• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

15

BAB III

DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

A. ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN 1. Fungsi Kemasan

Ada empat fungsi kemasan sebagai satu alat pemasaran menurut (Kotler, 1999:228) yaitu :

• Swalayan (self service) adalah jumlah produk yang semakin bertambah di jual secara swalayan di pasaran dan toko yang memberikan potongan harga. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.

• Kemakmuran konsumen (consumer offluence) adalah meningkatkan jumlah konsumen-konsumen akan berarti bahwa konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.

• Citra perusahaan dan merek (company and brand image) adalah perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.

• Peluang inovasi (inovational opportunity) adalah cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.

Selain fungsi dari sebuah kemasan menurut (Mosberg, 1989: 97) variasi

produk yang dikemas memerlukan perhatian khusus sesuai dengan tujuan

pengemasannya. Hal-hal khusus tersebut dapat termasuk : perlindungan

(2)

16 terhadap kelembaban, perlindungan terhadap oxigen, perlindungan terhadap aroma dan rasa, tahan terhadap kebocoran, kejernihan, tahan terhadap sinar UV, dapat terlihat, dapat ditutup ulang.

Prinsip yang penting dan mendasar dari teknologi kemasan yaitu dapat melindungi, memelihara, dan memberi informasi tentang produk. prinsipnya, tujuan pengemasan adalah mewadahi dan melindungi produk melalui serangkaian distribusi dan penjualan. Tujuan utama kemasan adalah mewadahi dan melindungi, tetapi tujuan lain yang dapat bervariasi adalah pada penampilan, tekstur, grafis, bentuk, biaya dan struktur. Ketika mendesain sebuah kemasan, tidak ada desain kemasan yang begitu benar atau salah tetapi pertimbangannya adalah layak atau tidaknya (Denison, 1999).

Kemasan juga dapat berfungsi untuk mengkomunikasikan suatu citra tertentu. Contohnya, produk-produk makanan Jepang. Orang Jepang dikenal paling pintar membuat kemasan yang bagus. Permen Jepang seringkali lebih enak dilihat daripada rasanya. Mereka berani menggunakan bahan-bahan mahal untuk membungkus produk yang dijual. Walaupun tidak ada pesan apa- apa yang ditulis pada bungkus tersebut, tapi kemasannya mengkomunikasikan suatu citra yang baik.

Semua produk yang dijual di pasar swalayan harus benar-benar direncanakan kemasannya dengan baik. Karena produk dalam kategori yang sama akan diletakkan pada rak yang sama. Jika produsen ingin meluncurkan suatu produk baru, salah satu tugas yang penting adalah membuat kemasannya stands out, lain daripada yang lain dan unik. Kalau tidak terkesan berbeda dengan produk lain, maka produk baru itu akan “tenggelam”. Sebelum mencoba isinya, konsumen akan menangkap kesan yang dikomunikasikan oleh kemasan.

Dengan demikian kemasan produk baru tersebut harus mampu “beradu”

dengan kemasan produk-produk lainnya.

(3)

17 2. Ergonomi Produk

Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila tangan pemakainya terkena minyak.

3. Jenis – Jenis Kemasan

Menurut Ahli Teknologi Pangan dan Gizi Prof.DR. Made Astawan, (Senior:2007), kemasan dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Berdasarkan urutan dan jaraknya dengan produk, kemasan terbagi atas kemasan primer, sekunder dan tersier.

 Kemasan primer adalah kemasan yang langsung bersentuhan dengan makanan, sehingga bisa saja terjadi migrasi komponen bahan kemasan ke makanan yang berpengaruh terhadap rasa, bau dan warna.

 Kemasan sekunder adalah kemasan lapis kedua setelah kemasan primer, dengan tujuan untuk lebih memberikan perlindungan kepada produk.

 Kemasan tersier adalah kemasan lapis ketiga setelah kemasan sekunder, dengan tujuan untuk memudahkan proses transportasi agar lebih praktis dan efisien. Kemasan tersier bisa berupa kotak karton atau peti kayu.

b. Berdasarkan proses pengemasannya, kemasan dibedakan atas kemasan aseptik dan non-aseptik.

 Kemasan aseptik adalah kemasan yang dapat melindungi produk

dari berbagai kontaminasi lingkungan luar. Pengemasan jenis ini

(4)

18 biasanya dipakai pada bahan pangan yang diproses dengan teknik sterilisasi, seperti pada pengemasan makanan kaleng atau susu UHT (ultra high temperature).

 Pengemasan non-aseptik adalah kemasan yang memungkinkan kontaminasi mudah terjadi, sehingga masa simpan produk umumnya relatif lebih rendah. Untuk memperpanjang masa simpan, produk dapat ditambahkan gula, garam atau dikeringkan hingga kadar air tertentu.

Berdasarkan bahan dasar pembuatannya maka jenis kemasan pangan yang tersedia saat ini adalah kemasan kertas, gelas, kaleng/logam, plastik dan kemasan komposit atau kemasan yang merupakan gabungan dari beberapa jenis bahan kemasan, misalnya gabungan antara kertas dan plastik atau plastik, kertas dan logam. Masing-masing jenis bahan kemasan ini mempunyai karakteristik tersendiri, dan ini menjadi dasar untuk pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk produk pangan. Karakteristik dari berbagai jenis bahan kemasan adalah sebagai berikut :

a. Kemasan Kertas

 Tidak mudah robek

 Tidak dapat untuk produk cair

 Tidak dapat dipanaskan

 Fleksibel b. Kemasan Gelas

 Berat

 Mudah pecah

 Mahal

 Non biodegradable

 Dapat dipanaskan

(5)

19

 Transparan/translusid

 Bentuk tetap (rigid)

 Proses massal (padat/cair)

 Dapat didaur ulang c. Kemasan logam (kaleng)

 Bentuk tetap

 Ringan

 Dapat dipanaskan

 Proses massal (bahan padat atau cair)

 Tidak transparan

 Dapat bermigrasi ke dalam makanan yang dikemas

 Non biodegradable

 Tidak dapat didaur ulang d. Kemasan plastic

 Bentuk fleksibel

 Transparan

 Mudah pecah

 Non biodegradable

 Ada yang tahan panas e. Komposit (kertas/plastik)

 Lebih kuat

 Tidak transparan

 Proses massal

 Pengisian aseptis

 Khusus cairan

 Non biodegradable

(6)

20 B. ESTETIKA FUNGSI PRODUK RANCANGAN

Menurut Bob Cotton (1990) selain mempertimbangkan estetika, sebuah desain kemasan yang ditujukan untuk penjualan harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain:

1. Stands out (menonjol)

Kriteria yang paling penting adalah bahwa kemasan harus menonjol. Kalau kemasan tidak atau kurang menonjol maka ia akan kehilangan fungsinya, karena suatu produk harus bersaing dengan berpuluh-puluh produk lainnya dalam kategori yang sama di tempat penjualan. Salah satu cara adalah dengan penggunaan warna yang cermat, karena konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat bentuk atau rupa. Dan warnalah yang pertama kali terlihat bila produk berada di tempat penjualan. Warna yang terang akan lebih terlihat dari jarak jauh, karena memiliki daya tarik dan dampak yang lebih besar.

2. Contents (Isi)

Kemasan harus dapat memberikan informasi tentang isi kemasan dan apa yang terkandung dalam produk. Misalnya, pada kemasan produk-produk makanan biasanya dicantumkan kandungan gizi produk tersebut dan berapa kalori yang dihasilkan setelah konsumen mengkonsumsi produk tersebut.

3. Distinctive (Unik)

Secara keseluruhan desain kemasan harus unik dan berbeda dengan produk pesaing.

4. Suitable (Sesuai)

Desain kemasan harus sesuai dengan produk yang dikemas. Misalnya, bentuk kemasan botol untuk produk cair.

Dari definisi estetika diatas dapat diambil pengertian bahwa estetika

adalah segala sesuatu yang dapat dicerap oleh panca indera, dalam pencerapan

itu manusia mempunyai kriteria tertentu dalam menilai suatu benda. Nilai

(7)

21 tumbuh akibat adanya proses apresiasi dengan bukti empirik pengalaman estetika. Nilai yang tunbuh itu biasa disebut nilai estetika.

Feldman (dalam Sachari, 1994) mengartikan nilai estetika sebagai kemampuan suatu benda memberikan pengalaman keindahan. The Liang Gie (dalam Sachari, 1994) mengungkapkan bahwa nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan disebut sebagai nilai estetika.

Nilai estetika dapat dijabarkan sebagai berikut :

 Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan

 Nilai yang diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk menimbulkan suatu pengalaman estetik.

Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau layout, dan maskot . Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.

Menurut Wirya (1999:10) daya tarik visual kemasan dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

1. Daya Tarik Visual

Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau lebel suatu produk mencakup warna, bentuk, merk, ilustrasi, teks, tata letak (Wirya, 1999:28-30)

a. Warna

Warna adalah suatu mutu cahaya yang dapat dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Warna terbagi dalam kategori terang (mudah), sedang, gelap (tua).

Fungsi dari pemilihan warna :

 Untuk identifikasi produk sehingga berbeda dengan produk pesaing.

(8)

22

 Untuk menarik perhatian, warna terang atau cerah kan memantulkan cahaya lebih jauh dibandingkan dengan warna gelap.

 Untuk menimbulkan pengaruh, misalnya untuk meningkatkan selera konsumen terhadap produk makanan.

 Untuk mengembangkan asosiasi tertentu terhadap produknya.

 Untuk menciptakan suatu citra dalam mengembangkan produknya.

 Untuk menghiasi produk.

 Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum dalam penggunaan warna kontras.

 Untuk mendorong tindakan.

 Untuk proteksi terhadap cahaya yang membahayakan.

 Untuk mengendalikan temperatur barang didalamnya.

 Untuk membangkitkan minat dalam mode.

b. Bentuk

Bentuk kemasan disesuaikan dengan produknya pertimbangan yang digunakan adalah pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, perkembangan penjualan, pemejangan dan cara-cara penggunaan kemasan tersebut.

 Bentuk yang sederhana lebih disukai daripada yang rumit

 Bentuk yang teratur memiliki daya tarik lebih

 Bentuk harus seimbang agar menyenangkan

 Bentuk bujur sangkar lebih disukai dari pada persegi panjang

 Bentuk cembung lebih disukai daripada bentuk cekung

 Bentuk bulat lebih disukai wanita, sedang pria lebih menyukai bentuk siku

 Bentuk harus mudah terlihat bila dipandang dari jauh.

c. Merk/logo

Tanda-tanda identifikasi seperti merek dengan logo perusahaan

adalah meningkatkan daya tarik konsumen. Merek atau logo ini di pandang

(9)

23 dapat menaikkan gengsi atau status seorang pembeli.

Syarat-syarat logo yang baik adalah :

 Mengandung keaslian

 Mudah dibaca atau di ucapkan

 Mudah di ingat

 Sederhana dan ringkas

 Tidak mengandung konotasi yang negative

 Tidak sulit digambarkan d. Ilustrasi

Merupakan alat komunikasi sebuah kemasan bahasa universal yang dapat menembus rintangan perbedaaan bahasa. Ilustrasi ini termasuk fotografi dan gambar-gambar untuk menarik konsumen.

e. Tipografi

Tipografi adalah teks pada kemasan yang berupa pesan-pesan kita untuk menjelaskan produk yang di tawarkan sekaligus menyerahkan konsumen untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan produsen.

f. Tata letak

Tata letak adalah paduan semua unsur garfis meliputi warna, bentuk, merek ilustrasi, topografi, menjadi suatu kesatuan baru yang disusun dan di tempatkan pada halaman kemasan. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pengaturan tata letak adalah :

 Keseimbangan

 Titik pandang dengan menjadikan satu unsur yang paling menarik

 Perbandingan ukuran yang serasi

 Tata urutan alur keterbatasan yang sesuai 2. Daya Tarik Praktis

Daya tarik praktis ini merupakan efektifitas efesiensi suatu kemasan yang

ditujukan kepada konsumen maupun distributor atau pengecer. Daya tarik

(10)

24 kemasan menurut Wirya (1999 : 15) antara lain :

 Kemasan yang menjamin dapat melindungi produk

 Kemasan yang mudah di buka atau di tutup kembali untuk disimpan

 Kemasan dengan porsi yang sesuai

 Kemasan yang dapat digunakan kembali

 Kemasan yang mudah dibawa

 Kemasan yang mudah dalam pengisian ulang

C. ASPEK TEKNIS PRODUK RANCANGAN

Struktur kemasan berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas :

1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe)

2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempe, dan sebagainya.

3. Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.

Berikut adalah jenis-jenis proses pencetakan kemasan plastik : 1. Pencetakan secara injeksi

Prinsip pencetakan secara injeksi terdiri tahap pelunakan bahan

plastik dalam silinder panas, dan kemudian diinjeksikan ke dalam cetakan

yang lebih dingin, sehingga plastik mengeras. Hasil yang telah dicetak

dikeluarkan dari cetakan oleh sebuah alat, kompresi udara atau alat

lainnya. Teknik ini mahal dan kurang ekonomis.

(11)

25 2. Pencetakan Secara Hembusan

Teknik dasar dari pencetakan secara hembusan adalah seperi pada pembuatan gelas. Udara didorong di bawah tekanan ke plastik cair yang tertutup yang dikelilingi oleh cetakan yang dingin dengan bentuk yang diinginkan. Adanya tekanan udara menyebabkan plastik cair mengembang.

Plasik akan dingin dengan mendinginnya cetakan, dan kemudian cetakan dibuka, sedangkan botolnya dikeluarkan.

a. Hembus Injeksi

Urutan proses hembusan injeksi adalah :

 bahan plastik yang akan dibentuk diinjeksikan pada cetakan parison

 dalam keadaan masih cair kemudian dipindahkan ke cetakan berikutnya

 setelah itu cetakan dibuka dan botol dikeluarkan

b. Hembus Eksruksi

Pada proses hembus ekstruksi, maka bahan plastik diekstrusi terlebih dahulu, kemudian dihembus oleh udara yang bertekanan pada cetakan, didinginkan dan tahap akhir cetakan dibuka.

c. Cetak hembus biaksial (Stretch Blow Moulding)

Cara ini menghasilkan botol-botol dengan arah atau orientasi yang baik pada arah membujur dan melintang, sehingga sifatnya lebih baik dari hembus injeksi, yaitu tahan terhadap benturan, dan barrier yang baik terhadap gas dan uap air.

d. Botol Ko-ekstrusi

Cara ini merupakan pengembangan dari cetak hembus ekstrusi yang

berasal dari bidang ekstrusi film. Ko ekstrusi adalah suatu proses

(12)

26 dimana dua atau lebih ekstruder digabungkan dengan satu cekatan (die) untuk menghasilkan film multilapis. Proses ini memungkinkan untuk menghasilkan bahan dengan lapisan yang terdiri dari bahan yang mahal dan diapit oleh dua lapisan bahan yang murah.

e. Cetakan Botol Multiproses

Cara ini disebut multiproses karena menggunakan peralatan cetak yang sekaligus membentuk botol, kemudian mengisi dan menutupnya. Proses ini dilakukan dalam satu jalur, sehingga proses pengisian pangan dapat berlangsung secara aseptis. Teknik ini terutama digunakan untuk wadah susu.

f. Cetak Hembus Kemasan Mulut Lebar

Cara ini digunakan untuk menghasilkan wadah plastik bermulut lebar seperti kendi, jerigen, botol besar dan wadah lain yang mempunyai diameter leher lebih sempit dibandingkan diameter wadahnya.

3. Thermofing

Proses thermofing adalah membentuk wadah dengan cetakan pada saat plastik panas dan dalam keadaan lunak. Proses pemanasan dilakukan dengan menggunakan radiasi infra merah, dan bahan plastik yang digunakan adalah polietilen, polipropilen dan polistiren. Dalam proses ini ada 3 macam teknik pencetakan, yaitu :

a. Teknik vakum : terdiri dari proses mengapit lembar plastik yang dipasang pada sebuah rangka yang diletakkan pada kotak pencetak.

Kondisi hampa udara akan menarik lembar plastik pada cetakan.

b. Teknik tekanan : mirip dengan teknik vakum, tapi pembentukan wadah menggunakan tekanan dari bagian atas plastik.

c. Teknik cetak berpasangan : lembaran plastik yang panas dipress di

(13)

27 antara dua lempeng, yang terdirid ari lempeng cetakan jantan dan cetakan betina. Wadah yang dihasilkan dari proses thermoforming di antaranya adalah kemasan yoghurt, mentega, coklat dan biskuit.

4. Cetakan Fase Padat

Berbeda dengan teknik pencetakan yang telah diterangkan sebelumnya yang memerlukan energi panas dua kali yaitu saat pencetakan lembaran palstik dan saat membentuk wadah, maka proses cetakan fase pada hanya sekali memerlukan energi panas. Cara ini banyak digunakan untuk pencetakan plastik secara komersial.

5. Cetak Kompresi

Teknik ini merupakan metode tertua dalam pencetakan plastik, dan saat ini masih digunakan untuk mencetak plastik termoset. Hasil cetak kompresi dapat berupa tutup botol, jerigen dan lain-lain. Caranya adalah sebagai berikut :

a. resin dalam bentuk serbuk yang telah ditimbang diletakkan di dalam rongga cetakan terbuka yang telah dipanaskan

b. kemudian cetakan ditutup dan ditekan dengan pres hidraulik c. serbuk resin akan meleleh dan mengisi cetakan

d. setelah wadah atau tutup plastik dicetak kemudian dikeluarkan

D. ASPEK EKONOMI PRODUK RANCANGAN

Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menghadapi persaingan perdagangan yang semakin tajam adalah melalui desain kemasan. Daya tarik suatu produk tidak dapat terlepas dari kemasannya. Kemasan merupakan

“pemicu” karena ia langsung berhadapan dengan konsumen. Karena itu

kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon

positif, dalam hal ini membeli produk; karena tujuan akhir dari pengemasan

adalah untuk menciptakan penjualan.

(14)

28 Dalam aspek ekonomi sebuah perancangan kemasan harus memperhitungkan biaya produksi yang efektif, termasuk dalam pemilihan bahan material yang akan digunakan. Dengan begitu biaya produksi yang dikeluarkan dalam produksi sebuah kemasan produk tidak akan mengeluarkan biaya yang terlalu besar, tentu dengan permilihan bahan material yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah.

Berikut ini adalah tabel biaya produksi dari jenis-jenis bahan material kemasan :

NO JENIS KEMASAN CONTOH HARGA

1 Composite Can Ukuran 65x100mm Ukuran 73x165mm Ukuran 73x170mm Ukuran 73x200mm Ukuran 65x155mm Ukuran 73x100mm Ukuran 84x100mm Ukuran 84x200m Ukuran 84x250mm Ukuran 126x210mm

Rp. 2.200,-/pcs Rp. 2.500,-/pcs Rp. 2.600,-/pcs Rp. 2.750,-/pcs Rp. 2.500,-/pcs Rp. 2.400,-/pcs Rp. 3.400,-/pcs Rp. 3.800,-/pcs Rp. 3.900,-/pcs Rp. 6.200,-/pcs 2 Gusset Laminasi Kertas

Kemasan Gusset ukuran + 50gr 5×13+3cm

Kemasan Gusset ukuran + 100gr 7×20+4cm

Kemasan Gusset ukuran + 250gr 9×25+6cm

Kemasan Gusset ukuran + 500gr 13×35+6cm

Kemasan Gusset ukuran + 1000gr 15×40+6cm

Rp. 500,-/Pcs Rp. 550,-/Pcs Rp. 700,-/pcs Rp. 1.100,-/pcs Rp. 1.400,-/pcs

Gambar 8

Gambar 9

(15)

29 3 Kemasan Alumunium Foil

Kemasan Aluminium Foil seal U/T 1000 gr Uk 20x30cm Kemasan Aluminium Foil seal U/T 500 gr Uk 16x25cm Kemasan Aluminium Foil seal U/T 200-250 gr Uk 14x22cm Kemasan Aluminium Foil seal U/T 75-100 gr Uk 12x20cm

Rp. 1.000,-/pcs Rp. 800,-/pcs Rp. 650,-/pcs Rp. 600,-/pcs 4 Kemasan Toples

Toples PET Kacang / Selai 290 ml Rp. 2.000,-/pcs

5 Kemasan Plastik Cup Plastik Cup 120 ml Plastik Cup 180 ml Plastik Cup 220 ml

Rp. 120,-/pcs Rp. 140,-/pcs Rp. 160,-/pcs

Tabel 3. Biaya Produksi Kemasan Gambar 10

Gambar 11

Gambar 12

Gambar

Tabel 3. Biaya Produksi Kemasan  Gambar 10

Referensi

Dokumen terkait

Uji T digunakan untuk menguji hipotesis kedua, ketiga dan keempat yang menyatakan bahwa capital adequacy ratio dan loan to deposit ratio secara parsial berpengaruh positif

       UKBM NO TOTAL  UKBM JUMLAH  TEMPAT  TIDUR JUMLAH TT  PERSALINAN WAKTU  TEMPUH NAMA SIMPUS. 334 CEMPAKA 1011770 SUMATERA SELATAN OGAN KOMERING ULU TIMUR

Strategi yang sesuai untuk merevitalisasi koperasi sekolah di SMP Negeri 2 Pandaan, antaralain dengan memanfaatkan semua kekuatan (S) yang dimiliki oleh koperasi berupa

Merunut saling keterkaitan sumber-sumber kajian teori di atas peran bahasa dalam teks-teks perkembangan pemikiran ekonomi Islam dan bagaimana bahasa dapat

Sebagai contoh, dalam pesantren tahfiz tidak ada tingkatan kelas, tapi lebih didasarkan pada kemampuan perorangan atau kalaupun ada menggunakan tingkatan juz dengan

Dengan memperhatikan aspirasi masyarakat yang dituangkan dalam Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Paniai Nomor 12/DPRD/2004 tanggal 5 Maret 2004

Perihal : Undangan Pelatihan Fasilitator Tahap II (Provinsi Jawa Tengah II) Program Pamsimas III TA 2016 Dalam rangka meningkatkan kapasitas Fasilitator Senior dan

Jumlah penggadaan gabah/beras oleh Bulog dipengaruhi oleh stok beras akhir tahun dengan arah yang sama, namun tidak responsif dengan elastisitas jangka pendek sebesar 0.4193