• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE SIMPLEKS KASUS MEMAKSIMUMKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE SIMPLEKS KASUS MEMAKSIMUMKAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KELOMPOK

RISET OPERASI

METODE SIMPLEKS

KASUS MEMAKSIMUMKAN

KELOMPOK 1

RINI ANGGRAINI S (H121 11 010)

NURUL MUTHIAH (H121 11 252)

RAINA DIAH GRAHANI (H121 11 268)

FATIMAH ASHARA (H121 11 278)

PRODI STATISTIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

(2)

1 METODE SIMPLEKS

KASUS MEMAKSIMUMKAN

Metode simpleks diperkenalkan oleh George Dantzig pada tahun 1947. Metode ini menjadi terkenal ketika ditemukannya alat hitung elektronik dan menjadi popular ketika munculnya komputer. Proses perhitungan metode simpleks adalah dengan menggunakan iterasi berulang-ulang sampai tercapai hasil optimal. Proses perhitungan metode simpleks menjadi lebih mudah dengan menggunakan komputer, karena komputer dirancang untuk melakukan pekerjaan berulang-ulang yang mungkin akan membosankan jika dilakukan oleh manusia.

Metode simpleks merupakan pengembangan metode aljabar yang hanya menguji sebagian dari jumlah solusi basis dalam bentuk tabel. Tabel simpleks hanya menggambarkan masalah program linier dalam bentuk koefisien saja, baik koefisien fungsi tujuan maupun koefisien fungsi kendala. Penentuan solusi optimal menggunakan metode simpleks didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan.

Ada 2 kasus yang dapat kita cari solusinya yaitu Kasus Memaksimumkan dan Kasus Meminimumkan, dalam pembahan ini kita akan membahas Kasus memamaksimumkan. Dalam kasus memaksimumkan kita harus memenuhi syarat yaitu model program linear harus diubah dulu ke dalam suatu bentuk umum yang dinamakan “bentuk baku”.

Perlu diperhatikan bahwa Metode Simpleks hanya bisa dipakai (diaplikasikan) pada bentuk standar, sehingga jika tidak dalam bentuk standar harus ditransformasikan dahulu ke bentuk standar.

Untuk memudahkan dalam melakukan transformasi ke bentuk standar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

a. Fungsi pembatas, suatu fungsi pembatas yang mempunyai tanda ≤ diubah menjadi suatu bentuk persamaan (bentuk standar) dengan cara menambahkan suatu variabel baru yang dinamakan slack variabel (variable pengurang).

b. Fungsi Tujuan, dengan adanya slack variable pada fungsi pembatas, maka fungsi tujuan juga harus disesuaikan dengan memasukkan unsur slack variable ini, karena slack variable tidak mempunyai kontribusi apa-apa terhadap fungsi tujuan, maka konstanta untuk slack variable tersebut dituliskan nol.

(3)

2 Contoh soal. Fungsi tujuan: Maksimumkan 𝑍 = 85000𝑥1 + 75000𝑥2+ 70000𝑥3 Fungsi pembatas:  𝑥1+ 𝑥2+ 2𝑥3 ≤ 17  2𝑥1+ 2𝑥2 + 𝑥3 ≤ 22  3𝑥1+ 2𝑥2 + 2𝑥3 ≤ 30  𝑥1, 𝑥2, 𝑥3 ≥ 0 Langkah 1

Ubah system pertidaksamaan ke dalam system persamaan linear dengan menambahkan variable tiruan atau disebut slack.

Fungsi tujuan: Maksimumkan 𝑍 = 85000𝑥1 + 75000𝑥2+ 70000𝑥3 Fungsi pembatas:  𝑥1+ 𝑥2+ 2𝑥3+ 𝑠1 = 17  2𝑥1+ 2𝑥2 + 𝑥3 + 𝑠2 = 22  3𝑥1+ 2𝑥2 + 2𝑥3 + 𝑠3 = 30 Langkah 2.

Menyusun semua persamaan ke dalam table simpleks.

Iterasi 0 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 𝑧𝑗 𝑧𝑗− 𝑐𝑗 Keterangan.

CB : koefisien variable basis yang masuk pada fungsi tujuan VDB : variabel basis yang masuk

(4)

3

NK : nilai kanan persamaan, yaitu nilai di belakang tanda “=”

𝑧𝑗 : nilai fungsi tujuan, yaitu jumlah dari hasil kali variable ke-𝑗 dan CB

𝑐𝑗 : koefisien variable pada fungsi tujuan (bilangan yang terletak di atas variabel)

Hitung nilai 𝑧𝑗 dan 𝑧𝑗− 𝑐𝑗 sebagai berikut.

VARIABEL 𝑧𝑗 𝑧𝑗 − 𝑐𝑗 NK 17 ∙ 0 + 22 ∙ 0 + 30 ∙ 0 = 0 𝑥1 1 ∙ 0 + 2 ∙ 0 + 3 ∙ 0 = 0 0 − 85000 = −85000 𝑥2 1 ∙ 0 + 2 ∙ 0 + 2 ∙ 0 = 0 0 − 75000 = −75000 𝑥3 2 ∙ 0 + 1 ∙ 0 + 2 ∙ 0 = 0 0 − 70000 = −70000 𝑠1 1 ∙ 0 + 0 ∙ 0 + 0 ∙ 0 = 0 0 − 0 = 0 𝑠2 0 ∙ 0 + 1 ∙ 0 + 0 ∙ 0 = 0 0 − 0 = 0 𝑠3 0 ∙ 0 + 0 ∙ 0 + 1 ∙ 0 = 0 0 − 0 = 0

Selanjutnya kita input nilai-nilai tersebut ke dalam tabel simpleks.

Iterasi 0 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 0 𝑠1 17 1 1 2 1 0 0 0 𝑠2 22 2 2 1 0 1 0 0 𝑠3 30 3 2 2 0 0 1 𝑧𝑗 0 0 0 0 0 0 0 𝑧𝑗 − 𝑐𝑗 −85000 −75000 −70000 0 0 0 Langkah 3.

Menentukan kolom kunci, baris kunci, bilangan kunci, dan rasio.

 Kolom kunci : suatu kolom yang nilai 𝑧𝑗 − 𝑐𝑗 paling kecil

 Baris kunci : baris yang memiliki rasio positif paling kecil

 Bilangan kunci : bilangan yang terletak pada pertemuan antara kolom kunci dan baris kunci

 Rasio : bilangan yang ditentukan oleh perbandingan antara NK dan kolom kunci

(5)

4

Rasio untuk baris pada variabel:

 𝑠1 =171 = 17  𝑠2 =222 = 17  𝑠3 =303 = 10 Iterasi 0 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 0 𝑠1 17 1 1 2 1 0 0 17 0 𝑠2 22 2 2 1 0 1 0 11 0 𝑠3 30 3 2 2 0 0 1 10 𝑧𝑗 0 0 0 0 0 0 0 𝑧𝑗 − 𝑐𝑗 −85000 −75000 −70000 0 0 0

Kolom berwarna biru dipilih sebagai kolom kunci. Baris berwarna kuning dipilih sebagai baris kunci.

Bilangan kunci adalah perpotongan antara kolom kunci dan baris kunci, yaitu 3 (bilangan dengan text berwarna merah).

Langkah 4.

Mengubah nilai-nilai pada baris kunci dengan cara membaginya dengan bilangan kunci. Selanjuntya 𝑥1 menggantikan 𝑠3, CB pada baris ketiga kita isi dengan 85000.

Iterasi 1 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 0 𝑠1 0 𝑠2 85000 𝑥1 10 1 2 3 2 3 0 0 1 3 𝑧𝑗 𝑧𝑗− 𝑐𝑗

(6)

5 Langkah 5.

Membuat baris baru dengan mengubah nilai-nilai baris selain baris kunci melalui operasi baris elementer (OBE) ,sehingga nilai-nilai kolom kunci= 0.

Dapat juga melalui perhitungan sebagai berikut.

nilai baris baru = nilai baris lama – (KAKK x NBKK)

Dimana,

KAKK : Koefisien Angka Kolom Kunci (nilai setiap baris kolom kunci) NBBK : Nilai Baris Baru Kunci

Dari langkah sebelumnya kita dapat mengetahui KAKK dan NBBK, seperti yang tertera pada tabel berikut. Iterasi 1 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 0 𝑠1 17 1 1 2 1 0 0 0 𝑠2 22 2 2 1 0 1 0 85000 𝑥1 10 1 2 3 2 3 0 0 1 3 𝑧𝑗 𝑧𝑗− 𝑐𝑗

Kuning untuk NBBK dan biru untuk KAKK.

Baris baru 𝑠1 Baris lama 17 1 1 2 1 0 0 KAKK x NBBK 1 [ 10 1 2 3 2 3 0 0 1 3 ] Baris baru 7 0 1 3 4 3 1 0 − 1 3

(7)

6 Baris baru 𝑠2 Baris lama 22 2 2 1 0 1 0 KAKK x NBBK 2 [ 10 1 2 3 2 3 0 0 1 3 ] Baris baru 2 0 2 3 − 1 3 0 1 − 2 3

Input nilai baris baru 𝑠1dan 𝑠2 ke dalam tabel simpleks, sehingga tabel menjadi seperti berikut. Iterasi 1 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 0 𝑠1 7 0 1 3 4 3 1 0 − 1 3 0 𝑠2 2 0 2 3 − 1 3 0 1 − 2 3 85000 𝑠3 10 1 2 3 2 3 0 0 1 3 𝑧𝑗 𝑧𝑗− 𝑐𝑗

Selanjutnya kita hitung nilai 𝑧𝑗 dan 𝑧𝑗− 𝑐𝑗 sebagai berikut.

VARIABEL 𝑧𝑗 𝑧𝑗 − 𝑐𝑗 NK 7 ∙ 0 + 2 ∙ 0 + 10 ∙ 85000 = 850000 𝑥1 0 ∙ 0 + 0 ∙ 0 + 1 ∙ 85000 = 85000 85000 − 85000 = 0 𝑥2 1 3∙ 0 + 2 3∙ 0 + 2 3∙ 85000 = 170000 3 170000 3 − 75000 = − 55000 3 𝑥3 4 3∙ 0 + − 1 3∙ 0 + 2 3∙ 85000 = 170000 3 170000 3 − 70000 = − 40000 3 𝑠1 1 ∙ 0 + 0 ∙ 0 + 0 ∙ 85000 = 0 0 − 0 = 0 𝑠2 0 ∙ 0 + 1 ∙ 0 + 0 ∙ 85000 = 0 0 − 0 = 0 𝑠3 −1 3∙ 0 + − 2 3∙ 0 + 1 3∙ 85000 = 85000 3 85000 3 − 0 = 85000 3

(8)

7

Lalu kita input nilai-nilai tersebut ke dalam tabel simpleks.

Iterasi 1 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 0 𝑠1 7 0 1 3 4 3 1 0 − 1 3 0 𝑠2 2 0 2 3 − 1 3 0 1 − 2 3 85000 𝑥1 10 1 2 3 2 3 0 0 1 3 𝑧𝑗 85000 85000 170000 3 170000 3 0 0 85000 3 𝑧𝑗− 𝑐𝑗 0 −55000 3 − 40000 3 0 0 85000 3

Mengulangi langkah 3 sampai langkah 5 Langkah 3

Menentukan kolom kunci, baris kunci, bilangan kunci, dan rasio. Rasio untuk baris pada variabel:

𝑠

1

=

71 3

= 21

𝑠

2

=

22 3

= 3

𝑠

3

=

102 3

= 15

(9)

8 Iterasi 1 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 0 𝑠1 7 0 1 3 4 3 1 0 − 1 3 0 𝑠2 2 0 𝟐 𝟑 − 1 3 0 1 − 2 3 85000 𝑥1 10 1 2 3 2 3 0 0 1 3 𝑧𝑗 85000 85000 170000 3 170000 3 0 0 85000 3 𝑧𝑗− 𝑐𝑗 0 −55000 3 − 40000 3 0 0 85000 3

Kolom berwarna biru dipilih sebagai kolom kunci. Baris berwarna kuning dipilih sebagai baris kunci.

Bilangan kunci adalah perpotongan antara kolom kunci dan baris kunci, yaitu 23 (bilangan dengan text berwarna merah).

Langkah 4.

Mengubah nilai-nilai pada baris kunci dengan cara membaginya dengan bilangan kunci. Selanjutya 𝑥2menggantikan 𝑠2, CB pada baris kedua kita isi dengan 75000.

Iterasi 2 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 0 𝑠1 75000 𝑥2 3 0 1 −1 2 0 3 2 −1 85000 𝑥1 𝑧𝑗 𝑧𝑗− 𝑐𝑗

(10)

9 Langkah 5.

Membuat baris baru.

Dari langkah sebelumnya kita dapat mengetahui KAKK dan NBBK, seperti yang tertera pada tabel berikut. Iterasi 2 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 0 𝑠1 7 0 1 3 4 3 1 0 − 1 3 75000 𝑥2 3 0 1 −1 2 0 3 2 −1 85000 𝑥1 10 1 2 3 2 3 0 0 1 3 𝑧𝑗 𝑧𝑗− 𝑐𝑗

Kuning untuk NBBK dan biru untuk KAKK.

Baris baru 𝑠1 Baris lama 7 0 1 3 4 3 1 0 − 1 3 KAKK x NBBK 1 3 [ 3 0 1 − 1 2 0 3 2 −1 ] Baris baru 6 0 0 3 2 1 − 1 2 0 Baris baru𝑠3 Baris lama 10 1 2 3 2 3 0 0 1 3 KAKK x NBBK 2 3 [ 3 0 1 − 1 2 0 3 2 −1 ] Baris baru 8 1 0 1 0 −1 1

(11)

10

Input nilai baris baru 𝑠1dan 𝑠3 ke dalam tabel simpleks, sehingga tabel menjadi seperti berikut. Iterasi 2 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 0 𝑠1 6 0 0 3 2 1 − 1 2 0 75000 𝑥2 3 0 1 1 2 0 3 2 −1 85000 𝑥1 8 1 0 1 0 −1 1 𝑧𝑗 𝑧𝑗− 𝑐𝑗

Selanjutnya kita hitung nilai 𝑧𝑗 dan 𝑧𝑗− 𝑐𝑗 sebagai berikut.

VARIABEL 𝑧𝑗 𝑧𝑗− 𝑐𝑗 NK 6 ∙ 0 + 3 ∙ 75000 + 8 ∙ 85000 = 905000 𝑥1 0 ∙ 0 + 0 ∙ 75000 + 1 ∙ 85000 = 85000 85000 − 85000 = 0 𝑥2 0 ∙ 0 + 1 ∙ 75000 + 0 ∙ 85000 = 75000 75000 − 75000 = 0 𝑥3 32∙ 0 + (−12) ∙ 75000 + 1 ∙ 85000 = 47500 47500 − 70000 = −22500 𝑠1 1 ∙ 0 + 0 ∙ 75000 + 0 ∙ 85000 = 0 0 − 0 = 0 𝑠2 −1 2∙ 0 + 3 2∙ 75000 + (−1) ∙ 85000 = 27500 27500 − 0 = 27500 𝑠3 0 ∙ 0 + (−1) ∙ 75000 + 1 ∙ 85000 = 10000 10000 − 0 = 10000

Lalu kita input nilai-nilai tersebut ke dalam table simpleks.

Iterasi 2 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 0 𝑠1 6 0 0 3 2 1 − 1 2 0 75000 𝑥2 3 0 1 1 2 0 3 2 −1 85000 𝑥1 8 1 0 1 0 −1 1 𝑧𝑗 90500 85000 75000 47500 0 27500 10000 𝑧𝑗− 𝑐𝑗 0 0 −22500 0 27500 10000

(12)

11 Ulangi kembali langkah 3 sampai langkah 5

Langkah 3

Menentukan kolom kunci, baris kunci, bilangan kunci, dan rasio. Rasio untuk baris pada variabel:

𝑠

1

=

63 2

= 4

𝑠

2

=

3 −12

= −6

𝑠

3

=

81

= 8

Iterasi 2 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 0 𝑠1 6 0 0 𝟑 𝟐 1 − 1 2 0 4 75000 𝑥2 3 0 1 −1 2 0 3 2 −1 −6 85000 𝑥1 8 1 0 1 0 −1 1 8 𝑧𝑗 90500 85000 75000 47500 0 27500 10000 𝑧𝑗− 𝑐𝑗 0 0 −22500 0 27500 10000

Kolom berwarna biru dipilih sebagai kolom kunci. Baris berwarna kuning dipilih sebagai baris kunci.

Bilangan kunci adalah perpotongan antara kolom kunci dan baris kunci, yaitu 32 (bilangan dengan text berwarna merah).

(13)

12 Langkah 4.

Mengubah nilai-nilai pada baris kunci dengan cara membaginya dengan bilangan kunci. Selanjutnya 𝑥3 menggantikan 𝑠1, CB pada baris kedua kita isi dengan 70000.

Iterasi 3 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 70000 𝑥3 4 0 0 1 2 3 − 3 4 0 75000 𝑥2 85000 𝑥1 𝑧𝑗 𝑧𝑗− 𝑐𝑗

Baris berwarna kuning dapat disebut sebagai nilai baris baru kunci.

Langkah 5.

Membuat baris baru.

Dari langkah sebelumnya kita dapat mengetahui KAKK dan NBBK, seperti yang tertera pada tabel berikut. Iterasi 3 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 70000 𝑥3 4 0 0 1 2 3 − 3 4 0 75000 𝑥2 3 0 1 −1 2 0 3 2 −1 85000 𝑥1 8 1 0 1 0 −1 1 𝑧𝑗 𝑧𝑗− 𝑐𝑗

(14)

13 Baris baru 𝑠2 Baris lama 3 0 1 −1 2 0 3 2 −1 KAKK x NBBK −1 2 [ 4 0 0 1 2 3 − 3 4 0 ] Barisbaru 5 0 1 0 1 3 9 8 −1 Baris baru 𝑠3 Baris lama 8 1 0 1 0 −1 1 KAKK x NBBK 1 [ 4 0 0 1 2 3 − 3 4 0 ] Barisbaru 4 1 0 0 −2 3 − 1 4 1

Input nilai baris baru 𝑠2 dan 𝑠3 ke dalam tabel simpleks, sehingga tabel menjadi seperti berikut. Iterasi 3 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 70000 𝑥3 4 0 0 1 2 3 − 3 4 0 75000 𝑥2 5 0 1 0 1 3 9 8 −1 85000 𝑥1 4 1 0 0 −2 3 − 1 4 1 𝑧𝑗 𝑧𝑗− 𝑐𝑗

(15)

14

Selanjutnya kita hitung nilai 𝑧𝑗 dan 𝑧𝑗− 𝑐𝑗 sebagai berikut.

VARIABEL 𝑧𝑗 𝑧𝑗− 𝑐𝑗 NK 4 ∙ 70000 + 5 ∙ 75000 + 4 ∙ 85000 = 995000 𝑥1 0 ∙ 70000 + 0 ∙ 75000 + 1 ∙ 85000 = 85000 85000 − 85000 = 0 𝑥2 0 ∙ 70000 + 1 ∙ 75000 + 0 ∙ 85000 = 75000 75000 − 75000 = 0 𝑥3 1 ∙ 70000 + 0 ∙ 75000 + 0 ∙ 85000 = 70000 70000 − 70000 = 0 𝑠1 2 3∙ 70000 + 1 3∙ 75000 + (− 2 3) ∙ 85000 = 15000 15000 − 0 = 15000 𝑠2 −3 4∙ 70000 + 9 8∙ 75000 + (− 1 4) ∙ 85000 = 10625 10635 − 0 = 10625 𝑠3 0 ∙ 70000 + (−1) ∙ 75000 + 1 ∙ 85000 = 10000 10000 − 0 = 10000

Kemudian kita input nilai-nilai tersebut ke dalam table simpleks.

Iterasi 3 85000 75000 70000 0 0 0 Rasio CB VDB NK 𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑠1 𝑠2 𝑠3 70000 𝑥3 4 0 0 1 2 3 − 3 4 0 75000 𝑥2 5 0 1 0 1 3 9 8 −1 85000 𝑥1 4 1 0 0 −2 3 − 1 4 1 𝑧𝑗 995000 85000 75000 70000 15000 10625 10000 𝑧𝑗− 𝑐𝑗 0 0 0 15000 10625 10000

Dari tabel di atas terlihat bahwa baris evaluasi 𝑧𝑗− 𝑐𝑗 sudah tidak ada yang negatif, maka program telah optimal. Dengan demikian, dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa 𝒙𝟏 = 𝟒, 𝒙𝟐= 𝟓, dan 𝒙𝟑 = 𝟒 dengan nilai maksimum 𝒛 = 𝟗𝟗𝟓𝟎𝟎𝟎.

Referensi

Dokumen terkait

Sejak akhir tahun 90 hingga sekarang (2006) bisnis sayuran menjadi semakin banyak diminati oleh masyarakat. Namun dari banyak perusahaan agribisnis di Jawa Barat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi debu vulkanik dengan pupuk kandang sapi pada media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter

Proses penelitian dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Seperti yang telah dijelasakan sebelumnya bahwa proses pembelajaran

Obat uji dalam metode ini dinilai kemampuannya dalam menekan atau menghilangkan rasa nyeri setelah diinduksi secara kimia dengan pemberian zat yang dapat digunakan sebagai

Penggunaan metode Total Physical Response ini dalam melatih pemahaman kosakata pada anak juga didukung dengan penelitian terdahulu oleh Jafar Shodiq (UIN Sunan Kalijogo, Vol:

Menurut Halim (1987:45) menyatakan bahwa salah satu faktor penentu suatu sistem perkawinan disebut sebagai endogami salah satunya adalah sistem perkawinan antara

[r]

(5) desain, yaitu resiko dimana desain teknis yang dihasilkan kurang sempurna sehingga tidak memenuhi spesifikasi yang disyaratkan. Resiko ini dapat menyebabkan