• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat 5.1.1 Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian

Kecamatan Cisurupan terletak kurang lebih 18 Km dari Ibu Kota Kabupaten Garut dengan ketinggian tempat berkisar antara 900-1.215 meter persegi diatas permukaan laut. Berikut peta Kecamatan Cisurupan telihat pada Gambar 2.

Sumber : Buku Monografi Kec. Cisurupan (2009)

Gambar 2. Peta Lokasi Kec. Cisurupan Batas wilayah Kecamatan Cisurupan sebagai berikut :

● Utara berbatasan dengan Kecamatan Sukaresmi

● Timur berbatasan dengan Kecamatan Cigedug dan Bayongbong

● Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cikajang

● Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung

(2)

5.1.2 Kondisi Sosial Ekonomi Mayarakat

Jumlah penduduk Kecamatan Cisurupan Tahun 2010 sebanyak 94.812 orang, yang terdiri dari 48.039 orang laki-laki dan 46.773 orang perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 34.478 KK.

Sumber : Buku Monografi Kec. Cisurupan (2009)

Gambar 3. Jumlah Penduduk Cisurupan Laki-laki dan Perempuan Sedangkan berdasarkan kelompok umur, penduduk Cisurupan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Cisurupan berdasarkan Kelompok Umur

Sumber : Buku Monografi Kec. Cisurupan (2009)

Kecamatan Cisurupan memiliki luas ± 4.521, 04 ha memiliki kepadatan penduduk rata-rata sebesar 1.089,77 jiwa/km

2

. Wilayah Kecamatan Cisurupan meliputi..RW, RT, dan Dusun yang sebagian besar dari luas wilayahnya adalah pertanian. Ekonomi masyarakat atau daya beli masyarakat Kecamatan Cisurupan dapat diketahui dari lapangan usaha penduduk.

49% 51%

Laki-laki Perempuan

No Kelompok Umur (Tahun)

Jumlah

Orang Persen

1 0-14 34.977 36,89 %

2 15-64 55.949 59,01 %

3 >65 3.886 4,10 %

Jumlah 94.812 100 %

(3)

.

Sumber : Buku Monografi Kec. Cisurupan (2009)

Gambar 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Lapangan Usaha

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa mata pencaharian penduduk mayoritas berusaha disektor pertanian, baik di lahan milik sendi (berperan sebagai petani pemilik tanah) kurang lebih sekitar 10,41 % ataupun dilahan milik orang lain(bereperan sebagai petani penggarap tanah, petani penyakap, buruh tani) kurang lebih sekitar 10,48 %. Dengan demikian pendapatan perkapita masyarakat Cisurupan sangat dipengaruhi dengan oleh pertanian.

Penduduk lainnya bermata pencaharian sebagai pedagang, buruh, PNS, pengrajin/

industri kecil, TNI/ POLRI, pensiunan, peternak, jasa dan lain-lain.

5.2 Karakteristik Responden

Lokasi penelitian di Kabupaten Garut yaitu di Kecamatan Cisurupan, merupakan kecamatan pengahasil susu segar sapi perah di Kabupaten Garut.

Identitas responden dalam penelitian ini meliputi beberapa aspek yang dilihat yaitu umur responden, tingkat pendidikan, jenis kelamin, jumlah kepemilikan 3 ekor sapi. Karakteristik peternak digunakan untuk mengetahui bagaimana cara peternak dalam mengelola usaha ternak sapi perah.

10,48%

10,41%

9,46%

5,65%

5,53%

4,56%

1,40% 0,95%

0,77%

0,64%

0,32% 0% Buruh tani Petani

Buruh Serabutan

Pedagang

Peternak

Jasa Angkutan

Petani Penggarap

(4)

5.2.1 Umur Peternak Responden

Peternak yang dipilih sebagai responeden dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang peternak sapi perah dari 6 desa di Kecamatan Cisurupan yaitu, Desa Cisurupan, Desa Balewangi, Desa Cisero, Desa Sukatani, Desa Sukawargi, dan Desa Sirnajaya. Secara umum rata-rata umur petani responden dari 6 desa berumur 25-75 tahun. Umur peternak responden termuda berumur 25 tahun, sedangkan umur petermak responden tertua berumur 75 tahun.

Sumber : Laporan Buku Tahunan KUD Mandiri Cisurupan (2009)

Gambar 5. Jumlah Peternak Responden Anggota KUD Cisurupan berdasarkan Umur Responden

Berdasarkan Gambar 5. dapat dilihat bahwa persentase terbesar berada pada kelompok unur 37-47, yaitu sebanyak 16 orang (53,33%), sedangkan persentase terbesar kedua berada pada kelompok umur 25-37 tahun, yaitu sebanyak 11 orang (36,67%) dan sisanya berada pada kelompok umur 47-75 tahun, yaitu sebanyak 3 orang (10%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peternak responden yang beternak sapi perah adalah peternak yang cukup berpengalaman. Peternak tersebut biasanya mampu mengambil keputusan dalam menghadapi resiko produksi dalam usaha ternak.

53,33%

36,67%

10 %

37-47 tahun 25-37 tahun 47-75 tahun

(5)

5.2.2 Tingkat Pendidikan Peternak

Tingkat pendidikan yang ditempuh seseorang akan mempengaruhi bagaimana cara peternak berpikir dan bertindak. Tingkat pendidikan yang diukur dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan formal. Tingkat pendidikan peternak responden meliputi tamat SD, tamat SMP, tamat SMA. Struktur tingkat pendidikan peternak responden tersebut yang dapat dilihat

Sumber : Laporan Buku Tahunan KUD Mandiri Cisurupan (2009)

Gambar 6. Jumlah Peternak Responden Anggota KUD Cisurupan berdasarkan Tingkat Pendidikan

Hasil wawancara dengan peternak responden yang ditunjukkan pada Gambar 6, menunjukkan bahwa sebagian besar petrenak responden hanya berpendidikan hingga SD, yaitu sebanyak 15 orang (50 %). Kemudian tamat SMP sebanyak 9 orang (30 %). Selanjutnya tamat SMA sebanyak 6 orang (20 %). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan peternak responden tergolong masih cukup rendah.

5.2.3 Lama Beternak Peternak

Lamanya beternak yang dilakukan seseorang akan mempengaruhi bagaimana cara peternak mengambil suatu keputusan dalam produksi usaha ternak. Lama tidaknya peternak dalam beternak bisa menunjukkan tingkat pengalamannya dalam menghadapi berbagai resiko dalam beternak.

50%

30%

20%

SD SMP SMA

(6)

Sumber : Hasil Wawancara dengan Peternak Anggota KUD Cisrupan

Gambar 7. Jumlah Peternak Responden Anggota KUD Cisurupan berdasarkan Lama Beternak

Hasil wawancara dengan peternak responden yang ditunjukkan pada Gambar 7, menunjukkan bahwa sebagian besar petrenak responden sudah cukup berpengalaman dalam beternak sapi perah, hal ini terlihat dari cukup lamanya usaha mereka dalam beternak sapi perah yaitu dengan pengalaman beternak selama 5- 10 tahun sebanyak 16 orang (53 %). Kemudian pengalaman beternak selama 0-5 tahun sebanyak 11 orang (37 %). Selanjutnya pengalaman beternak lebih dari 10 tahun sebanyak 3 orang (10%). Hal ini menunjukkan bahwa para peternak sudah cukup berpengalaman dalam beternak sapi perah.

5.3 Profil dan Keanggotaan KUD Mandiri Cisurupan 5.3.1 Profil KUD Mandiri Cisurupan

Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Cisurupan beralamat di Jln. Raya Cisurupan Km.12 Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut. KUD Cisurupan telah berbadan hukum didasarkan pada No. 4827 C/BH/KWK/10/14. Saat ini KUD Cisurupan dipimpin oleh H. Ishak Maliki sebagai ketua dan jabatan sekretaris oleh Nyanyang Suhersa serta Ahmad Endang sebagai bendahara. KUD Mandiri Cisurupan memiliki pihak pengawas yang dipimpin oleh Maman Sukmana.

Dalam menjalankan usahanya manajemen KUD Mandiri Cisurupan dibantu oleh

30%

60%

10%

0-5 tahun 5-10 tahun > 10 tahun

(7)

65 karyawan dan pada umumnya karyawan yang diperkerjakan di KUD Mandiri Cisurupan merupakan masyarakat sekitar KUD Mandiri Cisurupan. Karyawan KUD Mandiri Cisurupan yang terdiri dari 65 karyawan terdiri dari beberapa bagian diantaranya: 2 orang tim manajemen, 1 dokter hewan, 15 orang karyawan staf, 23 orang karyawan lapangan, 4 orang karyawan laboratorium, 12 orang karyawan IB/Keswan, 2 orang karyawan unit listrik, 1 orang karyawan waserda, 2 orang karyawan bengkel, 2 orang satpam/keamanan, dan 3 orang kernet. Tingkat pendidikan karyawan yang diperkerjakan di KUD Mandiri Cisurupan rata-rata lulusan SD . Tingkat pendidikan karyawan sangat mempengaruhi kualitas suatu organisasi, semakin tinggi pendidikan karyawan maka kualitas koperasi pasti akan semakin baik pula.

Untuk mempermudah pengawasan terhadap anggotanya KUD Mandiri Cisurupan membentuk kelompok-kelompok kecil dari setiap desa di Kecamatan Cisurupan. Pembentukan kelompok untuk mengefisiensikan pengelolaan organisasi yang dilakukan KUD Mandiri Cisurupan baik antar pengurus dengan anggota maupun antara anggota dengan anggota lainnya. Kelompok ini dapat dijadikan sebagi media informasi dan konsultasi yang dilakukan antar anggota dengan pengurus KUD Mandiri Cisurupan.

5.3.2 Visi dan Misi KUD Cisurupan

Visi dan misi suatu organisasi merupakan suatu sarana untuk menjaga

hubungan komunikasi pihak manajemen, antar anggota serta para stakeholder

yang memiliki kepentingan dalam kegiatan organisasi tersebut. Manfaat terbesar

dari dua pernyataan ini dapat dijadikan sebagai alat manajemen strategis yang

berasal dari spesifikasi mereka terhadap tujuan akhir organisasi. Visi adalah suatu

(8)

pernyataan singkat yang merupakan tujuan jangka panjang suatu organisasi yang mampu menggambarkan bentuk atau jatidiri dari organisasi yang dijalankan. Misi merupakan suatu deklarasi sikap dan pandangan. Misi yang baik memungkinkan penciptaan dan pengembangan beragam tujuan dan strategi alternative tanpa kemudian menghambat krestivitas manajemen. Selain itu, pernyataan misi perlu luas agar dapat secara efektif merekonsiliasi perbedaan di kalangan, dan menarik bagi para pemangku kepentingan (stakeholders), yaitu individu-individu dan kelompok-kelompok individu yang memiliki kepentingan atau tuntutan khusus pada organisasi atau perusahaan.

KUD Cisurupan hingga saat ini belum memiliki visi dan misi yang tertulis secara jelas. Sedangkan arahan misi organisasi yang digunakan KUD Cisurupan untuk mencapai tujuannya didasarkan pada konsep koperasi yaitu

“menyejahterakan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya”, artinya KUD Cisurupan memiliki tujuan untuk berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada anggotanya melalui unit usaha yang dijalankan, guna meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyrakat sekitarnya.

5.3.3 Keanggotaan KUD Mandiri Cisurupan

Partisipasi merupakan faktor yang paling penting dalam mendukung

keberhasilan atau perkembangan suatu organisasi. Melalui partisipasi segala aspek

yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan dapat

direalisasikan. Semua program yang akan dilaksanakan oleh manajemen

memperoleh dukungan dari semua unsur atau komponen dalam organisasi. Dalam

koperasi semua program manajemen bukan hanya perlu mendapat dukungan dari

anggota saja namun merupakan kebutuhan bagi anggotanya.

(9)

Tabel 6. Jumlah Anggota dan jumlah Simpanan Anggota

Thn

Anggota Aktif (orang)

Anggota Dilayani (orang)

Calon Anggota

(orang)

Jumlah Anggota

(orang) Jumlah Simpanan 2004 1.490 2.045 1.497 5.567 Rp. 476.148.129,00

2005 1.268 2.006 3.274 Rp. 491.302.629,00

2006 1.271 2.011 3.282 Rp. 509.480.629,00

2007 1.298 2.063 3.361 Rp. 523.407.629,00

2008 1.117 2.156 3.273 Rp. 537.334.629,00

Sumber : Laporan Data KUD Mandiri Cisurupan (2009)

Berdasarkan Laporan Tahunan KUD Mandiri Cisurupan Tahun Buku 2009, Perkembangan anggota KUD Mandiri Cisurupan cukup fluktuatif. Pada tahun 2006 jumlah anggota KUD Mandiri Cisurupan mengalami penurunan drastis yang diakibatkan oleh kondisi ekonomi yang buruk serta perubahan cuaca yang tidak menentu mengakibatkan jumlah dan kualitas susu yang dihasilkan rendah. Hal ini berdampak pada rendahnya harga susu di tingkat peternak, dan memancing para peternak untuk menjual produksi susunya ke tempat yang mampu membayar produksi susunya lebih tinggi dari KUD Mandiri Cisurupan.

Pada tahun 2007, KUD Mandiri Cisurupan mulai melakukan pembenahan sedikit demi sedikit pada manajemen koperasinya. Hal tersebut pun berdampak pada peningkatan kembali jumlah anggota secara berangsur-angsur diikuti meningkatnya kapasitas dan kualitas produksi susu yang dihasilkan.

5.4 Kondisi Umum Usaha ternak Sapi Perah KUD Mandiri Cisurupan

Usaha ternak sapi perah merupakan salah satu sumber mata pencaharian

sebagian masyarakat di Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut disamping

bertanam sayuran dan padi. Usaha ternak sapi perah merupakan kegiatan usaha

koperasi yang memiliki kontribusi besar dalam memberikan kesejahteraan bagi

(10)

anggota KUD Cisurupan. Usaha peternakan ini dilakukan secara tradisional mulai dari pengambilan pakan, perawatan hingga pemerahan. Selain sapi perah masih ada jenis ternak lain yang diusahakan diantaranya domba, kambing dan kerbau.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam unit ternak sapi perah meliputi upaya menjaga ketersediaan pakan ternak, menjaga kebersihan, kesehatan dan pelestarian keturunan ternak, menjaga kapasitas dan kualitas produksi susu, hingga pada pemasaran susu yang dihasilkan ke Industri Pengolahan Susu (IPS).

Upaya menjaga kebersihan, kesehatan dan pelestarian ternak merupakan tanggung jawab peternak, yang kemudian dibantu dengan pelayanan yang diberikan KUD Mandiri Cisurupan melalui penyuluhan, pemeriksaan kesehatan hewan dan inseminasi buatan (IB) melalui penyediaan dokter hewan keliling. Kemudian untuk menjaga kapasitas dan kualitas sangat bergantung terhadap upaya kerja sama peternak dalam menjaga kebersihan dan kesehatan ternaknya. Disamping pemberian penyuluhan, upaya pengontrolan secara berkala pun dilakukan untuk mengetahui kondisi pengelolaan ternak dilapangan.

Saat ini Industri Pengolahan Susu (IPS) menetapkan standar kualitas susu

yang akan diterima dari peternak lokal, jika standar tersebut tidak dipenuhi maka

akan dikenakan sanksi penolakan terhadap susu yang dipasok atau penalti

terhadap harga susu, dan penalti biasanya dilakukan jika kandungan bakteri yang

terdapat dalam susu melebihi standar yang ditentukan. Hal ini berdampak pada

penurunan harga susu yang diberikan Industri Pengolahan Susu (IPS). Secara

umum saat ini standar kulaitas susu yang diterapkan perusahaan meliputi

komponen Total Solid (TS), Total Plate Count (TPC), Fat (Lemak Susu), Solid

(11)

Non Fat (SNF), Freezing Point, Lactose, Ph, dan Antibiotik. Berikut rincian susu yang diterapkan : TPC (<5 juta/ml susu), TS (> 11,3), Fat (+/- 4%), SNF (+/- 8%), Freezing Point (< 0,565), Lactose ( < 4,6), Ph (<6,9), Antibiotik (-).

Hingga saat ini produksi akan susu segar dari peternak dalam negeri masih belum memenuhi kebutuhan produksi perusahaan. Masing-masing perusahaan hanya mampu meyerap kurang lebih 400-475 ton per hari susu segar dari peternak. Jumlah itu hanya memenuhi 20-25 % dari kebutuhan perusahaan, sedangkan sisanya IPS menyerap dari susu impor. Untuk memenuhi standar tersebut KUD Mandiri Cisurupan menerapkan SOP dalam pengelolaan susu mulai penerimaan dari peternak hingga pada pengiriman ke Industri Pengolahan Susu (IPS) yang menjadi target pemasaran susu segar KUD Mandiri Cisurupan.

Perkembangan jumlah kelahiran ternak sapi perah KUD Mandiri Cisurupan saat ini mencapai ± 2250 ekor sapi dengan jumlah peternak kurang lebih 1.300 orang. Berdasarkan Laporan Tahunan KUD Cisurupan Tahun Buku 2004-2009 berikut perkembangan jumlah pedet KUD Cisurupan dapat dilihat pada Gambar 7.

Sumber : : Laporan Buku Tahunan KUD Mandiri Cisurupan (2009)

Gambar 8. Perkembangan Jumlah Kelahiran Sapi KUD Mandiri Cisurupan Tahun 2006-2009

2100 2150 2200 2250 2300

2006 2007 2008 2009

Ju m lah P op u lasi

Perkembangan Kelahiran Sapi

(12)

Tingkat kelahiran sapi dari tahun 2006-2009 mengalami perkembangan

yang cukup fluktuatif. Hal ini dapat dilihat dari adanya penurunan pada tahun

2008 disebabkan terjadinya krisis ekonomi dan kondisi iklim yang tidak

mendukung, dan terjadi peningkatan kembali pada tahun 2008 hingga saat ini.

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.11 merupakan Perancangan Form data transaksi, berfungsi untuk melihat total harga penawaran untuk semua barang lelang yang diajukan oleh setiap vendor.. Di

BKKBN KPU MPR MENEG PPN DEPKEU BKKBN KPU MPR MENEG PPN DEPKEU BKN BAPETEN DPR MENKO EKUIN DEPDIKNAS PPATK BATAN DPD MENEG PAN DEPKES BNP2TKI BPLS MK MENEG POLKAM DEPKUMHAM KPK BMG

Skor 4: jika semua kriteria terpenuhi Skor 3: jika dua dari kriteria terpenuhi Skor 2: jika satu dari kriteria terpenuhi Skor 1: jika seluruh kriteria tidak terpenuhi. 3

Proyek akhir berjudul “Perencanaan dinding penahan tanahStudi kasus jembatan talangGubri - Bondowoso” telah diuji dan dinyatakan lulus dan telah disetujui, disahkan

terkejut lagi ketika beberapa bulan setelah kejadian tersebut ada beberapa orang yang datang ke pasar simo untuk menawarkan penukaran uang logam tersebut dengan harga seratus

dengan itu dapat menjadi bukti bahwa adanya peningkatan pada profesionalisme aparatur sipil negara dalam memberikan pelayanan pembuatan kartu tanda penduduk elektronik di

Pada proses pencampuran partikel keramik ke dalam matrik cair, partikel keramik SiC biasanya tidak terbasahi permukaannya oleh matrik cair atau wettability yang kurang, dan

Dengan menggunakan program komputer kita juga dapat menentukan banyaknya faktor umum berdasarkan pada banyaknya nilai eigen dari matriks korelasi R atau dari matriks varians