BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (“BRI”, “Bank”, atau
“Perseroan”) merupakan salah satu bank terbesar dan tertua di Indonesia, didirikan pada tanggal 16 Desember 1985. Berawal dari lembaga yang mengelola dana masjid dan kemudian disalurkan kepada masyarakat dengan skema yang sederhana, pada tanggal tersebut lahirlah lembaga keuangan kecil bernama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoof dan di Purwokerto, Jawa Tengah, sebagai cikal bakal Bank Rakyat Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu, lembaga yang didirikan oleh Raden Aria Wiriatmaja tersebut semakin berkembang dan dibutuhkan masyarakat.
Beberapa kali nama lembaga ini mengalami perubahan, berturut-turut adalah Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenareen, De Poerwokertosche Hulp Spaar-en Landbouw Credietbank (Volksbank), Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algemene pada tahun 1912, dan Algemene Volkscredietbank (AVB) tahun 1934. Pada masa pendudukan Jepang, AVB diubah menjadi Syomin Ginko.
Setelah Indonesia merdeka, Pemerintah Indonesia kembali mengubah nama lembaga tersebut menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI), yaitu pada tanggal 22 Februari 1946. Dengan Peraturan Pemerintah No.1 tahun 1946, BRI menjadi bank pertama yang dimiliki Pemerintah Republik Indonesia.
Sebagai bank milik pemerintah, BRI banyak berperan mewujudkan visi pemerintah dalam membangun ekonomi kerakyatan. Pada tahun 1960, pemerintah mengubah nama BRI menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN).
Berdasarkan Undang-undang No.21 tahun 1968, pemerintah menetapkan kembali nama Bank Rakyat Indonesia sebagai bank umum dan berdasarkan Undang-undang Perbankan No.7 tahun 1992, BRI berubah nama dan status badan hukumnya menjadi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero). Dengan fokus bisnis pada segmen Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), BRI telah menginspirasi berbagai pihak untuk lebih mendayagunakan sektor UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
Pada tanggal 10 November 2003, BRI menjadi Perseroan Terbuka dengan pencatatan 30% sahamnya di bursa efek yang kini bernama Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan kode saham BBRI dan saat ini tergabung dalam indeks saham LQ45 sebagai salah satu saham yang diperhitungkan dalam mengukur indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI. Dalam dua
tahun terakhir, berkat upaya keras serta didukung oleh program pemasaran yang agresif melalui jaringan unit kerja yang luas, BRI tumbuh pesat baik dari segi total aset, jumlah kredit yang diberikan, dana pihak ketiga yang berhasil digalang, laba yang dihasilkan, disertai dengan kualitas aset yang terjaga.
Sampai dengan 31 Desember 2008, jumlah nasabah BRI kurang lebih mencapai 30 juta rekening yang terdiri dari nasabah perorangan, pelaku usaha mikro dan kecil, perusahaan menengah hingga besar, dan lembaga swasta maupun pemerintahan. Pertumbuhan kredit mencapai 41,36% pada tahun 2008, sedangkan pertumbuhan DPK (Dana Pihak Ketiga) mencapai 21,70%. Hingga akhir tahun 2008, BRI memiliki lebih dari 5.400 unit kerja yang terdiri dari Kantor Wilayah, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas, maupun BRI Unit. Di beberapa kantor cabang, BRI juga memberikan layanan BRI Prioritas bagi nasabah pilihan. Untuk jaringan elektronik, BRI memiliki 1.796 ATM ditambah lebih dari 35.000 jaringan ATM LINK, ATM Bersama dan ATM Prima serta fasilitas phone banking 24-jam dan SMS Banking.
Sampai dengan 31 Desember 2008, Pemerintah Republik Indonesia memiliki 56,79% saham dan sisanya dimiliki oleh masyarakat pemodal. Nilai kapitalisasi pasar saham BRI pada akhir tahun 2008 mencapai Rp. 55,85 triliun atau sekitar 5,56% dari total kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia.
Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia.
Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang- undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas- tugas pokok BRI sebagai Bank Umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% ditangan Pemerintah.
Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengalami beberapa perubahan yaitu:
1. Anggaran Dasar PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., yang seluruh perubahannya dimuat dalam Akta No. 51 tanggal 26 Mei 2008 yang telah disetujui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No.AHU-48353.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 06 Agustus 2008 beserta perubahan-perubahannya.
2. Akta Penyertaan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan (PERSERO) PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk disingkat PT. Bank Rakyat Indoesia (Persero) Tbk No.51tanggal 26 Mei 2008 3. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk disingkat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Nomor 7 Tanggal 13 Februari 2009.
4. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk disingkat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Nomor 4 Tanggal 2 Februari 2009
PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
4.1.2. Visi Misi BRI 1. Visi BRI
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.
2. Misi BRI
a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance.
c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak- pihak yang berkepentingan.
4.1.3. Struktur Organisasi
Manfaat struktur organisasi adalah untuk mempermudah proses pencapaian tujuan dari suatu lembaga, dalam hal ini bank atau perusahaan pada umumnya dan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Tbk pada khususnya. Dengan adanya struktur organisasi ini dapat diketahui asal
kesalahan atau penyimpangan di dalam suatu proses kegiatan. Selain itu juga dengan adanya struktur organisasi ini dapat memberikan ketegasan dalam hal batas wewenang dan tanggung jawab kepada masing-masing pejabat atau orang yang akan ditugaskan, maka mereka akan dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Terlampir)
E. Daftar Produk dan Jasa BRI 1. Produk Simpanan
BritAma a. Giro
b. Deposito Berjangka c. Simpedes
d. Tabungan Haji 2. Produk Pinjaman
a. Kredit Mikro 1) Kupedes
2) Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro b. Kredit Ritel
1) Kredit Usaha Modal Kerja 2) Kredit Briguna
3) Kredit Investasi 4) Kredit Express
5) Kredit Konstruksi dalam Rangka BO1 6) Kredit PPTKI
7) Kredit Waralaba 8) Kredit Resi Gudang 9) Kredit SPBU
10) Kredit BTS 11) Bank Garansi c. Kredit Konsumer
1) Kartu Kredit
2) Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) 3) Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) 4) Kredit Muliti Guna (KMG)
d. Menengah & Korporasi 1) Kredit Modal Kerja (KMK)
2) Kredit Modal Kerja Ekspor (KMKE) 3) Kredit Investasi (KI)
4) Kredit Modal Kerja Impor (KMKI) 5) Kredit Modal Konstruksi (KMK-K) 6) Penangguhan Jaminan Impor (PJI) 7) Standby LC (SBLC)
8) Bank Garansi (BG) 9) Kredit Infrastruktur 10) Pinjaman Sindikasi 3. Program
a. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
b. Kredit Koperasi Primer untuk Anggotanya (KKPA)
c. Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP)
d. Kredit Kepada Kelompok Usaha Kecil (KKUK)
e. Kredit Usaha Mikro dan Kecil Surat Utang Pemerintah (KUMK-SUP) f. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE)
g. Kredit Pemberdayaan Ekonomi Mayarakat Pesisir (PEMP) 4. Jasa Perbankan
a. Layanan Prioritas
1) Cash Management System 2) Salary Crediting
b. Layanan Treasury
1) Transaksi Foreign Exchange 2) Transaksi Swap
3) Transaksi Forward 4) Jasa Wali Amanat 5) Jasa Agen Penjual Efek 6) Jasa Kustodian
7) Dana Pensiun Lembaga Keuangan BRI (DPLK BRI) c. Layanan Internasional
1) Transaksi Ekspor dan Impor 2) Remittance
3) Surat Kredit Berdokumen dalam Negeri
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1. Deskripsi Perkembangan Variable penelitian a. Tingkat Suku Bunga (Variabel X)
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan PT.
Bank Rakyat Indonesia, Tbk, maka berikut ini disajikan tabel perkembangan Tingkat Suku Bunga selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Tabel 4.1
Tingkat Suku Bunga PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk.
Tahun Tingkat Suku Bunga
2008 10.83
2009 6.58
2010 6.60
2011 7.36
2012 5.75
(Sumber : Data diolah)
Dariperkembangantrendpadatabeldiatas,dapatdijelaskanbahwa
Tingkat Suku Bungaselamatahun2008sampai2012mengalamipluktuatif dari tahun ketahun.Dimanapadatahun2008Tingkat Suku Bungasebesar 10.83 dan pada tahun 2009 mengalamisuatu penurunan menjadi 6.58, setelah itu mengalami kenaikan ditahun 2010 dan 2011 masing-masing tingkat suku bunga menjadi 6.60 pada tahun 2010 dan 7.36 di tahun 2011. Dan pada tahun 2012 mengalami penurunan tingkat suku bunga menjadi 5.75.
Pluktuatifnya tingkat suku bunga, ini merupakan suatu kebijakan Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan ekonomi. Dan naik turunnya tingkat
10.83
6.58 6.60 7.36
5.75
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
2008 2009 2010 2011 2012
Tingkat Suku Bunga
suku bunga untuk menjaga kestabilan nilai rupiah dalam hal ini menjaga terjadinya inflasi yang akan berdampak buruk pada perekonomian.
b. Harga Saham (Variabel Y)
Berdasarkan datasekunder yang diperoleh dariPT.Bank Rakyat Indonesia,Tbk diperolehinformasitentangHarga Saham sebagaiberikut:
Tabel 4.2
Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk.
Tahun Harga Saham
2008 4.575
2009 7.650
2010 10.500
2011 6.750
2012 6.950
(Sumber : Data diolah)
Grafik
PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Margin dari tahun ketahun. Adapun persentase perkembangan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Persentasi Kenaikan Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk.
Tahun Persentasi Kenaikan Harga Saham
2007 0%
2008 -5.08%
2009 67,21%
2010 42,22%
2011 -35,71%
4575
7650
1050
6750 6950
0 2000 4000 6000 8000 10000
2008 2009 2010 2011 2012
Harga Saham
2012 2,96%
(Sumber : Data Diolah)
Dengan mencermati tabel 4.3 di atas, dimana pada tahun 2007 merupakan tahun dasar (based year) dihitung sebesar 0%. Pada tahun 2008 (Starting point) harga saham mengalami penurunan dari tahun 2007 sebesar 5.08% menjadi Rp. 4.575,- Mengalami peningkatan tahun 2009 dan 2010, masing-masing sebesar 67,21% di tahun 2009 dan 42,22% pada tahun 2010.
Setelah itu tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 35,71% dan pada tahun 2012 meningkat lagi sebesar 2,96%. Perkembangan harga saham seperti yang dijelaskan diatas, tidak seiring peningkatan yang terjadi pada tingkat suku bunga dari tahun ke tahun.
4.2.2. Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Sederhana
Hasil pengolahan data dari variabel Tingkat Suku Bunga terhadap harga saham dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4
Data Hasil Koefisien Regresi Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant
) 9767.074 1804.066 5.414 .012
Suku
Bunga -470.376 236.325 -.754 -1.990 .141 a. Dependent Variable: Harga_Saham
(Sumber : Data diolah)
Memperhatikan hasil analisa koefisien regresi linear pada tabel 4.4 didapatkan informasi persamaan garis regresiyakni Ŷ= 9767,074 + -470,376 X. Dari persamaan regresi di atas dapat diartikan bahwa:
1) Constant sebesar 9767,074 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel X maka variabel Y adalah 9767,074
2) Koefisien regresi sebesar -470,376 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel X akan meningkatkan variabel Y sebesar -470,376 dengan anggapan variabel bebas lain besarnya konstan.
Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan pada bab sebelumnya maka peneliti menggunakan uji t. Uji t dilakukan untuk membandingkan antara t hitung dengan t tabel pada = 0.05 atau 5%, berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dan derajat kebebasan (n-k-1) dimana k adalah jumlah
variabel independent dan n sebagai jumlah sampel yang diteliti dengan kriteria sebagai berikut.
Ha = jika β = 0 ( ada pengaruh antara Tingkat Suku Bungaterhadap Harga Saham)
Ho = jika β = 0 (tidak ada pengaruh antara Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham)
Selanjutya untuk menerima atau menolak hipotesis adalah dengn ketentuan
Jika t hitung ≤ t tabel : HO diterima atau HA ditolak
Jika t hitung ≥ t tabel : HO ditolak atau HA diterima
Dari tabel 4.3 diperoleh nilai thitung = -1,990 sedangkan nilai ttabel pada α
= 0.05 atau 5% yakni sebesar 2,776 Hal ini berarti nilai thitung = -1,990 > nilai ttabel = -2,776 atau dengan kata lain nilai thitung> ttabel maka HO ditolak atau HA
diterima artinya ada pengaruh antara Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham.
b. Analisa Regresi
Besarnya pengaruh antara Tingkat Suku Bungaterhadap Harga Saham dapat diketahui dengan analisis korelasi. Menurut Sugiyono (2010) Pedoman untuk tingkat keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y didasarkan pada aturan sebagai berikut:
Tabel 4.5.
Pedoman Interprestasi
Inter koefisien Tingkat Pengaruh
0.00 – 0.19 Sangat Rendah
0.20 - 0.39 Rendah
0.40 – 0.59 Sedang
0.60 – 0.79 Kuat
0.80 – 1.00 Sangat Kuat
Dari tingkat perhitungan analisis regresi pada lampiran diperoleh informasi bahwa nilaiR2 antara Tingkat Suku Bungadengan Harga Saham sebesar 0.569. Hal ini berarti ada pengaruh dan tingkat pengaruhnya sedang positif dan searah, atau dengan kata lain dengan meningkatnya Tingkat Suku Bunga, maka akan meningkatkan harga saham. Sebaliknya, jika Tingkat Suku Bunga menurun, maka akan menurunkan pula harga saham perusahaan.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham dapat dilihat pada nilai koefisien determinasi (R2) di bawah ini.
Tabel 4.6 Model Summaryb Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .754a .569 .425 939.32881
a. Predictors: (Constant), Tingkat Suku Bunga
b. Dependent Variable: Harga_Saham (Sumber Data diolah)
Kekuatan hubungan variabel Tingkat Suku Bungadengan Harga Saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk.ditunjukan oleh nilai koefisien determinasi ganda (R2) menunjukan proporsi atau presentase variasi total dalam variabel Y yang dapat dijelaskan oleh variabel independen X. Hasil koefisien determinasi yang disajikan pada tabel 4.6 menunjukan bahwa nilai R square (R2) = 0.569, ini dapat ditafsirkan bahwa pengaruh Tingkat Suku Bungaterhadap Harga Saham sebesar 56,9% sedangkan sisanya sebesar 43,1% merupakan kontribusi atau pengaruh faktor lainnya yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian ini. Faktor lain yang dapat mempengaruhiHargaSaham tersebutbisa dipengaruhifaktor- faktorsepertiperubahannilaimatauang(kurs valutaasing), inflasi,gejolak
sosialpolitik, besarnyainvestasi,dan berbagaiissue baikdaridalamdan luar negeri.
4.3 Pembahasan
Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.
Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 471) suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
Dalam penelitian ini diperoleh pengetahuan bahwa tingkat suku bunga bank Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan 2012 mengalami suatu penurunan, kecuali tahun 2010 lebih baik dari 2009. Dan tingkat suku bunga ini yang diiringi dengan naiknya harga saham perusahaan, kecuali tahun 2011mengalami suatu penurunan harga saham.Peningkatan harga saham ini karenakan oleh turunnya suku bunga Bank Indonesia. Dengan turunnya tingkat suku bunga Bank Indonesia, mendorong minat investor untuk melakukan investasi di perusahaan. Dengan banyaknya investor yang
menanamkan sahamnya maupun dananya pada perusahaan dalam hal ini PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk akan mendorong pada meningkatnya harga saham perusahaan.
Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Menurut Anoraga (2001) harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu perusahan. Harga saham juga dapat diartikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatar belakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham. Salah satu informasi tersebut adalah informasi tentang debt to equity ratio sebagai rasio hutang dan operating profit margin sebagai rasio pendapatan.
Secara keseluruhan, kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh antara Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Dimana Uji t yang dilakukan hasilnya menunjukkan bahwa suku bungaberpengaruh terhadap Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Hal ini terlihat dari hasil t hitung dibandingkan dengan t tabel Dimana untuk variabel t hitung sebesar -1,990>t tabel -2,776. Dan hasil persamaan regresi sederhana yang diperoleh adalah ŷ = Ŷ= 9767,074 + -470,376 X