• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jarak cina (Jatropha multifida Linn) sebagai pestisida nabati pengendali hama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jarak cina (Jatropha multifida Linn) sebagai pestisida nabati pengendali hama"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

44 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) sebagai pestisida nabati pengendali hama Plutella xylostella pada tanaman sawi (Brassica juncea L.) dapat diuraikan

sebagai berikut.

A. Pengaruh Dosis Ekstrak Batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) Terhadap Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella

1. Data Hasil Pengamatan Jumlah Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella

Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Jumlah Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella

Jumlah Total Hama

Dosis Pengamatan Ke-

Jumlah Larva

yang Hidup

Jumlah Mortalitas

Jumlah Total Mortalitas

Persentase Mortalitas

(%)

25 0% 1 25 0 0 0

2 25 0

3 25 0

25 7,5% 1 19 4 16 64

2 6 8

3 0 4

25 10% 1 20 5 22 88

2 2 15

3 0 2

25 12,5% 1 16 9 25 100

2 0 16

3 0 0

25 Pestisida Sintetis

1 0 25 25 100

2 0 0

3 0 0

Keterangan : Penyemprotan pestisida nabati di lakukan sebanyak tiga kali yaitu setiap 2 hari sekali. Penyemprotan pertama dilakukan pada hari Sabtu, 4 Maret 2017, penyemprotan kedua dilakukan pada hari Senin, 6 Maret 2017 dan penyemprotan ke tiga dilakukan pada hari Rabu, 8 Maret 2017.

Pengamatan ke-1 = Minggu, 5 Maret 2017

(2)

45 Pengamatan ke-2 = Selasa, 7 Maret 2017 Pengamatan ke-3 = Kamis, 9 Maret 2017

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah mortalitas (kematian) larva instar III Plutella xylostella mengalami peningkatan sejalan dengan kenaikan dosis ekstrak batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn). Hal ini berkaitan dengan banyaknya jumlah kandungan bahan aktif dalam ekstrak batang Jarak cina. Dosis optimal dari hasil percobaan terlihat dari perlakuan dosis 10% mampu mematikan larva instar III Plutella xylostella sebanyak 88%. Dosis 12,5% dapat mematikan larva sebanyak 100%. Semakin tinggi dosis ekstrak, mortalitas Plutella xylostella semakin meningkat. Menurut Mumford dan Nortion (1981;

Permana, dkk.2016: 5), suatu pestisida dikatakan efektif apabila mampu mematikan minimal 80% serangga uji.

Pemberian ekstrak batang Jarak cina berpengaruh terhadap mortalitas larva Plutella xylostella. Larva Plutella xylostella mengalami mortalitas yang cukup

lama, karena di duga zat aktif pada ekstrak batang Jarak cina bekerja lamban

dalam tubuh hama uji. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sinaga (2009: 15),

bahwa pestisida nabati cepat terurai dan kerjanya relatif lambat sehingga

aplikasinya harus lebih sering. Sedangkan menggunakan pestisida sintetis,

serangga langsung mati dalam kurun waktu 2 jam setelah penyemprotan. Setiap

tanaman mengandung zat metabolit sekunder dengan konsentrasi berbeda-beda,

bahwa semakin tinggi konsentrasi maka jumlah zat metabolit sekunder yang

mengenai kulit semakin banyak, sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan

menyebabkan kematian serangga lebih banyak. Tanaman yang berinteraksi

(3)

46

dengan serangga menyebabkan adanya usaha mempertahankan diri sehingga tanaman mampu memproduksi metabolit sekunder untuk melawan serangga hama. Dengan adanya zat bioaktif yang dikandung oleh tanaman yang dibuat pestisida nabati akan menyebabkan aktivitas larva terhambat, sesuaia pengamatan ditandai dengan gerakan larva lamban, tidak memberikan respon gerak, nafsu makan kurang dan akhirnya mati (Sinaga, 2009: 16).

2. Hasil Analisis Statistik Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella Berdasarkan data pengamatan mortalitas larva Instar III Plutella xylostella, dilakukan analisis statistik untuk mengetahui rata-rata mortalitas dan signifikansi dari pestisida nabati dari ekstrak batang Jarak cina terhadap mortalitas larva Instar III Plutella xylostella.

Tabel 3. Hasil Analisis Statistik Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella Dosis Ekstrak Batang Jarak cina Rata-rata Persentase Mortalitas ± SD

0%

7,5%

10%

12,5%

0,00 ± 0,00

a

3,20 ± 0,83

b

4,40 ± 0,54

c

5,00 ± 0,00

d

Rata-rata 3,15 ± 2,03

Keterangan : huruf yang sama menunjukkan persentase mortalitas sama.

Berdasarkan Tabel 3 tersebut menunjukkan bahwa rata-rata mortalitas

larva Plutella xylostella adalah 3,15 dengan standar deviasi 2,03. Hal tersebut

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan mortalitas larva Plutella xylostella yang

berbanding lurus dengan kenaikan dosis ekstrak batang Jarak cina (Jatropha

multifida Linn). Hasil penelitian ini menujukkan bahwa pada dosis ektrak batang

Jarak cina 12,5% menyebabkan mortalitas hama Plutella xylostella tertinggi.

(4)

47

Dari Tabel 3 masing-masing rerata mortalitas memiliki huruf yang berbeda, artinya berbeda signifikan rerata antar perlakuan dosis. Semakin tinggi dosis ekstrak batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) yang di aplikasikan maka akan semakin kuat daya insektisidal dari ekstrak batang Jarak cina tersebut.

Kematian larva instar III Plutella xylostella ini disebabkan oleh racun yang terkandung dalam ekstrak batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) yaitu Flavonoid, Alkaloid, dan Phenolik. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) tersebut memang tidak membunuh hama larva instar III Plutella xylostella secara cepat, tetapi berpengaruh terhadap daya makan larva instar III Plutella xylostella. Dengan perlakuan aplikasi ekstrak batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) lebih efektif mengurangi intensitas serangan larva instar III Plutella xylostella. Hal ini terjadi karena pengaruh senyawa-senyawa yang terkandung dalam batang jarak cina (Jatropha multifida Linn) yang mampu mengurangi bahkan menghambat daya makan larva instar III Plutella xylostella. Kandungan senyawa yang terkandung pada ekstrak batang

jarak cina yaitu Flavonoid, Alkaloid, Saponin dan Tanin. Menurut Endah dan Heri (2000) fungsi dari senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, glikosida dan terpen dapat menghambat daya makan larva (antifeedant) cara kerja senyawa-senyawa tersebut adalah dengan bertindak sebagai stomach poisoning atau racun perut.

Oleh karena itu, apabila senyawa-senyawa tersebut masuk kedalam tubuh

serangga, alat pencernaan akan terganggu. Hal itu akan menyebabkan kematian

pada larva Plutella xylostella.

(5)

48

Setelah ekstrak batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) diaplikasikan terhadap larva instar III Plutella xylostella, terjadi perubahan perilaku. Larva instar III Plutella xylostella yang tadinya mempunyai tingkah yang pasif yaitu hanya memakan daun sawi saja (Brassica juncea L.), setelah pengaplikasian ekstrak tingkah berubah menjadi aktif yaitu mencari bagian daun yang tidak terkena aplikasi ekstrak. Hal ini sesuai dengan pendapat Surtikanti (1981), yang menyatakan peracunan pada serangga dapat mengakibatkan perilaku serangga menjadi abnormal, sehingga dapat mati dan dapat pula sembuh dari kelumpuhan.

Setelah beberapa menit, larva instar III Plutella xylostella tersebut tidak bergerak lagi, tetapi masih menempel pada daun sawi (Brassica juncea L.) meskipun sudah tidak ada aktivitas memakan lagi. Hal itu terjadi karena senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) yaitu Flavonoid, Alkaloid, Saponin, dan Tanin yang dapat menghambat daya makan larva (antifeedant) cara kerja senyawa-senyawa tersebut adalah dengan bertindak sebagai stomach poisoning atau racun perut.

3. Hasil Analisis Statistik Homogenitas dan Uji Normalitas Larva Instar III Plutella xylostella

Berdasarkan hasil penelitian, data dilakukan analisis menggunakan uji

homogenitas untuk mengetahui apakah data homogen. Berikut adalah hasil

analisis uji homogenitas.

(6)

49

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella.

Uji Homogenitas

Mortalitas Sig.

Berdasarkan Rata-rata Berdsarkan Nilai Tengah

Berdasarkan Nilai Tengah dan df yang telah disesiakan

Berdasarkan pada rata-rata yang diperkecil

.430 .557 .557 .461

Hasil uji homogenitas menujukkan bahwa nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p-value=0,05), maka data dapat dikatakan homogen karena hasil tidak signifikan.

Ternyata pengujian dengan statistik berdasarkan rata-rata diperoleh signifikansi 0,430, nilai tersebut melebihi 0,05. Dengan demikian data mortalitas larva Plutella xylostellahomogen.

Selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berikut adalah hasil analisis uji normalitas.

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Larva Instar III Plutella xylostella Uji Normalitas

Mortalit as

Dosis Kolmogorov-Smirnov

a

Shapiro-Wilk

Sig. Sig.

7,5% .200

*

.314

10% .200

*

.421

12,5% .200

*

.421

a. Liliefors Significance Correction

Berdasarkan data tersebut, menujukkan bahwa nilai signifikansi lebih

beasar dari taraf kesalahan 0,05 artinya data mortalitas tersebut berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

(7)

50

Dari kedua hasil uji analisis tersebut, diketahui bahwa data mortalitas larva instar III Plutella xylostella berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan populasi yang memiliki variansi yang sama, maka data memenuhi syarat untuk dilanjutkan uji Anova satu arah.

4. Uji Anova Satu Arah Pengaruh Dosis Ekstrak Batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) terhadap Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella

Berdasarkan data mortalitas larva Plutella xylostella selama pengamatan, dilakukan analisis dengan menggunakan uji homogenitas untuk mengetahui apakah data hasil penelitian adalah homogen. Hasil uji homogenitas menunjukkan hasil yang tidak signifikan, artinya data homogen. Data mortalitas juga dianalisis dengan menggunakan uji normalitas untuk mengetahui apakah persebaran data normal, hasil analisis menunjukkan tidak signifikan p>0,05. Data tersebut terdistribusi normal, maka dilanjut dengan uji statistik One Way Anova.

Uji statistik One Way Anova untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan ekstrak batang Jarak cina terhadap mortalitas larva. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Hasil Uji Anova Satu Arah Pengaruh Dosis Ekstrak Batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) terhadap Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella

Hasil Sig.

Antar Kelompok Dalam Kelompok Total

.000

Berdasarkan Tabel 6di atas, menujukkan bahwa nilai signifikansi sebesar

0,000. Hasil Anova satu arah menujukkan bahwa p-value sebesar 0,000 (ɑ˂0,05)

(8)

51

sehingga Ho ditolak. Nilai signifikansi yang lebih kecil dibandingkan dengan taraf nilai kesalahan 0,05 artinya terdapat pengaruh perbedaan perlakuan terhadap mortalitas larva Plutella xylostella. Larva Plutella xylostella yang mengalami mortalitas setelah penyemprotan ekstrak batang Jarak cina diduga larva tidak dapat lagi mengenali makanannya, dan terjadi perubahan perilaku. Larva instar III Plutella xylostella yang tadinya mempunyai tingkah yang pasif yaitu hanya

memakan daun sawi saja (Brassica juncea L.), setelah pengaplikasian ekstrak tingkah berubah menjadi aktif yaitu mencari bagian daun yang tidak terkena aplikasi ekstrak.

Hal diatas sesuai dengan pendapat Surtikanti (1981), yang menyatakan

peracunan pada serangga dapat mengakibatkan perilaku serangga menjadi

abnormal, sehingga dapat mati dan dapat pula sembuh dari kelumpuhan. Setelah

beberapa menit, larva instar III Plutella xylostella tersebut tidak bergerak lagi,

tetapi masih menempel pada daun sawi (Brassica junceaL.) meskipun sudah tidak

ada aktivitas memakan lagi. Hal itu terjadi karena senyawa-senyawa yang

terkandung dalam ekstrak batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) yaitu

Flavonoid, Alkaloid, Saponin dan Tanin. Seperti penelitian Sinaga (2009), yang

menyatakan bahwa kandungan metabolit sekunder dalam tanaman seperti

glikosida flavonoid bersifat racun perut (stomach poisoning), yang bekerja apabila

senyawa tersebut masuk dalam tubuh serangga maka akan mengganggu organ

pencernaannya. Selain meracuni perut, senyawa golongan flavonoid juga dapat

mengiritasi kulit. Senyawa monoterpen, sesquiterepen, flavonoid, triophenes dan

senyawa yang bersifat minyak lainnya mampu membuka lapisan lipid bilayer

(9)

52

yang terdapat di kutikula sehingga mengakibatkan cairan membran meningkat dan permeabilitas sel otot terganggu. Kondisi ini akan melemahkan gerakan serangga dan berakhir dengan kematian (Ivanice et al. 2004).Menurut Ibrahim et al. (2001) senyawa monoterpen bersifat toksik dan masuk melalui lapisan kutikula (racun kontak), saluran pernafasan dan saluran pencernaan (racun cerna). Hal tersebut mengindikasikan bahwa larva Plutella xylostella mengalami kematian akibat paparan ekstrak batang Jarak cina yang bersifat racun kontak, racun pernapasan dan racun perut. Menurut pengamatan peneliti, larva instar III Plutella xylostella mengalami selang waktu kematian kurang lebih 2 jam setelah aplikasi pestisida sintetis. Kematian larva adalah 100%, dari semua ulangan. Kerja pestisida sintetis sangat cepat untuk membunuh larva. Senyawa kimia tersebut masuk kedalam tubuh larva diduga melalui 3 cara yaitu melalui saluran pernapasan, kontak fisik antara tubuh dengan senyawa toksik dan saluran pencernaan.

5. Uji DMRT Pengaruh Dosis Ekstrak Batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) terhadap Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella

Data mortalitas larva instar III Plutella xylostella yang diperoleh dan di

analisis dengan uji Anova menghasilkan nilai signifikan sebesar 0,00. Kemudian

dilakukan uji lanjut, yakni uji DMRT untuk mengetahui pengaruh antar dosis

yang diberikan terhadap mortalitas larva. Berikut adalah hasil analisis uji DMRT

(10)

53

Tabel 7. Hasil Uji DMRT Pengaruh Dosis Ekstrak Batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) terhadap Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella

Dosis N Subset for alpha=0,05

1 2 3

0%

7,5%

10%

12,5%

Pestisida Sintetis Sig.

5 5 5 5 5

.0000

1.000

3.2000

1.000

4.4000 5.0000 5.0000 .076

Berdasarkan hasil uji DMRT menunjukkan ekstrak batang Jarak cina sebagai pengendali hama Plutella xylostella pada tanaman sawi caisim pada dosis 10% dan 12,5% dan pestisida sintetis mempunyai pengaruh yang sama terhadap tingkat mortalitas hama Plutella xylostella. Hasil penelitian menujukkan terdapat perbedaan pengaruh tingkat mortalitas pada penggunaan dosis 7,5% dan dosis 10%, dosis 7,5% dan dosis 12,5%, serta dosis 7,5% dan pestisida sintetis.Pada dosis 10%; 12,5%; dengan pestisisda sintetis tidak mempunyai pengaruh yang signifikan karena terletak pada kolom subset yang sama. Namun pada dosis 12,5% dengan pestisida sintetis mempunyai nilai rata-rata mortalitas yang sama.

Berdasarkan data analisis tersebut, dosis ekstrak batang Jarak cina mampu mematikan semua serangga uji, begitu pula pestisida sintetis yang mampu mematikan semua serangga uji.

Aktivitas makan larva instar III Plutella xylostella yang telah terinfeksi

oleh ekstrak batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) akan semakin lambat

atau bahkan terhenti karena sistem pencernaan larva instar III Plutella xylostella

telah terganggu yang disebabkan oleh Flavonoid, Alkaloid, Saponin, dan

(11)

54

Taninyang terkandung dalam ekstrak. Selain itu juga terjadi perubahan warna pada tubuh larva instar III Plutella xylostella, larva akan berwarna hijau pucat.

Hal ini karena ekstrak batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) mengandung bahan aktif yakni Flavonoid, Alkaloid, saponin, dan tanin yang bersifat racun kontak dan racun perut pada serangga. Senyawa-senyawa tersebut menghambat indera perasa pada daerah mulut larva Plutella xylostella yang mengakibatkan larva Plutella xylostella gagal mendapatkan stimulus rasa sehingga tidak mampu mengenali makanannya dan akhirnya larva mati kelaparan. Hal tersebut sesuai dengan teori Suryani (2004) yang menyatakan bahwa alkaloid tersebut dapat digunakan sebagai pestisida nabati karena molekul biotoksin yang aktif berperan sebagai biosida dapat digolongkan dalam golongan alkaloid.

B. Pengaruh Pemberian Ekstrak Batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) terhadap Jumlah Pupa Larva Instar III Plutealla xylostella

Berdasarkan penelitian, dilakukan pengamatan perubahan larva instar III

Plutella xylostella menjadi pupa. Pengamatan dilakukan setelah penginfeksian

hama dan setelah penyemprotan dengan pestisida nabati. Berikut adalah data

pengamatan jumlah pupa yang terbentuk selama penelitian.

(12)

55

1. Hasil Pengamatan Jumlah Larva Instar III Plutella xylostella menjadi Pupa

Tabel 8. Pengamatan Jumlah Pupa Plutella xylostella Jumlah

Total Hama

Dosis Pengamatan Ke-

Jumlah Larva

yang Hidup

Jumlah Pupa

Jumlah Total Pupa

Persentase Pupa (%)

25 0% 1 25 0 0 0

2 25 0

3 25 0

25 7,5% 1 19 2 9 36

2 6 5

3 0 2

25 10% 1 20 0 3 12

2 2 3

3 0 0

25 12,5% 1 16 0 0 0

2 0 0

3 0 0

25 Pestisida Sintetis

1 0 0 0 0

2 0 0

3 0 0

Keterangan : Penyemprotan pestisida nabati di lakukan sebanyak tiga kali yaitu setiap 2 hari sekali. Penyemprotan pertama dilakukan pada hari Sabtu, 4 Maret 2017, penyemprotan kedua dilakukan pada hari Senin, 6 Maret 2017 dan penyemprotan ke tiga dilakukan pada hari Rabu, 8 Maret 2017.

Pengamatan ke-1 = Minggu, 5 Maret 2017 Pengamatan ke-2 = Selasa, 7 Maret 2017 Pengamatan ke-3 = Kamis, 9 Maret 2017

Berdasarkan Tabel 8 semakin tinggi dosis pestisida nabati yang diberikan

memberikan efek penurunan jumlah pupa. Hal tersebut berkaitan dengan

konsentrasi bahan aktif yang terdapat dalam ekstrak batang Jarak cina. Dosis

optimal pemberian pestisida nabati adalah 10 dan 12,5%. Semakin tinggi dosis

yang diberikan maka larva akan mati dan gagal menjadi pupa. Berikut adalah

gambar pupa Plutella xylostella.

(13)

56

Gambar 5. Pupa Plutella xylostella Sumber: Dokumentasi pribadi

Pembentukan larva instar III Plutella xylostella menjadi pupa, berkaitan dengan jumlah atau rerata mortalitas larva, karena pupa yang terbentuk adalah larva yang tidak mati selama pengamatan. Pada dosis 12,5% terjadi kegagalan pemebentukan pupa karena larva sudah mati setelah dilakukan penyemprotan pestisida nabati dari ekstrak batang Jarak cina tersebut. Untuk penggunaan pestisida sintetis juga larva mengalami kegagalan dalam pembentukan pupa karena larva mati selang 2 jam setelah aplikasi pestisisda sintetis.

2. Hasil Analisis Statistik Larva Instar III Plutella xylostella yang Menjadi Pupa

Berdasarkan data pengamatan pembentukan pupa instar III Plutella xylostella, dilakukan analisis statistik untuk mengetahui rata-rata jumlah pupa

terbentuk dan signifikansi dari pestisida nabati dari ekstrak batang Jarak cina terhadap pembentukan pupa larva instar III Plutella xylostella.

Tabel 9. Hasil Analisis Statistik Larva Plutella xylostella yang Menjadi Pupa Dosis Ekstrak Batang Jarak cina Rata-rata Persentase Mortalitas ± SD

0%

7,5%

10%

12,5%

5,00 ± 0,00

a

1,80 ± 0,83

b

0,60 ± 0,54

c

0,00 ± 0,00

d

Total 1,85 ± 2,03

(14)

57

Besdasarkan hasil analisis analisis statistik yang tertera pada tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata larva Plutella xylostella yang menjadi pupa adalah 1,85 dengan standar deviasi 2,03. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pembentukan pupa dari larva Plutella xylostella yang berbanding terbalik dengan kenaikan dosis ekstrak batang Jarak cina. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa pada dosis ekstrak batang Jarak cina 12,5% menyebabkan tidak terjadinya pembentukan pupa Plutella xylostella. Diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak batang Jarak cina, maka semakin tinggi mortalitas larva instar III Plutella xylostella. Pada pengamatan dosis 12,5% dapat mematikan hingga 100% larva instar III Plutella xylostella, sehingga tidak terbentuk pupa.

Salah satu senyawa metabolit sekunder dalam batang Jarak cina adalah flavonoid, yaitu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan dialam. Menurut Hollingworth (2001; Sri Utami, 2010: 99) bahwa flavonoid mempunyai efek toksik, antimikrobia, antifeedant. Sehingga hal tersebut mempenagruhi siklus hidup larva instar III Plutella xylostella.

3. Data Hasil Analisis Statistik Homogenitas dan Normalitas Jumlah Pupa Plutella xylostella

Berdasarkan hasil penelitian, data dilakukan uji homogenitas untuk menguji

apakah data homogen. Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas.

(15)

58

Tabel 10. Hasil Uji Homogenitas Pupa Larva Instar III Plutella xylostella

Pupa Sig.

Berdasarkan Rata-rata Berdsarkan Nilai Tengah Berdasarkan Nilai Tengah dan df yang telah disesiakan Berdasarkan pada rata-rata yang diperkecil

.979 1.000 1.000 .988

Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p-value=0,05). Pengujian dengan statistik Based on Mean diperoleh signifikansi 0,979, nilai tersebut melebihi 0,05. Dengan demikian data penelian di atas homogen.

Selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berikut adalah hasil analisis uji normalitas.

Tabel 11. HasilUjiNormalitas Jumlah Pupa Plutella xylostella Uji Normalitas

Dosis Kolmogorov-Smirnov

a

Shapiro-Wilk

Sig. Sig.

7,5% .200

*

.314

10% .200

*

.314

12,5% .200

*

.314

a. Liliefors Significance Correction

*. This is an lower bound of the true significance.

Berdasarkan data tersebut, menujukkan bahwa nilai signifikansi lebih

besar dari taraf kesalahan 0,05 artinya data tersebut di nyatakan berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

(16)

59

Dari kedua hasil uji analisis tersebut, diketahui bahwa data jumlah pupa Plutella xylostella berasal dari populasi berdistribusi normal dan populasi yang

memiliki variansi yang sama, maka data memenuhi syarat untuk dilanjutkan uji Anova satu Arah.

4. Uji Anova Satu Arah Pengaruh Dosis Ekstrak Batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) terhadap Jumlah Pupa Larva Instar III Plutella xylostella

Berdasarkan data jumlah pupa Plutella xylostella selama pengamatan, dilakukan analisis dengan menggunakan uji Homogenitas untuk mengetahui apakah data hasil penelitian adalah homogen. Hasil uji homogenitas menunjukkan hasil yang tidak signifikan, artinya data homogen. Data pupa juga dianalaisis dengazn uji Normalitas untuk mengetahui apakah persebaran data normal, hasil analisis menujukkan tidak signifikansi p>0,05. Data tersebut terdistribusi normal, maka dilanjut dengan uji statistik One Way Anova.

Berikut adalah data hasil analisis dengan menggunakan One Way Anova untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari pemberian ekstrak batang Jarak cina terhadap pembentukan pupa larva instar III Plutella xylostella.

Tabel 12.Uji Anova Satu Arah Pengaruh Dosis Ekstrak Batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) terhadap Jumlah Pupa Larva Instar III Plutella xylostella

Hasil Sig.

Antar Kelompok Dalam Kelompok Total

.000

Berdasarkan tabel analisis uji Anova Satu Arah menunjukkan bahwa nilai

signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dibandingkan dengan

taraf nilai kesalahan (p-value) sebesar 0,05 (ɑ<0,05). Artinya terdapat pengaruh

(17)

60

yang berbeda nyata perlakuan ekstrak batang Jarak cina terhadap pembentukan pupa larva instar III Plutella xylostella. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, larva mengalami kematian 100% pada penyemprotan pestisida sintetis. Hal tersebut tidak menyebabkan terjadinya pembentukan pupa pada larva Plutella xylostella.

Pupa yang ditemukan pada saat pengamatan yaitu berwarna putih sebagai pelindung yang membentuk seperti jala dan berbentuk silinder. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Muchlis (1993) yaitu larva membuat kokon yang berwarna putih sebagai pelindung sehingga tampak seperti jala dan berbentuk silinder pada permukaan bawah daun. Pada hasil penelitian di atas untuk dosis 7,5% dan 10%

mengalami pembentukan pupa. Siklus hidup larva Plutella xylostella berlangsung 10 sampai 14 hari kemudian menjadi pupa, namun pada penelitian ini kurang dari 10 hari larva Plutella xylostella telah berubah menjadi pupa, artinya ekstrak bantang jarak cina ini memberikan efek pemendekan sikulus hidup Plutella xylostella. Waktu pemendekan siklus hidup hama Plutella xylostella bisa

disebabkan karena akumulasi zat ekstrak dalam tubuh ulat yang menyebabkan ulat

berhenti makan sehingga menjadi pupa. Tujuan utama penggunaan pestisisda

nabati selain mematikan hama adalah mengurangi tingkat konsumsi hama akan

tanaman infeksinya, sehingga mengurangi kegagalan produksi.

(18)

61

Tabel 13. Hasil Uji DMRT Pengaruh Dosis Ekstrak Batang Jarak cina (Jatropha multifida Linn) Terhadap Jumlah Pupa Larva Instar III Plutella xylostella

Dosis N Subset fof alpha=0,05

1 2 3 4

0%

7,5%

10%

12,5%

Pestisida Sintetis

Sig.

5 5 5 5 5

.0000 .0000 .076

.6000

1.000

1.4000

1.000

.0000

1.000

Berdasarkan hasil uji DMRT menunjukkan ekstrak batang Jarak cina sebagai pengendali hama Plutella xylostella pada tanaman sawi caisim pada dosis 12,5% dan pestisida sintetis mempunyai pengaruh yang sama terhadap pembentukan pupa hama Plutella xylostella. Hasil penelitian menujukkan terdapat perbedaan terhadap jumlah pupa pada penggunaan dosis 0% dan dosis 7,5%, serta dosis 7,5% dan dosis 10% ekstrak batang Jarak cina terhadap pembentukan pupa larva Instar III Plutella xylostella. Jumlah terbentuknya pupa berbanding terbalik dengan mortalitas larva. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka semakin kecil pula jumlah pupa yang terbentuk dikarenakan mortalitas larva.

Dari hasil pengamatan semakin tinggi konsentrasi , jumlah pupa semakin

sedikit. Hal ini karena adanya kendungan senyawa saponin dan alkaloid yang

dapat menghambat perkembangan larva menjadi pupa. Menurut Karimah (2006)

senyawa saponin berfungsi sebagai larvasida. Senyawa-senyawa itu juga mampu

menghambat pertumbuhan larva, terutama tiga hormon utama dalam serangga

yaitu hormon otak (brain hormon), hormon edikson, dan hormon pertumbuhan

(juvenil hormon). Tidak berkembangnya hormon tersebut dapat mencegah

(19)

62

pergerakan larva. Dinata (2009) menambahkan bahwa saponin dapat mengikat sterol bebas dalam pencernaan makanan, dimana sterol berperan sebagai prekusor hormon edikson, sehingga dengan menurunnya jumlah sterol akan mengganggu proses pergantian kulit pada serangga (moulting).

Alkaloid merupakan senyawa turunan isoprenoid yang mengandung nitrogen. Diantara golongan alkaloid terdapat suatu senyawa yang berperan sebagai penolak serangga dan antifungus (Robinson, 1995). Alkaloid juga dapat menghambat terjadinya metamorfosis dari larva menjadi pupa. Jika larva memiliki daya tahan tubuh yang rendah kemudian memakan senyawa aktif tersebut maka dapat mengalami kematian. Jika larva memiliki daya tahan tubuh yang tinggi maka dapat bertahan hingga menjadi pupa. Larva akan mempertahankan hidupnya dengan memaksimalkan pemanfaatan sumber energi yang ada didalam tubuhnya.

C. Tingkat Kerusakan Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti melakukan

pengamatan tingkat kerusakan tanaman sawi akibat pengaruh penyemprotan

ekstrak batang jarak cina (Jatropha multifida Linn)

(20)

63

Tabel 14. Tingkat Kerusakan Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.) Dosis Morfologi Daun Daun

Berlubang

Keterangan Gambar 0% Daun sawi tetap

berwarna hijau, tidak menguning, dan tidak layu, beberapa helai daun hanya tersisa tulang daun

Sangat banyak (+++++)

7,5% Daun sawi tetap berwarna hijau, tidak menguning, dan tidak layu, beberapa helai daun hanya tersisa tulang daun

Sangat banyak (++++)

10% Daun sawi tetap berwarna hijau, tidak menguning, dan tidak layu

Banyak (+++)

12,5% Daun sawi tetap berwarna hijau, tidak menguning, dan tidak layu

Sedikit (++)

Pestida sintetis

Daun sawi tetap berwarna hijau, tidak menguning, dan tidak layu

Sangat sedikit

(+)

(21)

64

Berdasarkan tabel pengamatan diatas menunjukkan bahwa ekstrak batang jarak cina tidak memberikan pengaruh negatif terhadap tanaman sawi, hal ini dapat dilihat dari ciri daun berdasarkan warna daun. Perbedaan hasil hanya terlihat pada banyaknya daun yang berlubang akibat aktivitas makan Plutella xylostella.

Banyaknya daun yang berlubang diurutkan dari dosis 0%, dan 7,5%, karena pada dosis ini masih terdapat larva Plutella xylostella yang masih hidup, sehingga masih adanya aktivitas makan larva. Daun yang memiliki kerusakan yang sedikit akibat aktivitas makan larva adalah pada dosis 10%; 12,5% dan pestisida sintetis.

Hal ini dikarenakan pada dosis ini kebanyakan larva telah mengalami mortalitas yang tinggi, sehingga aktivitas makan larva sudah berkurang.

Pada pengamatan tanaman sawi setelah penyemprotan ekstrak tetap berwarna hijau segar, sama dengan kondisi awal sebelum penyemprotan.

kerusakan pada daun disebabkan karena daun sawi dimakan oleh Plutella xylostella. Setelah penyemprotan ekstrak, intensitas makan larva berkurang karena

senyawa aktif yang mempengaruhi indera perasa larva yaitu tanin yang menyebabkan larva tidak dapat mengenali sawi sebagai makanannya. Penggunaan ekstrak batang jarak cina dapat menekan serangan larva dan aktivitas memakan larva Plutella xylostella pada tanaman sawi sehingga dampak kerusakan yang ditimbulkan dapat berkurang.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti kesulitan untuk mencari hama Plutella xylostella, sehingga hama

Plutella xylostella yang diinfeksikan untuk masing-masing sampel berjumlah lima

dan hama Plutella xylostellatidak dilakukan aklimatisasi terlebih dahulu.

Gambar

Tabel  2.  Data  Hasil  Pengamatan  Jumlah  Mortalitas  Larva  Instar  III  Plutella  xylostella  Jumlah  Total  Hama  Dosis  Pengamatan Ke-  Jumlah Larva yang  Hidup  Jumlah  Mortalitas  Jumlah Total  Mortalitas  Persentase Mortalitas (%)  25  0%  1  25
Tabel 3. Hasil Analisis Statistik Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella  Dosis Ekstrak Batang Jarak cina   Rata-rata Persentase Mortalitas ± SD
Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella.
Tabel  7.  Hasil  Uji  DMRT  Pengaruh  Dosis  Ekstrak  Batang  Jarak  cina  (Jatropha  multifida Linn) terhadap Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella
+6

Referensi

Dokumen terkait

Oleh itu, sebagai hasil bagi persamaan 4 dan 5 di atas, swarm akan mengenalpasti dan memasuki kawasan yang berpotensi dalam ruang carian secara pengurusan-sendiri dengan

Atlas ini didalamnya membahas tumbuhan beluntas berkaitan dengan struktur morfologi dan anatomi pada organ daun, batang, akar, dan bunga.. Pengamatan dan hasil gambar dilakukan

Sehingga, peningkatan konsentrasi rendaman daun singkong yang dipaparkan pada uji lanjutan tidak sebanding dengan peningkatan kematian nyamuk. Konsentrasi yang

Hasil akhir dari penelitian ini adalah ”Perancangan Sistem Pakar Untuk Konsultasi Pembelian Mobil Bekas di Mobil88 Bandung”, ini dibuat dengan tujuan agar sistem

Wa h a i p a r a o r a n g t u a , bukankah kita akan menghargai dan bangga terhadap prestasi anak ketika itu sesuai dengan minat dan harapan kita? Bagaimana kalau

Praktik kecurangan akuntansi dalam perusahaan hanya bisa dicegah dan dibasmi apabila ada komitmen tinggi untuk tidak melakukan berbagai bentuk kecurangan dari

Pemohon adalah anak perempuan dari ayah pemohon yang hendak melangsungkan pernikahan dengan calon suaminya yang bernama calon suami pemohon, berumur 70 tahun, agama Islam,

Pelaku Tindak Pidana Trafficking Yang Merampas Anak Sebagai Jaminan Utang (Study Kasus Wilayah Hukum Polda Lampung),” Peonale: Jurnal Bagian Hukum Pidana , Vol 5