan kepentingan masyarakat. Untuk menjaga kepentingan masyarakat negara memiliki kompetensi untuk menguasai berbagai cabang produksi yang dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat banyak.

- Prinsip kerja sama atau jaringan. Dalam prinsip ini para pelaku ekonomi harus saling membantu dan bekerja sama. Dengan kerja sama tentu berbagai kegiatan usaha kecil akan menjadi kuat dan besar. Kerja sama ini bisa menghimpun para pelaku ekonomi baik produsen, konsumen dan pelaku ekonomi lainnya, baik usaha besar, menengah ataupun kecil. Dengan dukungan informasi dan pembiayaan yang cukup maka UKM akan mampu bangkit dari keterbelakangan.

5. Faktor Keberhasilan Ekonomi Kerakyatan

Faktor penting dalam menjalankan ekonomi kerakyatan yaitu:

- Efisiensi ekonomi yang berdasarkan pada keadilan, partisipasi dan keberlanjutan. - Peranan vital pemerintah yang bertugas untuk mengatur jalannya roda perekonomian

dan menjamin kemakmuran dan mencegah ketidakadilan pada masyarakat. - Pemerataan dalam segi faktor produksi.

- Mekanisme alokasi melalui perencanaan pemerintah, mekanisme pasar dan kerjasama. - Paradigma pola hubungan produksi kemitraan bukan buruh-majikan.Adapun menurut (Soeharto Prawirokusumo, 2010) bahwa terwujudnya ekonomi kerakyatan ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: Pertama, tingkat pembangunan daerah. Kedua, tingkat kemandirian masyarakat. Ketiga, tingkat rasa kepercayaan masyarakat akan kesetaraan. Keempat, ketenagakerjaan yang meliputi tingkat kesempatan kerja masyarakat. Kelima, tingkat partisipatif masyarakat. Keenam, persaingan yang sehat. Ketujuh, adanya keterbukaan/demokrasi. Kedelapan, pemerataan yang berkeadilan.

b. Dampak Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 hingga sekarang membawa dampak yang signifikan bagi negara. Hampir seluruh negara di dunia terdampak akibat pandemi Covid-19 ini. Salah satu negara yang terkena dampaknya adalah Indonesia. Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya pada kesehatan masyarakat namun juga berdampak pada kesejahteraan

(7)

ekonomi negara hingga ekonomi masyarakat. Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia per tanggal 29 November 2020 sebanyak 534.266 kasus. Jumlah ini terus meningkat setiap bulannya.

Segala upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 telah dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah. Penerapan pembatasan sosial (social distancing) ataupun physical distancing adalah upaya yang ditempuh oleh pemerintah. Meski berdampak baik namun upaya ini belum menunjukkan langka pencegahan virus secara sempurna. Langkah terbesar yang kini mulai diberlakukan oleh beberapa daerah yang termasuk dalam kategori zona merah pandemi untuk mencegah penyebaran virus adalah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Langkah ini dinilai akan mencegah penyebaran virus dalam skala besar. PSBB merupakan pembatasan kegiatan tertentu dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Langkah besar juga telah diputuskan oleh pemerintah pusat dalam mencegah penyebaran virus yaitu dengan memberhentikan sementara waktu akses transportasi di seluruh wilayah Indonesia.

Pembahasan mengenai penanganan pandemi Covid-19 dan dampak ekonomi digelar via teleconference oleh Institutes for Development of Economics an Finance (INDEF). Hasil dari pembahasan tersebut bahwa setiap hari pandemi ini semakin berdampak ke dalam perekonomian Indonesia secara umum. Dampak ekonomi akibat pandemi semula hanya menggerus sisi eksternal. Namun seiring semakin meningkatnya kasus penyebaran Covid-19 turut berimbas pada stabilitas perekonomian internal. Salah satu imbasnya ialah nilai tukar rupiah terus melemah tajam. Permasalahan ini tentu berpengaruh pada arus permintaan (demand), penawaran (supply), dan produksi pada usaha-usaha UMKM di Indonesia.

Permasalahan yang dialami pelaku UMKM sangatlah beragam. Mereka mengeluhkan berbagai dampak pandemi di antaranya penjualan menurun, kesulitan bahan baku, distribusi terhambat, kesulitan pemodal, serta produksi yang terhambat. Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh sektor bisnis selama pandemi turut dirasakan oleh perusahaan-perusahaan besar sehingga berimbas pada pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawan-karyawan agar menjaga stabilitas arus kas keuangan perusahaan (cash flow). Kondisi semacam ini akan semakin memperparah kesejahteraan-kesejahteraan masyarakat jika tidak ada langkah yang tepat dan bijak dari pemerintah.

c. Peluang Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19

Perekonomian rakyat akibat adanya pandemi covid-19 mengalami kelumpuhan. Permasalahan masyarakat di tengah pandemi berkaitan dengan masalah ekonomi seperti banyaknya masyarakat yang di-PHK dan kehilangan mata pencahariannya sehari-hari. Terlebih beban masyarakat ditambah ketika bantuan dari pemerintah tidak tepat sasaran. Melihat permasalahan ini, maka solusi yang tepat adalah menciptakan masyarakat mandiri, yang tidak berpangku tangan pada bantuan pemerintah tapi mempunyai inisiatif mencari solusi untuk memperoleh keuntungan ekonomi.

Pemerintah harus memberikan sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat untuk mandiri di tengah kondisi pandemi Covid-19, bukan hanya berdiam diri tanpa produktivitas atau kreativitas yang dihasilkan. Strategi yang terbaik dalam melihat ini semua yakni masyarakat harus pintar membaca peluang ekonomi di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini. Pandemi mematikan sektor ekonomi, tapi tidak mematikan ide untuk menghasilkan keuntungan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah sebagai fasilitator harus memberikan

(8)

pelatihan-pelatihan edukatif kepada masyarakat seperti bagaimana cara membuat masker, cara membuat tempat cuci tangan dari barang bekas, ataupun barang lainnya yang sangat dibutuhkan di saat kondisi pandemi.

Kebutuhan barang di kondisi pandemi Covid-19 dapat menjadi peluang dalam menghasilkan keuntungan ekonomi. Hal ini juga akan menciptakan masyarakat mandiri yang tidak bergantung pada bantuan orang lain ataupun pemerintah karena mengingat bantuan yang diberikan pemerintah sangat terbatas, dan tidak dapat diberikan kepada seluruh masyarakat yang terdampak. Masyarakat harus mampu membaca peluang ekonomi. Masa pandemi Covid-19 ini masyarakat dituntut mampu membaca peluang ekonomi untuk bertahan hidup. Maka dari itu, ekonomi kerakyatan harus dikembangkan, seperti diadakannya pelatihan-pelatihan keterampilan untuk memberikan masyarakat asupan skill selama pandemi.

Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan program pelatihan ekonomi berbasis pandemi kepada masyarakat agar dapat tetap menghasilkan uang di kondisi pandemi. Program tepat guna kepada masyarakat akan dapat membantu masyarakat untuk tetap produktif meskipun di tengah pandemi, walaupun dalam kondisi ini tidak boleh mengumpulkan massa yang banyak di satu tempat, namun dapat tetap dilakukan dengan pemanfaatan teknologi. Pemanfaatan teknologi pun harus juga melalui sosialisasi kepada masyarakat, karena mengingat masyarakat tidak sepenuhnya paham, dan masih banyak yang buta terhadap teknologi. Sehingga sosialisasi dari pemerintah terkait pemanfaatan teknologi di tengah pandemi sangat dibutuhkan karena teknologi saat ini dijadikan sebagai sarana dalam berkomunikasi maupun acara-acara resmi lainnya seperti seminar virtual yang dikenal dengan web binar ataupun pelatihan-pelatihan dalam bentuk virtual.

Dengan adanya pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat untuk paham dengan dunia digitalisasi terlebih mengingat virus ini mengubah tatanan kehidupan dunia menjadi serba virtual. Tatanan kehidupan ini memang sudah diprediksi oleh para pakar, jika sebelumnya kita mengenal era Revolusi Industri 4.0 yang merupakan tatanan kehidupan baru pada sektor industri dimana pekerjaan dilakukan oleh tenaga mesin bukan lagi tenaga manusia, maka saat ini kita sudah masuk ke era Revolusi Industri 5.0 atau society 5.0.

Pola kehidupan manusia memang selalu mengalami evolusi di setiap masanya. Jika society 4.0 memungkinkan kita mengakses juga membagikan informasi di internet. Maka, pada fase society 5.0 semua teknologi akan menjadi bagian dari manusia itu sendiri. Internet tidak hanya sebagai akses mendapatkan informasi namun juga digunakan untuk menjalani kehidupan. Sehingga perkembangan teknologi dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masa ekonomi pada kemudian hari.

d. Ekonomi Kerakyatan dan Etika Berekonomi di Era Pandemi Covid-19

Buku yang berjudul “Daulat Rakyat dan Ekonomi Kerakyatan” karya Bung Hatta yang dipaparkan kembali oleh Tan Sri Zulfikar Yusuf menjelaskan bahwa bagi kita (bangsa ini) rakyat itu yang utama, rakyat umum yang mempunyai kedaulatan, kekuasaan, (souverenitet). Karena itu, jantung hati bangsa dan rakyat itulah yang menjadi ukuran tinggi rendahnya derajat kita (bangsa ini). Dengan rakyat, kita akan naik dan dengan rakyat pula kita akan turun. Hidup dan matinya Indonesia, merdeka, semuanya itu bergantung kepada semangat rakyat. Pernyataan seperti itu perlu menjadi perhatian penuh oleh pemerintah dan lembaga kemasyarakatan lainnya. Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam penangan pandemi Covid-19 ini. Maka dari itu, gotong-royong perlu diberlakukan dalam penyelesaian kasus Covid-19 ini. Mari kita lihat kembali nilai-nilai ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan itu merupakan sistem ekonomi yang disusun sebagai usaha bersama dengan dijiwai oleh

(9)

nilai-nilai kekeluargaan. Dalam ekonomi kerakyatan, sumber daya yang potensial dikelola atas dasar kemandirian, dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Ekonomi kerakyatan merupakan situasi perekonomian di mana kegiatan ekonomi diselenggarakan dengan melibatkan partisipasi semua anggota masyarakat, sementara penyelenggaraan kegiatan-kegiatan ekonomi itu pun berada di bawah pengendalian atau pengawasan anggota-anggota masyarakat. Distribusi hasil produksi mengutamakan pemerataan kepada rakyat sebagai pendorong terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Adanya pandemi Covid-19 berimbas kepada sektor ekonomi baik negara, perusahaan hingga masyarakat tentu sangat membutuhkan nilai-nilai ekonomi kerakyatan. Secara penerapan memiliki konsep kolektivitas atau gotongroyong. Dengan informasi penurunan angka pertumbuhan ekonomi, tentu kita akan bisa membenahi dengan kerjasama saling bahu-membahu. Di saat seperti ini dibutuhkan komunikasi yang baik antara pihak pemerintah dan juga para pelaku usaha dalam negeri. Keputusan pemerintah dalam memberikan tunjangan atau insentif kepada masyarakat yang terdampak sudah sangat tepat dan sesuai dengan fungsi keberadaan Negara itu sendiri.

Di sisi lain pihak perusahaan swasta juga mesti menunjukkan peran kemanusiaan serta kekeluargaannya terhadap masyarakat yang terdampak. Hal ini akan sangat membantu penahanan merosotnya nilai-nilai kesejahteraan di masyarakat akibat pandemi. Begitu juga dengan masyarakat yang masih terbilang mampu untuk saling mendukung usaha-usaha kecil di masyarakat misalnya usaha kuliner atau jenis usaha mikro lainnya.

Dalam hal perusahaan yang melakukan PHK seharusnya tetap memberikan perhatian kepada karyawan yang menjadi korban PHK, bukan dengan membiarkannya begitu saja. Tentu permasalahan ini juga menjadi perhatian bagi pemerintah. Komunikasi yang baik mesti dilayangkan kepada perusahaan terkait dan merencanakan alternatif baru untuk menampung karyawan-karyawan yang di PHK setelah kondisi perekonomian telah membaik. Biar bagaimanapun, kasus pengangguran sama bahayanya untuk kesejahteraan rakyat. Inilah yang kemudian disebut sebagai penerapan nilai-nilai ekonomi kerakyatan dalam asas kekeluargaan yang meliputi nilai kasih sayang, nilai menghormati dan menghargai, nilai tolong menolong dan gotong royong, nilai demokrasi serta nilai kesatuan persatuan yaitu bersatunya pemimpin dengan yang dipimpin.

Pandemi Covid-19 membuat secara tiba-tiba roda perekonomian terhenti di dalam maupun di luar negeri. Perekonomian secara tiba-tiba mengalami crash landing, dan mesti masuk ke dalam ruang gawat darurat. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses mutlak yang harus dilakukan oleh suatu bangsa dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Dalam hal ini, pemerintah harus lebih aktif lagi mengambil peranan sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi nasional. Pemerintah dan masyarakat memiliki peran penting untuk menjaga stabilitas sosial dan ekonomi supaya tidak membuat chaos yang berkepanjangan.

e. Strategi Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19

Ada beberapa langkah atau upaya yang harus diperhatikan dalam merealisasikan atau mengembangkan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi Covid-19 yaitu:

1. Perlu dilakukannya identifikasi mengenai potensi dan pengembangan usaha terhadap pelaku ekonomi, seperti koperasi, usaha kecil, mikro, menengah, petani dan kelompok tani. 2. Melakukan program pembinaan terhadap pelaku-pelaku usaha melalui program pendamping.

(10)

3. Program pendidikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan mereka pada saat mengembangkan usaha.

4. Koordinasi dan evaluasi kepada yang terlibat dalam proses pembinaan, baik pembinaan terhadap permodalan, SDM, pasar, informasi pasar, maupun penerapan teknologi.

Sedangkan, agenda sistem ekonomi kerakyatan di tengah pandemi Covid-19 yang lainnya yang dapat diterapkan adalah:

1. Sumber daya ekonomi yang semakin dikembangkan aksesnya. Pelaku ekonomi rakyat tentunya harus bisa mengakses sumber daya ekonomi seperti modal, bahan baku, dan informasi. Mekanisme pemberian kredit dan penerapan bunga harus memastikan untuk tidak mendiskriminasi pelaku ekonomi rakyat. Pelaksanaan UU 6/2014 tentang desa dengan menyediakan cash transfer kepada desa merupakan wujud konkrit pengembangan akses masyarakat desa kepada sumber daya ekonomi, dalam hal ini finansial. Program pemerintah untuk membangun infrastruktur pada daerah terdepan, terisolir, dan terbelakang juga merupakan bentuk lain dari akses kepada sumber daya ekonomi seperti pasar.

2. Perlunya penataan kelembagaan. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penataan kelembagaan untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan adalah:

a. Pemberian izin usaha yang diperlukan pelaku ekonomi rakyat perlu diberikan dengan cepat, mudah, dan murah. Meskipun saat ini pemerintah gencar untuk menyederhanakan dan mempercepat proses perijinan, namun kebijakan ini masih menjadikan investor dari luar sebagai prioritas. Pelaku ekonomi rakyat masih berada di pinggiran. Perijinan yang seharusnya merupakan pengungkit bagi pengembangan usaha rakyat dalam praktik masih menjadi beban.

b. Memastikan agar pelaku ekonomi besar/global tidak memasuki sektor-sektor ekonomi yang menjadi bidang gerak ekonomi rakyat. Sepuluh paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah berfokus untuk mendatangkan investor dari luar. Kebijakan tersebut belum diimbangi dengan upaya melindungi dan memberdayakan pelaku usaha ekonomi rakyat.

c. Kolaborasi dan pola kerja sama antar pelaku ekonomi rakyat dengan pelaku ekonomi besar/global perlu menjadi praktik bisnis dominan di Indonesia. Dalam hal ini pemerintah memiliki sarana dengan menjadikan semua BUMN/BUMD sebagai promotor kerja sama dengan pelaku ekonomi rakyat.

3. Peninjauan kembali (reorientasi) mengenai pendidikan. Peninjauan kembali mengenai pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan kejuruan yang sesuai kebutuhan menjadi prioritas pengembangan khususnya pada daerah-daerah dengan sumber daya tertentu. Sebagai contoh, daerah dengan potensi sumber daya perikanan perlu dikembangkan pendidikan kejuruan kelautan dan perikanan, sementara daerah dengan potensi hutan perlu mengembangkan pendidikan kejuruan industri kayu dan pengolahan hasil hutan non kayu (non timber forest product). Pada sisi lain, pendidikan umum khususnya pada disiplin ekonomi dan manajemen perlu mengembangkan pemahaman dan konsep ekonomi rakyat. Untuk itu studi, pemodelan dan teoritisasi ekonomi rakyat perlu dilakukan oleh para akademisi.

4. Perlunya pengembangan kapasitas. Mampu bersaingnya pelaku ekonomi rakyat dengan pelaku ekonomi global di era sekarang ini. Pengembangan kapasitas sehingga dapat melaksanakan kegiatan ekonomi yang efisien dan produktif menjadi suatu keharusan. Hal ini bukan persoalan mudah, sebagai contoh pengembangan kapasitas dari aparat desa untuk

(11)

mampu memanfaatkan dana desa secara optimal masih menjadi tantangan. Terdapat lebih dari 74,000 desa, bila setiap desa harus dilatih kepala desa, sekretaris desa, dan kepala BPD(Badan Perwakilan Desa) berarti 222,000 orang perlu mendapatkan pelatihan. Koordinasi antar lembaga pemerintah untuk melaksanakan hal ini masih menjadi isu yang tidak kunjung selesai.

5. Mengatasi hambatan ekonomi. Dalam hal ini perlu diatasinya hambatan ekonomi kerakyatan. Hambatan ekonomi kerakyatan terdiri dari praktik bisnis besar yang ilegal seperti ilegal fishing, ilegal logging, ilegal trading. Praktik bisnis ilegal membuat pelaku usaha besar mendapatkan bahan baku yang murah dan pada kasus perikanan menyebabkan nelayan kecil kehilangan lapangan pekerjaan. Hambatan ekonomi berikutnya adalah tata niaga yang bias sehingga menyebabkan harga jual pelaku ekonomi rakyat senantiasa tertekan, seperti komoditi pertanian dan perkebunan. Hambatan ekonomi terakhir adalah berbagai pungutan dan retribusi yang dibebankan oleh otoritas lokal, sering kali tanpa ada dasar yang jelas.

BAB III PENUTUP a. Kesimpulan

Ekonomi kerakyatan adalah perkembangan ekonomi kelompok masyarakat yang mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan yang berkaitan erat dengan aspek keadilan, demokrasi ekonomi, keberpihakan pada ekonomi rakyat yang bertumpu pada mekanisme pasar yang adil dengan tujuan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan atau mayoritas masyarakat.

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 hingga sekarang membawa dampak yang signifikan bagi negara. Hampir seluruh negara di dunia terdampak akibat pandemi Covid-19 ini. Salah satu negara yang terkena dampaknya adalah Indonesia. Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya pada kesehatan masyarakat namun juga berdampak pada ekonomi kerakyatan atau kesejahteraan ekonomi negara hingga ekonomi masyarakat.

Adanya pandemi Covid-19 ini dapat menciptakan peluang masyarakat mandiri, yang tidak berpangku tangan pada bantuan pemerintah tapi mempunyai inisiatif mencari solusi untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Strategi yang terbaik dalam melihat ini semua yakni masyarakat harus pintar membaca peluang ekonomi di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini. Pandemi mematikan sektor ekonomi, tapi tidak mematikan ide untuk menghasilkan keuntungan ekonomi.

Pandemi Covid-19 berimbas kepada sektor ekonomi baik negara, perusahaan hingga masyarakat tentu sangat membutuhkan nilai-nilai ekonomi kerakyatan. Secara penerapan memiliki konsep kolektivitas atau gotongroyong. Dengan informasi penurunan angka pertumbuhan ekonomi, tentu kita akan bisa benahi ketika saling bahu-membahu. Di saat seperti ini dibutuhkan komunikasi yang baik antara pihak pemerintah dan juga para pelaku

(12)

usaha dalam negeri. Keputusan pemerintah dalam memberikan tunjangan atau insentif kepada masyarakat yang terdampak sudah sangat tepat dan sesuai dengan fungsi keberadaan Negara itu sendiri. Di sisi lain pihak perusahaan swasta juga mesti menunjukkan peran kemanusiaan serta kekeluargaannya terhadap masyarakat yang terdampak.

Ada beberapa langkah atau upaya yang harus diperhatikan dalam merealisasikan atau mengembangkan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi Covid-19 yaitu : pertama, melakukan identifikasi terhadap pelaku ekonomi, seperti koperasi, usaha kecil, petani dan kelompok tani mengenai potensi dan pengembangan usahanya. Kedua, melakukan program pembinaan terhadap pelaku-pelaku tersebut melalui program pendamping. Ketiga, program pendidikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan mereka pada saat mengembangkan usaha. Keempat, melakukan koordinasi dan evaluasi kepada yang terlibat dalam proses pembinaan, baik pembinaan terhadap permodalan, SDM, pasar, informasi pasar, maupun penerapan teknologi.

b. Saran

Berdasarkan, hasil analisis maka saran yang dapat diberikan adalah:

1. Pemerintah dan masyarakat dapat saling bahu membahu dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19.

2. Pemerintah dapat melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang cara meningkatkan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19.

3. Pemerintah dan masyarakat memiliki peran penting untuk menjaga stabilitas sosial dan ekonomi negara di era pandemi Covid-19.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Hoesein, Zainal Arifin. 2016. Peran Negara Dalam Pengembangan Sistem Ekonomi Kerakyatan menurut UUD 1945 . Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM No. 3 Vol. 23 Juli 2016: 503 – 528.

Marzuki, Alie. 2015. Indikator Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Mubyarto, 1999. Reformasi Sistem Ekonomi : Dari kapitalisme menuju

ekonomi kerakyatan. Jakarta: Aditya Media.

Putra, M. Umar Maya. 2015. Konsep Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Di Kota Medan. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 5, Nomor 01, April 2015.

Rompas, Wensy I. 2018. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan Di Kawasan Timur Indonesia Dalam Rangka Akselerasi Perekonomian Dan Sektor Pariwisata Di Sulawesi Utara: Sebuah Kajian Literatur. Jurnal EMBA Vol.6 No.4 September 2018, Hal. 4133 – 4142.

Sadikin, Achmad. 2011. Membangun Ekonomi Kerakyatan Dalam Kerangka Paradigma Pembangunan Kemandirian Lokal. Majalah Ilmiah

(14)

Soeharto, Prawirokusumo. 2010. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Yogyakarta: BPFE.

Soeharto, Prawirokusumo. 2010. Ekonomi Rakyat : Konsep Kebijakan dan Strategi. Yogyakarta: BPFE.

Zulkarnain. 2006. Kewirausahaan, Strategi Pembelajaran Usaha Kecil dan Penduduk Miskin. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai pemanfaatan ekstrak alginat sebagai imunostimulan yang diaplikasikan pada budidaya udang vaname perlu dilakukan untuk menggali lebih banyak manfaat yang

Energy drinks consumption pattern, perceived benefit and associated adverse effect amongst students of university of Dammam, Saudi Arabia Alsunni dan Badar (2011)

b) Kedua, potensinya besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi pada sektor UMKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi

Insentif fiskal dan prosedural dari segi kepabeanan dan cukai juga dilakukan Pemerintah untuk mereduksi dampak pandemi Covid-19 ini yang terdiri atas larangan sementara atas ekspor

Masalah ekonomi klasik terdiri dari masalah produksi, konsumsi dan distribusi Permasalahn ekonomi mdern terdiri dari pilihan tentang barang dan jasa apa(what) yang harus diproduksi

Tak hanya itu, sosialisasi seperti Relawan Pajak oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Fiskal Universitas Indonesia atau T ax G oes to Campus yang diselenggarakan oleh DJP

Pada aspek konsumsi dan daya beli masyarakat, pandemi ini menyebabkan banyak tenaga kerja berkurang atau bahkan kehilangan pendapatannya sehingga berpengaruh pada tingkat konsumsi

Pendapatan nasional dapat disebut juga sebagai ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan