• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya keterampilan membaca sangat memegang peranan penting

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya keterampilan membaca sangat memegang peranan penting"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya keterampilan membaca sangat memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena pengetahuan apapun tidak dapat dipisahkan dari kegiatan membaca. Hal ini dikarenakan bahwa semua cabang ilmu pengetahuan yang ada, disajikan dalam bentuk bahasa tulis yang dikemas dalam bentuk sebuah buku. Oleh sebab itulah, penguasaan keterampilan membaca sangat diperlukan setiap orang agar ia dapat mentransfer semua ilmu pengetahuan dari buku ke dalam pikirannya. Jadi tanpa keterampilan membaca semua pengetahuan akan terasa sia-sia dan tak bermanfaat. Sejalan dengan hal itu, Tarigan menyebutkan bahwa “membaca sangat fungsional dalam hidup dan kehidupan manusia. Membaca adalah kunci ke arah gudang ilmu. Siapa pintar membaca dan banyak membaca maka yang bersangkutan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman”1. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Al Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:



















































2

Dewasa ini kebiasaan membaca pada kebanyakan anggota masyarakat Indonesia belum berkembang dengan baik. Kecenderungan orang untuk

1Djago Tarigan., Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, th. 1998), h. 4.1

2Depag RI, Al Qur’an dan Terjemah. (Bandung: Gema Risalah Press, th. 1989). H.

(2)

mendapatkan informasi melalui komunikasi lisan tampak lebih kuat ketimbang melalui komunikasi tulis. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa minat dan kebiasaan membaca di kalangan masyarakat Indonesia relatif masih rendah.

Kegiatan membaca belum membudaya, demikian juga yang terjadi di madrasah.

Kadang-kadang menurunnya prestasi belajar siswa bukan disebabkan oleh ketidakmampuannya mengikuti pelajaran, melainkan oleh kemalasannya belajar mandiri melalui kegiatan aktif membaca. “Seperti kita ketahui bahwa membaca adalah cara yang paling efektif untuk belajar mandiri”.3

Mengingat betapa besarnya peran membaca dalam keberhasilan seseorang, maka upaya pembinaan untuk meningkatkan keterampilan, minat, dan kebiasaan membaca perlu dilakukan sejak dini, tak terkecuali oleh lembaga pendidikan formal baik pendidikan lanjutan maupun pada pendidikan dasar, sebab keberhasilan membaca dapat berpengaruh pada keberhasilan mata pelajaran lainnya seperti IPA, Sosial, dan lain-lain.

“Materi membaca diberikan di kelas 1 SD, dengan tujuan agar anak didik mampu mengenal huruf, selanjutnya merangkainya menjadi sebuah kata, kemudian menjadi sebuah kalimat yang harus ia pahami maknanya. Secara sederhana membaca di kelas 1 SD lebih ditekankan pada upaya anak “melek huruf”. Artinya, mendidik anak agar anak dapat mengenali dan mengubah lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi yang bermakna”.4

Siswa kelas 1 MIN Jumba Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara merupakan siswa yang mengalami masalah dengan pengajaran membaca. Dari hasil pengamatan dengan guru wali kelas, yang sekaligus sebagai guru pengajar materi membaca di kelas 1, diperoleh kesimpulan bahwa rendahnya

3Yeti Mulyati. Evaluasi Pengajaran Bahasa. (Jakarta: Depdikbud, th. 1998), h. 4.7

4Supriyadi, Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 2. (Jakarta: Depdikbud, th.

1996), h. 128

(3)

keterampilan membaca mereka teridentifikasi dari ketepatan pengucapan kosakata yang sering kurang tepat karena pengaruh bahasa daerah, penggunaan tanda baca yang juga sering dilanggar dengan alasan lupa kurang lancarnya membaca karena masih terbata-bata, serta rendahnya tingkat pemahaman terhadap isi bacaan.

Rendahnya keterampilan membaca siswa tersebut tentu pula berpengaruh terhadap prestasi pada pelajaran Bahasa Indonesia yang belum mampu mencapai KKM 7.

Salah satu upaya yang telah dilakukan guru untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan menyuruh siswa agar selalu berlatih membaca dan meningkatkan intensitas membacanya. Dengan demikian, diharapkan keterampilan membaca siswa dapat berangsur membaik dan akhirnya diperoleh prestasi membaca siswa yang lebih baik dari sebelumnya.

Berpijak dari kenyataan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan pengalaman berbahasa melalui sebuah judul : PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA SISWA KELAS I MIN JUMBA KECAMATAN AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA.

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam menafsirkan judul di atas, maka penulis merasa perlu untuk menjelaskan beberapa istilah, yaitu:

1. Peningkatan : “proses, perbuatan, cara meningkatkan usaha dsb”5

5Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Aneka Ilmu dan Difa Publisher. Cet. III. th. 2008. h. 820

(4)

Peningkatan : ada perubahan dari belajar anak. Yang berasal kurang bisa menjadi bisa.

2. Keterampilan : “kecakapan untuk menyelesaikan tugas;”6

Keterampilan : anak dapat memungsikan kelebihan yang ia miliki.

3. Membaca permulaan : ”membaca permulaan diberikan di kelas 1 dan 2”7 Membaca permulaan : membaca yang diberikan di kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar, yaitu pembelajaran yang menekankan pada membaca tekhnik.

4. Pengalaman berbahasa : pendekatan yang menekankan pada pengalaman siswa dalam belajar membaca “dalam PPB guru merangsang anak-anak untuk berpikir tentang pengalaman masing-masing”.8

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud judul diatas adalah pembelajaran membaca dengan menggali pengalaman siswa yang diceritakannya secara lisan, lalu dicatat oleh guru dan akhirnya menjadi bahan/wacana pembelajaran membaca bagi siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan penegasan judul di atas, rendahnya keterampilan membaca siswa kelas I MIN Jumba Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara mencakup 4 aspek yaitu:

1. Kurangnya tepatnya pengucapan kosakata.

2. Kurangnya penguasaan tanda baca.

6Ibid,. h. 808

7Supriyadi, Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 2. op. cit., h. 127

8Mulyati. Membaca Dalam Kurikulum Sekolah Dasar. (Jakarta: Depdikbud, th. 1996), h.219

(5)

3. Kurang lancar dalam membaca.

4. Rendahnya tingkat pemahaman terhadap isi bacaan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah keaktifan siswa dalam belajar dengan menggunakan pendekatan pengalaman berbahasa?

2. Apakah keterampilan membaca yang mencakup ketepatan pengucapan kosakata, penguasaan tanda baca, kelancaran membaca, dan pemahaman terhadap isi bacaan siswa kelas I MIN Jumba Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan pengalaman berbahasa?

D. Cara Pemecahan Masalah

Adapun cara pemecahan masalah kemampuan membaca pada penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan pendekatan pengalaman berbahasa siswa, yaitu belajar membaca dengan menggunakan teks bacaan yang disusun dari pengalaman siswa sendiri.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Dengan diterapkannya pendekatan pengalaman berbahasa dapat

(6)

meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas I MIN Jumba.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Keaktifan siswa dalam belajar dengan menggunkaan pendekatan pengalaman berbahasa.

2. Sejauh mana keterampilan membaca siswa yang mencakup ketepatan pengucapan kosakata, penguasaan tanda baca, kelancaran membaca, serta pemahaman terhadap isi bacaan dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan pengalaman berbahasa.

G. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk memperkaya khazanah ilmu dalam penelitian yang bertitik tolak pada pengembangan bahan teori siswa.

2. Secara Praktis a. Siswa

Dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya keterampilan membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

b. Guru

Sebagai masukan dalam memilih strategi yang tepat untuk digunakan

(7)

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama aspek membaca.

c. Madrasah

Sebagai bahan masukan dalam menentukan alternatif pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

H. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan berisi Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Cara Pemecahan Masalah, Hipotesis Tindakan, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan.

Bab II Kajian Pustaka berisi Hakikat Membaca, Tujuan Membaca, Manfaat Membaca, Hakikat Membaca dalam Madrasah Ibtidaiyah.

Bab III Metode Penelitian berisi Setting (waktu dan tempat) penelitian, siklus PTK, Subjek dan Objek Penelitian, Data dan Sumber Data, Teknik dan Alat Pengumpul Data, Indikator Kinerja, Teknik Analisis Data, Prosedur Penelitian, Jadawal Penelitian.

Bab IV Laporan Hasil Hasil Penelitian berisi Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Deskripsi Hasil Penelitian per Siklus, Pembahasan.

Bab V Penutup berisi Simpulan dan Saran.

Referensi

Dokumen terkait

Asesmen awal medis, yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau sebelum tindakan pada rawat jalan di rumah sakit, jika masih dalam jangka waktu 30 hari, riwayat medis dapat

utama bagi masyarakat Indonesia. Peneliti merasa tertarik untuk menulis tentang bagaimana Kinerja Keuangan Perusahaan Selluler di Indonesia Tahun 2017 dilihat dari

Perencanaan pembangunan yang partisipatif terhadap kebutuhan dan keinginan masyarakat sebagaimana terakomodir dalam UU No 25 tahun 2004 haruslah dimaknai sebagai sebuah proses

Sehubungan dengan itu guru sebagai ujung tombak pendidikan harus mau belajar menggunakan teknologi canggih agar tidak “gagap teknologi” sehingga dapat mengembangkan

Dalam upaya revegetasi lahan terdegradasi di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur perlu memprioritaskan pada pohon-pohon dominan savana seperti tersebut di atas;

Kalau tahun-tahun sebelum- nya upacara HUT Kemerdekaan RI dilak- sanakan di Alun-alun Kota Madiun dengan mengundang seluruh jajaran Forkopinda lengkap, juga mengundang pasukan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen telah mengatur mengenai perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha dengan tujuan untuk memberikan perlindungan kepada

Maka, termasuk kedzaliman pengusaha terhadap pekerja adalah tindakan mereka yang tidak membayar upah pekerja dengan baik, memaksa pekerja bekerja diluar kontrak