• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPESIFIKASI PERANGKAT LUNAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SPESIFIKASI PERANGKAT LUNAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SPESIFIKASI PERANGKAT LUNAK

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak

Dosen Pembimbing : Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM

Disusun Oleh :

Fadhilla Eka Hentino / 41813120051

UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA FAKULTAS ILMU KOMPUTER

JURUSAN SISTEM INFORMASI

April 2015

(2)

Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL)

I. Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak

Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak atau Software Requirements Specification (SRS) adalah sebuah dokumen yang berisi pernyataan lengkap dari apa yang dapat dilakukan oleh perangkat lunak, tanpa menjelaskan bagaimana hal tersebut dikerjakan oleh perangkat lunak. Suatu SKPL harus mencantumkan tentang deskripsi lengkap dari semua antarmuka yang ada dalam sistem yang dapat menghubungkan sistem dengan lingkungannya, mencakup antarmuka untuk perangkat keras, perangkat lunak, komunikasi dan pemakai.

SKPL bisa terdiri dari banyak dokumentasi yang saling melengkapi. Suatu SKPL harus dapat menguraikan definisi masalah, dan menguraikan masalah dengan tepat dengan cara yang tepat pula.

II. Tujuan Pembuatan SKPL

Ada beberapa tujuan pembuatan SKPL,dan itu tergantung kepada siapa yang menulisnya.

Pertama, SKPL dapat ditulis oleh pemakai potensial (pelanggan) dari sistem, dan kedua oleh pengembang sistem.

Untuk kasus pertama, tujuan penulisan SKPL adalah untuk mendefinisikan keinginan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk penjelasan umum. Untuk yang kedua, tujuan pembuatan SKPL adalah:

 Sarana komunikasi antara pelanggan, pemakai, analis, dan perancang perangkat lunak.

 Dasar untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pengujian sistem.

 Acuan untuk melakukan perbaikan dan perubahan perangkat lunak.

Sedangkan manfaat dan kegunaan SKPL menurut Witarto[WIT04] dari IEEE, adalah

 Memastikan kesamaan antara kebutuhan untuk pengembangan dengan kebutuhan yang ditulis didalam dokumen.

-

(3)

 Mendefinisikan kerangka kerja bersama untuk proses-proses pengembangan perangkat lunak.

 Memperjelas peran dan antarmuka bagi para pihak yang terlibat dalam proses pengembangan perangkat lunak.

 Memperjelas jenis dan isi dokumen.

 Mengenali tugas, tahapan, baseline, aktivitas kaji ulang, dan dokumentasinya.

 Belajar pendekatan praktis yang diterapkan didunia industri.

 Menghilangkan persoalan-persoalan seperti yang pernah dialami masa lalu.

III. Syarat Pembentukan SKPL

Ada empat syarat yang harus diperhatikan saat pembentukan SKPL, yaitu:

1. Mudah diidentifikasi

2. Diuraikan dengan jelas, simple, sederhana, dan concise (jelas, tidak ambiguous) 3. Bisa divalidasi dan bisa dites (test reliable, test accessable)

4. Mampu untuk ditelusuri kembali (tracebility)

IV. Karakteristik SKPL yang baik

Karakterisitk SKPL yang baik adalah sebagai berikut:

1. Benar

SKPL dianggap benar jika dan hanya jika setiap kebutuhan yang tercantum dalam dokumen adalah kebutuhan yang akan dipenuhi oleh perangkat lunak. Tidak ada tools atau prosedur yang dapat menjamin kebenaran. Untuk memverifikasinya, SKPL harus

diperbandingkan dengan spesifikasi-spesifikasi yang mendahuluinya (misalnya kontrak, request for proposal, system specification, dan lain-lain).

(4)

2. Tidak Ambigu

SKPL tidak ambigu jika dan hanya jika setiap kebutuhan yang ditetapkan hanya memiliki satu interpretasi. Minimum kebutuhan dari setiap karakteristik produk akhir dijelaskan dalam satu istilah yang unik. Jika istilah tersebut memiliki banyak arti, pada harus diberikan penjelasan.

Jadi SKPL tidak boleh membingungkan baik bagi pembuat ataupun yang akan menggunakannya.

Contoh pernyataan kebutuhan yang ambigu :

“Perangkat Lunak FulanSoft menampilkan data Fulan di layar monitor dengan cukup cepat”.

Contoh yang lebih baik dari pernyataan tersebut adalah :

“Perangkat Lunak FulanSoft menampilkan data Fulan di layar monitor dalam waktu maksimum 3 detik setelah permintaan tampilan data diajukan (submit)

3. Lengkap

SKPL adalah lengkap jika dan hanya jika sudah melibatkan elemen-elemen berikut:

 Semua kebutuhan-kebutuhan penting sudah tercakup (fungsionalitas, performansi, batasan perancangan, atribut atau antar muka eksternal). Jika ada spesifikasi lain yang telah menguraikan kebutuhan eksternal dari perangkat lunak bersangkutan, maka spesifikasi tersebut harus diacu atau dijadikan dasar (bila ada spesifikasi tambahan)

 Definisi semua jenis masukan pada berbagai situasi, baik untuk masukan yang valid maupun tidak.

 Referensi yang lengkap dari setiap gambar, tabel dan diagram pada SKPL, dan disertai dengan semua istilah yang digunakan dan unit yang digunakan sebagai pengukuran (bila ada).

Biasanya Penggunaan istilah ‘TBD’ atau ‘To Be Defined’ atau ‘Sedang dalam

pengembangan’ menunjukkan SKPL yang tidak lengkap. Tetapi bagaimana pun istilah tersebut sering harus digunakan. Pada kasus tersebut harus disertai dengan penjelasan yang menyertai pernyataan tersebut (misalnya kenapa suatu jawaban belum ditemukan), sehingga situasi tersebut

(5)

dapat diselesaikan. Selain itu perlu didefinisikan cara menghilangkan pernyataan tersebut, dengan memberikan juga siapa yang bertanggung jawab, dan kapan harus sudah dihilangkan.

4. Konsisten

Yang dimaksud di sini adalah konsistensi internal. Jika suatu SKPL tidak mengacu ke dokumen lain yang sifatnya memiliki tingkat lebih tinggi (lebih dahulu ada, atau secara sistem lebih luas cakupannya), maka SKPL tersebut tidak benar. Suatu dokumen tidak konsisten secara internal jika dan hanya jika tidak ada kebutuhan yang konflik. Ada tiga tipe yang dapat

menyebabkan konflik dalam SKPL :

a. Karakteristik yang ditentukan pada objek nyata mungkin konflik. Misalnya:

 Suatu spesifikasi kebutuhan menerakan bahwa format laporan keluaran dinyatakan sebagai tabel, tetapi pada pada kebutuhan lain berbentuk tekstual.

 Suatu spesifikasi kebutuhan menyatakan suatu hal yang secara logis bertentangan dengan pernyataan lain

b. Kemungkinan ada konflik logika antara dua aksi, misalnya:

 Suatu kebutuhan mungkin menetapkan bahwa program harus menjumlah dua masukan dan kebutuhan lain mungkin menentukan harus dikali.

 Suatu kebutuhan menyatakan bahwa suatu status A akan mengikuti status B, tetapi pernyataan lain menyatakan status B yang akan mengikuti A.

c. Dua atau lebih kebutuhan mungkin menggambarkan atau mewakili objek dunia nyata yang sama. Namun demikian, gunakanlah istilah yang berbeda untuk menjelaskan kebutuhan yang berbeda. Misalnya suatu program yang meminta masukan dari pengguna mungkin disebut sebagai masukan, tetapi pada kebutuhan lain mungkin disebut panduan bagi pengguna.

(6)

5. Berurutan Sesuai Berdasarkan Skala Prioritas

Suatu SKPL diurutkan berdasarkan tingkat kepentingan/kestabilan dari setiap

kebutuhannya. Hal tersebut dapat diberikan suatu tanda untuk menunjukkan kepentingan atau kestabilannya. Umumnya semua kebutuhan yang berhubungan dengan produk perangkat lunak tidak memiliki tingkat kepentingan yang sama. Beberapa kebutuhan mungkin bersifat harus, khususnya untuk aplikasi yang kritis, sementara yang lain bersifat diinginkan.

Setiap kebutuhan dalam SKPL harus diidentifikasi agar perbedaan tingkat kepentingan ini jelas dan eksplisit. Pengenalan kebutuhan yang ada dengan cara berikut mungkin akan dapat membantu :

 Pelanggan harus memberikan pemikiran yang rinci terhadap kebutuhannya. Seringkali ini akan memperjelas setiap asumsi yang sebelumnya tersembunyi.

 Pengembang harus menghasilkan keputusan/pilihan perancangan yang benar dan masing- masing memusatkan usaha dengan tingkat kesungguhan yang berbeda-

 beda pada bagian yang berbeda-beda dari perangkat lunak.

6. Dapat Diverifikasi

Suatu SKPL disebut dapat diverfikasi, jika dan hanya jika setiap kebutuhan yang dinyatakan di dalamnya dapat diverifikasi. Suatu kebutuhan dapat diverifikasi jika dan hanya jika ada suatu proses yang tepat (cost-effective) dan dapat dilakukan (limited) untuk memeriksa apakah suatu produk perangkat lunak sudah memenuhi kebutuhan. Jadi secara umum, kebutuhan yang ambigu tidak dapat diverifikasi.

Kebutuhan yang tidak dapat diverifikasi termasuk pernyataan seperti “bekerja dengan baik”, “interaksi manusia yang baik” atau “biasanya terjadi”. Kebutuhan-kebutuhan ini tidak dapat diverikasi karena hampir tidak mungkin mendefinisikan istilah baik, atau biasanya.

Pernyataan “program jangan pernah masuk ke pengulangan yang tidak terbatas (infinite-loop)”

juga tidak dapat diverifikasi, karena pengujian kualitas ini secara teori tidak mungkin. Contoh pernyataan yang dapat diverifikasi: “Keluaran program harus diproduksi dalam 20 detik dan

(7)

harus diproduksi lagi selama 30 detik”. Statement tersebut dapat diverifikasi karena penggunaan istilah dan kuantitas yang terukur.

7. Dapat Dimodifikasi

SKPL dapat dimodifikasi, jika dan hanya jika strukturnya memungkinkan setiap

perubahan terhadap kebutuhan dapat dibuat dibuat secara mudah, lengkap dan konsisten, dengan tetap mempertahankan struktur dan gaya yang digunakan. Kemampuan dapat dimodifikasi umumnya menuntut SKPL yang,

 memiliki organisasi yang mudah digunakan dengan daftar isi, indeks dan cross- reference

 tidak ada redundansi (duplikasi yang tidak perlu). Jadi suatu kebutuhan tidak muncul lebih dari satu tempat di SKPL.

 Setiap satu kebutuhan utuh sebaiknya dinyatakan secara terpisah, yaitu tidak dicampur dengan spesifikasi kebutuhan lainnya.

Redundansi sendiri bukanlah suatu kesalahan, tetapi adalah salah satu sumber kesalahan.

Redundansi dapat membantu membuat SKPL menjadi lebih mudah dibaca, tetapi akan

menimbulkan masalah jika ada perbaikan terhadap dokumen yang redundan. Misalnya jika suatu kebutuhan diubah hanya pada satu dokumen sedangkan yang lainnya tidak, maka akan

menimbulkan ketidak-konsistenan. Jika memang redundansi diperlukan, SKPL harus menyertakan cross-reference yang eksplisit yang membuatnya dapat mudah dimodifikasi.

8. Orang Yang Terlibat Dalam Pembuatan SKPL

 Pemakai (user)

Kelompok orang yang mengoperasikan/menggunakan produk final dari perangkat lunak yang dibuat.

 Client

Orang atau perusahaan yang mau membuat sistem (yang menentukan).

(8)

 System analyst (system engineer)

Kelompok orang yang biasa melakukan kontak teknik pertama dengan client. Bertugas menganalisis persoalan, menerima requirement dan menulis requirement.

 Software engineer

Kelompok orang yang bekerja setelah kebutuhan perangkat lunak dibuat (bekerja sama dengan system engineer saat mendefinisikan kebutuhan perangkat lunak dam membuat deskripsi perancangannya).

 Programmer

Kelompok orang yang menerima spesifikasi perancangan perangkat lunak, membuat kode dalam bentuk modul, menguji dan memeriksa (tes) modul.

 Test integration group

Kelompok orang yang melakukan tes dan mengintegrasi modul.

 Maintenance group

Kelompok orang yang memantau dan merawat performansi sistem perangkat lunak yang dibuat selama pelaksanaan dan pada saat modifikasi muncul (80% dari pekerjaan).

 Technical Support

Orang-orang yang mengelola (manage) pengembang perangkat lunak, termasuk konsultan atau orang yang mempunyai kepandaian lebih tinggi.

 Staff dan Clerical Work

Kelompok orang yang bertugas mengetik, memasukkan data, membuat dokumen.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

http://power.lecture.ub.ac.id/files/2011/11/Panduan-Penulisan-SKPL.pdf https://nerims.files.wordpress.com/2013/04/rekayasa-perangkat-lunak.pdf

Referensi

Dokumen terkait

ASEAN Senior Officials Meeting on Youth (SOMY), and other relevant ASEAN Sectoral Ministerial Bodies to take necessary efforts to implement the ASEAN Youth

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya, sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW sehingga penulis dapat

Yang diharapkan akan terjadi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). Namun kendala saat ini adalah kurangnya waktu untuk melaksanakan

[r]

School Operational Assistance (BOS) is from government to be allocated to the education institution in the nine years compulsory education, namely elementary

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif dan keberartian Antara Persepsi Dan Penguasaan Teori Dengan Kemampuan praktek dari Siswa Kelas XI Jurusan Teknik

Penelitian ini bertujuan: (1)Untuk mengetahui pengaruh luas lahan terhadap produksi tanaman kopi,(2) Untuk mengetahui pengaruh modal terhadap produksi tanaman kopi,(3) Untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui pembelajaran dengan media rintangan pada siswa SMA Negeri 1 Kota