• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

15

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN

Sari Sehat Multifarm didirikan pada bulan April tahun 2006 oleh Bapak Hanggoro. Perusahaan ini beralamat di Jalan Tegalwaru No. 33 di Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Tepatnya di Bogor Barat dengan ketinggian sekitar 600 m dari permukaan laut dan suhu 20-300C. Perusahaan ini terletak kurang lebih 15 km dari pusat kota Bogor dan 800 m dari jalan raya Cinangneng-Ciampea. Perjalanan dapat ditempuh sekitar 45 menit dari kota Bogor. Modal yang digunakan untuk mendirikan usaha berasal dari pemilik yaitu Bapak Hanggoro. Usaha jamur tiram terdiri dari dua kegiatan usaha, yaitu usaha pembibitan dan budidaya jamur tiram.

Perusahaan ini berdiri di atas lahan seluas 6.800 m2, namun yang digunakan untuk operasional jamur hanya sekitar 1.000 m2. Di atas lahan seluas 1000 m2 ini, dilakukan berbagai kegiatan usaha yaitu pengomposan, pembuatan media tanam/bag log, sterilisasi, inokulasi, inkubasi, growing (pertumbuhan jamur di dalam kumbung), serta pemanenan.

Pada tahun 2007, Sari Sehat Multifarm berekspansi dengan membuka budidaya tanaman herbal dan pengolahannya yang terletak di samping usaha jamur tiram. Perkembangan perusahaan pada usaha jamur tiram dapat dilihat dari adanya reinvestasi terhadap alat sterilisasi yang awalnya menggunakan drum kemudian diganti dengan autoclave. Selain itu dilakukan penambahan bangunan untuk ruang inkubasi. Dilihat dari sisi luas lahan, pengembangan areal produksi dimungkinkan karena lahan yang tersedia masih cukup luas.

Visi dan misi perusahaan jamur Sari Sehat Multifarm didapat melalui wawancara dengan pihak perusahaan didapatkan rumusan mengenai visi dan misi perusahaan. Adapun visi perusahaan adalah menjadi perusahaan multifarm yang peduli lingkungan, sedangkan misi perusahaan adalah :

1. Memproduksi, mengolah dan memasarkan produk pertanian yang bernilai ekonomis 2. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

3. Memberdayakan masyarakat di sekitar tempat usaha.

Sasaran perusahaan untuk saat sekarang adalah peningkatan penjualan bag log dan pengolahan jamur tiram pascapanen.

B. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Struktur organisasi Sari Sehat Multifarm masih bersifat sederhana. Pemilik berperan sebagai direktur yaitu pemegang kekuasaan dan keputusan atas perusahaan yang membawahi dua bidang usaha yaitu bidang usaha jamur tiram dan tanaman herbal. Penelitian ini memfokuskan pada usaha jamur tiram. Manajer jamur tiram bertanggung jawab terhadap bagian produksi hingga penjualan. Pada bagian produksi, manajer bertindak sebagai koordianator yang membawahi 15 orang karyawan yang terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian pembibitan, bagian pembuatan media tanam, serta bagian pemeliharaan dan pemanenan. Bagan struktur organisasi perusahaan dapat ditunjukkan pada Gambar 4.

(2)

16

Gambar 4. Struktur organisasi Sari Sehat Multifarm.

C. OPERASIONAL PERUSAHAAN

Hari kerja pada Sari Sehat Multifarm yaitu enam hari kerja pukul 07.00-15.00. Kegiatan usaha pada budidaya jamur tiram yaitu penyediaan bahan baku dan fasilitas produksi, proses produksi, dan kegiatan pemasaran/penjualan. Bahan baku yang digunakan pada proses budidaya jamur tiram antara lain, serbuk kayu, bekatul/dedak sebagai sumber karbohidrat dan protein, kapur (CaCO3) sebagai pengatur pH dan sumber mineral, jagung giling sebagai penambah glukosa, air, spirtus, dan alkohol 70%. Fasilitas produksi yang dimiliki oleh perusahaan meliputi sarana dan prasarana perusahaan yang meliputi peralatan dan bangunan. Peralatan yang dimiliki oleh perusahaan mencakup peralatan dalam proses produksi dan peralatan laboratorium. Peralatan dalam proses produksi adalah peralatan yang digunakan mulai dari pengomposan, pembuatan media tanam, budidaya jamur tiram hingga panen yaitu cangkul, timbangan, pengayak, cincin bambu, sekop, plastik, kapas, autoclave, sendok tanam, masker, sprayer, dan lampu spirtus. Untuk pembuatan bibit di laboratorium alat yang digunakan adalah tabung reaksi, kompor gas, gelas ukur, panci presto, cawan petri, lampu spirtus dan laminar airflow. Sedangkan bangunan terdiri dari ruang pengomposan, laboratorium, gudang, ruang pembuatan media tanam, ruang sterilisasi, ruang inokulasi, ruang inkubasi, dan kumbung untuk pertumbuhan jamur tiram (growing). Pembuatan ruangan telah disusun secara berurutan untuk memudahkan pekerjaan. Denah penempatan bangunan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Proses produksi terbagi atas dua bagian yaitu pembuatan bibit jamur (pembibitan) dan proses budidaya jamur tiram.

a. Pembuatan Bibit (Pembibitan)

Pembuatan bibit dilakukan sepenuhnya oleh manajer jamur tiram yang berlatar belakang pendidikan di bidang pertanian. Perusahaan telah mampu menghasilkan empat macam strain bibit dengan menggunakan teknik kultur jaringan. Saat ini yang diproduksi dan digunakan perusahaan hanya satu tipe strain. Strain tersebut dipilih berdasarkan permintaan pasar yang menganggap strain tersebut paling bagus karena daya simpannya cukup lama dibandingkan dengan strain-strain yang lain. Pembuatan bibit induk dilakukan melalui dua tahapan pekerjaan, yaitu pembuatan media tanam dan inokulasi. Media tanam yang digunakan dalam pembuatan bibit induk dibuat dengan menggunakan bahan dasar campuran jagung giling, bekatul, serta hasil pengomposan serbuk kayu dan kapur. Pemilihan bahan dasar untuk

Direktur

Manajer Produksi Jamur Tiram Bagian Produksi

Herbal

Bagian Pembibitan Bagian Pembuatan Media Tanam

Bagian Pemeliharaan dan

(3)

17

pembuatan media tanam bibit dilakukan dengan pertimbangan jagung giling mempunyai kandungan nutrisi yang lebih banyak, sehingga diharapkan jamur tiram dapat tumbuh dengan baik. Presentase bahan-bahan untuk pembuatan media tanam adalah sebagai berikut :

- Serbuk kayu yang telah dikomposkan : 100 % (misalkan)

- Jagung giling : 5-10% % dari serbuk kayu

- Bekatul : 30% dari serbuk kayu

- Air : 60% dari serbuk kayu

Serbuk kayu dan kapur hasil pengomposan dicampur dengan jagung giling, bekatul dan air kemudian dimasukkan ke dalam botol. Proses selanjutnya yaitu menutup botol dari media yang telah dipadatkan menggunakan kapas, serta disterilisasi pada suhu 1210C tekanan 1,1 atm selama 30 menit. Media tanam bibit yang telah disterilisasi didinginkan selama 24 jam. Kemudian tahap selanjutnya adalah inokulasi kultur murni ke dalam media bibit induk. Sebagian kultur murni yang ada di dalam tabung reaksi diambil dengan jarum di atas lampu spirtus dan dimasukkan ke dalam media bibit induk. Setelah dilakukan inokulasi, bibit diinkubasi pada suhu 26-280C sampai seluruh media penuh oleh miselia jamur yang berwarna putih, yaitu kira-kira selama dua sampai empat minggu. Bibit yang diproduksi digunakan untuk kegiatan produksi perusahaan. Selain itu, bibit juga dijual kepada konsumen yang tersebar di wilayah Jawa Barat. Produksi bibit tidak dilakukan setiap hari tetapi empat kali dalam seminggu.

Gambar 5. Proses pembibitan jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm.

Pencampuran bahan Serbuk Kayu dan

Kapur Pertanian

Pengomposan

Sterilisasi

Pendinginan Bekatul, Jagung

giling, dan Air

Media tanam bibit

Bibit Induk Inokulasi

Inkubasi Pewadahan dalam botol

(4)

18

b. Proses budidaya jamur tiram

Proses budidaya jamur tiram dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Proses budidaya jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm.

1. Pengomposan

Pengomposan dilakukan dengan cara menimbun campuran serbuk kayu dan kapur pertanian sebanyak 2% dari serbuk kayu, kemudian timbunan ditutup dengan rapat menggunakan plastik selama tiga hari. Proses pengomposan yang baik ditandai dengan kenaikan suhu timbunan sekitar 50ºC. Kadar air campuran atau kompos diatur pada RH 50-60% dan pH 6-7. Setelah tiga hari, kompos baru bisa digunakan untuk proses produksi.

Pembungkusan Serbuk Kayu dan

Kapur Pertanian

Pengomposan

Sterilisasi

Pendinginan Bekatul, Jagung

giling, dan Air

Media tanam/bag log

Jamur Tiram Inokulasi

Inkubasi

Growing (Pertumbuhan)

Panen dan Pascapanen Bibit

(5)

19

Gambar 7. Proses pengomposan serbuk kayu dan kapur pertanian.

2. Pencampuran bahan

Pencampuran bahan media tanam dilakukan dengan mencampurkan serbuk kayu dan kapur hasil pengomposan dengan bekatul, jagung giling, dan air. Adapun perbandingan antara serbuk kayu, bekatul, jagung giling dan air adalah sebagai berikut :

Serbuk kayu yang telah dikomposkan : 100 % (misalkan)

Bekatul : 10-20% dari serbuk kayu

Jagung giling : 0.5-1% dari serbuk kayu

Air : 60% dari serbuk kayu

Pencampuran bahan dilakukan secara manual dengan memakai alat cangkul dan sekop pasir. Pencampuran harus dilakukan secara merata, agar tidak terjadi gumpalan (homogen).

Gambar 8. Proses pencampuran bahan media tanam.

3. Pembungkusan

Pembungkusan menggunakan plastik polypropylene (PP) karena jenis plastik ini relatif tahan terhadap panas. Plastik yang digunakan berukuran 17 x 35 cm. Pengisian media ke dalam plastik, dilakukan secara manual. Pembungkusan dilakukan dengan cara memasukkan bahan-bahan yang telah dicampurkan ke dalam plastik, kemudian bahan tersebut dipadatkan dengan menggunakan botol. Media yang kurang padat akan menyebabkan hasil panen tidak optimal, karena media cepat menjadi busuk sehingga produktivitas menurun. Setelah media dipadatkan, ujung plastik disatukan dan dipasang cincin yang terbuat dari bambu kecil pada bagian leher plastik.

(6)

20

Gambar 9. Proses pembungkusan bag log.

Gambar 10. Bag log siap disterilisasi.

4. Sterilisasi

Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk menginaktifkan mikroba, baik bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 80-90ºC selama enam sampai delapan jam. Proses sterilisasi menggunakan autoclave dengan bahan bakar kayu bakar. Kapasitas

autoclave adalah 1000 baglog, namun perusahaan memproduksi 950 bag log/hari, hal ini

dilakukan agar ada ruang dalam autoclave sehingga proses sterilisasi berjalan sempurna .

(7)

21

5. Pendinginan

Pendinginan merupakan proses menurunkan suhu media tanam hingga mencapai suhu kira-kira 29oC agar bibit yang akan di tanam ke dalam bag log tidak mati. Proses pendinginan dilaksanakan selama 24 jam. Ruangan untuk mendinginkan berupa kamar yang berfungsi juga sebagai ruang inokulasi (ruang penanaman bibit).

6. Inokulasi

Proses inokulasi merupakan proses yang menentukan keberhasilan panen. Inokulasi adalah proses pengisian bibit ke dalam media tanam. Agar inokulasi dapat berhasil dengan baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan kegiatan ini yaitu kebersihan, kualitas bibit, serta teknik inokulasi.

Kebersihan meliputi kebersihan alat, tempat dan sumberdaya/pelaksananya.

Kualitas bibit merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya jamur tiram. Pada proses ini bibit yang digunakan berasal dari bibit yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri.

Teknik inokulasi dilakukan dengan teknik taburan. Media yang telah diisi bibit selanjutnya ditutup dengan menggunakan kapas sisa pintalan. Penutupan media dimaksudkan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan miselia jamur karena miselia jamur tumbuh dengan baik pada kondisi tidak terlalu banyak oksigen. Apabila penutupan dilakukan dengan rapat, maka pertumbuhan miselia akan terhambat dan akan berakibat kurang baik dalam pembentukan tubuh buahnya.

Gambar 12. Proses inokulasi bibit jamur tiram.

7. Inkubasi

Tahap inkubasi adalah tahap pertumbuhan miselia jamur. Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan media yang telah diisi dengan bibit pada kondisi tertentu agar miselia jamur tumbuh. Suhu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan miselia adalah antara 25-30ºC dengan kelembaban 50-60%. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata. Waktu yang dibutuhkan untuk tahap inkubasi adalah selama 35 hari. Kebersihan alat dan tempat juga menentukan keberhasilan panen jamur tiram. Proses ini harus dijaga kesterililannya untuk mencegah kontaminasi yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan miselia.

(8)

22

Gambar 13. Proses inkubasi.

8. Growing (pertumbuhan)

Tahap growing adalah tahap pertumbuhan atau budidaya jamur. Media tumbuh jamur yang sudah putih oleh miselia jamur setelah berumur 35 hari dipindahkan ke kumbung. Langkah pertama adalah membuka plastik media tumbuh yang sudah penuh dengan miselia jamur. Pembukaan media bertujuan untuk memberikan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan tubuh buah jamur. Oksigen yang cukup memberikan kesempatan bagi jamur untuk membentuk tubuh buah dengan baik. Satu sampai dua minggu setelah dilakukan pembukaan, biasanya akan tumbuh tubuh buah. Tubuh buah yang sudah tumbuh tersebut selanjutnya dibiarkan selama dua sampai tiga hari, atau sampai tercapai pertumbuhan yang optimal. Apabila jamur yang sudah tumbuh tersebut dibiarkan terlalu lama, maka bentuk jamur tersebut akan kurang baik dan daya simpannya menurun.

Gambar 14. Kumbung pertumbuhan jamur tiram.

Pada tahap pertumbuhan jamur dirawat dengan cara mengatur suhu kumbung yaitu pada suhu 25-27ºC dan mempertahankan kelembaban media tanam yaitu dengan kelembaban 80-90 persen. Pengukuran suhu dapat dilakukan dengan menggunakan termometer ruang, sedangkan pengukuran kelembaban dengan menggunakan thermohygrometer yang dipasang pada ruang budidaya. Kondisi tersebut harus dipertahankan dengan melakukan penyiraman atau penyemprotan dengan menggunakan air bersih. Penyemprotan dilakukan agar pertumbuhan jamur tiram tetap dalam kondisi yang baik dengan menggunakan sprayer.

(9)

23

Gambar 15. Proses pertumbuhan jamur tiram di dalam kumbung.

9. Panen dan Pascapanen

Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal. Panen dilakukan setiap hari dengan melihat diameter jamur, yaitu rata-rata antara 5-10 cm. Panen dilakukan pada waktu pagi hari dan secara manual dengan pencabutan jamur langsung dari media tanamnya. Pemanenan perlu dilakukan dengan mencabut keseluruhan rumpun hingga akar-akarnya untuk menghindari adanya akar atau batang yang tertinggal. Bagian jamur yang tertinggal dapat membusuk, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan media serta dapat merusak pertumbuhan jamur yang lain. Produksi rata-rata per bag log sebesar 370 gram. Pemanenan dilakukan setiap hari dengan hasil panen rata-rata 50 kg/hari. Pemanenan dilakukan pada pagi hari karena tengkulak/pengecer datang pada pagi hari.

(10)

24

Gambar 17. Hasil pemanenan jamur tiram.

Pemanenan dilakukan dengan meletakkan jamur dalam keranjang panen. Ujung pangkal jamur yang kotor dibersihkan menggunakan pisau lalu dimasukkan ke dalam plastik kemudian ditimbang. Pengemasan dimasukkan pada kantong plastik 5 kg. Bag log yang telah dipanen harus dibersihkan dari sisa jamur dan akar yang masih menempel. Ruangan kumbung juga dibersihkan dari sisa-sisa panen karena akan menyebabkan timbulnya hama yang dapat menyerang bag log.

Gambar 18. Proses pascapanen jamur tiram.

(11)

25

Perusahaan memproduksi tiga jenis produk yaitu jamur tiram, bibit jamur tiram dan media tanam (bag log). Pemasaran produk masih dilakukan secara pasif, yaitu menunggu calon pembeli atau konsumen datang ke perusahaan. Konsumen bibit terdiri dari para perusahaan kecil yang datang dari berbagai wilayah di Bogor dan sekitarnya. Harga jual jamur tiram di tingkat tengkulak sebesar Rp. 7.000/kg. Harga jual bag log sebesar Rp. 1.800/bag log dan harga jual bibit sebesar Rp. 3.500/botol.

Gambar

Gambar 4. Struktur organisasi Sari Sehat Multifarm.
Gambar 5. Proses pembibitan jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm.
Gambar 7. Proses pengomposan serbuk kayu dan kapur pertanian.
Gambar 9. Proses pembungkusan bag log.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya, khususnya untuk mengetahui dan

Untuk silabus guru sudah ada dari pusat hal ini dapat dilihat hasil wawancara 6 dan data observasi 7 bahwa setiap guru sudah mempunyai silabus untuk

Pada DM tipe I yang tergantung pada insulin biasanya digunakan Human Monocommponent Insulin (40 UI dan 100 UI/ml injeksi), yang beredar adalah Actrapid. Injeksi

Perwakilan dan Partai Politik, Jakarta: Gema Insani Press. Hukum dan Hukum Pidana.. pembuat delik itu. 11 Maka bila dihubungkan dengan kalimat pemidanaan, bahwa pemidanaan

Pengamatan observer terhadap pembelajaran yang menunjukkan karakteristik pembelajaran sebagai berikut: (1) guru model melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang

Dengan usulan rancangan produk fasilitas kerja yang baru seperti : gawangan batik, bak pewarnaan kain batik, jemuran kain batik, kursi membatik, meja batik,

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan pajak berdasarkan hasil wawancara dengan informan, antara lain sikap Wajib Pajak dalam pelaksanaan pemeriksaan pajak,

TENTANG : JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.. JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN