• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Koperasi Simpan Pinjam Karyawan Tirta Damai PDAM Balikpapan yang berlokasi di Jalan Ruhui Rahayu I, Sepinggan, Balikpapan Sealatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76115. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja, mengingat Koperasi Simpan Pinjam Karyawan Tirta Damai PDAM Balikpapan yang sudah lama berdiri di Balikpapan.

B. Desain Penelitian

Model penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, dikarenakan penelitian ini disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian (Sanusi, 2014:13).

C. Definisi Operasional 1. Permodalan

Modal koperasi berasal dari modal sendiri dan modal penyertaan sehingga perlu dikelola dengan baik agar dapat menghasilkan SHU. Memiliki indikator perhitungan rasio sebagai berikut:

a. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset

Rasio modal sendiri terhadap total aset dimaksudkan untuk mengukur kemampuan permodalan pada suatu koperasi untuk menutup penurunan asetnya akibat berbagai kerugian yang tidak

(2)

dapat dihindari. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:

𝑅𝑀𝑆𝑇𝐴 =𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑥100%

b. Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaan Diberikan Yang Berisiko Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko dimaksudkan untuk mengukur kemampuan permodalan pada suatu koperasi untuk menutup pinjaman diberikan yang berisiko. Pinjaman diberikan yang berisiko adalah dana yang dipinjamkan oleh KSP/USP Koperasi kepada peminjam yang tidak mempunyai agunan yang memadai dan atau jaminan dari penjamin atau avalis yang dapat diandalkan atas pinjaman yang diberikan tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:

𝑅𝑀𝑆𝑃𝐵 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜𝑥100% c. Rasio Kecukupan Modal

Rasio kecukupan modal Sendiri dimaksudkan untuk mengukur kemampuan permodalan pada suatu koperasi terhadap aktiva KSP/USP Koperasi sesuai dengan bobot pengakuan risikonya. Modal tertimbang adalah jumlah hasil kali setiap komponen modal KSP/USP Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan risiko. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen aktiva

(3)

KSP/USP Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan risiko. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:

𝑅𝐾𝑀𝑆 =𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔

𝐴𝑇𝑀𝑅 𝑥100%

2. Kualitas Aktiva Produktif

Kualias Aktiva Produktif adalah kekayaan koperasi yang mendatangkan penghasilan bagi koperasi yang bersangkutan. Memiliki indikator perhitungan yaitu, rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan, rasio risiko pinjaman bermasalah teradap pinjaman yang diberikan, rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah, dan rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan.

a. Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota Terhadap Volume Pinjaman Diberikan

Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinajaman diberikan dimaksudkan untuk mengukur tingkat partisipasi pinjaman anggota terhadap pinjaman yang diberikan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:

𝑅𝑉𝑃𝐴𝑉𝐷 =𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎

(4)

b. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman Yang Diberikan

Rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:

𝑅𝑃𝐵𝑃𝐷 = 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛𝑥100%

c. Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah

Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah dimaksudkan untuk mengukur mengukur kecukupan cadangan risiko yang dimiliki dalam menanggulangi pinjaman-pinjaman bermasalah yang dimiliki. Cadangan risiko adalah cadangan tujuan risiko + penyisihan penghapusan pinjaman. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:

𝑅𝐶𝑅𝑃𝐵 = 𝐶𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜

𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑥100%

d. Rasio Pinjaman Yang Berisiko Terhadap Pinjaman Yang Diberikan

Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan dimaksudkan untuk mengukur tingkat pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan. Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah sebagai berikut:

𝑅𝑃𝐵𝑃𝐷 = 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜

(5)

3. Manajemen

Aspek manajemen adalah penilaian terhadap beberapa komponen yang terdapat pada koperasi yaitu memberikan pertanyaan yang menyangkut tentang manajemen umum, kelembagaan, manajemen permodalan, manajemen aktiva dan manajemen likuditas.

4. Efisiensi

Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. Memiliki rasio perhitungan yaitu, rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto, rasio beban usaha terhadap SHU kotor, dan rasio efisiensi pelayanan.

a. Rasio Beban Operasi Anggota Terhadap Partisipasi Bruto

Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto dimaksudkan untuk mengukur tingkat beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto. Beban operasi anggota adalah beban pokok ditambah beban usaha anggota + beban perkoperasian. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:

𝑅𝐵𝑂𝑃𝐵 =𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎

𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜 𝑥100%

b. Rasio Beban Usaha Terhadap SHU Kotor

Rasio beban usaha terhadap SHU kotor dimaksudkan untuk mengukur tingkat beban usaha yang dikeluarkan terhadap nilai SHU

(6)

Kotor yang diperoleh. Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah sebagai berikut:

𝑅𝐵𝑈𝑆𝐻𝑈 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎

𝑆𝐻𝑈 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑥100%

c. Rasio Efisiensi Pelayanan

Rasio efisiensi pelayanan dimaksudkan untuk mengukur tingkat efisiensi pelayanan dihitung dengan membandingkan biaya karyawan terhadap volume pinjaman. Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah sebagai berikut:

𝑅𝐸𝑃 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛𝑥100%

5. Likuiditas

Likuiditas merupakan perbandingan antara jumlah uang tunai dan aset lain yang dapat disamakan dengan uang tunai disatu pihak dan jumlah hutang lancar di pihak lain (likuiditas badan usaha) juga dengan pengeluaran-pengeluaran untuk menyelenggarakan perusahaan dilain pihak (likuiditas perusahaan). Memiliki rasio perhitungan yaitu, rasio kas dan rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima. a. Rasio Kas

Rasio kas dimaksudkan untuk mengukur kemampuan likuiditas koperasi dalam membayar kewajiban lancarnya. Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah sebagai berikut:

𝑅𝐾 = 𝐾𝑎𝑠 + 𝐵𝑎𝑛𝑘

(7)

b. Rasio Pinjaman Yang Diberikan Terhadap Dana Yang Diterima Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima dimaksudkan untuk mengukur pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima. Dana yang diterima adalah total passiva selain hutang biaya dan SHU belum dibagi. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:

𝑅𝑃𝑇𝐷𝑇 =𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛

𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑥100%

6. Kemandirian dan Pertumbuhan

Kemandirian mengandung arti dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada pihak yang dilandasi oleh kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri. Memiliki rasio perhitungan yaitu, rentabilitas asset, rentabilitas modal sendiri, dan kemandirian operasional pelayanan

a. Rentabilitas Aset

Rentabilitas Asset dimaksudkan untuk mengukur prestasi koperasi dalam mencapai keuntungan memanfaatkan aset-aset yang dimiliki. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:

𝑅𝐴 =𝑆𝐻𝑈 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑥100%

b. Rentabilitas Modal Sendiri

Rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur prestasi koperasi dalam pembagian SHU bagi anggota

(8)

memanfaatkan total modal sendiri. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:

𝑅𝑀𝑆 = 𝑆𝐻𝑈 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑥100% c. Kemandirian Operasional Pelayanan

Kemandirian operasional pelayanan dimaksudkan untuk mengukur tingkat partisipasi terhadap beban usaha dan beban perkoperasian. Beban usaha adalah beban usaha bagi anggota. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:

𝐾𝑂𝑃 = 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝑁𝑒𝑡𝑡𝑜

𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 + 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑎𝑛𝑥100%

7. Jatidiri Koperasi

Jatidiri koperasi untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Memiliki rasio perhitungan yaitu, rasio partisipas bruto dan rasio promosi ekonomi anggita (PEA)

a. Rasio Partisipasi Bruto

Rasio partisipasi bruto adalah tingkat kemampuan koperasi dalam melayani anggota, semakin tinggi/besar persentasenya semakin baik. Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan jasa pada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi netto. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:

(9)

𝑅𝑃𝐵 = 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜

𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜 + 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛𝑥100%

b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)

Rasio ini mengukur kemampuan koperasi memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, semakin tinggi persentasenya semakin baik. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:

𝑅𝑃𝐸𝐴 = 𝑃𝐸𝐴

𝑆𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 + 𝑆𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑗𝑖𝑏𝑥100%

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan jenis data objek. Data primer merupakan data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti. Jenis data objek adalah jenis data diperoleh melalui informan yang secara fisik kita amati, dicatat, serta diklasifikasi menurut tempat dan waktu yang melatarbelakangi peristiwa (Sanusi, 2014:104).

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara merupakan pengumpulan data di mana peneliti atau pengumpul data mengajukan pertanyaan atau penyataan. Untuk memperoleh data maka peneliti mengajukan pertanyaan terkait dengan pertanyaan terkait dengan aspek manajemen berdasarkan kepada pertanyaan yang ada pada Peraturan Deputi Bidang Pengawasan

(10)

Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016 (daftar pertanyaan terlampir). Wawancara juga dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan peorlehan data untuk menghitung beberapa nilai rasio, maka data yang dibutuhkan adalah laporan hasil usaha dan laporan promosi ekonomi pada Koperasi Karyawan Tirta Damai PDAM Balikpapan periode tahun 2014-2016.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan merupakan data sekunder yang dihimpun dan tersedia di lokasi penelitian. Dokumentasi ini memperoleh beberapa data yaitu berupa laporan keuangan tahun 2014-2016 dan sejarah Koperasi Karyawan Tirta Damai PDAM Balikpapan dan sejarah. F. Teknik Analisis Data

1. Penilaian Kinerja Keuangan Koperasi a. Permodalan

1) Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset

𝑅𝑀𝑆𝑇𝐴 =𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥100%

2) Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Diberikan Yang Berisiko

𝑅𝑀𝑆𝑃𝐵 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜𝑥100% 3) Rasio Kecukupan Modal

𝑅𝐾𝑀𝑆 =𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔

(11)

b. Kualitas Aktiva Produktif

1) Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota Terhadap Volume Pinjaman Diberikan

𝑅𝑉𝑃𝐴𝑉𝐷 =𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑑𝑎 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑥100%

2) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman Bermasalah

𝑅𝑃𝑅𝐵𝑃𝐷 = 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛𝑥100%

3) Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah

𝑅𝐶𝑅𝑃𝐵 = 𝐶𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜

𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑥100%

4) Rasio Pinjaman Yang Berisiko Terhadap Pinjaman Yang Diberikan

𝑅𝑃𝐵𝑃𝐷 = 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜

𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛𝑥100%

c. Manajemen

Penilaian aspek manajemen dalam menilai tingkat kesehatan koperasi, terdapat pertanyaan-pertanyaan yang meliputi lima komponen yaitu manajemen umum, kelembagaan, manajemen permodalan, manajemen aktiva, dan manajemen likuditas (daftar pertanyaan terlampir).

(12)

d. Efisiensi

1) Rasio Beban Operasi Anggota Terhadap Partisipasi Bruto

𝑅𝐵𝑂𝑃𝐵 =𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖

𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜 𝑥100%

2) Rasio Beban Usaha Terhadap SHU Kotor

𝑅𝐵𝑈𝑆𝐻𝑈 =𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎

𝑆𝐻𝑈 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑥100%

3) Rasio Efisiensi Pelayanan

𝑅𝐸𝑃 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛𝑥100% e. Likuiditas 1) Rasio Kas 𝑅𝐾 = 𝐾𝑎𝑠 + 𝐵𝑎𝑛𝑘 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟𝑥100%

2) Rasio Pinjaman Yang Diberikan Terhadap Dana Yang Diterima

𝑅𝑃𝑇𝐷𝑇 = 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛

𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑥100%

f. Kemandirian dan Pertumbuhan 1) Rentabilitas Aset

𝑅𝐴 = 𝑆𝐻𝑈 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥100%

2) Rentabilitas Modal Sendiri

𝑅𝑀𝑆 =𝑆𝐻𝑈 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑥100% 3) Kemandirian Operasional Pelayanan

𝐾𝑂𝑃 = 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝑁𝑒𝑡𝑡𝑜

(13)

g. Jatidiri Koperasi

1) Rasio Partisipasi Bruto

𝑅𝑃𝐵 = 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜

𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜 + 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛𝑥100%

2) Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)

𝑅𝑃𝐸𝐴 = 𝑃𝐸𝐴

𝑆𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 + 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑥100%

2. Uji Hipotesis

a. Metode Cross Section

Pengujian hipotesis menggunakan metode Cross Section karena pada penelitian ini menguji kepada hasil perhitungan penilaian terhadap tujuh komponen dimana akan diperoleh skor masing-masing dan secara keseluruhan, dimana skor tersebut digunakan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan koperasi.

Penetapan tingkat kategori berdasarkan perhitungan dan penskoran terhadap masing-masing aspek penilaian kesehatan koperasi dilakukan sebagai berikut:

1) Aspek Permodalan

Hasil perhitungan dan mendapatkan skor yang telah dilakukan pada aspek permodalan, penentuan kategori aspek permodalan ditetapkan pada tabel 3.1:

Tabel 3.1: Penetapan Kategori Aspek Permodalan

Skor Kategori

≥ 11,30 Sehat

8,60 ≤ x < 11,30 Cukup Sehat

5,90 ≤ x < 8,60 Kurang Sehat

(14)

0,50 ≤ x < 3,20 Sangat Tidak Sehat

Sumber: Perhitungan Penetapan Kategori Aspek

Permodalan USP Koperasi 2) Aspek Kualitas Aktiva Produktif

Hasil perhitungan dan mendapatkan skor yang telah dilakukan pada aspek kualitas aktiva produktif, penentuan kategori aspek permodalan ditetapkan pada tabel 3.2:

Tabel 3.2: Penetapan Kategori Aspek Kualitas Aktiva Produktif Skor Kategori ≥ 19,25 Sehat 14,50 ≤ x < 19,25 Cukup Sehat 9,75 ≤ x < 14,50 Kurang Sehat 5,00 ≤ x < 9,75 Tidak Sehat

0,25 ≤ x < 5,00 Sangat Tidak Sehat

Sumber: Perhitungan Penetapan Kategori Aspek

Permodalan USP Koperasi 3) Aspek Manajemen

Hasil perhitungan dan mendapatkan skor yang telah dilakukan pada aspek manajemen, penentuan kategori aspek permodalan ditetapkan pada tabel 3.3:

Tabel 3.3: Penetapan Aspek Manajemen

Skor Kategori

≥ 11,45 Sehat

8,90 ≤ x < 11,45 Cukup Sehat

6,35 ≤ x < 8,90 Kurang Sehat

3,80 ≤ x < 6,35 Tidak Sehat

1,25 ≤ x < 3,80 Sangat Tidak Sehat

Sumber: Perhitungan Penetapan Kategori Aspek

Permodalan USP Koperasi 4) Aspek Efisiensi

Hasil perhitungan dan mendapatkan skor yang telah dilakukan pada aspek efisiensi, penentuan kategori aspek permodalan ditetapkan pada tabel 3.4:

(15)

Tabel 3.4: Penetapan Kategori Aspek Efisiensi Skor Kategori ≥ 7,40 Sehat 5,80 ≤ x < 7,40 Cukup Sehat 4,20 ≤ x < 5,80 Kurang Sehat 2,60 ≤ x < 4,20 Tidak Sehat

1,00 ≤ x < 2,60 Sangat Tidak Sehat

Sumber: Perhitungan Penetapan Kategori Aspek

Permodalan USP Koperasi 5) Aspek Likuditas

Hasil perhitungan dan mendapatkan skor yang telah dilakukan pada aspek likuiditas, penentuan kategori aspek permodalan ditetapkan pada tabel 3.5:

Tabel 3.5: Penetapan Kategori Aspek Likuditas

Skor Kategori

≥ 11,75 Sehat

9,50 ≤ x < 11,75 Cukup Sehat

7,25 ≤ x < 9,50 Kurang Sehat

5,00 ≤ x < 7,25 Tidak Sehat

2,75 ≤ x < 5,00 Sangat Tidak Sehat

Sumber: Perhitungan Penetapan Kategori Aspek

Permodalan USP Koperasi 6) Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan

Hasil perhitungan dan mendapatkan skor yang telah dilakukan pada aspek kemandirian dan pertumbuhan, penentuan kategori aspek permodalan ditetapkan pada tabel 3.6:

Tabel 3.6: Penetapan Kategori Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Skor Kategori ≥ 7,30 Sehat 5,60 ≤ x < 7,30 Cukup Sehat 3,90 ≤ x < 5,60 Kurang Sehat 2,20 ≤ x < 3,90 Tidak Sehat

(16)

Sumber: Perhitungan Penetapan Kategori Aspek Permodalan USP Koperasi

7) Aspek Jatidiri Koperasi

Hasil perhitungan dan mendapatkan skor yang telah dilakukan pada aspek jatidiri koperasi, penentuan kategori aspek permodalan ditetapkan pada tabel 3.7:

Tabel 3.7: Penetapan Kategori Aspek Jatidir Koperasi

Skor Kategori

≥ 7,35 Sehat

5,70 ≤ x < 7,35 Cukup Sehat

4,05 ≤ x < 5,70 Kurang Sehat

2,40 ≤ x < 4,05 Tidak Sehat

0,75 ≤ x < 2,40 Sangat Tidak Sehat

Sumber: Perhitungan Penetapan Kategori Aspek

Permodalan USP Koperasi

Penetapan tingkat kesehatan koperasi secara keseluruhan berdasarkan hasil perhitungan dan penskoran terhadap tujuh aspek yang telah dinilai, maka berdasarkan pada Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi, menunjukkan tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam yang dibagi dalam empat kategori yaitu:

1) Sehat 2) Cukup Sehat

3) Dalam Pengawasan, dan: 4) Dalam Pengawasan Khusus.

(17)

Penetapan predikat tingkat kesehatan koperasi tersebut ditunjukkan pada tabel 3.8:

Tabel 3.8: Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan KSP dan USP

Skor Predikat

80 ≤ x ≤ 100 Sehat

66 ≤ x < 80 Cukup Sehat

51 ≤ x < 66 Dalam Pengawasan

<51 Dalam Pengawasan Khusus

Sumber: Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menegah Republik Indonesia Nomor: 06/Per/Dep.6/IV/2016.

Tabel 3.8 menunjukkan 4 (empat) penetapan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP, dimana predikat tersebut terdiri dari tingkat sehat, cukup sehat, dalam pengawasan dan dalam pengawasan khusus. Predikat tingkat kesehatan koperasi diperoleh setelah aspek-aspek penilaian berdasarkan aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, serta jatidiri koperasi mendapatkan nilai dan skor yang telah diperoleh.

b. Metode Time Series

Pengujian hipotesis menggunakan metode time series karena pada penlitian ini menguji tingkat kesehatan koperasi pada tahun tertentu dengan tahun sebelumnya, maka untuk menguji kesehatan koperasi dari tahun tertentu dengan tahun sebelumnya perlu diuji, maka uji yang digunakan adalah menggunakan metode time series, dengan ketetapan sebagai berikut:

(18)

𝑡 > 𝑡−1= 𝐿𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑆𝑒ℎ𝑎𝑡 Keterangan:

t = Tingkat kesehatan koperasi pada periode t 𝑡−1 = Tingkat kesehatan koperasi pada periode t-1

Gambar

Tabel 3.1: Penetapan Kategori Aspek Permodalan
Tabel  3.2:  Penetapan  Kategori  Aspek  Kualitas  Aktiva  Produktif  Skor  Kategori  ≥ 19,25  Sehat  14,50 ≤ x &lt; 19,25  Cukup Sehat  9,75 ≤ x &lt; 14,50  Kurang Sehat  5,00 ≤ x &lt; 9,75  Tidak Sehat  0,25 ≤ x &lt; 5,00  Sangat Tidak Sehat  Sumber:  Pe
Tabel 3.4: Penetapan Kategori Aspek Efisiensi  Skor  Kategori  ≥ 7,40  Sehat  5,80 ≤ x &lt; 7,40  Cukup Sehat  4,20 ≤ x &lt; 5,80  Kurang Sehat  2,60 ≤ x &lt; 4,20  Tidak Sehat  1,00 ≤ x &lt; 2,60  Sangat Tidak Sehat  Sumber:  Perhitungan  Penetapan  Kateg
Tabel 3.7: Penetapan Kategori Aspek Jatidir Koperasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Rasio ini adalah rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah

Instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa. Tes ini diberikan pada siswa dari kedua kelompok, dari

Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko .... Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri

ROA merupakan rasio keuangan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari penggunaan asetnya. Rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan

Tujuan dilaksanakannya pretes adalah untuk mengukur kemampuan awal siswa terhadap materi prasyarat, melihat kesiapan siswa terhadap materi baru yang akan

Dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan menggunakan rasio lancar (Current Ratio).CR sendiri merupakan rasio yang membandingkan antara

Tabel 2.3 Standar perhitungan skor rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko

Tes uraian yang diberikan pada penelitian ini berisi butir soal yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran mengidentifikasi