• Tidak ada hasil yang ditemukan

26 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "26 Universitas Kristen Petra"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian dengan metode kuantitatif kausal. Metode kuantitatif ini merupakan penelitian yang sifatnya dapat dihitung jumlahnya dengan menggunakan metode statistik (Kuncoro, 2004).

Pendekatan kuantitatif menekankan pada keluasan informasi (bukan kedalaman) sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas, sehingga data atau hasil riset dianggap mewakili dari seluruh populasi (Sugiyono, 2004).

Desain penelitian kausal merupakan pendekatan yang bertujuan untuk mendapatkan bukti hubungan sebab-akibat atau pengaruh variabel-variabel penelitian. Menururt Umar (2002), penelitian kausal merupaka penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya, atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Jenis penelitian kausal ini digunakan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand awareness, brand experience, dan word of mouth terhadap keputusan purchase decision Baskhara Futsal Arena Surabaya.

3.2. Gambaran Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/sumber yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010, p.115). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen di Baskhara Futsal Arena Surabaya.

3.2.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010, p.116), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil merupakan kesimpulan untuk populasi, maka dari itu sampel harus benar-benar mewakili.

Karena konsumen dari Baskhara Futsal Arena Surabaya (BFAS) banyak, maka

(2)

akan diambil sampel yang dapat mewakili. Karena populasi yang dimiliki tidak terbatas, maka akan diambil ukuran sampel minimum dalam penelitian yaitu sebanyak 100 responden (Susila dan Fatchurrohman, 2004, p. 88).

Teknik sampling yang akan digunakan adalah non-probability sampling yaitu purposive sampling. Menurut Sugiyono (2004), non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Penelitian ini menggunakan sampel dari konsumen yang pernah bermain futsal di Baskhara Futsal Arena Surabaya dan memiliki usia 16 tahun ke atas.

3.3. Definisi Operasional Variabel

Menurut Cooper dan Schindler (2014), definisi operasional merupakan definisi yang menyangkut kriteria yang spesifik dan digunakan dalam pengujian atau pengukuran. Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Dalam definisi operasional akan memberikan batasan atau ciri dari variabel dengan lebih rinci. Jadi harus ada penjabaran secara lebih rinci dari masing-masing variabel yang akan diamati. Variabel yang akan diteliti adalah brand awareness, brand experience, word of mouth dan purchase decision.

3.3.1. Variabel Independen (X)

Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi perubahan dalam variabel tidak bebas dan dapat menjadi penyebab dari timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2015). Variabel independen dalam penelitian ini adalah brand awareness, brand experience, dan word of mouth.

3.3.1.1. Brand Awareness (X1)

Variabel independen yang pertama adalah brand awareness. Brand awareness sendiri dapat diartikan sebagai kesanggupan seorang responden untuk mengenali dan mengingat kembali bahwa Baskhara Futsal Arena adalah tempat lapangan futsal yang berada di Surabaya. Dalam brand awareness terdapat 4 indikator (Dissanayake dan Perera, 2013), yaitu:

(3)

1. Brand Knowledge, diukur dengan pengetahuan konsumen tentang keunggulan fasilitas dari Baskhara Futsal Arena.

2. Brand Recognition, diukur dengan konsumen yang dapat membedakan berbedanya kelengkapan fasilitas futsal yang dimiliki Baskhara Futsal Arena dengan lapangan futsal lainnya.

3. Brand Recall, diukur dari Baskahara Futsal Arena yang merupakan lapangan futsal terbaik yang ada di Surabaya.

4. Brand Familiarity, diukur dari pengenalan konsumen dari merek Baskhara Futsal Arena melalui ciri khas tertentu sehingga ada kedekatan antara konsumen dengan Baskhara Futsal Arena.

3.3.1.2. Brand Experience (X2)

Variabel independen kedua adalah brand experience. Brand experience sendiri adalah sensasi, perasaan, kognisi dan tanggapan yang muncul dari konsumen pada Baskhara Futsal Arena. Rangsangan bisa muncul dari konsumen setelah melakukan kontak langsung atau tidak langsung dengan Baskhara Futsal Arena. Menurut Brakus et al. (2009) terdapat empat dimensi untuk mengukur brand experience, yaitu :

1. Sensory : menciptakan pengalaman melalui penglihatan, suara, sentuhan, bau, dan rasa terhadap Baskhara Futsal Arena. Hal tersebut dapat diukur dari:

a. Design gedung Baskhara Futsal Arena yang menarik.

b. Lokasi lapangan Baskhara Futsal Arena yang jauh dari jalan raya sehingga meminimalkan suara gaduh dari jalan raya.

c. Kondisi lapangan dari Baskhara Futsal Arena yang tidak berdebu saat digunakan.

d. Fentilasi udara yang dimiliki Baskhara Futsal Arena sudah memadai.

2. Affective : pendekatan perasaan dengan mempengaruhi suasana hati, perasaan dan emosi terhadap Baskhara Futsal Arena. Hal tersebut dapat diukur dari:

a. Kesenangan setelah bermain di Baskhara Futsal Arena

(4)

c. Kebanggan setelah bermain di Baskhara Futsal Arena

3. Behavioral : menciptakan pengalaman secara fisik, tingkah laku, dan gaya hidup terhadap Baskhara Futsal Arena. Hal ini dapat diciptakan melalui:

a. Adanya kompetisi yang diadakan di Baskhara Futsal Arena.

b. Menjadikan bermain futsal di Baskhara Futsal Arena sebagai gaya hidup.

4. Intellectual : menciptakan pengalaman yang mendorong konsumen terlibat dalam pemikiran seksama mengenai keberadaan merek Baskhara Futsal Arena. Hal ini dapat diukur dari:

a. Baskhara Futsal Arena memiliki brand identity (logo, nama, warna, dan tipografi) yang sesuai dalam bisnis lapangan futsal.

b. Baskhara futsal Arena memiliki fasilitas pemain yang lengkap, yaitu dilengkapi dengan ruang ganti dan loker yang tidak dimiliki oleh kompetitor.

3.3.1.3. Word of Mouth (X3)

Definisi dari word of mouth merupakan informasi mengenai Baskhara Futsal Arena yang diteruskan dari konsumen ke konsumen lainnya. Menururt Lung- Yu Chang et al (2010) word of mouth dapat dilihat dari beberapa indikator seperti :

1. Pesan yang disampaikan merupakan pesan yang positif. Informasi mengenai Baskhara Futsal Arena positif sehingga membuat konsumen tertarik untuk bermain di Baskhara Futsal Arena.

2. Isi pesan dapat dipercaya. Informasi mengenai Baskhara Futsal Arena dapat sesuai dengan kenyataan sehingga informasi yang diterima dapat dipercaya.

3. Pesan yang disampaikan dapan menjawab kebutuhan. Informasi mengenai Baskhara Futsal Arena menjawab kebutuhan akan lapangan futsal yang terbaik.

3.3.2. Variabel Dependen (Y)

Variebel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015). Dalam penelitia ini memiliki variabel dependen yaitu purchase decision.

(5)

3.3.2.1. Purchase Decision (Y)

Keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen merupakan titik puncak saat melakukan transaksi setelah bermain di Baskhara Futsal Arena. Hal tersebut merupakan kesediaan konsumen sendiri untuk menentukan pilihannya dan membayar sesuai apa yang didapatkan di Baskhara Futsal Arena. Menurut Suharno (2010) purchase decision dapat diukur dari :

1. Adanya rekomendasi, mendapat dorongan dari orang lain untuk bermain di Baskhara Futsal Arena.

2. Ramai diperbincangkan, merasa tertarik dengan hal baru yang diperbincangkan orang lain dan ingin mencoba untuk bermain futsal di Baskhara Futsal Arena.

3. Kualitas produk, tertarik oleh kualitas dan kelengkapan fasilitas yang dimiliki oleh Baskhara Futsal Arena.

3.4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen yang bermain futsal di Baskhara Futsal Arena Surabaya (BFAS) yang berjumlah 100 orang. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah brand awareness, brand experience, word of mouth, dan purchase decision.

3.5. Sumber dan Jenis Data

Menurut Sugiyono (2009), sumber data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misal lewat orang lain atau dokumen.

3.5.1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung melalui survei lapangan yang dilakukan dengan menyebarkan angket. Data primer yang diperoleh peneliti adalah dari jawaban angket kepada konsumen Baskhara Futsal Arena Surabaya yang sesuai dengan karakteristik populasi.

(6)

3.5.2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti atau data yang diperoleh dalam bentuk buku literatur, jurnal pemasaran, internet, dan keterangan-keterangan publikasi lainnya.

3.6. Metode dan Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara untuk mengumpulkan atau mendapatkan data dari fenomena empiris (Silalahi, 2009). Proses pengambilan data dilakukan melalui wawancara yang dilakukan dengan bantuan angket kepada responden untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah Non-Probability Sampling jenis Purposive Sampling, dimana sampel diambil berdasarkan responden yang mudah ditemui dan mau untuk bekerja sama.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan survey lapangan untuk memperoleh data primer dengan menyebarkan angket kepada 100 responden untuk mengetahui brand awareness, brand experience, dan word of mouth di Baskhara Futsal Arena Surabaya. Penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu (Siregar, 2013).

Gambaran skala Likert adalah sebagai berikut : Sangat Setuju = skor 5

Setuju = skor 4 Cukup Setuju = skor 3 Tidak Setuju = skor 2 Sangat Tidak Setuju = skor 1 3.7. Teknik Analisis Data

Analisis data dari penelitian ini dilakukan menggunakan program IBM SPSS statistics 20.

(7)

3.7.1. Uji Instrumen Data 3.7.1.1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan uji instrumen data untuk mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur apa yang ingin diukur (Prayitno, 2014). Suatu item dapat dikatakan valid ketika ada korelasi yang signifikan dengan skor totalnya.

Item biasanya merupakan pernyataan yang ditujukan kepada responden menggunakan angket.

Pengujian validitas item dalam penelitian ini menggunakan korelasi Pearson, yaitu dengan melihat tingkat korelasi antara masing-masing pernyataan dalam suatu variabel. Dasar dari pengambilan keputusan yaitu:

1. Jika rhitung positif, serta rhitung ≥ rtabel, maka variabel tersebut valid.

2. Jika rhitung tidak positif, serta rhitung < rtabel, maka variabel tersebut tidak valid.

3.7.1.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi dari alat ukur yang biasanya menggunakan angket, suatu angket dikatakan reliabel apabila jawaban seorang sampel terhadap pernyataan bersifat konsisten jika pengukuran diulang kembali dari waktu ke waktu (Prayitno, 2014). Uji reliabilitas dilakukan dengan metode Cronbach’s Alpha, dimana 0,6 sebagai batas minimum nilai reliabilitas.

Berikut langkah-langkah dalam pengujian reliabilitas:

1. Mencari rhasil.

2. Pengambilan keputusan.

Jika ralpha positif dan ralpha > 0,6, maka variabel tersebut reliabel.

Jika ralpha tidak positif dan ralpha < 0,6, maka variabel tersebut tidak reliabel.

3.7.2. Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2015), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa membuat kesimpulan yang berlaku sebagai generalisasi. Analisis deskriptif dalam penelitian ini

(8)

mengetahui frekuensi rata-rata jawaban responden terhadap masing-masing pernyataan pada setiap variabel maupun dimensi dari variabel tersebut.

3.7.3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan uji kelayakan dari data penelitian untuk mengetahui adanya penyimpangan dari analisis model regresi linier berganda yang digunakan (Prayitno,2014). Dalam uji asumsi klasik terdapat berbagai asumsi yang digunakan yaitu uji normalitas, uji multilinieritas, uji heterokedastistas, dan uji autokorelasi.

3.7.3.1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan data yang digunakan untuk mengetahui apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak (Priyatno, 2014). Penelitian dalam uji normalitas ini menggunakan metode One Sample Kol-mogorov-Smirnov Test untuk mengetahui apakah berdistribusi secara normal. Hipotesis uji normalitas:

H0: Berdistribusi normal H1: Berdistribusi tidak normal

Penelitian ini menggunakan uji dengan tingkat signifikansi 5%. Jika nilai sig ≥ alpha maka berarti H0 diterima atau residual berdistribusi normal.

3.7.3.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas artinya antar variabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna (Priyatno, 2014). Asumsi model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna diantara variabel bebasnya.

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,1, maka Ho diterima, yang berarti tidak terdapat multikolinieritas dalam data.

3.7.3.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi (Priyatno, 2014). Asumsi regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Rank Spearman pada program SPSS yaitu dengan

(9)

membanding-kan antara residual dengan seluruh variabel bebas. Jika korelasi rank spearman menghasilkan nilai signifikansi>0,05 (α=5%), maka disimpulkan dalam model regresi tidak ada heteroskedastisitas.

3.7.4. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Priyatno (2014), analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen. Dalam penelitian ini regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel indenpenden (bebas) yaitu brand awareness, brand experience dan word of mouth terhadap variabel dependen (terikat) yaitu purchase decision.

Persamaannya adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e (3.1)

Y = Variabel Dependen (Purchase Decision)

a = Konstanta

b1,b2, dan b3 = Koefisien Regresi

X1 = Variabel Independen (Brand Awareness) X2 = Variabel Independen (Brand Experience) X3 = Variabel Independen (Word of Mouth) e = Tingkat Kesalahan (Error Term) 3.7.5. Pengujian Hipotesis

3.7.5.1. Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel indenpen secara serantak terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak (Priyatno, 2014). Untuk mengetahui apakah variabel-variabel brand awareness (X1), brand experience (X2) dan word of mouth (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel purchase decision (Y), digunakan uji F:

H0 : b1 = b2 = b3 = 0

Artinya brand awareness, brand experience dan word of mouth secara serentak tidak berpengaruh terhadap purchase decision.

H1 : b1, b2 & b3 ≠ 0

(10)

Artinya brand awareness, brand experience, dan word of mouth secara serentak berpengaruh terhadap purchase decision. Uji F ini dilakukan dengan penghitungan nilai statistik F dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Kriteria keputusan:

H0 diterima dan H1 ditolak jika Fhitung ≤ Ftabel H0 ditolak dan H1 diterima jika Fhitung > Ftabel Tingkat signifikansi:

Jika sig > 0,05 maka H0 diterima Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak

3.7.5.2. Pengujian Secara Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak (Priyatno, 2014). Untuk mengetahui apakah variabel-variabel brand awareness (X1), brand experience (X2) dan word of mouth (X3) secara parsial berpengaruh terhadap variabel purchase decision (Y), digunakan uji t:

1. Merumuskan hipotesis statistik

H0: bi = 0, artinya suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen, maka variabel bebas Xi tidak mempengaruhi variabel terikat Y.

H1: bi ≠ 0, artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Berarti, variabel bebas Xi mempengaruhi variabel terikat Y.

2. Menentukan nilai krisis (ttabel)

t tabel dapat dicari pada a = 5% : 2 = 2.5% atau 0,025 (uji dua sisi) dengan derajat koefisien (df) n-k-1, n adalah jumlah angket yang disebarkan dan k adalah jumlah variabel independen.

3. Kriteria keputusan

H0 diterima dan H1 ditolak jika thitung ≤ ttabel.

H0 ditolak dan H1 diterima jika thitung > ttabel Tingkat signifikansi:

Jika sig > 0,05 maka H0 diterima Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak

Referensi

Dokumen terkait

Relapse Prevention Therapy merupakan terapi menejemen diri yang dibuat untuk mencegah relapse pada area perilaku adiksi dan fokus pada masalah yang penting dari membantu

Baik untuk roadmap air bersih, roadmap air limbah, maupun roadmap persampahan untuk setiap subjek yang dibuat dapat di”klik” dan akan langsung terhubung dengan

Analisis dengan membandingkan volume arus kendaraan hasil pembebanan (volau) terhadap volume arus kendaraan data sekunder sebagai data masukan (ul2) untuk setiap

Dalam pelaksanaan proses pendidikan tidak menutup kemungkinan jika terjadi sebuah kegagalan. Kegagalan yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh kurangnya kemampuan

Berangkat dari permasalahan-permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS yang

Untuk keterangan lain mengenai penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permainan bekel dan permainan tradisional lain dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.

Meskipun kami menyadari bahwa pedoman ini masih jauh dari kesempurnaan, kami tetap mengharapkan pedoman ini dapat menjadi acuan standar STIM Nitro, yang dapat digunakan

Pada kegiatan pengabdian ini bermitra dengan warga di Lingkungan Pekapuran RW 01 yang masuk ke dalam Kelurahan Banten dimana peserta yang hadir adalah peserta