• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1. Hasil Penelitian

4.1.1. Rekapitulasi Temuan Audit dan Penyebab Temuan

Hasil pengumpulan data temuan dan penyebab audit operasional yang dilakukan oleh Inpektorat Jenderal DESDM di lingkungan unit Eselon I Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Satuan Kerja Listrik Perdesaan PT. PLN (Persero) serta Dinas Pertambangan dan Energi selama kurun waktu tahun anggaran 2006 sampai dengan 2008 sebagai berikut :

- Jumlah obyek pemeriksaan tahun anggaran 2006 sebanyak 159 obyek - Jumlah obyek pemeriksaan tahun anggaran 2007 sebanyak 159 obyek - Jumlah obyek pemeriksaan tahun anggaran 2008 sebanyak 127 obyek

Temuan pemeriksaan Inspektorat Jenderal antara lain : - Temuan Audit tahun anggaran 2006 sebanyak 682 temuan - Temuan Audit tahun anggaran 2007 sebanyak 609 temuan - Temuan Audit tahun anggaran 2008 sebanyak 642 temuan

Jenis-jenis temuan secara rinci dapat dilihat pada tabel temuan audit tahun

2006-2008 pada tabel 4.1.

(2)

Tabel 4.1. Temuan Audit Tahun 2006-2008

No Jenis Temuan

2006 2007 2008

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Kasus yang merugikan Negara 2 0,29 4 0,66 9 1,40

2 Kewajiban penyetoran kepada Negara 10 1,47 17 2,79 27 4,21 3 Pelanggaran terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku

88 12,90 52 8,54 36 5,61 4 Pelanggaran terhadap prosedur dan tata

kerja yang telah ditetapkan

166 24,34 166 27,26 126 19,63 5 Penyimpangan dari ketentuan

pelaksanaan anggaran

50 7,33 42 6,90 43 6,70 6 Hambatan terhadap kelancaran proyek 37 5,43 32 5,25 46 7,17 7 Hambatan terhadap kelancaran togas

pokok

74 10,85 52 8,54 79 12,31 8 Kelemahan administrasi 188 27,57 192 31,53 228 35,51 9 Ketidaklancaran pelayanan kepada

masyarakat

7 1,03 9 1,48 15 2,34 10 Temuan diprogram lainnya 60 8,80 43 7,06 33 5,14

Jumlah 682 100 609 100 642 100

Rata-rata 43 38 21

Sedangkan Penyebab Temuan atau kelemahan yang ada antara lain : - Penyebab Kondisi tahun anggaran 2006 sebanyak 564 temuan - Penyebab Kondisi tahun anggaran 2007 sebanyak 678 temuan - Penyebab Kondisi tahun anggaran 2008 sebanyak 649 temuan

Jenis-jenis Penyebab Temuan atau kelemahan secara rinci dapat dilihat

pada tabel temuan audit tahun 2006-2008 pada tabel 4.2.

(3)

Tabel 4.2. Penyebab Temuan Audit Tahun 2006-2008

No Jenis Penyebab

2006 2007 2008

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Kelemahan dalam Organisasi

3 0,44 5 0,89 2 0,31 2 Kelemahan dalam Kebijakan

31 4,57 19 3,37 23 3,54 3 Kelemahan dalam Perencanaan

110 16,22 63 11,17 63 9,71 4 Kelemahan dalam Pembinaan Personil

65 9,59 62 10,99 49 7,55 5 Kelemahan dalam Prosedur

64 9,44 34 6,03 37 5,70 6 Kelemahan dalam Pencatatan dan Pelaporan

344 50,74 363 64,36 426 65,64 7 Kelemahan dalam Reviu/Pengawas Internal

61 9,00 18 3,19 49 7,55 Jumlah Penyebab 678 100 564 100 649 100

Rata-rata Penyebab 24 35 22

(4)

4.1.2. Trend Jenis Temuan dan Kelemahan Pengendalian Internal berdasarkan Penyebab

4. 1. 2. 1. Trend Jenis Temuan

2 4 9 10

17 27 88

52 36

166166 126

50 42 43 37 32

46 74

52 79

188 192 228

7 9 15

60 43

33

0 50 100 150 200 250

Kasus y ang merugikan Negara

Kewajiban peny etoran kepada Negara

Pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan y ang

berlaku

Pelanggaran terhadap prosedur dan tata kerja y ang telah ditetapkan

Peny impangan dari ketentuan pelaksanaan

anggaran

Hambatan terhadap kelancaran

proy ek

Hambatan terhadap kelancaran togas

pokok

Kelemahan administrasi

Ketidaklancaran pelay anan

kepada masy arakat

Temuan diprogram

lainny a

Grafik 4. 1. Trend Jenis Temuan Tahun 2006, 2007 dan 2008

2006

2007

2008

(5)

4. 1. 2. 2. Trend Kelemahan Pengendalian Internal berdasarkan Penyebab

3 5 2 31 19 23

110

63 63 65

62 49 64 34 37

344363 426

61 18

49

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Kelemahan dalam Organisasi

Kelemahan dalam Kebijakan

Kelemahan dalam Perencanaan

Kelemahan dalam Pembinaan

Personil

Kelemahan dalam Prosedur

Kelemahan dalam Pencatatan dan

Pelaporan

Kelemahan dalam Reviu/Pengawas

Internal

Grafik 4. 2. Trend Kelemahan Sistem Pengendalian Manajemen berdasarkan Penyebab Temuan Audit Tahun 2006, 2007 dan 2008

2006 2007 2008

4.1.3. Korelasi Penyebab dengan Temuan Audit

Uji Korelasi dilakukan dengan menggunakan Temuan yang dominan dan berulang dengan variabel penyebab temuan.

Persamaan yang digunakan untuk melakukan uji korelasi adalah persamaan Pearson yaitu :

di mana :

r = Koefisien Korelasi

(6)

X = Jumlah penyebab temuan Y = Jumlah Temuan

n = 3 tahun Anggaran

Pengujian korelasi antara temuan dengan penyebab dilakukan terhadap temuan pelanggaran prosedur dan tata kerja yang ditetapkan dan temuan kelemahan administrasi sebagai berikut : 1. Korelasi Jumlah Penyebab yang Terkait dengan Temuan

Pelanggaran Prosedur dan Tata Kerja yang Ditetapkan

ƒ Kelemahan dalam Organisasi

No X Y X

2

Y

2

XY 1 3 166 9 27556 498 2 5 166 25 27556 830 3 2 126 4 15876 252 Σ 10 458 38 70988 1580

r 0,756

ƒ Kelemahan dalam Kebijakan

No X Y X

2

Y

2

XY 1 31 166 961 27556 5146 2 19 166 361 27556 3154 3 23 126 529 15876 2898 Σ 73 458 1851 70988 11198

r 0,18898

ƒ Kelemahan dalam Perencanaan

No X Y X

2

Y

2

XY 1 110 166 12100 27556 18260 2 63 166 3969 27556 10458 3 63 126 3969 15876 7938 Σ 236 458 20038 70988 36656

r 0,50

(7)

ƒ Kelemahan dalam Pembinaan Personil

No X Y X

2

Y

2

XY 1 65 166 4225 27556 10790 2 62 166 3844 27556 10292 3 49 126 2401 15876 6174 Σ 176 458 10470 70988 27256

r 0,98

ƒ Kelemahan dalam Prosedur

No X Y X

2

Y

2

XY 1 64 166 4096 27556 10624 2 34 166 1156 27556 5644 3 37 126 1369 15876 4662 Σ 135 458 6621 70988 20930

r 0,42

ƒ Kelemahan dalam Pencatatan dan Pelaporan

No X Y X

2

Y

2

XY 1 344 166 118336 27556 57104 2 363 166 131769 27556 60258 3 426 126 181476 15876 53676 Σ 1133 458 431581 70988 171038

r -0,98

ƒ Kelemahan dalam Reviu/Pengawas Internal

No X Y X

2

Y

2

XY 1 61 166 3721 27556 10126 2 18 166 324 27556 2988 3 49 126 2401 15876 6174 Σ 128 458 6446 70988 19288

r -0,25

(8)

2. Korelasi Jumlah Penyebab yang Terkait dengan Temuan Kelemahan Administrasi

ƒ Kelemahan dalam Organisasi

No X Y X

2

Y

2

XY 1 3 188 9 35344 564 2 5 192 25 36864 960 3 2 228 4 51984 456 Σ 10 608 38 124192 1980

r -0,69

ƒ Kelemahan dalam Kebijakan

No X Y X

2

Y

2

XY 1 31 188 961 35344 5828 2 19 192 361 36864 3648 3 23 228 529 51984 5244 Σ 73 608 1851 124192 14720

r -0,28

ƒ Kelemahan dalam Perencanaan

No X Y X

2

Y

2

XY 1 110 188 12100 35344 20680 2 63 192 3969 36864 12096 3 63 228 3969 51984 14364 Σ 236 608 20038 124192 47140

r -0,58

ƒ Kelemahan dalam Pembinaan Personil

No X Y X

2

Y

2

XY 1 65 188 4225 35344 12220 2 62 192 3844 36864 11904 3 49 228 2401 51984 11172 Σ 176 608 10470 124192 35296

r -1,00

(9)

ƒ Kelemahan dalam Prosedur

No X Y X

2

Y

2

XY 1 64 188 4096 35344 12032 2 34 192 1156 36864 6528 3 37 228 1369 51984 8436 Σ 135 608 6621 124192 26996

r -0,50

ƒ Kelemahan dalam Pencatatan dan Pelaporan

No X Y X

2

Y

2

XY 1 344 188 118336 35344 64672 2 363 192 131769 36864 69696 3 426 228 181476 51984 97128 Σ 1133 608 431581 124192 231496 r 0,99

ƒ Kelemahan dalam Reviu/Pengawas Internal

No X Y X

2

Y

2

XY 1 61 188 3721 35344 11468 2 18 192 324 36864 3456 3 49 228 2401 51984 11172 Σ 128 608 6446 124192 26096

r 0,16

4.1.4. Uji Signifikansi Hubungan Penyebab dengan Temuan Audit

Pengujian Signifikansi dilakukan menggunakan tabel t product moment (seperti dalam lampiran) dengan nilai dk = n-2 = 3-2 = 1, taraf kesalahan 5% maka t tabel adalah 12,706.

Dengan persamaan :

1

2

2 r n t r

= −

(10)

dapat dihitung t hitung untuk setiap harga korelasinya antara lain : 1. Signifikansi Korelasi Jumlah Penyebab yang Terkait dengan

Temuan Pelanggaran Prosedur dan Tata Kerja yang Ditetapkan

a. Signifikansi Kelemahan Organisasi 1,15 b. Signifikansi Kelemahan Kebijakan 0,192 c. Signifikansi Kelemahan Perencanaan 0,577 d. Signifikansi Kelemahan Personil 0,577 e. Signifikansi Kelemahan Prosedur 5,581

f. Signifikansi Kelemahan Pencatatan/Pelaporan -4,406 g. Signifikansi Kelemahan Reviu Internal 0,255

2. Signifikansi Korelasi Jumlah Penyebab yang Terkait dengan Temuan Administrasi

a. Signifikansi Kelemahan Organisasi -0,96 b. Signifikansi Kelemahan Kebijakan - 0,289 c. Signifikansi Kelemahan Perencanaan -0,706 d. Signifikansi Kelemahan Personil -11,547 e. Signifikansi Kelemahan Prosedur -0,577

f. Signifikansi Kelemahan Pencatatan/Pelaporan -7,516

g. Signifikansi Kelemahan Reviu Internal 0,160

(11)

Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Hasil uji signifikansi, t hitung berada di daerah penerimaan Ho maka dapat dinyatakan hipotesa nol yang menyatakan tidak ada hubungan antara penyebab dengan temuan diterima.

4. 2. Pembahasan

Berdasarkan penyajian data Tabel 4.1. Temuan Audit kurun waktu Tahun 2006-2008 dan Grafik/Diagram 4.1. Trend temuan Tahun 2006-2008 di atas didapat temuan yang paling dominan dan berulang adalah pelanggaran prosedur dan tata kerja yang ditetapkan dan temuan administrasi.

Fakta ini menunjukkan bahwa pada tahun 2008 ini temuan mengenai pelanggaran prosedur dan tata kerja yang ditetapkan, dari segi jumlah temuan mengalami kenaikan dan berulang sangat tajam dari 166 tahun 2006 berulang sebanyak 166 di tahun 2007 dan mengalami penurunan dan masih berulang sebanyak 126 temuan di tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2008 ini temuan

025 ,

= 0

α α = 0 , 025

+12,706 -12,706

0,95

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penolakan Ho

(12)

mengenai administrasi, dari segi jumlah temuan mengalami kenaikan dan berulang sangat tajam dari 188 tahun 2006 berulang sebanyak 192 di tahun 2007 dan mengalami kenaikan dan berulang sebanyak 118 temuan di tahun 2008

Adanya temuan berulang di lingkungan unit Eselon I Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Satuan Kerja Listrik Perdesaan PT. PLN (Persero) serta Dinas Pertambangan dan Energi menunjukkan kurangsempurnanya dalam memberikan rekomendasi terhadap temuan. Rekomendasi yang dikeluarkan oleh Tim Audit Inspektorat Jenderal DESDM kurang memperhatikan aspek menghilangkan penyebab adanya temuan.

Pada tabel 4.2. Penyebab Temuan Audit Tahun 2006-2008 dan Grafik 4.2.

Trend Kelemahan Sistem Pengendalian Manajemen Tahun 2006-2008 menunjukkan penyebab atau kelemahan Sistem Pengendalian Internal yang diidentifikasi oleh Tim Audit Inspektorat Jenderal DESDM yang paling dominan adalah kelemahan dalam pencatatan dan pelaporan.

Seperti diketahui tujuan dari audit operasional yaitu menghasilkan rekomendasi ke arah perbaikan terhadap pengelolaan aktivitas pengelolaan yang lebih hemat efisien serta efektif untuk menghindari terjadinya kesalahan maupun kelemahan di masa mendatang. Adanya rekomendasi yang tidak efektif dengan tidak menghilangkan penyebab mengakibatkan adanya dominasi dan temuan berulang.

Penyebab merupakan hal terpenting dalam tujuan audit yaitu untuk

menghasilkan rekomendasi ke arah perbaikan di masa datang. Materi penyebab

ini mengungkap tentang mengapa terjadi ketidaksesuaian antara kondisi dengan

(13)

kriteria. Dalam menentukan penyebab, hasil pemeriksaan dalam praktek masih banyak terdapat kelemahan yaitu sebab yang diungkap belum merupakan sebab yang hakiki atau penyebab utama.

Hasil Uji Siginifikansi korelasi antara penyebab dengan temuan yang dominan dan berulang di lingkungan unit Eselon I Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Satuan Kerja Listrik Perdesaan PT. PLN (Persero) serta Dinas Pertambangan dan Energi parameter t hitung berada di daerah penerimaan Ho yang dinyatakan bahwa hipotesa nol ”tidak ada hubungan antara penyebab dengan temuan” diterima. Uji signifikansi penyebab dengan temuan menunjukkan bahwa semua identifikasi penyebab tidak ada kaitannya dengan temuan yang berulang dan dominan. Hal ini menunjukkan bahwa identifikasi penyebab temuan sesuai Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara sudah tidak relevan lagi digunakan dalam melakukan audit di lingkungan Inspektorat Jenderal DESDM.

Kelemahan unsur-unsur pengendalian manajemen yang ditemukan sebagai bahan menyusun rekomendasi ternyata tidak mampu mengurangi adanya temuan berulang yang terjadi. Seperti diketahui lingkungan pengendalian terdiri dari komponen pengendalian keras (hard control) dan Pengendalian lunak (soft control).

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 unsur pengendalian

internal berupa lingkungan pengendalian mensyaratkan bahwa pimpinan Instansi

Pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan

(14)

dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat yang diantaranya melalui komitmen terhadap kompetensi anggota organisasi.

Kemampuan Auditor dalam mendeteksi penyebab utama adanya temuan berulang menunjukkan adanya kelemahan dalam personil Auditor Inspektorat Jenderal dan kurangnya peningkatan kompetensi dalam melakukan audit.

Lingkungan pengendalian keras berupa Sistem Pengendalian Manjemen

yang menjadi fokus pengujian dalam audit dalam penelitian ini tidak terkait

adanya temuan dominan dan berulang. Area pengendalian lunak (soft control)

berupa etika, komitmen terhadap kompetensi dan gaya manajemen tidak pernah

tersentuh dalam pelaksanaan Audit yang dilakukan Inspektorat Jenderal.

Gambar

Tabel 4.1. Temuan Audit Tahun 2006-2008
Tabel 4.2. Penyebab Temuan Audit Tahun 2006-2008
Grafik 4. 1. Trend Jenis Temuan Tahun 2006, 2007 dan 2008
Grafik 4. 2. Trend Kelemahan Sistem Pengendalian Manajemen berdasarkan Penyebab Temuan Audit  Tahun 2006, 2007 dan 2008

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi profesional sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar memiliki syarat-syarat tertentu, karena pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh

remaja santri asrama Sunan Gunung Djati adalah faktor Masyarakat. Usulan topik-topik Bimbingan pribadi sosial yang relevan dalam. menangani kenakalan remaja Santri Asrama

enam (6) kali pengujian yang dilakukan sejak tanggal 20 Juli 2014 sampai dengan 13 Agustus 2014 di Masjid Agung Jawa Tengah, hasil pengukuran arah kiblat

Hasil penelitian ini adalah berupa media pembelajaran berbasis multi representasi bermuatan sains keIslaman dengan output instagram pada materi Hukum Newton yang

Pertanyaan besar tersebut dapat diturunkan menjadi beberapa pertanyaan sehingga dapat lebih tepat dan jelas, (a) Bagaimana Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi melalui Model Investigasi Kelompok Dengan Media Berita Dalam Surat Kabar pada Siswa Kelas X-4 TKJ SMK NU Ungaran

Dari permasalahan di atas, pihak manajemen Dewi Sinta Hotel and Restaurant membutuhkan sebuah aplikasi analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan

Sebagai produsen terbesar dalam teorinya seharusnya Indonesia dan Malaysia memiliki posisi tawar yang kuat dalam pembentukan harga dunia hal ini juga akan berimbas