• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III DESKRIPSI INSTANSI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

27 BAB III

DESKRIPSI INSTANSI

A. Gambaran Umum BPJS Ketenagakerjaan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan merupakan sebuah badan hukum publik yang melindungi tenaga kerja.

BPJS Ketenagakerjaan dalam prakteknya untuk melindungi tenaga kerja memberikan 4 program jaminan yaitu Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Pensiun (JP).

B. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan dulunya bernama PT. Jamsostek. Sejarah berdirinya PT. Jamsostek ini sendiri memiliki proses yang panjang, dimulai dari UU No. 33/1947 jo UU No. 2/1951 tentang Kecelakaan Kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No. 48/1952 jo PMP No. 8/1956 tentang Pengaturan Bantuan untuk Usaha Penyelenggaraan Kesehatan Buruh, PMP No. 15/1957 tentang Pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No. 5/1964 tentang Pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No. 14/1969 tentang Pokok-Pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan. Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 Tahun 1977 tentang Pelaksanaan Program Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja atau pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 1977 tentang Pembentukan Wadah Penyelenggara ASTEK yaitu Perum

Astek. commit to user

(2)

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Kemudian, melalui Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Undang-undang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan Pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”.

Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja.

Kiprah Perusahaan PT Jamsostek (Persero) yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia dengan memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya terus berlanjutnya hingga berlakunya UU No 24 Tahun 2011.

Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1 Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek (Persero) yang bertransformsi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015. commit to user

(3)

Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, BPJS Ketenagakerjaan pun terus meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan sambil mengembangkan berbagai program dan manfaat yang langsung dapat dinikmati oleh pekerja dan keluarganya. Kini dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha saja, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

C. Visi dan Misi BPJS Ketenagakerjaan 1. Visi

BPJS Ketenagakerjaan memiliki visi : “ Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kebanggaan Bangsa, yang Amanah, Bertata kelola Baik serta Unggul dalam Operasional dan Pelayanan”

2. Misi

Melalui Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, BPJS Ketenagakerjaan berkomitmen Untuk:

a. Melindungi dan Menyejahterakan seluruh pekerja dan keluarganya.

b. Meningkatkan produktivitas dan daya saing pekerja.

c. Mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian nasional.

D. Logo BPJS Ketenagakerjaan

Sumber: https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id Gambar 3.1

Logo BPJS Ketenagakerjaan commit to user

(4)

1. Latar Belakang dan Konsep Logo BPJS Ketenagakerjaan

a. Esensi merek BPJS Ketenagakerjaan adalah lambang Jembatan bagi Kesejahteraan Pekerja Indonesia. BPJS Ketenagakerjaan berperan sebagai jembatan yang menghubungkan setiap pekerja Indonesia dengan kesejahteraan selama hidupnya melalui produk dan jasa yang memberikan ketenangan pikiran saat bekerja.

b. BPJS Ketenagakerjaan mempunyai tujuan yang sama dalam merubah logo yaitu melengkapi kesuksesan transformasi terutama di budaya dan sikap dan membawa BPJS Ketenagakerjaan menjadi berkelas dunia.

c. Diharapkan akan sesuai dengan gambaran tentang BPJS Ketenagakerjaan yang ingin disampaikan dalam setiap bentuk komunikasi dengan pelanggan, pemasok, dan antar anggota organisasi sendiri.

2. Arti Warna dalam Logo a. Hijau

Warna hijau melambangkan kesejahteraan. Warna hijau diharapkan dapat merepresentasikan nilai-nilai pertumbuhan, harmoni, kesegaran, stabilitas, dan keamanan.

b. Putih

Warna putih melambangkan integritas. Warna putih diharapkan dapat merepresentasikan kemurnian, kebersihan, dan kesempurnaan sebagai simbol kebaikan.

c. Kuning

Warna kuning melambangkan optimism. Warna kuning diharapkan dapat merepresentasikan optimism, pencerahan, dan kebahagiaan serta memberi harapan akan masa depan yang lebih baik.

d. Biru

commit to user

(5)

Warna biru melambangkan keberlanjutan. Warna biru diharapkan dapat merepresentasikan kepercayaan, kesetiaan, kebijaksanaan, kepercayaan diri, keahlian, dan ketahanan jangka panjang.

3. Penggunaan Lambang

Guna menjamin kesamaan gambaran tentang BPJS Ketenagakerjaan dalam setiap bentuk komunikasi yang terjadi baik kepada pelanggan, pemasok, dan antar anggota organisasi sendiri, maka penggunaan/aplikasi lambang perlu dibakukan pada:

a. Seluruh materi atau dokumen legal BPJS Ketenagakerjaan yang digunakan di seluruh jajaran BPJS Ketenagakerjaan.

b. Seluruh materi dan program promosi eksternal, termasuk papan nama.

c. Seluruh materi dan program promosi internal.

E. Jenis Program Jaminan Sosial BPJS Ketenagakerjaan 1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja terhadap risiko-risiko kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk juga kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja tempat tenaga kerja bekerja.

Besar iuran yang wajib dibayarkan untuk program jaminan ini sebesar 0,24% - 1,74% dari upah yang dilaporkan bagi Pekerja Penerima Upah, 1% untuk Pekerja Bukan Penerima Upah, mulai dari 0,21% untuk Jasa Konstruksi dan Rp370.000,- bagi Pekerja Migran Indonesia.

Program ini memberikan manfaat kepada tenaga kerja berupa : a. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan berupa perawatan dan pengobatan, tanpa batasan plafon. commit to user

(6)

b. Santunan berbentuk uang

Santunan ini berupa Penggantian biaya pengangkutan, Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja, Santunan Kecacatan, Santunan Kematian dan biaya pemakaman.

c. Program Kembali Bekerja

Berupa pendampingan peserta yang mengalami kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang berpotensi mengalami kecacatan, mulai dari peserta masuk perawatan di rumah sakit sampai peserta dapat kembali bekerja.

d. Kegiatan Promotif dan Preventif

Untuk mendukung terwujudnya keselamatan dan kesehatan tenaga kerja sehingga dapat menurunkan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

e. Rehabilitasi

Berupa alat bantu dan/atau alat ganti bagi peserta yang anggota badannya hilang atau tidak berfungsi akibat kecelakaan kerja.

f. Santunan Beasiswa

Diberikan bagi peserta yang mengalami cacat total atau meninggal dunia akibat kecelakaan kerja dan diberikan untuk dua orang anak peserta. Santunan ini diberikan berkala setiap tahun sesuai pendidikan anak peserta.

g. Penggantian Kacamata

Diberikan apabila peserta mengalami penurunan visus akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.

h. Penggantian Alat Bantu Dengar

Diberikan kepada peserta yang mengalami penurunan pendengaran akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.

i. Penggantian Gigi Tiruan

j. Termasuk Hak Peseta dan/atau Pemberi Kerja selain penyelenggara Negara untuk menuntut manfaat JKK menjadi gugur apabila telah commit to user

(7)

lewat masa kadaluarsa (5 tahun) sejak kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja terjadi.

2. Jaminan Kematian (JKM)

Jaminan Kematian memberikan manfaat berupa uang tunai peda ahli waris ketika peserta (tenaga kerja) meninggal dunia saat kepesertaan masih aktif dan bukan akibat kecelakaan kerja. Jaminan ini diberikan dengan maksud sebagai upaya untuk meringankan beban keluarga baik dalam hal Kamanaman maupun santunan berupa uang tunai. Besar iuran yang wajib dibayarkan oleh Peserta Penerima Upah sebesar 0,3% dari upah yang dilaporkan dan bagi Pekerja Bukan Penerima Upah sebesar Rp3.800,-.

Program ini memberikan manfaat berupa:

a. Santunan Kematian

Total santunan ini sebesar Rp42.000.000,- (empat puluh dua juta rupiah), berupa santunan sekaligus sebesar Rp20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), santunan berkala selama 24 bulan sebesar Rp12.000.000,- (dua belas juta rupiah), dan biaya pemakana sebesar Rp10.000.000,-(sepuluh juta rupiah).

b. Santunan Beasiswa

Diberikan kepada anak dari peserta yang meninggal dunia bukan akibat dari kecelakaan kerja dan telah memiliki masa iur paling singkat 3 (tiga) tahun, dan diberikan kepada dua orang anak peserta. Santunan ini diberikan berkala setiap tahun dan besarannya sesuai dengan tingkat pendidikan anak.

3. Jaminan Hari Tua (JHT)

Program Jaminan Hari Tua ini diselenggarakan dengan sistem Tabungan Hari Tua, yang iurannya ditanggung oleh perusahaan dan tenaga kerja, atau tenaga kerja itu sendiri (bagi Peserta Bukan Penerima Upah), besar iuran yang dibayarkan sebesar 5,7% dari upah yang dilaporkan bagi Peserta Penerima Upah (2% pekerja, 3,7% pemberi

commit to user

(8)

kerja), dan sebesar nominal tertentu atau daftar iuran yang dipilih peserta bagi Peserta Bukan Penerima Upah.

Jaminan Hari Tua (JHT) akan dibayarkan atau dikembalikan kepada peserta sebesar iuran yang terkumpul ditambah hasil pengembangan dan surplus hasil usaha.Jaminan Hari Tua ini dapat dibayarkan atau dikembalikan kepada peserta pada saat tenaga kerja mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun, atau telah memenuhi syarat tertentu.

4. Jaminan Pensiun (JP)

Jaminan Pensiun adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta dan/atau ahli warisnya dengan memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap atau meninggal dunia. Besar iuran yang dibayarkan sebesar 3% dari upah yang dilaporkan (2% iuran pemberi kerja, 1% iuran pekerja).

Manfaat yang diterima melalui program ini adalah:

a. Pensiun Hari Tua

Berupa uang tunai bulanan yang diberikan kepada peserta (yang memenuhi masa uran minimal 15 tahun yang setara dengan 180 bulan) saat peserta memasuki usia pensiun sampai dengan meninggal dunia

b. Pensiun Cacat

Berupa uang tunai bulanan yang diberikan kepada peserta (kejadian yang menyebabkan cacat total tetap terjadi paling sedikit 1 bulan menjadi peserta dan density rate minimal 80%) yang mengalami cacat total tetap akibat kecelakaan tidak dapat bekerja kembali atau akibat penyakit sampai meninggal dunia. Manfaat pensiun cacat ini diberikan sampai dengan meninggal dunia atau peserta bekerja kembali

c. Pensiun Janda/Duda

Berupa Uang tunai bulanan yang diberikan kepada janda/duda yang menjadi ahli waris (terdaftar di BPJS commit to user

(9)

Ketenagakerjaan) sampai dengan meninggal dunia atau menikah lagi, dengan kondisi peserta meninggal dunia bila masa iur kurang dari 15 tahun, atau meninggal dunia saat memperoleh manfaat Pensiun Hari Tua

d. Pensiun Anak

Berupa Uang tunai bulanan yang diberikan kepada anak yang menjadi ahli waris peserta (maksimal 2 orang anak yang didaftarkan pada program pensiun) sampai dengan usia anak mencapai usia 23 (dua puluh tiga) tahun, atau bekerja, atau menikah dengan kondisi peserta meninggal dunia bila masa iur kurang dari 15 tahun, atau meninggal dunia saat memperoleh manfaat Pensiun Hari Tua, janda/duda memperoleh manfaat pensiun Hari Tua meninggal dunia.

e. Pensiun Orang Tua

Manfaat yang diberikan kepada orang tua (bapak / ibu) yang menjadi ahli waris peserta lajang, bila masa iur peserta lajang kurang dari 15 tahun, masa iur yang digunakan dalam menghitung manfaat adalah 15 tahun dengan ketentuan memenuhi minimal kepesertaan 1 tahun dan memenuhi density rate 80%.

f. Manfaat Lumpsum

Peserta tidak berhak atas manfaat pensiun bulanan, akan tetapi berhak mendapatkan manfaat berupa akumulasi iurannya ditambah hasil pengembangannya apabila peserta memasuki usia pensiun dan tidak memenuhi masa iur 15 tahun, mengalami cacat total tetap dan tidak memenuhi kejadian cacat setelah minimal 1 bulan menjadi peserta dan minimal density rate 80%, dan peserta meninggal dunia dan tidak memenuhi masa kepesertaan minimal 1 tahun menjadi peserta dan minimal density rate 80%

g. Ketentuan lebih lanjut tentang manfaat diatur dengan Peraturan Presiden

commit to user

(10)

F. Struktur Organisasi

Kepala Kantor Cabang Hasan Fahmi

Kantor Cabang Pratama

Kabid.

Umum &

SDM Susetyo P.

Kabid.

Pelayanan Yetty Laini Yusefa

Kabid.

Kepeserta an KSI Bambang M.

Kabid.

Kepeserta an KPS Farah Diana

Kabid.

Keuangan Pratiwi Diah L.

Petugas Pemeriksa Katarina Yosi A.

Petugas Pemeriksa Wilayah

Penata Madya Umum Age Hidayat

Sekretaris Unit Kerja Penata Madya

SDM Mahendra S.H

Penata Madya Kearsipan Qurrota Aini H.

Manajer Kasus KK dan

PAK Krisandika F.A

Penata Madya Pelayanan Anita Noor F.

Padma Murti S.

Heru Pramono Resadena E.

Novita H.

Customer Service Retno W.

Suko Fajar Fitrina A.

Fitri Dwi A.

Gretha C.

Arindya C.N Yessy T.

Account Representativ

e Indah S.

Yohana Desy Rostaria M.

Fariz Yan P.

Penata Administrasi Kepesertaan

Nonon Mulyanto

Account Representativ

e Khusus Bramantyo E.

Ridwan Dwi S.

Rusydi Nurul Huda N.

Rizki Abadi D.

Puji Susanti K.

Dionisius T.K

Penata Administrasi Kepesertaan

Khusus Ikhsanudin

Ronny Y.

Penata Madya Keuangan Riski Fajar N.

Aji Prahanung

Penata Muda Keuangan Vita Sinta D.

Bagan 3.1

Struktur Organisasi di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Surakarta

commit to user

(11)

G. Jumlah Karyawan

Berikut merupakan tabel jumlah karyawan di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Surakarta tahun 2021 :

No Keterangan Jumlah

1 Kepala Kantor Cabang 1

2 Wasrik 1

3 Kepala Bidang 5

4 Umum dan SDM 3

5 Pelayanan 6

6 Customer Service (CS) 6

7 Kepesertaan KSI 5

8 Kepesertaan KPS 9

9 Keuangan 3

10 Tenaga Outsourcing 14

TOTAL 53

Tabel 3.1

Jumlah Karyawan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surakarta

H. Job Description

1. Kepala Kantor Cabang

Mengarahkan, mengevaluasi, dan mengendalikan kegiatan operasional di Kantor Cabang, selaras dengan kebijakan dan strategi yang ditetapkan di Kantor Wilayah, guna memastikan pencapaian target Cabang dan wilayah secara optimal, sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku di perusahaan.

Wewenang yang dimiliki Kepala Kantor Cabang:

a. Memberikan persetujuan penempatan investasi dan dana di area kerjanya, sesuai dengan batasan kewenangannya.

b. Merekomendasikan pembentukan Kantor Cabang kelas I Pembantu baru. commit to user

(12)

c. Merekomendasikan program PKP yang sesuai dengan kondisi Cabang kelas I.

d. Mengajukan usulan mutasi dan promosi pegawai di Cabang kelas I untuk diajukan ke Kantor Wilayah.

e. Memberi persetujuan pengadaan barang dan jasa untuk Kantor Cabang kelas I sesuai dengan batas kewenangannya.

f. Memberikan persetujuan peremajaan sarana infrastruktur teknologi informasi.

g. Memberikan persetujuan pencairan anggaran rutin.

h. Menjadi perwakilan perusahaan di Cabang kelas I.

2. Wasrik (Pengawas dan Pemeriksa)

a. Mengawasi dan memeriksa terhadap kantor-kantor cabang dan peserta jaminan ketenagakerjaan serta bertanggung jawab atas kemitraan antar lembaga.

b. Menyusun usulan dan melaksanakan program kerja pengawasan dan pemeriksaan tahunan di Unit kerjanya.

c. Menyusun dan mengevaluasi, meninjau kembbali laporan dan menyiapkan sanksi administratif berupa surat teguran, denda, dan surat rekomendasi tidak mendapat pelayanan publik tertentu.

d. Berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan penindakan dan mekanisme pencabutannya, guna mendukung kelancaran kegiatan pengawasan dan pemeriksaan program jaminan sosial ketenagakerjaan secara optimal.

3. Kabid. Umum dan SDM

a. Mengirim data kepesertaan (iuran, jaminan, dan keuangan) secara periodik.

b. Memantau dan mengoordinasikan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia, pengadaan barang dan jasa, pemeliharaan arsip, aset dan pelayanan umum bagi karyawan (seperti rumah tangga, kebersihan, keamanan, kearsipan) serta hubungan komunikasi dengan pihak internal dan eksternal, guna memberikan dukungan commit to user

(13)

pada aspek SDM dan Umum bagi kelancaran kegiatan bisnis di kantor cabang.

c. Mempersiapkan pelaksanaan diklat sesuai batas kewenangan untuk meningkatkan keterampilan dan wawasan karyawan.

d. Memastikan terlaksananya pemberian hukuman dan usulan penghargaan untuk menegakkan disiplin karyawan dan meningkatkan motivasi.

4. Penata Madya Umum

a. Membantu merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana kerja.

b. Menyiapkan proses pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan yang berlaku

c. Mengoordinasikan pemberian layanan umum dan menyediakan barang atau jasa sesuai kebutuhan, dan pemeliharaan aset, sarana dan prasarana, serta melaksanakan program komunikasi sesuai arahan guna memberikan dukungan optimal terhadap kelancaran operasional.

d. Mengatur dan memelihara sarana dan prasarana kerja agar selalu dalam kondisi siap pakai.

5. Penata Madya SDM

a. Melaksanakan dan menata administrasi karyawan kantor cabang.

b. Melaksanakan pengelolaan sistem SDM, administrasi karyawan dan pembinaan bagi karyawan di kantor cabang sesuai arahan guna memberikan dukungan optimal terhadap kelancaran operasional.

c. Melaksanakan tertib administrasi karyawan berupa pembayaran gaji, lembur, cuti, absensi, SPPD, dll.

6. Penata Madya Kearsipan

a. Melaksanakan kegiatan pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan yang meliputi ketatalaksanaan kearsipan, pembuatan petunjuk kearsipan, pengelola arsip, penyimpanan arsip, konservasi arsip, layanan kearsipan, publikasi arsip, pengkajian dan pengembangan kearsipan, pembinaan dan pengawasan kearsipan. commit to user

(14)

b. Melaksanakan dan mengelola hubungan komunikasi dan korespondensi antar unit kearsipan baik internal maupun ekternal BPJS Ketenagakerjaan.

c. Melakukan koordinasi untuk melaksanakan kegiatan kearsipan bagi seluruh unit kerja sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan, mengoordinasikan penyediaan sarana dan prasarana tata kelola kearsipan guna mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan kearsipan.

7. Sekretaris Unit Kerja

a. Melaksanakan pengelolaan administrasi surat menyurat, rapat internal atau eksternal, administrasi personil, serta sarana dan prasarana kerja pada kantor cabang guna mendukung kelancaran kerja kepala kantor cabang dan unit kerja.

b. Mengarsipkan dokumen penting.

c. Menjalankan perintah pimpinan serta membantu pekerjaan pimpinan.

8. Kabid. Pelayanan

a. Melakukan penetapan besarnya jaminan sesuai dengan batas kewenangan.

b. Merencanakan, mengoordinasikan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan dan pelayanan program JHT, JKK, JKM, dan JP.

c. Mengoordinasikan penyelesaian kasus terdiagnosa kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (KK-PAK) di lingkungan operasional kantor cabang guna memastikan kegiatan pelayanan berlangsung lancer dan memenuhi standar kualitas yang ditentukan.

9. Manajer Kasus Kecelakaan Kerja dan PAK

a. Melaksanakan dan menindaklanjuti penyelesaian kasus terdiagnosa kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (KK-PAK) di lingkungan operasional kantor cabang.

commit to user

(15)

b. Melakukan koordinasi dengan mitra terkait dalam penanganan kasus KK-PAK hingga memastikan peserta BPJS Ketenagakerjaan tersebut siap kembali bekerja.

10. Penata Madya Pelayanan

a. Melakukan verifikasi terhadap dokumen pendukung proses merekam dan menetapkan klaim JHT dan JP.

b. Menentukan besar klaim dan memproses klaim sesuai ketentuan yang berlaku, guna memenuhi kewajiban pembayaran klaim kepada peserta dengan tepat jumlah dan tepat waktu.

c. Melakukan verifikasi dokumen pendukung dan perhitungan biaya sesuai ketentuan dalam proses klaim program JKK dan JKM.

d. Menginformasikan klaim JKK siap bayar ke perusahaan atau ahli waris.

e. Melakukan kunjungan atas laporan kecelakaan kerja yang mempunyai risiko tinggi.

f. Menentukan besar klaim dan memproses klaim, guna memenuhi kewajiban proses klaim kepada peserta dengan tepat sasaran, tepat mutu dan tepat waktu.

11. Customer Service

a. Memberikan pelayanan kepada peserta maupun calon peserta sesuai kebutuhan seperti, pelayanan kepesertaa, iuran, pengajuan jaminan, permintaan informasi dan informasi program BPJS Ketenagakerjaan, dan menerima keluhan peserta untuk meningkatkan pelayanan yang cepat dan akurat.

b. Menerima, meneliti kelengkapan dan keabsahan dokumen pengajuan pembayaran jaminan untuk menjamin pelayanan yang baik dan benar.

c. Menerima dan memeriksa dokumen permintaan koreksi sertifikat, KPJ, dan KPK.

commit to user

(16)

d. Menangani keluhan peserta sesuai dengan ketentuan, guna memenuhi kebutuhan dengan tepat sasaran dan tepat waktu, dan untuk menjaga kepuasan pelanggan sesuai standar yang ditetapkan.

12. Kabid. Kepesertaan Korporasi dan Institusi (KSI)

a. Menghimpun informasi dari berbagai instansi dan organisasi terkait untuk mendapatkan data perusahaan sebagai dasar untuk menyusun data potensi dan menetapkan target kepesertaan.

b. Merencanakan program pemasaran formal, informal, dan khusus (untuk pengembangan kepesertaan) dan pengelolaan kepesertaan melalui program customer relationship management (CRM) di cabang yang selaras dengan strategi pemasaran wilayah.

c. Mengendalikan pelayanan administrasi kepesertaan serta keluhan peserta untuk meningkatkan kepuasan peserta.

d. Mengoordinasikan kegiatan penyuluhan kepada peserta dan pihak- pihak terkait lainnya.

e. Memantau dan membina kinerja marketing officer (MO) dan relationship officer (RO).

13. Account Representative (AR) a. Mengumpulkan data potensi.

b. Melakukan kegiatan pemasaran untuk mengakuisisi kepesertaan baru atau mendapatkan kembali peserta yang telah keluar dari kepesertaan (untuk masuk kembali menjadi peserta), guna memastikan tercapainya target kepesertaan dan iuran yang dibebankan.

c. Penerbitan surat pemberitahuan pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan.

d. Kunjungan Lapangan.

e. Sosialisasi.

14. Penata Administrasi Kepesertaan a. Mengumpulkan data peserta.

commit to user

(17)

b. Melaksanakan kegiatan pembinaan kepada peserta (sebagai bagian dari program customer relationship management (CRM)).

c. Memberikan pelayanan dan menangani keluhan peserta dengan cepat dan tepat, guna tercapainya tertib administrasi, terjalinnya hubungan baik dengan peserta, dan meningkatkan kepesertaan dan iuran yang telah ditetapkan.

15. Kabid. Kepesertaan Khusus (KPS)

a. Mengecek tugas yang berkaitan dengan kepesertaan program khusus.

b. Mengelola data yang berkaitan dengan pemasaran dan program khusus yang telah ditentukan.

c. Memberi arahan sarana dan prasarana yang akurat pada perusahaan agar berjalan lurus kedepannya kepada kepesertaan tersebut.

16. Account Representative Khusus (ARK)

a. Menghimpun data yang terkait dengan kegiatan pemasaran dan administrasi kepesertaan bukan penerima upah dan jasa konstruksi.

b. Menyiapkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pemasaran serta melakukan pelayanan dokumen administrasi dan perhitungan besar iuran serta denda (jika ada), guna menyediakan data yang akurat dan dokumen yang lengkap untuk mendukung kelancaran kegiatan pemasaran peserta bukan penerima upah.

c. Melaksanakan kegiatan pemasaran (untuk mengembangkan kepesertaan) dan pembinaan kepada peserta bukan penerima upah dan jasa konstruksi.

17. Penata Administrasi Kepesertaan Khusus

a. Melaksanakan proses upload data SIPP dari perusahaan peserta.

b. Menghimpun dan mengelola data yang terkait dengan kegiatan pemasaran penerima upah dan bukan penerima upah serta administrasi kepesertaan.

c. Melakukan pelayanan dokumen administrasi dan perhitungan besar iuran serta denda (jika ada) guna menyediakan data yang akurat dan commit to user

(18)

dokumen yang lengkap untuk mendukung kelancaran kegiatan pemasaran.

18. Kabid. Keuangan

a. Melakukan verifikasi terhadap bukti penerimaan dan pengeluaran keuangan untuk pengadaan anggaran.

b. Memantau dan mengoordinasikan kegiatan yang terkait dengan pengelolaan keuangan di kantor cabang, guna memberikan dukungan pada aspek keuangan bagi kegiatan operasional yang efektif dan efisien.

c. Mengendalikan rekening antara untuk tertib administrasi keuangan.

d. Merencanakan, memelihara pengamanan data dan sistem komputerisasi untuk kelangsungan operasional.

e. Kepala unit bidang keuangan pun dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh staf SDM, staf umum, kesekretarisan, staf keuangan, dan staf customer service (CS).

19. Penata Madya Keuangan

a. Mengkopilasi usulan anggaran dari setiap bidang di kantor cabang.

b. Melaksanakan pengendalian penggunaan anggaran, serta memenuhi kewajiban perpajakan perusahaan, guna menghasilkan pengelolaan anggaran yang efektif dan efisien serta terpenuhinya kewajiban yang terkait dengan perpajakan.

20. Penata Muda Keuangan

a. Melaksanakan pencatatan keuangan secara akurat, memproses pembayaran klaim jaminan.

b. Mengelola administrasi keuangan, guna menghasilkan laporan yang tertib administrasi.

commit to user

(19)

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu model regresi yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel respon yang berupa count data dengan variabel prediktor yang berupal

Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan pada tanggal 8 Januari 2016 satu pasangan suami istri di Kelurahan Sapihia mengatakan bahwa sering terjadinya kesalah

Menurut penelitian Putra (2010) bahwa keberadaan bakteri coliform dalam air sumur gali yang terdapat di Desa Patumbak dimungkinkan oleh keadaan sarana fisik sumur

Manfaat Lumpsum , diterima oleh peserta yang memasuki usia pensiun atau cacat total tetap, atau oleh ahli waris (anak, janda/duda, atau orangtua) peserta yang meninggal dunia

Dari sisi perbankan sebagai lembaga pembiayaan, Sistem Resi Gudang memberi manfaat karena begitu tersedianya barang di gudang, risiko produksi bisa diperkecil, mutu dapat

* Cairan sendi biasanya bertambah akibat OA yang kambuh, tetapi juga bisa didapatkan pada kerusakan sendi yang kronis.. * Biasanya sendi terasa nyeri

Penelitian yang dilakukan oleh Untung Rahardja, Muhamad Yusup dan Lilik Agustin dari Perguruan Tinggi Raharja, Indonesia pada tahun 2009 yang berjudul

LCD merupakan perangkat output yang sering digunakan dalam dunia elektronik. Teknologi terkini untuk keperluan output sebagian besar sudah menggunakan LCD. Baik