• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

12 2. 1. Persediaan atau Stock

Persediaan adalah bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi, bahan penolong yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Persediaan biasa digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan pelanggan dan juga digunakan untuk aktifitas produksi yang mana untuk memenuhi pelanggan yang kadangkala tidak dapat diprediksi sehingga kita harus menjaga stock persediaan dalam kegiatan produksi. Dapat diketahui persediaan adalah sangat penting artinya bagi perusahaan karena berfungsi menghubungkan antara operasi produksi yang berurutan dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikan kepada konsumen.

Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan beberapa cara. Dilihat dari fungsinya, persediaan dibedakan atas :

a. Lot Size Inventory

Persediaan yang diadakan karena di order dari suatu pemasok yang kemudian dijadikan standard kuantiti untuk proses produksi ataupun proses kepada pelanggan.

b. Fluctuation

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.

(2)

c. Anticipation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi pengguna atau penjualan permintaan yang meningkat.

2. 2. Manajemen Persediaan

Manajemen persediaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penentuan material sedemikian rupa sehingga di satu pihak kebutuhan operasi dipenuhi pada waktunya dan di lain pihak inventasi persediaan material dapat ditekan secara optimal.

Mengendalikan persediaan memerlukan strategi yang bagus supaya persediaan yang ada dapat sesuai dengan permintaan atau kebutuhan. Apabila persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana yang menganggur, meningkatnya biaya penyimpanan dan resiko kerusakan barang lebih besar. Akan tetapi jika persediaan terlalu sedikit mengakibatkan resiko kekurangan persediaan sehingga tidak dapat memenuhi permintaan atau kebutuhan dan dapat menyebabkan kerugian. Pengendalian harus dilakukan sedemikiran rupa agar dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan.

(3)

2. 3. System Development Life Cycle

System Development Life Cycle atau SDLC merupakan proses yang menentukan bagaimana sistem informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, merancang sistem, membangun sistem dan memberikan kepada user. Membangun sistem informasi menggunakan SDLC akan menggunakan 4 fase fundamental yaitu : planning, analysis, design, dan implementation.

Gambar 2.1. Fase fundamental System Development Life Cycle

a. Planning

Planning atau perencanaan merupakan proses untuk memahami mengapa sistem informasi harus di buat dan untuk mengetahui bagaimana pembuat sistem akan membangunnya. Tahap ini memiliki dua langkah yaitu :

1) Permulaan project, nilai sistem bisnis dari organisasi akan ditentukan apakah mengurangi biaya ataukah meningkatkan keuntungan. Sebagian besar ide dari sistem yang baru berasal dari luar departemen IT (bisa dari departemen marketing, departemen akunting, dan departemen lainnya). Permintaan sistem merupakan kesimpulan dari kebutuhan bisnis dan menjelaskan bagaimana sistem akan mendukung kebutuhan

(4)

dan menciptakan nilai bisnis. Departemen IT akan bekerja sama dengan orang atau departemen lain dengan menghasilkan permintaan untuk melakukan analisa kelayakan. Permintaan sistem dan analisa kelayakan akan di ajukan ke manajemen organisasi yang nantinya akan diputuskan project tersebut harus dikerjakan.

2) Setelah project di setujui, maka project manajer akan membuat rencana kerja dan staf kerja dari project tersebut. Project management akan membawakan sebuah rencana kerja yang menggambarkan bagaimana tim project tersebut mengembangkan atau membuat sebuah sistem.

b. Analysis

Analysis atau analisa adalah tahap yang menjawab pertanyaan dari siapa yang akan menggunakan sistem, apa yang akan sistem lakukan, dimana dan kapan sistem tersebut digunakan. Selama tahap ini tim project akan menginvestigasi sistem yang ada, mengidentifikasikan adanya kesempatan perubahan, dan mengembangkan konsep untuk sistem yang baru. Tahap ini memiliki tiga langkah yaitu :

1) Analisis strategi dikembangkan untuk memandu upaya tim proyek. Strategi biasanya mencakup studi dari sistem yang ada saat ini beserta masalahnya, dan membayangkan cara untuk merancang sistem baru. 2) Langkah berikutnya adalah mengumpulkan persyaratan (misalnya

melalui wawancara atau kuesioner). Analisis dari informasi yang dikumpulkan ini menuntun pada pengembangan konsep dari sistem

(5)

yang baru. Konsep dari pada sistem tersebut nantinya menjadi dasar untuk mengembangkan analisis bisnis yang menjelaskan bagaimana bisnis tersebut berjalan jika sistem yang baru di kembangkan.

3) Analisis, konsep sistem dan model digabungkan ke dalam sebuah dokumen yang dinamakan proposal sistem yang akan di ajukan ke sponsor project atau pembuat keputusan atau manajemen yang akan memutuskan apakah proyek harus diteruskan.

c. Design

Tahap design atau rancangan akan memutuskan bagaimana sistem tersebut akan berjalan yang mencakup perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) serta jaringan (network infrastructure). Rancangan antar muka (user interface), forms dan laporan (report) yang akan digunakan, program, basis data dan file yang dibutuhkan. Meskipun sebagian besar keputusan strategis tentang sistem yang akan dibuat dalam pengembangan konsep sistem selama tahap analisis, akan tetapi tahap rancangan menunjukkan bagaimana sistem akan berjalan. Tahap rancangan memiliki empat langkah yaitu :

1) Strategi rancangan harus di tentukan. Hal ini menjelaskan apakah sistem tersebut akan dikembangkan oleh programmer dari perusahaan itu sendiri, atau dikembangkan oleh outsourcing dan biasanya oleh konsultan, ataukah perusahaan akan membeli perangkat lunak atau software yang sudah ada.

(6)

2) Hal ini mengarah kepada pengembangan dari rancangan arsitektur dasar dari sistem yang menggambarkan perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan jaringan (network infrastructure) yang akan digunakan. Dalam kebanyakan kasusnya, sistem akan menambahkan atau mengganti infrastructure yang sudah ada di dalam organisasi. Rancangan antar muka akan menentukan bagaimana user berinteraksi dengan sistem, form dan laporan dari sistem yang akan digunakan. 3) Spesifikasi basis data dan file yang akan dikembangkan. Hal ini

menjelaskan data apa yang akan disimpan dan dimana data tersebut akan disimpan.

4) Tim analis mengembangkan rancangan program, yang mendefinisikan program yang perlu ditulis dan apa yang masing-masing program akan lakukan.

Rancangan arsitektur, rancangan antar muka, basis data dan spesifikasi file, dan rancangan program adalah spesifikasi sistem yang digunakan olah tim programming untuk implementasi. Pada akhir dari tahapan rancangan, analisis kelayakan dan rencana project akan di revisi dan keputusan akan di buat oleh sponsor project dan persetujuan dari manajemen apakah akan menghentikan project atau meneruskannya.

(7)

d. Implementation

Tahapan paling akhir dari System Development Life Cycle (SDLC) adalah tahap implementasi. Tahapan ini biasanya memiliki perhatian paling besar, karena tahapan ini adalah yang paling lama dan paling mahal dari keseluruhan proses pengembangan sistem. Tahap implementasi ini memiliki tiga langkah yaitu :

1) Langkah pertama adalah konstruksi sistem. Sistem di bangun dan di tes untuk memastikan bahwa sistem tersebut sesuai dengan rancangannya. Karena biaya memperbaiki bug bisa sangat besar, pengujian adalah salah satu langkah yang paling penting dalam implementasi. Sebagian besar organisasi menghabiskan lebih banyak waktu dan perhatian pada pengujian dari pada menulis program.

2) Sistem terinstall. Instalasi adalah proses dimana sistem yang lama akan di mati kan dan sistem yang baru akan dihidupkan. Ada tiga pendekatan yang digunakan untuk merubah sistem dari lama ke sistem baru. Yang terpenting dari semua aspek perubahan sistem adalah rencana training atau pelatihan. Pelatihan digunakan untuk melatih atau mengajari user bagaimana menggunakan sistem yang baru dan membantu mengelola perubahan yang ada pada sistem baru.

3) Tim analis akan menetapkan rencana dukungan untuk sistem. Rencana ini biasanya meliputi formal atau informal review pasca pelaksanaan, dengan cara sistematis untuk mengidentifikasi perubahan mayor dan minor yang dibutuhkan oleh sistem.

(8)

2. 4. UML (Unified Modeling Language)

Menurut Pressman (2010, p841) Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa standar untuk menulis perangkat lunak dalam bentuk gambar. UML dapat digunakan untuk memvisualisasikan, menentukan, membangun, dan mendokumentasikan sebuah sistem perangkat lunak.

Tujuan dari Unified Modeling Language adalah untuk menyediakan kosakata umum istilah berbasis obyek dan teknik diagram yang cukup kaya untuk model setiap proyek pengembangan sistem dari analisis untuk desain. Versi saat ini dari UML, versi 2.0, diterima oleh Object Management Group (OMG) pada tahun 2003. Versi UML mendefinisikan satu set 14 teknik diagram untuk permodelan sistem. Diagram tersebut dibagi menjadi dua kelompok utama : satu untuk permodelan struktur sistem dan satu untuk perilaku modeling. Struktur diagram digunakan untuk mewakili data dan hubungan statis yang berada dalam suatu sistem informasi. Diagram perilaku menyediakan analis dengan cara untuk menggambarkan hubungan dinamis antara contoh atau benda yang mewakili sistem informasi bisnis. Mereka juga memungkinkan pemodelan perilaku dinamis dari objek individu sepanjang masa hidupnya. Diagram perilaku mendukung analis dalam pemodelan persyaratan fungsional dari suatu sistem informasi berkembang.

Diantara diagram-diagram tersebut terdapat empat fundamental diagram UML. Empat teknik diagram UML telah mendominasi proyek berorientasi obyek, yaitu : use case diagrams, class diagrams, sequence diagrams dan behavioral state machine diagrams. Ke empat teknik diagram tersebut

(9)

terintegrasi dan digunakan bersama untuk menggantikan DFD (Data Flow Diagram) dan ERD (Entity Relationship Diagram) di dalam System Development Life Cycle tradisional.

Use case diagrams biasanya digunakan untuk meringkas bagian dari sistem atau keseluruhan sistem dalam bentuk gambar. Kemudian class diagrams, sequence diagrams dan behavioral state machine diagrams digunakan untuk menentukan sistem berkembang dari berbagai perspektif. Use case diagrams biasanya dibuat pertama kali, akan tetapi urutan dari diagram yang lain dibuat berdasarkan dari project dan preferensi pribadi dari analis. Sebagian besar analis memulai dengan class diagrams (menunjukkan apa yang terkandung dalam objects dan bagaimana mereka berhubungan, seperti ERD) atau sequence diagrams (menunjukkan bagaimana objects secara dinamis berinteraksi, seperti DFD). Mengembangkan sequence diagrams sering menyebabkan perubahan dalam class diagrams dan begitu pula sebaliknya, sehingga analis sering kali menyempurnakannya karena diagram tersebut yang mendefinisikan sistem. Secara umum, behavioral state machine diagrams akan dikembangkan nanti setelah class diagrams disempurnakan.

(10)
(11)

a. Use Case Diagrams

Menurut Pressman (2010, p847) : Use case diagram dapat membantu untuk menentukan fungsi dan fitur dari perangkat lunak. Dalam diagram ini, gambar yang menyerupai boneka kayu mewakili aktor yang berhubungan dengan kategori dari pengguna. Di dalam diagram use case para aktor terhubung oleh garis ke use case yang mereka kerjakan. Jadi use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem perspektif dari pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai.

Use cases merupakan bagian utama dari teknik diagram UML. Use case berkomunikasi di level atas dari apa yang sistem harus lakukan dan masing-masing teknik diagram UML membangun ini dengan menyajikan fungsi dalam cara yang berbeda, masing-masing pandangan memiliki tujuan yang berbeda. Pada tahap analisis, analis pertama kali akan mengidentifikasi satu use case untuk setiap bagian utama dari sistem dan menciptakan dokumentasi yang menyertainya, laporan use case, untuk menggambarkan fungsi secara rinci. Sebuah use case dapat mewakili beberapa jalur dimana pengguna dapat mengambil ketika berinteraksi dengan sistem, masing-masing jalur tersebut disebut sebagai skenario.

(12)

Seorang analis dapat menggunakan use case diagrams untuk lebih memahami fungsi dari sistem pada tingkat yang sangat tingkatan tertinggi. Biasanya, use case diagram digambarkan pada awal SDLC, ketika analis mengumpulkan dan mendefinisikan persyaratan untuk sistem, karena menyediakan cara sederhana, langsung berkomunikasi dengan pengguna persis seperti apa yang sistem lakukan.

Elemen dari Use Case Diagrams

Use case diagram menggambarkan secara sederhana fungsi utama dari sistem dan pengguna yang akan berinteraksi.

Gambar 2.3. Use case diagram

No Definisi Simbol

1 Actor

 Orang atau sistem yang memperoleh manfaat dan berada di luar sistem.

 Diberi label dengan perannya.

 Dapat dikaitkan dengan aktor-aktor lain sesuai spesialisasi / superclass, dilambangkan dengan panah.

(13)

2 Use Case

 Merupakan bagian utama dari fungsi sistem.  Dapat memperpanjang use case yang lain.  Dapat menggunakan use case yang lain.  Di tempatkan di luar batasan sistem.

 Diberi label dengan frase kata kerja-kata benda deskriptif.

3 System Boundary

 Merupakan ruang lingkup sistem.

 Menyertakan nama sistem di dalam atau di atas.

4 Association Relationship

 Menghubungkan actor dengan use case yang berinteraksi.

Tabel 2.1. Tabel keterangan use case diagram

b. Class Diagrams

Menurut Pressman, (2010, p842) unsur-unsur utama dari class diagram adalah kotak, yang merupakan ikon yang digunakan untuk mewakili kelas dan interface. Setiap kotak dibagi menjadi bagian-bagian horisontal. Bagian atas berisi nama kelas. Bagian tengah berisi daftar atribut kelas. Dan bagian bawah merupakan operation dari kelas tersebut. Jadi class diagram adalah diagram yang menggambarkan struktur objek sistem. Diagram ini menunjukkan kelas objek yang menyusun sistem dan juga hubungan kelas objek tersebut.

Diagram ini merupakan model statis yang mendukung pandangan statis dari sistem berkembang. Ini menunjukkan kelas dan hubungan antar kelas yang tetap konstan dalam sistem dari waktu ke waktu. Class

(14)

diagram sangat mirip dengan Entity Relationship Diagram (ERD). Namun, class diagram menggambarkan kelas, yang meliputi atribut, perilaku, sementara entitas dalam ERD hanya mencakup atribut.

Elemen dari Class Diagram

Gambar 2.4. Class diagram

No Definisi Simbol

1 Class

 Merupakan jenis orang, tempat, atau hal dimana sistem harus menangkap dan menyimpan informasi.

 Memiliki nama yang diketik tebal dan terpusat di kompartemen atasnya.

 Memiliki daftar atribut dalam kompartemen tengahnya.

 Tidak secara eksplisit menunjukkan operasi yang tersedia untuk semua kelas.

(15)

2 Attribute

 Merupakan sifat yang menggambarkan keadaan suatu obyek.

 Dapat diturunkan dari atribut lain, ditunjukkan dengan menempatkan garis miring sebelum nama atribut tersebut. 3 Method

 Merupakan tindakan atau fungsi yang kelas dapat lakukan.

 Dapat diklasifikasikan sebagai konstruktor, query, atau operasi update.  Termasuk tanda kurung yang berisi

parameter khusus atau informasi yang diperlukan untuk melakukan operasi. 4 Association

 Merupakan hubungan antara beberapa kelas, atau kelas dan dirinya sendiri.  Diberi label oleh frase verba atau nama

peran, yang mana mewakili dari sebuah hubungan.

 Bisa diantara satu atau lebih kelas.

 Berisi simbol keragaman, yang merupakan waktu minimum dan maksimum contoh kelas dapat dikaitkan dengan contoh kelas terkait.

Tabel 2.2. Tabel keterangan class diagram

c. Sequence Diagrams

Menurut Pressman (2010, p848), sequence diagram digunakan untuk menunjukkan komunikasi dinamis antara obyek selama pelaksanaan tugas. Jadi sequence diagram adalah diagram yang menggambarkan bagaimana objek berinteraksi dengan satu sama lain melalui pesan pada eksekusi sebuah use case atau operasi. Sequence diagram menggambarkan benda-benda yang berpartisipasi dalam use

(16)

case dan pesan yang melewati antara mereka dari waktu ke waktu untuk satu use case.

Sequence diagram merupakan model dinamis yang mendukung pandangan dinamis dari sistem yang berkembang. Ini menunjukkan urutan eksplisit pesan yang lewat diantara obyek dalam interaksi yang didefinisikan. Karena sequence diagram menekankan pemesanan berbasis waktu dari aktivitas yang terjadi diantara satu obyek, mereka sangat membantu untuk memahami spesifikasi real-time dan use case kompleks.

Elemen dari Sequence Diagram

Gambar 2.5. Sequence Diagram

No Definisi Simbol

1 Actor

 Merupakan orang atau sistem yang memperoleh manfaat dan eksternal ke sistem.

 Berpartisipasi secara berurutan dengan mengirim dan/atau menerima pesan.

(17)

2 Object

 Berpartisipasi secara berurutan dengan mengirim dan/atau menerima pesan.

 Ditempatkan di bagian atas diagram. 3 Lifeline

 Mendandakan kehidupan obyek selama berurutan.

 Berisi X pada titik di mana kelas tidak lagi berinteraksi.

4 Focus of control

 Merupakan persegi panjang yang sempit panjang ditempatkan di atas lifeline.

 Menandakan ketika suatu obyek mengirim atau menerima pesan.

5 Message

 Menyampaikan informasi dari satu obyek ke obyek lainnya.

6 Object destruction

 X ditempatkan pada akhir pada object lifeline untuk menunjukkan bahwa itu akan keluar dari keberadaan.

Tabel 2.3. Tabel keterangan sequence diagram

d. Behavioral State Machine Diagrams

Behavioral state machine diagrams adalah model dinamis yang menunjukkan states yang berbeda yang satu kelas dalam menanggapi sebuah peristiwa, bersama dengan tanggapan dan tindakan. Biasanya behavioral state machine diagram tidak digunakan untuk semua kelas, tapi hanya untuk lebih mendefinisikan kelas kompleks untuk membantu menyederhanakan desain algoritma untuk metode mereka.

Behavioral state machine diagram menunjukkan state yang berbeda dari kelas dan event yang menyebabkan kelas berubah dari satu

(18)

state ke state yang lain. Dibandingkan dengan sequence diagram, behavioral state machine diagram harus digunakan jika kita tertarik dalam memahami aspek dinamis dari satu kelas dan bagaimana perkembangannya dari waktu ke waktu, dan tidak dengan bagaimana skenario penggunaan use case tertentu dijalankan lebih dari satu kelas. Elemen dari Behavioral State Machine Diagram

State merupakan nilai-nilai yang menggambarkan sebuah obyek pada titik waktu tertentu, dan itu merupakan titik dalam kehidupan obyek dimana ia memenuhi beberapa kondisi, melakukan beberapa tindakan, atau menunggu sesuatu terjadi.

Gambar 2.6. Bevioral State Machine Diagram

No Definisi Simbol

1 State

 Ditampilkan sebagai persegi panjang dengan sudut membulat.

 Memiliki nama yang mewakili keadaan suatu obyek.

2 Initial State

 Ditampilkan sebagai lingkaran kecil.

 Merupakan titik dimana sebuah obyek mulai ada.

3 Final State

 Ditampilkan sebagai sebuah lingkaran kecil.  Merupakan penyelesaian kegiatan.

(19)

4 Event

 Adalah kejadian penting yang memicu perubahan dalam state.

 Dapat menjadi kondisi yang ditunjuk menjadi benar, penerimaan sinyal eksplisit dari satu obyek ke obyek yang lain, atau bagian dari jangka waktu yang ditetapkan.  Digunakan untuk label transisi

5 Transition

 Menunjukkan bahwa obyek dalam state yang pertama akan memasuki state yang kedua.

 Dipicu oleh terjadinya peristiwa label transisi.

 Ditampilkan sebagai panah yang solid dari satu state ke state yang lain, diberi label dengan nama event.

Tabel 2.4. Tabel keterangan behavioral state machine diagram

2. 5. Business Intelligence

2.5.1. Definisi Business Intelligence

Business Intelligence adalah istilah umum yang menggabung arsitektur, alat, database, alat-alat analisis, aplikasi dan metodologi. Hal ini, seperti DSS (Decision Support System), ekspresi bebas konten, jadi itu berarti hal yang berbeda untuk orang yang berbeda. Bagian dari kebingungan tentang BI terletak pada kebingungan akronim dan istilah-istilah yang terkait dengannya. Tujuan utama BI adalah untuk memungkinkan akses interaktif (kadang-kadang secara real time) untuk data, untuk memungkinkan manipulasi data, dan memberikan manajer bisnis dan analis kemampuan untuk melakukan

(20)

analisis yang tepat. Dengan menganalisis data historis dan saat ini, situasi, dan pelaksanaan, pengambil keputusan mendapatkan wawasan berharga yang memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang lebih dan lebih baik. Proses BI didasarkan pada transformasi data ke informasi, kemudian keputusan, dan akhirnya ke tindakan.

2.5.2. Arsitektur Business Intelligence

Sebuah sistem BI memiliki empat komponen utama yaitu : data warehouse, dengan data sumbernya; analisis bisnis, kumpulan alat untuk memanipulasi, mining, dan analisa data dalam data warehouse; Business Performance Management (BPM) untuk memantau dan menganalisis kinerja; dan user interface (dashboard). Lingkungan data warehousing (juga dikenal sebagai analisis bisnis) adalah bidang pengguna bisnis. Setiap pengguna dapat terhubung ke sistem melalui antar muka pengguna, seperti browser, dan manajer dapat menggunakan komponen BPM dan juga dashboard.

(21)

a. Data Warehousing

Data warehouse dan variannya adalah landasan dari setiap sistem BI menengah sampai besar. Awalnya, data warehouse termasuk hanya data historis yang terorganisir dan diringkas, sehingga pengguna akhir dapat dengan mudah melihat atau memanipulasi data dan informasi. Hari ini, beberapa data warehouse meliputi data saat ini juga, sehingga mereka dapat memberikan informasi real-time pendukung keputusan.

b. Business Analitycs

Pengguna akhir dapat bekerja dengan data dan informasi dalam data warehouse dengan menggunakan berbagai alat dan teknik. Alat-alat dan teknik masuk ke dalam dua kategori utama :

1) Reports and queries. Analisis bisnis meliputi pelaporan statis dan dinamis semua jenis pertanyaan, penemuan informasi, pandangan multidimensi, rincian, dan sebagainya. Report ini juga terkait dengan BPM.

2) Data, teks, dan web mining dan alat-alat matematika dan statistik canggih lainnya. Data mining adalah proses mencari hubungan yang tidak diketahui atau informasi dalam database besar atau gudang data, menggunakan alat cerdas seperti komputasi saraf, teknik analisis prediktif, atau metode statistik canggih.

(22)

c. Business Performance Management (BPM)

Business performance management (BPM) yang juga disebut sebagai Corporate Performance Management (CPM) merupakan portofolio yang muncul dari aplikasi dan metodologi yang yang berisi BI arsitektur yang berkembang dan alat dalam intinya. BPM memperluas pemantauan, pengukuran dan membandingkan penjualan, laba, biaya, profitabilitas, dan indikator kinerja lainnya dengan memperkenalkan konsep manajemen dan umpan balik. Itu mencakup proses seperti perencanaan dan perkiraan sebagai prinsip-prinsip inti dari strategi bisnis. Berbeda dengan DSS tradisional, EIS, dan BI, yang mendukung ekstraksi bottom-up informasi dari data. BPM menyediakan pelaksanaan top-down dari corporate-wide strategy. BPM biasanya dikombinasikan dengan metodologi balance scorecard dan dashboard.

d. User Interface : Dashboards and Other Information Broadcasting Tools Dashboards (yang menyerupai dashboards mobil) memberikan pandangan visual yang komprehensif dari ukuran kinerja perusahaan (juga dikenal sebagai Key Performance Indicators), tren dan pengecualian. Mereka mengintegrasikan informasi dari berbagai area bisnis. Dashboard menyajikan grafik yang menunjukkan kinerja aktual dibandingkan dengan metrik yang diinginkan; dengan demikian, dashboard menyajikan sekilas pandang kesehatan organisasi. Selain dashboard, alat-alat lain yang menyiarkan informasi adalah portal perusahaan, kokpit digital, dan

(23)

alat-alat visualisasi lainnya. Banyak alat visualisasi, mulai dari presentasi kubus multidimensi dengan realitas virtual, merupakan bagian integral dari sistem BI. Ingat bahwa BI muncul dari EIS (Executive Information System), begitu banyak alat peraga bagi para eksekutif yang ditransformasikan ke software BI. Begitu juga dengan teknologi seperti Geographical Information System (GIS) meningkatkan perannya dalam mendukung keputusan.

2. 6. Data Warehouse

2.6.1. Definisi Data Warehouse

Data warehouse adalah kumpulan data yang dihasilkan untuk mendukung pengambilan keputusan. Data biasanya terstruktur dan akan tersedia dan siap untuk kegiatan pengolahan analisis (yaitu : Online Analytical Processing [OLAP], data mining, query, report, dan aplikasi pendukung keputusan lainnya). Data warehouse berorientasi subyek, terintegrasi, time-variant, pengumpulan data non volatile dalam mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.

2.6.2. Karakteristik Data Warehouse

Karakteristik Data Warehouse menurut Inmon, 2005 yaitu : a. Subject oriented

Data diorganisasikan oleh subyek rinci, seperti penjualan, produk atau pelanggan, yang hanya berisi informasi yang relevan untuk mendukung

(24)

keputusan. Orientasi subyek memungkinkan pengguna untuk menentukan tidak hanya bagaimana bisnis berjalan, tapi mengapa. Data warehouse berbeda dari data base operasional yang sebagian besar basis data operasional memiliki orientasi produk dan di gunakan untuk menangani transaksi yang meng-update basis data. Orientasi subyek memberikan pandangan yang lebih komprehensif dari organisasi.

b. Integrated

Integrasi berkaitan erat dengan orientasi subyek. Data warehouse harus menempatkan data dari sumber yang berbeda ke dalam format yang konsisten. Untuk melakukannya, mereka harus berhadapan dengan konflik penamaan dan perbedaan antara unit-unit ukuran. Data warehouse dianggap sudah benar-benar terintegrasi.

c. Time variant (time series)

Warehouse memelihara data historis. Data tidak selalu memberikan status (kecuali dalam sistem real-time). Mereka mendeteksi tren, penyimpangan, dan hubungan jangka panjang untuk memprediksi dan membandingkan, yang mengarah ke pengambilan keputusan. Setiap data warehouse memiliki kualitas sementara. Waktu adalah salah satu dimensi penting bahwa semua data warehouse harus mendukung. Data untuk analisis dari berbagai sumber berisi beberapa titik waktu.

(25)

d. Nonvolatile

Setelah data dimasukkan ke dalam data warehouse, pengguna tidak dapat mengubah atau memperbarui data. Data yang lama akan dibuang dan perubahannya dicatat sebagai data baru.

Tipe Data Warehouse a. Data Marts

Data warehouse menggabungkan database di seluruh perusahaan, data mart biasanya lebih kecil dan berfokus pada subyek atau departemen tertentu. Sebuah data mart adalah subset dari data warehouse, biasanya terdiri dari area subyek tunggal. Sebuah data mart dapat berupa dependent atau independent. Sebuah dependent data mart adalah sebuah subset yang dibuat langsung dari data warehouse. Sebuah independent data mart adalah warehouse kecil yang dirancang untuk Strategic Business Unit (SBU) atau departemen, tapi sumbernya bukan Enterprise Data Warehouse (EDW).

b. Operational Data Stores

Operational data store (ODS) memberikan bentuk yang lumayan baru dari Customer Information File (CIF). Jenis basis data ini sering digunakan sebagai area pementasan sementara untuk data warehouse. Tidak seperti isi statis dari data warehouse, isi dari ODS diperbarui sepanjang berjalannya operasi bisnis.

(26)

c. Enterprise Data Warehouse (EDW)

Enterprise Data Warehouse (EDW adalah data warehouse dalam skala besar yang digunakan di seluruh perusahaan untuk mendukung keputusan. Sifat skala besar menyediakan integrasi data dari berbagai sumber ke dalam format standar untuk BI dan mendukung keputusan aplikasi yang efektif. EDW digunakan untuk menyediakan data untuk berbagai jenis DSS, termasuk CRM, Supply-Chain Management (SCM), Business Performance Management (BPM), Business Activity Monitoring (BAM), Product Lifecycle Management (PLM), Revenue Management, dan terkadang bahkan Knowledge Management Systems (KMS).

2.6.3. Proses Data Warehouse

Organisasi, swasta dan public, terus menerus mengumpulkan data, informasi dan pengetahuan pada kecepatan yang meningkat dan menyimpannya dalam sistem komputerisasi. Memelihara dan menggunakan data dan informasi menjadi sangat kompleks, terutama masalah skalabilitas yang muncul. Selain itu jumlah pengguna perlu mengakses informasi terus meningkat seabgai akibat dari peningkatan keandalan dan ketersediaan akses jaringan, terutama internet.

Banyak organisasi perlu membuat data warehouse. Data yang diimport dari berbagai sumber eksternal dan internal dan dibersihkan dan diatur dengan cara yang konsisten sesuai yang diperlukan oleh organisasi. Setelah data yang diisi ke dalam data warehouse, data mart dapat di muat untuk area atau

(27)

departemen tertentu. Atau data mart dapat di buat pertama kali, sesuai kebutuhan dan kemudian diintegrasikan menjadi sebuah EDW. Seringkali, meskipun data mart tidak dikembangkan, namun data hanya di muat di komputer atau meninggalkan keadaan aslinya untuk manipulasi langsung menggunakan alat BI.

Komponen utama proses data warehousing :

a. Data sources, data merupakan sumber dari berbagai operasional sistem dan kemungkinan dari penyedia data dari luar. Data bisa di dapatkan dari OLTP atau sistem ERP.

b. Data extraction, data yang di ambil menggunakan perangkat lunak yang disebut ETL.

c. Data loading, data di masukkan di dalam staging area, dimana data tersebut akan di ubah dan di bersihkan. Data kemudian siap untuk di masukkan ke dalam data warehouse.

d. Comprehensive database, pada dasarnya ini adalah EDW yang mendukung semua analisis keputusan dengan menyediakan informasi yang relevan, ringkas dan rinci yang berasal dari berbagai sumber.

e. Metadata, metadata akan di kelola sehingga dapat diakses oleh staff IT dan user. Metada meliputi program perangkat lunak tentang data dan aturannya untuk mengatur ringkasan data yang mudah untuk indeks dan pencarian terutama dengan web.

(28)

f. Middleware tools, middleware tools memungkinkan akses ke data warehouse. Seorang analis akan menulis sendiri SQL query. Sedangkan yang lain akan menggunakan query environment seperti Business Object untuk akses data. Ada beberapa aplikasi yang dapat digunakan oleh user bisnis untuk berinteraksi dengan data yang tersimpan di repositori data termasuk data mining, OLAP, reporting tools, dan data visualization tools.

A P I/ M id d le w a re

Gambar 2.8. Framework data warehouse

2.6.4. Arsitektur Data Warehouse

Ada beberapa arsitektur dasar dari data warehouse. Arsitektur two-tier dan three-tier adalah yang paling umum, akan tetapi kadang-kadang hanya one-tier dibedakan antara arsitektur ini dengan membagi data warehouse menjadi tiga bagian yaitu :

(29)

a. Data warehouse itu sendiri, yang berisi data dan software yang terkait. b. Data acquisition (back-end) software, yang mengekstrak data dari sistem

warisan dan sumber-sumber eksternal, mengkonsolidasikan dan meringkas mereka ke dalam data warehouse.

c. Client (front-end) software, yang mengijinkan user untuk mengakses dan menganalisa data dari data warehouse (a DSS/BI/business analytycs [BA] engine)

Di arsitektur three-tier, sistem operasional berisi data dan software untuk data acquisition di one tier, data warehouse ada di lapisan lainnya dan third tier meliputi DSS/BI/BA Engine (server aplikasi) dan client. Data dari datawarehouse di proses dua kali dan disimpan di database multidimensi, terorganisasi untuk kemudahan analisa multidimensional dan presentasi atau di replikasi di dalam data marts. Keuntungan dari arsitektur three-tier adalah pemisahan fungsi data warehouse yang menghilangkan keterbatasan sumber daya dan memungkinkan untuk dengan mudah membuat data marts.

Dalam arsitektur two-tier, mesin DSS secara fisik berjalan dalam platform hardware yang sama sebagai data warehouse. Untuk itu, arsitektur ini lebih ekonomis dibandingkan dengan struktur three-tier. Arsitektur two-tier memiliki masalah kinerja dari data warehouse yang besar yang bekerja dengan aplikasi data-intensive untuk mendukung keputusan.

(30)

Gambar 2.9. Arsitektur three-tier data warehouse Tier 1 : Client workstation Tier 2 : Application and Database Server

Gambar 2.10. Arsitektur two-tier data warehouse

Data warehousing dan internet merupakan dua kunci teknologi yang menawarkan solusi penting untuk mengelola data perusahaan. Integrasi dari kedua teknologi menghasilkan based data warehousing. Arsitektur Web-based data waerhousing adalah three-tiered dan meliputi PC lient, Web server dan application server. Di sisi client, user memerlukan koneksi internet dan web browser yang memiliki Graphical User Interface (GUI). Internet/intranet/extranet merupakan komunikasi menengah antara client dan servers. Di sisi server, Web server digunakan untuk mengelola arus masuk dan keluar dari informasi antara client dan server. Ini di dukung oleh data warehouse dan application server. Web-based data warehousing menawarkan

(31)

beberapa keuntungan menarik, termasuk kemudahan akses, independensi platform, dan biaya yang lebih rendah.

Gambar 2.11. Arsitektur web-based data warehouse

2.6.5. Data Integration dan Proses Extraction, Transformation, Load (ETL) a. Data Integration

Integrasi data terdiri dari tiga proses utama yang ketika diimplementasikan dengan benar, memungkinkan data yang akan diakses dan dapat diakses oleh berbagai alat analisis ETL dan lingkungan data warehousing : data access (kemamuan untuk mengakses dan mengekstrak data dari sumber data), data federation (integrasi pandangan bisnis di beberapa penyimpanan data), change capture (berdasarkan identifikasi, menangkap, dan mengirimkan perubahan yang dibuat untuk sumber data perusahaan).

(32)

b. Extraction, Transformation, and Load

Jantung dari sisi teknis proses data warehousing adalah ekstraksi, transformasi, dan load (ETL). Teknologi ETL yang telah ada selama beberapa waktu, adalah instrumen dalam proses penggunaan data warehouse. Proses ETL merupakan komponen integral dalam setiap proyek data-centric. Manager TI sering dihadapkan dengan tantangan karena proses ETL biasanya mengkonsumsi 70 persen dari waktu dalam sebuah proyek data-centric.

Proses ETL terdiri dari extraction (membaca data dari satu atau lebih database), transformation (mengubah data yang diambil dari bentuk sebelumnya menjadi bentuk yang perlu sehingga dapat ditempatkan ke dalam data warehouse atau hanya database lain), dan load (Menempatkan data ke dalam data waerhouse). Tranformasi terjadi dengan menggunakan aturan atau tabel lookup atau dengan menggabungkan data dengan data lain. Tiga fungsi database diintegrasikan ke dalam satu alat untuk menarik data dari satu atau lebih database dan menempatkan mereka ke tempat lain, basis data konsolidasi atau data warehouse.

Alat ETL juga mengantarkan data antara sumber dan target, dokumen bagaimana elemen data berubah saat berpindah dari sumber ke target, menukar metadata dengan aplikasi lain yang diperlukan, dan mengelola semua proses dan operasi yang berjalan (jadwal, management error, log audit, dan statistik). ETL sangat penting untuk integrasi data dalam data warehousing. Tujuan dari proses ETL adalah untuk memuat

(33)

warehouse dengan integrasi dan data yang sudah dibersihkan. Data yang digunakan dalam ETL proses dapat berasal dari berbagai sumber, aplikasi mainframe, aplikasi ERP, CRM, file dan Excel, atau bahkan hanya antrian pesan.

Proses perpindahan data ke data warehouse melibatkan ekstraksi data dari semua sumber. Sumber data dapat terdiri dari file ekstrak dari database OLTP, spreadsheets, database personal, atau file dari luar. Pada umumnya, semua masukan file ditulis ke dalam table sementara, yang di buat untuk memfasilitasi proses load. Data warehouse mengandung banyak aturan bisnis yang mendefinisikan bagaimana data tersebut akan digunakan, aturan peringkasan, standarisasi atribut enkode, dan aturan perhitungan. Masalah kualitas data yang berkaitan dengan sumber file perlu untuk diperbaiki sebelum data tersebut dimuat ke dalam data warehouse. Salah satu keuntungan dari design data warehouse adalah aturan tersebut dapat disimpan ke dalam repositori metadata dan digunakan dalam data warehouse terpusat. Hal ini berbeda dengan pendekatan OLTP, yang biasanya memiliki data dan aturan bisnis yang tersebar di seluruh sistem. Proses dari memuat data ke dalam data warehouse dapat dilakukan baik melalui alat transformasi data yang menyediakan GUI untuk membantu dalam pengembangan dan pemeliharaan aturan bisnis atau melalui metode tradisional, seperti mengembangkan program atau alat untuk memuat data warehouse, menggunakan bahasa pemrograman. Keputusan ini tidak mudah untuk

(34)

organisasi. Beberapa masalah yang mempengaruhi apakah organisasi akan membeli alat transformasi atau membangun proses transformasi sendiri :  Alat transformasi data sangat mahal.

 Alat transformasi data memiliki kurva pembelajaran yang panjang.  Sangat sulit untuk mengukur bagaimana yang dilakukan organisasi IT

sampai mempelajari bagaimana menggunakan alat transformasi data. Solomon (2005) mengklasifikasikan teknologi ETL menjadi empat kategori : canggih, memungkinkan, sederhana dan belum sempurna. Secara umum diakui bahwa alat dalam kategori canggih akan menghasilkan dalam proses ETL menjadi terdokumentasi dengan baik dan lebih terkelola secara akurat sebagai pengembangan proyek data warehouse. Meskipun mungkin bagi programer untuk mengembangkan program untuk ETL, sangat mudah menggunakan alat ETL yang sudah ada.

(35)

2.6.6. Star Schema

Desain data warehouse didasarkan pada konsep permodelan dimensi yang diimplemetnasikan. Star schema atau skema bintang berisi tabel fakta pusat dikelilingi oleh beberapa tabel dimensi (Adamson, 2009). Tabel fakta berisi sejumlah besar baris yang sesuai dengan fakta-fakta yang diamati. Sebuah tabel fakta berisi atribut yang dibutuhkan untuk melakukan analisa keputusan, atribut deskriptif digunakan untuk pelaporan query dan foreign key untuk menghubungkan ke tabel dimensi. Atribut analisis keputusan terdiri dari ukuran kinerja, metrik operasional, ukuran agregat, dan semua metrik lainnya yang dibutuhkan untuk menganalisis kinerja organisasi. Dengan kata lain, tabel fakta terutama membahas apa yang mendukung data warehouse untuk analisis keputusan.

Di sekeliling tabel fakta pusat (dan dihubungkan melalui foreign keys) adalah tabel dimensi. Tabel dimensi berisi klasifikasi dan agregasi informasi tentang baris fakta pusat. Tabel dimensi berisi atribut yang menggambarkan data yang terdapat dalam tabel fakta, mereka membahas bagaimana data akan dianalisis. Tabel dimensi memiliki satu ke banyak hubungan dengan baris dalam tabel fakta pusat. Desain skema bintang menyediakan kecepatan response query, kesederhanaan, dan kemudahan pemeliharan untuk struktur basis data read only.

(36)

Gambar 2.13. Star schema

2.6.7. OLAP (On-Line Analytical Processing)

OLAP adalah aplikasi analytical dengan kemampuan pivot menyerupai spreadsheet seperti Microsoft Excel, Open Office Calc. OLAP merupakan komponen penting dari aplikasi Business Intelligence. Perbedaan dengan spreadsheet adalah OLAP dirancang khusus untuk mampu menangani jumlah data besar dan memiliki ekspresi bahasa analisis yang lebih baik. Dan aplikasi OLAP ini biasanya memiliki arsitektur client / server. Database OLAP memilik struktur skema tersendiri dan biasanya berupa suatu data warehouse. Namun tidak tertutup kemungkinan OLAP mengambil dari database operasional (transaksional).

OLAP menampilkan data dalam sebuah tabel yang dinamis, yang secara otomatis akan meringkas data ke dalam beberapa irisan data yang berbeda dan

(37)

mengizinkan user untuk secara interaktif melakukan perhitungan serta membuat format suatu laporan. Tool untuk membuat laporan adalah tabel itu sendiri, yaitu dengan melakukan drag terhadap kolom dan baris. User dapat mengubah bentuk laporan dan menggolongkannya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan user, dan OLAP engine secara otomatis akan mengkalkulasi data yang baru. Model yang digunakan dalam OLAP adalah model kubus.

Model kubus akan mengelompokkan data dan parameter-parameter sehingga kita dapat merelasikan antara data yang satu dengan data yang lain sehingga membentuk pengertian khusus. Secara terminologi, sebuah kubus terdiri dati tiga komponen, seperti kubus yang memiliki tiga sisi. Ketiga komponen tersebut adalah :

a. Dimension, adalah sebuah garis atau poros yang berlawanan dengan figure yang akan ditampilkan. Sebagai dimensi dalam sebuah teknologi OLAP, kubus secara hierarki terdiri dari parent-child yang mana relasi child mendukung level parent.

b. Time dimension, adalah tipe spesial dari dimensi yang didefinisikan dari dimensi yang di definisikan sebagai the time detail dari sebuah kubus, yang secara normal di dalam kubus didefinisikan sebagai main axis. Kalkulasi yang spesifik, termasuk perputaran dari rata-rata dalam tahun ke tanggal hanya akan bekerja jika dimensi waktu di definisikan. Time dimension ini dapat bertukar-tukar dari model ke model dan dapat berubah dari level tahun ke level menit.

(38)

c. Measure, adalah sebuah entitas yang dapat dimonitor dan diukur dari dimensi. Secara mendasar measure dimuat ke dalam OLAP database. Menghitung measure adalah menghitung dari measure dasar sehingga untuk itu tidak perlu dimasukkan ke dalam source data.

Gambar 2.14. On-Line Analytical Process

2. 7. PHP (Hypertext Preprocessor)

PHP adalah bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu baru / up to date. Semua script PHP dieksekusi pada server di mana script tersebut dijalankan.

(39)

2. 8. Business Intelligence Development Studio 2008

Business Intelligence Development Studio 2008 adalah Microsoft Visual Studio 2008 dengan jenis proyek tambahan yang khusus untuk SQL Server 2008 business intelligence. Business Intelligence Development Studio adalah lingkungan utama yang akan digunakan untuk mengembangkan solusi bisnis yang mencakup Analysis Services, Integration Services dan Reporting Servcies. Setiap jenis proyek menyediakan template untuk membuat objek yang diperlukan untuk solusi business intelligence, dan menyediakan berbagai design, tools dan wizard untuk bekerja pada obyek yang berbeda-beda.

• Microsoft SQL Server 2008 Integration Service yang digunakan untuk membuat proses otomatis untuk mengambil data dari data base dan memindahkan ke dalam business intellegance data warehouse atau yang biasa disebut dengan proses ETL (Extract, Transform, Load).

• Microsoft SQL Server 2008 Analysis Service yang digunakan untuk analisa seperti slice and dice pada cube system, mengelola informasi dan menyediakan OLAP (online analytical processing) sehingga dapat digunakan untuk analisa lebih lanjut.

• Microsoft SQL Server 2008 Reporting Service yang digunakan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk laporan atau report kepada top management untuk mendukung proses pengambilang keputusan.

Gambar

Gambar 2.1. Fase fundamental System Development Life Cycle
Gambar 2.2. Teknik utama UML diagram menurut Dennis (2010)
Gambar 2.3. Use case diagram
Tabel 2.1. Tabel keterangan use case diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Peserta lomba herbarium terdiri dari 1 tim yang beranggotakan 3 orang dengan satu orang sebagai ketua dan yang lainnya sebagai anggota yang berasal dari

a. Mengolah bahan dalam rangka pembinaan koordinasi instansi vertikal oleh Kepala Wilayah, penyelenggaraan pemerintahan umum, otonomi daerah, pemerintahan desa dan tugas

Tampilan Form Absensi Guru Tampilan form absensi guru ini, user dapat melakukan input absensi guru (simpan), mengubah (ubah), dan menghapus absensi guru (hapus),

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah usaha peneliti dalam memberikan layanan informasi media portofolio karier untuk meningkatkan kematangan karier pada siswa kelas

Evaluasi faktor – faktor eksternal ini berguna untuk mengetahui kekuatan ataupun kelemahan dari perusahaan, dimana dengan mengatui kekuatan atau kelemahan yang terdapat di

Quraish Shihab menyatakan, “Sabar berarti menahan diri atau membatasi jiwa dari keinginannya demi mencapai sesuatu yang baik atau lebih baik”. Kesabaran yang dituntut

Kepuasan Pasien adalah suatu tingkat kepuasan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkan