ABSTRAK
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK
MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI CIRI-CIRI FILUM HEWAN INVERTEBRATA
Oleh
INTAN RIZKI ANITA
Peran guru dalam proses pembejalaran sangatlah penting, salah satunya yaitu
dalam menyampaikan materi pelajaran melalui bahan ajar. Adanya bahan ajar
diharapkan materi pelajaran dapat dengan mudah dimengerti dan melatih
keterampilan proses sains siswa. Bahan ajar yang sering dipakai oleh guru salah
satunya yaitu lembar kerja siswa (LKS). Hasil observasi di SMA Pembangunan
Kalianda diketahui bahwa pembelajaran biologi yang menggunakan bahan ajar
berupa LKS belum dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKS berbasis keterampilan proses
sains yang efektif meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan mengetahui
tanggapan siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses sains pada sub
materi ciri-ciri filum hewan invertebrata.
Sampel uji coba produk ini adalah siswa kelas X1 yang berjumlah 23 sebagai
kelas eksperimen dan siswa kelas X2 yang berjumlah 23 sebagai kelas kontrol.
melalui kajian lapangan dan kajian literatur, menggunakan angket pengungkap
kebutuhan guru dan siswa. Tahap kedua meliputi penyusunan draf, penentuan
format, pembuatan desain, dan validasi desain oleh ahli materi, ahli desain, ahli
bahasa, dan praktisi. Tahap terakhir yaitu evaluasi untuk mengukur tingkat
efektivitas dan kemenarikan LKS. N-Gain KPS siswa diperoleh dari pretes-postes yang dianalisis dengan uji statistik menggunakan uji t dan Mann-Whitney U. Serta angket uji kemenarikan dan analisis jawaban siswa di LKS dianalisis secara
deskriptif.
Hasil uji ahli materi menunjukkan persentase kelayakan 100%, uji ahli desain
80%, uji ahli bahasa 80%, dan uji praktisi 100%. Hasil uji efektivitas
menunjukkan rata-rata peningkatan indikator KPS siswa kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol terlihat pada indikator mengamati (kelas
eksperimen= 25,36; kontrol= 23,91), mengomunikasikan (kelas ekperimen47,82;
kontrol= 39,13), mengelompokkan (kelas eksperimen= 32,73; kontrol= 17,81),
menyimpulkan (kelas eksperimen= 27,17; kontrol= 8,69), namun pada indikator
menginterpretasi rata-ratan kelas kontrol lebih besar pada kelas eksperimen (kelas
eksperimen= 6,52; kontrol= 23,91). Hasil uji kemenarikan LKS memperoleh
rata-rata 75,35%. Dengan demikian lembar kerja siswa berbasis keterampilan proses
sains pada materi ciri-ciri filum hewan invertebrata hasil pengembangan dapat
dijadikan salah satu bahan ajar oleh guru dan siswa.
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK
MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI CIRI-CIRI FILUM
HEWAN INVERTEBRATA
Oleh
INTAN RIZKI ANITA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) UNTUK
MENINGKATKAN KPS SISWA PADA SUB MATERI CIRI-CIRI FILUM
HEWAN INVERTEBRATA
(Skripsi)
Oleh Intan Rizki Anita
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
1. Alur Penelitian Dan Pengembangan LKS Berbasis KPS ... 25 2. Pemberian soal pretes kepada siswa kelas eksperimen dan kontrol untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa... 200 3. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS pada kelas kontrol dan
eksperimen ... 201 4. Pemberian soal postes pada siswa kelas kontrol dan eksperimen untuk
mengetahui peningkatan KPS setelah melakukan pembelajaran dengan
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Keterampilan Proses Sains(KPS) ... 14
C. Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Proses Sains ... 20
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24
IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan A. Hasil Penelitian ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 72
LAMPIRAN 1. Silabus ... 75
2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ... 79
3. Soal pretes dan postes ... 89
4. Angket Pengungkap Kebutuhan Guru ... 100
5. Angket Pengungkap Kebutuhan Siswa ... 102
6. Angket Uji Ahli Materi ... 105
7. Angket Uji Ahli Bahasa ... 110
8. Angket Uji Ahli Desain ... 115
9. Angket Uji Praktisi ... 121
10. Angket Respon Siswa ... 127
11. Lembar Analisis LKS Terbitan ... 130
12. Rekapitulasi LKS Biologi ... 145
13. Sebaran Frekunensi Penilaian LKS Terbitan ... 146
14. Lembar Analisis Kebutuhan Siswa ... 148
15. LKS Berbasis KPS dan LKS Kontrol ... 149
16. Rekapitulasi angket tanggapan siswa ... 193
17. Rekapitulasi analisis jawaban siswa di LKS ... 196
18. Rekapitulasi N-Gain indikator KPS pretes-postes ... 199
19. Foto Uji Coba Terbatas... 200
i
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel
1. Kriteria penilaian Susunan LKS ... 40
2. Kriteria persentase susunan LKS penerbit ... 40
3. Penskoran Jawaban angket kemenarikan ... ... 41
4. Penskoran jawaban siswa berdasaran skala Likert ... 42
5. Hasil analisis kebutuhan guru biologi terhadap LKS berbasis KPS ... 47
6. Hasil analisis kebutuhan siswa terhadap bahan ajar ... 48
7. Kualitas LKS berdasarkan kaidah penilaian penyusunan LKS dari aspek format ... 49
8. Hasil analisis lembar kerja siswa aspek format penyusunan ... 49
9. Kualitas LKS berdasarkan kaidah penilaian penyusunan LKS dari aspek isi ... 52
10. Kualitas LKS berdasarkan indikator yang dipenuhi dari aspek isi... 52
11. Rencana pengembangan lembar kerja siswa berbasis KPS ... 55
12. Rencana pengembangan LKS berbasis KPS aspek keterbacaan dan kemenarikan ... 56
13. Rencana pengembangan lembar kerja siswa berbasis keterampilan proses Sains ... 57
14. Hasil analisis uji ahli materi LKS berbasis KPS ... 58
15. Hasil analisis uji ahli desain LKS berbasis KPS ... 59
16. Hasil analisis uji ahli bahasa animasi LKS berbasis KPS ... 60
17. Hasil analisis uji praktisi LKS berbasis KPS ... 60
18. Pengembangan aspek pada LKS terbitan menjadi LKS berbasis KPS ... 61
19. Hasil analisis jawaban siswa di LKS berbasis Keterampilan Proses Sains (KPS) terhadap peningkatan KPS siswa ... 62
20. Hasil uji statistik N-Gain indikator Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa ... 63
Moto
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan
sesuai kesanggupannya ”
(Al Baqarah: 286)
“
Sesulit apapun cobaan yang kita hadapi, Tuhan selalu punya jalan
keluar yang mudah bagi kita
”
(Susilo Bambang Yudhoyono)
“
Jangan pernah merasa ragu, karena ragu tidak akan memberikan
kepastian
”
PERSEMBAHAN
Dengan Menayebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini untuk orang- orang yang selalu berharga dalam hidupku:
Papa (Segera Edy) dan Mama (Marina M., S.Pd.)
Papa yang selalu bijaksana dan sabar sertaMama yang penuh kesabaran menjadi motivasiku untuk terus maju dan menjadi tempatku mencurahkan keluh kesah
Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga untukku,
Teruntuk kedua kakak ku tercinta:
Era Efriani Widiastuti, A.Md., dan Dina Yuniati, A.Md.,
Terimakasih untuk segala cinta, motivasi dan segala bentuk dukungan yang kalian berikanuntukku.
Sahabat-sahabat tercinta seperjuangan Pendidikan Biologi 2011
Terimakasih untuk persahabatan kita, serta Atas perjuangan, kelelahan, dan kesabaran. Teruslah berjuang.
RIWAYAT HIDUP
Intan Rizki Anita merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara
pasangan Bapak Segera Edy dengan Ibu Marina M., S.Pd.,
yang dilahirkan di Kalianda pada tanggal 23 Agustus 1993.
Penulis dapat dihubungi melalui Email/HP
[email protected]/082233292755.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Pembina (1998-1999), SDN 5
Kalianda (1999-2005), SMPN 1 Kalianda (2005-2008), dan SMAN 1 Kalianda
(2008 -2011). Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan
Biologi FKIP Universitas Lampung.
Pada tahun 2014 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMA Negeri 1 Sumberejo dan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi
(KKN-KT) di desa Simpangkanan, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengembangan
Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Sub Materi Ciri-Ciri Filum Hewan Invertebrata” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.
3. Dr. Tri Jalmo, M.Si., sebagai Pembimbing I atas motivasi, saran, dan
masukannya.
4. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
FKIP Unila sekaligus sebagai Pembimbing Akademik dan Pembimbing II atas
motivasi, saran, dan masukannya.
5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas bimbingan dan
masukannya.
6. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd, sebagai penguji ahli bahasa, atas saran dan
masukannya.
7. Dina Maulina, S.Pd., M.Si., sebagai penguji ahli materi, atas saran dan
8. Median Agus P., S.Pd., M.Pd., sebagai penguji ahli desain, atas saran dan
masukannya.
9. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala ilmu yang telah diberikan.
10.Rekan seperjuangan dalam penelitian Dwi Puspita Sari, atas kerjasama dan
kesabarannya.
11.Seluruh teman sejawat perjuangan mahasiswa Pendidikan Biologi 2011 atas
kesediaannya dalam membantu dalam kelancaran penelitian ini.
12.Sahabat tercinta di kampus ini: Rika Sundari, Emilia Yuliani, Dwi Puspita
Sari, Aima Mufidah, dan Merry Agustina. Terimakasih atas kebersamaan dan
persahabatan yang terjalin. Semoga persahabatan ini tidak berakhir seiring
berakhirnya masa studi kita. Aamiin
13.Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis
dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, Aamiin.
Bandar Lampung, 22 Oktober 2015 Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biologi merupakan bagian dari ilmu sains yang mempelajari tentang alam
termasuk segala proses yang terjadi di dalamnya. Pembelajaran biologi lebih
menekankan pada kegiatan belajar mengajar, mengembangkan konsep dan
mengembangkan keterampilan proses siswa dengan berbagai strategi belajar
mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Hasil survey PISA tahun 2012 pada aspek sains, Indonesia mendapatkan
peringkat ke 64 dari 65 negara yang terlibat dengan skor 382, pada soal
PISA terdapat aspek keterampilan proses sains meliputi mengamati,
meramal/memprediksi, menerapkan konsep, dan berkomunikasi (OECD,
2014: 217). Hal tersebut menunjukkan bahwa pelajar Indonesia memiliki
kemampuan pengetahuan sains yang sangat rendah, serta menunjukkan
bahwa siswa hanya mengenali fakta dasar dan belum mampu
mengkomunikasikan dan menerapkan konsep sains yang kompleks.
Kemampuan sains siswa Indonesia yang masih rendah tersebut disebabkan
karena dalam pembelajaran sains termasuk biologi, kebanyakan siswa hanya
2
pembelajaran seperti itu menyebabkan siswa pada umumnya hanya
mengenal banyak peristilahan sains secara hafalan tanpa makna.
Berhubungan dengan itu, pada kenyataannya dalam proses pembelajaran di
kelas masih banyak guru biologi yang hanya memberikan materi pelajaran
dengan metode ceramah tanpa mengikut sertakan siswa untuk melatih
keterampilan proses sains. Peran guru dalam proses pembejalaran sangatlah
penting, salah satunya yaitu dalam menyampaikan materi pelajaran melalui
bahan ajar. Adanya bahan ajar diharapkan materi pelajaran akan dapat
dengan mudah dimengerti dan juga dapat melatih keterampilan proses sains
siswa. Bahan ajar yang sering dipakai oleh guru salah satunya yaitu lembar
kerja siswa (LKS), LKS hendaknya sesuai dengan kebutuhan, diantaranya
yaitu mudah dipahami, menarik, dan dapat melatih keterampilan proses
sains siswa. Untuk dapat mewujudkan kebutuhan siswa maka guru harus
kreatif dan dapat mengembangkan bahan ajar pembelajaran tersebut.
Faktanya di SMA Pembangunan Kalianda, Lampung Selatan, dalam proses
pembelajarannya masih belum dapat melatih keterampilan proses sains
siswa. Pada sekolah tersebut juga menggunakan bahan ajar berupa LKS.
LKS yang digunakan merupakan LKS yang ada pada buku cetak dan LKS
yang beredar terbitan Intan Pariwara. Isi LKS yang digunakan oleh siswa
kelas X di SMA Pembangunan Kalianda kurang dapat membimbing siswa
dalam meningkatkan keterampilan proses sains. Kemudian berdasarkan
hasil angket pada 15 orang siswa kelas X menunjukkan bahwa LKS yang
soal-soal yang dapat dijawab dengan mudah. Hal ini menyebabkan siswa hanya
akan memindahkan jawaban dari materi yang ada di LKS tersebut. LKS
yang digunakan juga tidak menyajikan kegiatan yang dapat memfasilitasi
dan membangun keterampilan proses sains siswa. Selanjutnya, hasil dari
angket yang diberikan pada guru mata pelajaran biologi kelas X menambah
informasi bahwa guru biologi kelas X masih belum memahami dan
menyadari bahwa keterampilan proses sains pada siswa perlu dikembangkan
dalam proses pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Ada dua alasan tentang kelebihan dari keterampilan proses sains yaitu, sains
tidak terpisah dengan metode penyelidikan, dalam memahami sains tidak
hanya memahami materi saja, melainkan dapat mengetahui bagaimana cara
mangumpulkan fakta dan mengolahnya untuk membuat suatu kesimpulan
dan keterampilan proses sains diperlukan sepanjang hidup dan digunakan
tidak hanya untuk mempelajari ilmu melainkan juga dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari (Wenno, 2008: 66-67). Pembelajaran dengan
menggunakan LKS yang berbasis keterampilan proses sains dapat
memberikan pengalaman langsung kepada siswa karena siswa dapat mecari
informasi dan mendapatkan konsep materi dengan sendirinya dengan
mengikuti prosedur yang ada di dalam LKS. Hal tersebut diperkuat dengan
adanya penelitian tentang pengembangan LKS yang dilakukan oleh
Setiawan, Wisanti, dan Ulfi (2014: 388) bahwa dengan adanya LKS disertai
spesimen awetan seluruh siswa dapat melatih keterampilan proses sains dan
4
serangkaian kegiatan penyelidikan ilmiah dengan adanya benda nyata
sebagai objek yang diamatinya. Selain itu penelitian tentang pengembangan
LKS juga dilakukan oleh Widodo (2013: 72-74) menunjukkan bahwa
adanya LKS berbasis KPS dapat meningkatkan keterampilan proses sains
siswa, dari hasil penelitiannya menunjukkan rata-rata siswa mampu
menjalankan langkah-langkah pada LKS dengan baik, siswa mampu
melakukan pengamatan dan dapat menerapkan konsep dengan baik dan
benar.
Untuk memenuhi proses pembelajaran yang dapat melatih keterampilan
proses sains, maka dapat digunakanlah LKS yang berbasis keterampilan
proses sains. Pembelajaran dengan menggunakan LKS yang memuat
keterampilan proses sains membuat siswa melaksanakan pembelajaran
dengan menemukan dan mengembangkan fakta serta konsep yang
ditemukan, sehingga pembelajaran lebih bermakna (meaningful),
kontekstual, dan konstruktivistik. Mengingat pentingnya LKS yang baik dan
dapat menunjang keterampilan proses sains siswa dalam proses
pembelajaran, maka penelitian untuk mengembangkan LKS yang berbasis
keterampilan proses sains siswa sangat diperlukan. Sehubungan dengan itu
telah dilakukan penelitian dengan judul “ Pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Berbasis Keterampilan Proses Sains (KPS) Untuk
Meningkatkan KPS Siswa Pada Sub Materi Ciri-Ciri Filum Hewan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian
ini untuk:
1. Bagaimana kriteria LKS berbasis keterampilan proses sains yang efektif
meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada sub materi ciri-ciri
filum hewan invertebrata ?
2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap LKS berbasis keterampilan proses
sains pada sub materi ciri-ciri filum hewan invertebrata?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui kriteria LKS berbasis keterampilan proses sains yang efektif
meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada sub materi ciri-ciri
filum hewan invertebrata.
2. Mengetahui tanggapan siswa terhadap LKS berbasis keterampilan
proses sains pada sub materi ciri-ciri filum hewan invertebrata.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
a. Siswa
LKS yang telah dikembangkan diharapkan dapat mengembangkan
keterampilan proses sains siswa dan dapat menarik minat siswa dalam
6
b. Guru
Guru mata pelajaran biologi kelas X dapat mengembangkan LKS
berbasis keterampilan proses sains dan menjadikan LKS berbasis
keterampilan proses sains sebagai salah satu alternatif media
pembelajaran pada sub materi ciri-ciri filum hewan invertebrata.
c. Sekolah
LKS berbasis keterampilan proses sains yang telah dibuat diharapkan
dapat membantu dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di
SMA/MA
d. Peneliti
Memberikan pengalaman dan ilmu kepada peneliti dalam
mengembangkan LKS guna proses mengajar peneliti di masa
mendatang.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk dapat lebih memahami bagaimana penelitian ini, maka perlu
penjelasan mengenai istilah-istilah untuk membatasi rumusan masalah yang
akan diteliti, yaitu:
a) Pengembangan lembar kerja siswa adalah proses penyusunan lembar
kerja siswa yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKS
berbasis KPS.
b) LKS adalah alat bantu pembelajaran berbentuk lembaran-lembaran yang
berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan suatu kegiatan dalam proses
c) Keterampilan proses sains yang dimunculkan meliputi keterampilan (A)
mengamati, (B) mengelompokkan, (C) menginterpretasi data, (D)
mengomunikasikan, dan (E) menyimpulkan.
d) LKS yang akan dikembangkan merupakan LKS berbasis keterampilan
proses sains pada sub materi ciri filum hewan invertebrata kelas X KD
3.4. Mendeskripsikan ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi
kehidupan.
e) Subjek uji coba produk pada penelitian ini yaitu siswa SMA
Pembangunan Kalianda kelas X1 dan kelas X2 Tahun Pelajaran
2015-2016.
F. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran membutuhkan bahan ajar sebagai salah satu komponen
penting yang dikembangkan oleh guru untuk siswa. Bahan ajar yang
digunakan diharapkan dapat menarik minat belajar siswa, sehingga dengan
adanya bahan ajar tersebut proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik
serta tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Salah satu bentuk
bahan ajar tersebut adalah LKS yang berperan penting dalam melakukan
kegiatan pembelajaran seperti pengamatan, praktikum, dan proses belajar di
kelas.
Siswa seharusnya tidak hanya memperoleh kemampuan kognitif saja
melainkan juga harus memperoleh kemampuan afektif dan psikomotor.
Proses pembelajaran dan bahan ajar berupa LKS yang digunakan oleh guru
8
proses pembelajaran dengan keterampilan proses sains sangat penting,
karena adanya pembelajaran berbasis keterampilan proses sains akan
memberi kesempatan peserta didik memperoleh keterampilan proses sains.
Untuk meningkatkan keterampilan proses sain siswa, maka dilakukan
penelitan tentang pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains.
LKS yang akan dikembangkan tersebut disusun berdasarkan indikator dari
keterampilan proses sains. Proses pembelajaran dengan menggunakan LKS
ini siswa dituntut melakukan kegiatan yang melibatkan keterampilan proses
sain seperti mengamati, mengklasifikasikan, memprediksi, menafsir,
merencanakan penelitian, menerapkan, dan mengomunikasikan hasil
belajar. Sehingga dengan adanya LKS yang memuat KPS ini diharapkan
siswa dapat mengembangkan keterampilan proses sains dan membangun
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Proses pembelajaran membutuhkan bahan ajar sebagai salah satu komponen
penting yang dikembangkan oleh guru untuk siswa. Pemanfaatan bahan ajar
seharusnya mendapat perhatian guru sebagai fasilitator disetiap kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu setiap pendidik perlu mengetahui bagaimana
menetapkan bahan ajar agar dapat megefektifkan pencapaian tujuan
pembelajaran dalam proses belajar-mengajar (Suryani dan Agung, 2012: 34).
Selama proses pembelajaran kehadiran suatu bahan ajar memiliki arti yang
sangat penting, salah satunya yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS). Hosnan
(2014: 116) menyatakn bahwa LKS merupakan bagian dari media cetak yang
menjadi bahan ajar sehingga dapat digunakan oleh pengajar di dalam proses
mengajar. LKS dapat berupa pemahaman siswa yang digunakan untuk
melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS juga dapat berupa
pemahaman untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan
untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen atau demonstrasi (Trianto, 2007: 73).
Suyanto, Paidi, dan Wilujeng (2011: 2) mengungkapkan bahwa Lembar Kerja
10
dengan apa yang sedang dipelajarinya dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pernyataan tersebut LKS sangat membantu dalam kegiatan
pembelajaran siswa yang tidak hanya dengan mendengarkan penjelasan guru
tetapi juga dapat menuntun siswa dalam melakukan kegiatan seperti
melakukan pengamatan, percobaan, mengidentifikasi, membuat tabel, serta
mencatat hasil penelitiannya pada LKS. Penelitian tentang pengembangan
LKS dilakukan oleh Setiawan, Wisanti, dan Ulfi (2014: 388) menunjukkan
bahwa dengan adanya LKS disertai spesimen awetan seluruh peserta didik
dapat melatih keterampilan proses sains dan menemukan sendiri fakta dan
konsep yang dipelajarinya melalui serangkaian kegiatan penyelidikan ilmiah
dengan adanya benda nyata sebagai objek yang diamatinya.
Widjajanti (2008: 1) mengungkapkan:
“Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu sumber belajar
yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKS yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. LKS juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang lain. LKS menjadi sumber belajar dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan
pembelajaran yang dirancang”
Darmodjo dan Kaligis (dalam Widjajanti, 2008: 3-5) menyatakan bahwa
keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar
mengajar, sehingga penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan
yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknik. Adapun rinciannya
adalah sebagai berikut:
1. Syarat- syarat didaktik, mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat
universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang
yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai media dan
kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan pada pengembangan
kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman
belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi
siswa. LKS yang berkualitas harus memenuhi syarat- syarat didaktik yang
dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran
b. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep
c. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa
sesuai dengan ciri KTSP
d. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,
moral, dan estetika pada diri siswa
e. Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi.
2. Syarat konstruksi, berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan
kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS yang pada
hakikatnya harus tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak
pengguna, yaitu anak didik. Syarat konstruksi meliputi:
a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.
b. Menggunakan struktur kalimat yang jelas. Hal-hal yang perlu
diperhatikan agar kalimat menjadi jelas maksudnya, yaitu:
a) Menghindari kalimat kompleks.
b) Menghindari “kata-kata tak jelas” misalnya “mungkin”, “kira-kira”. c) Menghindari kalimat negatif, apalagi kalimat negatif ganda.
12
c. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan
anak. Konsep yang hendak dituju merupakan sesuatu yang kompleks
sebaiknya dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dulu.
d. Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan
merupakan isian atau jawaban yang didapat dari hasil pengolahan
informasi, bukan mengambil dari perbendaharaan pengetahuan yang tak
terbatas.
e. Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan
keterbacaan siswa.
f. Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada
siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS. Anak harus
menuliskan jawaban atau menggambar sesuai dengan yang
diperintahkan.
g. Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang
panjang tidak menjamin kejelasan instruksi atau isi. Namun kalimat
yang terlalu pendek juga dapat mengundang pertanyaan.
h. Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. Gambar lebih
dekat pada sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat
“formal” atau abstrak sehingga lebih sukar ditangkap oleh anak.
i. Dapat digunakan oleh anak-anak, baik yang lamban maupun yang
cepat.
k. Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya,
kelas, mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok,
tanggal dan sebagainya.
3. Syarat teknis menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan
penampilannya dalam LKS. Adapun rinciannya yaitu:
a. Tulisan
a) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau
romawi.
b) Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf
biasa yang diberi garis bawah.
c) Menggunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari 10 kata dalam
satu baris.
d) Menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan
jawaban siswa.
e) Perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi.
b. Gambar
Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat menyampaikan
pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKS.
c. Penampilan
Penampilan sangat penting dalam LKS. Siswa biasanya terlebih dahulu
14
Penggunaan LKS sebagai bahan ajar yang dicetak diharapkan dapat
memberikan manfaat dalam proses pembelajaran, seperti yang ditulis oleh
Arsyad (2011: 25-27), antara lain:
1. Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar
dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Meningkatkan dan mengarahkan perhatian peserta didik sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa
dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untu belajar sendiri-sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Penggunaan LKS sebagai media cetak dapat mengatasi keterbatasan
indera, ruang, dan waktu.
4. Peserta didik dapat memperoleh kesamaan pengalaman dengan peserta
didik lain tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan dan memungkinkan
terjadinya interaksi langsung dengan lingkungan.
B. Keterampilan Proses Sains (KPS)
Proses pembelajaran IPA maupun biologi seharusnya mengarah pada
pendekatan ilmiah seperti yang dilakukan para ilmuwan sehingga siswa dapat
memperoleh kemampuan dalam mengambil keputusan secara ilmiah. Dalam
hal ini guru berperan sebagai mediator jalannya proses pembelajaran sehingga
dapat membantu siswa dalam menemukan suatu konsep dasar pengetahuan,
proses ilmiah yang terjadi dalam pembelajaran, serta dapat membangun sikap
Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan dalam proses belajar
mengajar yang menekankan kepada keterampilan memperoleh pengetahuan
dan mengkomunikasikan perolehannya itu (Hosnan, 2014: 370). Hal ini
berarti bahwa dalam setiap pembelajaran IPA seharusnya siswa dapa
memperoleh keterampilannya sendiri yang disebut keterampilan proses sains.
Pernyataan tersebut dibuktikan oleh Deden (2013: 10) dalam penelitiannya
tentang “peningkatan keterampilan proses sains menggunakan metode
eksperimen dalam pembelajaran IPA” menyatakan bahwa dengan adanya
eksperimen dalam proses pembelajaran IPA memberikan dampak yang sangat
positif dalam peningkatan keterampilan proses sains siswa.
Rustaman, dkk (2005: 78) menyatakan bahwa Keterampilan Proses Sains
(KPS) merupakan kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dan
memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Sedangkan
menurut Semiawan dkk (dalam Nasution, 2007: 9-10) Keterampilan proses
sains adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan
kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan diaplikasikan dalam
suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuwan berhasil menemukan sesuatu
yang baru. Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keterampilan proses sains merupakan suatu kemampuan dasar siswa yang
juga dimiliki oleh ilmuwan dalam proses pembelajaran maupun kegiatan
ilmiah untuk memperoleh dan mengembangkan informasi sebagai ilmu
16
Keterampilan proses berarti pula sebagai perlakuan yang diterapkan dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan daya pikir dan kreasi secara
efektif dan efisien guna mencapai tujuan. Tujuan keterampilan proses adalah
mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar sehingga siswa secara aktif
dapat mengembangkan dan menerapkan kemampuan-kemampuannya. Siswa
belajar tidak hanya untuk mencapai hasil, melainkan juga belajar bagaimana
belajar (Hosnan, 2014: 370). Keterampilan proses sains sangat penting dan
memiliki alasan yang ditulis oleh Wenno (2008: 66-67) yakni : 1) sains tidak
terpisah dengan metode penyelidikan, dalam memahami sains tidak hanya
memahami materi saja, melainkan dapat mengataui bagaimana cara
mangumpulkan fakta dan mengolahnya untuk membuat suatu kesimpulan, 2)
keterampilan proses sains diperlukan sepanjang hidup dan digunakan tidak
hanya untuk mempelajari ilmu melainkan juga dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Keterampilan proses sains dapat dibedakan menjadi
dua tingkatan sebagaimana yang dikemukakan oleh Funk dalam Dimyati dan
Mudjiono (2012: 140) menyebutkan keterampilan proses dapat dibedakan
menjadi dua tingkatan yaitu:
1. Keterampilan dasar (Basic Skills) yang terdiri atas enam keterampilan yaitu mengobservasi, mengklasifikasikan, memprediksikan, mengukur,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan;
2. Keterampilan terintegrasi terdiri atas sepuluh keterampilan yaitu
mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam
bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan
mengidentifikasikan variabel secara oprasional, merancang penelitian, dan
melaksanakan eksperimen.
Hosnan (2014: 370) menyatakan kemampuan-kemampuan yang diharapkan
terbentuk melalui keterampilan proses adalah kemampuan : 1. Mengamati, 2.
Mengklasifikasikan, 3. Menafsirkan, 4. Meramalkan, 5. Menerapkan, 6.
Merencanakan Penelitian, dan 7. Mengkomunikasikan. Sedangkan menurut
Dimyati dan Mujiono (2012: 140-145) keterampilan-keterampilan proses
dasar terdiri atas enam keterampilan yakni:
1) Mengamati
Melalui pengamatan siswa dapat belajar tentang duinia sekitar,dengan
mengamati objek-objek dan fenomena alam menggunakan
pancaindra: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan
perasa/pengecap. Semua informasi yang diperoleh dapat menuntut
keingintahuan siswa tentang lingkungan sekitar.
Kegiatan mengamati memiliki dua sifat utama yaitu sifat kualitatif
dan sifat kuantitatif. Mengamati bersifat kualitatif dalam
pelaksanaannya hanya menggunakan pancaindra untuk memperoleh
informasi, contohnya yaitu menentukan warna (penglihatan),
mengenali suara (pendengaran), membandingkan rasa (pengecap),
menentukan objek yang kasar dan halus (perabaan), dan membedakan
bau objek (penciuman). Sedangkan mengamati bersifat kuantitatif
dalam pelaksanaannya selain menggunakan pancaindra yaitu
menggunakan peralatan lain yang dapat memberikan informasi khusus
18
sangat panjang sehingga membutuhkan alat bantu meteran,
menentukan suhu air yang mendidih dengan menggunakan bantuan
alat ukur termometer, dan lain sebagainya.
2) Mengklasifikasikan
Berbagai macam objek, peristiwa, dan segala yang ada dikehidupan
sekitar akan lebih mudah dipahami apabila dilakukan dengan
menentukan berbagai jenis golongannya dengan cara mengamati
persamaan, perbedaan, dan hubungan serta pengelompokan objek
berdasarkan kesesuaian dengan berbagai tujuan. Contoh kegiatan
mengklasifikasi yaitu mengklasifikasikan/mengelompokan makhluk
hidup selain manusia menjadi dua kelompok : binatang dan tumbuhan.
Contoh lain yaitu mengelompokkan binatang yang beranak, bertelur,
dan beranak dan bertelur, dan lain sebagainya.
3) Mengkomunikasikan
Kemampuan berkomunikasi seseorang merupkan dasar untuk segala
yang dikerjakan. Komunikasi efektif yang jelas, tepat dan tidak
samar-samar menggunakan keterampilan yang perlu dalam
komunikasi,seharusnya dilatih dan dikembangkan pada siswa. Hal ini
dikarenakan semua orang memiliki kebutuhan untuk mengemukakan
ide dan perasaan dapa diri seseorang. Contoh keterampilan
komunikasi adalah mendiskusikan suatu masalah, membuat laporan,
membaca peta, membaca grafik, tabel, dan kegiatan lainnya yang
4) Mengukur
Kegiatan mengukur di dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan,
untuk mengetahui jumlah objek, jarak, dan sebagainya. Mengukur
dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan
ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh kegiatan
mengukur antara lain yaitu : mengukur panjang garis, mengukur berat
badan, mengukur temperatur kamar, dan kegiatan lain yang sejenis.
5) Memprediksi
Prediksi merupakan ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin
dapat diamati. Memprediksi juga dapat diartikan sebagai
mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan
terjadi di waktu mendatang dengan berdasarkan perkiraan pada pola
tertentu atau hubungan antara fakta, konsep dan prinsip dalam ilmu
pengetahuan.
6) Menyimpulkan
Menyimpulkan merupakan suatu keterampilan memutuskan keadaan
suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang
diketahui. Contoh kegiatannya yaitu: berdasarkan pengamatan
diketahui bahwa api lilin mati setelah ditutup dengan gelas
rapat-rapat, sehingga siswa dapat menyimpulkan bahwa lilin dapat menyala
20
C. LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains
Secara umum LKS bermanfaat untuk guru dan peserta didik, baik sebagai
pedoman dalam pembelajaran dan sebagai salah satu media pembelajaran
yang dapat digunakan di sekolah dalam proses belajar mengajar. LKS
berbasis KPS mengajarkan peserta didik untuk menemukan hal-hal baru
secara langsung melalui suatu eksperimen dan penguasaan konsep. Pada
penilitian ini LKS dikembangkan dengan menerapkan pendekatan
keterampilan proses, langkah-langkah keterampilan proses di integrasikan
ke dalam seluruh bagian LKS, mulai dari uraian materi untuk
memunculkan motivasi siswa, langkah kerja yang disusun sistematis
sampai dengan pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa dalam
menemukan konsep pembelajaran.
LKS yang berbasis KPS mempunyai kelebihan seperti yang diungkapkan
Salirawati (2011: 2), yaitu LKS yang berbasis KPS dapat memudahkan
guru dalam mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan
konsep-konsep melalui aktivitas sendiri, dapat mengembangkan sikap ilmiah serta
mengembangknan minat siswa terhadap alam sekitarnya, mengubah
kondisi belajar dari suasana “guru sentris menjadi “siswa sentris”.
Langkah-langkah pengembangan LKS menurut Suryobroto (dalam
Salirawati, 2011: 4) sebagai berikut:
1. Menetapkan standar kompetensi, judul, dan tujuan pembelajaran
(kompetensi dasar) yang ingin dicapai.
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Merumuskan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
b) Memilih dan menjabarkan materi pembelajaran berdasarkan
kompetensi dasar yang ingin dicapai.
c) Membuat indikator pencapaian kompetensi dasar.
d) Menetapkan prosedur, jenis, dan alat penilaian berbasis kelas
sesuai dengan misi Kurikulum. Menetapkan alternatif kegiatan
(pengalaman belajar) yang dapat memberikan peluang yang
optimal kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan
keterampilan proses sains di dalam dirinya.
e) Menetapkan dan mengembangkan bahan / media / sumber yang
sesuai dengan kemampuan dasar yang akan dicapai,
karakteristik siswa, fasilitas (sarana dan prasarana), dan
karakteristik lingkungan siswa.
f) Menyusun LKS yang lengkap, yaitu menuangkan hasil-hasil
yang telah dilakukan menjadi sebuah LKS.
Sedangkan Prastowo (2014: 216-224) mengungkapkan langkah-langkah
pengembangan LKS, antara lain:
a) Menentukan tujuan pembelajaran.
b) Pengumpulan Materi; dalam tahapan ini kita menentukan materi dan
tugas yang akan dimasukkan ke dalam LKS.
c) Penyusunan Elemen atau unsur-unsur
d) Pemeriksaan dan Penyempurnaan; pada tahapan ini dilakukan validasi
22
Untuk mengetahui suatu LKS itu dikatakan layak atau tidak, maka perlu
dilakukan penilaian. Menurut Joni (dalam Salirawati, 2011: 4-5 ) penilaian
LKS dapat diadaptasi dari cara penilaian Paket Belajar, yaitu:
1. Penilaian pra input, yaitu penilaian yang dilakukan segera setelah
LKS selesai
disusun dengan tujuan untuk pemantapan / penyempurnaan sebelum
LKS disebarluaskan. Penilaian ini dilakukan oleh tim pengembang
dengan cara menganalisis LKS berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan dengan bantuan instrumen penilaian yang merupakan
terjemahan dari kriteria tersebut.
2. Penilaian input, yaitu penilaian yang bertujuan mengetahui peran
LKS dalam keseluruhan program uji coba. Penilaian ini dilakukan
sebelum LKS diterapkan di dalam kelas. Penilaian dilakukan oleh
personel yang terlibat dalam uji coba, seperti: tim pengembang,
dosen, dan administrator. Cara penilaian sama dengan penilaian pra
input.
3. Penilaian proses, yaitu penilaian yang bertujuan mengetahui seberapa
jauh LKS tersebut sesuai dengan kondisi kelas yang sebenarnya, yang
akhirnya akan dipakai untuk penyempurnaan atau merevisi LKS.
Penilaian ini dilakukan ketika LKS sedang diterapkan. Caranya dapat
dengan mengadakan observasi kelas dan wawancara dengan
pihak-pihak yang terlibatPenilaian kualitas LKS dapat dilakukan oleh orang
LKS adalah media), guru bidang ilmu yang sesuai dengan materi
dalam LKS, maupun siswa sebagai pengguna LKS.
Prastowo(2014: 319) mengungkapkan bahwa terdapat manfaat dan
kegunaan yang diperoleh dari pengembangan bahan ajar LKS bagi siswa
maupun guru, diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi guru
1) Diperoleh bahan ajar LKS ynag sesuai tuntutan kurikulum dan
kebutuhan siswa
2) Tidak lagi bergantung pada buku teks
3) Mengembangkan komunikasi pembelajaran yang efetif antara guru
dan siswa karena siswa merasa lebih dipercaya kepada gurunya
4) Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam
menulis bahan ajar.
2. Bagi siswa
1) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
2) Siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara
mandiri dengan bimbingan guru
3) Siswa mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap
kompetensi yang harus dikuasai
LKS hasil pengembangan ini diharapkan dapat membantu siswa
melakukan kerja ilmiah untuk menemukan konsep pembelajaran yang
ingin dicari, sehingga siswa menjadi terbiasa untuk melakukan
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelititian pengembangan ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus dan uji
coba produk dilakukan di SMA Pembangunan Kalianda tahun pelajaran
2015/2016.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam uji coba produk ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
Pembangunan Kalianda tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 3 kelas.
Sampel pada uji coba ini adalah siswa kelas X2 yang berjumlah 23 sebagai
kelas kontrol dan siswa kelas X1 yang berjumlah 23 sebagai kelas
eksperimen. Penentuan kelas ekperimen dan kelas kontrol pada uji coba
produk ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sampel dipilih berdasarkan rata-rata nilai terendah untuk mengetahui peningkatan
keterampilan proses sains siswa.
C. Desain Penelitian
Pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains ini menggunakan
kebutuhan yang meliputi studi pustaka, studi kurikulum, dan studi lapangan,
(b) perencanaan dan pengembangan meliputi perencanaan desain LKS,
pembuatan desain LKS, validasi, dan revisi, dan (c) evaluasi produk meliputi
uji coba produk secara terbatas, revisi setelah uji coba produk secara terbatas,
uji coba pemakaian, revisi produk, dan pembuatan produk secara masal.
Namun dalam hal ini peneliti tidak membuat produk secara masal, melainkan
hanya sampai tahap revisi produk, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan
keahlian peneliti untuk melakukan tahap selanjutnya.
D. Sumber Data
Sumber data merupakan asal dari data yang diperoleh. Sumber data dalam
penelitian ini adalah guru mata pelajaran biologi kelas X melalui pemberian
angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai LKS dan sumber data
selanjutnya melalui observasi yaitu berupa beberapa LKS biologi yang
digunakan disekolah tersebut serta LKS yang beredar dipasaran.
E. Prosedur Penelitian
Alur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Studi Pendahuluan
Studi Kepustakaan Studi Lapangan
1.Analisis Kebutuhan
- Analisis KD
- Analisis silabus
- Literatur LKS
- Kriteria LKS yang standar
- Pemberian angket pada
guru dan siswa
26
Gambar 1. Alur penelitian dan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains ciri-ciri filum hewan invertebrata
Berdasarkan alur penelitian di atas, maka langkah- langkah dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan yang
bertujuan untuk mengumpulkan data yang mendukung dilakukannya
pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains ciri-ciri filum
hewan invertebrata.
Penyusunan desain LKS berbasis keterampilan proses sains
Validasi pakar dan praktisi
2. Perencanaan dan pengembangan
Revisi LKS hasil validasi
LKS berbasis keterampilan proses sains hasil revisi
Uji coba terbatas
Revisi LKS berdasarkan hasil uji coba
LKS berbasis keterampilan proses sains
3.Evaluasi
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan ini terdiri atas studi literatur dan kurikulum. Studi
literatur ini berupa mencari literatur tentang teori-teori mengenai LKS,
keterampilan proses sains, dan hasil penelitian yang berkaiatan
dengan pengembangan LKS berbasis KPS. Studi ini bertujuan untuk
menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang dapat
memperkuat pengembangan LKS berbasis KPS. Studi kurikulum
dilakukan dengan cara mengkaji kompetensi dasar (KD) dan analisis
silabus. Selanjutnya dilakukan studi literatur LKS untuk mengetahui
kriteria LKS yang standar. Studi ini bertujuan agar LKS berbasis KPS
yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum.
b. Studi Lapangan
Studi lapangan ini berupa pengisian angket oleh guru dan siswa, serta
analisis LKS yang digunakan sekolah dan LKS yang beredar di pasar.
Angket guru berisi mengenai kebutuhan LKS dan penggunaan LKS,
serta pengetahuan tentang KPS. Sedangkan angket pada siswa berisi
tentang LKS yang digunakan siswa dan penggunaan LKS. Pada studi
ini juga dilakukan analisis terhadap LKS yang beredar di pasaran.
Analisis LKS ini dilakukan pada lima LKS terbitan (Lampiran 11).
Analisis LKS dilakukan untuk melihat kesesuaian isi dan format, serta
indikator KPS yang terdapat di LKS.
Studi lapangan dilakukan di SMA Pembangunan Kalianda Lampung
Selatan. Studi ini dilakukan dengan memberikan angket kepada guru
28
(Lampiran 5) di sekolah tersebut. Data yang diperoleh digunakan
untuk mengetahui karakteristik LKS di SMA tersebut, pengetahuan
guru mengenai KPS, serta mengetahui tentang penggunaan LKS oleh
siswa. Sebelum memberikan angket, langkah yang dilakukan adalah
menyusun pertanyaan tentang kebutuhan LKS dan mengenai
keterampilan proses sains. Pada penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel berdasarkan keinginan peneliti sendiri (purposif sampling). Tenik ini dilakukan dengan menetapkan sendiri/ sesuai keinginan sendiri sekolah mana dan kelas mana yang akan diteliti
oleh peneliti.
2. Perencanaan dan Pengembangan
Acuan dalam perencanaan dan pengembangan LKS berbasis keterampilan
proses sains sub materi ciri-ciri filum hewan invertebrata adalah hasil dari
analisis angket kebutuhan LKS oleh guru dan siswa, serta analisis LKS
terbitan.
A. Perencanaan
Tahapan dari perencanan adalah penyusunan desain produk awal.
a. Penyusunan desain produk awal
Langkah yang dilakukan dalam penyusunan desain produk awal ialah:
a) Merancang perangkat pembelajaran (RPP), hal ini bertujuan untuk
menentukan tujuan apa saja yaang akan dicapai dari materi yang
akan disampaikan melalui LKS tersebut.
b) Membuat draf LKS. Pada tahapan ini menentukan
dilatih, dan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadirkan
dalam LKS.
c) Menyusun LKS. Tahapan ini dilakukan setelah rancangan awal
selesai, pada tahapan ini yang akan dilakukan adalah pembuatan
identitas LKS (judul, tujuan, dan sebagainya), petunjuk pengisian
LKS, alat dan bahan (apabila pembelajaran disertai praktikum),
pemilihan gambar (jika pebelajaran tidak disertai praktikum),
pembuatan grafik, pemilihan jenis dan ukuran huruf, pemilihan
pertanyaan yang tepat sesuai judul, serta menyesuaikan tata letak
bagian-bagian dari LKS.
B. Pengembangan
Tahapan dari pengembangan adalah validasi produk oleh ahli materi,
bahasa, desain, dan pakar, serta revisi pruduk.
a. Validasi produk dan revisi produk
Tahapan ini dilakukan setelah penyusunan LKS selesai dilakukan
yang kemudian LKS hasil pengembangan divalidasi oleh ahli materi,
bahasa, desain dan ahli praktisi.
1. Validasi Ahli
a) Validasi Ahli pada Aspek Kesesuaian Materi
Validasi ini menggunakan angket, disusun untuk mengetahui
kesesuaian isi LKS dengan kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran dan kesesuaian kegiatan
30
dari validasi kesesuaian isi dijadikan sebagai masukan dalam
pengembangan atau revisi pada LKS berbasis keterampilan
proses sains. Dalam melaksanakan validasi ahli materi, peneliti
memilih dosen dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu
memahami isi angket dan dapat menjawab dengan tepat,
memahami rencana pelaksanaan pembelajaran biologi SMA,
memahami materi biologi SMA serta merupakan civitas
akademika yang memilik latar belakang pendidikan biologi
(Lampiran 6).
b) Validasi Ahli Aspek Bahasa
Validasi ini menggunakan angket, disusun untuk mengetahui
bahwa LKS berbasis keterampilan proses sains ini
menggunakan bahasa yang sesuai. Format bahasa meliputi
penggunaan bahasa yang sesuai EYD, penyusunan kalimat
pertanyaan, font huruf, dan keserasian ukuran huruf dengan gambar/grafik/tabel. Hasil dari validasi ini dijadikan sebagai
masukan dalam pengembangan atau revisi pada LKS berbasis
KPS. Dalam melaksankan validasi ahli bahasa, peneliti
memilih dosen dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu
memahami isi angket dan dapat menjwab dengan tepat,
berpengalaman dalam melakukan evaluasi dibidang bahasa,
c) Validasi Ahli Aspek Desain
Validasi ini menggunakan angket, disusun untuk mengetahui
bahwa desain pada LKS berbasis KPS ini sesuai susunannya
dan menarik. Format susunan terdiri dari judul, tujuan,
petunjuk pengerjaan, kolom identitas siswa, ruang yang cukup
untuk menulis dan menggambar, serta mencantumkan alat,
bahan, dan prosedur percobaan apabila melakukan percobaan.
Sedangkan format kemenarikan meliputi keteraturan tata letak
bagian-bagian LKS, penggunaan gambar yang bagus (baik
pada cover LKS maupun di dalam LKS), dan keserasian
penggunaan variasi jenis dan ukuran font. Dalam
melaksanakan validasi ahli desain, peneliti memilih dosen
dengan beberapa kriteria diantaranya yaitu memahami isi
angket dan dapat menjawab dengan tepat, civitas akademika yang mengajar matakuliah yang linier dengan teknologi
pendidikan (Lampiran 8).
2. Uji Praktisi
Uji praktisi dilakukan untuk mengetahui keseuaian isi materi,
tampilan serta kemenarikan LKS berbasis KPS dengan
menggunakan angket (Lampiran 9). Dalam melaksanakan uji
praktisi, peneliti memilih guru dengan beberapa kriteria
diantaranya yaitu memahami isi angket dan dapat menjawab
32
sebagai responden adalah guru yang mengajar mata pelajaran
biologi yang memiliki latar belakang pendidikan biologi.
Hasil uji yang telah dilakukan kemudian disempurnakan sesuai
rekomendasi perbaikan untuk validasi.
Lembar validasi uji ahli materi, bahasa, desain, dan uji praktisi
memiliki pilihan jawaban Ya dan Tidak. Pada setiap pertanyaan
angket yang dijawab dengan “Ya” berarti LKS berbasis KPS tidak
memerlukan perbaikan dan setiap pertanyaan angket yang dijawab
dengan “Tidak” berarti LKS berbasis KPSpada bagian yang
disebutkan dalam pertanyaan angket harus diperbaiki sesuai saran
yang diberikan. Setelah LKS divalidasi, rancangan produk tersebut
direvisi sesuai saran yang diberikan oleh ahli, yang kemudian produk
hasil revisi dapat diuji coba secara terbatas pada peserta didik.
3. Evaluasi Produk
Tahapan evaluasi produk ini meliputi uji coba produk secara terbatas dan
revisi setelah iju coba produk secara terbatas dilakukan.
a. Uji Coba Produk Secara Terbatas
Setelah dihasilkan LKS berbasis keterampilan proses sains ciri-ciri
filum invertebrata yang telah divalidasi oleh ahli dan telah direvisi,
maka dilakukan uji coba produk secara terbatas di SMA
Pembangunan Kalianda. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui
bahwa LKS berbasis KPS yang dikembangkan efektif meningkatkan
IPA. LKS berbasis KPS untuk kelas eksperimen dan LKS biasa untuk
kelas kontrol. Uji coba produk diterapkan dalam proses pembelajaran
untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa yang
dilihat dari perbandingan peningkatan indikator KPS pada nilai pretes
dan postes siswa serta penilaian jawaban siswa di LKS baik di kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan sebagai berikut:
1. Kelas Eksperimen (Pembelajaran dengan LKS berbasis KPS)
Skenario Pembelajaran
Sintak KPS Waktu (menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Memastikan setiap siswa sudah duduk dengan rapih dan siap untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tes awal (pretes) dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya selama 15 menit. Pada materi ciri filum hewan
invertebrata untuk mengetahui pemahaman awal siswa sebelum menerima materi.
Apersepsi :
Guru menanyakan : “apa yang kalian ketahui tentang dunia hewan ?”, “terdiri atas berapa kelompok dunia hewan?”
Motivasi :
Dengan mempelajari materi ini Siswa mengetahui pentingnya mempelajari dunia hewan invertebrata dan mengetahui pengelompokkan dalam dunia hewan invertebrata serta peranannya. penjelasan guru dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang diajukan.
Memperhatikan penjelasan guru dengan rasa ingin tahu.
20
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Memastikan setiap siswa sudah duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan, setiap kelompok terdiri dari 5 orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari sebelumnya),
34
yang terdiri dari 5 kelompok heterogen berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil dan jenis kelamin.
Siswa dibagikan lembar kerja siswa (LKS) berbasis keterampilan proses sains kepada setiap siswa dalam kelompok yang harus ditemukan oleh siswa.
Memberikan pengarahan kepada siswa dalam mengerjakan LKS berbasis KPS.
Membimbing siswa mengamati berbagai macam hewan pada mikroskop dan pada video dan membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS berbasis KPS.
Membimbing siswa bekerja sama dan berdiskusi kelompok dalam mengerjakan LKS berbasis KPS.
b. Elaborasi
Mengarahkan siswa mempersiapkan hasil diskusinya untuk
dipresentasikan di depan siswa lainnya.
Membimbing siswa
mempresentasikan hasil diskusinya menggunakan LKS berbasis KPS didepan siswa lainnya.
Membimbing siswa memperhatikan dan mendengarkan kelompok siswa yang sedang presentasi.
Membimbing dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapatnya kepada kelompok yang sedang presentasi.
Menerima LKS berbasis KPS dengan tertib dan toleransi.
Mendengarkan pengarahan guru.
Mengamati berbagai macam hewan pada mikroskop dan pada video dan
menyelesaikan LKS berbasis KPS.
Bekerja sama dan berdiskusi dengan teman sekelompok dengan kerja keras, toleransi dan hasil diskusi didepan siswa lainnya dengan toleransi dan
bersahabat/komunikatif .
Memperhatikan dan mendengarkan kelompok siswa yang sedang presentasi
c. Konfirmasi
Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi.
Guru meminta salah satu siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dibahas.
Meminta siswa mengumpulkan LKS berbasis KPS.
Memperhatikan penjelasan dari guru dan siswa dapat menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Mengumpulkan LKS berbasis KPS dengan tertib.
Memberikan kesimpulan.
Kegiatan Penutup
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Memberikan tugas sebagai tindak lanjut dari pembelajaran yang telah dilakukan
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan penjelasan guru.
10
2. Kelas kontrol (Pembelajaran dengan LKS kontrol dan metode diskusi)
Skenario Pembelajaran
Waktu (menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Memastikan setiap siswa sudah duduk dengan rapih dan siap untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tes awal (pretes) dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya selama 15 menit. Pada materi ciri filum hewan invertebrata untuk mengetahui pemahaman awal siswa sebelum menerima materi.
Apersepsi :
Guru menanyakan : “apa yang kalian
ketahui tentang dunia hewan ?”, “terdiri atas berapa kelompok dunia hewan?”
Motivasi :
Dengan mempelajari materi ini Siswa mengetahui pentingnya mempelajari dunia hewan invertebrata dan mengetahui
Mengkondisikan dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Memperhatikan penjelasan guru dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang diajukan.
Memperhatikan penjelasan guru dengan
36
pengelompokkan dalam dunia hewan invertebrata serta peranannya.
Siswa memperhatikan guru memberikan pengarahan sebelum melaksanakan pembelajaran, misalnya menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, keterampilan proses sains dan karakter yang harus dicapai serta aturan-aturan belajar yang akan dilaksanakan.
rasa ingin tahu.
Memperhatikan penjelasan guru.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Memastikan setiap siswa sudah duduk dalam kelompok yang sudah
ditentukan, setiap kelompok terdiri dari 5 orang (pembagian kelompok
dilakukan pada hari sebelumnya), yang terdiri dari 5 kelompok heterogen berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil dan jenis kelamin.
Siswa dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap siswa dalam kelompok yang harus ditemukan oleh siswa.
Memberikan pengarahan kepada siswa dalam mengerjakan LKS.
Membimbing siswa mengamati berbagai macam hewan invertebrata pada video dan membimbing siswa menyelesaikan LKS.
Membimbing siswa bekerja sama dan berdiskusi kelompok dalam
mengerjakan LKS.
b. Elaborasi
Mengarahkan siswa mempersiapkan hasil diskusinya untuk dipresentasikan di depan siswa lainnya.
Membimbing siswa mempresentasikan hasil diskusinya menggunakan LKS didepan siswa lainnya.
Membimbing siswa memperhatikan dan mendengarkan kelompok siswa yang sedang presentasi
Mengkondisikan dan mempersiapkan diri secara disiplin untuk mengerjakan LKS.
Menerima LKS dengan tertib dan toleransi.
Mendengarkan pengarahan guru.
Mengamati berbagai macam hewan pada pada video dan menyelesaikan LKS.
Bekerja sama dan berdiskusi dengan teman sekelompok dengan kerja keras, toleransi dan bersahabat/komunikatif.
Mendengarkan pengarahan guru.
Mempresentasikan hasil diskusi didepan siswa lainnya dengan toleransi dan bersahabat/komunikatif.
Memperhatikan dan mendengarkan kelompok siswa yang sedang
Membimbing dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapatnya kepada kelompok yang sedang presentasi.
c. Konfirmasi
Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi.
Guru meminta salah satu siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dibahas.
Meminta siswa mengumpulkan LKS
presentasi.
Mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, serta mengemukakan pendapat.
Memperhatikan penjelasan dari guru dan siswa dapat menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Mengumpulkan LKS dengan tertib.
Kegiatan Penutup
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Memberikan tugas sebagai tindak lanjut dari pembelajaran yang telah dilakukan.
Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan penjelasan guru.
10
Selain itu pada uji ini digunakan pula angket tanggapan siswa untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap LKS berbasis KPS hasil
pengembangan (Lampiran 10).
b. Revisi Produk Setelah Uji Coba Terbatas
Hasil uji coba kemudian direvisi dan disempurnakan. Revisi
dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil uji coba terbatas, yaitu
hasil uji kesesuaian isi dan hasil uji aspek format penyusunan yang
dinilai guru serta respon tanggapan siswa terhadap LKS hasil
pengembangan. Selanjutnya hasil revisi dikonsultasikan dengan dosen
38
pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains ciri-ciri filum
invertebrata.
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
I. Jenis Data
Terdapat dua jenis data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data
kualitatif dan kuantitatif.
a. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah analisis LKS terbitan, respon
siswa pada angket dan melalui analisis jawaban siswa di LKS.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa peningkatan indikator KPS siswa yang
diperoleh dari nilai pretest dan postest siswa pada sub materi ciri filum
hewan invertebrata.
II. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen
penilaian LKS terbitan, angket, analisis jawaban siswa di LKS dan
peningkatan indikator KPS melalui tes.Penilaian LKS terbitan
merupakan kegiatan menganalisis LKS terbitan dari segi format
penyusunan dan isi (Lampiran 11). Angket merupakan teknik
pengumpulan data dengan menyajikan seperangkat pernyataan tertulis
kepada responden untuk ditanggapi. Pada penelitian ini angket tanggapan
“Sangat Menarik”, “Menarik”, “Kurang Menarik”, dan “Tidak Menarik”.
Masing-masing pilihan jawaban meiliki skor berbeda yang mengartikan
tingkat kesesuaian LKS berbasis KPSbagi siswa (Lampiran 10).
Analisis jawaban siswa di LKS merupakan kegiatan menganalisis
jawaban siswa di LKS pada kelas kontrol dan di LKS pada kelas
eksperimen yang berbasis KPS untuk tiap pertanyaannya. Analisis
tersebut meliputi kesesuaian jawaban siswa dengan kunci jawaban LKS
yang dikembangkan. Sedangkan, peningkatan indikator KPS melalui tes
merupakan kegiatan untuk mengetahui peningkatan setiap indidkator
KPS diakhir sub materi yang digunakan untuk melihat efektivitas LKS
berbasis KPS.
G. Teknik Analisis Data 1) Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah analisis LKS terbitan, respon
siswa pada angket, dan analisis jawaban siswa di LKS berbasis KPS.
1. Analisis LKS Penerbit
Data diperoleh berdasarkan penilaian LKS terbitan dari segi
penyusunan dan isi. Adapun cara penilaian LKS terbitan sebagai
berikut:
Nilai =
× 100
Angka tersebut kemudian dikonversi dalam bentuk kualitatif dengan
40
Tabel 1. Kriteria penilaian Susunan LKS
No Kriteria Interval nilai
1. Sangat baik 81 – 100
2. Baik 61 – 80
3. Cukup baik 41 – 60
4. Kurang baik 21– 40
5. Sangat kurang baik 0-20
Selanjutnya, data tersebut dipersentasekan untuk setiap indidkator
penilaian, kemudian data dikategorikan sesuai dengan yang
dinyatakan oleh Ali (dalam Winsi, 2014: 40)dalam Tabel 2.
Tabel 2. Kriteria persentase susunan LKS penerbit
No. Kriteria Persentase aspek
penilaian (%)
1. Tidak ada 0
2. Sebagian kecil 1-39
3. Hampir setengahnya 40-49
4. Setengahnya 50
5. Sebagian besar 51-75
6. Pada umumnya 76-99
7. Seluruhnya 100
2. Analisis Data Angket Respon Siswa
Data diperoleh berdasarkan hasil angket tanggapan siswa terhadap
format penyusunan dan kesesuaian isi LKS berbasis KPS. Penskoran
jawaban angket kemenarikan sebagai berikut:
a) Mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk
mengelompokkan jawaban berdasarkan nyataan angket.
b) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat,
bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan
kecendrungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket
c) Memberi skor jawaban siswa.
Tabel 3. Penskoran jawaban angket kemenarikan
No. Kriteria Jawaban Skor
1. Sangat Menarik 4
2. Menarik 3
3. Kurang Menarik 2
4. Tidak Menarik 1
Sumber: Suyanto (dalam Dewantara, 2015: 29)
d) Menghitung persentase jaawaban angket pada setiap pernyataan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
%Xin =
(modifikasi dari Sudjana dalam Surya, 2010: 43)
Keterangan: %Xin = Persentase jawaban pernyataan
ke-i pada angket ∑S = Jumlah responden yang
menjawab pertanyaan ke-i sesuai dengan skor yang diperoleh (1-4) ∑Smaks = Jumlah seluruh responden
3. Analisis data Jawaban Siswa pada LKS
Jawaban yang akan diolah pada penelitian ini adalah kesesuaian
jawaban siswa pada LKS dengan jawaban yang telah ditentukan oleh
peneliti. Adapun kegiatan dalam teknik analisis data jawaban siswa
pada LKS berbasis keterampilan proses sains dilakukan dengan cara:
1. Mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk
mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan LKS.
2. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat,
bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan
kecendrungan dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan LKS dan
42
3. Memberi skor jawaban siswa. Penskoran jawaban siswa dalam
LKS dilakuan berdasarkan skala Likert.
Tabel 4. Penskoran jawaban siswa berdasaran skala Likert
No. Kriteria Jawaban Skor
1. Sesuai 3
2. Kurang Sesuai 2
3. Tidak Sesuai 1
4. Menghitung persentase jawaban LKS pada setiap pernyataan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
%Xin =
(modifikasi dari Sudjana dalam Surya, 2010: 43)
Keterangan: %Xin = Persentase jawaban pernyataan ke-
i pada LKS
∑S = Jumlah responden yang menjawab pertanyaan ke-i sesuai dengan skor yang diperoleh (1-3)
∑Smaks = Jumlah seluruh responden
2) Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa peningkatan indikator KPS siswa yang
diperoleh dari nilai pretest dan postest siswa pada sub materi ciri filum
hewan invertebrata. Kemudian dihitung nilai N-gain, lalu dianalisis secara statistik.
1. Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa
Data yang akan diolah ini berdasarkan hasil nilai pretes dan postes
siswa. Pada pertemuan pertama diambil nilai pretes pada kelas
eksperimen maupun kontrol, pada akhir pertemuan diambil nilai
postes untuk kedua kelas. Soal pretes maupun postes berupa 6 soal