• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterampilan Proses Sains. Makalah disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan IPA. oleh Litasari Aldila Aribowo ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Keterampilan Proses Sains. Makalah disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan IPA. oleh Litasari Aldila Aribowo ( )"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Keterampilan Proses Sains

Makalah

disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan IPA

oleh

Litasari Aldila Aribowo (0402517032)

PENDIDIKAN IPA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

IPA adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya penguasaan kumpulan fakta, konsep, atau prinsip- prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan (Depdiknas, 2006). IPA harus diajarkan dengan pembelajaran yang memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan yang dimilikinya & membangun sendiri konsepnya.

Masalah yang kadang muncul di sekolah yaitu siswa mendapat nilai yang tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, namun mereka tampak kurang mampu menerapkan perolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap kedalam situasi yang lain. Para siswa memang memiliki sejumlah pengetahuan, namun banyak pengetahuan itu diterima dari guru sebagai informasi, sedangkan mereka sendiri tidak dibiasakan untuk mencoba menemukan sendiri pengetahuan atau informasi itu. Akibatnya pengetahuan itu tidak bermakna dalam kehidupan sehari-hari dan cepat terlupakan.

Pembelajaran sains di sekolah saat ini dioreitasikan pada pemecahan masalah yang bertujuan agar pembelajaran tidak sebatas pengetahuan saja namun dapat berupa keterampilan tertentu untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Kumpulan keterampilan kompleks yang dimiliki siswa untuk memecahkan masalah sains disebut dengan Keterampilan Proses Sains (KPS). Rustaman(2005) menyatakan bahwa KPS seharusnya dikembangkan sejak siswa belajar di bangku SLTP.Keterampilan proses sains dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai pembelajaran sains dengan menemukan sendiri fakta, konsep pengetahuan & menumbuhkembangkan sikap dan nilai yang dituntut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Prinsip dan karakteristik belajar keterampilan proses sains 2. Klasifikasi dan aplikasi pendekatan keterampilan proses sains

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian,prinsip dan karakteristik keterampilan proses sains 2. Mengetahui klasifikan dan aplikasi pendekatan keterampilan proses sains

(3)

BAB II PEMBAHASAN A. KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Keterampilan Proses Sains

Menurut Rustaman (2003), keterampilan proses adalah keterampilan yang melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman belajar. Melalui pengalaman langsung, seseorang dapat labih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Keterampilan proses sains (KPS) adalah perangkat kemampuan kompleks yang biasa digunakan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah ke dalam rangkaian proses pembelajaran. Menurut Dahar (1996), KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.

2.2 Klasifikasi dan Aplikasi Keterampilan Proses Sains

Funk (1985) dalam Dimyati dan Mudjiono, (2009) mengutarakan bahwa keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

a. Keterampilan proses dasar (basic skill)

Keterampilan proses dasar meliputi kegiatan yang berhubungan dengan:

1. Observasi / Pengamatan : pengumpulan informasi dengan menggunakan seluruh indra/alat bantu. Mengamati merupakan tanggapan terhadap berbagai objek dan peristiwa alam dengan pancaindra. Dengan obsevasi, siswa mengumpulkan data tentang tanggapan-tanggapan terhadap objek yang diamati. Contoh: siswa diminta untuk mengidentifikasi beberapa benda tentang berapa massanya, volumenya, kerapatan molekulnya, bentuknya, dan teksturnya.

2. Komunikasi: kegiatan menyampaikan hasil pengamatan/hasil kajian ilmiah pada orang lain secara langsung maupun tak langsung. Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara dan visual (Dimyati dan Mudjiono, 2009). Contoh: membaca peta, tabel, grafik, bagan, lambang-lambang, diagram, demontrasi visual.

3. Klasifikasi: Menggolongkan dan mengamati persamaan, perbedaan dan hubungan serta pengelompokan objek berdasarkan kesesuaian dengan berbagai tujuan. Sejumlah besar objek, peristiwa, dan segala yang ada dalam kehidupan di sekitar, lebih mudah dipelajari apabila dilakukan dengan cara

(4)

menentukan berbagai jenis golongan. Contoh: siswa diminta untuk mengelompokkan besaran menurut Satuan Internasional (SI) apakah termasuk dalam besaran pokok atau besaran turunan.

4. Pengukuran: keterampilan dalam menggunakan alat dalam memperoleh data. Contoh: siswa mengukur suhu suatu air mendidih dengan termometer, mengukur diameter kawat dengan mikrometer skrup, serta menghitung besar suatu arus listrik DC dengan amperemater.

5. Prediksi: mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam pengetahuan (Dimyati dan Mudjiono, 2009). Contoh: siswa diminta memprediksi suatu keadaan misalnya apa yang akan terjadi apabila es batu dibiarkan di tempat yang panas.

6. Inferensi: keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui. Contoh:

siswa menyimpulkan sifat beberapa larutan berdasarkan hasil percobaan uji daya hantar listrik dan sifat asam – basa larutan dengan menggunakan indikiator asam – basa.

b. Keterampilan terintegrasi (integarted skill)

Keterampilan terintegrasi merupakan perpaduan dua kemampuan keterampilan proses dasar atau lebih. Keterampilan terintegrasi terdiri atas:

1. Identifikasi Variabel: Keterampilan mengenal ciri khas dari faktor yang ikut menentukan perubahan.Dalam penyelidikan ilmiah para ilmuan sering mengendalikan variable eksperimen atau penelitian.

2. Tabulasi: Keterampilan penyajian data dalam bentuk tabel, untuk mempermudah pembacaan hubungan antarkomponen (penyusunan data menurut lajur-lajur yang tersedia).

3. Grafik: Keterampilan penyajian dengan garis tentang turun naiknya sesuatu keadaan.

4. Deskripsi hubungan variabel: Keterampilan membuat sinopsis/pernyataan hubungan faktor-faktor yang menentukan perubahan. Variabel adalah faktor yang berpengaruh. Sebagai contoh, guru dapat melatih anak-anak dalam mengendalikan variabel untuk membuktikan bahwa tanaman jagung yang diberi pupuk akan lebih cepat tumbuh.

5. Perolehan dan proses data: Keterampilan melakukan langkah secara urut untuk memperoleh data. Data yang dikumpulkan melalui observasi, penghitungan, pengukuran, eksperimen dapat dicatat dan disajikan dalam bentuk grafik, tabel, histogram, atau diagram.

(5)

6. Analisis penyelidikan: Keterampilan menguraikan pokok persoalan atas bagian-bagian dan terpecahkannya permasalahan berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip dasar.

7. Hipotesis: Keterampilan merumuskan dugaan sementara. Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel atau mengajukan perkiraan penyebab suatu terjadi. Dengan berhipotesis di ungkapkan cara melakukan pemecahan masalah.

8. Ekperimen: Keterampilan melakukan percobaan untuk membuktikan suatu teori/penjelasan berdasarkan pengamatan dan penalaran.

B. Kajian Empiris

Penulisan makalah ini didasarkan dari penelitian-penelitian yang telah ada, yaitu:

Menurut hasil Penelitian Subali (2011) menunjukkan bahwa Keterampilan proses sains baik dalam Biologi maupun dalam bidang IPA lainnya harus dijadikan satu sasaran yang diprioritaskan dalam pembelajaran, terlebih pembelajaran keterampilan proses sains dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan manakala teknik pengukuran juga memberi kesempatan pada pengukuran dengan bentuk alat ukur berupa bentuk uraian terbuka. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan kinerja (performance skill) yang memuat aspek keterampilan kognitif (cognitive skill), keterampilan intelektual yang melatarbelakangi penguasaan keterampilan proses sains dan keterampilan sensorimotor (sensorimotor skill). Penelitian oleh Astuti(2012) menunjukkan bahwa pembelajaran IPA pada materi limbah dan pemanfaatan limbah melalui pendekatan keterampilan proses sains dengan eksperimen terbimbing lebih efektif dibandingkan dengan metode eksperimen bebas termodifikasi.

Siwa (2013) juga menyebutkan bahwa Terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan proses sains antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran proyek dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran Konvensional.

Menurut Wahyudi (2013), siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran yang disajikan guru dalam bentuk LKS (Lembar Kerja Siswa) yang mencerminkan keterampilan proses sains, serta dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah tertentu yang merupakan prosedur untuk mendapatkan ilmu.Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan melatihkan keterampilan proses sains dapat meningkatkan hasil belajar di kelas. Menurut Rahayu (2011) penerapan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan praktikum pada materi kalor dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa.

(6)

BAB IV PENUTUP 3.1 Simpulan

KPS adalah kemampuan menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan & menemukan ilmu pengetahuan. KPS penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keterampilan proses dasar & keterampilan terintegrasi. Keterampilan proses dasar meliputi: observasi, komunikasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi & inferensi. Keterampialn terintegrasi meliputi: identifikasi variabel, tabulasi, grafik, deskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan, hipotesis & eksperimen.

3.2 Saran

Pendekatan keterampilan proses sains dalam pembelajaran perlu diterapkan agar siswa dapat memahami dan merasakan bagaimana menemukan sendiri suatu pengetahuan atau informasi, sehingga pengetahuan atau informasi yang diperoleh dapat melekat lebih dalam di dalam memori siswa. Meski demikian, pada pelaksanaannya dalam menerapkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran siswa perlu mendapat bimbingan dari guru agar tidak terjadi salah konsep (missconcept) mengenai ilmu atau pengetahuan yang sedang dipelajarinya.

Daftar Pustaka

Astuti, R., W. Sunarno & S. Sudarisman. 2012. Pembelajaran Ipa Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Bebas Termodifikasi Dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Dan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri, 1(1): 51-59

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Rustaman, Nuryani,. 2003 Common textbook Strategi Belajar Mengajar Biologi,

Jurusan Pendidikan Biologi, Bandung.

Siwa, I.B., I.W.Muderawan, I.N. Tika. 2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Pembelajaran Kimia Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3: 1-13

Subali, Bambang. 2011. Pengukuran Kreativitas Keterampilan Proses Sains Dalam Konteks Assessment For Learning. Cakrawala Pendidikan,3(1):130- 144

Wahyudi, L.E & Z.A.I. Supardi.2013. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Di SMA N 1 Sumenep. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 2(2): 62 – 65

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok 1 oleh Mariyana Fitria Nurmalisa dan Revi Afifah Izin bertanya, di paper kelompok 8 tertera bahwa Sebagai sebuah model pembelajaran menurut Thomas yang dikutip oleh Made Wina,

Berdasarkan aspek konstruksi sesuai dengan keterampilan proses sains, validator menyatakan setuju bahwa pada LKM sudah terdapat gambar dan fenomena yang menarik dan

Kami bangga dengan keragaman dalam organisasi kami, bukan saja dari segi gender, melainkan juga aspek lain seperti suku, latar belakang sosial ekonomi, pendidikan,

Menurut penelitian yang termuat dalam jurnal internasional yang berjudul “ Assessment of Information and Communication Technology Integration in Teaching and Learning in

Guru Profesional Sebagai Ujung Tombak Implementasi Kurikulum Di Sekolah 5 Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar

Pengertian media sosial atau dalam bahasa inggris Social Media menurut tata bahasa, terdiri dari kata Social yang memiliki arti kemasyarakatan atau sebuah

Lembar Kerja Siswa (LKS) berorientasi lingkungan sekitar pada materi ekosistem ini melatihkan keterampilan proses dasar berupa mengamati lingkungan sekitar sekolah,

menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam pembelajaran (Kemendikbud, 2013:264). Pada pendekatan ini diharapkan siswa dapat mengembangkan pemahamannya dalam