NATURAL BALI KULKUL
MANUAL MUTU
ISO 9001:2015
IKM/03/2019- Rev. 1
DISAHKAN UNTUK MENJADI ACUAN
DAFTAR ISI
BAB I - KONTEKS PERUSAHAAN ... 2
1. Isu internal dan eksternal perusahaan ... ... 2
2. Pemangku kepentingan ... 2
3. Model bisnis dan ruang lingkup penerapan SMM ... 3
4. Proses Manajemen Mutu... 3
Bab II - KEPEMIMPINAN ... 0
1. Kepemimpinan dan komitmen ... 0
2. Fokus Pelanggan ... 0
3. Kebijakan mutu ... 1
4. Komunikasi Kebijakan Mutu ... 1
5. Peran, tanggung jawab dan wewenang penerapan SMM ... 1
Bab III - PERENCANAAN ... 2
1. Manajemen risik. ... ... 2 2. Sasaran mutu ... 0 3. Perubahan perencanaan... 0 Bab IV - DUKUNGAN ... 1 1. Sumberdaya ... 1 2. Kompetensi ... 2 3. Kepedulian ... 2 4. Komunikasi ... 3 5. Informasi terdokumentasi ... 3 Bab V - OPERASIONAL ... 5
1. Perencanaan dan pengendalian jasa ... 5
2. Persyaratan jasa ... 5 3. Inovasi jasa ... 6 4. Pengendalian pemasok. ... 6 5. Penyediaan jasa ... 7 6. Pelepasan jasa ... 8 7. Penanganan ketidaksesuaian ... 8
Bab VI – EVALUASI KINERJA ... 10
1. Pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi ... 10
2. Audit internal ... 10
3. Tinjauan manajemen... 11
Bab VII – PERBAIKAN BERKELANJUTAN ... 12
1. Ketidaksesuaian dan tindakan korektif ... 12
2. Peningkatan berkelanjutan ... 12
BAB I ‐ KONTEKS PERUSAHAAN
Konteks Internal dan ekternal(Klausul 4.1.)
NATURAL BALI KULKUL memproduksi garam organic dan garam beriodium sesuai SNI 3556:2010, dengan sertifikat (terlampir).
Kelebihan garam produksi NATURAL BALI KULKUL ialah ; proses yang dilakukan higenis, tanpa pemutih, tanpa pengawet, memiliki 8 (delapan) variasi bentuk kristal dan 5 (lima) rasa dan moisture content rendah. Garam diproduksi dari bahan baku yang dihasilkan oleh petani garam tradisional bali dari Kusamba, Tejakula dan Amet.
Spesifikasi produk NATURAL BALI KULKUL dapat dilihat pada Instagram, dan website (link).
Produksi garam sudah memiliki sertifikat PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) dari dinas kesehatan setempat, dengan sertifikat (terlampir) dan juga memperoleh sertifikat HALAL (terlampir).
Kemasan produk yang khas memperkuat branding produk garam demikian juga bahan baku dari petani lokal dan lokasi pabrik yang di Bali makin memperkuat branding garam produksi NATURAL BALIKULKUL.
Isu – isu eksternal yang dihadapi oleh perusahaan antara lain :
1. Perkembangan bisnis produksi garam tradisional didukung oleh kebijakan pemerintah daerah dan pemerintah pusat yang mendukung industry kecil dan menengah (IKM).
2. Persyaratan perijinan BPOM dan sertifikasi HALAL menuntut perusahaan menerapkan sistem manajemen untuk mendukung pemenuhannya. 3. Penurunan industry pariwisata Bali mempengaruhi penjualan karena
pangsa pasar ke restaurant, café dan hotel dan end user. Maka, perusahaan berusaha menciptakan produk untuk pangsa pasar menengah kebawah,
4. Perusahaan makanan dan minuman diharapkan menerapkan HACCP agar memperoleh kepercayaan pasar ekspor
Pemangku kepentingan (Klausul 4.2)
Pemangku kepentingan dan harapannya kepada perusahaan adalah sebagai berikut :
3 | P a g e
merkuri dan logam berat. Petani lokal mengharapkan pesanan kontinyu dari perusahaan dengan harga bersaing
2. Pembeli produk seperti restaurant, café, hotel serta masyarakat menginginkan produk garam dengan kemasan unik dan berkelas, dengan variasi rasa dan bentuk yang unik yang menonjolkan aspek lokal Bali. Ruang lingkup penerapan Sistem Manajemen Mutu (Klausul 4.3) Sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 diterapkan pada produksi garam dari petani Bali yang higenis tanpa pengawet dengan kemasan menarik, berbagai bentuk dan variasi rasa. Proses Manajemen Mutu (Klausul 4.4) Proses manajemen mutu produksi garam organic dan beriodium secara garis besar mengikuti prinsip sebagai berikut : Kegiatan Input
Permintaan Output Penerima
Kontrol, Pengukuran dan
Dokumentasi
Proses manajemen mutu produksi garam mulai dari input bahan baku sampai delivery adalah sebagai berikut dan dapat dilihat pada video.
Proses Persyaratan Pengendalian Tindakan Koreksi Validasi
Penerimaan bahan baku
Tidak terdapat
merkuri atau logam berat (Cadmium, Air
Raksa, Timbal,
Arsenik)
Pemeriksaan visual yaitu warna natural garam tidak hitam
Tidak berbau
Perendaman 2 jam
dengan hasil air tidak licin dan tidak berminyak
Bahan baku ditolak Pemeriksaan oleh
pekerja
Penyimpanan bahan baku
Ruang penyimpanan
tidak boleh
kemasukan tikus dan kecoa
Pemeriksaan dan
pembersihan area setiap hari
Pembersihan area kerja,
menutup lobang,
memasang perangkap tikus. Pemasangan jaring nyamuk
pada lubang ‐ lubang bangunan
Karung bahan baku tidak diletakan menempel pada
dinding gudang
Maksimal tumpukan karung 10.
Pengawasan oleh manajer
1 | P a g e
Proses Persyaratan Pengendalian Tindakan Koreksi Validasi
Pencampuran dengan air, pengadukan dan perendaman
Air yang digunakan bersih
Gunakan Air hasil dari PDAM
Air disaring bila kotor, atau mencari air lain.
Pengamatan air
saat digunakan
Pengeringan di rumah kaca
Ruang kaca tidak
boleh kemasukan
tikus, kecoa, lalat. burung dan kotoran lain.
Suhu minimal 80 deg.C Pasang jaring disetiap
lubang – lubang
Pekerja memakai
memakai topi dan sepatu
Garam yang kotor dipisahkan Pemeriksaan setiap hari
Pemindahan hasil pengeringan ke ruang produksi
Garam tidak
tercampur debu dan kotoran lain
Pemindahan
menggunakan wadah
tertutup.
Pintu memasukan
produk berbeda dengan pintu lalu lalang orang di ruang produksi
Tidak boleh
menggunakan alat
berserabut
Produk yang kotor dipisahkan Pengawasan oleh manajer
Proses Persyaratan Pengendalian Tindakan Koreksi Validasi
Produksi
Debu, kotoran lain diruang atau material lain dalam produk
Pekerja Harus:
memakai baju bersih Cuci tangan sebelum
masuk ruang kerja Pakai hair cap Cuci tangan pakai alcohol sebelum memegang produk Tangan tidak sakit kulit Tidak boleh membawa
makanan kedalam raung kerja
Tidak memakai perhiasan
Produk yang kotor
dikembalikan dan dipisahkan
Pengawasan oleh manajer
Delivery Ruang penyimpanan
tidak lembab
Spesifikasi bungkus : kotak
Kardus double Wall
Lantai bersih, diletakan diatas Pallet
Wrapping Tali
Produk ditarik dari pelanggan Komplian pelanggan
Bab II ‐ KEPEMIMPINAN
(Klausul 5) Kepemimpinan dan komitmen (Klausul 5.1.1) Untuk menjaga mutu melalui penerapan SMM ISO 9001:2015, NATURAL BALI KULKUL pimpinan puncak manajemen CV.BALI KULKUL menerapkan langkah – langkah sebagai berikut untuk menunjukan komitmen terhadap penerapan sistem manajemen mutu, antara lain melalui:1. Menetapkan dan menyanangkan kebijakan mutu dan melakukan sosialisasi kebijakan tersebut kepada karyawan
2. Menetapkan sasaran mutu
3. Menyediakan lingkungan kerja dan fasilitas kerja yang bersih dan sehat untuk menghasilkan produk garam yang hygenis
4. Memastikan dan memberikan pengarahan pada karyawan agar menjaga kebersihan tangan dan badan selama bekerja di bagian produksi. Dan mentaati cara – cara kerja yang menjamin higenisitas produk
5. Memastikan pencapaian tujuan mutu melalui supervisi, audit mutu, survey kepuasan pelanggan, rapat tinjauan manajemen mutu. 6. Melibatkan, mengarahkan dan mendukung setiap orang untuk menjaga kebersihan lingkungan kerja 7. Melakukan perbaikan berkelanjutan untuk menjaga kualitas produk dan meningkatkan penjualan Fokus Pelanggan (Klausul 5.1.2) Pimpinan puncak manajemen NATURAL BALI KULKUL menerapkan langkah – langkah sebagai berikut untuk menunjukan komitmen terhadap pelanggan melalui :
1. Persyaratan pelanggan dan peraturan perundangan yang berkaitan dengan produk garam memenuhi SNI 3556: 2010, 2. Bahan baku bebas merkuri dan logam berat melalui pemeriksaan bahan baku sebelum di produksi, 3. Pemantauan dan evaluasi kepuasan pelanggan 4. Pelanggan – pelanggan direkam dalam Daftar Pelanggan (Form B)
Kebijakan mutu (Klausul 5.2.1)
Kebijakan mutu NATURAL BALIKULKUL ialah :
“Mengutamakan mutu produk sesuai standard untuk menghasilkan garam
beryodium sesuai SNI 3556:2010 yang memenuhi harapan pelanggan,
memberikan kepuasan kepada pelanggan dan perbaikan
berkesinambungan melalui SMM ISO 9001:2015”.
Komunikasi Kebijakan Mutu (Klausul 5.2.2)
Pimpinan puncak manajemen NATURAL BALI KULKUL terus menerus mengkomunikasikan kebijakan mutu perusahaan melalui pemasangan spanduk dan pengarahan secara berkala terutama terkait kebersihan lingkungan. Kebijakan mutu perusahaan bisa diakses oleh semua pihak yang berkepentingan dan relevan dengan bisnis perusahaan melalui website perusahaan dan situs ini. Peran, tanggung jawab dan wewenang penerapan SMM (Klausul 5.3) Pimpinan puncak NATURAL BALI KULKUL bertanggung jawab: 1. Memastikan sistemm manajemen mutu diterapkan
2. Memonitor dan mengevaluasi proses – proses diarea kerja untuk menghasilkan produk sesuai SNI 3556:2010
3. Memastikan pelanggan tidak complaint.
4. Memastikan pekerja mematuhi cara – cara kerja yang menjami higenisitas produk
5. Melakukan telaah jika ada perubahan yang diperkirakan mempengaruhi pelaksanaan sistem manajemen mutu
2 | P a g e
Bab III ‐ PERENCANAAN
(Klausul 6)Penerapan sistem manajemen mutu di NATURAL BALI KULKUL memperhatikan kontek perusahaan, harapan pemangku kepentingan dan persyaratan SNI 3556 : 2010. Pengelolaan risiko dan peluang terkait dengan proses, sebagai berikut : Risiko dan Peluang (Klausul 6.1) a. Kriteria Risiko Kemungkinan (K) (3) Jarang (2) Kadang ‐ kadang (1) Sering Dampak (D) (A) Berat Risiko Sedang (S) Risiko Tinggi (T) Risiko Tinggi (T) (B) Sedang Risiko Sedang (S) Risiko Sedang (S) Risiko Tinggi (T) (C) Ringan Risiko Rendah (R) Risiko Rendah (R) Risiko Sedang (S) Kriteria Tingkat Kemungkinan : 1. Sering : aktifitas atau kejadian kemungkinan ada setiap tahun lebih dari 10 kali 2. Kadang – kadang: aktifitas atau kejadian kemungkinan ada setiap tahun maksimal 10 kali 3. Jarang : aktifitas atau kejadian kemungkinan ada kurang dari 5 kali Kriteria Tingkat Dampak : A. Berat : Kemungkinan akan mendapatkan keluhan masyarakat & pelanggan B. Sedang : Kemungkinan akan mempengaruhi kinerja mutu perusahaan secara keseluruhan C. Ringan Kemungkinan hanya akan mempengaruhi kinerja mutu unit kerja tertentu
b. Rencana pengendalian risiko dan peluang
Rencana pengendalian risiko dan peluang yang mempengaruhi mutu produk dilakukan melalui Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) sebagai berikut :
Proses Bahaya K D R Pengendalian Tindakan Koreksi Validasi Penerimaan bahan baku Terdapat merkuri atau logam berat (Cadmium, Air Raksa, Timbal, Arsenik) 3 A S Pemeriksaan visual yaitu warna natural garam Tidak berbau Perendaman 2 jam dengan hasil air tidak licin dan tidak berminyak Bahan baku ditolak Pengawasan oleh menajer Penyimpanan bahan baku Ruang penyimpanan kemasukan tikus dan kecoa 2 A T Pembersihan area kerja, menutup lobang, memasang perangkap tikus. Pemasangan jaring nyamuk pada lubang ‐ lubang bangunan Karung bahan baku tidak diletakan menempel pada dinding gudang Maksimal tumpukan 10 karung. Garam di cuci Pengawasan oleh manajer Pencampuran dengan air, pengadukan dan perendaman
Air kotor 3 A S Gunakan Air hasil dari PDAM Perendaman Selama 1 Minggu Air kotor tidak dipakai Pengamatan air saat digunakan
Proses Bahaya K D R Pengendalian Tindakan Koreksi Validasi Pengeringan di rumah kaca Kemasukan tikus, kecoa, lalat. burung 3 A S Suhu minimal 80 deg.C Pasang jaring disetiap lubang – lubang Pakai topi dan sepatu Garam kotor dipisahkan Pemeriksaan setiap hari Pemindahan hasil pengeringan ke ruang produksi Tercampur debu dan kotoran lain 3 A S Pemindahan menggunakan container/wadah tertutup. Tidak boleh menggunakan alat yang berserabut pemisahan jalur lalu lintas barang dan orang ke/dari ruang produksi Garam kotor dipisahkan Pengawasan oleh manajer Produksi Debu, kotoran lain diruang atau material lain dalam produk 3 A S Pekerja Harus: memakai baju bersih Cuci tangan sebelum masuk ruang kerja Pakai hair cap Cuci tangan pakai alcohol sebelum memegang produk Tangan tidak sakit kulit Tidak boleh membawa makanan kedalam raung kerja Tidak memakai perhiasan Garam kotor dipisahkan Pengawasan oleh manajer
2 | P a g e
Proses Bahaya K D R Pengendalian Tindakan Koreksi Validasi
Delivery debu, lembab 3 A S
Spesifikasi bungkus : kotak Kardus double Wall Diletakan diatas Pallet Wrapping Diikat tali
Kemasan produk yang
Sasaran mutu (Klausul 6.2.1)
Sasaran mutu perusahaan ialah loyalitas pelanggan yang dibuktikan dengan permintaan yang terus tumbuh dan pertumbuhan pelanggan baru.
Rencana untuk mencapai sasaran mutu (Klausul 6.2.2)
Produk garam dijaga agar tetap memenuhi persyaratan SNI 3556:2010 dan Serifikat PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) sehingga kepercayaan pelanggan dijaga. Untuk mencapai sasaran mutu tersebut diatas perusahaan menerapkan HACCP seperti tercantum dalam Tabel klausul 4.4 dan 6.1. Selain itu perusahaan harus memenuhi persyaratan sertifikasi PIRT (pangan Industri Rumah Tangga) dari dinas kesehatan setempat. Perubahan perencanaan (Klausul 6.3)
Perubahan terkait dengan sistem manajemen mutu dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan dengan mempertimbangkan : 1. Persyaratan SNI 3556 : 2010 tetap terpenuhi 2. Tidak mempengaruhi sertifikasi HALAL 3. Higenisitas produk terjaga 4. Ketersediaan dan kemampuan sumberdaya 5. Risiko dan peluang pada peningkatan bisnis perusahaan
1 | P a g e
Bab IV ‐ DUKUNGAN
(Klausul 7) (Gambaran tempat usaha, infrastruktur, peralatan, personel dan lingkungan dapat dilihat melalui video) Untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan pangan yang diatur oleh pemerintah maka personel, infrastrukur dan sanitasi diperiksa oleh dinas kesehatan setempat untuk diterbitkan sertifikat PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Sumberdaya (Klausul 7.1)Sumberdaya yang digunakan untuk memenuhi persyaratan pelanggan mencakup antara lain :
a. Personel (Klausul 7.1.1)
Personel di NATURAL BALI KULKUL terdiri dari staf produksi dan pemasaran. Staf produksi harus sehat yang dibuktikan melalui tes kesehatan dari Puskesmas, memahami instruksi dan arahan pimpinan.
b. Infrastruktur (Klausul 7.1.2)
Infrastruktur utama untuk menunjang penerapan SMM mencakup ialah ruang produksi, ruang kaca untuk penguapan dan pengeringan yang bersih. Perusahaan mengatur lay out ruang produksi sedemikian rupa antara lain : Pintu masuk barang dan orang terpisah Menyediakan wastafel didepan pintu masuk ruang produksi Toilet dilengkapi wastafel c. Lingkungan untuk operasi proses (Klausul 7.1.3)
Lingkungan kerja diperiksa secara rutin oleh dinas kesehatan setempat, untuk menjaga lingkungan kerja yang bersih dan sehat untuk menjaga produk yang higenis:
Lingkungan kerja tidak tercium bau – bau yang mengganggu kualitas produk
Lingkungan kerja bersih dan bebas dari sampah, genangan air, gerombolan lalat, serangga, ulat, kecoak atau hewan lain yang mengganggu higenisitas produk
Upaya untuk menjaga lingkungan seperti persyaratan tersebut diatas maka perusahaan melakukan upaya – upaya antara lain :
Menjaga kebersihan halaman. Ruang pengeringan dan ruang produksi Memasang aturan – aturan terpampang di dinding yang
mensyaratkan apa dan bagaimana menjaga lingkungan yang bersih dan higenis Toilet dan sanitasi yang terjaga kebersihannya d. Peralatan ukur (Klausul 7.1.5) Alat ukur yang digunakan adalah timbangan untuk memperkirakan berat kemasan. Akurasi timbangan dikalibrasi oleh dinas perdagangan setempat.
e. Pengetahuan organisasi (Klausul 7.1.6)
Pengetahuan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai kesesuaian permintaan pelanggan, ialah melalui seminar atau pelatihan yang diselenggarakan oleh npemerintah daerah atau pusat. Terutama terkait dengan kualitas produk. Berikut rekaman seminar atau pelatihan yang diikuti oleh personel.
Kompetensi (Klausul 7.2)
Kompetemsi dasar pekerja ialah memahami dan memantuhi instruksi kerja dengan bersih untuk menjamin higenisitas produk. Pimpinan memberikan penyuluhan dan bimbingan bagaimana menangani produksi sesuai standar sebelum mulai bekerja di perusahaan.
Kepedulian (Klausul 7.3)
Pimpinan perusahaan melakukan awareness melalui penyluhan dan bimbingan terkait cara – cara kerja yang bersih dan sehat bagi produk. Rekaman pelaksanaan penyuluhan dan bimbingan dapat dilihat pada video.
3 | P a g e
Komunikasi (Klausul 7.4)
Pimpinan perusahaan menetapkan program komunikasi rutin untuk meningkatkan kinerja perusahaan sebagai berikut :
Diskusi dengan karyawan setiap saat (foto – foto terlampir), terkait permasalahan yang timbul dalam pekerjaan dan bagaimana mengatasinya,
Kunjungan ke petani garam (foto – foto terlampir) terkait produksi bahan baku dan permasalahan
Kunjungan ke pelanggan (foto terlampir) terkait pemasaran dan masukan atas kualitas produk
Informasi terdokumentasi (Klausul 7.5.1)
Perusahaan menggunakan sistem informasi manajemen mutu untuk memelihara dan mendokumentasikan kegiatan yang dipersyaratkan oleh standar sistem manajemen mutu. Manual sistem manajemen mutu menjadi acuan penerapan terdapat dan dapat diakses dari sistem informasi ini. Rekaman – rekaman terkait bukti pelaksanaan sistem manajemen mutu juga disimpan dalam sistem informasi ini. a. Membuat & memutakhirkan dokumen (Klausul 7.5.2) Informasi dan rekaman – rekaman terkait penerapan SMM di unggah di sistem informasi ini dilakukan oleh perusahaan dan diverifikasi oleh Surveyor Indonesia.
b. Pengendalian dokumen (Klausul 7.5.2)
Dokumen didalam sistem informasi dapat diakses dan dirubah sesuai kebutuhan perusahaan dengan tetap mempertimbangkan persyaratan standar sistem manajemen mutu. Perubahan dilakukan oleh personel yang mendapatkan access code.
Pihak – pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan dapat mengakses dan membaca informasi – informasi penting yang releven dan tidak dapat merubah isi dokumen. Rekaman – rekaman terkait pelaksanaan sistem manajemen tidak dapat diakses oleh pihak lain di luar perusahaan.
5 | P a g e
Bab V ‐ OPERASIONAL
(Klausul 8)Perencanaan dan pengendalian produk (Klausul 8.1)
Perusahaan merencanakan, menerapkan dan mengendalikan proses yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan pelanggan. Kebutuhan sumberdaya, kriteria dan pengendaliannya ditetapkan sesuai persyaratan SNI 3556:2010. Pengendalian produk dari bahan baku sampai produk yang siap di delivery terkait dengan table pengendalian mutu (klausul 4.4.) dan tabel pengendalian risiko (klausul 6.1). Persyaratan produk (Klausul 8.2) a. Komunikasi pelanggan (Klausul 8.2.1)
Komunikasi produk dengan calon pelanggan atau pelanggan dilakukan antara lain melalui website, email. Instagram dan WA website :www.naturalbalikulkul.com, email : naturalbalikulkul9@gmail.com; Instagram :@naturalbalikulkul; WA : 08113861363 b. Persyaratan produk (Klausul 8.2.2)
Produk harus sesuai persyaratan SNI 3556:2010. Produksi dan tempat produksi diperiksa oleh dinas kesehatan setempat sehingga memperoleh PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga).
c. Tinjauan persyaratan produk (Klausul 8.2.3)
Perusahaan menetapkan persyaratan produk garam yang mencakup bahan baku sampai pengiriman sebagai berikut :
Bahan baku dari petani lokal tidak mengandung merkuri dan cemaran logam berat,
Dilakukan proses pencucian dan pembersihan garam yang dipasok petani
Penjemuran dan pengemasan yang memperhatikan higenisitas personel, cara pengemasan dan fasilitas pengemasan dengan memenuhi persyaratan dinas kesehatan setempat
Produk garam harus memenuhi persyaratan SNI 3556:2010
Proses dan pelaksanaan produksi memenuhi persyaratan dinas kesehatan setempat
d. Perubahan persyaratan.
(Klausul 8.2.4)
Setiap perubahan terkait produk akan disosialisasikan kepada pelanggan. Demikian juga terkait perubahan proses produksi akan disosialisasikan kepada karyawan. Dokumen – dokumen terkait dengan perubahan harus diamandemen.
Desain & Pengembangan Produk (Klausul 8.3)
Perusahaan melakukan inovasi produk sesuai keinginan pelanggan. Proses desain dan pengembangan produk adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan menerima informasi dari pasar akan kebutuhan produk dengan persyaratan tertentu, atau menerima permintaan dari pelanggan, 2. Perusahaan akan melakukan evaluasi: biaya‐manfaat, sumberdaya,
keselarasan dengan proses produksi yang telah ada, potensi gangguan terhadap merek produk yang telah ada, 3. Perusahaan membuat resep produk dan melakukan uji coba 4. Bahan – bahan yang digunakan tidak menggunakan bahan pengawet 5. Perusahaan mendesain kemasan 6. Perusahaan melakukan uji coba pasar 7. Apabila permintaan pasar besar maka dilakukan produk massal 8. Kinerja produk dipantau melalui Catatan Pengiriman Barang (Form 4). Pengendalian pemasok. (Klausul 8.4) Perusahaan mencatat pemasok dalam Daftar Pemasok (Form B) a. Pemasok garam
Pemasok garam adalah petani garam dari Tejakula, Amet dan Kusamba
7 | P a g e
Perusahaan secara berkala melakukan kunjungan lapangan untuk melihat proses produksi bahan baku untuk menilai kualitas bahan baku yang akan di produksi
Garam yang dipasok harus bebas merkuri dan logam berat dan bersih Nama – nama pemasok garam dicatat pada Catatan Pasokan Bahan
Baku (Form 1) b. Pemasok Bumbu Perusahaan membeli bumbu untuk garam dengan variasi rasa. Bumbu harus bebas cemaran, bersih dan higenis. Nama – nama pemasok bumbu dicatat pada Catatan Pasokan Bahan Baku (Form 1) a. Pemasok kemasan Desain kemasan dan bahan ditentukan oleh perusahaan Kemasan disimpan rapid dan terhindar dari kerusakan karena lembab atau kotor Penyediaan produk (Klausul 8.5) a. Pengendalian produk (Klausul 8.5.1) Proses produksi dikendalikan melalui persyaratan sebagai berikut : Pengendalian produk di lakukan melalui HACCP (Klausul 6,1) Bahan baku garam tidak boleh mengandung merkuri dan logam berat; bahan baku direndam dan diaduk aduk untuk memisahkan kotoran sekaligus memastikan tidak ada cemaran merkuri dan logam berat Produksi dilakukan sesuai persyaratan SNI 3556:2010
Lingkungan dan cara produksi diperiksa oleh dinas kesehatan setempat secara berkala
Penerapan HACCP di inspeksi oleh pihak independent secara berkala.
b. Identifikasi dan mampu telusur produk (Klausul 8.5.3)
produk perusahaan diidentifikasi melalui kode produksi dicantumkan pada kemasan dan setiap surat jalan delivery mencantumkan juga kode produksi.
Kode produksi menunjukan asal bahan baku, tanggal mulai produksi dan pengemasan. Rekaman terkait penelusuran produk dicatat dalam Catatan Produksi (Form 2) dan Catatan Pengiriman Barang (Form 4). c. Properti milik pelanggan (Klausul 8.5.4) Tidak ada barang milik pelanggan ditempat produksi. d. Preservasi (Klausul 8.5.4) Perusahaan menyimpan produk jadi di gudang. Persyaratan gudang bebas dari hewan, serangga, bersih dan kering. Status produk di gudang penyimpanan di catat dalam Catatan Gudang (Form 3).
e. Penanganan paska layanan (Klausul 8.5.5)
Penanganan paska layanan diberikan oleh perusahaan sesuai PO. Pelanggan akan mengembalikan barang apabila barang tidak sesuai keinginan pelanggan.
f. Pengendalian perubahan (Klausul 8.5.6)
Penambahan produk dilakukan dengan tetap mengacu persyaratan SNI 3556:2010 dan ketentuan persyaratan dinas kesehatan setempat.
Pelepasan produk (klausul 8.6)
Produk yang telah selesai dikemas dan diperiksa oleh manajer untuk memastikan produk yang dikirim sesuai permintaan pelanggan melalui PO (Purchase Order). Pengiriman ke pelanggan dilengkapi dengan surat jalan yang didalamnya berisikan informasi lot produksi. Rekaman pelepasan produksi dicatat dalam Catatan Pengiriman Barang (Form 4)
Penanganan ketidaksesuaian (Klausul 8.7)
Untuk mencegah ketidaksesuain terhadap SNI 3556:2010 maka pemeriksaan bahan baku sangat penting. Bahan baku yang tercemar merkuri atau logam
9 | P a g e
Penanganan ketidaksesuaian bahan baku direkam dalam Catatan Pasokan Bahan Baku. (Form 1)
Saat proses memasukan barang ke mobil angkutan, manajer melakukan pemeriksaaan fisik kemasan. Kemasan yang rusak harus dipisahkan dan diganti dengan kemasan yang lebih baik. Penanganan ketidaksesuaian bahan baku direkam dalam Catatan Pengiriman Barang (Form 4). Produk yang dikembalikan oleh pelanggan karena tidak sesuai pesanan direkam dalam Catatan Pengembalian Produk (Form 5).
Bab VI – EVALUASI KINERJA
(Klausul 9) Pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi (Klausul 9.1.1) Kinerja mutu produk dilakukan melalui analisa catatan – catatan, komunikasi dengan pelanggan, pengujian dan sertifikasi, pemantau kebersihan dan cara – cara produksi yang baik. Kepuasan pelanggan (Klausul 9.1.2)Pengukuran yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan dilakukan melalui komunikasi dengan pelanggan, analisa dan evaluasi catatan pengiriman barang, daftar pelanggan dan catatan pengembalian produk.
Evaluasi dan analisis (Klausul 9.1.3)
Catatan – catatan yang dianalisa untuk keperluan evaluasi pencapaian sasaran mutu antara lain : 1. Daftar Pelanggan (Form A) 2. Catatan Penerimaan Bahan Baku (Form 1) 3. Catatan Produksi (Form 2) 4. Catatan Pengiriman Barang (Form 4) 5. Catatan Pengembalian Produk (Form 5) Audit internal (Klausul 9.2) a. Tujuan dan persyaratan (klausul 9.2.1) Tujuan audit dilakukan untuk memastian SMM terpelihara dan diterapkan di lingkungan CV.BALI KULKUL dengan efektif. b. Pelaksanaan audit (Klausul 9.2.2)
11 | P a g e
Audit dilakukan pada proses manajemen mutu mulai dari penerimaan bahan baku sampai pengiriman yang mencakup kesesuaian terhadap penerapan SNI 3556:2010, penerapan HACCP, pemeriksaan fasilitas kerja dan pemeriksaan lingkungan kerja. Surveyor Indonesia mengeluarkan laporan audit yang mencakup : kriteria, hasil pengamatan dan temuan audit. Ketidaksesuaian yang ditemukan saat pelaksanaan audit dilakukan koreksi dan tindakan korektif agar tidak terulang kembali.
Rencana, program dan rekaman pelaksanaan audit di rekam dalam Catatan Audit dan Pemeriksaan (Form C)
Tinjauan manajemen (Klausul 9.3.1)
Pimpinan perusahaan melakukan kegiatan tinjauan manajemen pada waktu yang ditetapkan setelah audit internal untuk memastikan kesesuaian, dan efektifitas pelaksanaan sistem manajemen mutu. a. Masukan tinjauan manajemen (Klausul 9.3.2) Tinjauan manajemen dilakukan untuk membahas, antara lain: Status tindaklanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya Perubahan isu internal atau isu eksternal Informasi dan umpan balik dari pemangku kepentingan yang relevan Pencapaian sasaran mutu Hasil audit dan pemeriksaan Surveyor Indonesia Kinerja pemasok bahan baku b. Keluaran tinjauan manajemen (Klausul 9.3.3) Keluaran tinjauan manajemen ialah keputusan untuk: Perbaikan kegiatan kerja Perlu atau tidakperlunya perubahan SMM Peningkatan sumberdaya (alat, fasilitas) Perbaikan lingkungan kerja
Bab VII – PERBAIKAN BERKELANJUTAN
(Klausul 10)Perusahaan senantiasa melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Perbaikan berkelanjutan mencakup antara lain : a. Inovasi produk b. Perbaikan HACCP Ketidaksesuaian dan tindakan korektif (Klausul 10.2)
Ketentuan penanganan ketidaksesuaian dan tindakan korektif ditetapkan sebagai berikut: 1. Ketidaksesuaian dapat diketahui antara lain melalui : Inspeksi HACCP Inpeksi lingkungan kerja Audit internal Keluhan/komplain pelanggan 2. Ketidaksesuaian ditindaklanjuti oleh perusahaan melalui evaluasi dan analisa penyebab ketidaksesuaian dan merencanakan tindakan koreksi dan tindakan korektif
3. Penanganan ketidaksesuaian direkam dalam Catatan Audit dan Pemeriksaan (Form C).
Peningkatan berkelanjutan (Klausul 10.3)
Dari hasil tinjauan manajemen, laporan ketidaksesuaian, masukan dari pemangku kepentingan, maka perusahaan melakukan perbaikan – perbaikan pelaksanaan sistem manajemen mutu.
Rekaman pelaksanaan peningkatan berkelanjutan dalam bentuk foto, video atau Catatan Tinjauan Manajemen dan Peningkatan berkelanjutan (Form D).